Anda di halaman 1dari 30

MODUL PRAKTIKUM

PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI

OLEH:
Dr. Faridah Hamzah, S.P., M.Sc
Yanti Nopiani, S.TP., M.Sc

LABORATORIUM TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga modul praktikum Perencanaan Proyek Industri untuk Praktikan /mahasiswi Jurusan
Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya. Kemudian shalawat dan salam tidak lupa kita sampaikan kepada Allah
Subhanahuwata’ala agar senantiasa selalu disampaikan kepada junjungan umat manusia yaitu
Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam.
Modul praktikum ini dibuat untuk mempermudah dan memperlancar praktikum
perencanaan proyek industri pada Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Riau. Modul
praktikum ini diharapkan dapat membantu Praktikan /mahasiswi dalam mempersiapkan dan
melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana. Pada setiap topik telah
ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan yang harus dilakukan oleh
Praktikan /mahasiswi serta teori singkat untuk memperdalam pemahaman Praktikan /mahasiswi
mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan modul praktikum perencanaan proyek
industri ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang. Akhir
kata, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Pekanbaru, September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
PROJEK 1 .....................................................................................................................1
PROJEK II.....................................................................................................................3
PROJEK III....................................................................................................................4
PROJEK IV...................................................................................................................8
PROJEK V.....................................................................................................................14
PROJEK VI...................................................................................................................19
PROJEK VII..................................................................................................................24

iii
PROJEK I
ASISTENSI

A. Tujuan Praktikum
Praktikan mengetahui jadwal praktikum dan memahami aspek-aspek apa saja yang akan
dibahas pada praktikum perencanaan proyek industry.

B. Landasan Teori
Perencanaan proyek industri adalah mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan pendirian suatu proyek industri. Suatu
ide usaha, baik di bidang pangan maupun non pangan, perlu diwujudkan dan
dikembangkan menjadi suatu proyek industri sehingga dapat menghasilkan keuntungan.
Suatu perencanaan proyek, perlu diteliti kelayakan proyeknya dimana pada tahap ini
menganalisis dapat tidaknya suatu proyek dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Kelayakan diartikan bahwa variabel yang dinilai dengan sejumlah atribut
pendukung dalam proyek, diukur dengan parameter/indicator tertentu untuk
menunjukkan layak atau tidaknya suatu proyek. Aspek utama pada analisis kelayakan
proyek antara lain: pasar, teknis teknologis, manajemen organisasi dan operasional,
ekonomis/finansial, dan lingkungan. Tujuan dilakukannya penilaian tersebut adalah untuk
mengetahui dapat tidaknya suatu proyek dijalankan dengan baik sehingga mencapai
keberhasilan sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi kerugian penanaman modal
akibat gagalnya proyek. Parameter keberhasilan suatu proyek dapat ditinjau dari beberapa
aspek, yaitu:
a. Manfaat ekonomi yang dihasilkan bagi pihak swasta
b. Menghasilkan devisa bagi pemerintah maupun Lembaga non-profit
c. Memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar proyek
tersebut dijalankan.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah modul praktikum dan alat tulis.

D. Prosedur praktikum
1. Praktikan mendapatkan modul praktikum

1
2. Praktikan mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum dan dosen mengenai hal-
hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan praktikum.

2
PROJECT II
PENENTUAN PRODUK DALAM PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menentukan produk yang akan dihasilkan pada pembuatan proposal
perencanaan proyek agroindustry yang akan disusun.

B. Landasan Teori
Perencanaan proyek industry adalah sebuah rangkaian proses Menyusun proyek yang
akan dilakukan untuk sebuah industry, baik industry skala besar maupun skala kecil.
Perencanaan proyek industry berbasis pertanian adalah sebuah rangkaian proses
Menyusun proyek yang akan dilakukan untuk sebuah industry berbasis bahan pertanian
untuk memproduksi hasil pertanian baik berupa produk pangan maupun non-pangan.
Perencanaan proyek industry perlu direncanakan berdasarkan potensi-potensi yang ada di
lokasi industry. Potensi-potensi yang perlu diperhatikan adalah potensi bahan baku,
potensi pasar, potensi perkembangan teknologi, perkembangan UKM, dll. Penentuan
produk harus spesifik dan memiliki latar belakang yang kuat sehingga dapat menarik
investor untuk memberikan modal pada pendirian proyek industry yang direncakan.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, laptop, dan koneksi internet.

D. Prosedur Praktikum
1. Praktikan melakukan diskusi mengenai jenis produk yang akan dipilih berdasarkan
potensi bahan baku, pasar, teknologi dan lain-lain.
2. Praktikan mengidentifikasi nilai ekonomis produk secara umum.

3
PROJECT III
ANALISIS PASAR DAN STRATEGI PEMASARAN

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mendefenisikan dan menentukan aspek pasar dan pemasaran
produk.

