SURABAYA
HALAMAN JUDUL
Oleh :
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
Laporan Praktik Lapangan ini telah disetujui, disahkan oleh pembimbing dan
menjadi syarat penyelesaian tugas mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Berkah Industri Mesin Angkat (PT
BIMA) sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Praktik Kerja Lapangan sebagai salah satu bekal dalam mendalami dunia
industri dan untuk memupuk mental kerja yang lebih baik sehingga mampu dan
siap untuk bekerja. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas pada semester 7
program studi Sarjana Terapan Sanitasi Lingkungan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Yogyakarta.
iii
7. Karyawan PT BIMA khususnya Divisi HSSE yang telah memberikan
masukan dan saran selama kegiatan PKL.
8. Orang tua, teman-teman, dan pihak terkait lainnya yang telah membantu
dalam pelaksanaan PKL maupun penyusunan laporan PKL.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
BAB I ...................................................................................................................... 9
PENDAHULUAN .................................................................................................. 9
B. Tujuan ........................................................................................................ 11
C. Manfaat ...................................................................................................... 12
BAB II ................................................................................................................... 18
v
B. Divisi HSSE ............................................................................................... 26
BAB IV ................................................................................................................. 36
O. Pembahasan Permasalahan......................................................................... 74
vi
BAB V................................................................................................................... 77
PENUTUP ............................................................................................................. 77
A. Kesimpulan ................................................................................................ 77
B. Saran ........................................................................................................... 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 83
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. 1. Jadwal Kegiatan .................................................................................. 13
Tabel 4. 1. Jadwal Kegiatan .................................................................................. 36
Tabel 4. 2. Tabel Bahaya dan Risiko di Lingkungan Kantor Pusat PT BIMA ..... 41
Tabel 4. 3. Potensi Bahaya dan Risiko site Kantor Pusat/ Penanganan Covid-19 48
Tabel 4. 4. Klasifikasi Subyektivitas Tingkat Risiko Otot Rangka Berdasarkan
Total Skor Individu ............................................................................................... 51
Tabel 4. 5. Tabel Hasil Kuesioner Nordic Body Map........................................... 52
Tabel 4. 6. Tabel Hasil Kuesioner Kelelahan Mata .............................................. 54
Tabel 4. 7. Hasil Kuesioner Pengetahuan ............................................................. 57
Tabel 4. 8. Hasil Kuesioner Sikap ......................................................................... 59
Tabel 4. 9. Hasil Huesioner Penggunaan APD ..................................................... 60
Tabel 4. 10. Hasil Kuesioner Perilaku .................................................................. 61
Tabel 4. 11. Hasil Keusioner Pengawasan ............................................................ 63
Tabel 4. 12. Hasil Kuesioner Pelatihan ................................................................. 64
Tabel 4. 13. Tabel Hasil Pengukuran Kebisingan dan Pencahayaan .................... 72
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
9
Crane (CC) dan Harbour Mobile Crane (HMC), dalam pengoperasian CC dan
HMC ini diperlukan tenaga kerja ahli di bidangnya.
10
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mengetahui dan memahami Keselamatan dan
Kesehatan Kerja serta hygiene dan sanitasi yang ada di PT BIMA.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui struktur organisasi dan mekanisme kerja di
PT BIMA.
b. Mahasiswa mengetahui dan memahami proses operasional peti
kemas yang ada di PT BIMA Site Berlian.
c. Mahasiswa mengetahui dan memahami Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di PT BIMA.
d. Mahasiswa mengidentifikasi risiko terjadinya kecelakaan kerja yang
terjadi di PT BIMA Kantor Pusat
e. Mahasiswa mengidentifikasi risiko terjadinya penyakit akibat kerja
di PT BIMA Kantor Pusat
f. Mahasiswa mengetahui tentang gangguan-gangguan pada pekerja
ergonomi (nordic body map) dan kelelahan mata di PT BIMA
g. Mahasiswa mampu mengevaluasi sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja di lingkungan PT BIMA
h. Mahasiswa mengetahui tentang penyediaan air bersih dan air minum
di PT BIMA.
i. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pengelolaan limbah
cair domestik di PT BIMA.
j. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang pengelolaan limbah
B3 di PT BIMA
k. Mahasiswa mengetahui tentang bahaya dan potensi akibat kerja di
PT BIMA.
l. Mahasisawa mengetahui tentang penyehatan makanan dan minuman
di PT BIMA.
m. Mahasiswa mengetahui tentang penyehatan udara di PT BIMA
11
n. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan menganalisis masalah di PT
BIMA
o. Mahasiswa dapat memberikan saran dan rekomendasi atas masalah
yang terjadi di PT BIMA
C. Manfaat
12
E. Jadwal Kegiatan
Tabel 1. 1. Jadwal Kegiatan
13
3. Berkunjung ke site terminal
nilam dan berlian
4. Pembuatan kuesioner Nordic
Body Map dan evaluasi
penerapan K3
7. Selasa, 11 08.30 – 17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Merevisi kuisioner Nordic Body
Map dan evaluasi penerapan K3
3. Menyebarluaskasn kuesioner
Nordic Body Map dan evaluasi
penerapan K3
8. Rabu, 12 08.30 – 17.00 1. Penyusunan laporan
Oktober 2022 2. Membuat WI 5R
9. Kamis, 13 08.30 – 17.00 Penyusunan laporan PKL PT BIMA,
Oktober 2022 inspeksi P3K, APAR, fasilitas
