Anda di halaman 1dari 35

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

(PKL) INDUSTRI FARMASI

PT. MULTI KLIN NUSANTARA

OLEH

KELOMPOK 2

ADILA REZITA PO714251191.003

BADARIA PO714251191.019

FITRIAH PO714251191.026

MELINDA PUTRI ASRI PO714251191.033

NENENG WILDAYANTI PUTRI PO714251191.036

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

JURUSAN FARMASI

2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PKL INDUSTRI

PT. MULTI KLIN NUSANTARA

OLEH:

ADILA REZITA PO714251191.003

BADARIA PO714251191.019

FITRIAH PO714251191.026

MELINDA PUTRI ASRI PO714251191.033

NENENG WILDAYANTI PUTRI PO714251191.036

Menyetujui,

Pembimbing Teknis Pembimbing Supervisi

Eltuin, S.Si., Apt Djuniasti Karim, S.Si,M. Si., Apt


NIP.196606011991032001

Mengetahui

Kaprodi DIV Farmasi Ketua Jurusan Farmasi

Ida Adhayanti, S.Si, M.Sc.,Apt Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes.,


Apt NIP. 198408292008012005 NIP. 19650224199203 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Sang pencipta atas segala nikmat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga diberikan kesehatan dan kesempatan dalam
menyelesaikan Laporan Praktek Lapangan Industri ini dengan baik dan lancar.
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan salah
satu mata kuliah wajib, PKL Industri dalam Program Studi DIV Farmasi
Poltekkes Kemenkes Makassar Tahun Akademik 2022/2023.
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama kepada :
1. Bapak Drs. H. Ismail Ibrahim, M.Kes.,Apt selaku Ketua Jurusan Farmasi
Poltekkes Kemenkes Makassar
2. Ibu Ida Adhayanti, S.Si., M.Sc.,Apt selaku Ketua Program Studi D.IV Farmasi
Poltekkes Kemenkes Makassar
3. Ibu Djuniasti Karim, S.Si, M.Si, Apt selaku dosen pembimbing supervisi
4. Bapak Septian Suryo, S.Si.,Apt dan Bapak Eltuin, S.Si.,Apt, selaku
pembimbing teknis lapangan di PT. Multi Klin Nusantara
5. Staff dan karyawan PT.Multi Klin Nusantara
6. Orang tua kami yang telah memberikan doa dan dukungan serta semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
proses penyusunan laporan ini.

Penyusun,

Peserta PKL

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
I.1. Latar Belakang..........................................................................................1
I.2. Tujuan PKL Industri..................................................................................1
I.3. Manfaat PKL Industri................................................................................2
I.4. Waktu dan Tempat PKL Industri..............................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
II.1. Pengertian Industri....................................................................................3
II.2. Tugas dan Fungsi Industri.........................................................................4
II.3. Tujuan Industri..........................................................................................4
II.4. Persyaratan Industri...................................................................................5
II.5. Pengelolaan Industri..................................................................................9
II.6. Peraturan dan Perundang-undangan Industri..........................................11
BAB III TINJAUAN INDUSTRI..........................................................................13
III.1 Sejarah Industri.......................................................................................13
III.2 Visi dan Misi...........................................................................................13
III.3 Logo PT.Multi Klin Nusantara................................................................14
III.4 Tata Ruang..............................................................................................15
III.5 Struktur Organisasi PT. Multi Klin Nusantara........................................15
III.6 Kegiatan Industri.....................................................................................15
III.7 Pengelolaan Industri PT.Multi Klin Nusantara.......................................18
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................21
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................25
iv
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
LAMPIRAN...........................................................................................................27

v
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Salah satu usaha jangka panjang yang dapat dilakukan demi
terwujudnya ekonomi yang lebih maju di negara berkembang ini yaitu dengan
mengembangkan usaha di bidang industri. Salah satu contoh usaha di bidang
industri yaitu industri peralatan rumah kebersihan rumah tangga seperti usaha
memproduksi sabun untuk kepentingan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Sabun adalah garam natrium dan kalium dari asam lemak yang berasal
dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun yang digunakan sebagai
pembersih dapat berwujud padat (keras), lunak dan cair. Dewan Standarisasi
Nasional menyatakan bahwa sabun adalah bahan yang digunakan untuk
tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri dari asam lemak dengan rantai
karbon C12- C18 dan sodium atau potassium (DSN, 1994).
Dalam era globalisasi sekarang ini, dimana industri farmasi dituntut
unuk bersaing dengan industri farmasi baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri untuk bisa memperebutkan pasar era global dan memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dengan kemajuan teknologi dan industri ini, maka
diperlukan suatu kegiatan yang menitikberatkan pada keterlibatan mahasiswa
dengan industri secara langsung. Sehingga dapat dipadukan antara
perkembangan dunia industri dan perkuliahan. Dengan adanya program PKL
ini memberikan kesempatan bagi mahasiwa untuk dapat
mengimplementasikan ilmu yang diperolah selama masa perkuliahan ke
dalam dunia kerja hal ini juga bermanfaat bagi mahasiswa dalam beradaptasi
baik dengan lingkungan baru ataupun dengan masalah masalah baru yang di
temukan di dunia kerja. Dalam hal ini PKL Industri yang dilaksanakan di
PT.Multi Klin Nusantara memberi kesempatan kepada kami untuk
melaksanakan PKL yang berlangsung pada tanggal 1 Agustus - 12 Agustus
2022

