Anda di halaman 1dari 9

1.

Kerajinan Kain Songket

Kain songket merupakan kain tenun tradisional yang ditenun dengan tangan.
Keindahan kain songket adalah karena ditenun dengan benang berwarna emas dan
perak.Kain songket biasanya dikenakan sebagai pakaian dari acara-acara resmi.
Tidak hanya itu kain ini juga biasanya dipajang sebagai tapestry.

Kain songket biasanya memiliki cara perawatan yang cukup unik. Terdapat
beberapa kain songket yang tidak bisa dicuci. Untuk perawatannya kain songket
jenis sutera bisa dicuci dan dikeringkan dengan diangin-anginkan saja.

Sedangkan kain songket berbahan katun akan luntur jika terkena air terlalu
berlebihan. Untuk itu hindari terkena air dan keringat yang sering terjadi pada bagian
pinggang. Kain songket juga dapat disetrika tetapi jangan terlalu panas, dan setrika
di bagian dalamnya saja.

Cara penyimpanannya dengan menaruh di tempat yang kering dan tidak


terkena paparan sinar matahari langsung.
Macam-macam Kain Songket

Keindahan kain songket adalah karena ditenun dengan benang berwarna


emas dan perak. Kain songket merupakan kain tradisional khas Melayu tepatnya di
Sumatera Selatan dan Minangkabau. Kain songket juga sering digunakan sebagai
properti/aksesoris pada tarian tradisional.

Kain songket yang digunakan memiliki motif geometris abstrak murni yaitu
perulangan garis zig zag yang disebut dengan motif tumpal yang memiliki simbol
keramahan, ketertiban, dan saling menghormati.Kain songket juga biasanya
digunakan dalam acara pernikahan. Tidak hanya mempelai yang menggunakan
tetapi juga keluarga bahkan tamu menggunakan songket.

Kain songket juga umumnya digunakan untuk penari gending sriwijaya untuk
menyambut tamu kehormatan. Kain songket juga memiliki motif yang berubah-ubah.
Dalam sehelai kain songket terdapat dua sampai tiga kombinasi motif yang
menghasilkan gugusan gambar yang membuat kain semakin indah dan menarik.
Berikut adalah macam-macam kain songket yang dilansir dari buku Kamus Istilah
Tarian Melayu karya Irwan P Ratu Bangsawan:

1. Kain songket benang mas lepus dan warna-warni

2. Kain songket benang mas lepus biasa

3. Kain songket benang mas lepus jando baraes (hijau, merah, dan kuning)

4. Kain songket benang jando penganten (hijau dan merah)

5. Kain songket benang emas bungo inten

6. Kain songket benang emas tretes midar atau bidar

7. Kain songket benang emas pulir biru

8. Kain songket benang emas kembang siku hijau

9. Kain songket benang emas bungo cino

10. Kain songket benang pacik

11. Kain songket benang emas cukitan

2. Kerajinan tekat

Sebagian orang yang tidak berasal dari Riau mungkin tidak tahu dengan
kerajinan tangan bernama Tekat ini. Tekat adalah salah satu kerajinan tangan dari
Riau yang sangat indah. Tekat merupakan kerajinan yang dimana ia merekatkan
atau menyulam benang emas pada sebuah bidang kain yang lain yang telah diberi
motiv. Benang ini dijahit dengan media pemidangan. Kerajinan ini cara membuatnya
mirip dengan orang-orang yang menyulam. Berdasarkan sejarahnya, tidak diketahui
secara pasti kapan Tekat ini mulai ada. Dalam membuat Tekat terdapat beberapa
corak yang biasa digunakan. Corak-corak tersebut antara lain;

