Anda di halaman 1dari 172

KATA PENGANTAR

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi diberlakukan sejak


akhir Desember 2015 yang lalu di tengah situasi ekonomi nasional
yang dirundung mendung sebagai akibat dari situasi perekonomian
global yang memburuk. Di tengah kekhawatiran terhadap keadaan
ekonomi yang tidak bersahabat tersebut, sektor industri nasional
masih dapat mencetak angka pertumbuhan positif. Hingga triwulan
ke-tiga tahun 2015, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor ini
tumbuh 5,21% atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional
yang berada pada angka 4,73% dengan kontribusi terhadap Produk
Domestik Bruto (PDB) mencapai 17,82 persen.
Di tengah optimisme dan respon positif industri nasional
terhadap perkembangan ekonomi global, masih tersisa permasalahan
yang harus segera dibenahi terutamanya mengenai daya saing. Daya
saing tidak dapat dilepaskan dari rasio cost dan benefit. Dalam
kondisi Business as Usual (BAU) sulit rasanya bagi industri nasional
untuk terus bertahan di tengah dinamika global dan semakin
derasnya internalisasi isu lingkungan dalam perdagangan
internasional. Kementerian Perindustrian telah merespon hal tersebut
dengan memasukkan Industri Hijau sebagai bagian penting dari
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 - 2035,
sebagai bagian dari implementasi amanat Undang-Undang nomor 3
tahun 2014 tentang Perindustrian.
Industri Hijau tidak hanya mendorong perusahaan industri
untuk terus melakukan continous improvement di segala lini dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi, namun juga
memberikan bukti bahwa dengan pendekatan low cost ataupun no
cost sekalipun dapat memberikan dampak besar bagi perusahaan
industri. Tidak hanya keuntungan secara finansial melalui
penghematan dan peningkatan produktivitas, namun juga
memberikan image baru bagi perusahaan sebagai Industri Hijau.

i
Pedoman Penghargaan Industri Hijau i
Di tengah maraknya headline isu lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan, Industri Hijau mengambil peranan
penting dalam meluruskan image negatif pada masyarakat yang
menyatakan bahwa industri sebagai kontributor utama pencemaran
dan degradasi lingkungan. Ini terbukti dengan banyaknya
perusahaan industri yang mendapat stereotype negatif di masyarakat
ternyata memiliki kinerja pengelolaan lingkungan dan limbah yang
sangat baik. Hal ini berjalan dikarenakan Industri Hijau
mengedepankan prinsip pencegahan di hulu; bukan di hilir atau
preventive is better than currative.
Untuk mendorong industri menerapkan prinsip Industri
Hijau, sejak tahun 2010 Kementerian Perindustrian
menyelenggarakan kegiatan Penghargaan Industri Hijau. Kegiatan ini
juga merupakan salah satu bentuk insentif non fiskal bagi
perusahaan industri dalam rangka mendorong transformasi industri
nasional menuju Industri Hijau. Selain itu, melalui kegiatan ini
diharapkan perusahaan industri dapat mulai melakukan aklimatisasi
dan sinkronisasi kebijakan perusahaan dengan prinsip Industri Hijau
sebagai tahapan awal menuju pemberlakuan Sertifikasi Industri
Hijau.

Kepala Badan Penelitian dan


Pengembangan Industri

Haris Munandar N.

ii Pedoman Penghargaan Industri Hijau


ii
LANDASAN PERATURAN

PEDOMAN PENILAIAN

PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

iii
Pedoman Penghargaan Industri Hijau iii
iv Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 18/M-IND/PER/3/2016
TENTANG
PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan Industri
Hijau dan untuk memperkuat kapasitas
kelembagaan melalui promosi Industri
Hijau sesuai dengan Pasal 3 huruf c dan
Pasal 78 ayat (1) huruf d Undang-Undang
Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian,
serta untuk memberikan motivasi kepada
perusahaan industri, dipandang perlu
untuk memberikan penghargaan kepada
perusahaan industri yang telah menerapkan
prinsip Industri Hijau;
b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum
terhadap pelaksanaan program Penghargaan
Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, dan adanya perubahan dan dinamika
di sektor industri sehingga perlu mengganti

Pedoman Penghargaan Industri Hijau v


ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
05/M-IND/PER/1/2011;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Perindustrian tentang Penghargaan
Industri Hijau.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5492);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2015 tentang Rencana Induk Pengembangan
Industri Nasional Tahun 2015-2035
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 46. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5671);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
2015 tentang Pembangunan Sumber
Daya Industri (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 146 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5708);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Kementerian Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 54);

vi Pedoman Penghargaan Industri Hijau


6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun
2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja
Periode Tahun 2014-2019;
7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
107/M-IND/PER/11/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan
:
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN
TENTANG PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU.

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud


1. Penghargaan Industri Hijau adalah program
pemberian penghargaan kepada perusahaan
industri yang telah menerapkan prinsip
industri hijau dalam proses produksinya;
2. Perusahaan Industri adalah Setiap Orang
yang melakukan kegiatan di bidang usaha
Industri yang berkedudukan di Indonesia;
3. Industri Hijau adalah Industri yang dalam
proses produksinya mengutamakan upaya
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber
daya secara berkelanjutan sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan Industri
dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup
serta dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat;

Pedoman Penghargaan Industri Hijau vii


4.
Menteri adalah Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang Perindustrian.

Pasal 2

Program Penghargaan Industri Hijau bertujuan


memberikan motivasi kepada perusahaan
industri untuk menerapkan prinsip industri
hijau.

Pasal 3

(1) Penghargaan Industri Hijau kepada


perusahaan industri dilakukan melalui tahap
seleksi dan penilaian
(2) Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilakukan terhadap perusahaan
industri di bidang manufaktur yang telah
menerapkan prinsip Industri Hijau.
(3) Perusahaan industri sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dikelompokkan ke dalam 3 (tiga)
kategori yaitu:
a. Kategori Industri Besar;
b. Kategori Industri Menengah;
c. Kategori Industri Kecil.

Pasal 4

Ketentuan dan tata cara penilaian Penghargaan


Industri Hijau diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri.

viii Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Pasal 5

(1) Untuk membantu pelaksanaan tugas


kesekretariatan kegiatan Penghargaan
Industri Hijau, dibentuk Tim Sekretariat
Penghargaan Industri Hijau;
(2) Tim Sekretariat berasal dari Pegawai Negeri
Sipil dan/atau Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja dari unit yang membawahi
urusan Industri Hijau dan Lingkungan
Hidup;
(3) Tim Sekretariat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri.

Pasal 6

(1) Untuk melakukan rangkaian kegiatan mulai


dari verifikasi dokumen, verifikasi lapangan
dan penilaian terhadap perusahaan industri
dibentuk Tim Teknis.
(2) Untuk melakukan tugas review dan evaluasi
hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dibentuk Dewan Pertimbangan.
(3) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan terdiri
dari unsur pemerintah, perguruan tinggi,
lembaga penelitian, lembaga konsultan dan
instansi terkait lainnya.
(4) Tim Teknis dan Dewan Pertimbangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau ix


Pasal 7

(1) Menteri menetapkan penerima Penghargaan


Industri Hijau berdasarkan rekomendasi dari
Dewan Pertimbangan;
(2) Perusahaan industri yang ditetapkan sebagai
penerima Penghargaan Industri Hijau
diberikan Piala dan/atau sertifikat yang
diserahkan pada acara Penganugerahan
Penghargaan Industri Hijau;
(3) Program Penghargaan Industri Hijau
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan setiap 1 (tahun) sekali.

Pasal 8

Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan


kegiatan Penghargaan Industri Hijau dibebankan
kepada anggaran Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri

Pasal 9

Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini,


maka Peraturan Menteri Perindustrian
Republik Republik Indonesia Nomor 05/M-IND/
PER/1/2011 tentang Program Penganugerahan
Penghargaan Industri Hijau dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

x Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Pasal 10

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Maret 2016
MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SALEH HUSIN

Salinan sesuai dengan aslinya


Sekretariat Jenderal
Kementerian Perindustrian
Kepala Biro Hukum dan
Organisasi,

Eko S.A. Cahyanto

Pedoman Penghargaan Industri Hijau xi


BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53, Lantai 19 Jakarta 12950 Kotak Pos : 3538 JKSMG
Telp. +62-21-5255509-5251429, Fax. 021-5251429

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN INDUSTRI
NOMOR 82/BPPI/PER/3/2016
TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA



KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan ketentuan


sesuai dengan pasal 4 ayat (2) Peraturan
Menteri Perindustrian nomor 18/M-IND/
PER/3/2016 Tentang Penghargaan Industri
Hijau, perlu disusun pedoman penilaian
Penghargaan Industri Hijau Tahun 2016
b. bahwa dalam rangka menuju penilaian
yang lebih objektif, adil, dan dapat
dipertanggungjawabkan, perlu melakukan
perubahan terhadap kriteria penilaian
penghargaan industri hijau
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian (Lembaran Negara

xii Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5492);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
2015 tentang Rencana Induk Pengembangan
Industri Nasional Tahun 2015-2035
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 46. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5671);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015
tentang Pembangunan Sumber Daya Industri
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 146. Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5708);
4. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015
tentang Organisasi Kementerian Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 8);
5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2015 tentang Kementerian Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 54);
6. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun
2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja
Periode Tahun 2014-2019;
7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
107/M-IND/PER/11/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Perindustrian;
8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
18/M-IND/PER/3/2016 tentang Penghar-
gaan Industri Hijau

Pedoman Penghargaan Industri Hijau xiii


MEMUTUSKAN :

Menetapkan
: PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN
DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TENTANG
PEDOMAN PENILAIAN PENGHARGAAN
INDUSTRI HIJAU
Pasal 1
Memberlakukan Pedoman Penilaian Penghargaan
Industri Hijau sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri ini.
Pasal 2
Dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri ini, maka
Peraturan Kepala Badan Pengkajian Kebijakan
Iklim dan Mutu Industri Nomor: 49/BPKIMI/
PER/2/2015 Tentang Pedoman Penilaian
Penghargaan Industri Hijau dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku
Pasal 3
Peraturan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 17 Maret 2016
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI,

HARIS MUNANDAR N.

xiv Pedoman Penghargaan Industri Hijau


SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada :
1. Menteri Perindustrian;
2. Sekretariat Jenderal;
3. Direktur Jenderal Industri Agro;
4. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka;
5. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,
dan Elektronika;
6. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah;
7. Inspektur Jenderal;
8. Kepala Biro Hukum dan Organisasi.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau xv


LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN INDUSTRI
NOMOR : 82/BPPI/PER/3/2016
TANGGAL : 17 Maret 2016

PEDOMAN PENILAIAN
PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
3. Lingkup Penilaian

BAB II TIM PELAKSANA PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU


1. Tim Sekretariat
2. Tim Teknis
3. Dewan Pertimbangan

BAB III PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA


1. Tatacara Pengusulan dan Seleksi Peserta
2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran

BAB IV KRITERIA DAN CARA PENILAIAN


1. Kriteria Penilaian
2. Cara Penilaian
3. Kualifikasi Hasil Penilaian

BAB V PANDUAN TEKNIS PENILAIAN


1. Proses Produksi
2. Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi
3. Manajemen Pengusahaan

xvi Pedoman Penghargaan Industri Hijau


BAB VI MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI
HIJAU
1. Sosialisasi
2. Waktu dan Tempat Pendaftaran
3. Seleksi Kelengkapan Administrasi
4. Verifikasi Dokumen
5. Verifikasi Lapangan
6. Evaluasi Hasil Penilaian
7. Penyampaian Hasil Penilaian
8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang
9. Penyampaian Hasil Penilaian kepada Dewan
Pertimbangan
10. Review Hasil Penilaian
11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau
12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau
13. Evaluasi

BAB VII AGENDA KEGIATAN

Lampiran:
1. Formulir Pendaftaran
2. Kuesioner Penghargaan Industri Hijau
3. Format Sinopsis

KEPALA BADAN PENELITIAN DAN


PENGEMBANGAN INDUSTRI,

HARIS MUNANDAR N.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau xvii


Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

xviii Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pembangunan industri mempunyai dampak positif dalam skala
mikro dan makro terhadap ekonomi. Dampak positif skala
mikro terlihat dari hasil-hasil pembangunan industri yang
ditunjukkan terhadap share PDB, share export, dan
terciptanya peluang kerja. Peran strategisnya sebagai
penyumbang PDB yang cukup signifikan ditunjukan dengan
surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa
terakhir. Sedangkan dampak positif skala makro adalah
terjadinya percepatan pertumbuhan fisik dan terciptanya
kesempatan kerja.

Industri hijau adalah industri yang dalam proses produksinya


mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu
menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian
fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi
masyarakat. Artinya, industri hijau merupakan suatu
pendekatan yang berorientasi pada peningkatan efisiensi
melalui tindakan hemat dalam pemakaian bahan/material, air
dan energi; penggunaan energi alternatif; penggunaan
material yang aman terhadap manusia dan lingkungan; dan
penggunaan teknologi rendah karbon dengan sasaran

1
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 1
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

peningkatan produktivitas dan minimisasi limbah yang


menekankan pendekatan bisnis guna memberikan
peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan.

Pengembangan Industri Hijau juga merupakan salah satu


usaha untuk mendukung komitmen Pemerintah Indonesia
dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, sebagaimana telah
disampaikan oleh Presiden dalam pertemuan Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) Iklim di Paris bulan Desember 2015,
bahwa Indonesia berkomitmen menurunkan emisi sebesar
29% di bawah business as usual pada tahun 2030. Penurunan
emisi tersebut dilakukan dengan mengambil langkah, salah
satunya di bidang energi berupa pengalihan subsidi BBM ke
sektor produktif, peningkatan penggunaan sumber energi
terbarukan hingga 23% dari konsumsi energi nasional tahun
2025 dan pengolahan sampah menjadi sumber energi.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia telah


melakukan berbagai upaya untuk mendorong berkembangnya
industri hijau, antara lain melalui pemberian Penghargaan
Industri Hijau.

Penghargaan Industri Hijau merupakan penghargaan yang


diberikan kepada industri yang antara lain telah melakukan
upaya penghematan penggunaan sumber daya alam dan
penggunaan energi terbarukan, yang dilaksanakan melalui

2
2 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

berbagai tahap seleksi dan verifikasi berdasarkan sistem


penilaian yang akan dievaluasi secara berkala.

Agar terlaksananya proses penilaian yang sistematis, konsisten


dan dapat dipertanggungjawabkan, diperlukan suatu pedoman
yang memuat ketentuan, tata cara dan kriteria penilaian
Penghargaan Industri Hijau.

2. TUJUAN
Pedoman ini bertujuan memberikan acuan yang seragam bagi
Tim Teknis, Dewan Pertimbangan, perusahaan industri yang
akan mengikuti program penghargaan, dan pihak lain yang
terkait dalam penilaian Penghargaan Industri Hijau sehingga
proses penilaian dapat berjalan secara konsisten, transparan,
akuntabel, adil dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. LINGKUP PENILAIAN
Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 46/M-
DAG/PER/9/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007
tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, maka
lingkup penilaian dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok sebagai
berikut :

3
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 3
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

a) Kategori Industri Besar


Kriteria industri Besar adalah industri yang memiliki
kekayaan bersih atau investasi lebih dari Rp
10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha.
b) Kategori Industri Menengah
Kriteria Industri Menengah adalah industri yang memiliki
kekayaan bersih atau investasi lebih dari Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha;
c) Kategori Industri Kecil
Kriteria Industri Kecil adalah industri yang memiliki
kekayaan bersih atau investasi paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha

4 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

BAB II
TIM PELAKSANA PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI
HIJAU

1. Tim Sekretariat
Sekretariat bertugas melakukan persiapan, penyebarluasan
informasi, menerima pendaftaran, seleksi kelengkapan
administrasi, entry database, pengaturan jadwal kegiatan,
koordinasi dan hal-hal lain terkait dengan pelaksanaan
kegiatan Penghargaan Industri Hijau.

2. Tim Teknis
Tim Teknis bertugas melakukan verifikasi dokumen, verifikasi
lapangan, dan penilaian. Tim Teknis terdiri dari unsur
pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, lembaga
konsultan dan instansi terkait lainnya. Kriteria anggota Tim
Teknis antara lain adalah sebagai berikut:
a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi
industri.
b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.

5
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 5
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

3. Dewan Pertimbangan
Dewan Pertimbangan bertugas melakukan review dan
memberi masukan terhadap hasil penilaian perusahaan
industri peserta Penghargaan Industri Hijau yang dilakukan
oleh Tim Teknis serta menyampaikan calon penerima
penghargaan kepada Menteri Perindustrian. Dewan
Pertimbangan terdiri dari unsur pemerintah, perguruan tinggi,
lembaga penelitian, dan instansi terkait lainnya. Kriteria
anggota Dewan Pertimbangan adalah sebagai berikut:
a) Memiliki pengetahuan dalam bidang proses produksi
industri.
b) Memiliki pengetahuan dalam bidang pengelolaan
lingkungan hidup.
c) Memiliki pengetahuan tentang manajemen industri.
d) Memiliki pengetahuan dalam bidang kebijakan publik,
ekonomi, dan hukum.

6
6 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

BAB III
PENGUSULAN DAN SELEKSI PESERTA

1. Tata Cara Pengusulan dan Seleksi Peserta


a) Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif dan
terbuka bagi semua industri nasional. Setiap perusahaan
industri dapat mengajukan diri secara langsung atau
dapat juga diusulkan oleh Asosiasi Industri dan Instansi
Pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan industri di
pusat dan daerah;
b) Pengajuan dan usulan peserta disampaikan kepada
Sekretariat Penghargaan Industri Hijau;
c) Sekretariat akan melakukan seleksi kelengkapan
administrasi terhadap industri yang mendaftar;
d) Sekretariat menyampaikan hasil seleksi kelengkapan
administrasi peserta yang memenuhi persyaratan kepada
Tim Teknis;

Gambar 1. Mekanisme Pengusulan Peserta


Penghargaan Industri Hijau

7
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 7
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

2. Dokumen Kelengkapan Pendaftaran


Perusahaan peserta Penghargaan Industri Hijau wajib
menyampaikan formulir pendaftaran, kuesioner dan sinopsis
yang telah diisi, yang dilengkapi dengan dokumen sebagai
berikut:
1) Dokumen legalitas usaha (fotokopi Izin Usaha Industri
atau Tanda Daftar Industri, dan HO);
2) NPWP dan SPT Pajak Penghasilan tahun terakhir;
3) Lembar pengesahan terbaru dokumen AMDAL, atau
UKL dan UPL, atau SPPL;
4) Laporan pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup 1 tahun terakhir bagi industri yang
wajib dilengkapi dokumen AMDAL atau UKL dan UPL;
5) Deskripsi proses produksi yang dilengkapi dengan
diagram alir;
6) Neraca massa/bahan, neraca energi dan neraca air di
kegiatan proses produksi;
7) Matriks self assesment perusahaan industri terhadap
kriteria penilaian;
Catatan :
Seluruh dokumen kelengkapan pendaftaran
Penghargaan Industri Hijau disampaikan dalam bentuk
soft copy (USB atau CD) ke Sekretariat Penghargaan
Industri Hijau.