I.2. Tujuan PKL Industri


Tujuan pelaksanaan PKL di PT. Multi Klin Nusantara, adalah untuk :

1
2

1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori


dan penerapannya di dunia kerja serta faktor yang mempengaruhinya
sehingga dapat menjadi pengalaman bagi mahasiswa sebelum terjun ke
masyarakat ataupun ke dunia kerja.
2. Meningkatkan keterampilan dan pengalaman kerja di bidang industri
farmasi
3. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan di
industri farmasi.

I.3. Manfaat PKL Industri


Manfaat pelaksanaan PKL di PT. Multi Klin Nusantara, adalah untuk :
1. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup CPKB
2. Mahasiswa dapat mengetahui produksi di industri farmasi
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengolahan produk awal sampai
menjadi produk jadi
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengelohan produk serta
pengemasan di industri farmasi

I.4. Waktu dan Tempat PKL Industri


Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Industri ini dilaksanakan
selama 12 hari dari tanggal 1 Agustus - 12 Agustus 2022 di PT. Multi Klin
Nusantara. Tepatnya di Jl. Kawasan Pergudangan dan Industri Parangloe No.
17, Bira , Kec. Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Industri


Menurut Undang-Undang No 3 Tahun 2014 tentang perindustrian
yang disebut industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan baku dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga
menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih
tinggi, termasuk jasa industri. Menurut Badan Pusat Statistik industri
adalah suatu unit atau kesatuan produksi yang terletak pada suatu tempat
tertentu yang melakukan kegiatan mengubah bahan baku dengan mesin
kimia atau dengan tangan menjadi produk baru, atau mengubah barang-
barang yang kurang nilainya menjadi barang yang nilainya dengan maksud
untuk mendekatkan produk tersebut pada konsumen akhir.
Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan
merubah bahan dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang
yang lebih tinggi nilainya.Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan
yang melakukan kegiatan jasa industri dan perakitan (assembling) dari
suatu industri (BPS, 2002).
Suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang
plus ion. Bagian hidrokarbon dari molekul itu bersifat hidrofobik dan larut
dalam zatzat non polar. Sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut
dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara
keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air. Namun sabun mudah
tersuspensi dalam air karena membentuk misel (micelles), yakni
segerombol (50 - 150) molekul yang rantai hidrokarbonnya mengelompok
dengan ujung- ujung ionnya yang menghadap ke air. (Ralph J. Fessenden,
1992).
Menurut G. Kartasapoetra (1987) “Industri adalah kegiatan ekonomi
yang mengolah bahan-bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi
atau barang jadi menjadi barang yang bernilai tinggi”.

3
4

II.2. Tugas dan Fungsi Industri


Industri farmasi memiliki 3 fungsi utama yang diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799 Tahun 2010. Ketiga fungsi
utama tersebut adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan
dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan. Industri farmasi sebagai
pembuatan obat dan/atau bahan obat dituntut untuk menghasilkan obat
yang memiliki efikasi, keamanan, dan bermutu. Dalam menjamin produk
yang dihasilkan, industri farmasi menerapkan Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) di setiap aspek dan bagian dari industri farmasi. Dengan
dihasilkan produk yang bermutu, diharapkan dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

II.3. Tujuan Industri

Menurut UU RI No.3 Tahun 2014 tujuan diselenggarakannya


perindustrian sebagai berikut:
a. Mewujudkan Industri nasional sebagai pilar dan penggerak
perekonomian nasional
b. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan struktur Industri
c. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya saing, dan maju, serta
Industri Hijau
d. Mewujudkan kepastian berusaha, persaingan yang sehat, serta
mencegah pemusatan atau penguasaan Industri oleh satu kelompok
atau perseorangan yang merugikan masyarakat
e. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja
f. Mewujudkan pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah
Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional;
dan
g. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara
berkeadilan.
5