hidrokarbon (oil trap & gutter),
sosialisasi simulasi kebakaran oleh
staff HSSE, inspeksi K3L gudang
dan Worksop
10. Jum’at, 14 08.00-16.00 1. Pembuatan SOP, WI, dan
Oktober 2022 formulir 5R
2. Penyusunan laporan PT BIMA
3. Menutup kuesioner Nordic Body
Map dan evaluasi penerapan K3
11. Senin, 17 08.30-17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Melakukan rekap hasil kuesioner
Nordic Body Map dan evaluasi
penerapan K3
14
3. Melakukan analisis hasil
kuesioner Nordic Body Map dan
evaluasi penerapan K3
4. Melakukan rekap dokumen untuk
persiapan Audit ISO 9001 dan
45001
12. Selasa, 18 08.30-17.00 1. Melakukan rekap dokumen untuk
Oktober 2022 persiapan Audit ISO 9001 dan
45001
2. Pendampingan pengukuran udara
ambien dan kebisingan bersama
pihak ke tiga Oleh PT Mitralab
Buana
3. Penyusunan laporan PKL PT
BIMA
13. Rabu, 19 08.30 - 17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Menentukan permasalahan yang
menjadi prioritas untuk dilakukan
penanganan
3. Menentukan permasalahan terkait
5R Workshop di lingkungan site
Berlian PT BIMA
14. Kamis, 20 08.30 - 17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Pembuatan WI 5R
15. Jum’at, 21 08.00 - 16.00 1. Penyusunan Laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Pembuatan WI 5R
15
16. Senin, 24 08.30 - 17.00 1. Melakuan rekap data kebutuhan
Oktober 2022 P3K
2. Pembuatan desain label dan
demarkasi yang menjadi salah
satu poin dalam penerapan 5R
3. Penyusunan laporan PKL PT
BIMA
4. Konsultasi awal laporan PKL PT
BIMA
5. Melakukan penandaan tanggal
kadaluarsa APAR di lingkungan
kantor pusat PT BIMA
17. Selasa, 25 08.30-17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Penyunan materi presentasi hasil
praktek sebagai output PKL di
PT BIMA
3. Merevisi desain demarkasi dan
label
18. Rabu, 26 08.30-17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Melakukan rekap data APD
19. Kamis, 27 08.30-17.00 1. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
2. Melakukan rekapitulasi keuangan
3. Pembuatan PPT Presentasi PKL
sebagai output praktek PKL di
PT BIMA
20. Jum’at, 28 08.00-16.00 1. Penandatanganan Laporan PKL
Oktober 2022 PT BIMA
16
2. Pembuatan PPT Presentasi PKL
sebagai output praktek PKL di
PT BIMA
21. Senin,31 08.30-17.00 1. Monitoring dengan pembimbing
Oktober 2022 kampus datang Ke PT BIMA
2. Presentasi Laporan PKL sebagai
output praktek PKL di PT BIMA
3. Perpisahan dengan pegawai PT
BIMA Kantor Pusat
17
BAB II
PT Berkah Industri Mesin Angkat saat ini terletak di Jl. Perak Barat
No.379, Surabaya. Sedangkan gedung baru milik PT BIMA yang bernama Grha
Indraprasta dan sebagai kantor pusat yang terletak di Jl. Perak Timur No.428,
Surabaya. PT BIMA memiliki 18 Site lingkup kerja antara lain Terminal Teluk
Lamong (TTL), Pelabuhan Tanjung Perak (Nilam Jamrud), Pelabuhan Gresik,
Terminal Petikemas Semarang (TPKS), Terminal Petikemas Banjarmasin
(TPKB), Pelabuhan Bagendang, Pelabuhan Bumiharjo, Pelabuhan Tanjung
18
Emas, Pelabuhan Batulicin, Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Lembar, Pelabuhan
Bima Badas, Pelabuhan Maumere, Pelabuhan Tenau Kupang, Pelabuhan
Labuan Bajo, Terminal Petikemas Surabaya, Terminal Berlian, Pelabuhan
Tanjung Intan.
1. Visi
Become The Reliable Engineering Services Company
2. Misi
a. Committed to provide reliable, competitive and outstanding quality
b. Provide continous improvement toward customer satisfaction
c. Develop productive and professional resource competencies
19
Gambar 2. 2. Struktur Organisasi PT Berkah Industri Mesin Angkat
1. Divisi Operasional
Merupakan divisi yang mengerjakan perawatan alat di lingkup Pelindo III
group. Setiap harinya yang dilakukan adalah daily check, preventive
maintenance, corrective maintenance dan cleaning maintenance. Dalam
pengerjaannya Divisi Operasional memastikan kesiapan alat yaitu diatas
80%, menekan breakdown pada peralatan, memesatikan ketersediaan
sparepart dengan maintenance plan dan membuat monthly report serta
rekapitulasi pemakaian sparepart setiap bulan.
2. Divisi Proyek
Divisi proyek dalam lingkup kerjanya dibagi menjadi 2 yaitu, proyek
mechanical electrical dan proyek sipil. Dalam proses pekerjaannya divisi
proyek bekerja sama dengan divisi operasional.
20
3. Divisi Komersial
Divisi komersial merupakan divisi yang bertanggung jawab dalam hal
pemasaran dan dilakukan analisa serta evaluasi atas pekerjaan yang
dilakukan PT BIMA, analisa kontrak yang dikerjakan PT BIMA, menjadi
peserta lelang pekerjaan. Selain itu juga melakukan pekerjaan perencanaan
yang meliputi perencanaan pengembangan bisnis, pengembangan
perusahaan, evaluasi peforma perusahaan.
4. Divisi Keuangan
Merupakan divisi yang mengerjakan laporan keuangan perusahaan,
manajemen keuangan perusahaan dan mengerjakan manajemen keuangan
dan trisuri. Dimana trisuri adalah piutang dan penagihan dan kasir.
5. Divisi Logistik
Divisi logistik dalam lingkup kerjanya adalah divisi yang bertanggung
jawab atas pemenuhan kebutuhan sparepart di PT BIMA. Pengadaan dan
persediaan barang yang dilakukan atas request mekanik lapangan dengan
dicari kebutuhan mana yang paling prioritas.
6. Divisi SDM, Umum dan IT
Divisi ini memiliki tanggung jawab dalam lingkup kesejahteraan pegawai.
Selain itu juga tim yang melakukan open recruitment pegawai, kebutuhan
teknologi informasi dalam perusahaan dipenuhi oleh Divisi SDM, Umum,
dan Kesisteman.
21
oleh karena itu seluruh potensi bahaya yang mungkin terjadi harus dikelola
sebaik mungkin agar tidak menimbulkan kerugian baik secara material maupun
finansial.
E. Sistem Kerja
22
Kantor Pusat sendiri lebih fokus dalam kegiatan administrasi perkantoran
terkait kegiatan pelayanan PT BIMA. PT BIMA sendiri terdiri dari tiga
bangunan yaitu office, warehouse, dan workshop. Workshop sendiri
dipergunkan untuk kegiatan pekerjaan terkait perakitan, perawatan mesin
dan overhaul sesuai dengan pesanan.
1. Dimulai pada saat kapal tiba di dermaga, dilakukan bongkar muat peti
kemas dari kapal ke dermaga dan sebaliknya, kemudian dari dermaga
kemudian langsung diangkut oleh Container Truck.
2. Dimulai pada saat kapal tiba di dermaga, peti kemas dibongkar dari
kapal ke dermaga kemudian dari dermaga peti kemas dipindahkan ke
lapangan penumpukan. Di lapangan penumpukan, peti kemas diatur
untuk menunggu transportasi selanjutnya yang akan membawa keluar
dari pelabuhan.