B. Landasan Teori
1. Analisis Pasar
Pada dasarnya analisis pasar bertujuan untuk mengetahui seberapa luas pasar
produk yang bersangkutan, bagaimana pertumbuhan permintaanya, dan berapa
besar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Analisis pasar dalam hal ini meliputi
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif meliputi pengidentifikasian,
pemisahan, dan pembuatan deskripsi pasar, sedangkan analisis kuantitatif meliputi
perhitungan besarnya perkiraan penjualan satu tahun yang akan datang.
Data yang diperlukan dalam analisis aspek pasar dari usulan suatu proyek adalah:
a. Kecendrungan konsumsi/permintaan dimasa lalu dan sekarang, serta
peramalan pasar potensial dimasa yang akan dating.
b. Penawaran produk sejenis dimasa lalu dan sekarang serta kecendrungan
dimasa yang akan datang.
c. Tingkah laku, motivasi, kebiasaan dan preferensi konsumen.

2. Strategi Pemasaran
Untuk mencapai hasil pemasaran yang optimal, pemasar pertama kali harus
terlebih dahulu melakukan segmentasi pasar atas produk yang akan dijual.
Segmentasi pasar pada intinya membagi potensi pasar menjadi bagian-bagian
tertentu bisa berdasar pembagian tertentu, berdasar kelas ekonomi dan Pendidikan
ataupun juga berdasarkan gaya hidup. Setelah segmentasi atas produk telah
ditetapkan, selanjutnya adalah melakukan targeting atau membidik target market
yang telah dipilih dalam Analisa segmentasi pasar. Dalam ini serangkaian
program pemasaran yang harus dilakukan harus sesuai dengan karakteristik pasar
sasaran yang hendak dituju. Langkah selanjutnya adalah melakukan positioning

4
produk. Pada Langkah ini artinya menciptakan keunikan posisi produk dalam
benak atau persepsi pelanggan potensial yang akan dibidik.
a. Analisa SWOT
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisa ini didasarkan pada hubungan atau interaksi
antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-
unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Dapat disimpulkan bahwa analisis
SWOT adalah perkembangan hubungan atau interaksi antar unsur-unsur
eksternal yaitu peluang dan ancaman. Analisis SWOT terdiri atas 4 (empat)
factor yaitu:
1. Strength (kekuatan)
Strength merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi,
proyek, atau konsep yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan factor
yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
Weakness merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi,
proyek, atau konsep yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan
factor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek, atau konsep itu
sendiri.
3. Opportunities (Peluang)
Opportunities merupakan kondisi peluang berkembang dimasa dating
yang akan terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari
organisasi, proyek, atau konsep itu sendiri misalnya competitor, kebijakan
pemerintah, dan kondisi lingkungan sekitar.
4. Threat (Ancaman)
Threat merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat
mengganggu organisasi, proyek, atau konsep itu sendiri.
Tujuan dari analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara
memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan hal kritis bagi
keberhasilan strategi. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman

5
yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki strategi melalui telaah
terhadap lingkungan. Maka tujuan analisis SWOT adalah untuk membenarkan
factor-faktor internal dan eksternal yang telah dianalisis. Kuadran diagram SWOT
disajikan pada Gambar 1.
Faktor Internal Strenght (S) Weakness (W)
Tentukan 5-10 faktor- Tentukan 5-10 faktor-
Faktor Eksternal faktor kekuatan internal faktor kelemahan
internal
Opportunity (O) Strategi SO Strategi WO
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Cipatakan strategi yang
peluang eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk memanfaatkan kelemahan untuk
peluang memanfaatkan peluang
Treaths (T) Strategi ST Strategi WT
Tentukan 5-10 faktor Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang
ancaman eksternal menggunakan kekuatan meminimalkan
untuk mengatasi kelemahan dan
ancaman menghindari ancaman.

Penjelasan diagram analisis SWOT adalah sebagai berikut:


1. Kuadran I
Kondisi ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Strategi tersebut memiliki
peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang
harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (growth-oriented strategy).
2. Kuadran II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman strategi, strategi ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka Panjang dengan cara strategi
diversifikasi (produk /jasa).

6
3. Kuadran III
Strategi menghadapi peluang yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia menghadapi
beberapa kendala/kelemahan internal. Focus strategi ini adalah meminimalkan
masalah-masalah internal strategi sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.
4. Kuadran IV
Kondisi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, strategi tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis dan koneksi
internet.

D. Prosedur Praktikum
1. Praktikan membaca mengenai definisi aspek pasar dan pemasaran yang ada pada
modul praktikum dan sumber pendukung lainnya.
2. Praktikan melakukan brain-storming dengan anggota kelompok dan menentukan
strategi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik produk.
3. Hasil brain-storming dituliskan pada lembar kerja kemudian dipresentasikan
secara berkelompok.

7
PROJECT III
ASPEK TEKNIS

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menentukan lokasi dan lahan pabrik, layout pabrik, teknologi dan
equipment yang digunakan dalam perencanaan proyek industry.