II.4. Persyaratan Industri


Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 107 Tahun 2015 Tentang
Izin Usaha Industri, Izin Usaha Industri yang selanjutnya disingkat dengan
IUI adalah izin yang diberikan kepada setiap orang untuk melakukan
kegiatan usaha Industri . Pasal 108 Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2014
tentang Perindustrian, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Izin
Usaha Industri. Setiap kegiatan usaha Industri wajib memiliki IUI.
Kegiatan usaha Industri merupakan kegiatan mengolah Bahan Baku
dan/atau memanfaatkan sumber daya Industri untuk menghasilkan barang
yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi dan/atau
menyediakan Jasa Industri. Kegiatan usaha Industri meliputi Industri kecil,
Industri menengah, dan Industri besar. Industri kecil, Industri menengah,
dan Industri besar ditetapkan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan/atau
nilai investasi.
Izin Usaha Industri (IUI) meliputi IUI kecil untuk Industri kecil, IUI
menengah untuk Industri menengah dan IUI besar untuk Industri besar.
IUI diberikan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya. IUI paling sedikit memuat:
a. Identitas perusahaan
b. Nomor pokok wajib pajak
c. Jumlah tenaga kerja
d. Nilai investasi
e. Luas lahan lokasi industri
f. Kelompok industri sesuai dengan KBLI
g. Kapasitas produksi terpasang untuk industri yang menghasilkan barang
atau kapasitas jasa untuk jasa industri.
IUI diberikan kepada perusahaan yang akan menjalankan kegiatan
usaha Industri yaitu perusahaan wajib berlokasi di Kawasan Industri. IUI
dapat diberikan kepada perusahaan yang akan menjalankan kegiatan usaha
Industri dan berlokasi di luar Kawasan Industri, dengan ketentuan:
a. Berlokasi di daerah Kabupaten/Kota yang:
6

1. Belum memiliki Kawasan Industri; atau


2. Telah memiliki Kawasan Industri tetapi seluruh kaveling Industri
dalam Kawasan Industrinya telah habis
b. Termasuk klasifikasi Industri kecil dan Industri menengah yang tidak
berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang
berdampak luas; atau
c. Industri yang menggunakan Bahan Baku khusus dan/atau proses
produksinya memerlukan lokasi khusus.

Perusahaan yang akan menjalankan kegiatan usaha Industri dan


berlokasi di luar Kawasan Industri dengan ketentuan:
a. Berlokasi di daerah kabupaten/kota
b. Termasuk klasifikasi industri menengah
c. Wajib berlokasi di Kawasan Peruntukan Industri sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang wilayah
provinsi, atau rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.
Perusahaan Industri yang melakukan penambahan atau pengurangan
jumlah tenaga kerja dan/atau nilai investasi yang mengakibatkan
perubahan klasifikasi kegiatan usaha Industri harus mengganti IUI yang
dimilikinya sesuai dengan ketentuan IUI. Perusahaan Industri wajib
melaksanakan kegiatan usaha Industri sesuai dengan IUI yang dimiliki dan
menjamin keamanan dan keselamatan alat, proses, hasil produksi,
penyimpanan, serta pengangkutan. Dalam satu IUI hanya berlaku bagi satu
perusahaan industri yang memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Memiliki usaha Industri dengan satu kelompok usaha sesuai dengan
KBLI lima digit dan berada dalam satu lokasi Industri
b. Memiliki beberapa usaha Industri yang merupakan satu unit produksi
terpadu dengan KBLI lima digit yang berbeda dalam satu kawasan
industri
7

c. Memiliki beberapa usaha Industri dengan satu kelompok usaha sesuai


dengan KBLI lima digit yang sama dan berada di beberapa lokasi
dalam satu kawasan industri.

Klasifikasi Izin Usaha Industri


Tata cara pemberian IUI berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.
107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri yaitu sebagai berikut:
1. Izin Usaha Industri (IUI) Kecil
IUI kecil diberikan kepada Industri kecil yang memenuhi ketentuan:
a. Seluruh modal usahanya harus dimiliki oleh Warga Negara
Indonesia
b. Bidang usaha Industri yang dinyatakan terbuka dan terbuka
dengan persyaratan untuk penanaman modal sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan/atau kebijakan
penanaman modal di bidang Industri yang ditetapkan oleh
Menteri.
Permohonan IUI kecil diajukan kepada menteri; atau
bupati/walikota melalui pelayanan terpadu satu pintu. Permohonan IUI
kecil melampirkan paling sedikit:
a. Fotokopi identitas pemilik dan pelaku usaha/perusahaan
b. Fotokopi nomor pokok wajib pajak
c. Fotokopi dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Permohonan IUI kecil dikecualikan dari perizinan yang
menyangkut gangguan. Menteri dan bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
sejak permohonan diterima dengan menerbitkan IUI kecil dalam hal
persyaratan dipenuhi dengan lengkap dan benar atau menolak
permohonan dalam hal tidak memenuhi persyaratan.
2. Izin Usaha Industri (IUI) Menengah dan IUI Besar
IUI menengah dan IUI besar diberikan kepada Industri
menengah dan Industri besar yang memenuhi ketentuan bidang usaha
8