23
F. Produk dan Pelayanan
24
Pengurukan dan Reklamasi
4) General Suplier
Seiring dengan kebutuhan akan perbaikan dan pemeliharaan peralatan
pelabuhan dan layanan perdagangan besar mesin, agen dan penyalur
resmi spare part, sarana pendukung maintenance, jasa pelaksana
konstruksi, instalasi elektrika serta jasa pelaksana instalasi alat angkat
dan angkut di pelabuhan yang mendukung pengelolaan usaha secara
keseluruhan, kebutuhan yang yang disediakan antara lain :
Ban
Pelumas
Wirerope
Bollard
Panel Listrik
Genset
Lampu
Fender
25
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
B. Divisi HSSE
26
pengertian K3 bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan segala
bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan jaminan perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, baik dari kecelakaan maupun penyakit
sehubungan dengan aktivitas kerja.
27
K3 beserta penerapan praktik-praktik terbaik dari perusahaan lain yang
sejenis.
2. Pemenuhan harapan dan persyaratan pelanggan dalam hal kualitas,
kecepatan layanan serta harga yang kompetitif serta peraturan HSE dari
pelanggan melalui perbaikan yang berkelanjutan untuk menghilangkan
bahaya dan mengurangi risiko Mutu dan K3 serta meningkatkan
kemampuan karyawan guna memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
stakeholder lainnya.
3. Kepatuhan pada peraturan perundangan dan persyaratan lain melalui upaya
pencegahan kecelakaan dan sakit akibat kerja yang melibatkan konsultasi
dan partisipasi karyawan agar tercipta kondisi kerja yang aman dan sehat.
4. Pemastian pemahaman kebijakan kepada karyawan, pihak terkait dan
masyarakat sekitar.
28
3. Merencanakan, memperkenalkan, dan memantau tindakan pencegahan
untuk memastikan bahwa risiko tersebut cukup dikendalian setiap saat
1. Manusia
Manusia termasuk pekerja serta manajemennya, dapat menjadi sumber
bahaya. Kesalahan yang terjadi akibat lalai, kurang terampil, kurang
bergairah, kurang pas, dan terganggu emosinya dapat menyebabkan
kecelakaan kerja serta kerugian bagi perusahaan.
2. Bangunan, instalasi, serta perlengkapan
Bahaya yang berasal dari bangunan, instalasi, serta perlengkapan dapat
berbentuk konstruksi bangunan yang kurang kuat dan tidak memenuhi
29
syarat-syarat yang ada. Design ruangan tempat kerja harus menyesuaikan
peraturan yang berlaku agar memenuhi persyaratan lingkungan kerja.
3. Bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dapat menjadi bahaya
serta menimbulkan efek samping sesuai dengan karakter bahan baku yang
digunakan, diantaranya:
a. Mudah terbakar serta meledak
b. Mengakibatkan alergi
c. Bahan iritan
d. Karsinogen
e. Berbentuk racun
f. Radioaktif
g. Proses kerja
4. Bahaya dari proses
5. Langkah kerja
Bahaya dari langkah kerja yang dikerjakan oleh pekerja yang bisa
membahayakan pekerja tersebut atau orang lain di sekelilingnya, yaitu:
30
3. Menggunakan alat pelindung diri yang tidak seharusnya/tidak cocok
keperluan serta langkah menggunakan yang salah
6. Lingkungan
31
4. Penyakit spesifik lainnya
Penyakit spesifik lainnya merupakan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau proses kerja, dimana penyakit tersebut ada hubungan
langsung antara paparan dengan penyakit yang dialami oleh pekerja yang
dibuktikan secara ilmiah dengan menggunakan metode yang tepat. Contoh
penyakit spesifik lainnya, yaitu nystagmus pada penambang.
G. Kecelakaan Kerja
1. Faktor manusia
a. Umur
Umur mempengaruhi kondisi fisik, mental, kemampuan kerja, dan
tanggungjawab seseorang.
b. Jenis kelamin
Secara anatomis, fisiologis, dan psikologis tubuh wanita dan pria
memiliki perbedaan sehingga dibutuhkan penyesuaian-penyesuaian
dalam beban dan kebijakan kerja.
c. Masa kerja
Masa kerja adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja bekerja pada
suatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif
maupun negatif.
d. Penggunaan alat pelindung diri
Penggunaan alat pelindung diri yaitu penggunaan seperangkat alat yang
digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya
dari adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.. Penggunaan alat
32
pelindung diri dapat mencegah kecelakaan kerja sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan praktek pekerja dalam penggunaan alat
pelindung diri.
e. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan
menjadi proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
bentuk tingkah laku. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
mereka cenderung untuk menghindari potensi bahaya yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
f. Perilaku
Sikap terhadap kondisi kerja, kecelakaan dan praktik kerja yang aman
bisa menjadi hal yang penting karena ternyata lebih banyak persoalan
yang disebabkan oleh pekerja yang ceroboh dibandingkan dengan mesin-
mesin atau karena ketidakpedulian karyawan.
g. Pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja
Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem
pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan
metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori, dalam hal ini
yang dimaksud adalah pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja.
h. Peraturan K3
Peraturan perundangan adalah ketentuan-ketentuan yang mewajibkan
mengenai kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja
peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi
medis, P3K dan perawatan medis. Ada tidaknya peraturan K3 sangat
berpengaruh dengan kejadian kecelakaan kerja.
2. Faktor lingkungan
a. Kebisingan
33
Bising adalah suara atau bunyi yang tidak diinginkan. Kebisingan pada
tenaga kerja dapat mengurangi kenyamanan dalam bekerja, mengganggu
komunikasi, mengurangi konsentrasi, menurunkan daya dengar, dan tuli
akibat kebisingan.
b. Suhu udara
Produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat paling tinggi pada
temperatur 24°C-27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan
keluhan kaku dan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama
berakibat menurunkan prestasi kerja pekerja, mengurangi kelincahan,
memperpanjang waktu reaksi dan waktu pengambilan keputusan,
mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf
perasa dan motoris, serta memudahkan untuk dirangsang.
c. Penerangan/Pencahayaan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang
menerangi benda benda di tempat kerja. Banyak obyek kerja beserta
benda atau alat dan kondisi di sekitar yang perlu dilihat oleh tenaga kerja.
Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja dapat melihat obyek
yang dikerjakan secara jelas.
d. Lantai licin
Lantai dalam tempat kerja harus terbuat dari bahan yang keras, tahan air
dan bahan kimia yang merusak (Bennet NB. Silalahi, 1995:228). Karena
lantai licin akibat tumpahan air, tahan minyak atau oli berpotensi besar
terhadap terjadinya kecelakaan, seperti terpeleset.