B. Landasan Teori
1. Lokasi dan lahan pabrik
Aspek teknis adalah suatu aspek yang berkaitan dengan proses pembangunan
proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun.
Berdasarkan Analisa ini, maka dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya
investasi termasuk biaya eksploitasinya. Beberapa pertanyaan utama yang perlu
mendapatkan jawaban dari aspek teknis adalah:
1. Lokasi proyek, yaitu dimana suatu proyek akan didirkan baik untuk pertimbangan
lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik.
2. Seberapa besar skala operasi/luas lahan produksi ditetapkan untuk mencapai suatu
tingkatan skala ekonomis.
3. Kriteria pemilihan mesin dan equipment utama serta alat pembantu mesin dan
equipment.
Lokasi proyek untuk perusahaan industry mencakup dua pengertian yakni lokasi
dan lahan pabrik serta lokasi untuk bukan pabrik. Pengertian kedua menunjuk pada lokasi
untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yakni
meliputi lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Dalam suatu proyek,
kemungkinan kedua lokasi tersebut berbeda atau berjauhan tempat. Beberapa eriodic
yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan menjadi 2 golongan,
yaitu eriodic utama dan eriodic bukan utama. Penggolongan kedua kelompok tersebut
tidak mengandung kekauan, artinya dimungkinkan untuk merubah golongan sesuai
dengan ciri utama output dan proyek yang bersangkutan. Variabel-variabel utama
tersebut adalah:
a. Ketersediaan bahan mentah
Apabila suatu perusahaan membutuhkan bahan mentah yang besar dan bahan
mentah merupakan komponen yang penting dari keseluruhan proses operasi
perusahaan, maka eriodic ini merupakan eriodic dominan /signifikan dalam penentuan

8
lokasi pabrik. Beberapa jenis industry seperti ini antara lain industry baja, semen,
aluminium, gula, dan rotan. Sehubungan dengan bahan mentah, beberapa hal yang
perlu untuk diperoleh informasinya adalah:
1. Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode (tahun) dan selama usia investasi
2. Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang maupun masa yang akan datang.
3. Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah
4. Biaya-biaya pendahuluan yang diperlukan sebelum bahan mentah siap diproses,
misalnya biaya pengangkutan.

b. Letak pasar yang dituju


Seringkali terjadi perbedaan yang diametral antara “bobot” factor ketersediaan
bahan mentah dan letak pasar yang dituju. Artinya suatu pabrik yang kadang-kadang
memerlukan dekat dengan sumber bahan mentah tetapi karenanya harus berjauhan
dengan pasar yang dituju, tetapi tidak berarti bahwa persoalan demikian tidak dapat
diselesaikan secara seksama. Pada industry barang konsumtif memiliki kecendrungan
“bobot” eriodic ini lebih diperhatikan. Demikian pula pada perusahaan-perusahaan yang
tidak berskala besar. Beberapa hal perlu diperoleh informasinya adalah: daya beli
konsumen, pesaing, dan beberapa data lain yang cukup dalam uraian tentang Analisa
aspek pasar.

c. Tenaga listrik dan Air


Untuk jenis industry hulu, misalnya industry baja, aluminium, keperluan akan
pembangkit tenaga listrik amat diperlukan.

d. Supply tenaga kerja


Ketersediaan tenaga kerja, baik tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan
berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan.

e. Fasilitas transportasi
Fasilitas transportasi ini berkaitan erat dengan pertimbangan bahan mentah dan
pertimbangan pasar. Jika lokasi mendekati sumber bahan mentah, maka fasilitas

9
transportasi diperhitungkan dalam kaitannya dengan ongkis trasnportasi menuju pasar
dengan tidak berarti tidak diperhitungkan buaya transportasi dari sumber bahan mentah
ke lokasi pabrik, demikia pula sebaliknya.
Disamping kelima eriodic utama (primer) di atas, terdapat beberapa eriodic bukan
utama (sekunder) yang perlu mendapat perhatian dalam pemilihan lokasi proyek
diantaranya adalah:
a. Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun tingkat local pada rencana
lokasi: hal ini dipertimbangkan karena mungkin terdapat beberapa peraturan yang
melarang pendirian usaha baru pada lokasi tertentu.
b. Iklim dan keadaan tanah
c. Sikap dari masyarakat setempat (adat istiadat)
d. Rencana masa depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan.