8
8 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

BAB IV
PENILAIAN

1. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian dibedakan antara industri besar, industri
menengah dan industri kecil.
Untuk industri besar, penilaian didasarkan pada hal-hal
berikut:
a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi,
penggunaan material input, energi, air, teknologi proses,
sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang
proses produksi.
b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi program
penurunan emisi CO2e, pemenuhan baku mutu
lingkungan, dan sarana pengelolaan limbah/emisi.
c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan
karyawan.
Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1
berikut.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 9


Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

10
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

Tabel 1
Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau
Kategori Industri Besar

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

A PROSES PRODUKSI 70

1) Program a. Kebijakan perusahaan - Ada Komitmen manajemen puncak

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


efisiensi produksi dalam penerapan (top management), ada perencanaan
4
efisiensi produksi (rencana kerja), dilaksanakan sesuai
dengan rencana serta dilakukan
pemantauan/evaluasi
- Ada Komitmen manajemen puncak (top
management), ada perencanaan
(rencana kerja), dilaksanakan sesuai 3
dengan rencana, tapi tidak dilakukan
pemantauan/evaluasi
- Ada Komitmen manajemen puncak (top
management), ada perencanaan 2
(rencana kerja), tapi belum

10
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
dilaksanakan
- Ada Komitmen manajemen puncak (top
management) tapi belum tersedia 1
program atau rencana kerja
- Belum ada komitmen manajemen
0
puncak (top management)
b. Tingkat capaian - > 75% tercapai 4
penerapan program
- 50 < x ≤ 75% tercapai 3
sesuai dengan
komitmen - 25 < x ≤ 50% tercapai 2
perusahaan dalam
meningkatkan - 0 < x ≤ 25% tercapai 1
efisiensi produksi - Belum tercapai atau tidak ada program 0
2) Material Input a. Sertifikasi/izin - 100% material input yang digunakan
4
Material Input memiliki sertifikat/izin
- 90 < x < 100% material input yang
3
digunakan memiliki sertifikat/izin
- 80 < x ≤ 90% material input yang
2

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


digunakan memiliki sertifikat/izin

11
11
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

12
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- 70 < x ≤ 80% material input yang


1
digunakan memiliki sertifikat/izin
- 0 < x ≤ 70% material input yang
0
digunakan memiliki sertifikat/izin
b. Rasio produk - Penggunaan material input
terhadap material menghasilkan per unit produk rata-rata 4
input 97 < x ≤ 100%
- Penggunaan material input

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


menghasilkan per unit produk rata-rata 3
90 < x ≤ 97%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 2
80 < x ≤ 90%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 1
70 < x ≤ 80%
- Penggunaan material input 0
menghasilkan per unit produk rata-rata

12
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
0 < x ≤70%

c. Upaya efisiensi - Telah melakukan efisiensi penggunaan


Penggunaan Material material input (raw material index 4
Input reduction) > 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 3
reduction) 5,0 < x ≤ 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 2
reduction) 2,5 < x ≤5,0%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 1
reduction) 0 < x ≤ 2,5 %
- Belum melakukan upaya efisiensi
0
penggunaan material input
d. Substitusi material - Telah melakukan substitusi
4
input 100%

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Telah melakukan substitusi 3

13
13
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

14
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
0 < x < 100%
- Telah melakukan substitusi
2
20 < x ≤ 60%
- Telah melakukan substitusi
1
0 < x ≤ 20 %
- Belum melakukan substitusi 0
e. Penanganan material - Ditempatkan di gudang/ruangan
input khusus untuk material input, dilakukan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


pemantauan mutu material,
4
menerapkan prinsip FIFO (first in first
out), dipisahkan berdasarkan jenis
material.
- Ditempatkan di gudang/ruangan
khusus untuk material input, dilakukan
pemantauan mutu material, 3
menerapkan prinsip FIFO (first in first
out)
- Ditempatkan di gudang/ruangan
khusus untuk material input, dilakukan 2
pemantauan mutu material

14
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Ditempatkan di gudang/ruangan
1
khusus untuk material input.
- Belum ada upaya penanganan material 0
3.) Energi a. Upaya efisiensi - Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi energi (energy index reduction) 4
> 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan 3
energi (energy index reduction)
5,0 < x ≤ 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 2
2,5 < x ≤ 5,0%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 1
0 < x ≤ 2,5 %
- Belum ada upaya efisiensi energi 0
b. Upaya Penggunaan - Rasio penggunaan energi terbarukan 4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


terhadap total penggunaan energi

15
15
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

16
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
Energi Terbarukan > 3,0%

- Rasio penggunaan energi terbarukan


terhadap total penggunaan energi 3
2,0 < x ≤ 3,0%
- Rasio penggunaan energi terbarukan
terhadap total penggunaan energi 2
1,0 < x ≤ 2,0 %
- Rasio penggunaan energi terbarukan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


terhadap total penggunaan energi 1
0 < x ≤ 1,0 %
- Belum ada penggunaan energi
0
terbarukan
c. Melakukan kegiatan - Melakukan kegiatan manajemen energi
4
manajemen energi setiap tahun
yang dituangkan Melakukan kegiatan manajemen energi
-
dalam bentuk 3
2 tahun sekali
laporan.
- Melakukan kegiatan manajemen energi
2
3 tahun sekali

16
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Melakukan kegiatan manajemen energi


1
> 3 tahun sekali
- Belum pernah melakukan kegiatan
0
manajemen energi
4) Air a. Upaya efisiensi air - Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 4
>15%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (energy index reduction) 3
10,0 < x ≤ 15,0 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 2
5,0 < x ≤ 10,0 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 1
0 < x ≤ 5,0 %
- Belum ada upaya efisiensi air 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


b. Penggunaan air daur - > 30% 4

17
17
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

18
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
ulang untuk proses - 20 < x ≤ 30% 3
produksi dan/atau
utilitas - 10 < x ≤ 20% 2
- 0 < x ≤ 10% 1
- Belum melakukan daur ulang air 0
c. Upaya konservasi - Upaya konservasi sumber air sudah
4
sumber air (misalnya berjalan
membuat sumur
- Sudah melakukan kajian, perencanaan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


resapan, bio pori 3
teknis dan konstruksi
atau penampungan
air hujan) - Sudah melakukan kajian dan
2
perencanaan teknis
- Sudah melakukan kajian 1
- Belum melakukan upaya konservasi air 0
d. Melakukan kegiatan - Melakukan kegiatan manajemen air
4
manajemen air yang setiap tahun
dituangkan dalam
- Melakukan kegiatan manajemen air 2
bentuk laporan. 3
tahun sekali

18
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Melakukan kegiatan manajemen air 3


2
tahun sekali
- Melakukan kegiatan manajemen air
1
> 3 tahun sekali
- Belum pernah melakukan kegiatan
0
manajemen air
5) Teknologi a. Penerapan Reduce, - Melakukan Reduce, Reuse, Recycle
4
Proses Reuse, Recycle (3R) (3R) dalam kegiatan proses produksi
- Melakukan Recycle dalam kegiatan
3
proses produksi
- Melakukan Reuse dalam kegiatan
2
proses produksi
- Melakukan dalam Reduce kegiatan
1
proses produksi
- Belum melakukan Reduce, Reuse,
Recycle (3R) dalam kegiatan proses 0
produksi

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


19
19
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

20
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

b. Segregasi air - Sudah melakukan segregasi air


buangan dari proses buangan dari proses produksi, dan
4
produksi pengolahan di IPAL sudah terpisah
dengan air hujan dan limbah domestik
- Sudah melakukan segregasi air
buangan dari proses produksi, namun
3
pengolahan di IPAL masih bercampur
dengan air hujan dan limbah domestik

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Sudah ada fasilitas segregasi, namun
2
belum/tidak beroperasi

- Sudah ada perencanaan segregasi air


1
buangan
- Belum ada perencanaan segregasi air
0
buangan
c. Inovasi Teknologi - Melakukan penggantian
mesin/peralatan 4
Proses Untuk Jangka
Waktu 1 Tahun Melakukan modifikasi mesin/peralatan
- 3

20
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
Terakhir - Sudah ada perencanaan penggantian
mesin/peralatan 2

- Sudah ada perencanaan modifikasi


1
mesin/peralatan
- Belum ada perencanaan penggantian
0
atau modifikasi mesin/peralatan
d. Kinerja Peralatan

1.) Batch System - Overall Equipment Effectiveness


4
≥ 85,0%
- Overall Equipment Effectiveness
3
60,0 ≤ x < 85%
- Overall Equipment Effectiveness
2
40,0 ≤ x < 60,0%
- Overall Equipment Effectiveness
1
20,0 ≤ x < 40,0%
- Overall Equipment Effectiveness

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


0

21
21
Lampiran Badan Penelitian
Pengembangan Industri

22
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala
KepalaBadan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
< 20,0%

2.) Continuous - Overall Equipment Effectiveness


System 4
≥ 95,0%

- Overall Equipment Effectiveness


3
70,0 ≤ x < 95%
- Overall Equipment Effectiveness
2

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


50,0 ≤ x < 70,0%
- Overall Equipment Effectiveness
1
30,0 ≤ x < 50,0%
- Overall Equipment Effectiveness
0
0 < x < 30,0%
e. Penerapan SOP - Tersedia tiga SOP (penanganan
penanganan material material input, proses produksi dan 4
maintenance); dilaksanakan
input, proses
produksi, dan - Tersedia dua SOP (penanganan
material input dan/atau proses 3
maintenance
produksi dan/atau maintenance);

22
Lampiran Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala
KepalaBadan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
dilaksanakan

- Tersedia satu SOP (penanganan


material input/proses 2
produksi/maintenance); dilaksanakan

- Tersedia minimal satu jenis SOP


(penanganan material input/proses
1
produksi/maintenance); tetapi tidak
dilaksanakan
- Belum memiliki SOP penanganan
material input dan/atau proses 0
produksi dan/atau maintenance
f. Inovasi produk - Dalam tahap sudah atau sedang
4
memperoleh paten
- Komersial 3
- Sedang dalam tahap uji coba 2
- Masih dalam tahap kajian 1

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Belum ada inovasi 0

23
23
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

24
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

g. Tingkat produk - ≤ 0,5% 4


reject/defect
- 0,5 < x ≤ 1,0% 3
terhadap total
produk - 1,0 < x ≤ 1,5% 2
- 1,5 < x ≤ 2,0% 1
- > 2,0% 0
6) Sumber Daya a. Peningkatan kapasitas - Peningkatan kapasitas SDM proses
Manusia SDM proses produksi produksi memenuhi persyaratan 4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


yang memenuhi eksternal dan internal
persyaratan 100%
- Peningkatan kapasitas SDM proses
produksi memenuhi persyaratan
3
eksternal dan internal
65 < x < 100%
- Peningkatan kapasitas SDM proses
produksi memenuhi persyaratan
2
eksternal dan internal
35 < x ≤ 65%

24
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Peningkatan kapasitas SDM proses


produksi memenuhi persyaratan
1
eksternal dan internal
0 < x ≤ 35%
- Belum ada upaya Peningkatan
kapasitas SDM proses produksi
0
memenuhi persyaratan eksternal dan
internal
b Jumlah SDM yang - Jumlah SDM yang sudah memperoleh 4
sudah memperoleh pelatihan kompetensi
pelatihan kompetensi > 15%
- Jumlah SDM yang sudah memperoleh
pelatihan kompetensi 3
10,0 < x ≤ 15,0%
- Jumlah SDM yang sudah memperoleh
pelatihan kompetensi 2
5,0 < x ≤ 10,0%
- Jumlah SDM yang sudah memperoleh 1
pelatihan kompetensi

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


25
25
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

26
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
0 < x ≤ 5,0%

- Belum ada SDM yang memperoleh


0
pelatihan kompetensi
7) Lingkungan Melakukan - Ada program, dijalankan secara berkala
4
Kerja di Ruang pemantauan dan setiap 6 bulan sekali
Proses Produksi penilaian kinerja K3L
- Ada program, dijalankan secara berkala
sesuai Peraturan 3
setiap 1 tahun sekali
Menteri Tenaga

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Kerja dan - Ada program, dijalankan secara berkala
2
Transmigrasi No. 13 setiap 2 tahun sekali
Tahun 2011
- Ada program, dijalankan secara berkala
1
lebih dari 2 tahun sekali
- Belum ada program pemantauan dan
0
penilaian kinerja K3L

B KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI 20

1. Program Upaya penurunan emisi - Memenuhi target penurunan emisi


4
Penurunan Emisi CO2e CO2e: > 99 %

26
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
CO2e - Memenuhi target penurunan emisi
3
CO2e: 66 < x ≤ 99%
- Memenuhi target penurunan emisi
2
CO2e: 33 < x ≤ 66%
- Memenuhi target penurunan emisi
1
CO2e: 0 < x ≤ 33%
- Belum memenuhi target penurunan
0
emisi CO2e
2. Pemenuhan a.a. Limbah Cair - 100% memenuhi 4
Baku Mutu
- 98 < x < 100% memenuhi 3
Lingkungan
- 95 < x ≤ 98% memenuhi 2
- 90 < x ≤ 95% memenuhi 1
- ≤ 90% memenuhi 0
b.b. Limbah Gas dan - 100% memenuhi 4
Debu
- 98 < x < 100% memenuhi 3

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- 95 < x ≤ 98% memenuhi 2

27
27
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

28
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- 90 < x ≤ 95% memenuhi 1


- ≤ 90% memenuhi 0

3. Sarana a. Operasional sarana - Sarana lengkap dan seluruhnya


4
Pengelolaan pengelolaan limbah beroperasi dengan baik
Limbah / Emisi dan emisi (sesuai
- Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi 3
persyaratan yang
berlaku) sebagian

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Sarana tidak lengkap dan semua
2
sarana beroperasi dengan baik
- Sarana tidak lengkap dan tidak
1
dioperasikan
- Belum ada sarana pengelolaan limbah /
0
emisi
b. Pengelolaan Limbah - Terdapat sarana, beroperasi serta
4
B3 (perizinan dan memiliki izin
prasarana sesuai - Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak
memiliki izin 3

28
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
persyaratan yang - Terdapat sarana, memiliki izin tidak
berlaku) 2
beroperasi
- Terdapat sarana, tapi tidak memiliki
1
izin dan tidak beroperasi
- Belum ada sarana pengelolaan limbah
0
B3

C MANAJEMEN PERUSAHAAN 10

1) Sertifikasi a. Produk - 75 < x ≤ 100% produk memiliki


4
sertifikat
- 50 < x ≤ 75% produk memiliki
3
sertifikat
- 25 < x ≤ 50% produk memiliki
2
sertifikat
- 0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat 1

- Belum ada produk memiliki sertifikat 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


29
29
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

30
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

b. Sistem Manajemen - Memiliki perencanaan,


yang dibuktikan mengimplementasikan, melakukan
4
dengan dokumen monev dan melakukan rencana aksi
sistem manajemen
- Memiliki perencanaan,
mengimplementasikan dan melakukan 3
monev
- Memiliki perencanaan dan sudah
2

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


mengimplementasikan
- Memiliki perencanaan sistem
1
manajemen
- Belum memiliki perencanaan sistem
0
manajemen
2) CSR a. Penerapan CSR yang - Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,
berkelanjutan dilaksanakan, dilakukan pemantauan 4
dan evaluasi serta ada pelaporan
- Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, 3
sudah dilaksanakan, dilakukan

30
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
pemantauan dan evaluasi, tapi tidak
ada pelaporan

- Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,


sudah dilaksanakan, namun belum
2
dilakukan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan
- Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan
1
namun belum dilaksanakan
- Belum ada kebijakan CSR yang
0
berkelanjutan
b. Program CSR yang - Memiliki >3 Program CSR yang
4
berkelanjutan berkelanjutan
- Memiliki 3 Program CSR yang
3
berkelanjutan
- Memiliki 2 Program CSR yang
2
berkelanjutan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Memiliki 1 Program CSR yang 1

31
31
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

32
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
berkelanjutan
- Tidak menerapkan CSR 0
3) Penghargaan Penghargaan terkait - > 3 penghargaan 4
bidang produksi dan
pengelolaan - 3 penghargaan 3
lingkungan industri - 2 penghargaan 2
yang pernah diterima
dalam jangka waktu - 1 penghargaan 1

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


1 tahun terakhir
- Belum ada penghargaan 0
4) Kesehatan Pemeriksaan - Dilakukan medical check up secara
4
karyawan kesehatan karyawan periodik setiap 1 tahun sekali
- Dilakukan medical check up secara 3
periodik setiap 2 tahun sekali

- Dilakukan medical check up secara


2
periodik setiap 3 tahun sekali
- Dilakukan medical check up secara
1
periodik >3 tahun

32
Lampiran Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Belum pernah dilakukan medical check


0
up

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


33
33
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
No. 82/BPPI/PER/3/2016 dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

Sedangkan untuk industri menengah penilaian didasarkan


pada hal-hal berikut:
a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi,
penggunaan material input, energi, air, teknologi proses,
sumber daya manusia, dan lingkungan kerja di ruang
proses produksi.
b) Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi, meliputi pemenuhan
baku mutu lingkungan dan sarana pengelolaan
limbah/emisi.
c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility (CSR), penghargaan, dan kesehatan
karyawan.
Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.

30
34 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

Tabel 2
Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau
Kategori Industri Menengah

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

A PROSES PRODUKSI 70

1) Program a. Kebijakan perusahaan - Ada Komitmen manajemen puncak (top


efisiensi produksi dalam penerapan management), ada perencanaan 4
efisiensi produksi (rencana kerja), dilaksanakan sesuai
dengan rencana serta dilakukan
pemantauan/evaluasi
- Ada Komitmen manajemen puncak (top
management), ada perencanaan
(rencana kerja), dilaksanakan sesuai 3
dengan rencana, tapi tidak dilakukan
pemantauan/evaluasi
- Ada Komitmen manajemen puncak (top 2
management), ada perencanaan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

31

35
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

36
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
(rencana kerja), tapi belum
dilaksanakan
- Ada Komitmen manajemen puncak (top
management) tapi belum tersedia 1
program atau rencana kerja
- Belum ada komitmen manajemen
0
puncak (top management)
b. Tingkat capaian - > 75% tercapai 4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


penerapan program
- 50,1 < x ≤ 75% tercapai 3
sesuai dengan
komitmen - 25 < x ≤ 50% tercapai 2
perusahaan dalam
meningkatkan - 0 < x ≤ 25% tercapai 1
efisiensi produksi - Belum tercapai atau tidak ada program 0
2) Material a. Sertifikasi/izin - 100% material input yang digunakan
4
Input Material Input memiliki sertifikat/izin
- 90 < x < 100% material input yang
3
digunakan memiliki sertifikat/izin

32
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- 80 < x ≤ 90% material input yang


2
digunakan memiliki sertifikat/izin
- 70 < x ≤ 80% material input yang
1
digunakan memiliki sertifikat/izin
- 0 < x ≤ 70% material input yang
0
digunakan memiliki sertifikat/izin
b. Rasio produk - Penggunaan material input
terhadap material menghasilkan per unit produk rata-rata 4
input 97 < x ≤ 100%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 3
90 < x ≤ 97%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 2
80 < x ≤ 90%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 1
70 < x ≤ 80%

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


33

37
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

38
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Penggunaan material input


menghasilkan per unit produk rata-rata 0
0 < x ≤70%
c. Upaya efisiensi - Telah melakukan efisiensi penggunaan
Penggunaan Material material input (raw material index 4
Input reduction) > 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 3

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


reduction) 5,0 < x ≤ 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 2
reduction) 2,5 < x ≤ 5,0%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 1
reduction) 0 < x ≤ 2,5 %
- Belum melakukan upaya efisiensi
0
penggunaan material input

34
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

d. Substitusi material - Telah melakukan substitusi


4
input 100%
- Telah melakukan substitusi
3
60 < x < 100%
- Telah melakukan substitusi
2
20 < x ≤ 60%
- Telah melakukan substitusi
1
0 < x ≤ 20 %
- Belum melakukan substitusi 0
e. Penanganan material - Ditempatkan di gudang/ruangan
input khusus untuk material input, dilakukan
pemantauan mutu material,
4
menerapkan prinsip FIFO (first in first
out), dipisahkan berdasarkan jenis
material
- Ditempatkan di gudang/ruangan
khusus untuk material input, dilakukan 3

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


pemantauan mutu material,
35

39
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

40
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
menerapkan prinsip FIFO (first in first
out)
- Ditempatkan di gudang/ruangan
khusus untuk material input, dilakukan 2
pemantauan mutu material
- Ditempatkan di gudang/ruangan
1
khusus untuk material input
- Belum ada upaya penanganan material 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


3.) Energi a. Upaya efisiensi - Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi energi (energy index reduction) 4
> 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 3
5,0 < x ≤ 7,5%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 2
2,5 < x ≤ 5,0%

36
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Telah melakukan efisiensi penggunaan


energi (energy index reduction) 1
0 < x ≤ 2,5%
- Belum ada upaya efisiensi energi 0
b. Upaya Penggunaan - Rasio penggunaan energi terbarukan
Energi Terbarukan terhadap total penggunaan energi 4
> 3,0%
- Rasio penggunaan energi terbarukan
terhadap total penggunaan energi 3
2,0 < x ≤ 3,0%
- Rasio penggunaan energi terbarukan
terhadap total penggunaan energi 2
1,0 < x ≤ 2,0%
- Rasio penggunaan energi terbarukan
terhadap total penggunaan energi 1
0 < x ≤ 1,0%
- Belum ada penggunaan energi 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


37

41
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

42
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
terbarukan
c. Melakukan kegiatan - Melakukan kegiatan manajemen energi
4
manajemen energi setiap tahun
dibuktikan dengan
- Melakukan kegiatan manajemen energi
adanya catatan 3
2 tahun sekali
- Melakukan kegiatan manajemen energi
2
3 tahun sekali

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Melakukan kegiatan manajemen energi
1
> 3 tahun sekali
- Belum pernah melakukan kegiatan
0
manajemen energi
4) Air a. Upaya efisiensi air - Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 4
>15%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (energy index reduction) 3
10,0 < x ≤ 15,0%

