Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

PENGEMBANGAN PRODUK “HANDLEGRIP”

Disusun oleh:
Rizqa Suci Pangestika 1532010006
Dian Anggraeni Violita 1532010008
Rachma Noviyanti Hidayah 1532010009
Ayu Dyas Cattleya 1532010011

Paralel A

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2018
Materi Perancangan dan Pengembangan Produk

A. Tahapan Perancangan Pengembangan Produk


Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan
menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan
harus memiliki strategi cadangan apabila produk gagal dalam pemasarannya.
Termasuk diantaranya ekstensi produk atau perbaikan, distribusi, perubahan harga
dan promosi.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada
kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat
menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang
rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian
manufaktur,attau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang
melibatkan banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk
berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh
customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan
customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer
menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat
dan langsung.

Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan
mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh
pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit
disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar
laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan
tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan
teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis
dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.
Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul
oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan
penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian
produk tersebut.

Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang
lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan
menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
 Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
 Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan
input menjadi sekumpulan output.Proses Pengembangan produk adalah langkah-
langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk
menyusun , merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.
Pengembangan produk adalah kegiatan interdisiplin yang membutuhkan
kontribusi hamper semua bagian di perusahaan, namun ada 3 bagian yang
memegang peranan penting, yaitu:
1. Marketing
Fungsi marketing menjadi jembatan antaraperusahaan dan pelanggan. Marketin
mengidentifikasi peluang sebuah produk, segmentasi pasar, dan identifikasi
kebutuhan pelanggan. Marketing juga menentukan target harga, memimpin
peluncuran dan promosi produk.
2. Design
Fungsi desain memainkan peranan utama dalam menentukan bentuk fisik produk.
Fungsi ini termasuk engineering design(mechanical, electrical, software, dll) dan
industrial design(aesthetics, ergonomics, user interface, dll)
3. Manufacturing
Fungsi manufactur bertanggungjawab untuk mendesain dan mengoperasikan
system produksi untuk memproduksi produk. Temasuk dalam fungsi ini adalah
purchasing, distribution, dan instalasi.
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan
produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum
tim pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu
kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu
organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek yang akan
diikuti selama periode tertentu. Kegiatan perencanaan produk menjamin bahwa
proyek pengembangan produk mendukung strategi bisnis perusahaan yang lebih
luas dan menentukan:
 Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan.
 Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau
produk turunan).
 Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
 Waktu dan urutan proyek.
Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus
mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek
seharusnya memuat:
a. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan
mengembangkan produk.
b. Teknologi yang digunakan.
c. Target proyek secara finansial.
d. Anggaran dan deadline proyek.

B. Proses Perencanaan Produk


Rencana produk mengidentifikasi portofolio produk-produk yang
dikembangkan dan waktu pengenalan ke pasar. Proses perencanaan
mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang diidentifikasi
oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian, pelanggan,
tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing.
Rencana produk perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi
perubahan dan perkembangan yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana
produk dan pernyataan misi proyek perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan
produk, yaitu:
a. Produk baru.
b. Turunan dari produk yang sudah ada.
c. Perbaikan produk yang sudah ada.
d. Produk yang pada dasarnya baru.
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup,
demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang
kategori produk baru.
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan
peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk
yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan untuk
memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada tingkat
manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu dalam
bersaing.Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk perusahaan
sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan produk-produk
pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan membantu perusahaan
dalam memperkirakan peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini
produknya dan dan yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang utama
adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru dalam lini
produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan
produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk untuk
dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-ciri dan
fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha
pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai
teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan
perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi merupakan
cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan masa depan
penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara fundamental
adalah:
a) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
b) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
c) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
d) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
e) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
f) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
g) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
f. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai
dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan
mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan
yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis,
pengembalian finansial, daya tarik pasar dan sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya
secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk
diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
a) Penentuan waktu pengenalan produk.
b) Kesiapan teknologi.
c) Kesiapan pasar.
d) Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya penting
digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim
inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis
kembali sebagai suatu pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah umum.
Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan produk,
biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar target
dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan. Keputusan-
keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
a) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk pelanggan
namun menghindari penggunaan konsep produk secara spesifik.
b) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
c) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar kedua yang
perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan.
d) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
e) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan pengembangan
ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh stakeholder dari produk.
Daftar stakeholder dimulai dari pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang
membuat keputusan-keputusan tentang produk.
Daftar stakeholdermenyediakan suatu bayangan bagi tim untuk
mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.
b. Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih
terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi dan
batasan:
a) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan
operasional manufaktur.
b) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat menentukan
keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis
untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan.
c) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponenakan dimanufaktur
kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga seharusnya tidak ada
komponen yang dibuang pelanggan.
c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.
5. Merefleksikan hasil dengan proses
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya
menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan kualitas hasil dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan,
suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan.
Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan.

