Anda di halaman 1dari 3

Siaran Pers

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Nomor: 770/sipers/A6/XII/2022

Disambut Baik Industri, Kemendikbudristek Buka Lagi Program SMK PK Skema Pemadanan Dukunga
2023

Jakarta, 6 November 2022 – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek)
melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi kembali selenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat
Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (SMK PK SPD) tahun 2023. Penyelenggaraan kembali program ini
tidak lepas dari keberhasilan pelaksanaan program serupa pada tahun 2022.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati mengatakan sebanyak 373 SMK yang tersebar di seluruh
Indonesia telah merasakan manfaat besar dari program SMK PK SPD 2022. “Manfaatnya banyak, mulai dari
sisi kurikulum yang semakin selaras dengan industri, teaching factory yang sudah berorientasi produk, guru
yang semakin banyak tersertifikasi, dan sebagainya,” ujar Dirjen Kiki saat dihubungi di Kantor
Kemendikbudristek, Jakarta, pada Selasa (6/12).

Tidak hanya itu, lanjut Kiki, program SMK PK SPD 2022 juga berhasil meraih dukungan positif dari industri yang
dibuktikan dengan tingginya minat industri untuk terlibat dalam skema pemadanaan dukungan. “Program SMK
PK SPD 2022 berhasil meraih dukungan dari 349 industri dengan total komitmen investasi dari industri sebesar
Rp439,25 miliar. Investasi tersebut ditujukan bagi 373 SMK atau rata-rata sekitar Rp1,18 miliar per sekolah,”
terang Kiki.

Bentuk komitmen industri tersebut berupa penguatan sarana dan prasarana pembelajaran sebesar Rp173
miliar, praktik kerja lapangan sebesar Rp59 miliar, pelatihan dan sertifikasi guru sebesar Rp53 miliar,
pengembangan teaching factory sebesar Rp52 miliar, praktisi mengajar (guru tamu) sebesar Rp30,3 miliar,
penyelarasan kurikulum sebesar Rp16 miliar, dan bentuk lainnya sebesar Rp56,23 miliar.

Sebagai informasi, program SMK PK SPD merupakan mekanisme pengembangan SMK Pusat Keunggulan
yang berbasis kemitraan dan penyelarasan dengan partisipasi dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang
didukung oleh pendanaan dari APBN dan investasi DUDI. Kemendikbudristek akan memadankan investasi dari
industri 1:1, di mana plafon pendanaan maksimal yang diberikan pemerintah adalah Rp3 miliar. “Melalui
program SMK PK SPD diharapkan akan terjalin kemitraan yang lebih terukur antara DUDI dengan SMK,” ujar
Dirjen Kiki.

Sementara itu, dalam kegiatan Diskusi Media di Kemendikbudristek, Jumat (2/12), Pelaksana tugas (Plt.)
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, mengatakan bahwa sebenarnya ada 824 industri
dan konsorsium yang mengusulkan kerja sama SPD. Namun, setelah dilakukan kurasi hanya 349 industri yang
dinilai memenuhi syarat untuk menjadi mitra SPD.
Siaran Pers
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

“Ini sinyal yang sangat positif dan respons yang sangat baik dari dunia usaha dan dunia industri. Karena
sesungguhnya ini adalah kemitraan yang sangat baik yang akan berdampak tidak hanya pada SMK tetapi juga
bagi industri,” kata Saryadi.

Masih menurut Saryadi, dukungan tinggi dari industri juga mencerminkan antusias dan harapan besar dari
banyak pihak terhadap pendidikan vokasi di Indonesia, termasuk kesadaran bahwa pendidikan tidak hanya
menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat, utamanya DUDI.

Adapun untuk program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan tahun 2023, saat ini sudah masuk pada tahap
pendaftaran yang dibuka sejak 17 November lalu dan akan berakhir pada Januari 2023. “Kemendikbudristek
menargetkan tahun depan setidaknya terdapat 250 SMK eligible untuk mengikuti pemadanan pada tahun 2023
nanti,” ujar Saryadi.

Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, mengatakan bahwa untuk program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan
2023, pemerintah tidak hanya mengajak serta industri-industri besar, tetapi juga industri-industri kecil di daerah
termasuk UMKM untuk bisa terlibat.