 Corak Bunga. Dalam corak bunga, biasanya yang digunakan adalah bentuk bunga
seperti bunga bakung, melati, kundur, bunga hutan, bunga dari cengkeh, setaman,
bunga serangkai, berseluk, dan beberapa bunga yang lain.
 Corak Kuntum. Kuntum juga sering digunakan sebagai motiv dalam Tetak. Beberapa
corak kuntum yang biasa digunakan antara lain; kuntum kembar, kuntum serangkai,
kuntum merekah, kuntum jeruju dan lain-lain.
 Corak daun, buah dan akar-akaran.. Daun buah dan akar-akaran biasa digunakan
untuk menghiasi motiv Tetak ini. Dengan berbagai macam bentuk daun, buah dan
akar-akaran. Pada buah misalnya, bisa digunakan corak buah delima, anggur dan
pisang-pisangan.
 Corak Hewan. Selain tumbuhan, corak hewan juga sering digunakan dalam
membuat motiv pada Tetak.
 Corak alam. Corak alam yang digunakan pada Tetak meliputi gambar awan, gasing-
gasing, dan wajit-wajit.

3. Kerajinan Batik

Batik adalah warisan budaya yang dimiliki Indonesia. Bahkan UNESCO telah
mengukuhkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan
Nonbendawi pada tanggal 2 Oktober 2009.

Bisa dibilang batik sudah seperti kain yang wajib dimiliki oleh orang
Indonesia. Kain batik sangat dekat dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat
Indonesia, bahkan hampir semua seragam sekolah dan pegawai negeri pun
menggunakan kain batik.

Batik merupakan salah satu warisan nusantara yang unik. Keunikannya


ditunjukkan dengan barbagai macam motif yang memiliki makna tersendiri. Ragam
motif batik yang dimiliki Indonesia sangatlah beragam, setiap daerah memiliki ciri
khas motif batiknya masing-masing.
Setiap goresan motif merupakan sebuah simbol yang mengandung suatu
pesan yang ingin disampaikan. Berikut pengertian batik yang telah Liputan6.com
rangkum dari berbagai sumber, Kamis (28/2/2019).

Batik adalah kain yang dilukis menggunakan canting dan cairan lilin malam sehingga
membentuk lukisan-lukisan bernilai seni tinggi diatas kain mori. Batik berasal dari
kata amba dan tik yang merupakan bahasa jawa, yang artinya adalah menulis titik.
Kalau jaman dulu disebutnya ambatik.

Dari pengertian inilah lalu dikenal batik tulis yang dilukis dengan canting. Tapi
sebenarnya batik dibuat dengan bermacam-macam metode, tidak hanya dengan
canting saja. Ambatik mengacu kepada teknik melukis titik-titik yang serba rumit.

Ada juga definisi lain yang mengatakan kalau sebenarnya kata batik itu asalnya dari
kata titik, yang lalu ditambahkan kata mba sehingga menjadi mbatik. Sehingga batik
adalah seni membuat titik, atau menitik. Dengan kata lain, batik itu adalah sebuah
metode pembuatan kain.

Jenis-jenis Kain Batik

1. Batik Tulis

Batik yang dianggap paling baik dan tradisional adalah batik tulis. Proses
pembuatannya melalui tahap-tahap persiapan, pemolaan, pembatikan, pewarnaan,
pelorodan dan penyempurnaan. Pada batik tulis sangat sulit dijumpai pola ulang
yang dikerjakan persis sama, pasti ada selintas perbedaan.

Contohnya : lengkungan garis atau sejumlah titik. Batik tulis dibuat masal dengan
standar ketetapan yang sama dari faktor tangan manusia.

2. Batik Modern

Jenis batik adalah batik modern yang dibedakan menjadi Batik Cap, Batik Kombinasi
dan Tekstil Motif Batik. Batik Cap adalah batik yang proses pembuatanya melalui
tahap-tahap persiapan, pencapaan, pewarnaan, pelorodan dan penyempurnaan.

Pelaksanaan pembuatan batik cap lebih mudah dan cepat. Kelemahan pada batik
cap ialah motif yang dapat dibuat tanpa batas atau motif-motif besar. Selain itu pada
batik cap tidak terdapat seni coretan dan kehalusan motif yang dianggap
menentukan motif batik.