Industri yang dinyatakan terbuka dan terbuka dengan persyaratan


untuk penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan dan/atau kebijakan penanaman modal di bidang
Industri yang ditetapkan oleh Menteri. Selain memenuhi ketentuan
untuk industri yang memiliki keunikan dan merupakan warisan budaya
bangsa dan Industri menengah tertentu yang dicadangkan untuk
dimiliki oleh warga negara Indonesia, seluruh modal usahanya harus
dimiliki oleh Warga Negara Indonesia. Permohonan IUI menengah
dan IUI besar diajukan kepada menteri, gubernur melalui pelayanan
terpadu satu pintu atau bupati/walikota melalui pelayanan terpadu satu
pintu.
Sebelum mengajukan permohonan IUI menengah dan IUI besar,
perusahaan yang akan melakukan kegiatan usaha Industri harus:
a. Telah selesai melaksanakan persiapan dan kegiatan pembangunan,
pengadaan, pemasangan/instalasi peralatan dan kesiapan lain
b. Siap melakukan kegiatan usaha industri; dan
c. Memenuhi ketentuan lokasi industri
Permohonan IUI menengah dan IUI melampirkan paling sedikit:
a. Fotokopi identitas diri pemohon
b. Fotokopi nomor pokok wajib pajak perusahaan
c. Fotokopi akta pendirian perusahaan dan/atau perubahannya yang
telah disahkan/ditetapkan oleh pejabat yang berwenang;
d. Fotokopi izin lingkungan atau fotokopi izin lingkungan kawasan
industri dan
e. Fotokopi dokumen yang dipersyaratkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Sejak permohonan IUI diterima dengan lengkap dan benar
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja dilakukan
pemeriksaan lokasi Industri yang hasilnya dituangkan dalam berita
acara pemeriksaan. Berdasarkan hasil berita acara pemeriksaan
menteri, gubernur melalui pelayanan terpadu satu pintu atau
bupati/walikota melalui pelayanan terpadu satu pintu, menerbitkan
atau menolak
9

permohonan IUI paling lama 5 (lima) hari kerja sejak berita acara
pemeriksaan diterima. Permohonan ditolak apabila berdasarkan hasil
pemeriksaan lokasi Industri tidak memenuhi ketentuan dan/atau
terdapat ketidaksesuaian dokumen.

II.5. Pengelolaan Industri


1. Kelembagaan Kawasan Industri
Berdasarkan kepada peraturan pemerintah Nomor 142 Tahun
2015 Tentang Kawasan Industri, bahwa Pembangunan Kawasan
Industri dilakukan oleh badan usaha yang berbentuk badan hukum dan
didirikan berdasarkan hukum Indonesia serta berkedudukan di
Indonesia. Badan usaha sebagaimana dimaksud dapat berbentuk:
a. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;
b. Koperasi; atau
c. Perseroan Terbatas
Pengelolaan Kawasan Industri dilakukan oleh Perusahaan
Kawasan Industri. Perusahaan Kawasan Industri dapat menunjuk
pihak lain untuk melakukan pengelolaan Kawasan Industri.
Penunjukan pihak lain diberitahukan kepada pemberi IUKI.
Penunjukkan pengelolaan Kawasan Industri kepada pihak lain tidak
mengurangi tanggung jawab Perusahaan Kawasan Industri yang
bersangkutan. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Kawasan
Industri diatur dalam Peraturan Menteri.

2. Tata Tertib Kawasan Industri


Tata Tertib Kawasan Industri adalah peraturan yang ditetapkan oleh
Perusahaan Kawasan Industri, yang mengatur hak dan kewajiban
Perusahaan Kawasan Industri, perusahaan pengelola Kawasan Industri,
dan Perusahaan Industri dalam pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan
Industri.
10

Perusahaan Kawasan Industri wajib memiliki Tata Tertib Kawasan


Industri. Tata Tertib Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling sedikit memuat informasi mengenai:
a. Hak dan kewajiban masing-masing pihak;
b. Ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup sesuai hasil studi Analisis Dampak Lingkungan,
Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan
Lingkungan;
c. Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait; dan
d. Ketentuan lain yang ditetapkan oleh pengelola Kawasan Industri.

3. Pengawasan Evaluasi Dan Pelaloran


a. Pengawasan
Pengawasan terhadap pembangunan dan operasional Kawasan
industry bertujuan untuk memperoleh informasi yang bersifat
administrasi maupun tekhnik pelaksana Kawasan Industri agar sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan yang yang telah ditetapkan.
Pengawasan dilakukan oleh Timnas Kawasan Industri yang terdiri dari
unsur Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota,
Perhimpunan Kawasan Industri Indonesia dan Kamar dagang dan
Industri.
b. Pelaporan dan Evaluasi
1) Setiap Perusahaan Industri yang berada dalam kawasan industri
dan Perusahaan Pengelola Kawasan Industri wajib
menyampaikan laporan yang meliputi :
a) Laporan perkembangan industri meliputi jumlah produksi,
ekspor-impor dan tenaga kerja yang disampaikan secara
periodik minimal 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, yang
disampaikan kepada Bupati/Walikota, Gubernur dengan
tembusan kepada Menteri Perindustrian. 15
11

b) Laporan pelaksana RKL dan RPL kepada instansi yang


ditugasi mengendalikan dampak lingkungan hidup daerah
dengan tembusan Menteri Perindustrian yang disampaikan
secara periodik minimal 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
2) Berdasarkan laporan perkembangan sebagaimana butir, oleh
Bupati/Kota yang membidangi urusan industri, Gubernur
melalui kepala Dinas Provinsi yang membidangi urusan industri
wajib menyusun laporan perkembangan kawasan industri setiap
semester pada tahun yang bersangkutan dan disampaikan kepada
Menteri Perindustrian.
3) Berdasarkan laporan tersebut, Pemerintah Cq Timnas Kawasan
Industri dapat melakukan analisa dan evaluasi untuk selanjutnya
menjadi bahan perumusan kebijakan bagi pimpinan
Departemen.