1. Metode Kualitatif Penilaian Alternatif Lokasi


Metode ini berdasarkan pada penilaian oleh tim yang dibentuk khusus
untuk keperluan ini terhadap factor-faktor yang dipertimbangkan dari berbagai
alternatif lokasi yang tersedia. Misalnya tersedia 3 alternatif lokasi yakni Surabaya,
Surakarta dan semarang. Factor-faktor yang mendapat pertimbangan adalah
ketersediaan bahan mentah, supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi.
Penilaian dari berbagai alternatif tersebut misalnya pada Tabel 1sebagai berikut:
Tabel 1. Metode kualitatif Penentuan Lokasi
Alternatif Factor-faktor yang diperhatikan Jumlah
lokasi 1 2 3
Surabaya 5 4 6 15
Surakarta 3 6 3 12
Semarang 3 5 5 13
Keterangan: (1) = ketersediaan bahan mentah
(2) = supply tenaga kerja
(3) = fasilitas transportasi
Skor nilai antara 1 – 10

Pada penilaian tersebut, ketiga factor yang diperhatikan dianggap


memiliki nilai penting yang sama (bobot yang sama). Dalam kenyataannya sering
kali terjadi bahwa bobot ketiga factor tersebut tidak sama. Jika ketiga factor tidak

10
sama, misalkan faktir ketersediaan bahan mentah berbobot 35%, supply tenaga
kerja 25%, dan fasilitas transportasi 40%, maka perhitungannya disajikan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Penentuan lokasi menggunakan bobot persentase

Alternati Faktor-faktor yang diperhatikan Jumlah


f Lokasi 1 2 3
Surabaya 5 x 35 = 175 4 x 25 = 100 6 x 40 = 240 515
Surakarta 3 x 35 = 105 6 x 25 = 150 3 x 40 = 120 375
Semarang 3 x 35 = 105 5 x 25 = 125 5 x 40 = 200 430

2. Luas Produksi/Kapasitas Produksi


luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai
keuntungan optimal. Pada perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk
dan berproduksi untuk pasar, penentuan luas produksi sangat penting. Dengan
demikian, luas produksi merupakan penentuan kombinasi dari berbagai macam
produk yang dihasilkan untuk mencapai keuntungan optimal, jika perusahaan
menghasilkan lebih dari satu macam produk. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan
dalam penentuan luas produksi adalah:
1. Batasan permintaan, yang telah diketahui terlebih dahulu dalam perhitungan
market share (pangsa pasar).
2. Tersedianya kapasitas mesin-mesin yang dalam hal ini dibatasi oleh kapasitas
teknis atau kapasitas ekonomis.
3. Jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi
4. Kemampuan finansial dan manajemen.
5. Kemungkinan adanya perubahan teknologi produksi dimasa yang akan datang.

3. Layout
Layout merupakan keseluruhan proses penentuan “bentuk” dan penempatan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. Layout mencakup layout site (layout lahan
lokasi proyek”, layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya.
Ada dua tipe utama layout pabrik, yaitu layout fungsional (layout process) dan layout
produk (layout garis). Dalam layout fungsional, mesin-mesin dan peralatan yang
memiliki fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkaan dalam suatu
ruang/tempat tertentu. Pada layout garis, mesin dan peralatan disusun berdasarkan
urutan dari operasi proses pembuatan produk. Dengan demikian dalam layout ini

11
tidak terdapat arus balik jika suatu aliran pembuatan barang telah sampai pada
tahapan tertentu. Layout ini sering digunakan untuk perusahaan yang berproduksi
untuk pasar (produksi massa). Dari dua kemungkinan model layout tersebut
menunjukkan bahwa layout pabrik menyesuaikan pada sifat proses produksi yang
direncanakan untuk proyek tersebut.
Factor-faktor yang harus diperhatikan dalam Menyusun layout untuk pabrik,
adalah:
1. Sifat produk yang dibuat. Produk yang dibuat berupa benda padat akan berbeda
dengan benda cair dalam menentukan bentuk layout-nya.
2. Jenis proses produksi dimana proses produksi yang dilakukan dengan proses
continuous akan berbeda dengan yang intermitten.
3. Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan.
4. Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya.
5. Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan proses dikemudian hari.
6. Aliran barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian rupa sehingga tidak
saling menghambat dan mengganggu.
7. Penggunaan ruang hendaknya selain efektif untuk bekerja, hendaknya juga
memperhatikan Kesehatan dan keselamatan kerja.
8. Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan kemudah-
kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan.

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, laptop dan jaringan internet.

D. Prosedur Praktikum
1. Bacalah definisi penilaian aspek Teknik meliputi penentuan lokasi dan lahan pabrik,
luas produksi , lay out, teknologi mesin, dan equipment yang ada.
2. Berdasarkan pemilihan produk pada projek sebelumnya, maka tentukanlah lokasi dan
lahan pabrik, layout pabrik, teknologi mesin dan equipment yang akan digunakan
dalam perencanaan proyek industry.

12
3. Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi pabrik?
4. Tentukan lokasi pabrik dengan menggunakan metode kualitatif penilaian Alternatif
lokasi.

13
PROJEK IV
ASPEK MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya penilaian aspek manajemen dan menjelaskan apa
saja yang harus dianalisis dalam analisis aspek manajemen dalam studi kelayakan.