3. Faktor peralatan
a. Kondisi mesin
Dengan mesin dan alat mekanik, produksi dan produktivitas dapat
ditingkatkan. Selain itu, beban kerja faktor manusia dikurangi dan
pekerjaan dapat lebih berarti. Apabila keadaan mesin rusak, dan tidak
segera diantisipasi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
b. Letak mesin
34
Terdapat hubungan yang timbal balik antara manusia dan mesin. Fungsi
manusia dalam hubungan manusia mesin dalam rangkaian produksi
adalah sebagai pengendali jalannya mesin tersebut. Mesin dan alat diatur
sehingga cukup aman dan efisien untuk melakukan pekerjaan dan mudah
(AM. Sugeng Budiono, 2003:65).
35
BAB IV
A. Laporan Kegiatan
Tabel 4. 1. Jadwal Kegiatan
36
6. Senin, 10 08.30 - 17.00 5. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
6. Rekapitulasi monthly report
HSSE bulan september ALL Site
7. Berkunjung ke site terminal
nilam dan berlian
8. Pembuatan kuesioner Nordic
Body Map dan evaluasi
penerapan K3
7. Selasa, 11 08.30 – 17.00 4. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
5. Merevisi kuisioner Nordic Body
Map dan evaluasi penerapan K3
6. Menyebarluaskasn kuesioner
Nordic Body Map dan evaluasi
penerapan K3
8. Rabu, 12 08.30 – 17.00 3. Penyusunan laporan
Oktober 2022 4. Membuat WI 5R
9. Kamis, 13 08.30 – 17.00 Penyusunan laporan PKL PT BIMA,
Oktober 2022 inspeksi P3K, APAR, fasilitas
hidrokarbon (oil trap & gutter),
sosialisasi simulasi kebakaran oleh
staff HSSE, inspeksi K3L gudang
dan Worksop
10. Jum’at, 14 08.00-16.00 4. Pembuatan SOP, WI, dan
Oktober 2022 formulir 5R
5. Penyusunan laporan PT BIMA
6. Menutup kuesioner Nordic Body
Map dan evaluasi penerapan K3
37
11. Senin, 17 08.30-17.00 5. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
6. Melakukan rekap hasil kuesioner
Nordic Body Map dan evaluasi
penerapan K3
7. Melakukan analisis hasil
kuesioner Nordic Body Map dan
evaluasi penerapan K3
8. Melakukan rekap dokumen untuk
persiapan Audit ISO 9001 dan
45001
12. Selasa, 18 08.30-17.00 4. Melakukan rekap dokumen untuk
Oktober 2022 persiapan Audit ISO 9001 dan
45001
5. Pendampingan pengukuran udara
ambien dan kebisingan bersama
pihak ke tiga Oleh PT Mitralab
Buana
6. Penyusunan laporan PKL PT
BIMA
13. Rabu, 19 08.30 - 17.00 4. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
5. Menentukan permasalahan yang
menjadi prioritas untuk dilakukan
penanganan
6. Menentukan permasalahan terkait
5R Workshop di lingkungan site
Berlian PT BIMA
14. Kamis, 20 08.30 - 17.00 3. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
38
4. Pembuatan WI 5R
15. Jum’at, 21 08.00 - 16.00 3. Penyusunan Laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
4. Pembuatan WI 5R
16. Senin, 24 08.30 - 17.00 6. Melakuan rekap data kebutuhan
Oktober 2022 P3K
7. Pembuatan desain label dan
demarkasi yang menjadi salah
satu poin dalam penerapan 5R
8. Penyusunan laporan PKL PT
BIMA
9. Konsultasi awal laporan PKL PT
BIMA
10. Melakukan penandaan tanggal
kadaluarsa APAR di lingkungan
kantor pusat PT BIMA
17. Selasa, 25 08.30-17.00 4. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
5. Penyunan materi presentasi hasil
praktek sebagai output PKL di
PT BIMA
6. Merevisi desain demarkasi dan
label
18. Rabu, 26 08.30-17.00 3. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
4. Melakukan rekap data APD
19. Kamis, 27 08.30-17.00 4. Penyusunan laporan PKL PT
Oktober 2022 BIMA
5. Melakukan rekapitulasi keuangan
39
6. Pembuatan PPT Presentasi PKL
sebagai output praktek PKL di
PT BIMA
20. Jum’at, 28 08.00-16.00 3. Penandatanganan Laporan PKL
Oktober 2022 PT BIMA
4. Pembuatan PPT Presentasi PKL
sebagai output praktek PKL di
PT BIMA
21. Senin,31 08.30-17.00 4. Monitoring dengan pembimbing
Oktober 2022 kampus datang Ke PT BIMA
5. Presentasi Laporan PKL sebagai
output praktek PKL di PT BIMA
6. Perpisahan dengan pegawai PT
BIMA Kantor Pusat
40
Tabel 4. 2. Tabel Bahaya dan Risiko di Lingkungan Kantor Pusat PT BIMA
Daftar Operasional Potensi Bahaya dan Analisa konsekuensi Tingkat Tingkat Tingkat
No Pengendalian
dan Proses Risiko Maksimum Konsekuensi Kekerapan Risiko
1 Teknisi Kebisingan dapat Dampak Kesehatan kronis Pemakaian earplug 4 1 4
menyebabkan jangka panjang kepada pekerja
gangguan terhadap fungsi tubuh dan pola
pendengaran hidup
Emisi kendaraan Dampak Kesehatan kronis 4 1 4
(debu ppm 2.5) dapat jangka panjang kepada pekerja
menyebabkan terhadap fungsi tubuh dan pola
gangguan pernapasan hidup
Menaikkan mesin Cidera yang membutuhkan 3 2 6
flushing ke mobil Medical Treatment hingga
dapat menyebabkan Restricted Work Injury
hemia nucleus
pulposus
41
Menurunkan mesin Cidera yang membutuhkan 3 2 6
flushing ke mobil Medical Treatment hingga
dapat menyebabkan Restricted Work Injury
hemia nucleus
pulposus
Posisi pekerja Cidera yang membutuhkan Melakukan 3 2 6
membungkuk terlalu Medical Treatment hingga stretching
lama saat Restricted Work Injury (peregangan)
pembongkaran engine
menyebabkan
gangguan struktur
tulang
Melepas baut engine Cidera yang membutuhkan Melakukan 3 2 6
menyebabkan Medical Treatment hingga stretching
repetitive motion Restricted Work Injury (peregangan)
disorder
Mengangkat Cidera yang membutuhkan 1. Melakukan 3 2 6
komponen secara Medical Treatment hingga stretching
manual menyebabkan Restricted Work Injury (peregangan)
42
sakiy lengan dan 2. Briefing manual
punggung handling
2 Administrasi Pekerja duduk terlalu Dampak kesehatan krosnis 1. Melakukan 3 4 12
lama menyebabkan kepdaa sebagian funsi tubuh stretching
potensi wasir, (peregangan).
gangguam kesehatan 2. Jalan-jalan
struktur tulang sebentar (variasi
belakang kegiatan,
pemasangan
stiker
peregangan
pada setiap
meja kerja.