II.6. Peraturan dan Perundang-undangan Industri


Berikut beberapa aturan-aturan yang mengatur tentang Industri di
Indonesia diantaranya :
1. Undang-Undang (UU) No.8 Tahun 1999: Perlindungan Konsumen
2. UU No. 20 Tahun 2008: Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
3. UU No. 18 Tahun 2012: Pangan
4. UU No. 3 Tahun 2014: Perindustrian
5. UU No 7 Tahun 2014: Perdagangan
6. UU No. 20 2014: Standardisasi Dan Penilaian Kesesuaian
7. UU No. 33 Tahun 2014: Jaminan Produk Halal
8. PP No. 107 Tahun 2015: Izin Usaha Industri
9. PP Nomor 29 Tahun 2018: Tentang Pemberdayaan Industri
BAB III
TINJAUAN INDUSTRI

III.1 Sejarah Industri


PT. Multi Klin Nusantara (MKN) merupakan perusahaan yang
memproduksi produk sanitasi dan bahan pembersih untuk kebutuhan
rumah tangga. PT. Multi Klin Nusantara memproduksi berbagai macam
jenis produk pembersih yang dibutuhkan oleh masyarakat nusantara
(Indonesia) mulai dari sabun cuci piring, cuci tangan, cairan pembersih
multifungsi , detergent pakaian, pengharum dan pelembut pakaian sampai
pembersih kaca dan lantai.
PT. Multi Klin Nusantara mengawali perusahaan pada tahun 2010
dengan nama Sefactor Pharma. Seiring dengan berjalannya waktu,
perusahaan ini senantiasa membenahi manajemen perusahaan dan pada
tahun 2020 perusahaan ini resmi berganti nama menjadi Multi Klin
Nusantara sebagai bentuk perbaharuan diri untuk pengembangan usaha.

III.2 Visi dan Misi


a. Visi
Selalu ada di setiap rumah masyarakat Indonesia
b. Misi
 Membuat produk bahan pembersih yang berkualitas, inovaatif dan
ramah lingkungan yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
 Mengembangkan sistem perusahaan yang efektif dan efisien yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
 Mengedukasi masyarakat Indonesia akan pentingnya menggunakan
bahan pembersih yang berkualitas dan ramah lingkungan.
 Berkolaborasi dengan memberdayakan masyarakat lokal/ perusahaan
lokal di setiap provinsi yang ada di Indonesia dalam
mendistribusikan produk perusahaan.

13
1

III.3 Logo PT.Multi Klin Nusantara


Nama perusahaan PT. Multi Klin Nusantara memiliki makna yang
sangat mendalam karena melambangkan keberagaman (Multi) yang
bersatu padu untuk tujuan yang sama yakni memberikan produk
pembersih (Klin) yang berkualitas bagi bangsa Indonesia (Nusantara). Jika
huruf awal dari masing-masing suku kata disatukan maka akan
membentuk dua segitiga sama sisi yang meruncing ke dalam. Berikut
merupakan gambar logo PT.Multi Klin Nusantara :

Gambar 3.1

Bentuk segitiga yang meruncing kedalam dapat menjadi suatu


petunjuk arah bersatu, sehingga kesan yang timbul adalah pencapaian
tujuan bersama. Bentuk ini dapat menyimbolkan stabilitas dan digunakan
untuk melambangkan pengenalan jati diri perusahaan secara mendalam.
Simbol segitiga juga melambangkan tiga pilar utama konsep keberlanjutan
usaha (Sustainable Company) yakni 3P : (People, Planet, Profit), dimana
perusahaan senantiasa memperhatikan tiga aspek penting dalam kehidupan
yakni manusia sebagai pelaku yang terlibat dalam kegiatan usaha,
lingkungan sebagai tempat dimana kita melakukan usaha, dan keuntungan
perusahaan yang senantiasa meningkat sehingga aktivitas usaha tetap
dapat berjalan dengan baik.
Selain itu, simbol segitiga kembar yang menghadap ke dalam jika
dilihat menyerupai simbol “tak terhingga” atau Infinity yang berarti
perusahaan akan senantiasa berkembang dan menghasilkan produk-produk
yang tak terbatas sehingga akan menjadi perusahaan Multi Klin Nasional
1

kebanggaan bangsa Indonesia. Arti dari berbagai warna yang terdapat pada
logo PT.Multi Klin Nusantara yaitu :
1. Warna hijau, memberikan konsep yang ramah lingkungan, serta
kesegaran dan keseimbangan dalam hidup.
2. Warna biru, memberikan makna stabilitas dan rasa percaya diri.
3. Warna merah, memberikan makna keberanian dan semangat yang tinggi.
4. Simbol bintang memberikan makna menerangi dan memberi cahaya
bagi bangsa dan Negara (Nusantara), menjadi pelita hidup, dimana
perusahaan akan menerangi hidup banyak orang.
5. Garis yang berwarna biru memberi makna konsistensi dan integritas
dalam memberikan produk dan layanan kepada konsumen.