B. Landasan Teori
Aspek manajemen merupakan aspek yang kurang diperhatikan dalam melakukan studi
kelayakan bisnis. Namun, perlu diingat bahwa ketiga aspek tersebut tidak akan memberikan
hasil yang berarti tanpa didukung oleh manajemen yang baik. Meskipun suatu proyek
memiliki prospek yang cerah, struktur keuangan yang sehat dan teknisi yang memiliki kualitas
sempurna, namun, kekuatan aspek manajemen tetap menjadi aspek yang sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam jangka panjang.
Aspek manajemen merupakan aspek yang penting untuk dianalisis untuk mengetahui
studi kelayakan suatu usaha karena merupakan aspek yang harus diperhatikan untuk menilai
keberhasilan proyek secara keseluruhan. Keberhasilan suatu proyek tidak lepas dari
keberhasilan manajemen yang menanganinya.
a. Jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan
Pada tahapan ini diperlukan mengindentifikasi jenis-jenis pekerjaan yang diperlukan pada
suatu usaha. Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan pekerjaan-pekerjaan, yakni:
1. Pembagian menurut tipe pekerjaan manajerial dan operasional
2. Pembagian berdasarkan fungsi
Keterangan mengenai hal yang perlu dilakukan dalam suatu pekerjaan biasa disebut
dengan deskripsi jabatan (job description). Dalam membuat deskripsi jabatan perlu
dilakukan Analisa jabatan yakni berupa kegiatan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang relevan terkait dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam deskripsi
jabatan yang sering disusun bentuknya adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi jabatan
2. Ringkasan jabatan
3. Tugas yang dilaksanakan
4. Pengawasan yang diberikan dan diterima
5. Hubungan dengan jabatan lain
6. Bahan-bahan, alat-alat dan mesin-mesin yang digunakan
7. Kondisi kerja

14
Karena masih dalam bentuk proyek, maka untuk mengindentifikasi pekerjaan-
pekerjaan apa yang dilakukan dengan membandingkan proyek-proyek lain yang sudah
ada. Hasil kegiatan Analisa jabatan ini kemudian disusun dalam suatu penjelasan yang
disebut dengan deskripsi jabatan.

b. Memperoleh Tenaga Kerja untuk Memangku Jabatan-jabatan


Setelah merencakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap jabatan kunci,
maka Langkah berikutnya adalah mencari tenaga yang akan memangku jabatan-jabatan
tersebut. Tenaga kerja yang akan memangku jabatan tersebut bisa tenaga kerja sudah siap,
bisa juga tenaga kerja yang belum siap sehingga perlu dididik atau dilatih terlebih dahulu.
Apapun tipe pekerjaan yang ditawarkan, umumnya tenaga kerja yang tersedia di
pasaran memerlukan waktu untuk penyesuaian dengan pekerjaan tersebut. Sehingga
beberapa perusahaan menggunakan tenaga kerja yang sudah jadi sehingga tidak perlu
melakukan pelatihan lagi. Namun pada umumnya merekrut tenaga kerja yang sudah jadi
harus menawarkan imbalan yang lebih tinggi daripada imbalan yang sudah mereka terima
dari perusahaan sebelumnya. Umumnya cara yang diperlukan untuk memperoleh tenaga
kerja yang diperlukan adalah dengan cara berikut ini:
1. Memasang iklan
2. Menghubungi kantor penempatan tenaga kerja
3. Menggunakan jasa dari karyawan yang sudah ada
4. Menghubungi Lembaga Pendidikan
5. Lamaran yang masuk secara kebetulan
6. Menghubungi organisasi buruh yang ada.

c. Program Kerja
Penyusunan suatu perencanaan jangka pendek dan penerapannya dalam bentuk
program kerja perlu memperhatikan anggarannya. Untuk membuat program kerja yang
baik, maka dapat menggunakan Teknik. Teknik-teknik yang sudah umum digunakan
terutama untuk mengoptimalisasi sumber daya organisasi yang akan digunakan adalah:
Teknik Gantt Chart dan Gantt Milestone Chart.
Pada Gantt Chart pada dasarnya pembuatan jadwal dilakukan dengan dua sumbu
horizontal untuk menggambarkan kurun waktu dan sumbu vertical untuk menggambarkan

