1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nama motif batik Makna motif batik Tahun pembuatan Nama desainer Nama pengrajin Koleksi Jenis bahan kain batik Teknik batik Ukuran Kain Batik Fungsi Kain Batik
: Bilik : Dinding Rumah yang Terbuat dari Anyaman Bambu : 10 Agustus 2010 : Rajib Nasrudin : Nuraida (salah satunya) : Batik R.P.G (Ralisha Putra Garut) : Katun Prima Garuda : Batik Tulis : 2,1 Meter (Panjang) x 1,15 Meter (Lebar) : Celana (Bawahan) , Kemeja, Sarung, Dll.
Nama : Nicholas Melky Sedekh Sianipar NIM : 13206010 LAPORAN PEMETAAN OBJEKTIF-ILMIAH DAN INVESTIGASI
1. Kronologis Investigasi Kain Batik Garut Pada tanggal 22 Juli 2011 , saya dan beberapa teman yang mengikuti kuliah Sejarah Desain melakukan survey langsung di tempat (on the spot) terhadap Batik Tulis Garut. Pertama kali, saya menghubungi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Garut agar mendapat rujukan yang tepat mengenai lokasi galeri batik yang cukup terkenal di Garut. Alhasil, saya dapat mengujungi dua buah tempat galeri batik yaitu : Batik RM dan Batik RGP. Kedua galeri ini memiliki kain batik berbagai motif khas Garut dan salah satunya adalah motif Bilik.
Gambar 1. Papan Nama Galeri Batik 2. Informasi Mengenai Kabupaten dan Kota Garut Kota Garut sebagai kota yang berkembang dalam bidang pariwisata terutama pariwisata alam. Namun, disisi lain Garut juga memiliki kebudayaan khas penduduknya seperti Batik. Batik Garutan merupakan salah satu dari tiga baik tradisional di Jawa Barat dan tumbuh berkembang di masyarakat.
Gambar 2. Gapura Selamat Datang Kabupaten dan Kota Garut 3. Latar Belakang Pemilik Galeri Batik Kain batik khas Garut atau yang biasa disebut Batik Garutan, merupakan perkembangan kebudayaan lokal yang tumbuh berkembang dan semakin diminati oleh wisatawan. Bahkan, saat ini batik Garutan sudah banyak dipakai oleh tokoh nasional. Ciri khas dari Batik Garutan adalah warna dasar kain yang berwarna krem muda, warna-warna cerah dan warna ungu pada sebagian motifnya. Dari hasil survey, saya tidak menemui secara langsung desainer sekaligus pemilik galeri kain batik tersebut karena yang bersangkutan juga mempromosikan batik mereka ke beberapa kota dan bahkan ke luar negeri. Batik Garutan ini memilki konsumen dari luar kota seperti Halaman 2
Gambar 3. Ibu Uba (Pemilik Batik RM) dan Pak Rajib beserta istri (Pemilik Batik RGP) 4. Teknik Pembuatan Batik Garut Berbagai batik Garut memiliki ketentuan kesulitan masing-masing. Hal ini juga yang mempengaruhi harga jual dari suatu kain batik. Teknik pembuatan batik yang ditemukan terdapat dua yaitu batik tulis dan batik cap. Pembatik tersebut juga mengakui bahwa batik printing atau cetak bukanlah batik, melainkan kain biasa. Dengan tingkat kesulitan tertentu, batik tulis dapat dijual dengan kisaran 950ribu 1,2 juta rupiah. Batik yang dibuat dengan teknik batik tulis biasanya dapt diselesaikan dalam kisaran waktu 1,5 4 bulan. Berbeda kain batik Jawa (atau Batik Jogjakarta) mereka menggunakan soga (nama pohon penghasil bahan pewarna batik) yang menghasilkan warna hitam atau kecoklatan, sedangkan batik Garutan menggunakan sedikit pewarna yang berbeda sehingga warnanya bata merah.