III.4 Struktur Organisasi PT. Multi Klin Nusantara

III.5 Tata Ruang


PT. Multi Klin Nusantara mempunyai fasilitas yang memadai yaitu
ruang operasional, ruang Finance and Accounting, gudang bahan baku,
1

gudang produk jadi, ruang produksi, laboratorium, ruang marketing dan


sales, musholla dan toilet.

III.6 Kegiatan Industri


1. Jam Kerja Karyawan
Jam kerja karyawan di PT.Multi Klin Nusantara dimulai pukul
08.30-17.00 WITA setiap hari Senin-Sabtu.
2. Pemesanan Bahan Baku
a. Pengadaan Bahan Baku dan Kemasan.
Divisi operasional akan mengirimkan surat permintaan
pengadaan barang sesuai dengan jumlah yang ditentukan untuk
keperluan produksi kepada finance and accounting, setelah itu
finance and accounting membuat permintaan pembelian
(purchasing order) kepada pihak supplier. Dalam proses ini
pihak supplier akan memberikan surat penawaran kepada finance
and accounting mengenai harga barang, sistem pembayaran,
pengiriman,dll. Jika sesuai maka akan dilakukan pelunasan oleh
finance and accounting, kemudian pihak supplier mengirim barang
ke alamat pabrik. Setelah bahan baku dan kemasan diterima, maka
dokumennya diperiksa oleh Finance & Accounting begitu pula
dengan bahan baku dan kemasan akan diperiksa oleh Quality
Control bersama dengan divisi operasional. Jika sesuai maka
disimpan oleh divisi operasional di gudang bahan baku sesuai
dengan tempatnya.
b. Penerimaan Barang
Setelah barang diterima, pihak operasional akan melakukan
pengecekan lebih dulu terhadap kondisi barang. Jika ada yang
rusak atau cacat, maka akan dicatat dan didokumentasikan
kemudian akan diajukan penggantian barang terhadap pihak
supplier.
1

c. Alur Perusahaan

DIV. OPERASIONAL
(Gudang Bahan Baku)
DIV. PRODUKSI

QC

DIV.
OPERASIONA
L
3. Penataan Barang (Gudang Produk
a. Penataan Bahan Baku
Bahan baku yang
DIV. datang
SALES dan telah diperiksa oleh Quality
&
Control (QC) akan diletakkan di ruang penyimpanan bahan baku.
MARKETIN
Ruang penyimpanan bahan baku terbagi atas dua, yaitu bahan baku
cair dan bahan baku DIV.
padat.FINANCE
&
b. Bahan Kemas
ACCOUNTING
Penataan barang kemas seperti pouch, dus, sachet dan
jerigen disimpan di gudang kemasan.
c. Penataan Produk Jadi
Penataan produk yang telah dikemas (siap jual) disimpan di
gudang produk jadi
1

d. Penataan Produk Pertinggal


Penataan produk pertinggal diletakkan di rak dalam suhu
ruang dan diberi kode produksi dan identitas produk.
e. Penataan Bahan Baku
Bahan baku yang datang dan telah diperiksa oleh Quality
Control (QC) akan diletakkan di ruang penyimpanan bahan baku.
Ruang penyimpanan bahan baku terbagi atas dua, yaitu bahan baku
cair dan bahan baku padat.
f. Bahan Kemas
Penataan barang kemas seperti pouch, dus, sachet dan jerigen
disimpan di gudang kemasan.
g. Penataan Produk Jadi
Penataan produk yang telah dikemas (siap jual) disimpan di
gudang produk jadi.
h. Penataan Produk Pertinggal
Penataan produk pertinggal diletakkan di rak dalam suhu ruang
dan diberi kode produksi dan identitas produk.

III.7 Pengelolaan Industri PT.Multi Klin Nusantara


1. Alur Pengelolaan
Divisi produksi membuat perencanaan produksi dan menyiapkan
peralatan serta ruangan yang kemudian divisi produksi menerbitkan
CPB (Catatan Pengolahan Batch). Setelah itu mengisi formulir Bill Of
Material (BOM) bahan baku dan diserahkan kepada divisi operasional.
Bahan baku dipindahkan ke ruang produksi untuk diidentifikasi jenis,
bentuk dan timbangannya (ukuran).
Setelah diidentifikasi, timbang bahan baku kemudian pisahkan
berdasarkan formula. Bahan baku yang telah terpisah, dipindahkan ke
area produksi atau area pengolahan di lantai dua menggunakan lift.
Kemudian bahan baku yang telah dipisah dimasukkan ke dalam reaktor
berdasarkan formulanya.
1