C. Solusi atau Strategi PLC (Produck Life Cycle)


Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan
pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan
manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk
sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam
pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika
bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian
penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.
Ada berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula
yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market
acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline
(obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah
penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan
decline.
Karena siklus produk menegaskan empat hal (Arman dkk), yaitu:
1) Produk memiliki umur terbatas.
2) Penjualan produk melalui berbagai tahap, masing-masing memberikan
tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
3) Laba naik turun pada tahap yang berbeda selama siklus.
4) Strategi, pendapatan, manufaktur, dan SDM yang berbeda tiap siklus.

Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi
empat tahap, yaitu
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru
(betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos
yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan
memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu
distribusi barang tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat.
Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal
barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak
seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar
sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk
memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga
jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat
dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, laba produsen maupun laba
pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga
perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada
tahap kedewasaan ini, usaha periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk
menghadapi persaingan.

Menurut Kotler (2009) ada tiga fase kedewasaan, yaitu:


1) Fase kedewasaan bertumbuh (growth maturity): Tingkat pertumbuhan
penjualan mulai menurun dan tidak ada saluran distribusi baru.
2) Fase kedewasaaan stabil (stable maturity): Penjualan datar atas dasar per
kapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan penjualan ditentukan oleh
pertumbuhan populasi dan permintaan pengganti.
3) Fase kedewasaan menurun (decaying maturity): Penjualan menurun dan
konsumen mulai beralih ke produk lain.

Terdapat tiga cara bermanfaat yang mengubah jumlah pemakaian terhadap suatu
merek (brand), yaitu:
1) Modifikasi pasar (market modification): dengan konsep menarik perhatian
orang yang bukan pemakai, memasuki segmen pasar baru, dan merebut pelanggan
pesaing.
2) Modifikasi produk (product modification): meningkatkan volume penjualan
dengan cara memodifikasi karakteristik produk melalui peningkatan mutu produk,
peningkatan ciri-ciri atau fitur-fitur produk, dan peningkatan model produk.
3) Modifikasi bauran pasar (marketing program modification): dengan diskon
harga, distribusi, iklan, sales, personil penjualan (personal selling), dan pelayanan
(services).
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami
kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam
tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama
yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan
biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun.Apabila
barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru,
maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas'
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat penjualan
menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
c.Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)


Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai
strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan
dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi
tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini dapat ditentukan dengan
kombinasi tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan membandingkan
hasilnya dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) suatu produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya
dalam market volume, rate of change of market volume.Dalam keempat tahap dari
analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi
(Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi
yang tinggi. Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk
memperoleh keuntungan yang mana akan digunakan untuk menutup
biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit
promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan
sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya
promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang
paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah
dan harga rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan
produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi
untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan
cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk
baru dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model baru dan produk – produk
penyerta (yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang
melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
(product awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk
(product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif
terhadap harga dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih
berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada
produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar
untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai
produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement)
yaitu bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas
keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang
mana hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan
produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik
estetika produk seperti model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi
yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini
dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam
kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)


a.Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi
persaingan yang baik.
b.Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk
c.Mencari pasar baru
d.Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam
industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara
cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Perancangan dan Pengembangan Produk Handlegrip