3. Pemilihan
furniture yang
adjustable
Penerangan yang tidak Dampak kesehatan kronis 1. Pemasangan 1 3 3
standar (200 lux) kepada sebagian fungsi tubuh lampu
menyebabkan menggunakan
43
gangguan kesehatan LED dan
mata penerangan
diatas 200 Lux
2. Pengecekan
penilaian
intensitas
penerangan
dengan (Lux
Meter)
3. Menambah
penerangan
dengan
mengganti LED
atau menambah
titik lampu
apabila
diperlukan
Radiasi dari layer Dampak kesehatan sementara 1. Menggunakan 1 5 5
computer Low Rdiation
44
menyebabkan monitor (LED
gangguan kesehatan degan IPS)
mata 2. Mengistirahatkan
mata sejenak
Posisi meja dan Dampak kesehatan kronis 1. Melakukan 3 4 12
keyboard tidak kepada sebagian fungsi tubuh stretching
ergonomis dapat 2. Jalan-jalan
menyebabkan tremor, sebentar (variasi
jaringan tangan Lelah, kegiatan)
dan Lelah mata
3 OB Mengangkat beban Cidera yang membutuhkan 1. Membaawa 3 2 6
berlebih menyebabkan medical treatment barang sesuai
gangguan pada tulang kemampuan,
belakang, kecetit menggunakan
alat bantu barang
2. Bekerja dengan
rekan kerja
4 Security Kursi tidak ergonomis Dampak kesehatan yang 1. Melakukan 2 3 6
menyebabkan potensi membutuhkan perawatan dan stretching
45
wasir, gangguan intervensi medis tapi tidak 2. Jalan- jalan
kesehatan tulang permanen sebentar (variasi
belakang kegiatan)
3. Kursi yang
adjustable
5 Welder Kebisingan dapat Dampak kesehatan kronis jangka Pemakaian earplug 4 2 8
menyebabkan Panjang kepada pekerja terhadap
gangguan fungsi tubuh dan pola hidup
pendengaran
Emisi kendaraan Dampak kesehatan kronis jangka 4 2 8
(Debu ppm 2.5) dapat Panjang kepada pekerja terhdap
menyebabkan fungsi tubuh dan pola hidup
gangguan pernapasan
Menaikkan mesin Cidera yang membutuhkan 3 2 6
flushing ke mobil medical treatment hingga
dapay menyebabkan restricted work injury
hemia nucleus
pulpolus
46
Menurunkan mesin Cidera yang membutuhkan 3 2 6
flushing ke mobil medical treatment hingga
dapay menyebabkan restricted work injury
hemia nucleus
pulpolus
Posisi pekerja Cidera yang membutuhkan 3 2 6
membungkuk terlalu medical treatment hingga
lama saat restricted work injury
pembongkaran enginr
Melepas baut engine Cidera yang membutuhkan Melakukan 3 2 6
medical treatment hingga stretching
restricted work injury (peregangan)
Mengangkat Cidera yang membutuhkan 1. Meakukan 3 2 6
komponen secara medical treatment hingga stretching
manual restricted work injury (peregangan)
2. Briefing manual
handling
47
Asap dari pengelasan Dampak kesehatan kronis Memakai APD 3 1 3
dapat menyebabkan kepada sebagian fungsi tubuh (respirator)
gangguan pernapasan
Sinar UV las dapat Dampak kesehatan kronis Memakasi APD 3 1 3
menyebabkan kepada sebagian fungsi tubuh (welding/helm las)
kerusakan mata
48
3. Terdapat pihak
ke 3 untuk
pengangkutan
Limbah B3 dan
pengolahan
limbah B3
infeksius
Bekas wadah Dampak yang timbul dapat 1. Terdapat 3 2 6
disenfektan dan berpotensi berbahaya bagi tempat sampah
hansinitizer dapat lingkungan disekitar area 2. SOP
menyebabkan operasional perusahaan dan aspek pengelolaan
pencemaran tanah lingkungan diatur dalam sampah
perundangan
49
C. Potensi Kecelakaan Kerja di Lingkungan PT BIMA
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (
Permenaker No 3/MEN/1998). Menurut Wahyudi 92018) secara umum faktor
penyebab terjadi kecelakaan kerja dapat berupa faktor pekerja itu sendiri, faktor
metoda kontruksi, faktor peralatan, dan manajemen. Menurut teori tiga faktor
utama (Tri Main Faktor Theory) disebutkan bahwa ada tiga faktor penyebab
terjadi kecelakaan kerj, yang dapat diuraikan menjadi :
50
D. Gangguan-Gangguan Pada Pekerja Ergonomi (Nordic Body Map) dan
Kelelahan Mata di BIMA
Untuk melihat kondisi gangguan pada pekerja karena ergonomi (Nordic
Body Map), mahasiswa menyebarkan kuesioner Nordic Body Map dan
kelelahan mata dan disebarkan kepada semua karyawan PT BIMA. Karyawan
yang telah mengisi kuesioner sebanyak 14 karyawan. Setelah selesai menyebar
kuesioner dan didapatkan data dari pengisian kuesioner, langkah selanjutnya
adalah menghitung total skor setiap individu dari seluruh otot rangka (28 bagian
otot rangka) yang diobservasi. Pada desain 4 skala Likert akan diperoleh skor
individu terendah adalah sejumlah 28 dan skor tertinggi adalah sejumlah 112.
Selanjutnya dibuat klasifikasi subyektivitas tingkat risiko otot rangka sebagai
berikut.
Tabel 4. 4. Klasifikasi Subyektivitas Tingkat Risiko Otot Rangka Berdasarkan
Total Skor Individu
Total
Tingkat
No Skor
Risiko Tindakan Perbaikan
Individu
Belum diperlukan adanya tindakan
1 28 – 49 Rendah
perbaikan
Mungkin diperlukan tindakan perbaikan
2 50 – 70 Sedang
dikemudian hari
3 71 – 91 Tinggi Diperlukan tindakan segera
Sangat Diperlukan tindakan menyeluruh
4 92 – 112
Tinggi sesegera mungkin
51
Tabel 4. 5. Tabel Hasil Kuesioner Nordic Body Map
52
jumlah nilai didapatkan hasil nilai dengan kategori rendah (28-49) sebanyak 12
karyawan dan dengan kategori sedang (50-70) sebanyak 2 karyawan. Tidak ada
keluhan Nordic Body Map pada karyawan PT BIMA yang masuk klasifikasi
tinggi dan sangat tinggi. Walaupun keluhan Nordic Body Map karyawan PT
BIMA tidak ada yang tinggi dan sangat tinggi terdapat beberapa keluhan dengan
nilai 2 yaitu sedikit ada keluhan nyeri (agak sakit) pada beberapa bagian tubuh
antara lain karyawan merasakan sakit/kaku di leher bagian atas sebanyak 6
karyawan, merasakan sakit pada pinggang sebanyak 5 orang, merasakan
sakit/kaku di leher bagian bawah, sakit di bahu kanan sebanyak 4 orang,
merasakan sakit di bahu kiri, sakit pada lengan atas kiri, sakit di punggung, sakit
pada bokong (bawah pinggang), sakit pada pantat, sakit pada pergelangan
tangan kanan, sakit pada tangan kanan (telapak dan jari jari), sakit pada lutut
kanan, sakit pada betis kiri sebanyak 3 orang.