Produk dihasilkan dalam waktu 2-3 hari. Diambil sampel untuk


diuji warna, pH, TDS (Total Dissolve Solid), viskositas dan
homogenitas oleh Quality Control di Laboratrium. Jika telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan maka
dilanjutkan ke proses pengemasan.
2. Alur Pengemasan
Divisi produksi mengisi formulir Bill Of Material (BOM) bahan
kemasan dan diserahkan kepada divisi operasional yang selanjutnya
kemasan dipindahkan ke ruangan produksi untuk diidentifikasi
meliputi jenis dan jumlahnya. Sebelum dilakukan pengemasan pada
kemasan pouch, sortir bahan kemas terlebih dahulu dan dilakukan
proses coding pada kemasan. Pengemasan dilakukan menggunakan
mesin filling dan mesin sealer. Selanjutnya dimasukkan dalam dus dan
ditimbang, jika timbangan telah sesuai maka akan dilakukan
penyegelan dan diberi tanda centang. Sedangkan untuk pengemasan
pada kemasan jerigen dilakukan sortir bahan kemas terlebih dahulu
kemudian dilakukan pengemasan filling dan dilakukan proses coding
pada label kemasan, setelah itu dilakukan pelabelan pada jerigen
selanjutnya packing dan diberi tanda centang. Produk jadi (siap jual)
akan dipindahkan ke gudang produk jadi dan mengisi dokumen
Transfer Antar Gudang (TAG).
2

3. Alur Produksi
DIV.
DIV. PRODUKSI BOM OPERASIONA
L
(Gudang

Identifikasi :
GUDANG
Perencana  Jenis PRODUKSI
  Bentuk
an  Warna
PROSES
 Aroma PRODUKSI
Produksi  Timbangan
 Penyiapan
UJI
 Penanda SAMPE
an
(Coding) PENGEMASAN
 Pelabelan
 Packing TAG

DIV.
OPERASIONA
L
(Gudang
Produk Jadi)
BAB IV
PEMBAHASA
N

PT. Multi Klin Nusantara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di


bidang industri sanitasi yang memproduksi berbagai macam produk, misalnya
sabun pembersih untuk kebutuhan rumah tangga yang biasanya digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Ada beberapa tahapan yang dilakukan di dalam
memproduksi produk-produk sanitasi di PT. Multi Klin Nusantara, antara lain :
1. Tahap Perencanaan
Di dalam perencanaan, ini adalah tahap awal untuk alur produksi, mencakup
tentang produk apa yang nantinya akan diproduksi serta dijual. Ada 2 hal yang
dipertimbangkan yakni permintaan pasar dan untuk pemenuhan stok gudang.

2. Tahap Persiapan
Di dalam tahapan persiapan atau biasa disebut dengan pra-produksi hal yang
paling penting untuk dipersiapkan yakni adanya ruang produksi dan
lengkapnya alat-alat produksi.

3. Tahapan Produksi
Di dalam tahap ini, hal yang harus dilakukan yakni pencatatan mengenai BOM
(Bill Of Material) yang berisi mengenai kode bahan baku, jumlah dan lain-lain.
Kemudian BOM nantinya akan diserahkan kepada divisi operasional untuk
menyiapkan bahan baku yang akan digunakan.

4. Tahap Identifikasi
Pada tahap ini seluruh bahan sebelum produksi, akan diidentifikasi mulai dari
jenis bahan (cair/padat), bentuk bahan hingga kesesuaian timbangan. Hal ini
juga sangat penting karena, jika terjadi sedikit kekeliruan dalam identifikasi ini
akan berdampak pada kualitas produk yang dibuat. Setelah itu, bahan yang
telah diidentifikasi kemudian akan dipisahkan berdasarkan formulanya, lalu
diangkut menuju ke ruang produksi untuk diolah.

21
2

5. Tahap Pengolahan
Selama tahap pengolahan, semua bahan yang dipisahkan sesuai resep di
campur dan prosesnya bisa memakan waktu hingga 2-3 hari. Setelah selesai,
sampel sabun tendon (atas, tengah, bawah) diambil untuk pengujian
laboratorium oleh tim Quality Control.

6. Tahap Pengujian
Pada tahap ini dilakukan di divisi Quality Control. Pada semua sampel
dilakukan beberapa uji untuk tetap mempertahankan kualitas dari suatu produk.
Uji tersebut meliputi uji viskositas, uji homogenitas, uji pH, uji TDS dan uji
organoleptik.

7. Tahap Pengemasan
Pada tahap ini juga dilakukan pencatatan BOM (Bill Of Material) meliputi
jumlah dan jenisnya. Pengemasan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Pengemasan Primer, meliputi peng-codingan dan pengisian kemasan.
b. Pengemasan Sekunder, meliputi pengemasan produk primer kedalam
karton/dus.