Berdasarkan data kecelakaan, sering terjadi pada intersection jalan umum


untuktipe urban-arterial yang sesuai dengan karakteristik jalan di Indonesia
sangat tinggi.Oleh sebabitu perlu modifikasi pada sepeda yang dapat mengurangi
terjadinyatabrakan bagian belakang sepeda dan mengurangi kecelakaan yang
terjadi padaintersection jalan raya.
Handlegrip adalah perangkat yang merupakan bagian dari mekanisme
kemudi yangterdapat pada sepeda gayung. Pada handlegrip juga terdapat
mekanisme bel yangdigunakan untuk memberi tanda kepada pengendara lain.
Handlegrip merupakankomponen yang sangat penting pada sepeda karena
pengendara selalu memeganghandlegrip sepeda dengan tangan ketika
mengemudi. Maka dari itu, fungsipengaturan sepeda sebaiknya diletakkan pada
daerah handlegrip untukmemudahkan jangkauan.
Kekurangan pada handlegrip yang telah ada dapat menjadi masukan untuk
perbaikan pada produk yang ingin dikeluarkan. Berikut adalah interpretasi
mengenai keinginan pasar mengenai kekurangan handlegrip berdasarkan hasil
kuisioner terbuka:

Kelebihan pada handlegrip yang telah ada dapat menjadi masukan pada
produk yang ingin dikeluarkan, pada produk sebaiknya tidak menghilangkan
fungsi yang telah dianggap sebagai kelebihan oleh konsumen. Berikut adalah
interpretasi mengenai keinginan pasar mengenai kelebihan handlegrip berdasarkan
hasil kuisioner terbuka:

Permasalahan yang dialami saat mengendarai sepeda di persimpangan


jalan dapat menjadi masukan dalam perancangan fungsi utama dan fungsi
pendukung produk. Berikut adalah interpretasi mengenai keinginan pasar
mengenai permasalahan saat berada di persimpangan jalan berdasarkan hasil
kuisioner terbuka:
Analisis Faktor Internal Eksternal dilakukan dengan Analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat)
• Strengths (Internal)
– Sumber daya manusia sebagai pekerja yang terampil dan inovatif.
– Produk inovatif dengan desain unik dan menarik.
– Barang mudah diperoleh di Indonesia.
– Teknologi yang diterapkan canggih.
– Sudah memiliki pangsa pasar.
• Weakness (Internal)
– Peralatan dan teknologi mahal.
– Nama usaha yang belum familiar di masyarakat.
– Belum memiliki brand yang terkenal baik di masyarakat.
– Kapasitas produksi belum mencukupi.
• Opportunity (Eksternal)
– Belum ada produk sejenis yang menawarkan teknologi yang sama khususnya di
Indonesia.
– Kebutuhan pengendara sepeda akan keamanan yang memiliki tingkat
kepentingan tinggi.
• Threats (Eksternal)
– Perusahaan lain yang bisa meniru ide handlegrip sepeda karena mudah
dirancang.
– Perusahaan lain yang bisa menawarkan harga lebih murah.

Dari faktor internal dan eksternal, kemudian dapat dibuat matriks SWOT untuk
mendapatkan berbagai alternatif strategi yang dapat digunakan untuk
mengembangkan usaha ini :
Bauran Pemasaran
a. Product
handlegrip yang didesain akan memiliki fitur tambahan seperti sein sepeda
sehingga meningkatkan keamanan bagi pengendara sepeda namun tidak
mengurangi kenyamanan yang ditawarkan oleh handlegrip dan menawarkan
warna dan profil/ukiran pada handlegrip juga menarik. Dengan kelebihan ini,
produk ini perusahaan tidak hanya menjadi order qualifier dalam pangsa pasar
namun memiliki potensi tinggi untuk menjadi order winner.
b. Price
Harga handlegrip yang kami jual adalah kisaran Rp 100.000 sampai dengan Rp
200.000. Harga yang sudah melalui banyak pertimbangan ini kami yakini sudah
sesuai dan pantas dengan target pasar yang kami tujukan, serta masih dalam
kemampuan konsumen mengingat beragam kelebihan yang ditawarkan oleh
produk.
c. Place
Untuk tempat pembelian handlegrip dilihat bahwa sebagian besar membeli di toko
spesialis sepeda (35,4%), kemudian department store (29,3%), dan online
sebanyak (19,2%) terakhir pabrik atau supplier langsung (5,6%). Apabila
perusahaan ingin mencapai 80% target pasar maka perusahaan harus menyediakan
produk handlegrip pada toko spesialis sepeda, department store, dan online di
seluruh Indonesia.
d. Promotion