38
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Telah melakukan efisiensi penggunaan


air (water index reduction) 2
5,0 < x ≤ 10,0%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 1
0 < x ≤ 5,0 %
- Belum ada upaya efisiensi air 0

b. Penggunaan air daur - >30% 4


ulang untuk proses
- 20 < x ≤ 30% 3
produksi dan atau
utilitas - 10 < x ≤ 20% 2
- 0 < x ≤ 10% 1
- Belum melakukan daur ulang air 0
c. Upaya konservasi - Upaya konservasi sumber air sudah
4
sumber air (misalnya berjalan
membuat sumur
- Sudah melakukan kajian, perencanaan 3

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


39

43
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

44
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
resapan, bio pori teknis dan konstruksi
atau penampungan
- Sudah melakukan kajian dan
air hujan) 2
perencanaan teknis
- Sudah melakukan kajian 1
- Belum melakukan upaya konservasi air 0
d. Melakukan kegiatan - Melakukan kegiatan manajemen air
4
manajemen air yang setiap tahun

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


dibuktikan dengan
- Melakukan kegiatan manajemen air
adanya catatan 3
2 tahun sekali
- Melakukan kegiatan manajemen air
2
3 tahun sekali
- Melakukan kegiatan manajemen air
1
> 3 tahun sekali
- Belum pernah melakukan kegiatan
0
manajemen air
5) Teknologi a. Penerapan Reduce, - Melakukan Reduce, Reuse, Recycle 4

40
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
Proses Reuse, Recycle (3R) (3R) dalam kegiatan proses produksi
- Melakukan Recycle dalam kegiatan
3
proses produksi
- Melakukan Reuse dalam kegiatan
2
proses produksi
- Melakukan dalam Reduce kegiatan
1
proses produksi
- Belum melakukan Reduce, Reuse,
Recycle (3R) dalam kegiatan proses 0
produksi
b. Segregasi air - Sudah melakukan segregasi air
buangan dari proses buangan dari proses produksi dan
4
produksi pengolahan di IPAL sudah terpisah
dengan air hujan dan limbah domestik
- Sudah melakukan segregasi air
buangan dari proses produksi, namun
3
pengolahan di IPAL masih bercampur
dengan air hujan dan limbah domestik

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


41

45
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

46
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Sudah ada fasilitas segregasi, namun


2
belum/tidak beroperasi

- Sudah ada perencanaan segregasi air


1
buangan
- Belum ada perencanaan segregasi air
0
buangan
c. Inovasi Teknologi - Melakukan penggantian
4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Proses Untuk Jangka mesin/peralatan
Waktu 1 Tahun
- Melakukan modifikasi mesin/peralatan 3
Terakhir
- Sudah ada perencanaan penggantian
2
mesin/peralatan

- Sudah ada perencanaan modifikasi


1
mesin/peralatan

- Belum ada perencanaan penggantian


0
atau modifikasi mesin/peralatan

42
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

d. Kinerja Peralatan
1.) Batch System - Overall Equipment Effectiveness
4
≥ 85,0%
- Overall Equipment Effectiveness
3
60,0 ≤ x < 85,0%
- Overall Equipment Effectiveness
2
40,0 ≤ x < 60,0 %
- Overall Equipment Effectiveness
1
20,0 ≤ x < 40,0 %
- Overall Equipment Effectiveness
0
< 20,0%
2.) Continuous - Overall Equipment Effectiveness
4
System ≥ 95,0%
- Overall Equipment Effectiveness
3
70,0 ≤ x < 95%
- Overall Equipment Effectiveness 2

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


43

47
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

48
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
50,0 ≤ x < 70,0%
- Overall Equipment Effectiveness
1
30,0 ≤ x < 50,0%
- Overall Equipment Effectiveness
0
0 < x < 30,0%
e. Penerapan SOP - Tersedia tiga SOP (penanganan
penanganan material material input, proses produksi dan 4
maintenance); dilaksanakan
input, proses

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


produksi, dan - Tersedia dua SOP (penanganan
material input dan/atau proses
maintenance 3
produksi dan/atau maintenance);
dilaksanakan
- Tersedia satu SOP (penanganan
material input/proses 2
produksi/maintenance); dilaksanakan
- Tersedia minimal satu jenis SOP
(penanganan material input/proses
1
produksi/maintenance); tetapi tidak
dilaksanakan
44
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Belum memiliki SOP penanganan


material input dan/atau proses 0
produksi dan/atau maintenance
f. Inovasi produk - Dalam tahap sudah atau sedang
4
memperoleh paten
- Komersial 3
- Sedang dalam tahap uji coba 2
- Masih dalam tahap kajian 1
- Belum ada inovasi 0
g. Tingkat produk - ≤ 0,5% 4
reject /defect
- 0,5 < x ≤ 1,0% 3
terhadap total
produk - 1,0 < x ≤ 1,5% 2
- 1,5 < x ≤ 2,0% 1
- > 2,0% 0
6) Sumber Daya a. Peningkatan kapasitas - Peningkatan kapasitas SDM proses 4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


45

49
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

50
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
Manusia SDM proses produksi produksi memenuhi persyaratan
yang memenuhi eksternal dan internal
persyaratan 100%
- Peningkatan kapasitas SDM proses
produksi memenuhi persyaratan
3
eksternal dan internal
65 ≤ x < 100%
- Peningkatan kapasitas SDM proses
produksi memenuhi persyaratan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


2
eksternal dan internal
35 < x ≤ 65%
- Peningkatan kapasitas SDM proses
produksi memenuhi persyaratan
1
eksternal dan internal
0 < x ≤ 35%
- Belum ada upaya Peningkatan
kapasitas SDM proses produksi
0
memenuhi persyaratan eksternal dan
internal

46
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

b Jumlah SDM yang - Jumlah SDM yang sudah memperoleh


sudah memperoleh pelatihan kompetensi 4
pelatihan kompetensi > 15%
- Jumlah SDM yang sudah memperoleh
pelatihan kompetensi 3
10,0 < x ≤ 15,0%
- Jumlah SDM yang sudah memperoleh
pelatihan kompetensi 2
5,0 < x ≤ 10,0%
- Jumlah SDM yang sudah memperoleh
pelatihan kompetensi 1
0 < x ≤ 5,0%
- Belum ada SDM yang memperoleh
0
pelatihan kompetensi
7) Lingkungan Melakukan - Ada program, dijalankan secara berkala
4
Kerja di Ruang pemantauan dan setiap 6 bulan sekali
Proses Produksi penilaian kinerja K3L
- Ada program, dijalankan secara berkala
sesuai Peraturan 3
setiap 1 tahun sekali

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


47

51
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

52
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
Menteri Tenaga - Ada program, dijalankan secara berkala
Kerja dan 2
setiap 2 tahun sekali
Transmigrasi No. 13
Tahun 2011 - Ada program, dijalankan secara berkala
1
lebih dari 2 tahun sekali
- Belum ada program pemantauan dan
0
penilaian kinerja K3L

B KINERJA PENGELOLAAN LIMBAH / EMISI 20

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


1) Pemenuhan a.c. Limbah Cair - 100% memenuhi 4
Baku Mutu - 98 < x < 100% memenuhi 3
Lingkungan
- 95 < x ≤ 98% memenuhi 2
- 90 < x ≤ 95% memenuhi 1

- ≤ 90% memenuhi 0
b.d. Limbah Gas dan - 100% memenuhi 4
Debu
- 98 < x < 100% memenuhi 3

48
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- 95 < x ≤ 98% memenuhi 2


- 90 < x ≤ 95% memenuhi 1

- ≤ 90% memenuhi 0
2) Sarana a. Operasional sarana - Sarana lengkap dan seluruhnya
4
Pengelolaan pengelolaan limbah beroperasi dengan baik
Limbah / Emisi dan emisi (sesuai - Sarana lengkap, tapi hanya beroperasi
persyaratan yang 3
sebagian
berlaku)
- Sarana tidak lengkap dan semua
2
sarana beroperasi dengan baik
- Sarana tidak lengkap dan tidak
1
dioperasikan
- Belum ada sarana pengelolaan limbah /
0
emisi
b. Pengelolaan Limbah - Terdapat sarana, beroperasi serta
4
B3 (perizinan dan memiliki izin
prasarana sesuai
- 3
Terdapat sarana, beroperasi tapi tidak

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


49

53
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

54
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
persyaratan yang memiliki izin
berlaku)
- Terdapat sarana, memiliki izin tidak
2
beroperasi
- Terdapat sarana, tapi tidak memiliki
1
izin dan tidak beroperasi
- Belum ada sarana pengelolaan limbah
0
B3

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


C MANAJEMEN PERUSAHAAN 10

1) Sertifikasi a. Produk - 75 < x ≤ 100% produk memiliki


4
sertifikat

- 50 < x ≤ 75% produk memiliki


3
sertifikat

- 25 < x ≤ 50% produk memiliki


2
sertifikat

- 0 < x ≤ 25% produk memiliki sertifikat 1

50
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Belum ada produk memiliki sertifikat 0

b. Sistem Manajemen - Memiliki perencanaan,


yang dibuktikan mengimplementasikan, melakukan
4
dengan dokumen monev dan melakukan rencana aksi
sistem manajemen
- Memiliki perencanaan,
mengimplementasikan dan melakukan 3
monev
- Memiliki perencanaan dan sudah
2
mengimplementasikan
- Memiliki perencanaan sistem
manajemen 1

- Belum memiliki sertifikat sistem 0


manajemen

2) CSR a. Penerapan CSR yang - Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan, 4


berkelanjutan dilaksanakan, dilakukan pemantauan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


51

55
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

56
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)
dan evaluasi serta ada pelaporan

- Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,


sudah dilaksanakan, dilakukan
3
pemantauan dan evaluasi, tapi tidak
ada pelaporan
- Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan,
sudah dilaksanakan, namun belum
2
dilakukan pemantauan, evaluasi dan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


pelaporan
- Ada kebijakan CSR yang berkelanjutan
1
namun belum dilaksanakan
- Belum ada kebijakan CSR yang
0
berkelanjutan
b. Program CSR yang - Memiliki >3 Program CSR yang
4
berkelanjutan berkelanjutan
- Memiliki 3 Program CSR yang 3
berkelanjutan

52
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Memiliki 2 Program CSR yang


2
berkelanjutan
- Memiliki 1 Program CSR yang
1
berkelanjutan
- Tidak menerapkan CSR
0

3) Penghargaan Penghargaan terkait - > 3 penghargaan 4


bidang produksi dan
- 3 penghargaan 3
pengelolaan
lingkungan industri - 2 penghargaan 2
yang pernah diterima
dalam jangka waktu - 1 penghargaan 1
1 tahun terakhir - Belum ada penghargaan 0
4) Kesehatan Pemeriksaan - Dilakukan medical check up secara
4
karyawan kesehatan karyawan periodik setiap 1 tahun sekali
- Dilakukan medical check up secara 3
periodik setiap 2 tahun sekali

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


53

57
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

58
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

ASPEK BOBOT
NO KRITERIA INDIKATOR SKOR
PENILAIAN (%)

- Dilakukan medical check up secara


2
No. 82/BPPI/PER/3/2016

periodik setiap 3 tahun sekali


dan Pengembangan Industri

- Dilakukan medical check up secara


1
periodik setiap >3 tahun
- Belum pernah dilakukan medical check
0
up
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


54
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Sedangkan untuk industri kecil penilaian berdasarkan sebagai


berikut :
a) Proses Produksi, meliputi program efisiensi produksi,
penggunaan material input, energi, air, teknologi proses,
dan sumber daya manusia.
b) Pengelolaan Lingkungan dan Keselamatan Kerja, meliputi
limbah dan lingkungan kerja.
c) Manajemen Perusahaan, meliputi sertifikasi, Corporate
Social Responsibility (CSR), dan penghargaan.

Khusus untuk industri skala kecil didorong untuk


membuat pencatatan terhadap penerapan efisiensi
produksi yang dilakukan (material input, energi, dan
air).

Kriteria penilaian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3


berikut:

51
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 59
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

60
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

Tabel 3
Kriteria Penilaian Penghargaan Industri Hijau
Kategori Industri Kecil

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
A PROSES 70
PRODUKSI
1) Program a. Kebijakan - Ada perencanaan (rencana kerja), ada
Efisiensi perusahaan dalam komitmen ,dilaksanakan sesuai dengan
4
Produksi penerapan efisiensi rencana serta dilakukan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


produksi pemantauan/evaluasi
- Ada perencanaan (rencana kerja), ada
komitmen ,dilaksanakan sesuai dengan 3
rencana tetapi tidak dilakukan evaluasi
- Ada perencanaan (rencana kerja), ada
2
komitmen ,tetapi belum dilaksanakan
- Ada perencanaan (rencana kerja),
1
tetapi belum memiliki komitmen
- Belum ada perencanaan 0

52
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
b. Tingkat capaian - > 45 % tercapai 4
penerapan komitmen
- 31 < x ≤ 45 % tercapai 3
perusahaan dalam
meningkatkan - 15 < x ≤ 31 % tercapai 2
efisiensi produksi
- 0 < x ≤ 15 % tercapai 1
- Belum tercapai atau tidak ada program 0
2) Material Input a. Bukti pembelian - > 45 % material input yang digunakan
4
material input memiliki bukti pembelian
- 30 < x ≤ 45 % material input yang
3
digunakan memiliki bukti pembelian
- 15 < x ≤ 30 % material input yang
2
digunakan memiliki bukti pembelian

- 0 < x ≤ 15 % material input yang


1
digunakan memiliki 3 bukti pembelian
- Material input yang digunakan belum
0
memiliki bukti pembelian
b. Rasio produk - Penggunaan material input 4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


53

61
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri

62
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
terhadap material menghasilkan per unit produk rata-rata
input >75%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 3
65 < x ≤ 75%
- Penggunaan material input
menghasilkan per unit produk rata-rata 2
55 < x ≤ 65%
- Penggunaan material input

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


menghasilkan per unit produk rata-rata 1
45 < x ≤ 55 %

- Penggunaan material input


menghasilkan per unit produk rata-rata 0
0 < x ≤ 45%
c. Upaya efisiensi - Telah melakukan efisiensi penggunaan
Penggunaan Material material input (raw material index 4
Input reduction) > 5,0%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan 3
material input (raw material index
54
Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran
LampiranPeraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
reduction) 3,0 < x ≤ 5,0%

- Telah melakukan efisiensi penggunaan


material input (raw material index 2
reduction) 1,0 < x ≤ 3,0%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
material input (raw material index 1
reduction) 0 < x ≤ 1,0 %
- Belum melakukan upaya efisiensi 0
penggunaan material input
d. Substitusi material - Telah melakukan substitusi material
input 4
input >30 %
- Telah melakukan substitusi material
input 20 < x ≤ 30 % 3

- Telah melakukan substitusi material


2
input 10 < x ≤ 20 %
- Telah melakukan substitusi material
1
input 0 < x ≤ 10 %

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


55

63
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

64
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
- Belum melakukan substitusi material
0
input ramah lingkungan
e. Penanganan material - Ditempatkan di gudang/ruangan
input khusus untuk material input, dilakukan
pemantauan mutu material,
4
menerapkan prinsip FIFO (first in first
out), dipisahkan berdasarkan jenis
material.
-

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Ditempatkan di gudang/ruangan
khusus untuk material input, dilakukan
pemantauan mutu material, 3
menerapkan prinsip FIFO (first in first
out)
- Ditempatkan di gudang/ruangan
khusus untuk material input, dilakukan 2
pemantauan mutu material
- Ditempatkan di gudang/ruangan
1
khusus untuk material input.

56
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
- Belum ada upaya penanganan material 0
3) Energi a. Upaya efisiensi - Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi energi (energy index reduction) 4
> 7,5 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 3
5,0 < x ≤ 7,5 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 2
2,5 < x ≤ 5,0 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
energi (energy index reduction) 1
0 < x ≤ 2,5 %
- Belum ada upaya efisiensi energi 0
b. Upaya Pemanfaatan - Rasio penggunaan energi terbarukan
Energi Terbarukan terhadap total penggunaan energi 4
> 3%
- Rasio penggunaan energi terbarukan 3
terhadap total penggunaan energi

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


57

65
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

66
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
2,0 < x ≤ 3,0%
- Rasio penggunaan energi terbarukan
terhadap total penggunaan energi 2
0 < x ≤ 2,0 %
- Rasio penggunaan energi terbarukan
terhadap total penggunaan energi 1
0 < x ≤ 1,0 %
- Belum ada penggunaan energi
0
terbarukan

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


c. Melakukan kegiatan - Sudah melakukan pencatatan dengan
manajemen energi evaluasi secara rutin dan sudah ada 4
dibuktikan dengan tindak lanjut hasil evaluasi
adanya catatan - Sudah melakukan pencatatan dengan
3
evaluasi secara rutin
- Sudah melakukan pencatatan dengan
2
rutin
- Sudah melakukan pencatatan tapi
1
bersifat tidak rutin
- Belum ada pencatatan konsumsi 0
58
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
energi
4) Air a. Upaya efisiensi/ - Telah melakukan efisiensi penggunaan
konservasi Air air (water index reduction) 4
>10 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (energy index reduction) 3
6 < x ≤ 10 %
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 2
4<x≤ 6%
- Telah melakukan efisiensi penggunaan
air (water index reduction) 1
0<x≤ 4%
- Belum ada upaya efisiensi/konservasi
0
air
b. Melakukan kegiatan - Melakukan kegiatan manajemen air
4
manajemen air yang setiap tahun
dibuktikan dengan
- Melakukan kegiatan manajemen air 2 3

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


59

67
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

68
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
adanya catatan tahun sekali

- Melakukan kegiatan manajemen air 3


2
tahun sekali
- Melakukan kegiatan manajemen air >
1
3 tahun sekali
- Belum pernah melakukan kegiatan
0
manajemen air
5) Teknologi a. Penerapan program - Menerapkan proses reduce dan reuse
4

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Proses reduce dan reuse bahan baku dan air
- Menerapkan proses reduce dan reuse
3
bahan baku
- Menerapkan proses reduce bahan
2
baku dan air
- Menerapkan proses reduce bahan
1
baku
- Belum menerapkan proses reduce dan
0
reuse

60
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
b. Peningkatan - Melakukan penggantian
Teknologi Proses dan 4
mesin/peralatan
Mesin/Peralatan
- Melakukan modifikasi mesin/peralatan 3
- Sudah ada perencanaan penggantian
2
mesin/peralatan

- Sudah ada perencanaan modifikasi


1
mesin/peralatan

- Belum ada perencanaan penggantian


0
atau modifikasi mesin/peralatan

c. Penerapan SOP - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form


proses produksi Kerja dengan lengkap, dilaksanakan 4
(operasional seluruhnya
mesin/peralatan,
material input bahan - Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form
baku, maintenance Kerja dengan lengkap, dilaksanakan 3
mesin/peralatan) sebagian saja

- Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form 2

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


61

69
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

70
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
Kerja, tapi tidak lengkap dan
dilaksanakan seluruhnya

- Tersedia SOP/Instruksi Kerja/Form


Kerja, tapi tidak lengkap dan 1
dilaksanakan sebagian saja

- Belum ada SOP sama sekali 0


d. Tingkat produk reject - ≤ 1,0 % 4
/defect terhadap
1,0 < x ≤ 1,5 %

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- 3
total produk
- 1,5 < x ≤ 2,0 % 2
- 2,0 < x ≤ 2,5 % 1
- > 2,5 % 0
6) Sumber Daya Program pelatihan - Program pelatihan dasar yang sesuai
4
Manusia dasar dengan kebutuhan industri:
100%
- Program pelatihan dasar yang sesuai 3
dengan kebutuhan industri:

62
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
65 ≤ x < 100%

- Program pelatihan dasar yang sesuai


dengan kebutuhan industri: 2
35 < x ≤ 65%
- Program pelatihan dasar yang sesuai
dengan kebutuhan industri: 1
0 < x ≤ 35%
- Belum ada program pelatihan dasar
0
yang sesuai dengan kebutuhan industri
B PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN 20
KESELAMATAN KERJA
1) Limbah a. Pengelolaan limbah - Melakukan pengolahan limbah sesuai
4
ketentuan

- Memisahkan dan mengumpulkan


3
limbah berdasarkan jenis

- Melakukan pencatatan volume dan


2
jenis limbah

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


63

71
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

72
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
- Langsung dibuang sesuai ketentuan
1
yang berlaku

- Belum ada upaya pengelolaan limbah 0


b. Pemanfaatan limbah - Digunakan kembali di perusahaan 4
sendiri untuk proses produksi