Gambar 4. Pengrajin Batik Garutan sedang membatik Mengenai batik Garut dengan teknik pembuatan cap, sayangnya tidak saya temukan pada survey ini. Menurut para pembatik, batik cap jarang atau sekali-sekali saja dilakukan karena pembuatannya yang mudah dan cepat. Sehari dapat dihasilkan beberapa kodi batik Garut Cap. Harga batik cap lebih murah dibandingkan batik tulis karena ongkos dan waktu pembuatannya yang jauh lebih sedikit.
Halaman 3
Gambar 5. Malam (kiri) yang digunakan untuk menulis pada batik (kanan) Pada tahap Narengreng batik ditulis pertama kali dengan malam. Kain batik di buat mengikuti pola yang sebelumnya telah dibuat oleh desainer batik. Pola lekukan motif tidak persis sama karena ditulis menggunakan tangan, namun dibuat seperti pola yang berulangulang. Setelah itu pada tahap Pananggung, ditulis kembali menggunkan canting yang berbeda untuk tulisan yang lebih tebal pada kain. Kemudian Pada tahap Nembok juga dilakukan penulisan atau penutupan warna pada kain dengan malam yang cukup tebal. Tujuan ditulisnya malam pada kain adalah menutup kain pada saat pewarnaan sehingga warna kain bisa berbedabeda mengikuti motifnya. Setelah pewarnaan, kain direbus sehingga malam tersebut melorot (meleleh) dan kain menjadi bersih kembali dari tulisan malam, inilah tahap akhirnya pembuatan batik. Rahasia kecemerlangan warna batik Garut terletak pada proses pengetelan atau penggodokan kain katun sebagai bahan dasarnya. Sebelum ditulis dengan cairan malam, sehelai kain katun mengalami proses pengetelan paling tidak selama satu bulan. kain direndam dalam campuran minyak su'uk (minyak kacang) dan air merang, lalu di-injak-injak. Setelah itu, dijemur. kalau sudah kering, proses tersebut diulang berkali-kali selama dua minggu. Dua minggu kemudian kain diembunkan, digantung tanpa terkena sengatan matahari langsung. Idealnya proses pengetelan diberi jatah waktu 40 hari. Dengan proses tersebut menghasilkan warna kain mengkilap, tidak mudah luntur, dan tahan lebih dari 100 tahun. 6. Makna Motif Bilik Batik Garutan Kota Garut pada masa lalunya terdiri dari rumah-rumah penduduk yang terbuat dari anyaman bambu. Oleh mayoritas penduduk yang bersuku sunda ini, mereka berinisiatif membuat batik dengan motif dinding rumah mereka untuk melestarikan kebudayaan rumah
Halaman 4
Gambar 6. Batik Garut motif bilik dari galeri Batik RM (kiri) dan tanda batik tulis (kanan). 7. Sejarah Batik Tulis Garutan RPG Pada tahun 1997 Bapak Rajib Nasrudin bekerja disebuah perusahaan sutra di Kabupaten Garut. Dengan modal keras dan pengalaman kerja beliau yang berkelahiran di Garut 13 Juni 1975 ini tahun demi tahun merintis berbagai peralatan tradisional yang dipergunakan untuk menenun sutra dari benang sutra hingga menjadi kain sutra. Setelah mempelajari berbagai alat tradisional dalam pengolahan dari benang sutra hingga menjadi kain yang terus akhirnya pada tahun 2001 beliau mempelajari segmen pasar dengan cara terjun langsung ke lapangan (survei) ke berbagai wilayah. Pada tahun 2002 beliau mulai mengembangkan bakat seni yaitu dalam menggambar batik tulis garutan pada katun Primisima dan kain sutra Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Adapun desain batik yang beliau buat adalah motif batik tulis garutan tempo dulu. Untuk pemasaran beliau sendiri yang memasarkannya, yang salah satunya adalah dengan menawarkan produknya ke berbagai perusahaan yang terkait dengan mengikuti juga pameran-pameran. Pada tahun 2004 beliau sudah mempunyai merk sendiri dengan nama Tenun Sutra dan Batik Tulis RPG Ralisha Putra Garut.
Gambar 7. Kartu nama batik RPG dan beberapa motif koleksi batik RPG 8. Kesimpulan
Halaman 5
Halaman 6