15
jenis kegiatan dan pelaksanaanya. Dalam hal ini biasanya dipergunakan bantuan
Teknik/cara seperti bagan GANTT (GANTT Chart) atau diperluas dengan menggunakan
Analisa jaringan (network analysis) seperti PERT (Program Evaluation and Review
Technique). Tujuan utama penggunaan Teknik tersebut adalah untuk membantu pihak
perencana agar lebih mudah memperkirakan kapan suatu proyek akan selesai. Kalau harus
dipercepat, kegiatan-kegiatan mana yang dipercepat. Dengan demikian dalam perencanaan
tersebut perlu diatur tentang:
1. Apa saja yang perlu dilakukan dalam penyelesaian proyek; bagaimana melakukannya;
siapa yang akan melakukan dan kapan harus melakukan
2. Fasilitas-fasilitas apa saja yang perlu disediakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan
tersebut agar tepat pada waktunya (dana personalia, logistic)
3. Pengawasan yang diperlukan, termasuk peninjauan secara eriodic.
Langkah-langkah penyusunan Gantt Chart secara garis besar adalah:
 Menentukan tingkat kerincian kegiatan yang akan dimasukkan pada bagan.
 Mengidentifikasi urutan logis (dapat juga secara kronologis) dari kegiatan-kegiatan
yang akan dilaksanakan.
 Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian masing-masing kegiatan
 Mendiskusikan konsep tersebut dengan orang-orang yang akan terlibat dalam
pelaksanaan masing-masing kegiatan.
 Membuat bagan akhir yang lebih realistis dan telah disepakati oleh semua orang yang
terlibat.

Gambar 5: Bagan Gantt Chart

16
Pada bagan Gantt Chart pada dasarnya merupakan suatu peta yang
menggambarkan kerjaan yang harus dilaksanakan, tetapi yang lebih penting lagi adalah
bagan tersebut juga menunjukkan hubungan antara semua tahap atau tingkat pekerjaan.
Sumbu datar pada Gantt chart adalah skala waktu, dimana ini dapat mempermudah
pembaca dengan mudah mengetahui berapa lama suatu pekerjaan atau kegiatan akan
dapat diselesaikan. Segi empat dalam bagan menunjukkan kegiatan yang harus dilakukan,
lama kegiatan ditunjukkan dari Panjang segi empat tersebut. Lingkaran pada bagan
tersebut menunjukkan keadaan dari tingkat tertentu dari keseluruhan pekerjaan.

d. Struktur Organisasi yang Akan Digunakan

Proses pengorganisasian menyangkut prosedur 3 langkah, yaitu:

1. Memperinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan


perusahaan/proyek
2. Membagi semua beban kerja ke dalam berbagai aktivitas yang secara logis dan enak
bisa dijalankan oleh seseorang.
3. Menyusun mekanisme untuk mengkoordinir pekerjaan dari pada anggota oragnisasi
ke dalam satuan yang harmonis dan terpadu.

Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menentukan struktur
organisasi formal dari organisasi. Struktur formal organisasi menunjukkan masing-
masing bagian dan anggota dalam organisasi tersebut, kedudukan dan bagan organisasi.
Bagan organiasi menggambarkan lima aspek struktur organisasi yaitu:

1. Pembagian pekerjaan
2. Manajer dan bawahan
3. Tipe pekerjaan yang dilakukan
4. Pengelompokan bagian-bagian pekerjaan
5. Tingkatan manajemen.

Contoh penyusunan bagan organisasi disajikan pada Gambar 4 berikut ini.

17
Gambar 6: Bagan Organisasi Fungsional untuk Perusahaan

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan adalah alat tulis, laptop dan koneksi internet.

D. Prosedur Praktikum
1. Bacalah definisi mengenai aspek manajemen pada modul praktikum dan beberapa sumber
bacaan pendukung lainnya.
2. Berdasarkan hasil kegiatan pada projek I, II, III, maka diskusikanlah dengan teman
sekelompok mengenai aspek-aspek manajemen yang harus dilakukan dalam melakukan
perancangan proyek.
3. Buatlah rancangan penjadwalan kegiatan produksi
4. Tuliskan hasil diskusi pada lembar kerja yang sudah disediakan.
5. Praktikan mempresentasikan hasil diskusi kelompok
6. Praktikan menulis laporan kegiatan pada projek IV.

18
PROJEK V
ASPEK KEUANGAN

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menghitung analisis kelayakan finansial kelayakan finansial
berdasarkan seluruh informasi jumlah dan jenis factor produksi yang digunakan seperti
parameter PI, NPV, IRR, PP dan BEP

B. Landasan Teori
1. Biaya Investasi
Pada bagian ini membahas mengenai bagaimana menghitung kebutuhan dana baik
kebutuhan dana untuk aktiva tetap maupun dana untuk modal kerja. Selain itu juga
membahas mengenai sumber dana yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan
dana tersebut. Aktiva tetap yang diperlukan untuk investasi diklasifikasikan menjadi:
1. Aktiva tetap berwujud
 Tanah dan pengembangan lokasi
 Bangunan dan perlengkapannya
 Pabrik dan mesin-mesin
 Aktiva tetap lainnya
2. Aktiva tetap tidak berwujud
Aktiva tidak berwujud seperti patent, lisensi, penggunaan teknologi, engineering fees,
dan copyright.
 Aktiva tidak berwujud
 Biaya-biaya pendahuluan
 Biaya-biaya sebelum operasi

2. Estimasi penjualan
Rencana penjualan meliputi estimasi terhadap penerimaan penjualan biaya promosi,
biaya pemasaran, dan biaya pengiriman. Elemen-elemen biaya yang harus dimasukkan
dalam rencana penjualan adalah:
1. Biaya bahan baku