- Digunakan kembali di perusahaan


3
sendiri, bukan untuk proses produksi

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Digunakan oleh pihak lain untuk
2
proses produksi
- Digunakan oleh pihak lain, bukan
1
untuk proses produksi
- Belum ada upaya pemanfaatan 0
c. Pengujian kualitas - Dilakukan secara periodik setiap 3
4
limbah bulan
- Dilakukan secara periodik setiap 6
3
bulan

64
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
- Dilakukan secara periodik setiap 1
2
tahun
- Dilakukan secara periodik > 1 tahun 1
- Belum pernah melakukan pengujian
0
kualitas limbah
d. Pemenuhan baku - 100% memenuhi 4
mutu limbah cair
- 90 < x < 100% memenuhi 3
- 80 < x ≤ 90% memenuhi 2
- 70 < x ≤ 80% memenuhi 1
- ≤ 70% memenuhi 0
e. Pemenuhan baku - 100% memenuhi 4
mutu limbah gas dan - 90 < x < 100% memenuhi
debu 3
- 80 < x ≤ 90% memenuhi 2
- 70 < x ≤ 80% memenuhi 1
- ≤70% memenuhi 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


65

73
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

74
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
2) Lingkungan Keselamatan, - Sudah menerapkan sistem ventilasi
Kerja Kesehatan Kerja dan (sirkulasi udara) di ruangan proses
Lingkungan (K3L) produksi, menerapkan penggunaan
4
alat perlindungan diri (APD),
memasang rambu-rambu K3L dan
tersedia alat P3K
- Sudah menerapkan penggunaan alat
perlindungan diri (APD), memasang
3
rambu-rambu K3L, dan tersedia alat
P3K

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


- Sudah memasang rambu-rambu K3L
2
dan tersedia alat P3K
- Sudah memasang rambu-rambu K3L 1
- Belum melakukan upaya K3L diatas 0
C MANAJEMEN PERUSAHAAN 10
1) Sertifikasi a Produk - > 45 % produk memiliki sertifikat 4

- 30 < x ≤ 45 % produk memiliki 3

66
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
sertifikat

- 15 < x ≤ 30 % produk memiliki


2
sertifikat
- 0 < x ≤ 15 % produk memiliki
1
sertifikat
- Belum ada produk memiliki sertifikat 0
b Sistem Manajemen - Memiliki perencanaan,
mengimplementasikan, melakukan 4
monev dan melakukan rencana aksi
sistem manajemen
- Memiliki perencanaan,
mengimplementasikan dan melakukan 3
monev
- Memiliki perencanaan dan sudah
2
mengimplementasikan
- Memiliki perencanaan sistem
1
manajemen

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


67

75
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri

76
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
- Belum memiliki sertifikat system
0
manajemen
2) CSR Kepedulian terhadap - Ya, konsisten dilakukan setiap 6 bulan 4
sosial, ekonomi dan
- Ya, konsisten dilakukan setiap 1 tahun 3
lingkungan sekitar
- Ya, kadang-kadang 2
- Ya, sesuai permintaan masyarakat 1
- Sampai saat ini belum dilaksanakan 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


3) Penghargaan a Keikutsertaan - > 3 kegiatan yang diikuti 4
perusahaan dalam
- 3 kegiatan yang diikuti 3
acara-acara yang
berkaitan dengan - 2 kegiatan yang diikuti 2
peningkatan usaha
- 1 kegiatan yang diikuti 1
terkait

- Belum ada penghargaan 0

b Penghargaan di bidang - > 3 penghargaan 4


industri dalam kurun
- 3 penghargaan 3

68
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan
danPengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016

NO ASPEK PENILAIAN KRITERIA BOBOT INDIKATOR SKOR


(%)
waktu 1 tahun terakhir - 2 penghargaan 2
- 1 penghargaan 1
- Belum ada penghargaan 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


69

77
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Cara Penilaian
Cara penilaian untuk kategori industri besar:
a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana
tercantum pada Tabel 1.
b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-4.
c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor
dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali
dengan bobot aspek.
Bobot Aspek Proses Produksi = 70% (0,7)
Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 96
Bobot Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi = 20%
(0,2)
Skor Maksimal Aspek Kinerja Pengelolaan Limbah/Emisi
=20
Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 10% (0,1)
Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 24
d) Total Perolahan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari
masing-masing nilai setiap aspek dikali 100.

Total Skor = x 0,7 + x 0,2 + x 0,1

78 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


70
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan
Lampiran PeraturanKepala
KepalaBadan
BadanPenelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan
danPengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

e) e)Contoh Perhitungan
Contoh : :
Perhitungan
Tabel 44
Tabel
Contoh Perhitungan
Contoh Penilaian
Perhitungan Penilaian

Aspek
Aspek
Penilaian
Penilaian Bobot
Bobot Jumlah
Jumlah Jumlah
Jumlah Nilai
Nilai Setiap
Setiap
Perolehan
Perolehan Skor
Skor Aspek
Aspek
Skor
Skor Maksimal
Maksimal

Proses
Proses
Produksi
Produksi 70%
70% 7575 9696 (75/96)
(75/96) xx
(A) (A) 0,7
0,7 =0,55
=0,55
Kinerja
Kinerja 20%
20% 1818 2020 (18/20)
(18/20) xx
Pengelolaan
Pengelolaan 0,2
0,2 =0,18
=0,18
Limbah/Emisi
Limbah/Emisi
(B)(B)
Manajemen
Manajemen 10%
10% 2020 2424 (20/24)
(20/24) xx
Perusahaan
Perusahaan
(C)(C) 0,1
0,1 == 0,08
0,08
Total
Total
Perolehan
Perolehan (0,55
(0,55
+ +0,18
0,18+ +0,08)
0,08)x x100
100== 81
81
NilaiNilai
: (A+B+C)
: (A+B+C)
X X
100100

Cara penilaian
Cara untuk
penilaian kategori
untuk industri
kategori industrimenengah:
menengah:
a) a)
Penilaian
Penilaiandilakukan
dilakukanberdasarkan
berdasarkan kriteria
kriteria sebagaimana
sebagaimana
tercantum pada
tercantum Tabel
pada 2. 2.
Tabel
b) b)
Pemberian skor
Pemberian untuk
skor masing-masing
untuk masing-masingkriteria
kriteriaadalah
adalah0-4.
0-4.
c) c)
Penilaian setiap
Penilaian aspek
setiap merupakan
aspek merupakanjumlah
jumlahperolehan
perolehanskor
skor
daridari
setiap aspek
setiap aspekdibagi
dibagidengan
denganskor
skor maksimal
maksimal dikali
dikali
dengan bobot
dengan aspek.
bobot aspek.
Bobot Aspek
Bobot Proses
Aspek Produk
Proses ==
Produk 70%
70%(0,7)
(0,7)
Skor Maksimal
Skor Aspek
Maksimal Proses
Aspek Produksi=
Proses Produksi=9696
Bobot Aspek
Bobot AspekPengelolaan
PengelolaanLingkungan
Lingkungan dan
dan Kesehatan
Kesehatan
Kerja = 20%
Kerja (0,2)
= 20% (0,2)

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 79


71
71
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
KepalaBadan
BadanPenelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan
dan Pengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Skor
Skor Maksimal
Maksimal Aspek
Aspek Pengelolaan
Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan dan
dan
Kesehatan
KesehatanKerja
Kerja==20
20
Bobot
BobotAspek
AspekManajemen
Manajemen Perusahaan
Perusahaan = 10%
10% (0,1)
(0,1)
Skor
SkorMaksimal
MaksimalAspek
Aspek Manajemen
Manajemen Perusahaan
Perusahaan =
= 24
24
d)d) Total
TotalPerolahan
Perolahan Nilai
Nilai merupakan
merupakan hasil penjumlahan
penjumlahan dari
dari
masing-masing
masing-masingnilai
nilaisetiap
setiap aspek
aspek dikali 100.

Total
Total Skor==
Skor xx0,7
0,7++ x 0,2 + xx0,1
0,1

e)e) Contoh
ContohPerhitungan
Perhitungan::
Tabel
Tabel 55
Contoh
ContohPerhitungan
Perhitungan Penilaian
Penilaian

Aspek
AspekPenilaian
Penilaian Bobot
Bobot Jumlah
Jumlah Jumlah Nilai
Nilai Setiap
Setiap
Perolehan
Perolehan Skor Aspek
Aspek
Skor
Skor Maksimal
Maksimal

Proses
ProsesProduksi
Produksi(A)
(A) 70%
70% 80
80 96 (80/96)
(80/96) xx 0,7
0,7
=0,58
=0,58

Kinerja
KinerjaPengelolaan
Pengelolaan 20%
20% 15
15 20 (15/20)
(15/20) xx 0,2
0,2
Limbah
Limbah/ Emisi
/ Emisi(B)
(B) =0,15
=0,15
Manajemen
Manajemen 10%
10% 20
20 24 (20/24)
(20/24) xx 0,1
0,1
Perusahaan
Perusahaan(C)
(C) =
= 0,08
0,08
Total
Total Perolehan
Perolehan (0,58
(0,58 ++ 0,15
0,15 + 0,08) x 100
100 =
= 81
81
Nilai
Nilai
: (A+B+C)
: (A+B+C)X X100
100

80 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


72
72
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Cara penilaian untuk kategori industri kecil:


a) Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria sebagaimana
tercantum pada Tabel 3.
b) Pemberian skor untuk masing-masing kriteria adalah 0-4.
c) Penilaian setiap aspek merupakan jumlah perolehan skor
dari setiap aspek dibagi dengan skor maksimal dikali
dengan bobot aspek.
Bobot Aspek Proses Produk = 70% (0,7)
Skor Maksimal Aspek Proses Produksi= 68
Bobot Aspek Pengelolaan Lingkungan dan Kesehatan
Kerja = 20% (0,2)
Skor Maksimal Aspek Pengelolaan Lingkungan dan
Kesehatan Kerja = 24
Bobot Aspek Manajemen Perusahaan = 10% (0,1)
Skor Maksimal Aspek Manajemen Perusahaan = 20
d) Total Perolahan Nilai merupakan hasil penjumlahan dari
masing-masing nilai setiap aspek dikali 100.

Total Skor = x 0,7 + x 0,2 + x 0,1

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 81


73
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran Peraturan
PeraturanKepala
KepalaBadan
BadanPenelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan
danPengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

e)e) Contoh
ContohPerhitungan
Perhitungan ::

Tabel
Tabel 6
Contoh
Contoh Perhitungan
Perhitungan Penilaian
Penilaian

Aspek
AspekPenilaian
Penilaian Bobot
Bobot Jumlah
Jumlah Jumlah
Jumlah Nilai
Nilai Setiap
Setiap
Perolehan
Perolehan Skor
Skor Aspek
Aspek
Skor
Skor Maksimal
Maksimal

Proses
ProsesProduksi
Produksi(A)
(A) 70%
70% 60
60 68
68 (60/68)
(60/68) xx
0,7
0,7 =0,62
=0,62

Pengelolaan
Pengelolaan 20%
20% 20
20 24
24 (20/24)
(20/24) xx
Lingkungan
Lingkungandan
dan 0,2
0,2 =0,17
=0,17
Kesehatan
KesehatanKerja
Kerja (B)
(B)
Manajemen
Manajemen 10%
10% 12
12 20
20 (12/20)
(12/20) xx
Perusahaan
Perusahaan(C)
(C) 0,1
0,1 == 0,06
0,06
Total
Total Perolehan
Perolehan (0,62
(0,62 + 0,17 + 0,06)
0,06) xx 100
100 == 85
85
Nilai
Nilai
: :(A+B+C)
(A+B+C)XX100
100

3.3. Kualifikasi
KualifikasiHasil
Hasil Penilaian
Penilaian
a)a) Penghargaan
Penghargaan Industri
Industri Hijau dibagi
dibagi atas
atas 55 (lima)
(lima) Level
Level
berdasarkan rentang/interval
berdasarkan rentang/interval nilai yang
yang diperoleh.
diperoleh.

82 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


74
74
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Tabel 7
Klasifikasi Penghargaan Industri Hijau

*)
Klasifikasi Penghargaan Interval Nilai

Level 5 90,1 – 100,0

Level 4 80,1 – 90,0

Level 3 70,1 – 80,0

Level 2 60,1 – 70,0

Level 1 50,0 – 60,0


*)
Pembulatan nilai klasifikasi hanya diizinkan satu desimal
di belakang koma

b) Program Penghargaan Industri Hijau bersifat partisipatif


dan sukarela (voluntary). Perusahaan industri yang
mendaftarkan diri harus memahami setiap kriteria
industri hijau.

c) Perusahaan industri dapat dikategorikan memiliki


komitmen terhadap upaya penerapan industri hijau, jika
dapat memenuhi paling sedikit 50% dari setiap aspek
penilaian. Sedangkan perusahaan industri yang dapat
memenuhi setiap aspek penilaian dengan persentase di
atas 90%, dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang
telah menerapkan prinsip industri hijau secara
berkelanjutan.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 83


75
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

BAB V
PANDUAN TEKNIS PENILAIAN

Dalam melakukan penilaian penghargaan industri hijau, Tim Teknis


mengacu kriteria yang telah ditetapkan pada Buku Pedoman
Penilaian Penghargaan Industri Hijau. Sistem penilaian
berdasarkan skala rating dengan menggunakan skor angka 0 sampai
dengan 4 (angka nol sebagai skor terendah dan angka empat
sebagai skor tertinggi). Penetapan skor didasarkan pada hasil
evaluasi/analisa dari masing-masing kriteria dengan menggunakan
indikator yang telah ada.

A. PROSES PRODUKSI

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR


Program a. Kebijakan Komitmen manajemen
Efisiensi perusahaan puncak (top management),
Produksi dalam adanya:
penerapan Komitmen tertulis 1
efisiensi Perencanaan (rencana
1
produsi kerja)
Pelaksanaan 1
Pemantauan/evaluasi 1

Penjelasan:
1. Kebijakan perusahaan yang dapat mendukung penerapan
efisiensi produksi adalah kebijakan yang khususnya terkait
dengan produksi antara lain penghematan penggunaan material
input/bahan baku dan bahan penolong, energi dan air. Kebijakan
perusahaan ini tertuang dalam bentuk Key Performance

84 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


76
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dandan
Pengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Indicator (KPI)
Indicator (KPI) atau
atau target
targetyang
yangterukur.
terukur.Kebijakan
Kebijakan
harus
harus
dilaksanakan
dilaksanakandan
danperlu
perludievaluasi
dievaluasi
secara
secara
berkala
berkala
sehingga
sehingga
dapat
dapat
berjalan
berjalanoptimal.
optimal.

2.
2. Sumber
SumberData/Informasi:
Data/Informasi:
Data
Datasekunder:
sekunder:
Dokumen
Dokumenkebijakan
kebijakandan
danprogram
programpenerapan efisiensi
penerapan produksi
efisiensi produksi
perusahaan.
perusahaan.
Data
DataPrimer:
Primer:
Wawancara
Wawancaraterkait
terkaitdengan
denganprogram penerapan
program efisiensi
penerapan produksi
efisiensi produksi
dan
danpelaksanaannya.
pelaksanaannya.

3.
3. Cara/Justifikasi
Cara/JustifikasiPenilaian:
Penilaian:
 Identifikasi
Identifikasi dokumen
dokumenkebijakan
kebijakandan
danprogram
programpenerapan
penerapan
efisiensi
efisiensiproduksi.
produksi.
 Observasi
Observasipenerapan
penerapanprogram di di
program lapangan
lapangan
 Identifikasi
Identifikasilaporan
laporanhasil
hasilpemantauan/evaluasi program
pemantauan/evaluasi program

Sub
SubAspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Program
Program b.b. Tingkat
Tingkat >>75%75% tercapai
tercapai 4 4
Efisiensi
Efisiensi capaian
capaian
Produksi
Produksi 50,1
50,1< x<≤x 75%
≤ 75%tercapai
tercapai 3 3
penerapan
penerapan
program sesuai 2525
programsesuai < x< ≤x 50%
≤ 50%tercapai
tercapai 2 2
dengan
dengan
0<0 x< ≤x 25%
≤ 25% tercapai
tercapai 1 1
komitmen
komitmen
perusahaan
perusahaan
dalam
dalam Belum
Belum tercapai
tercapai
atau
atau
tidak
tidak 0 0
meningkatkan
meningkatkan ada
adaprogram
program
efisiensi
efisiensi
produksi
produksi

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


77 85
77
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:

1. Penerapan kebijakan dan program efisiensi produksi akan


berdampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya yang merupakan salah satu upaya
untuk mencapai industri hijau yang berkelanjutan. Indikator
peningkatan efisiensi dan efektivitas dimaksud adalah
tercapainya KPI atau target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Laporan kegiatan produksi, khususnya yang terkait dengan
penggunaan sumber daya (material input/bahan baku dan
bahan penolong, energi, air).

Data Primer:
Wawancara terkait dengan penerapan program.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Identifikasi dokumen kebijakan dan program penerapan
efisiensi produksi.
 Identifikasi pelaksanaan program.
 Evaluasi tingkat pencapaian program yang telah dilakukan
berdasarkan laporan tahunan perusahaan.
 Laporan evaluasi pelaksanaan program efisiensi produksi,
yang antara lain memuat Key Performance Indicator (KPI)
atau target dan capaian.

86 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


78
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala Badan
Badan Penelitian
Penelitian
Lampiran Peraturan dan
Kepala
dan Badan Penelitian
Pengembangan
Pengembangan Industri
Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

RumusPerhitungan
 Rumus Perhitungan== x x100%
100%

Sub Aspek
Sub Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Material
Material a.a. Sertifikasi/izin
Sertifikasi/izin 100%
100%material
materialinput
inputyang
yang 4 4
input
input material
material digunakan
digunakanmemiliki
memiliki
input
input sertifikat/izin
sertifikat/izin
9090<<x x<<100%
100%material
material 3 3
input
inputyang
yangdigunakan
digunakan
memiliki
memilikisertifikat/izin
sertifikat/izin
8080<<x x≤≤90%
90%material
material 2 2
inputyang
input yangdigunakan
digunakan
memilikisertifikat/izin
memiliki sertifikat/izin
7070<<x x≤≤80%
80%material
material 1 1
inputyang
input yangdigunakan
digunakan
memilikisertifikat/izin
memiliki sertifikat/izin
0 0<<x x≤≤70%
70%material
material 0 0
input
inputyang
yangdigunakan
digunakan
memiliki
memilikisertifikat/izin
sertifikat/izin

Penjelasan:
Penjelasan:
1.
1. Pemenuhan
Pemenuhan sertifikasi/izin
sertifikasi/izin material
material input
input dimaksudkan
dimaksudkanuntuk
untuk
memenuhi
memenuhi standar
standar mutu
mutu dan
dankeamanan
keamananyang
yangmengacu
mengacupada
pada
standar
standar nasional
nasional dan
dan internasional.
internasional. Bagi
Bagimaterial
materialinput
inputyang
yang
sudah
sudah ada
ada standarnya
standarnyabaik
baiknasional
nasionaldan
daninternasional
internasionaldibuktikan
dibuktikan
dengan
dengan sertifikasi
sertifikasi yang
yang dimiliki
dimiliki seperti
seperti SNI,
SNI, ASTM,
ASTM,ASME,
ASME,
certificate of
certificate of analysis
analysis(CoA)
(CoA), ,safety
safetydata
datasheet
sheet(SDS)
(SDS)atau
ataulain-
lain-
lain. Sedangkan
lain. Sedangkan untuk
untuk material
material input
input yang
yang belum
belummemiliki
memiliki
standar harus
standar harus memiliki
memiliki izin
izinpenggunaan
penggunaanmaterial
materialinput
inputseperti
seperti

7979
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 87
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

izin penambangan untuk industri semen, sertifikat lacak balak


untuk industri pulp dan kertas, atau lain-lain.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Bukti sertifikat/izin material input yang digunakan untuk proses
produksi

Data Primer:
Wawancara terkait dengan penggunaan material input dan
sertifikasi bahan baku.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi dan evaluasi sertifikat material input yang dimiliki
baik dari nasional maupun internasional, berupa SNI, ASTM,
ASME, certificate of analysis (CoA), safety data sheet (SDS) atau
lain-lain.

88 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


80
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Material b. Rasio Penggunaan material input 4


input produk menghasilkan per unit
terhadap produk rata-rata
material 97 < x ≤ 100%
input

Penggunaan material input 3


menghasilkan per unit
produk rata-rata
90 < x ≤ 97%
Penggunaan material 2
input menghasilkan per
unit produk rata-rata
80 < x ≤ 90%
Penggunaan material 1
input menghasilkan per
unit produk rata-rata
70 < x ≤ 80%
Penggunaan material 0
input menghasilkan per
unit produk rata-rata
0 < x ≤70%

Penjelasan:
1. Optimasi dan minimasi penggunaan material input/bahan baku
dan bahan penolong adalah elemen terpenting dalam penerapan
konsep industri hijau pada industri. Dengan penggunaan
material input secara efisien akan berdampak positif terhadap
pengurangan biaya produksi sekaligus mengurangi dampak
negatif terhadap lingkungan. Pemenuhan tingkat rasio satu

81
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 89
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

satuan penggunaan material input terhadap satu satuan produk


yang dihasilkan dari rata-rata industri merupakan sasaran
penerapan industri hijau.