Selanjutnya terdapat keluhan dengan nilai 3 yaitu Ada keluhan nyeri
(sakit) pada bagian tubuh yaitu Sakit di punggung, Sakit pada lengan atas kanan,
Sakit pada pinggang sebanyak 2 orang.
Selanjutnya terdapat keluhan dengan nilai 4 yaitu Keluhan sangat nyeri
(sangat sakit) pada bagian tubuh yaitu Sakit pada bokong (Bawah pinggang),
Sakit pada pantat, Sakit pada betis kanan sebanyak 3 orang.
Keluhan ini banyak dikeluhkan oleh karyawan kantor yang selama
pekerjaanya dengan posisi duduk dan menghadap layar komputer dalam waktu
lama. Banyak faktor yang menyebabkan adanya rasa keluhan ini antara lain
posisi duduk, lama duduk, dan posisi pekerja yang menggunakan tangan untuk
mengetik dan mengoperasikan peralatan komputer lainnya.
Untuk melihat korelasi atau hubungan antara nilai total dari keluhan
Nordic Body Map dengan posisi kerja maka dilakukan uji korelasi dengan
SPSS, maka didapatkan nilai sebagai berikut :
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Total Nilai Nordic Body Map ,310 14 ,001 ,719 14 ,001
Posisi Kerja ,392 14 ,000 ,668 14 ,000
53
a. Lilliefors Significance Correction
Untuk melihat hasil tes uji normalitas apakah data normal atau tidak
adalah dengan melihat Sig. Kolmogorof-Smirnov:
Normal apabila Sig. > 0,05
Tidak Normal apabila Sig. < 0,05
Hasil uji normalitas data Sig. Kolmogorof-Smirnov bernilai 0,001 atau
nilai sig lebih kecil daripada 0,05 sehingga data total nilai Nordic Body Map
adalah tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji nonparametrk korelasi.
Correlations
Total Nilai
Nordic Body
Map Posisi Kerja
Spearman's rho Total Nilai Nordic Body Map Correlation Coefficient 1,000 ,201
Sig. (2-tailed) . ,490
N 14 14
Posisi Kerja Correlation Coefficient ,201 1,000
Sig. (2-tailed) ,490 .
N 14 14
54
D Ya Tidak
E Ya Ya
F Ya Ya
G Ya Ya
H Ya Ya
I Ya Ya
J Ya Ya
K Ya Ya
L Tidak Tidak
M Ya Ya
N Ya Ya
Setelah dilakukan pengamatan data dan dilakukan analisis data maka
disimpulkan sebanyak 13 karyawan bekerja didepan layar komputer/laptop
dalam waktu yang lama (20 Menit). Selanjutnya dari 13 karyawan yang
melakukan pekerjaan didepan layar komputen dengan waktu yang lama tersebut
sebanyak 12 karyawan merasakan adanyanya kelelahan mata pada karyawan.
Untuk melihat korelasi atau hubungan antara lama bekerja di depan
komputer dengan keluhan kelelahan mata maka dilakukan uji korelasi dengan
SPSS, maka didapatkan nilai sebagai berikut :
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Lama bekerja (Lebih dari 20 ,534 14 ,000 ,297 14 ,000
Menit)
Keluhan kelelahan mata ,510 14 ,000 ,428 14 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Untuk melihat hasil tes uji normalitas apakah data normal atau tidak
adalah dengan melihat Sig. Kolmogorof-Smirnov:
Normal apabila Sig. > 0,05
Tidak Normal apabila Sig. < 0,05
55
Hasil uji normalitas data Sig. Kolmogorof-Smirnov bernilai 0,000 atau
nilai sig lebih kecil daripada 0,05 sehingga data keluhan kelelahan mata adalah
tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji nonparametrk korelasi.
Correlations
Lama bekerja
(Lebih dari 20 Keluhan
Menit) kelelahan mata
Spearman's rho Lama bekerja (Lebih dari 20 Correlation Coefficient 1,000 ,679**
Menit) Sig. (2-tailed) . ,008
N 14 14
Keluhan kelelahan mata Correlation Coefficient ,679** 1,000
Sig. (2-tailed) ,008 .
N 14 14
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
56
Tabel 4. 7. Hasil Kuesioner Pengetahuan
Jumlah Jumlah
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 2
1. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat mencegah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
dan mengurangi kecelakaan kerja
2. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat mencegah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
dan mengurangi pen1kit akibat kerja
3. Standar operasi prosedur kerja adalah standar 1ng telah ditetapkan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
perusahaan
4. Arti dari setiap pelabelan 1ng dibuat han1 untuk bahan - bahan
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 16 4
berbaha1 di tempat kerja
5. Sa1 Mengetahui Material Safety Data Sheet (MSDS) setiap bahan-
2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 13 7
bahan kimia 1ng digunakan
6. Kelengkapan isi kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
sangat penting
7. Fasilitas ruang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) sangat
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
penting
8. Sa1 mengetahui Prosedur menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
secara benar
9. Mengetahu pentingn1 pencaha1an 1ng cukup ditempat kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
10. Mengetahui cara pengukuran, baku mutu dan pengendalian
2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 12 8
pencaha1an ditempat kerja
11. Pentingn1 pengendalian kebisingan agar 2 melebihi ambang batas 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
12. Mengetahui cara pengukuran, baku mutu dan pengendalian
2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 13 7
pencaha1an ditempat kerja
13. Cara kerja dan posisi kerja 1ng baik dapat mengurangi kecelakaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
57
14. Cara kerja dan posisi kerja 1ng salah dapat menyebabkan keluhan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
berupa gangguan nyeri otot dan kelelahan fisik
15. Potensi baha1 dari setiap alat, bahan dan mesin 1ng digunakan
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 2
pada saat bekerja
16. Mengetahu arti dari setiap rambu-rambu keselamatan 1ng dipasang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
di tempat kerja
17. Suasana dan hubungan kerja 1ng dibangun di tempat kerja sangat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
kondusif untuk bekerja
18. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD) untuk kepentingan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
kesehatan dan keselamatan pekerja
19. Mengetahui pentingn1 penmeriksaan kesehatan kar1wan di awal
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
pekerjaan dan secara berkala
20. Mengetahui jalur evakuasi, cara penyelamatan diri, dokumen, dan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19 1
material
Dari tabel kuesioner tentang pengetahuan karyawan PT BIMA diatas maka didapatkan sudah banyak karyawan yang
mengetahui tentang pengetahuan sesuai kuesioner yang diberikan, tetapi masih terdapat karyawan yang belum mengetahui beberapa
pengetahuan yaitu pengetahuan tentang arti dari setiap pelabelan yang dibuat hanya untuk bahan - bahan berbahaya di tempat kerja
sebanyak 16 orang, pengetahuan tentang Material Safety Data Sheet (MSDS) setiap bahan-bahan kimia yang digunakan sebanyak 7
orang, pengetahuan cara pengukuran, baku mutu dan pengendalian pencahayaan ditempat kerja sebanyak 8 oranag dan pengetahuan
cara pengukuran, baku mutu dan pengendalian kebisingan ditempat kerja sebanyak 7 orang.