19
2. Gaji karyawan bidang pemasaran
3. Komisi penjualan
4. Biaya iklan
5. Biaya promosi penjualan
6. Biaya transportasi
7. Sewa Gudang
8. Biaya asuransi

3. Cash flow
a. Initial cash flow
Terdapat dua komponen utama kas, yaitu initial cash flow yakni yang
berhubungan dengan pengeluaran investasi. Pengeluaran ini mencakup pengeluaran
yang diperlukan dari saat timbul ide atau gagasan untuk mendirikan perusahaan hingga
proyek tersebut siap untuk beroperasi. Untuk menentukan initial cash flow, pola aliran
kas yang berhubungan dengan pengeluaran investasi harus diidentifikasi. Artinya, kita
harus mengetahui bagaimana pembayaran tanah, pembuatan pabrik dan
perlengkapannya, serta pembayaran mesin-mesin. Selain itu pengeluaran-pengeluaran
seperti penyediaan modal kerja juga harus dimasukkan.

b. Operational cash flow


Penentuan/estimasi mengenai seberapa besar operational cash flow setiap
tuhunnya merupakan titik permulaan untuk penilaian profitabilitas usulan investasi
tersebut. Kebanyakan cara yang digunakan adalah menyesuaikan taksiran rugi/laba
yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi dan menambahkannya dengan
biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai. Karena itu dalam prakteknya kita banyak
menjumpai cara menaksir aliran kas operational ini dengan menggunakan rumus: laba
setelah pajak+penyusutan.

4. Kriteria Investasi
Pada Analisa proyek, ada beberapa kriteria yang sering digunakan untuk
menentukan diterima atau tidaknya suatu usulan proyek, atau untuk menentukan pilihan

20
antara berbagai macam usulan proyek. Dalam semua kriteria tersebut baik manfaat
(benefit) maupun biaya dinyatakan dalam nilai sekarang ( the present value-nya). Ada
beberapa metode yang digunakan dalam menentukan kriteria investasi, diantaranya adalah:
1. Metode Average Rate of Return
Metode ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari
suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan
dengan total atau average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam
persentase. Angka ini kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang
disyaratkan. Apabila lebih besar daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan, maka
proyek dikatakan menguntungkan, apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan
yang disyaratkan proyek ditolak.

2. Metode Payback
Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa Kembali. Karena itu
satuan hasilnya bukan persentase, tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan
sebagainya). Kalau periode payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan,
maka proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek
ditolak. Metode ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa Kembali, maka
dasar yang dipergunakan adalah aliran kas, bukan laba, untuk itu kita menghitung
dulu aliran kas dari proyek tersebut.
Investasi awal
Payback Period ( PP )= x 1tahun
arus kas

3. Metode Internal Rate of Return (IRR)


Metode ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa-masa
mendatang. Apabila tingkat bunga ini lebih besar daripada tingkat bunga relevan
(tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan,
kalau lebih kecil dikatakan merugikan.
NPV 1
IRR=i1 +
( NPV ¿ ¿ 1−NPV 2 )(i 2−i 1) ¿
i1= tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
21
i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

4. Metode Profitability Index


Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-
penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.
Kalau profitability index (PI)-nya lebih besar dari 1, maka proyek dikatakan
menguntungkan, tetapi kalau kurang dikatakan tidak menguntungkan.
Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu menentukan terlebih dahulu
tingkat bunga yang akan digunakan.
NPV diluar Investasi
PR=
PV Investasi
5. Gross Benefit/Cost ratio
Dalam gross B/C ratio yang dihitung sebagai gross cost adalah biaya modal
(capital cost) atau biaya investasi permulaan, dan biaya operasi dan pemeliharaan.
Sedangkan yang dihitung sebagai gross benefit adalah nilai total produksi, dan
kalau ada, salvage value dari investasi. Rumusnya adalah:
B P . V dari gross benefits
Gross ratio=
C P . V daro gross cost

6. Net Present Value dari Proyek (NPV)


Tujuan kebijaksanaan pembangunan adalah untuk mendapatkan hasil neto (net
benefit) yang maksimal yang dapat dicapai dengan investasi modal atau
pengorbanan sumber-sumber lain. Yang digunakan sebagai ukuran dalam hal ini
adalah the net present value dari proyek, yang merupakan selisih antara the
present value dari benefit dan the the present value dari cost.
n
CFt
NPV =∑ −I 0
t=1 (1+i)t
Keterangan:
NPV = Net present value (Rp)
CFt= aliran kas per tahun pada periode t
i= suku bunga

22
I0 = investasi awal
t = tahun ke-t
n = jumlah tahun
berikut ini merupakan indicator kelayakan dari hasil perhitungan NPV:
a. Jika NPV>0, maka suatu usaha menguntungkan dan layak untuk dijalankan
b. Jika NPV<0, maka suatu usaha merugikan dan tidak layak untuk dijalankan
c. Jika NPV=0, maka suatu usaha tersebut mampu mengembalikan modal

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis, laptop, kalkulator
dan koneksi internet.