Khusus industri yang berbasis agro seperti industri gula, pulp,


minuman teh, kelapa sawit, tahu dan lain-lain, maka basis
perhitungan tingkat rasio penggunaan material adalah
berdasarkan hasil ektraksi. Contoh: industri gula yang
menggunakan material inputnya tebu, maka dasar perhitungan
rasio material input terhadap produk adalah ekstrak tebu (nira).

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Dokumen Penggunaan material input 3 tahun terakhir
 Neraca Massa
 Data kapasitas produksi 3 tahun terakhir
 Diagram proses produksi

Data Primer:
Observasi lapangan dan wawancara

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Analisa data penggunaan material input.
 Analisa data kapasitas produksi.
 Hitung efisiensi penggunaan material input terhadap produk
dengan rumus: rata-rata jumlah produk per tahun
dibagi rata-rata jumlah penggunaan material input
per tahun.

90 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


82
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dandan
Pengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Rasio
RasioProduk
Produkterhadap
terhadapMaterial
MaterialInput
Input= =

SUB
SUBASPEK
ASPEK KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Material
Material c.c. Upaya
Upayaefisiensi
efisiensi Telah
Telahmelakukan
melakukan
efisiensi
efisiensi 4 4
input
input Penggunaan
Penggunaan penggunaan
penggunaan material
material
Material Input input
MaterialInput (raw
input(raw material
material index
index
reduction
reduction )>
)>7,5%
7,5%
Telah
Telahmelakukan
melakukan efisiensi
efisiensi 3 3
penggunaan
penggunaan material
material (raw
(raw
materialindex
material index reduction
reduction ) )
5,0
5,0< <x ≤
x≤7,5%
7,5%
Telah
Telahmelakukan
melakukanefisiensi
efisiensi 2 2
penggunaan
penggunaan material
material
(raw
input(raw
input material
material index
index
reduction
reduction ) 2,5
) 2,5
<<x ≤5,0%
x ≤5,0%
Telah
Telahmelakukan
melakukan efisiensi
efisiensi 1 1
penggunaan
penggunaan material
material
(raw
input(raw
input material
material index
index
reduction
reduction ) 0) <
0<x≤
x≤ 2,52,5
%%
Belum
Belumada
ada
upaya
upaya
efisiensi
efisiensi 0 0
penggunaan
penggunaan material
material
input
input

Penjelasan:
Penjelasan:

1. Efisiensi
1. Efisiensi penggunaan
penggunaan material
material input
input adalah
adalah upaya
upayauntuk
untuk
melakukan penghematan
melakukan penghematan penggunaan
penggunaanmaterial
materialinput
inputdalam
dalam
proses produksi.
proses produksi. Dengan
Dengan penggunaan
penggunaanmaterial
materialinput
inputdalam
dalam
jumlah yang
jumlah yang sama
sama diharapkan
diharapkanjumlah
jumlahproduk
produkyang
yangdihasilkan
dihasilkan
dapat meningkat.
dapat meningkat. Indikator
Indikator perhitungan
perhitungan efisiensi
efisiensi adalah
adalah
berdasarkan indeks
berdasarkan indeks bahan
bahan baku (rawmaterial
baku(raw materialindex
index
), ),yaitu
yaitu
jumlah
jumlahpenggunaan
penggunaanmaterial
materialinput
inputper
persatuan
satuan
produk.
produk.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


8391
83
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Data penggunaan material input dalam 3 tahun terakhir
 Data jumlah produksi dalam 3 tahun terakhir

Data Primer:
Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan
material input dan kapasitas produksi

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Analisa data penggunaan material input.
 Analisa data kapasitas produksi.
 Hitung intensitas material dengan rumus: jumlah material
input yang digunakan per tahun dibagi jumlah produk per
tahun.
 Hitung rata-rata penurunan intensitas material selama 3
tahun
 Bagi industri yang menyatakan proses produksinya sudah
sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang
berlaku.
 Bagi industri yang nilai intensitas materialnya selama 3
tahun berturut-turut mencapai 97< x ≤ 100%, maka dinilai
4.

92 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


84
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala Badan
Badan Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan
dan Pengembangan
Pengembangan Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

 Perhitunganefisiensi
Perhitungan efisiensiadalah
adalahberdasarkan
berdasarkanindeks
indeksbahan
bahan baku
baku
raw material
((raw material index
index),), dihitung denganrumus:
dihitung dengan rumus:jumlah
jumlah
penggunaan
penggunaan material
materialinput
inputper
pertahun
tahundibagi
dibagijumlah
jumlah
produk
produkper
pertahun.
tahun.

Sub
Sub Aspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Material
Material d.d. Substitusi
Substitusi Telah
Telahmelakukan
melakukan 4 4
input
input material
materialinput
input substitusi
substitusi
100%
100%
Telah
Telahmelakukan
melakukan 3 3
substitusi
substitusi
0 0<<x x<<100%
100%
Telahmelakukan
Telah melakukan 2 2
substitusi
substitusi
2020<<x x≤≤60%
60%
Telah
Telahmelakukan
melakukan 1 1
substitusi
substitusi
0 0<<x x≤≤2020%%
Belum
Belummelakukan
melakukan 0 0
substitusi
substitusi
Penjelasan:
Penjelasan:
1.
1. Substitusi
Substitusi material
materialinput
inputadalah
adalahpenggantian
penggantianbahan
bahandari
darimaterial
material
input
input yang
yang sudah
sudahada
adadengan
denganbahan
bahanlain
lainyang
yangbertujuan
bertujuanuntuk
untuk
meningkatkan
meningkatkan efisiensi
efisiensi produksi
produksi dan/atau resourceefficiency
dan/atauresource efficiency
dan/atau mengurangi
dan/atau mengurangidampak
dampaknegatif
negatifterhadap
terhadaplingkungan
lingkungandan
dan
kesehatan. Misalnya
kesehatan. Misalnyadengan
denganmelakukan
melakukansubstitusi
substitusisuatu
suatumaterial
material
dapat mengurangi
dapat mengurangi penggunaan
penggunaanenergi,
energi,air,
air,mengurangi
mengurangiwaktu
waktu
proses, atau
proses, ataumengurangi
mengurangipenggunaan
penggunaanbahan
bahanB3B3dll.
dll.

2. Sumber
2. Sumber Data/Informasi:
Data/Informasi:
Data Sekunder:
Data Sekunder:

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


8593
85
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

 Daftar atau informasi material input yang digunakan (faktur


pembelian bahan, manifest pengadaan bahan dari supplier,
uraian proses produksi).
 Daftar atau katalog material input ramah lingkungan dari
berbagai referensi atau pustaka yang tersedia.
Data Primer:

Observasi lapangan terkait dengan proses produksi.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Identifikasi dan evaluasi jenis, kategori dan sumber material
input yang digunakan pada industri dari data yang diperoleh.
Bila diperlukan gunakan sumber informasi atau daftar
panduan berbagai bahan berdasarkan referensi yang ada
(peraturan, data empiris, hasil riset, dan lain-lain).
 Identifikasi dan evaluasi jenis material input yang digunakan
sebelum dilakukan substitusi bahan.
 Evaluasi dampak yang dihasilkan dari subsitusi material yang
dilakukan.
 Hitung persentase material subsitusi yang digunakan dengan
rumus: jumlah material substitusi dibagi dengan
jumlah material yang disubstitusi.

94 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


86
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan dan Pengembangan
Kepala Industri
Badan Penelitian
No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

Material e. Penanganan Ditempatkan di 4


input material input gudang/ruangan khusus
untuk material input,
dilakukan pemantauan
mutu material,
menerapkan prinsip FIFO
(first in first out),
dipisahkan berdasarkan
jenis material
Ditempatkan di 3
gudang/ruangan khusus
untuk material input,
dilakukan pemantauan
mutu material,
menerapkan prinsip FIFO
(first in first out)
Ditempatkan di 2
gudang/ruangan khusus
untuk material input,
dilakukan pemantauan
mutu material
Ditempatkan di 1
gudang/ruangan khusus
untuk material input.
Belum ada upaya 0
penanganan material

87
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 95
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. FIFO (first in first out) merupakan sistem yang diterapkan
dimana material yang pertama masuk ke dalam gudang atau
tempat penyimpanan harus lebih dulu keluar dibandingkan
dengan material yang baru datang.

2. Sumber Data/Informasi:
Data Sekunder:
 Data penerimaan material (waktu, volume, jenis, supplier)
 Data pemakaian material (waktu, volume, jenis)
 Data stok di gudang (volume, jenis, expired
date/kadaluarsa)

Data Primer:
Observasi lapangan meliputi: proses penerimaan, penyimpanan
di gudang, dan penggunaan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Identifikasi penyimpanan material input di gudang/ruangan
 Identifikasi pemantauan mutu material
 Identifikasi penerapan prinsip FIFO
 Identifikasi pemisahan berdasarkan jenis material

96 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


88
Lampiran
LampiranPeraturan
PeraturanKepala
KepalaBadan
Badan
Penelitian
Penelitian
Lampiran Peraturan dan
Kepala
dan Badan Penelitian
Pengembangan
Pengembangan Industri
Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

SUB
SUB ASPEK
ASPEK KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Energi
Energi a.
a. Upaya
Upayaefisiensi
efisiensi Telah
Telahmelakukan
melakukanefisiensi
efisiensi 44
energi
energi penggunaan
penggunaanenergi
energi
(energyindex
(energy indexreduction
reduction))
>>7,5
7,5%%

Telah
Telahmelakukan
melakukanefisiensi
efisiensi 33
penggunaan
penggunaanenergi
energi
(energyindex
(energy indexreduction
reduction))
5,0
5,0<<x x≤≤7,5%
7,5%

Telah
Telahmelakukan
melakukanefisiensi
efisiensi 22
penggunaan
penggunaanenergi
energi
(energyindex
(energy indexreduction
reduction))
2,5
2,5<<x x≤≤5,0%
5,0%
Telah
Telahmelakukan
melakukanefisiensi
efisiensi 11
penggunaan
penggunaanenergi
energi
(energyindex
(energy indexreduction
reduction))
00<<x x≤≤2,5
2,5%%

Belum
Belumada
adaupaya
upayaefisiensi
efisiensi 00
energi
energi

Penjelasan:
Penjelasan:
1.
1. Konservasi
Konservasi energi
energi adalah
adalah upaya
upaya sistematis,
sistematis, terencana,
terencana, dan
dan
terpadu
terpadu guna
guna melestarikan
melestarikan sumber
sumber energi
energiserta
sertameningkatkan
meningkatkan
efisiensi
efisiensi pemanfaatannya.
pemanfaatannya. Efisiensi
Efisiensienergi
energiadalah
adalahistilah
istilahumum
umum
yang
yang mengacu
mengacu pada
pada penggunaan
penggunaan energi
energi lebih
lebih sedikit
sedikituntuk
untuk
menghasilkan
menghasilkan jumlah
jumlahoutput
outputyang
yangsama.
sama.

8989
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 97
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Data penggunaan energi selama 3 tahun terakhir
 Data kapasitas produksi selama 3 tahun terakhir
 Laporan Pelaksanaan Program Konservasi Energi

Data Primer:
Observasi Lapangan dan wawancara terkait dengan sumber
energi dan penggunaan energi

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Analisa data penggunaan energi.
 Analisa data kapasitas produksi.
 Hitung rata-rata penurunan intensitas energi selama 3 tahun
 Bagi industri yang menyatakan penggunaan energi sudah
sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang
berlaku.
 Hitung intensitas energi dengan rumus: jumlah
penggunaan energi untuk proses produksi dan atau
utilitas per tahun dibagi jumlah produk per tahun.

98 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


90
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR


Energi b. Upaya Rasio penggunaan energi 4
Penggunaan terbarukan terhadap total
Energi penggunaan energi >
Terbarukan 3,0%
Rasio penggunaan energi 3
terbarukan terhadap total
penggunaan energi
2,0 < x ≤ 3,0%
Rasio penggunaan energi 2
terbarukan terhadap total
penggunaan energi
1,0 < x ≤ 2,0 %
Rasio penggunaan Energi 1
Terbarukan terhadap
Total penggunaan Energi
0 < x ≤ 1,0 %
Belum ada penggunaan 0
Energi Terbarukan

Penjelasan:
1. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber
energi yang berkelanjutan, antara lain panas bumi, angin, sinar
matahari, aliran dan terjunan air, dan lain-lain. Ruang lingkup
untuk menghitung energi terbarukan khusus yang berkaitan
dengan proses produksi termasuk penggunaan di gudang bahan
baku dan produk, contoh: pemanfaatan energi matahari untuk
penerangan di ruang produksi maupun gudang bahan baku;
solar cell untuk plant; penggunaan biomassa untuk proses;
mikrohidro; bio ethanol, biofuel, dll.

91
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 99
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Data penggunaan energi dan sumber energi yang
digunakan.
 Laporan Pelaksanaan Konservasi Energi.
 Dokumen kajian, perencanaan, desain teknik, instalasi dan
operasional penggunaan energi terbarukan pada industri.
Data Primer:
Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan jenis energi
energi terbarukan yang digunakan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Pemeriksaan terhadap dokumen Penggunaan Energi (jumlah
dan sumber).
 Rasio penggunaan energi terbarukan dihitung dengan
rumus: jumlah energi terbarukan yang digunakan
untuk proses produksi dan/atau utilitas dibagi
dengan total jumlah penggunaan energi.

100 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


92
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala BadanBadan Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan
dan Pengembangan IndustriIndustri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Energi c. Melakukan Melakukan kegiatan 4


kegiatan manajemen energi setiap
manajemen tahun setiap tahun
energi yang Melakukan kegiatan 3
dituangkan manajemen energi 2
dalam bentuk tahun sekali
laporan. Melakukan kegiatan 2
manajemen energi 3
tahun sekali

Melakukan kegiatan 1
manajemen energi > 3
tahun sekali
Belum pernah melakukan 0
kegiatan manajemen
energi
Penjelasan:
1. Dalam Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi disebutkan bahwa industri pengguna energi
diatas 6000 TOE per tahun diwajibkan untuk melakukan
konservasi energi melalui manajemen energi dan melaporkan
program konservasi energi 1 tahun sekali. Kegiatan manajemen
energi digunakan untuk mengevaluasi pemanfaatan energi dan
mengidentifikasi peluang penghematan energi serta
rekomendasi peningkatan efisiensi pada pengguna energi dan
pengguna sumber energi. Manajemen energi mencakup kegiatan
pengukuran, pencatatan, monitoring dan tindak lanjut/rencana
aksi penghematan penggunaan energi secara berkala.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 93


101
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Dokumen pelaksanaan manajemen energi oleh auditor energi
internal dan/atau lembaga yang telah terakreditasi.

Data Primer:

Wawancara terkait dengan kegiatan manajemen energi.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Pemeriksaan terhadap dokumen pelaksanaan manajemen
energi.
 Penilaian kegiatan manajemen energi dalam kurun waktu 3
tahun.

102 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


94
Lampiran Peraturan
Lampiran Kepala
Peraturan BadanBadan
Kepala Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR


Air a. Upaya Telah melakukan efisiensi 4
Efisiensi Air penggunaan air (water
index reduction) >15 %
Telah melakukan efisiensi 3
penggunaan air (energy
index reduction)
10,0 < x ≤ 15,0 %
Telah melakukan efisiensi 2
penggunaan air (water
index reduction)
5,0 < x ≤ 10,0 %
Telah melakukan efisiensi 1
penggunaan air (water
index reduction)
0 < x ≤ 5,0 %
Belum ada upaya efisiensi 0
air

Penjelasan:
1. Efisiensi penggunaan air merupakan salah satu upaya untuk
menjaga keberlanjutan sumber daya air dan keberlanjutan
industri. Efisiensi penggunaan air dapat diartikan dengan
penggunaan air lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah output
yang sama.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Data penggunaan air diproses produksi dan utilitas internal
selama 3 tahun terakhir

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 103


95
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

 Data kapasitas produksi selama 3 tahun terakhir


 Laporan pelaksanaan program efisiensi air diproses produksi
dan utilitas.

Data Primer:
Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan penggunaan
air bagi industri (sumber dan jumlah kebutuhan air).

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Analisa data penggunaan air.
 Hitung rata-rata penurunan intensitas penggunaan air
selama 3 tahun
 Bagi industri yang menyatakan penggunaan air sudah
sangat efisien, perhitungan mengacu pada benchmark yang
berlaku.
 Hitung intensitas penggunaan air dengan rumus: jumlah
penggunaan air untuk proses produksi dan atau
utilitas per tahun dibagi jumlah produk per tahun.

104 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


96
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR


Air b. Penggunaan > 30% 4
air daur ulang
20 < x ≤ 30% 3
untuk proses
produksi dan 10 < x ≤ 20% 2
utilitas
0 < x ≤ 10% 1

Belum melakukan daur 0


ulang air

Penjelasan:
1. Agar ketersediaan air tetap terjaga, kegiatan industri dapat
berlangsung dengan baik dan kebutuhan akan air bersih dapat
terpenuhi, metode daur ulang air merupakan langkah konkret
yang harus dilakukan. Daur ulang merupakan salah satu solusi
terbaik untuk mengatasi permasalahan akan keterbatasan
sumber daya air. Pengertian utilitas adalah komponen
pendukung kegiatan proses produksi, contoh: boiler, cooling
tower, compressor, genset, dll

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Data jumlah total penggunaan air untuk proses produksi dan
utilitas
 Data jumlah total air hasil daur ulang dan jumlah air hasil
daur ulang yang digunakan untuk proses produksi dan
utilitas
 Laporan audit penggunaan air diproses produksi dan utilitas.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 105


97
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan
dan Pengembangan
Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Data
DataPrimer:
Primer:
  Observasi
Observasi lapangan
lapangandandanwawancara
wawancaraterkait
terkaitdengan
dengan
penggunaan airair
penggunaan bagi industri
bagi (sumber
industri dandan
(sumber jumlah kebutuhan
jumlah kebutuhan
air).
air).
  Observasi
Observasilapangan dandan
lapangan wawancara terkait
wawancara dengan
terkait proses
dengan proses
daur ulang
daur yang
ulang dilakukan.
yang dilakukan.

3.3. Cara/Justifikasi
Cara/JustifikasiPenilaian:
Penilaian:
  Analisa data
Analisa penggunaan
data air.air.
penggunaan
  AirAir
daur ulang
daur ulang = reuse
= reuse water
water + recycle
+ recycle water
water
  Hitung
Hitungtingkat
tingkatdaur
daurulang
ulang
air air
dengan rumus:
dengan rumus:
jumlah
jumlah
penggunaan
penggunaanairair
daur
daur
ulang
ulang
untuk
untuk
proses
proses
produksi
produksi
dan/atau
dan/atau utilitas
utilitas dibagi
dibagidengan
dengantotal
totaljumlah
jumlah
penggunaan
penggunaanairairuntuk
untukproses
proses
produksi
produksi
dan/atau
dan/atau
utilitas.
utilitas.

SUB
SUBASPEK
ASPEK KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Air
Air c. c. Upaya
Upaya Upaya
Upaya
konservasi
konservasi
sumber
sumber 4 4
Konservasi
Konservasi air air
sudah
sudah
berjalan
berjalan
sumber
sumberair air Sudah
Sudah
melakukan
melakukan kajian,
kajian, 3 3
(misalnya
(misalnya perencanaan
perencanaan teknis
teknis
dandan
membuat
membuat konstruksi
konstruksi
sumur
sumur
2 2
resapan, biobio Sudah
resapan, Sudah
melakukan
melakukan kajian
kajian
pori
pori
atau
atau dandan
perencanaan
perencanaan teknis
teknis
penampungan
penampungan SudahSudah
melakukan
melakukan kajian
kajian 1 1
airair
hujan)
hujan)
Belum
Belum
melakukan
melakukan upaya
upaya 0 0
konservasi
konservasi
air air

106 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


98 98
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara
keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi
sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan mahluk
hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang
yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan terpadu guna
melestarikan sumber daya air yang semakin terbatas dan
menjaga kelangsungan daya dukung lingkungan. Konservasi
sumber daya air dapat dilakukan melalui kegiatan perlindungan
dan pelestarian sumber air, pengawetan air, dan pengelolaan
kualitas air. Bentuk kegiatan konservasi yang biasanya dilakukan
antara lain membuat sumur resapan, bio pori atau
penampungan air hujan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Program konservasi sumber air yang dilakukan.
 Laporan pelaksanaan program.