58
Tabel 4. 8. Hasil Kuesioner Sikap
Jumlah Jumlah
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 2
1. Diperlukan adanya pemeriksaan kesehatan pekerja awal dan secara
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
berkala setiap tahun
2. Adannya potensi bahaya dari setiap alat, bahan dan mesin yang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
digunakan pada saat bekerja sehingga harus waspada
3. Pekerja harus mengetahui arti dari setiap ramburambu keselamatan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
yang dipasang ditempat kerja
4. Poster-poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety sign) di lingkungan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
kerja membantu mengingatkan pekerja untuk bekerja secara aman
5. Penggunaan APD pada saat bekerja untuk mencegah terjadinya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
kecelakaan kerja
6. Cara kerja dan posisi kerja yang baik dapat mengurangi kelelahan 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
7. Cara kerja dan posisi kerja yang salah dapat menimbulkan keluhan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
nyeri otot dan kelelahan fisik
8. Jalur evakuasi jika terjadi kondisi darurat sangat penting diketahui
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
oleh pekerja
Dari tabel kuesioner tentang sikap karyawan PT BIMA diatas maka didapatkan sikap karyawan PT BIMA sudah baik dan
sudah sesuai dengan kuesioner yang mahasiswa ajukan.
59
Tabel 4. 9. Hasil Huesioner Penggunaan APD
Jumlah Jumlah
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 2
1. Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud dengan Alat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
Pelindung Diri (APD)?
2. Apakah dengan memakai APD akan berguna pada waktu anda
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 17 3
bekerja?
3. Apakah perusahaan telah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)
sesuai dengan resiko bahaya dan jenis pekerjaan di tempat kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
Anda?
4. Apakah APD tersebut mudah didapatkan? 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 19 1
5. Apakah disediakan tempat untuk menyimpan APD? 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 18 2
6. Apakah selama bekerja anda merasa nyaman menggunakan APD? 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 2
7. Apakah APD tersebut mengganggu aktifitas anda? 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 3 17
8. Apakah perusahaan pernah mengadakan pelatihan K3 khususn1
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 18 2
tentang APD?
9. Apakah di perusahaan terdapat peraturan yang mewajibkan anda
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 18 2
untuk menggunakan APD?
10. Jika ada, apakah peraturan itu sudah diketahui oleh semua
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 1
pekerja?
Dari tabel kuesioner tentang penggunaan APD pada karyawan PT BIMA diatas maka didapatkan sudah banyak karyawan
yang sudah patuh dalam penggunaan APD, untuk karyawan yang tidak menggunakan APD adalah karyawan yang bekerja di kantor
dan bekerja dalam ruangan terkait administrasi yang tidak perlu menggunakan APD.
60
Tabel 4. 10. Hasil Kuesioner Perilaku
Jumlah Jumlah
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 2
1. Apakah anda selalu mengikuti prosedur kerja yang telah di
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
tetapkan oleh perusahan
2. Apakah anda melakukan pekerjaan sesuai dengan wewenang yang
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
diberikan
3. Apakah anda selalu berkerja mengoperasikan peralatan / mesin
2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 3
sesuai dengan wewenang yang diberikan
4. Apakah anda pernah bekerja tidak mengikuti prosedur kerja saat
2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 5 15
mengoperasikan alat
5. Dalam melakukan pekerjaan, apakah tubuh dan anggota tubuh
anda selama ini berada dalam posisi yang tepat untuk melakukan 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 16 4
pekerjaan tersebut?
6. Dalam mengoperasikan mesin selama ini apakah anda selalu dalam
1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
keadaan sehat tidak pernah dalam keadaan mengantuk?
7. Apakah anda menggunakan APD di area kerja sesuai standart yang
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
berlaku di perusahaan
8. Apakah anda pernah tidak menggunakan alat pengaman saat
2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 9 11
sedang mengoperasikan alat
9. Apakah anda pernah selalu menjaga peralatan keselamatan agar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
tetap berfungsi
10. Apakah anda menggunakan peralatan kerja sesuai fungsinya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 1
11. Apakah anda pernah tidak mematikan mesin/ peralatan yang
2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 5 15
sudah tidak digunakan?
12. Apakah anda pernah berkerja menggunakan peralatan yang rusak 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 4 16
61
13. Apakah anda selalu menjaga peralatan kerja anda agar tetap
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
berfungsi dengan baik
14. Apakah anda berkerja mengoperasikan peralatan yang memang
1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 17 3
sesuai wewewnag / hak anda
15. Apakah anda selalu merapikan peralatan kerja yang anda gunakan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 1
setelah memperbaiki mesin / peralatan kerja lainn1
16. Apakah anda pernah mengembalikan perkakas atau perlengkapan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
kerja pada tempatnya setelah bekerja.
17. Apakah anda selalu menjaga kerapihan di area tempat anda kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
18. Apakah anda selalu menjaga kebersihan di area tempat anda kerja 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 1
19. Apakah anda pernah meletakan peralatan tidak pada tempatn1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 7 13
20. Apakah anda pernah membuat pencemaran lingkungan di area
kerja seperti membuang sampah organik dan non organik di 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 17
sembarang tempat
Dari tabel kuesioner tentang perilaku karyawan PT BIMA diatas maka didapatkan sudah banyak perilaku karyawan yang
sudah sesuai dengan kuesioner yang diajukan oleh mahasiswa namun ada beberapa point penting yang perlu adanya perbaikan
antara lain karyawan pernah bekerja tidak mengikuti prosedur kerja saat mengoperasikan alat sebanyak 5 orang, dalam melakukan
pekerjaan, tubuh dan anggota tubuh karyawan selama ini berada dalam posisi yang tidak tepat untuk melakukan pekerjaan sebanyak
4 orang, karyawan pernah tidak menggunakan alat pengaman saat sedang mengoperasikan alat sebanyak 9 orang, karyawan pernah
tidak mematikan mesin/ peralatan yang sudah tidak digunakan sebanyak 5 orang, karyawan pernah berkerja menggunakan peralatan
yang rusak sebanyak 4 orang, karyawan pernah meletakan peralatan tidak pada tempatnya sebanyak 7 orang, karyawan pernah
membuat pencemaran lingkungan di area kerja seperti membuang sampah organik dan non organik di sembarang tempat sebanyak
3 orang.