Analisis Persaingan
Analisis persaingan dilakukan dengan menggunakan benchmarking analysis
dengan 2 perusahaan kompetitor. Adapun kedua produk perusahaan kompetitor
adalah sebagai berikut:
Benchmarking Analysis
Benchmarking dilakukan berdasarkan empat poin bidang benchmarking. Berikut
adalah hasil analisa benchmarking antara kedua perusahaan dengan perusahaan
Litegrips :

Porter Five Forces Analysis


1. Threat of New Entrants adalah ancaman pendatang baru, Untuk produk
handlegrip, ancaman pendatang baru bisa muncul mengingat konsep handlegrip
tergolong unik dan belum banyak dikembangkan yaitu dengan desain menarik dan
fungsi yang cukup inovatif.
2. Threat of A Substitute Product or Services adalah keberadaan produk atau jasa
pengganti. ancaman untuk handlegrip ini dari produk substitusi cukup tinggi
karena banyaknya produk sejenis dengan berbagai merek yang beredar di pasaran.
Maka dari itu industri handlegrip ini menciptakan inovasi baru untuk perubahan
kualitas dan fungsional produk yang lebih baik.
3. Bargaining Power Of Buyers adalah kekuatan posisi tawar menawar pada
pembeli. Oleh karena itu kemampuan tawar menawar pembeli cukup besar karena
pembeli pasti akan membandingkan produk yang ditawarkan oleh handlegrip
dengan produk handlegrip yang lain, baik dari segi harga maupun kualitas. Selain
itu, karena produk handlegrip yang sejenis juga banyak, sehingga mau tidak mau
ancaman tawar menawar dari pembeli menjadi tinggi.
4. Bargaining Power Of Suppliers dalam hal ini handlegrip harus teliti dalam
memilih supplier mana yang akan memberikan harga paling rendah dan
kelengkapan bahan baku sehingga dapat meningkatkan keuntungan usaha tanpa
mengurangi kualitas produk akhir.
5. Rivalvy Among Existing Competitors adalah persaingan industri dari produk
sejenis, tinggi rendahnya persaingan antara pesaing di dalam suatu industri akan
tergantung dari ancaman pendatang baru yang potensial, kekuatan tawar menawar
dari pelanggan/pembeli, ancaman dari produk-produk/ jasa pengganti, kekuatan
tawar menawar dari pemasok. Bila persaingan pasar sudah begitu ketat, mau tak
mau produsen baru mesti membuat terobosan baru dalam membidik
konsumennya.