Data Primer:
Observasi lapangan dan wawancara terkait dengan program dan
upaya konservasi air.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Analisa hasil pelaksanaan program konservasi sumber air.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 107


99
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR


SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR
Air d. Melakukan Melakukan kegiatan 4
Air d. Melakukan Melakukan kegiatan 4
kegiatan manajemen air setiap
kegiatan manajemen air setiap
manajemen air tahun
manajemen air tahun
yang
yang Melakukan kegiatan 3
dituangkan Melakukan kegiatan 3
dituangkan manajemen air 2 tahun
dalam bentuk manajemen air 2 tahun
dalam bentuk sekali
laporan. sekali
laporan.
Melakukan kegiatan 2
Melakukan kegiatan 2
manajemen air 3 tahun
manajemen air 3 tahun
sekali
sekali
Melakukan kegiatan 1
Melakukan kegiatan 1
manajemen air >3 tahun
manajemen air >3 tahun
sekali
sekali
Belum pernah melakukan 0
Belum pernah melakukan 0
kegiatan manajemen air
kegiatan manajemen air

Penjelasan:
Penjelasan:
1. Kegiatan manajemen energi digunakan untuk mengevaluasi
1. Kegiatan manajemen energi digunakan untuk mengevaluasi
penggunaan air dan mengidentifikasi peluang penghematan air
penggunaan air dan mengidentifikasi peluang penghematan air
serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada penggunaan air
serta rekomendasi peningkatan efisiensi pada penggunaan air
dan penggunaan sumber air. Manajemen air mencakup:
dan penggunaan sumber air. Manajemen air mencakup:
kegiatan pengukuran, pencatatan, monitoring dan tindak
kegiatan pengukuran, pencatatan, monitoring dan tindak
lanjut/rencana aksi penghematan penggunaan air secara
lanjut/rencana aksi penghematan penggunaan air secara
berkala.
berkala.

100
108 Pedoman Penghargaan Industri Hijau 100
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Dokumen pelaksanaan manajemen air oleh auditor air internal
dan/atau lembaga yang telah terakreditasi.

Data Primer:
Wawancara terkait dengan kegiatan audit penggunaan air.
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Pemeriksaan terhadap dokumen pelaksanaan manajemen
air.
 Penilaian kegiatan manajemen air dalam kurun waktu 3
tahun.

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

Teknologi a. Penerapan Melaksanakan proses 4


Proses Reduce, Reduce, Reuse, Recycle
Reuse, Recycle (3R) dalam kegiatan
(3R) proses produksi
Melakukan Recycle dalam 3
kegiatan proses produksi

Melakukan Reuse dalam 2


kegiatan proses produksi
Melakukan dalam Reduce 1
kegiatan proses produksi
Belum melakukan Reduce, 0
Reuse, Recycle (3R)
dalam kegiatan proses
produksi

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 109


101
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. Reduce adalah pengurangan penggunaan bahan melalui
optimalisasi proses atau operasional sehingga dapat mengurangi
timbulan limbah.
Reuse adalah kegiatan penggunaan kembali bahan-bahan atau
limbah yang masih dapat digunakan baik untuk fungsi yang
sama maupun fungsi lainnya.
Recycle adalah penggunaan kembali bahan-bahan atau sumber
daya dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Diagram alir proses produksi.
 Dokumen neraca massa, energi, dan air.

Data Primer:
Wawancara terkait dengan kegiatan 3R dan observasi
implementasi 3R.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Identifikasi penerapan 3R.
 Cek signifikansi hasil penerapan 3R dengan data historis
kinerja produksi dalam 5 tahun.

110 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


102
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala BadanBadan Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan
dan Pengembangan Industri
Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

Teknologi b. Segregasi air Sudah melakukan 4


Proses buangan dari segregasi air buangan
proses dari proses produksi dan
pengolahan di IPAL sudah
produksi
terpisah dengan air hujan
dan limbah domestik
Sudah melakukan 3
segregasi air buangan
dari proses produksi,
namun pengolahan di
IPAL masih bercampur
dengan air hujan dan
limbah domestik
Sudah ada fasilitas 2
segregasi, namun
belum/tidak beroperasi
Sudah ada perencanaan 1
segregasi air buangan
Belum ada perencanaan 0
segregasi air buangan

Penjelasan:
1. Segregasi air buangan adalah pemisahan berbagai jenis air
buangan menurut sumbernya. Proses pengolahan di IPAL hanya
untuk air buangan dari proses produksi.

2. Sumber Data/Informasi
Data sekunder:
Dokumen tata letak atau layout pabrik.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 103


111
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala Badan
Badan Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan
dan Pengembangan Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Data
Data primer:
primer:
Wawancaradandanpemeriksaan
Wawancara langsung
pemeriksaan upaya
langsung segregasi
upaya air air
segregasi
buangan.
buangan.

3. 3.Cara/Justifikasi Penilaian:
Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasisegregasi
Identifikasi segregasiair airbuangan
buanganyang
yangdilakukan oleholeh
dilakukan
perusahaan.
perusahaan.

SUB
SUB
ASPEK
ASPEK KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Teknologi
Teknologi c. c. Inovasi
Inovasi Melakukan
Melakukan
penggantian
penggantian 4 4
Proses
Proses Teknologi
Teknologi mesin/peralatan
mesin/peralatan
Proses
Proses
Untuk
Untuk
Melakukan
Melakukan
modifikasi
modifikasi 3 3
Jangka
Jangka Waktu
Waktu
1 Tahun
1 Tahun mesin/peralatan
mesin/peralatan
Terakhir
Terakhir Sudah
Sudah adaada perencanaan
perencanaan 2 2
penggantian
penggantian
mesin/peralatan
mesin/peralatan

Sudah
Sudah
adaada
perencanaan
perencanaan 1 1
modifikasi
modifikasi
mesin/peralatan
mesin/peralatan

Belum
Belum
adaada
perencanaan
perencanaan 0 0
penggantian
penggantian
atauatau
modifikasi
modifikasi
mesin/peralatan
mesin/peralatan

Penjelasan:
Penjelasan:

1. 1.Penggantian
Penggantian mesin/peralatan:
mesin/peralatan: upaya
upaya industri
industri dalam
dalam penggunaan
penggunaan
mesin/peralatan
mesin/peralatan yang
yang lebih
lebih efisien
efisien dalam
dalam penggunaan
penggunaan energi,
energi,
air,air,material
materialinput,
input, serta
serta kemampuan
kemampuan dalam
dalam meminimalisasi
meminimalisasi
limbah.
limbah.

112 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


104 104
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Modifikasi mesin/peralatan: upaya industri dalam peningkatan


produksi bersih dengan melakukan modifikasi terhadap proses
produksi atau peralatan yang ada, termasuk penggantian
sebagian komponen mesin/peralatan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Dokumen layout tata letak mesin/alat pabrik sebelum dan
sesudah penerapan peningkatan teknologi proses dan
mesin/peralatan.
 Faktur pembelian (invoice) peralatan
 Dokumen kebijakan perusahaan, laporan modifikasi proses
dan dokumen perencanaan.

Data Primer:
 Wawancara terkait dengan peningkatan atau pengembangan
teknologi.
 Observasi implementasi program peningkatan teknologi
proses.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

Identifikasi program peningkatan atau pengembangan teknologi,


mesin/peralatan dan pelaksanaan di lapangan.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 113


105
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

SUB ASPEK KRITERIA INDIKATOR SKOR

Teknologi d. Kinerja Peralatan


Proses
1.) Batch System Overall Equipment 4
Effectiveness
≥ 85,0%
Overall Equipment 3
Effectiveness
60,0 ≤ x < 85,0%
Overall Equipment 2
Effectiveness
40,0 ≤ x < 60,0 %
Overall Equipment 1
Effectiveness
20,0 ≤ x < 40,0%
Overall Equipment 0
Effectiveness
< 20,0%
2.) Continuous Overall Equipment 4
System Effectiveness
≥ 95,0%
Overall Equipment 3
Effectiveness
70,0 ≤ x < 95,0%
Overall Equipment 2
Effectiveness
50,0 ≤ x < 70,0%
Overall Equipment 1
Effectiveness
30,0 ≤ x < 50,0%
Overall Equipment 0
Effectiveness
0 < x < 30,0%

114 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


106
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. Overall Equipment Effectiveness atau biasa kenal dengan
singkatan OEE dihitung untuk mengetahui tingkat kesempurnaan
proses produksi yang dilakukan. Nilai OEE yang mencapai 100%
menunjukkan produksi berjalan dengan sempurna dan
produktifitas yang maksimum. Artinya, lini produksi hanya
menghasilkan produk yang 100% baik, dalam waktu yang
sangat cepat sesuai alokasinya, tanpa ada down time.

Secara umum, nilai atau skor OEE dihitung dengan


mempertimbangkan tiga hal, yaitu:
a. Availability Index : waktu produksi sebenarnya dibandingkan
dengan waktu produksi yang direncanakan. Jika nilai
Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu
yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan
(tidak pernah ada down time).
b. Production Performance Index : tingkat produksi sebenarnya
dibandingkan dengan tingkat produksi yang terbaik (best
demonstrated production rate). Jika nilai Performance 100%,
maka proses telah berjalan dengan kecepatan maksimal
(secara teoretis, berdasarkan Ideal Run Rate). Ideal Run Rate
adalah rate optimum yang mengacu pada fabrikasi mesin
(dengan satuan output/time).
c. Quality Performance Index: kualitas produk sebenarnya
dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan
dengan jumlah produk defect dan scrap. Nilai 100% untuk

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 115


107
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Quality menunjukkan bahwa produksi tidak menghasilkan


produk cacat sama sekali.

Continuous system adalah proses produksi yang menggunakan


sistem aliran terus menerus tanpa terinterupsi.

Batch system adalah proses produksi yang menggunakan sistem


secara bertahap, pada periode waktu tertentu.

Penilaian OEE bagi proses yang menggunakan continuous


system dan batch system menggunakan standar yang berbeda.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Data mesin/peralatan utama yang digunakan dalam proses
produksi
 Data jam atau hari operasional mesin/peralatan utama
 Data produksi, jumlah produk reject, defect dan scrap
 Hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness

Data Primer:

 Wawancara terkait dengan kinerja mesin/peralatan.


 Observasi di ruang produksi terkait kinerja mesin/peralatan
dan produksi.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Tahapan perhitungan Overall Equipment Effectiveness meliputi:

116 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


108
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

 Availability Index = Operating Time / Planned Production


Time
 Production Performance Index = (Total Pieces / Operating
Time) / Ideal Run Rate
 Quality Performance Index = Good Pieces / Total Pieces

Overall Equipment Effectiveness dihitung dengan rumus


= Availability Index x Production Performance Index x
Quality Performance Index

Catatan: Apabila perusahaan industri dalam kegiatan proses


produksinya menggunakan sistem batch dan continuous,
penilaian dilakukan berdasarkan jenis proses yang
membutuhkan waktu lebih panjang.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 117


109
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
BadanBadan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan
dan Pengembangan
Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

SUB
SUBASPEK
ASPEK KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Teknologi
Teknologi e. e. Penerapan
Penerapan SOPSOPTersedia
Tersedia
tigatiga
SOPSOP 4 4
Proses
Proses penanganan
penanganan (penanganan
(penanganan material
material
material
material
input,
input, input,
input,
proses
proses
produksi
produksi
proses
proses dandan maintenance
maintenance ); );
produksi
produksidandan dilaksanakan
dilaksanakan
maintenance
maintenance
Tersedia
Tersedia
duadua
SOPSOP 3 3
(penanganan
(penanganan material
material
input
input
dan/atau
dan/atau
proses
proses
produksi
produksi
dan/atau
dan/atau
maintenance
maintenance ); );
dilaksanakan
dilaksanakan
Tersedia
Tersedia
satusatu
SOPSOP 2 2
(penanganan
(penangananmaterial
material
input/proses
input/proses
produksi/
produksi/ maintenance
maintenance ); );
dilaksanakan
dilaksanakan
Tersedia
Tersediaminimal
minimal
satusatu 1 1
jenis
jenis
SOPSOP(penanganan
(penanganan
material
material
input/proses
input/proses
produksi/
produksi/ maintenance
maintenance ); );
tetapi
tetapi
tidak
tidak
dilaksanakan
dilaksanakan
Belum
Belum
memiliki
memiliki
SOPSOP 0 0
penanganan
penangananmaterial
material
input
input
dan/atau
dan/atau
proses
proses
produksi
produksi
dan/atau
dan/atau
maintenance
maintenance

Penjelasan:
Penjelasan:
StandardOperating
1.1. Standard Operating Prosedur
Prosedur (SOP)
(SOP)
adalah
adalah
pedoman
pedoman
yangyang
berisiberisi
prosedur-prosedur
prosedur-prosedurstandar
standar
operasional
operasional
yang
yang
adaada
dalam
dalam
suatu
suatu
organisasi/unit
organisasi/unit
kerja
kerja
yang
yang
digunakan
digunakan
untuk
untuk
memastikan
memastikan
bahwa
bahwa
semua
semuakeputusan
keputusandan
dantindakan,
tindakan,
serta
serta
penggunaan
penggunaan
fasilitas-
fasilitas-
fasilitas
fasilitas proses
proses yang
yangdilakukan
dilakukanoleholehorang-orang
orang-orang
dalam
dalam

118 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


110 110
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

organisasi/unit kerja berjalan secara efisien dan efektif,


konsisten, standar dan sistematis. Kemudahan akses dan level
pemahaman user/operator terhadap SOP merupakan aspek
penting penilaian.

2. Sumber Data/Informasi:
Data Sekunder:
 SOP penanganan material input (pemesanan, penerimaan,
penyimpanan dan pemakaian)
 SOP proses produksi (operasional mesin/peralatan dan
maintenance mesin/peralatan).
 Laporan implementasi SOP.

Data Primer:
Wawancara dan observasi terkait dengan penerapan SOP dalam
proses produksi.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Pemeriksaan, analisa dan evaluasi SOP.
 Evaluasi laporan pelaksanaan SOP penanganan material
input dan SOP proses produksi.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 119


111
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dandan
Pengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub
SubAspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR
Teknologi
Teknologi f. f. Inovasi
Inovasi Dalam
Dalamtahap
tahap
sudah
sudah 4 4
Proses
Proses Produk
Produk atau
atau
sedang
sedang
memperoleh
memperoleh paten
paten
Komersial
Komersial 3 3
Sedang
Sedang
dalam
dalam
tahap
tahap
uji uji 2 2
coba
coba
Masih
Masihdalam
dalam
tahap
tahap 1 1
kajian
kajian
Belum
Belum
ada
ada
inovasi
inovasi 0 0

Penjelasan:
Penjelasan:
1.1. Inovasi
Inovasiproduk
produkramah
ramahlingkungan
lingkunganmerupakan
merupakangabungan daridari
gabungan
berbagai
berbagaimacam
macamproses
prosesyang saling
yang mempengaruhi
saling antara
mempengaruhi satu
antara satu
dengan
denganyang
yanglainnya
lainnyayang
yangdigunakan
digunakanuntuk
untukmenghasilkan
menghasilkan
sebuah
sebuahproduk
produkbaru
baruatau pengembangan
atau suatu
pengembangan produk
suatu menjadi
produk menjadi
lebih
lebihramah lingkungan.
ramah lingkungan.

  Paten
Paten
Produk
Produkinovasi yang
inovasi telah
yang di di
telah ujiuji
coba baik
coba skala
baik laboratorium
skala laboratorium
ataupun
ataupunproduksi
produksiskala
skalakecil
kecildan telah
dan mendapat
telah sertifikat
mendapat sertifikat
paten.
paten.

  Komersial
Komersial
Produk inovasi
Produk telah
inovasi dipasarkan
telah keke
dipasarkan konsumen.
konsumen.

  UjiUjiCoba
Coba
Produk
Produkyang
yangtelah
telahmelalui
melaluipenelitian
penelitiandalam bentuk
dalam kajian
bentuk kajian
dan
dantelah di di
telah ujiuji
coba dalam
coba skala
dalam laboratorium.
skala laboratorium.

120 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


112112
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:

 Laporan Pelaksanaan Riset dan Desain Produk.


 Dokumen kajian, perencanaan, desain, penelitian dan
pengembangan produk.
 Dokumen paten.
Data Primer:
Observasi lapangan dengan melihat proses penelitian dan
pengembangan produk yang telah dilakukan dan yang sedang
berjalan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Pemeriksaan terhadap dokumen hasil penelitian dan
pengembangan terhadap jumlah produk yang telah
dikomersialisasikan, produk yang mendapatkan paten, uji coba
produk dan kajian.

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Teknologi g. Tingkat ≤ 0,5% 4


Proses produk reject
0,5 < x ≤ 1,0% 3
/defect
terhadap 1,0 < x ≤ 1,5% 2
total produk
1,5 < x ≤ 2,0% 1

≥ 2,0% 0

Penjelasan:
1. Kualitas produk adalah hal yang penting dalam kegiatan industri.
Upaya peningkatan kualitas produk, salah satunya adalah
bagaimana mengurangi tingkat reject/defect dari produk yang
dihasilkan, dengan tujuan selain untuk menjaga kepuasan
pelanggan, juga mengurangi pemborosan atau waste karena

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 121


113
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

menyebabkan biaya besar yang tidak perlu. Terjadinya suatu


defect atau cacat disebabkan beberapa unsur seperti: material,
proses produksi, kelalaian operator, packaging, kegiatan
distribusi, dan lain-lain.

Pemahaman produk reject/defect adalah produk yang tidak


sesuai dengan spesifikasi perusahaan dan tidak bisa diproses
kembali (re-work).

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:

 Dokumen Proses produksi, QC Flow, gudang produk, dan


penjualan
 Data defect pada tiap unit atau line produksi, data Pareto
kerusakan dan perbaikan produk (rework), Failure Modes and
Effect Analysis (FMEA), dan lain-lain dalam 1 tahun terakhir

Data Primer:

Observasi lapangan pada proses produksi, QC, gudang produk,


dan wawancara terkait dengan defect/reject rate pada industri

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Pemeriksaan terhadap dokumen proses produksi dan QC


Flow
 Analisis dan evaluasi data defect pada tiap unit atau line
produksi, data Pareto kerusakan dan perbaikan produk
(rework), Failure Modes and Effect Analysis (FMEA), dan
reject konsumen
 Satuan tingkat cacat (defect/reject) rate : DPU (defect per
unit), DPO (defect per opportunity), DPMO (defect per
million opportunities), dan lain-lain

122 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


114
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

 Hitung tingkat produk reject/defect terhadap total produk


dengan rumus: jumlah produk reject/defect dibagi
dengan total jumlah produk yang dihasilkan.

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sumber Daya a. Peningkatan Peningkatan kapasitas 4


Manusia kapasitas SDM SDM proses produksi
proses produksi memenuhi persyaratan
yang memenuhi eksternal dan internal
persyaratan 100%
Peningkatan kapasitas 3
SDM proses produksi
memenuhi persyaratan
eksternal dan internal
65 ≤ x < 100%
Peningkatan kapasitas 2
SDM proses produksi
memenuhi persyaratan
eksternal dan internal
35 < x ≤ 65%
Peningkatan kapasitas 1
SDM proses produksi
memenuhi persyaratan
eksternal dan internal
0 < x ≤ 35%
Belum ada upaya 0
Peningkatan kapasitas
SDM proses produksi
memenuhi persyaratan
eksternal dan internal
Penjelasan:
1. Program peningkatan kapasitas SDM di bidang proses produksi
bertujuan untuk peningkatan produktivitas, efektivitas, efisiensi,
keamanan dan keselamatan kerja pada industri. Peningkatan
kapasitas SDM harus memenuhi persyaratan eksternal dan
internal.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 123


115
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Jenis persyaratan eksternal yang harus diikuti, mengacu pada


peraturan pemerintah, yaitu K3, bejana tekan untuk pekerja
boiler, SIO untuk pengemudi forklift, sertifikat untuk
operator cooling tower, penilaian berdasarkan ketersediaan
proses/peralatan yang ada.