D. Prosedur Praktikum
1. Praktikan membaca modul praktikum mengenai aspek keuangan (finansial).
2. Praktikan menghitung arus kas masuk dan kas keluar berdasarkan proyek yang sudah
dirumuskan pada projek sebelumnya.
3. Praktikan menghitung nilai investasi dengan menggunakan beberapa kriteria investasi.
4. Praktikan mendiskusikan Bersama kelompok aspek-aspek finansial yang harus
diperhatikan dalam aspek finansial yang harus diperhatikan dalam aspek finansial dan
menentukan apakah proyek menguntungkan atau tidak.
5. Praktikan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

23
PROJEK VI
ASPEK LINGKUNGAN

A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan perlunya dilakukan AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan).
B. Landasan Teori
1. Limbah Industri
Pencemaran atau limbah terjadi karena adanya hasil samping atau buangan dari
suatu proses produksi yang tidak bernilai ekonomis. Proses produksi dimulai dengan
memasukkan bahan baku kemudian mengolahnya dan diakhiri dengan menghasilkan
produk yang sesuai dengan kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan. Proses
pengolahan biasanya mengikuti Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan bahan mentah (feed preparation atau pre-treatment)
2. Pengolahan utama dari bahan baku menjadi suatu produk.

2. Jenis-jenis Limbah
a. Limbah Cair
Limbah cair merupakan buangan limbah yang mengandung kadar air cukup
tinggi. Limbah ini biasanya berasal dari industri yang operasinya banyak berkaitan
dengan air. Beberapa kategori limbah cair adalah sebagai berikut:
 Material pengonsumsi oksigen: material ini berasal dari degradasi secara
biologi (bio-degradable) senyawa organic dan senyawa anorganik tetapi dalam
jumlah yang terbatas. Contoh industri yang banyak menghasilkan limbah cair
jenis ini adalah industri pengolahan bahan makanan, industri kertas, kayu dan
pengolahan karet.
 Nutrisi: nutrisi yang dimaksud dalam hal ini adalah Nitrogen dan Fosfor.
Sumber utama limbah cair jenis ini adalah limbah pabrik detergen, pupuk dan
industri pengolahan makanan.
 Suspense benda padat: suspense benda padat (suspended solid) merupakan
partikel senyawa organik dan anorganik yang berada dalam air dan terbawa

24
oleh aliran limbah cair. Kadar limbah jenis ini akan bertambah dengan cepat
jika melewati daerah yang terkena erosi kuat, seperti area logging ataupun di
lahan konstruksi.
 Senyawa anorganik: senyawa anorganik dalam jumlah yang besar akan
menentukan sifat cairan yang bersangkutan, misalnya keasaman (pH)
alkalinitas, kesadahan, dll. Keasaman ditentukan oleh jumlah ion hydrogen
bebas yang terlarut dalam air. Air dengan pH yang rendah akan bersifat korosif
terhadap material dan peralatan yang terbuat dari logam besi seperti mangan
(Mn), magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan besi (Fe).

b. Limbah Padat
Limbah padat dari buangan industri atau sampah domestic dapat berupa
bubur, lumpur atau sisa padat (sisa-sisa logam, plastic, dll). Salah satu limbah
padat yang berupa lumpur yaitu senyawa merkuri (Hg) yang terdapat dalam media
penyerap karbon.

c. Limbah pencemaran udara (gas)


Limbah yang berasal dari industri yang berbentuk gas atau partikel adalah
sumber utama pencemaran udara. Partikel ini terdiri dari debu, kabut, jelaga dan
asap. Sedangankan yang berbentuk gas antara lain: belerang (SO 2, SO3), karbon
(CO, CO2), nitrogen (N2O, NO) dan hidrokarbon (CH4). Akibat yang dapat
ditimbulkan oleh bahan pencemar dari gas adalah:
a. Kerusakan material berupa abrasi, deposisi, dan korosi
b. Kerusakan tumbuh-tumbuhan karena dapat mengganggu proses fotosintesis
serta dapat menyebabkan “hujan asam” yang dapat merusak tanaman dan hutan
di daerah sekitar pabrik.
c. Gangguan Kesehatan

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah modul praktikum, alat tulis,
dan laptop.

25
D. Prosedur Praktikum
1. Setelah melakukan analisis finansial pada projek sebelumnya, selanjutnya praktikan
melakukan Analisa mengenai limbah atau produk samping yang akan dihasilkan oleh
industry yang akan dibuat.
2. Praktikan melakukan analisis bagaimana cara mengendalikan limbah industru
tersebut.
3. Praktikan membuat Langkah-langkah cara penanganan limbah industry.
4. Praktikan mempresentasikan hasil diskusi kelompok

26
27

Anda mungkin juga menyukai