PEST(EL) Analysis
1. Faktor Politik : Untuk pembuatan handlegrip ini produk harus terdaftar dalam
pemerintahan sehingga bisa mendapatkan kelayakan produk untuk digunakan dan
kualitasnya sudah teruji dan terbukti serta diakui oleh pemerintahan.
2. Faktor ekonomi : Untuk usaha handlegrip ini hanya dipengaruhi oleh tingkat
harga berdasarkan inovasi yang diberikan pada handlegrip dan juga dipengaruhi
oleh tingkat suku bunga atau nilai mata uang yang berlaku karena produk ini akan
terdaftar dalam pemerintahan dan memiliki license dari pemerintahan.
3. Faktor sosial : Untuk usaha handlegrip ini sangat dipengaruhi oleh tingkah laku
dari konsumen, termasuk tingkat pengetahuan dari masyarakat terkait produk
handlegrip. Untuk itu perlu digencarkan promosi terhadap produk agar
masyarakat paham akan fungsi inovasi dari handlegrip yang kami jual.
4. Faktor teknologi : Untuk usaha handlegrip ini hanya memerlukan teknologi
yang tidak begitu rumit sehingga sangat mudah digunakan oleh masyarakat
sekitar.
Targer Pasar berdasarkan Segmentasi Pasar
Target utama: Pekerja kantoran di perkotaan. Pekerja perkantoran yang berada di
pusat kepadatan kota dituntut untuk datang tepat waktu di tempat beraktivitas
serta memiliki tubuh yang sehat dalam beraktivitas. Oleh karena itu, pekerja
kantoran dapat menggunakan sepeda untuk menghindari kemacetan lalu lintas,
serta sekaligus berolahraga sehingga dapat dijadikan sebagai target kedua dari
pemasaran produk handlegrip. Target kedua adalah mahasiswa. Selain karena
keberadaan sebagian besar universitas dengan jumlah penerimaan mahasiswa
diatas 5000 pertahun berlokasi di kota besar, dengan kondisi fisik dan semangat
yang tinggi di usia 21-30 tahun mahasiswa umumnya juga memiliki aktivitas serta
mobilitas yang padat. Berdasarkan alasan tersebut mahasiswa dapat dijadikan
sebagai target utama.

• Target utama : Pekerja Perkantoran di Perkotaan


Jumlah pekerja perkantoran di perkotaan yang cukup tinggi juga memiliki
pendapatan yang diatas Rp 1000.000,00 sebagai upah minimum regional paling
minimum di Indonesia diperkirakan mampu membeil produk dengan kisaran
harga jual Rp 100.000,00-Rp 200.000,00. Berdasarkan hal tersebut maka peluang
pasar bagi target pekerja kantoran di perkotaan dapat dikatakan cukup tinggi.
• Target kedua: Mahasiswa
Masing-masing perguruan tinggi memiliki peluang penerimaan mahasiswa antara
1000-5000 mahasiswa pertahun. Jumlah mahasiswa yang semakin bertambah
setiap tahun terutama pada perguruan tinggi yang memiliki akreditasi baik di
perkotaan dapat menjadikan potensi peluang pasar yang cukup tinggi bagi produk
handlegrip sepeda. Namun mahasiswa secara umum belum memiliki pendapatan
secara mandiri, sehingga perusahaan dapat memperoleh peluang pembelian
dengan memberikan diskon khusus bagi mahasiswa.

Hambatan Pasar
1. Dimensi Pesaing
• Dalam segi pesaing seperti yang sudah dijelaskan diatas dalam analisis SWOT
bahwa ancaman dapat terjadi dari perusahaan lain. Produk handlegrip yang
mudah ditiru dari segi desain ini berpeluang juga ditiru dengan mudah oleh
perusahaan lain dan apabila perusahaan lain meniru desain tersebut dan dapat
menjual produk tersebut lebih murah maka otomatis pasar yang tadinya luas dan
besar akan mulai berkurang seiring dengan waktu.
2. Dimensi Produksi
• Seperti yang sudah dijelaskan bahwa pada umumnya setiap perusahaan pada saat
awal
memproduksi suatu produk selalu dalam jumlah yang terbatas. Hal ini dijelaskan
pada analisis SWOT yang sudah dijelaskan diatas bahwa peralatan dan teknologi
yang mahal membuat kapasitas produksi menjadi terbatas. Hal ini dapat berakibat
hilang dan berkurangnya pasar karena dengan peluang luasnya pasar otomatis
akan berdampak pada tingginya permintaan sehingga dengan kapasitas produksi
yang terbatas membuat pasar yang awalnya luas akan terus berkurang sehingga
berpotensi hilangnya pasar seiring dengan waktu.