Jenis persyaratan internal yang harus diikuti mengacu pada


kebijakan perusahaan (contoh: pelatihan higienis untuk industri
makanan dan minuman, dll), penilaian berdasarkan ketersediaan
proses/peralatan yang ada.
Khusus industri skala kecil, program pelatihan dasar meliputi
 Keselamatan kerja, seperti: penggunaan alat pemadam
kebakaran, jalur evakuasi, dll
 Kesehatan kerja, seperti: penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD), contoh masker, sepatu boot, dll sesuai dengan
kebutuhan industri
 Keterampilan terkait industrinya

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Dokumen laporan pelaksanaan program peningkatan kapasitas
SDM baik eksternal maupun internal.
Data Primer:
Wawancara terkait dengan program peningkatan kapasitas SDM.
3. Cara/Justifikasi Penilaian:

Jenis persyaratan eksternal dan internal peningkatan kapasitas


SDM yang harus diikuti.

124 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


116
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sumber Daya b. Jumlah SDM Jumlah SDM yang sudah 4


Manusia yang sudah memperoleh pelatihan
memperoleh kompetensi
pelatihan > 15%
kompetensi Jumlah SDM yang sudah 3
memperoleh pelatihan
kompetensi
10,0 < x ≤ 15,0%
Jumlah SDM yang sudah 2
memperoleh pelatihan
kompetensi
5,0 < x ≤ 10,0%
Jumlah SDM yang sudah 1
memperoleh pelatihan
kompetensi
0 < x ≤ 5,0%
Belum ada SDM yang 0
memperoleh pelatihan
kompetensi

Penjelasan:
1. Kompetensi kerja adalah spesifikasi pengetahuan dan
keterampilan dalam pekerjaan sesuai dengan standard kerja
yang dipersyaratkan.
Salah satu bentuk pelatihan yang relevan contohnya adalah
Teknik Produksi Bersih, Manajemen Lingkungan Berorientasi
Keuntungan (MeLok), minimisasi limbah (waste minization), dan
lain-lain.

117
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 125
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
2. Sumber Data/Informasi:
2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Data sekunder:
Bukti keikutsertaan dalam pelatihan kompetensi yang relevan,
Bukti keikutsertaan dalam pelatihan kompetensi yang relevan,
seperti Teknik implementasi produksi bersih, ISO 14000, Melok,
seperti Teknik implementasi produksi bersih, ISO 14000, Melok,
konservasi energi, 3R, Total Quality Management, Six Sigma ,
konservasi energi, 3R, Total Quality Management, Six Sigma ,
Good
GoodHouse
HouseKeeping dan lain-lain
Keeping dan lain-lain
Data Primer:
Data Primer:
Wawancara terkait dengan kompetensi SDM perusahaan.
Wawancara terkait dengan kompetensi SDM perusahaan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Hitung rasio jumlah SDM yang sudah memperoleh
Hitung rasio jumlah SDM yang sudah memperoleh
pelatihan kompetensi terhadap jumlah SDM yang
pelatihan kompetensi terhadap jumlah SDM yang
bekerja di proses produksi.
bekerja di proses produksi.

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR


Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR
Lingkungan Melakukan Ada program, dijalankan 4
Lingkungan Melakukan Ada program, dijalankan 4
Kerja di pemantauan secara berkala setiap 6
Kerja di pemantauan secara berkala setiap 6
Ruang dan penilaian bulan sekali
Ruang dan penilaian bulan sekali
Proses kinerja K3L
Proses kinerja K3L Ada program, dijalankan 3
Produksi sesuai Ada program, dijalankan 3
Produksi sesuai secara berkala setiap 1
Permenaker secara berkala setiap 1
Permenaker tahun sekali
No. 13 Tahun tahun sekali
No. 13 Tahun
2011 Ada program, dijalankan 2
2011 Ada program, dijalankan 2
secara berkala setiap 2
secara berkala setiap 2
tahun sekali
tahun sekali
Ada program, dijalankan 1
Ada program, dijalankan 1
secara berkala lebih dari 2
secara berkala lebih dari 2
tahun sekali
tahun sekali
Belum ada program 0
Belum ada program 0
pemantauan dan
pemantauan dan
penilaian kinerja K3L
penilaian kinerja K3L

126 Pedoman Penghargaan Industri Hijau 118


118
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. Pemantauan dan penilaian Keamanan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) sesuai dengan Permenaker No. 13 Tahun
2011 adalah upaya pengembangan dan peningkatan
implementasi K3L pada industri. Hasil pemantauan dan penilaian
merupakan dasar untuk menyusun rencana pengembangan atau
pembinaan secara berkelanjutan dalam upaya pemenuhan
parameter terkait K3L.
Sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 13
Tahun 2011, parameter yang diukur antara lain meliputi :
a. Faktor Fisika yang terdiri dari iklim kerja, kebisingan,
getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu dan medan
magnet.
b. Faktor Kimia yang terdiri dari debu, awan, kabut, uap logam,
asap serta gas dan uap.

2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:

 Laporan pelaksanaan K3L di perusahaan


 Laporan monitoring dan penilaian kinerja K3L
 Bukti pendukung lainnya terkait dengan monitoring terhadap
pemenuhan kinerja K3L
Data Primer:
Wawancara terkait dengan monitoring dan penilaian kinerja K3L

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi dan evaluasi pelaksanaan monitoring dan penilaian
kinerja K3L pada industri

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 127


119
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan dan
Pengembangan
Pengembangan
Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

B.B. KINERJA
KINERJAPENGELOLAAN
PENGELOLAANLIMBAH
LIMBAH
/ EMISI
/ EMISI

Sub
SubAspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Program
Program Upaya
Upaya Memenuhi
Memenuhi target
target 4 4
Penurunan
Penurunan penurunan
penurunan pemenuhan
pemenuhan emisi
emisi
CO2CO
e 2e
Emisi
EmisiCO
CO2e2e emisi
emisi
COCO > 99
> 99%%
2e 2e
Memenuhi
Memenuhi target
target 3 3
pemenuhan
pemenuhan emisi
emisi
CO2CO
e 2e
66 66
< x<≤x ≤ 99%99%
Memenuhi
Memenuhi target
target 2 2
pemenuhan
pemenuhan emisi
emisi
CO2CO
e 2e
33 33
< x<≤x ≤ 66%66%
Memenuhi
Memenuhi target
target 1 1
pemenuhan
pemenuhan emisi
emisi
CO2CO
e 2e
0 <0 x<≤x 33%
≤ 33%
Belum
Belummemenuhi
memenuhi target
target 0 0
pemenuhan
pemenuhan emisi
emisi
CO2CO
e 2e

Penjelasan:
Penjelasan:
1.1. Kegiatan
Kegiatanindustri
industrimerupakan
merupakan salah
salah
satu
satu
penyumbang
penyumbang emisi
emisi
gasgas
rumah
rumahkaca
kaca(GRK),
(GRK),yang
yang diyakini
diyakinimenjadi
menjadipenyebab
penyebabterjadinya
terjadinya
pemanasan
pemanasanglobal.
global.
Oleh
Oleh
sebab
sebab ituitu
perlu
perlu
komitmen
komitmendandan
kebijakan
kebijakan
dari
daripihak
pihakperusahaan
perusahaanuntukuntukikut ikut
berpartisipasi
berpartisipasi
dalam
dalam upaya
upaya
penurunan
penurunan emisiemisi GRK.
GRK.Komitmen
Komitmendandankebijakan
kebijakantersebut
tersebut
selanjutnya
selanjutnyaakanakandijadikan
dijadikantarget/
target/ KPIKPI
perusahaan.
perusahaan.Emisi
Emisi
CO2CO2
dihitung
dihitung berdasarkan
berdasarkanpenggunaan
penggunaanenergi energidengan
dengan mengacu
mengacu
kepada
kepadaIPCC
IPCC2006
2006TIER
TIER1. 1.

Bagi
Bagi Perusahaan
Perusahaan industri
industriyang
yangmengikuti
mengikutiprogram
program
penghargaan
penghargaanindustri
industrihijau,
hijau,
wajib
wajib
membuat
membuatKPIKPI
upaya
upaya
penurunan
penurunanemisi
emisi
COCO
2. 2.

128 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


120120
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dandan
Pengembangan
PengembanganIndustri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber
2. SumberData/Informasi:
Data/Informasi:
Data
Datasekunder:
sekunder:
 Kebijakan
Kebijakandan
danprogram
programpenurunan
penurunanemisi
emisiGRKGRKselama
selama3 tahun
3 tahun
terakhir
terakhir
 KPI
KPIperusahaan
perusahaanterkait
terkaitupaya
upayapenurunan
penurunanemisi GRK
emisi GRKselama
selama3 3
tahun
tahunterakhir
terakhir
 Laporan
Laporanpelaksanaan
pelaksanaanprogram
programselama
selama3 3tahun terakhir
tahun terakhir

Data
DataPrimer:
Primer:
Wawancara terkait
Wawancara terkait kebijakan,
kebijakan, program
program dan
dan implementasi
implementasi
programpenurunan
program penurunanemisi
emisiGRK.
GRK.

3. Cara/JustifikasiPenilaian:
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Identifikasi kebijakan
 Identifikasi kebijakan dan
dan program
programpenurunan
penurunanemisi
emisiGRK
GRK
yangdilakukan
yang dilakukanperusahaan
perusahaan
Evaluasilaporan
 Evaluasi laporanpelaksanaan
pelaksanaanprogram
programpenurunan
penurunan emisi
emisi GRKGRK
terutamarealisasi
terutama realisasipenurunan
penurunanemisi
emisiCO
CO2. 2.

Sub
SubAspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Pemenuhan
Pemenuhan a.a. Limbah
LimbahCair
Cair 100%
100%memenuhi
memenuhi 4 4
baku
bakumutu
mutu 9898
<<x<
x <100%
100% 3 3
lingkungan
lingkungan memenuhi
memenuhi
9595
<<x≤
x ≤98%
98% 2 2
memenuhi
memenuhi
9090
<<x≤
x ≤95%
95% 1 1
memenuhi
memenuhi
≤≤
90%
90%
memenuhi
memenuhi 0 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 129


121
121
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. Pemenuhan baku mutu lingkungan adalah sesuatu yang sangat
penting untuk diperhatikan. Kewajiban industri untuk melakukan
pengelolaan limbah (cair, padat, gas/debu) merupakan upaya
pengurangan dampak negatif terhadap lingkungan dan upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan secara
berkesinambungan. Untuk meminimasi dampak limbah terhadap
lingkungan dapat mengacu pada baku mutu yang telah
ditetapkan. Ukuran kinerja perusahaan akan terlihat bagaimana
upaya dan target pemenuhan terhadap baku mutu lingkungan
ini dapat dicapai atau adanya perbaikan (peningkatan)
pemenuhan baku mutu yang telah ditetapkan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Bukti pemenuhan baku mutu untuk limbah cair (dokumen hasil
pengujian yang merujuk pada parameter baku mutu limbah cair)

Data Primer:
Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah
cair.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

Evaluasi laporan baku mutu limbah cair.

130 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


122
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
Lampiran Peraturandandan
Pengembangan
KepalaPengembanganIndustri
Industri
Badan Penelitian
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

Sub
SubAspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Pemenuhan
Pemenuhan b.b. Limbah
LimbahGas
Gasdan
dan 100%
100%memenuhi
memenuhi 4 4
baku
bakumutu
mutu Debu
Debu
9898
<<x<
x <100%
100% 3 3
lingkungan
lingkungan
memenuhi
memenuhi
9595
<<x≤
x ≤98%
98% 2 2
memenuhi
memenuhi
9090
<<x≤
x ≤95%
95% 1 1
memenuhi
memenuhi
≤≤
90%
90%
memenuhi
memenuhi 0 0

Penjelasan:
Penjelasan:
1. Pemenuhan baku
1. Pemenuhan bakumutu
mutulingkungan
lingkunganadalah
adalahsesuatu
sesuatuyangyang sangat
sangat
pentinguntuk
penting untukdiperhatikan.
diperhatikan.Kewajiban
Kewajibanindustri
industriuntuk
untuk melakukan
melakukan
pengelolaan limbah
pengelolaan limbah (cair,
(cair,padat,
padat,gas/debu)
gas/debu)merupakan
merupakanupaya upaya
pengurangan dampak
pengurangan dampak negatif
negatifterhadap
terhadaplingkungan
lingkungandan danupaya
upaya
perlindungan
perlindungan dan
dan pengelolaan lingkungan
pengelolaan lingkungan secara secara
berkesinambungan.Untuk
berkesinambungan. Untukmeminimasi
meminimasidampakdampak limbah
limbah terhadap
terhadap
lingkungan dapat
lingkungan dapat mengacu
mengacu pada pada baku
baku mutu mutuyang yangtelah
telah
ditetapkan. Ukuran
ditetapkan. Ukurankinerja
kinerjaperusahaan
perusahaanakan akanterlihat
terlihat bagaimana
bagaimana
upaya dan
upaya dan target
targetpemenuhan
pemenuhanterhadap
terhadapbakubakumutu mutulingkungan
lingkungan
ini dapat
ini dapat dicapai
dicapai atau
atau adanya
adanya perbaikan
perbaikan (peningkatan)
(peningkatan)
pemenuhanbaku
pemenuhan bakumutu
mutuyang
yangtelah
telahditetapkan.
ditetapkan.

2. SumberData/Informasi:
2. Sumber Data/Informasi:
Datasekunder:
Data sekunder:
Bukti pemenuhan
Bukti pemenuhan baku
baku mutu
mutu untuk
untuklimbah
limbahgasgasdan
dandebu
debu
(dokumen hasil
(dokumen hasil pengujian
pengujianyang
yangmerujuk
merujukpada
padaparameter
parameter baku
baku
mutulimbah
mutu limbahgas
gasdan
dandebu)
debu)

123123
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 131
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
Data Primer:
Data Primer:
Wawancara terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah
Wawancara
gas dan debu. terkait dengan upaya pemenuhan baku mutu limbah
gas dan debu.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Evaluasi laporan baku mutu limbah gas dan debu
Evaluasi laporan baku mutu limbah gas dan debu

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR


Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

3. Sarana a. Operasional Sarana lengkap dan 4


3. Sarana
Pengelolaan a. sarana
Operasional seluruhnya
Sarana lengkap dan
beroperasi 4
Pengelolaan
Limbah / sarana
pengelolaan seluruhnya
dengan baik beroperasi
Limbah /
Emisi pengelolaan
limbah dan dengan baik
Emisi limbah
emisi dan
(sesuai
emisi (sesuai Sarana lengkap, tapi
persyaratan 3
Sarana
persyaratan hanya
yang lengkap, tapi
beroperasi 3
yang
berlaku) hanya
sebagian beroperasi
berlaku) sebagian
Sarana tidak lengkap 2
danSarana
semuatidak lengkap
sarana 2
dan semua
beroperasi sarana
dengan
beroperasi dengan
baik
baik
Sarana tidak lengkap 1
danSarana tidak lengkap
tidak dioperasikan 1
dan tidak dioperasikan
Belum ada sarana 0
Belum adalimbah
pengelolaan sarana/ 0
pengelolaan limbah /
emisi
emisi
Penjelasan:
Penjelasan:
1. Pengelolaan limbah adalah kegiatan terpadu yang meliputi
Pengelolaan
1. kegiatan limbah (adalah
pengurangan kegiatan
minimization terpadu(segregation
), segregasi yang meliputi
),
kegiatan pengurangan
penanganan (minimizationdan
(handling), pemanfaatan ), segregasi (segregation
pengolahan limbah. ),
penanganan
Dengan (handling
demikian untuk ), pemanfaatan
mencapai dan optimal,
hasil yang pengolahan limbah.
kegiatan-
Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-

124
132 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
124
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan.


Pengolahan limbah adalah upaya terakhir dalam sistem
pengelolaan limbah setelah sebelumnya dilakukan optimasi
proses produksi dan pengurangan serta pemanfaatan limbah.
Pengolahan limbah dimaksudkan untuk menurunkan tingkat
cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk
dibuang ke lingkungan. Oleh sebab itu industri perlu memiliki
sarana pengolahan limbah yang sesuai dengan jenis limbah dan
emisi yang dihasilkannya.

2. Sumber Data/Informasi :

Data sekunder:
Laporan operasional sarana pengelolaan limbah dan emisi

Data Primer :

 Hasil pengujian kualitas limbah dan emisi


 Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah
dan emisi
 Wawancara terkait dengan sarana pengelolaan limbah dan
emisi.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

Evaluasi Laporan operasional sarana pengelolaan limbah dan


emisi.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 133


125
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran
Lampiran Peraturan
Peraturan Kepala
Kepala Badan
Badan Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dandan Pengembangan
Pengembangan Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub
Sub Aspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

Sarana
Sarana b. b.Pengelolaan
Pengelolaan Terdapat
Terdapatsarana,
sarana, 4 4
Pengelolaan
Pengelolaan Limbah
LimbahB3B3 beroperasi
beroperasiserta
serta
Limbah/Emisi
Limbah/Emisi (perizinan
(perizinan memiliki
memiliki
izinizin
dan
dan
Terdapat
Terdapatsarana,
sarana, 3 3
prasarana
prasarana
beroperasi
beroperasitapitapi
tidak
tidak
sesuai
sesuai
memiliki
memiliki
izinizin
persyaratan
persyaratan
yang
yang Terdapat
Terdapatsarana,
sarana, 2 2
berlaku)
berlaku) memiliki
memiliki
izinizin
tapitapi
tidak
tidak
beroperasi
beroperasi
Terdapat
Terdapatsarana,
sarana,
tapitapi 1 1
tidak
tidak
memiliki
memiliki
serta
sertaizinizin
dandan
tidak
tidak
beroperasi
beroperasi
Belum
Belum
adaada
sarana
sarana 0 0
pengolahan
pengolahan

Penjelasan:
Penjelasan:
Limbah
1. 1.Limbah B3B3 adalah
adalah sisa
sisa suatu
suatu usaha
usaha dan/atau
dan/atau kegiatan
kegiatan yang
yang
mengandung
mengandung bahan
bahan berbahaya
berbahaya dan/atau
dan/atau beracun
beracun yangyang karena
karena
sifat
sifat dandan atau
atau konsentrasinya
konsentrasinya dan/atau
dan/atau jumlahnya,
jumlahnya, baikbaik secara
secara
langsung maupun
langsung maupuntidak tidaklangsung,
langsung,dapat dapatmencemarkan
mencemarkan
dan/ataumerusakkan
dan/atau merusakkanlingkungan
lingkunganhidup, hidup,dan/atau
dan/ataudapat dapat
membayakan
membayakan lingkungan
lingkungan hidup,
hidup, kesehatan,
kesehatan, kelangsungan
kelangsungan hidup
hidup
manusia
manusia serta
serta makhluk
makhluk hidup
hidup lainnya.
lainnya.
Oleh
Oleh karena
karena ituitu setiap
setiap kegiatan
kegiatan yang
yang menghasilkan
menghasilkan limbah
limbah B3 B3
wajib
wajib melakukan
melakukan pengelolaan
pengelolaan terhadap
terhadap limbah
limbah yang
yang dihasilkan.
dihasilkan.
Pengelolaan
Pengelolaan Limbah
Limbah B3B3 secara
secara spesifik
spesifik telahtelah diatur
diatur dalam
dalam PP PP
101101
tahun2014.
tahun 2014.Pada PadaPPPP tersebut
tersebut dijelaskan
dijelaskan bahwa
bahwa pengelolaan
pengelolaan
limbahB3B3merupakan
limbah merupakanrangkaian
rangkaiankegiatankegiatanyang yangmencakup
mencakup
reduksi, penyimpanan,
reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengumpulan, pengangkutan,
pengangkutan,
pemanfaatan,
pemanfaatan, pengolahan
pengolahan dandan penimbunan
penimbunan limbah
limbah B3.B3. Semua
Semua
kegiatan pengelolaan
kegiatan pengelolaan tersebuttersebut harus harusmemiliki
memilikiperizinan
perizinan
sebagaimana
sebagaimana ketentuan
ketentuan yang
yang berlaku.
berlaku.

134 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


126126
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
 Jenis limbah B3 yang dihasilkan
 Perizinan pengelolaan limbah, manifest pengiriman limbah
B3, dan keterangan pendukung lain yang dimiliki
 Laporan operasional sarana pengelolaan limbah B3
Data Primer:

 Hasil pengujian kualitas limbah B3


 Pemantauan kondisi operasional sarana pengelolaan limbah
B3
 Wawancara terkait dengan perizinan dan sarana pengelolaan
limbah B3.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Evaluasi jenis limbah B3 yang dihasilkan, dokumen perizinan,
manifest pengiriman limbah B3, keterangan pendukung lain dan
kondisi operasional sarana pengelolaan limbah B3.