8. Tahap Pemeriksaan Akhir


Tahap ini merupakan tahap terakhir sebelum produk jadi dikirim ke gudang.
Pemeriksaan akhir meliputi pemeriksaan kesesuaian kemasan dan kondisi
kemasan (seperti tidak adanya kebocoran pada kemasan ataupun kecacatan
dalam produksi).
Adapun peralatan yang digunakan di setiap ruangan yaitu :
1. Ruang Gudang Bahan Baku
Peralatan yang digunakan yaitu
:
a. Troli untuk mengangkat bahan baku padat
b. Alat pompa untuk mengangkat bahan baku cair
2

c. Timbangan untuk menimbang bahan baku


d. Termometer digunakan untuk mengukur suhu
e. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) digunakan untuk menangani
kebakaran tipe B atau kebakaran yang disebabkan oleh bahan-bahan
cairan.
f. NLG Manual Stacker (Alat Troli Pemindah Barang) untuk
memindahkan barang dengan massa yang besar.
2. Laboratorium
Pada ruangan ini dilakukan pengujian viskositas, TDS dan PH, serta
berfungsi untuk menjamin keadaan produk. Alat-alat yang digunakan seperti
alat ukur TDS, pH meter, gelas ukur, beaker glass dan climatic chamber untuk
uji stabilitas produk.
3. Ruang Produksi
Peralatan yang digunakan yaitu :
a. Timbangan analitik untuk mengukur bahan baku dalam massa kecil
dengan rentang sub-miligram.
b. Timbangan digital untuk mengukur berat bahan baku dengan massa
yang lebih besar.
c. Mesin filling digunakan untuk mengisi produk bahan-bahan yang
biasanya berupa cairan kedalam kemasan.
d. Mesin sealer digunakan untuk penyegel produk kemasan.
e. Mesin coding digunakan untuk mencetak kode produksi dan tanggal
kadaluwarsa produk.
f. Mesin Carton Sealer digunakan untuk menyegel kemasan kardus.
g. Mesin Mixer Industri digunakan untuk mencampurkan bahan baku
dalam jumlah besar
h. Mesin Pengemas Saset (Mesin Vertical Packaging) untuk membantu
mengisi kemasan saset sekaligus menyegel atau menutupnya secara
rapat.
i. Mesin Pencampur Bubuk digunakan untuk membuat produk bubuk.
BAB V
KESIMPULAN

V.1. Kesimpulan
Berdasarkan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Multi Klin
Nusantara pada tanggal 1 Agustus - 12 Agustus 2022, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu :
1. PT. Multi Klin Nusantara adalah industri yang berdiri sejak tahun 2020.
PT. Multi Klin Nusantara atau biasa disingkat dengan MKN adalah
sebuah industri yang memproduksi produk sanitasi seperti cairan
pencuci piring, deterjen cuci tangan, deterjen multifungsi, deterjen
pakaian, pewangi dan pelembut, pembersih kaca dan lantai hingga
produk Handsanitizer yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Proses produksi yang dilakukan dimulai dari tahap perencanaan, tahap
persiapan, tahap produksi, tahap identifikasi, tahap pengolahan, tahap
pengujian, tahap mengemasan, dan tahap pemeriksaan akhir.

V.2. Saran
PT Multi Klin Nusantara (MKN) terus mempertahankan inovasi serta
kualitas produk dengan senantiasa melakukan pengembangan yang
berkelanjutan termasuk penerapan CPKB.

25
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standarisasi Nasional, 1994, Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-3532-
1994, Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Fessenden, Ralph J. and Fessenden, Joan. S.,1992, Kimia Organik, Erlangga.


Jakarta.

Julianto1, F T,. Suparno. 2016. Analisis Pengaruh Jumlah Industri Besar Dan
Upah Minimum Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Surabaya.
Jurnal Ekonomi & Bisnis, Hal 229 – 256. Volume 1, Nomor 2, September
2016
Kemenperin. Tugas dan Fungsi Kementrian Perindustrian.
https://kemenperin.go.id/tugas-pokok-fungsi-kementerian-perindustrian
diakses Minggu, 10 Agustus 2022
Pemerintah Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri. Lembaran Negara RI:
Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
142 Tahun 2015 Tentang Kawasan Industri. Lembaran Negara RI: Jakarta
Pemerintah Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2014 Tentang Perindustrian. Lembaran Negara RI: Jakarta
Pemerintah Indonesia. 1984. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
1984 tentang Perindustrian. Lembaran Negara RI: Jakarta

26
LAMPIRAN

Lampiran 1. Penerimaan Mahasiswa PKL

Lampiran 2. Bill O f Material (BOM)

Lampiran 3. Transfer Antar Gudang

27
Lampiran 4. Lampiran 5. Melakukan Uji Ph
Melakukan Uji Stabilitas Busa produk Yess
Produk Yess

Lampiran 6. Melakukan Uji Viskositas Lampiran 7. Coding Kemasan


produk Yess

28
Lampiran 8. Mengukur Stabilitas Lampiran 9. Pemasangan Stiker
busa Produk Yess dan packing produk Yess

Lampiran 10.
Pemasangan stiker produk Yess

29
Lampiran 11. Penarikan Mahasiswa PKL oleh Pembimbing

Lampiran 12. Foto bersama Staff PT. Multi Klin Nusantara

30
Lampiran 13. Produk-Produk dari PT. Multi Klin

Super Maks (multi fungsi) Well (sabun cuci baju) Silky (sabun cuci tangan)

Floz (Pembersih Lantai) Flow (Parfum Laundry) Yess (Sabun Cuci Piring)

Davos (Detergen Bubuk) Dex Trans (Natural Transparent Soap)

31
32

Anda mungkin juga menyukai