Product Life Cycle


Tahap Pengenalan (introduction)
Penjualan masih rendah, namun akan melakukan aggressive strategy dengan
memberikan potongan harga sehingga mampu menarik perhatian konsumen.
Selain itu dilakukan demo dan promosi mengenai kegunaan dari blinker grips.
Pada tahap ini perusahaan menargetkan penjualan sejumlah 400.000 unit dalam 5
bulan, sehingga rata-rata target penjualan adalah 80.000 blinker grip per bulan.
• Tahap Pertumbuhan (growth)
Penjualan meningkat, sehingga tidak perlu melakukan pemasaran secara agresif
lagi. Pada tahap ini perusahaan menargetkan penjualan sejumlah 450.000 unit
dalam 4 bulan, sehingga rata-rata target penjualan adalah 113.000 unit per bulan.
• Tahap kedewasaan (maturity)
• Pada tahap ini pertumbuhan mulai melambatk dan stabil karena produk telah
mencapai tingkat penerimaan pada sebagian besar potensial. Pada tahap ini,
perusahaan menargetkan penjualan sebanyak 650.000 unit dalam 5 bulan,
sehingga rata-rata penjualan adalah 130.000 unit per bulan.
• Tahap kemunduran (decline)
• Pada tahap ini penjualan menunjukkan arah menurun karena peningkatan
persaingan, selain itu juga produk berada pada masa end of life nya. Pada tahap
ini perusahaan menargetkan penjualan sebanyak 410.000 unit dalam 4 bulan,
sehingga rata-rata penjualan adalah 103 unit per bulan.

Value Of Business
Value proposition dari produk Blinkergrips adalah sebagai berikut:
• Strong and Durable (Performance) : Terbuat dari bahan baku yang kuat serta
mampu
bertahan selama 2 tahun.
• Capability (Customization) : Handlegrip grip dapat dipergunakan pada berbagai
jenis
sepeda.
• Size (Usability) : Handlegrip grip disesuaikan dengan ukuran antropometri
genggaman
konsumen.
• Easy to use (Convenience) : Handlegrip grip mudah untuk dilepas maupun
dipasangkan
pada sepeda.
• Comfortable (Design) : Handlegrip grip memiliki desain yang ergonomis
sehingga nyaman
untuk digenggam.
• Value (Price) : Handlegrip grip dijual dengan kisaran harga Rp 100.000 – Rp
200.000.
• Promotes Safety Riding (Risk Reduction) : Handlegrip grip memiliki fitur
tambahan yang
menjaga keamanan pengguna saat berkendara.
• Avaliable Nationally (Accessibility) : Didistribusikan ke seluruh peloksok
provinsi dan kota
besar di Indonesia melalui toko spesialis speda, department store, dan toko online.

VISI
“Menjadi produsen handlegrip sepeda multinasional yang mengutamakan
keamanan pengguna, berkualitas tangguh, dengan harga terjangkau.”
“To become a multinational handlegrip manufacturer ensuring safety riding as a
top priority, delivering quality products, at reasonable price.”
MISI
• Senantiasa menyediakan handlegrip sepeda yang sesuai dengan kebutuhan
pengendara sepeda Indonesia yang mendukung keamanan pengguna, kualitas
yang lebih baik, dengan harga yang terjangkau.
• Senantiasa melakukan riset dan inovasi mengenai teknologi dan fitur pada
handlegrip yang mendukung keamanan pengendara sebagai komitmen untuk
menjaga kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas perusahaan.
• Senantiasa menjadi perusahaan yang responsif terhadap kondisi sosial
masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan melalui pelaksanaan program-
program CSR.
• Senantiasa menciptakan budaya dan lingkungan yang nyaman dan penuh
apresiasi sebagai tempat bekerja bagi karyawan sehingga dapat mereliasasikan
kompetensi terbaiknya

Strategi Pemasaran
Konsep praktis yang digunakan dalam strategi pemasaran antara lain:
1. Memproduksi hand gripp dengan konsep tampilan produk dan pengemasan
yang menarik
bagi kawula muda
2. Penggunaan bahan baku yang berkualitas agar dapat dipergunakan beraktivitas
dengan
baik tanpa takut terjadinya kerusakan
3. Memperkenalkan kelengkapan set lampu sen secara informative sehingga
menarik minat
target pasar
4. Media promosi yang dapat dimanfaatkan antara lain: cetak, online, televisi,
demo, penjualan personal
5. Memberikan potongan harga 10% ataupun penambahan accesoris bersepeda
seperti topi
ataupun kaos pada 1000 penjualan pertama bagi pegawai perusahaan
6. Memberikan potongan harga 30% bagi mahasiswa.