Menurut Wardani, pihaknya sudah menyiapkan skema dukungan yang memungkinkan bagi usaha kecil dan
menengah untuk terlibat dalam program tersebut, yakni dengan menentukan nilai minimal investasi DUDI untuk
satu SMK sebesar Rp200 juta. Tidak hanya itu, SMK juga bisa mengajukan lebih dari satu mitra jika ingin
mengikuti program tersebut.

“Kita ingin agar kehadiran SMK bisa menggerakkan ekonomi daerah dengan mengajak industri daerah dan
UMKM di daerah untuk lebih banyak terlibat,” kata Wardani.

Oleh karena itu, Wardani berharap, industri dapat kembali berkolaborasi melalui program SMK PK SPD 2023
mendatang. “Terlebih, program ini tidak hanya memberikan dampak nyata bagi sekolah, tetapi juga manfaat
banyak bagi industri mulai dari menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten sesuai kebutuhan
industrinya hingga tax deduction,” ucap Wardani.

Hal tersebut setidaknya dirasakan oleh Director Axioo Class Program, PT Tera Data Indonusa, Timmy
Theopelus. Timmy yang hadir diskusi tersebut mengaku sangat merasakan manfaat dari kerja sama tersebut.
Salah satunya memangkas biaya pelatihan atau training bagi karyawan baru.

“Program ini sangat bermanfaat. Di tahun 2021-2022 ada seribu siswa yang mengikuti praktik kerja lapangan
(PKL) di tempat kami. Kemudian, adanya kebijakan super tax deduction (STD) dari pemerintah juga sangat
menguntungkan kami. Efek sosial pun kita rasakan dengan diberikan kemudahan dalam pencarian SDM,” tutur
Timmy Theopelus.

Selanjutnya, Konsorsium Pengusaha Peduli Vokasi yang diwakili oleh Primadi Serad mengatakan bahwa
investasi industri ke pendidikan, utamanya SMK memang merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya
Siaran Pers
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

baru bisa dinikmati paling cepat tiga hingga empat tahun. Namun, ia dan anggota konsorsium meyakini jika
investasi akan berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi bangsa dan pada ahirnya menentukan
keberlanjutan bisnis mereka di masa mendatang.

“Kami meyakini vokasi menjadi salah satu jalan agar bangsa ini bisa memiliki pendapatan yang meningkat, di
mana hal itu dapat terwujud apabila kualitas SDM memiliki keterampilan keahlian,” kata Primadi.

Konsorsium Pengusaha Peduli Vokasi ini sendiri terdiri atas sejumlah perusahaan besar, di antaranya Sinar
Mas, Indofood, Astra, Agung Sedayu, dan sebagainya. Konsorsium ini telah menyiapkan Rp50 miliar untuk
pendanaan pada tahun 2022 hingga 2023 nanti.

“Kita mempunyai misi agar lulusan SMK memiliki penghasilan di atas Upah Minimum Regional (UMR). Yang
kami lakukan adalah melakukan penyesuaian kurikulumnya dengan industri. Kemudian, kami latih guru-gurunya
hingga mampu mengajar sesuai kurikulum yang kami kehendaki. Baru kemudian, kita membantu pada bidang
infrastrukturnya hingga teaching factory,” papar Primadi.

Sementara itu, Kepala SMK Jaya Buana, Aan Angsori, mengatakan banyak sekali perubahaan positif yang
dirasakan sekolah setelah menjalanan program SMK PK SPD. Salah satunya misalnya dengan kegiatan
kunjungan/pendampingan industri yang menjadi lebih intensif, yakni bisa seminggu sekali. Hal tersebut tentu
berdampak besar bagi kompetensi para siswa.

“Dengan adanya program SMK PK Skema Pemadanan Dukungan dengan industri dan penerapan Kurikulum
Merdeka di sekolah, kami kini memiliki sistem bernama Super Power Blok, di mana dalam satu minggu terdapat
materi pelajaran yang didampingi langsung oleh industri,” imbuh Aan.

Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat


Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id

#MerdekaBelajar
#DemiKemajuan

Anda mungkin juga menyukai