Batik Kombinasi (tulis dan Cap) adalah batik yang dibuat dalam rangka mengurangi
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada produk batik cap, seperti motif besar dan
seni coretan yang tidak dapat dihasilkan dengan tangan. Dalam proses pembuatan
batik kombinasi ini memerlukan persiapan-persiapan yang rumit, terutama pada
penggabungan motif yang ditulis dan motif capnya, sehingga efisiensinya rendah
dan nilai seni produknya disamakan dengan batik cap.
Adapun proses pembuatannya melalui tahap persiapan, pemolaan (untuk motif
besar), pembatikan (motif yang tidak dapat dicap), pewarnaan, pelorodan dan
penyempurnaan.

Tekstil batik adalah motif batik yang tumbuh dalam rangka memenuhi kebutuhan
batik yang cukup besar dan tidak dapat dipenuhi oleh industri batik yang biasa.
Tekstil motif batik ini diproduksi oleh industri tekstil dengan mempergunakan motif
batik sebagai desain testilnya.

Proses produksinya dilakukan dengan sistem printing, sehingga produk tersebut


dikenal sebagai batik printing dan dapat diproduksi secara besar-besaran. Namun
demikian ciri-ciri khas yang mendukung identitas batik tradisional tidak terdapat pada
batik printing, tetapi harganya relatif murah sehingga dapat dijangkau semua lapisan
masyarakat.

3. Batik Cetak Sablon

Batik cetak ini kualitasnya dibawah batik cap. Perlu diketahui bahwa batik cetak
berbeda dengan batik printing. Pada metode cetak sablon, sebenarnya yang
mengerjakan batiknya tetap manusia, bukan mesin. Namun orang-orang masih tidak
bisa membedakan batik cetak sablon dan batik print. Sebenarnya batik cetak ini
lebih mirip dengan batik cap. Karena prosesnya menggunakan cetakan besar
bernama plangkan dan rakel. Yaitu alat yang biasa digunakan untuk sablon kaos.
Namun proses pengerjaanya lebih mudah, dan tidak menggunakan lilin malam.

4. Batik Lukis

Tipe batik ini adalah tidak dibuat menggunakan lilin atau malam. Sehingga canting
juga tidak digunakan. Batik lukis ini dilukis menggunakan kuas. Seperti lukisan pada
sebuah kanvas. Sehingga merupakan karya seni tersendiri.

Tapi jangan salah, nilai seni pada batik jenis ini juga sangat tinggi. Batik jenis ini
dibuat dengan melukiskan motif diatas kain mori menggunakan kuas dan cat
minyak.

Batik jenis ini memang jarang ditemukan, meskipun begitu, harganya biasanya
cukup mahal. Batik jenis ini dibanderol dengan harga Rp 300 ribu yang lukisannya
tidak banyak, hingga Rp 1 jutaan keatas untuk yang rumit dan berwarna-warni.

Untuk membuat batik ini, si pelukis harus berkali-kali menyelupkan kuasnya pada
cairan pewarna diatas kompor, ada juga yang langsung saja melukis diatas kain.
Ciri-ciri batik ini adalah warnanya yang mencolok, serta serat-serat kuasnya yang
kerap terlihat pada lukisan.

4. Kerajinan Sulam / Bordir

Keterampilan ragam hias sulam atau bordir sudah sejak lama di Indonesia,
diperkirakan sudah ada sejakabad ke-18 M, bahkan sudah mulai dikembangkan
dalam bentuk tradisional pada abad e-16 M. Pada waktu itu, border atau sulaman
diperkenalkan hampir keseluruh pelosok nusantara. Pada saat itu , bordir atau
sulaman diperuntukkan bagi inisial kerajaan dan untuk menghias busana para
bangsawan dan kaum ningrat.

Kerajinan sulaman sudah sejak lama dikenal oleh masyarakat Melayu Riau. Pada
masa kerajaan dahulu, anak-anak dara sudah mengerjakan kerajinan sulaman ini.
Dari mana asal perkembangannya belum ada pengkajian yang mendalam.