Morfology Analysis
Berikut merupakan morphology material berupa tabel :
Pemilihan Konsep
Konsep ini menggunaakan bahan yang terbuat dari karet dengan ukuran 3 cm
memiliki tekstur dot dengan lock ring berbentuk silinder dan pengatur lampu sein.
Namun, dengan mempertimbangkan keinginan pelanggan untuk memiliki produk
dengan warna yang gelap dan dengan desain kasual, tim perancangan produk
memutuskan untuk membuat handlegrip dengan warna hitam mengkilat.

Bill Of Material Handlegrip

Proses Pembuatan
Proses pembuatan handlegrip sepeda adalah sebagai berikut:
• Pembuatan rangkaian listrik PCB pada handlegrip bagian dalam untuk sein
dan tombol on/off sein.Proses ini dilakukan oleh pekerja manusia pada lini
yang digerakkan oleh conveyor. Pada proses inipekerja juga melakukan
inspeksi. Adapun komponen yang harus dipasang adalah sebagai berikut
– Set up Board (6 detik)
– Merekatkan Batre (18 detik)
– Merekatkan Lampu LED (20 detik)
– Merekatkan Tombol (18 detik)
– Merekatkan Kabel (30 detik)
– Inspeksi (28 detik)
Total proses perangkaian dilakukan selama 2 menit. Alat yang dibutuhkan
adalah:

Memasukkan rangkaian listrik PCB pada kerangka besi handlegrip. Proses


ini dilakukan oleh pekerjamanusia pada lini yang digerakkan oleh conveyor.
Proses ini dilakukan selama 30 detik.
• Rubber molding untuk pembuatan lapisan campuran karet handlegrip
sepeda. Proses ini dilakukandengan menggunakan rubber injection molding
machine. Perpindahan ke proses selanjutnya dilakukan dengan conveyor.
Adapun spesifikasi mesin ini adalah sebagai berikut:

Pemasangan label dan merk dilakukan pada produk handlegrip


menggunakan teknologi hot-stampingyang akan dipasang pada lapisan karet
produk. Perpindahan ke proses selanjutnya dilakukan denganconveyor.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin hot-stamp.

Pengemasan dilakukan untuk membungkus produk agar siap dijual ke


masyarakat, proses ini dilakukandengan menggunakan mesin rottary blister
packing. Perpindahan ke proses selanjutnya dilakukandengan conveyor.

Inspeksi Produk dilakukan untuk memastikan bahwa produk yang akan


beredar di masyarakat sesuaidengan standard yang diingkan serta memiliki
kualitas baik. Inspeksi dilakukan oleh operator mesinblister packing selama
5 detik per produk.
• Boxing dilakukan untuk mengumpulan sejumlah produk ke dalam kardus
sehingga lebih mudah untukdisimpan dalam gudang dan diditribusikan ke
penjual. Packing dilakukan oleh pekerja manusia dimana1 kardus dapat
memuat 15 unit produk handlegrip. Perpindahan ke proses selanjutnya
dilakukandengan pallet yang digerakkan dengan handlift. Pengemasan 15
unit dilakukan selama 1 menit.Pemindahan ke gudang dilakukan selama 3
menit.
Operation Process Chart Handlegrip
Kesimpulan

Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan


menindaklanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar. Metode pengembangan
produk berdasarkan kepada permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk
oleh customer adalah metode yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan
customer maka kemungkinan produk tersebut tidak diterima oleh customer
menjadi lebih kecil.
Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek
perlu 5 (lima) tahapan proses:
1. Mengidentifikasi peluang
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
5. Merefleksikan hasil dengan proses

Anda mungkin juga menyukai