C. MANAJEMEN PERUSAHAAN

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sertifikasi a. Produk 75 < x ≤ 100% produk 4


memiliki sertifikat
50 < x ≤ 75% produk 3
memiliki sertifikat
25 < x ≤ 50% produk 2
memiliki sertifikat
0 < x ≤ 25% produk 1
memiliki sertifikat
Belum ada sertifikat 0

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 135


127
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Penjelasan:
1. Sertifikasi Produk ditujukan untuk memberikan jaminan
kepastian mutu produk kepada konsumen sesuai persyaratan
dan spesifikasi teknik yang berlaku. Sertifikasi produk dapat
mengacu kepada Standar Nasional maupun Internasional yang
berlaku diantaranya: SNI, GMP, ASME Code, ANSI, ASTM, API,
JIS, British Standar, dan standar lain yang berlaku.

Bagi perusahaan industri yang tidak memiliki sertifikat produk


karena produk yang dihasilkan merupakan pesanan langsung
dari buyer, maka dinilai not applicable (skor 4).

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Bukti dokumen sertifikat produk yang dimiliki
Data Primer:
Wawancara terkait dengan sertifikasi produk perusahaan

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Identifikasi sertifikat produk yang dimiliki
 Evaluasi terhadap rasio produk bersertifikat dengan jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan.

136 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


128
Lampiran Peraturan
Lampiran Kepala
Peraturan BadanBadan
Kepala Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Sertifikasi b Sistem Memiliki 4


. manajemen perencanaan,
yang mengimplementasik
dibuktikan an, melakukan
dengan monev dan
dokumen melakukan rencana
aksi sistem
manajemen
Memiliki 3
perencanaan,
mengimplementasik
an dan melakukan
monev
Memiliki 2
perencanaan dan
sudah
mengimplementasik
an
Memiliki 1
perencanaan sistem
manajemen
Belum ada sertifikat 0

Penjelasan:
1. Beberapa Sertifikasi Sistem Manajemen:
 EMS (Environment Management System) adalah sistem
manajemen lingkungan (SML) yang dilakukan perusahaan
meliputi pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan
(mulai dari masuknya bahan baku, proses sampai dengan
penangangan limbah). Penerapan sistem ini mengacu pada
standarisasi ISO 14001.

 QMS (Quality Management System) adalah sistem


manajemen mutu (SMM) yang dilakukan untuk membantu

129
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 137
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

memenuhi kualitas sesuai peraturan dan persyaratan yang


relevan, juga untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Penerapan sistem ini mengacu pada standarisasi ISO 9001.

 Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja


(SMK3) merupakan salah satu bagian dari sistem manajemen
yang bertujuan untuk menciptakan kesehatan dan
keselamatan di tempat kerja sehingga timbulnya kecelakaan
dan penyakit dapat dikurangi yang pada akhirnya berdampak
pada terciptanya lingkungan kerja yang aman, nyaman,
efektif, dan produktif dalam bekerja. Penerapan sistem ini
mengacu pada standarisasi SMK3 oleh Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi atau standar ISO 18001 (OHSAS).

 Untuk industri makanan dan minuman, penilaian sertifikasi


lebih ditekankan pada SMKP (Sistem Manajemen Keamanan
Pangan) yaitu sistem manajemen yang diterapkan dalam
rangka menjamin mutu dan keamanan dari produk pangan
dan minuman yang dihasilkan. Beberapa standar yang
digunakan meliputi antara lain HACCP dan ISO 22000 serta
sertifikasi lain yang relevan dalam mendukung keamanan
mutu pangan.
Akan tetapi, karena penerapan sertifikasi sistem manajemen di
atas ada yang belum diwajibkan di Indonesia, maka sistem
manajemen cukup dibuktikan dengan adanya dokumen yang
berisi perencanaan, pengimplementasian, monitoring dan
evaluasi serta rencana aksi sistem manajemen yang cara
pelaporannya dapat mengacu/mengadopsi sistem manajemen
seperti tersebut di atas.

138 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


130
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

2. Sumber Data/Informasi:

Data sekunder:
 Dokumen sistem manajemen
 Bukti dokumen sertifikat ISO 14001, ISO 9001,
SMK3/OHSAS, HACCP/ISO 22000, atau dokumen (laporan)
lain yang relevan dengan standar sistem manajemen
tersebut diatas.
Data Primer:
Wawancara terkait dengan sertifikasi tersebut diatas.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis sertifikat relevan dengan sistem


manajemen (lingkungan, mutu, K3 dan keamanan pangan)
 Identifikasi dokumen yang berisi perencanaan,
pengimplementasian, monitoring dan evaluasi serta rencana
aksi sistem manajemen

131
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 139
Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
Badan
Badan
Penelitian
Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
dan Pengembangan
Industri
Industri
dan Pengembangan Industri No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016
No. 82/BPPI/PER/3/2016

SUB
SUB
ASPEK
ASPEK KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

CSR
CSR a. a.Penerapan
Penerapan
CSRCSRAdaAda
kebijakan
kebijakan
CSRCSRyangyang 4 4
berkelanjutan,
berkelanjutan,
dilaksanakan,
dilaksanakan,
dilakukan
dilakukan
pemantauan
pemantauandandanevaluasi
evaluasi
serta
serta
adaada
pelaporan
pelaporan
AdaAdakebijakan
kebijakan
CSRCSRyangyang 3 3
berkelanjutan,
berkelanjutan,
sudah
sudah
dilaksanakan,
dilaksanakan,
dilakukan
dilakukan
pemantauan
pemantauan dandan
evaluasi,
evaluasi,
tapitapi
tidak
tidak
adaada
pelaporan
pelaporan
AdaAda
kebijakan
kebijakan
CSRCSR
yang
yang 2 2
berkelanjutan,
berkelanjutan,
sudah
sudah
dilaksanakan,
dilaksanakan,
namun
namun
belum
belum
dilakukan
dilakukan
pemantauan,
pemantauan, evaluasi
evaluasi
dandan
pelaporan
pelaporan
AdaAda
kebijakan
kebijakan
CSRCSR
yang
yang 1 1
berkelanjutan
berkelanjutannamun
namun
belum
belum
dilaksanakan
dilaksanakan
Belum
Belum
adaada
kebijakan
kebijakan
CSRCSR 0 0
yang
yang
berkelanjutan
berkelanjutan

Penjelasan:
Penjelasan:

1. 1.Program
Program Corporate
Corporate Social
Social Responsibility
Responsibility (CSR)
(CSR)
adalah
adalah
salahsalah
satusatu
kegiatan
kegiatanyang
yang
harus
harus
dilakukan
dilakukanperusahaan
perusahaan sebagai
sebagai
perwujudan
perwujudan
kepedulian
kepedulianterhadap
terhadap
lingkungan
lingkungansosial
sosial
disekitarnya.
disekitarnya.
Perusahaan
Perusahaan
tidak
tidak
hanya
hanyamemacu
memacu pencapaian
pencapaian ekonomi
ekonomi atauatau
bisnis
bisnis
semata,
semata,
tetapi
tetapijuga
jugamemberikan
memberikan perhatian
perhatian terhadap
terhadap pengembangan
pengembangan
sosial,
sosial,
ekonomi
ekonomimasyarakat
masyarakat sekitar
sekitar
dandan
pengelolaan
pengelolaan
lingkungan.
lingkungan.
Kebijakan
KebijakanCSR CSRPerusahaan
Perusahaan akanakandituangkan
dituangkan dalam
dalamberbagai
berbagai
bentuk
bentukkegiatan
kegiatanbagi
bagi
masyarakat
masyarakat dandanlingkungan
lingkungan sekitarnya.
sekitarnya.
Agar
Agarmasyarakat
masyarakatbisabisamerasakan
merasakan hasil
hasilyangyang
maksimal
maksimal daridari

132 132
140 Pedoman Penghargaan Industri Hijau
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

kegiatan CSR, maka pelaksanaannya harus berkelanjutan


(suistanable). Kegiatan CSR yang berkelanjutan akan
memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik
bagi perusahaan maupun stakeholder yang terkait. CSR yang
berkelanjutan akan bisa membentuk atau menciptakan
kehidupan masyarakat yang lebih mandiri dan sejahtera.
Perusahaan yang semula memposisikan diri sebagai pemberi
donasi melalui kegiatan charity dan phylanthrophy, kini
memposisikan komunitas sebagai mitra yang turut andil dalam
kelangsungan eksistensi perusahaan.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:

 Program pengembangan CSR perusahaan.


 Laporan pelaksanaan program yang pernah dilakukan dalam
5 tahun terakhir.
 Data pendukung lainnya.
Data Primer:
Wawancara terkait dengan program CSR dan hasil penerapan
yang telah dilakukan.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis kegiatan CSR


 Evaluasi hasil pelaksanaan program CSR

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 141


133
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian Lampiran
Lampiran
Peraturan
Peraturan
Kepala
Kepala
BadanBadan
Penelitian
Penelitian
dan Pengembangan Industri dan Pengembangan
dan Pengembangan
Industri
Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016 No.70/BPPI/PER/2/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

SubSub
Aspek
Aspek KRITERIA
KRITERIA INDIKATOR
INDIKATOR SKOR
SKOR

CSR
CSR b. b.Program
Program
CSRCSR Memiliki
Memiliki
>3 Program
>3 Program
CSR CSR 4 4
yangyang
berkelanjutan
berkelanjutan
Memiliki
Memiliki
3 Program
3 Program
CSR CSR 3 3
yangyang
berkelanjutan
berkelanjutan
Memiliki
Memiliki
2 Program
2 Program
CSR CSR 2 2
yangyang
berkelanjutan
berkelanjutan
Memiliki
Memiliki
1 Program
1 Program
CSR CSR 1 1
yangyang
berkelanjutan
berkelanjutan
Tidak
Tidak
menerapkan
menerapkan
CSR CSR 0 0

Penjelasan:
Penjelasan:

1. 1.Program
Program
CSRCSR
berkelanjutan
berkelanjutan
yangyang
dimaksud
dimaksud
adalah
adalah
program
program
CSR CSR
yangyang
mempunyai
mempunyai
dampak
dampak
besar
besar
terhadap
terhadap
sosial,
sosial,
ekonomi
ekonomi
dan dan
lingkungan.
lingkungan.
Contoh:
Contoh:

a. a.Penciptaan/pengembangan
Penciptaan/pengembangan desadesa
mandiri
mandiri
energi
energi
b. b.Upaya
Upaya
pelestarian
pelestarian
lingkungan
lingkungan (misalnya
(misalnya
penanaman
penanaman
bibitbibit
untuk
untuk
hutan
hutan
bakau)
bakau)
c. c.Pemanfaatan
Pemanfaatanlahan
lahan
kritiskritis
dengan
dengan
penanaman
penanaman
tanaman
tanaman
jatropa
jatropa
d. d.Pembangunan
Pembangunan sarana
sarana
pendidikan
pendidikan
yangyang
berkembang
berkembang

2. 2.Sumber
Sumber
Data/Informasi:
Data/Informasi:

Data sekunder:
Data sekunder:
Program
 Program CSRCSR yang
yang telah
telah dilakukan
dilakukan dalam
dalam 3 tahun
3 tahun terakhir
terakhir
Laporan
 Laporan pelaksanaan
pelaksanaan CSRCSR dalam
dalam 3 tahun
3 tahun terakhir
terakhir

Data
Data Primer:
Primer:
Wawancara
Wawancara terkait
terkait dengan
dengan program
program CSR.CSR.

142 Pedoman Penghargaan Industri Hijau 134 134


Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan
Lampiran Peraturan Kepala Industri
Badan Penelitian
No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
 Identifikasi program yang terkait dengan CSR
 Evaluasi program

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Penghargaan Penghargaan > 3 penghargaan 4


terkait bidang
produksi dan 3 penghargaan 3
pengelolaan
lingkungan 2 penghargaan 2
industri yang
pernah 1 penghargaan 1
diterima
selama 1 tahun Belum ada penghargaan 0
terakhir

Penjelasan:

1. Penghargaan terkait produksi dan pengelolaan lingkungan


industri adalah salah satu bukti upaya perusahaan dalam
menerapkan konsep industri hijau dalam kegiatan industrinya.
Beberapa bentuk penghargaan terkait dengan penerapan konsep
industri ramah lingkungan mulai berkembang. Beberapa bentuk
kegiatan pemberian penghargaan terkait dengan pengembangan
industri yang ramah lingkungan mulai dan terus berkembang
saat ini, antara lain:
 Penghargaan Industri Hijau oleh Kementerian Perindustrian
RI.
 Penghargaan Perusahaan Hijau ( Green Business)/SRI-
Kehati.
 Penghargaan Energi Bersih oleh Kementerian ESDM RI.
 Penghargaan Pengelolaan Minyak Sawit Berkesinambungan
- Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO).

135
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 143
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

 Penghargaan yang relevan dari institusi internasional


terkait dengan peran industri dalam implementasi kegiatan
ramah lingkungan atau berkelanjutan.
 Dan lain-lain.

Khusus industri skala kecil, penghargaan yang dimaksud tidak


terbatas pada penghargaan di bidang proses produksi dan
lingkungan saja.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Bukti penghargaan terkait dengan pengembangan dan
implementasi industri hijau.
Data Primer:
Wawancara terkait dengan penghargaan yang pernah diterima.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:

 Identifikasi jenis penghargaan yang pernah diterima.


 Hitung jumlah penghargaan terkait dengan pengembangan
industri hijau dalam skala nasional dan internasional yang
pernah diterima dalam 3 tahun terakhir.

144 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


136
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan
Lampiran Peraturan Kepala Industri
Badan Penelitian
No.70/BPPI/PER/2/2016
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016

Sub Aspek KRITERIA INDIKATOR SKOR

Kesehatan Pemeriksaan Dilakukan medical 4


karyawan kesehatan check up secara
karyawan periodik setiap 1 tahun
sekali
Dilakukan medical 3
check up secara
periodik setiap 2 tahun
sekali
Dilakukan medical 2
check up secara
periodik setiap 3 tahun
sekali
Dilakukan medical 1
check up secara
periodik >3 tahun
Belum pernah dilakukan 0
medical check up

Penjelasan:

1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk


meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja.
Kapasitas dan produktivitas pegawai sangat ditentukan oleh
keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak
faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi
lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut
menentukan kinerja masing-masing pegawai. Tujuan dari
pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk memberi
jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap
dalam keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga
sebagai deteksi dini (screening) dan penanganan penyakit akibat
kerja/penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan.

137
Pedoman Penghargaan Industri Hijau 145
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki


landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU
Kesehatan No.23/1992.

2. Sumber Data/Informasi:
Data sekunder:
Laporan hasil laporan medical check up dalam 3 tahun terakhir.
Data Primer:
Wawancara terkait dengan kegiatan pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja.

3. Cara/Justifikasi Penilaian:
Evaluasi terhadap laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja.

146 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


138
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

BAB VI
MEKANISME PENILAIAN PENGHARGAAN INDUSTRI HIJAU

1. Sosialisasi
Sosialisasi Penghargaan Industri Hijau dilakukan mulai bulan
Februari tahun berjalan melalui seminar, media massa,
poster, leaflet, website Kementerian Perindustrian, dan lain-
lain.

2. Waktu dan Tempat Pendaftaran


1) Waktu Pendaftaran :
Mulai minggu terakhir Februari hingga minggu
ketiga bulan Maret tahun berjalan.
2) Tempat pendaftaran:
Sekretariat Penghargaan Industri Hijau
d/a : Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau
dan Lingkungan Hidup
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
Gedung Kementerian Perindustrian Lantai 20
Jalan Gatot Subroto Kav.52-53 Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021 - 5252746
Email: industrihijau@gmail.com
Website: www.kemenperin.go.id

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 147


139
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

3. Seleksi Kelengkapan Administrasi


Seleksi dilakukan berdasarkan kelengkapan administrasi dan
validitas dokumen pendaftaran yang telah disampaikan.
Dokumen yang telah benar dan lengkap disampaikan kepada
Tim Teknis paling lambat dalam waktu 5 (lima) hari kerja.

4. Verifikasi Dokumen
Verifikasi dokumen dilakukan pada saat pendaftaran
dimulai (minggu terakhir Februari) hingga minggu
terakhir bulan Maret tahun berjalan, dengan melakukan
evaluasi terhadap dokumen pendaftaran dan formulir
pendaftaran, dan dikembalikan ke Sekretariat paling lambat
dalam 5 (lima) hari kerja.

5. Verifikasi Lapangan
Verifikasi lapangan dilakukan untuk mengevaluasi kesesuaian
dokumen dengan kondisi di lapangan, mulai minggu
pertama bulan April hingga minggu terakhir bulan
Agustus tahun berjalan. Hasil penilaian paling lambat 5
(lima) hari kerja setelah dilakukan verifikasi lapangan
diserahkan kepada Sekretariat.

6. Evaluasi Hasil Penilaian


Hasil penilaian terhadap seluruh peserta penghargaan industri
hijau dibahas/dievaluasi oleh seluruh anggota Tim Teknis
dalam rapat pleno.

148 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


140
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

7. Penyampaian Hasil Penilaian


Hasil penilaian disampaikan oleh Sekretariat kepada seluruh
industri peserta Program Penghargaan Industri Hijau
selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah rapat pleno
Tim Teknis.

8. Sanggahan Perusahaan dan Verifikasi Ulang


Penyampaian hasil penilaian kepada perusahaan industri,
penerimaan sanggahan dari perusahaan industri serta
pelaksanaan verifikasi ulang akan dilaksanakan pada
minggu ketiga September hingga minggu pertama
bulan Oktober tahun berjalan, dengan tahapan sebagai
berikut:
1) Pihak industri diberi kesempatan untuk memberi
sanggahan/klarifikasi terhadap hasil penilaian selama 5
(lima) hari kerja sejak penyampaian hasil penilaian.
2) Sanggahan disampaikan kepada Sekretariat untuk
dievaluasi oleh Tim Teknis.
3) Bila sanggahan yang disampaikan pihak industri
dinyatakan layak, dapat dilakukan verifikasi ulang oleh
Tim Teknis dalam waktu 5 (lima) hari setelah dokumen
sanggahan dinyatakan layak.
4) Hasil verifikasi ulang disampaikan kepada Sekretariat
paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah verifikasi ulang.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 149


141
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

9. Penyampaian Hasil Penilaian Kepada Dewan


Pertimbangan
Hasil verifikasi, penilaian dan rekomendasi disampaikan oleh
Sekretariat kepada Dewan Pertimbangan 5 (lima) hari setelah
diterima dari Tim Teknis.

10. Review Hasil Penilaian


1) Review hasil penilaian Tim Teknis dilakukan oleh Dewan
Pertimbangan selambat-lambatnya selama 5 (lima) hari
kerja.
2) Dewan Pertimbangan menyampaikan hasil review yang
merupakan hasil penilaian akhir kepada Menteri
Perindustrian selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja.

11. Penetapan Penerima Penghargaan Industri Hijau


Perusahaan industri penerima Penghargaan Industri Hijau
ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian.

12. Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau


Penganugerahan Penghargaan Industri Hijau kepada
perusahaan industri akan dipublikasikan secara terbuka
kepada publik dan stakeholder terkait.

13. Evaluasi
Agar program Penghargaan Industri Hijau dapat menjadi lebih
baik dan sesuai dengan yang diharapkan maka akan dilakukan

150 Pedoman Penghargaan Industri Hijau


142
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

evaluasi. Hasil evaluasi, khususnya mengenai industri yang


mendapatkan peringkat terendah dan belum lolos seleksi awal
akan disampaikan kepada direktorat terkait di lingkungan
Kementerian sebagai bahan masukan dalam rangka
pembinaan.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 151


143
Kepala Badan Penelitian
Pengembangan Industri
Lampiran
LampiranPeraturan
PeraturanKepala Badan Penelitian

152
82/BPPI/PER/3/2016
dan
danPengembangan Industri
No.No.
70/BPPI/PER/2/2016 No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


Gambar 2. Mekanisme Penilaian Penghargaan Industri Hijau

144
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan Industri
dan Pengembangan Industri
No. 82/BPPI/PER/3/2016
No.70/BPPI/PER/2/2016

BAB VII
AGENDA KEGIATAN

Kegiatan Penghargaan Industri Hijau dilaksanakan selama 10


(sepuluh) bulan, dengan jadwal sebagaimana tercantum pada
Tabel 8.

Pedoman Penghargaan Industri Hijau 153


145
Lampiran Penelitian
dan Industri
LampiranPeraturan
Peraturan Kepala
Kepala Badan
BadanPenelitian

154
82/BPPI/PER/3/2016
danPengembangan
Pengembangan Industri
No.
No.70/BPPI/PER/2/2016

Tabel 8.
Jadwal Pelaksanaan Penghargaan Industri Hijau
No. 82/BPPI/PER/3/2016
dan Pengembangan Industri
Lampiran Peraturan Kepala Badan Penelitian

Pedoman Penghargaan Industri Hijau


146

Anda mungkin juga menyukai