Istilah bordir identik dengan menyulam, karena kata "Bordir" diambil dari istilah
Inggris "Embroidery" yang artinya sulaman. Di Indonesia ada juga yang
membedakan antara sulam dan bordir.

Di Provinsi Riau secara khusus sulam sulam atau bordir yang memiliki nuansa
Melayu diperkenal kan oleh perajin, Ibu Martini Sucipto, pada tahin 1990. Pada saat
itu Ibu Martini mengembangkan sulam atau bordir dengan motif Melayu. Ciri
khasnya terlihat pada motif yang menggunakan ragam hias pucuk rebung, siku
keluang, dan lain-lain. Usaha bordir yang bernuansa melayu tersebut bernama
"UBAR" atau Usaha Bordir Ali Riau. Sejak saat itu, bordir dikembangkan didaerah
lain, meskipun masih terpengaruh oleh budaya setempat.

4. Kerajinan Anyaman

Kerajinan anyam merupakan salah satu karya seni kerajinan yang menjadi

warisan dari nenek moyang kita, yang sampai saat ini masih digunakan dalam

kehidupan sehari-hari. Kerajinan anyam merupakan hasil dari proses penyilangan

iratan bambu, rotan, daun-daunan yang dibentuk sebagai benda fungsional dengan
pola tertentu. Hampir di seluruh Nusantara terdapat home industri pengrajin barang

anyam, termasuk pulau-pulau kecil seperti pulau Kangean. Di Desa Kalinganyar

Pulau Kangean terdapat pengrajin anyam bambu dengan produk yang dihasilkan

tampah, yang akan dikebangkan desainnya menjadi berbagai macam bentuk anyam

bambu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses

pengembangan desain kerajinan anyam bambu Desa Kalinganyar Pulau Kangean?

Bagaimana bentuk pengembangan desain kerajinan anyam bambu desa

Kalinganyar pulau Kangean? bagaimana tanggapan masyarakat terhadap

pengembangan desain kerajinan anyam bambu desa Kalinganyar pulau Kangean?

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan

pengembangan R&D, menurut Sugiyono untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan pengembangan desain kerajinan anyam bambu desa Kalinganyar

pulau Kangean. Teknik pengumpulan data penelitian pengembangan ini adalah

observasi, wawancara, dan angket. Kerajinan anyam bambu desa Kalinganyar pulau

Kangean dikembangkan menjadi 12 jenis desain, diantaranya yaitu 3 jenis desain

kotak tisu, 3 jenis desain kotak pensil, 3 jenis desain tempat pensil diatas meja, dan

3 jenis desain kotak pensil. Dari hasil 12 jenis desain tersebut di validasi, dan

dilakukan uji coba produk pada 7 desain yaitu: 2 kotak tisu, 2 kotak pensil, dan 3

tempat pensil di meja. Tanggapan masyarakat pulau Kangean sangat setuju dengan

dikembangkannya desain anyam bambu di sana. Dilihat dari hasil angket

pegembangan desain kerajinan anyam bambu desa Kalinganyar pulau Kangean

yang telah dilakukan, dari 30 jumlah responden rata-rata menilai baik dan sangat

baik terhadap pertanyaan yang ditanyakan penulis pada lembar angket yang

disebarkan. Jenis pertanyaannya mengenai warna motif, motif yang digunakan pada

bentuk anyam, bentuk desain anyam bambu yang dikembangkan, kesesuaian warna
motif pada bentuk anyam bambu, dan komposisi (keseimbangan, Kesatuan,

proporsi) pada pengembangan desain anyam bambu.

5. Kerajinan ukir kayu

Kerajinan ukiran merupakan seni yang membentuk gambar hias pada kayu,
batu, atau bahan-bahan lain. Bentukan ukiran dengan bagian-bagian cekung
(kruwikan), dan bagian-bagian cembung (buledan) yang menyusun suatu gambaran
yang indah. Ornamen dari ragam hias ini merupakan hasil rangkaian yang berelung-
relung, saling menjalin, berulang, dan sambung-menyambung sehingga
mewujudkan hiasan. Relief juga merupakan seni ukir yang diciptakan dengan
berbagai tema.

Seni ukir di Indonesia banyak memanfaatkan bahan alam setempat seperti


kayu. Daya tahan dan keindahan alami kayu dimanfaatkan untuk ukiran unsur-unsur
arsitektural bangunan, seperti ukiran kayu dan papan hias tembok yang sangat
indah, contoh lain adalah bagian depan rumah Batak di Sumatera Utara.

Derah-daerah yang banyak menghasilkan kerajinan ukiran yaitu Jawa, Bali,


Toraja, dan lain-lain. Ukiran tersebut biasanya diselesaikan dengan menggunakan
berbagai pewarnaan. Zat warna merah dan emas merupakan bagian dari kerajinan
kayu dari Jawa, kayu dipernis digunakan di Palembang dan Bali.

Diantara barang-barang kerajinan kayu yang merupakan bagian penting


sehari-hari adalah perabot rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dipan, dan lain-
lain. Kadang ukiran juga dibuat untuk hiasan seperti patung ujir, topeng, dan
wayang. Selain itu juga difungsikan untuk pelengkap seperti bingkai, bakiak, dan
tempat kue.
a. Ukiran Jepara, Jawa
Kota yang terkenal sebagai kota ukiran di pulau Jawa adalah Jepara. Jepara
merupakan sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Biasanya
bahan ukiran yang digunakan sebagai media ukir adalah kayu. Sebagian besar
masyarakatnya mempunyai usaha ukiran kayu. Sehingga di kota tersbut banyak
dijumpai toko-toko yang menyediakan barang berbagai macam ukiran. Dari perabot
rumah tangga yang berukuran besar hingga hiasan yang berukuran paling kecil.
Bahan yang digunakan umumnya kayu yang berkualitas tinggi seperti kayu jati.

Ukiran Bali
Seni ukir Bali mempunyai kulitas seni motif yang khusus dan berbeda dengan
daerah lainnya. Pengaruh seni yang berkualitas namun guratannya lebih didominasi
oleh tumbuhan, binatang, bunga melati dan teratai sebagai gambaran tentang
manusia atau hewan. Bahan yang digunakan umumnya kayu yang berkualitas tinggi
seperti kayu jati.

Ukiran Asmat, Papua

Ukiran Asmat
Salah satu daerah yang terkenal dengan ukiranya dalah suku Asmat yang
berada di Pulau Papua. Ukiran suku Asmat memiliki arti tersendiri karena simbol
ukiran mengandung motif-motif yang menggambarkan rupa manusia. Di samping itu,
fungsi simbol dikaitkan dengan kepercayaan roh-roh nenek moyang mereka, dan
mempunyai pengaruh dalam kehidupan manusia. Beberapa fungsi ukiran Suku
Asmat adalah sebagai berikut :

 Melambangkan kehadiran roh-roh nenek moyang


 Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia
 Sebagai lambang kepercayaan
 Sebagai lambang keindahan yang memengaruhi sikap keluarga dalam masyarakat

Ukiran Sulawesi Selatan


Ukiran yang ada di luar rumah dan lumbung padi di daerah Tanah Toraja
memperlihatkan ukiran yang melambangkan kesuburan dan kemakmuran. Bentuk
yang sering terlihat adalah ukiran kayu kabongo "kepala kerbau" dengan tanduk asli.
Di atasnya biasanya ada burung berleher panjang seperti naga yang disebut katik.
Kabongo dan Katik melambangkan upacara tertentu. Torehan dalam bentuk pilin,
lingkaran, dan satwa pada papan bingkai diwarnai kuning melambangkan matahari
yang memberi kehidupan dan juga melambangkan kekuatan, diwarnai dengan
warna tanah. Untuk warna hitam digunakan jelaga dan kapur untuk garis putih

Anda mungkin juga menyukai