62
Tabel 4. 11. Hasil Keusioner Pengawasan
Jumlah Jumlah
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 2
1. Saat saya bekerja selalu diawasi oleh mandor/inspektur K3 2 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 8 12
2. Saya pernah diingatkan oleh mandor/inspektur K3 untuk selalu
2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 17 3
memakai APD di area kerja saya
3. Saya pernah diingatkan oleh mandor/inspektur K3 untuk selalu
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
berhati-hati dalam bekerja
4. Ada dilakukan pengawasan terhadap kelayakan APAR, mesin, dan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
faktor manusia (contoh: penggunaan APD, sikap atau cara berkerja)
5. Dilakukan pengecekan terlebih dahulu alat-alat sebelum digunakan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 1
6. Pengecekan Alat-Alat K3 secara berkala 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
7. Melakukan kalibrasi berkala pada alat-alat yang digunakan untuk
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
pengukuran lingkungan
8. Adannya pemberlakuan peraturan dan pemberian sanksi 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 2
9. Memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan berbahaya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 19 1
10. Perushaaan memberlakukan kewajiban Penggunaan APD 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
Dari tabel kuesioner tentang pengawasan terkait K3 dilingkungan PT BIMA diatas maka didapatkan hasil sebanyak 12
karyawan saat bekerja tidak diawasi oleh mandor/inspektur K3, sebanyak 3 karyawan tidak pernah diingatkan oleh
mandor/inspektur K3 untuk selalu memakai APD di area kerja, dan 3 karyawan menyampaikan tidak adanya pemberlakuan
peraturan dan pemberian sanksi.
63
Tabel 4. 12. Hasil Kuesioner Pelatihan
Jumlah Jumlah
Responden A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T
1 2
1. Perusahaan telah mengadakan atau memfasilitasi pelatihan K3? 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
2. Saya mendapat pengetahuan mengenai K3 dari program pelatihan
1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
1ng sa1 ikuti
3. Saya antusias dan senang saat mengikuti pelatihan K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
4. Program Pelatihan K3 membantu saya dalam memahami pekerjan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
saya
5. Materi yang saya peroleh sesuai dengan kondisi pekerjaan yang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
saya hadapi
6. Saya mempraktikan apa yang telah saya peroleh dari Pelatihan K3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 1
7. Program pelatihan diberikan secara gamblang dan mudah dipahami
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
sehingga sa1 2 suli
8. Dengan adanya sosialisasi yang intens, saya selalu tanggap
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
terhadap pentingn1 menjaga keselamatan dalam bekerja.
9. Saya menemukan banyak manfaat terhadap sosialisasi yang
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
dilakukan oleh perusahaan.
10. Saya senang jika suatu saat diminta kesempatan untuk
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 0
memberikan sosialisasi terhadap pentingn1 K3
Dari tabel kuesioner tentang pelatihan K3 dilingkungan PT BIMA diatas maka didapatkan hasil hampir semua karyawan
mengisi baik dan sesuai dengan yang diharapkan oleh mahasiswa.
Selanjutnya mahasiswa juga ingin mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan karyawan
dan pelatihan dengan menggunakan SPSS :
64
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Tingkat Penddikan ,300 20 ,000 ,749 20 ,000
Nilai Total Pengetahuan ,233 20 ,006 ,819 20 ,002
Nilai Total Pelatihan ,527 20 ,000 ,351 20 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Untuk melihat hasil tes uji normalitas apakah data normal atau tidak
adalah dengan melihat Sig. Kolmogorof-Smirnov:
Normal apabila Sig. > 0,05
Tidak Normal apabila Sig. < 0,05
Hasil uji normalitas data Sig. Kolmogorof-Smirnov bernilai 0,006 atau
nilai sig lebih kecil daripada 0,05 sehingga data total nilai total pengetahuan
adalah tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji nonparametrk korelasi.
Correlations
Tingkat Nilai Total Nilai Total
Penddikan Pengetahuan Pelatihan
Spearman's rho Tingkat Penddikan Correlation Coefficient 1,000 -,670** ,032
Sig. (2-tailed) . ,001 ,894
N 20 20 20
Nilai Total Pengetahuan Correlation Coefficient -,670** 1,000 -,030
Sig. (2-tailed) ,001 . ,900
N 20 20 20
Nilai Total Pelatihan Correlation Coefficient ,032 -,030 1,000
Sig. (2-tailed) ,894 ,900 .
N 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil interpretasi dengan melihat Sig. (2-tailed) = 0.001 bernilai lebih
kecil dari 0,01 pada hubungan pendidikan terakhir dengan nilai total
pengetahuan (0,001 < 0,01), maka ada korelasi yang signifikan. Artinya ada
hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan nilai total pengetahuan.
Selanjutnya mahasiswa ingin mengetahui korelasi atau hubungan antara
nilai total penggunaan APD, nilai perilaku, dan nilai pengawasan.
65
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Nikai total pengawasan ,250 20 ,002 ,807 20 ,001
Nilai total perilaku ,178 20 ,098 ,911 20 ,067
Nilai total penggunaan APD ,333 20 ,000 ,836 20 ,003
a. Lilliefors Significance Correction
Untuk melihat hasil tes uji normalitas apakah data normal atau tidak
adalah dengan melihat Sig. Kolmogorof-Smirnov:
Normal apabila Sig. > 0,05
Tidak Normal apabila Sig. < 0,05
Hasil uji normalitas data Sig. Kolmogorof-Smirnov bernilai 0,098 atau
nilai sig lebih besar daripada 0,05 sehingga data total nilai total pengetahuan
adalah normal, tetapi untuk nilai sig pada data yang lainnya didapatkan lebih
kecil daripada 0,05 atau dinyatakan tidak normal. Dapat disimpulkan secara
keseluruhan maka data diatas tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji
nonparametrk korelasi.
Correlations
Nilai total
Nikai total Nilai total penggunaan
pengawasan perilaku APD
Spearman's rho Nikai total pengawasan Correlation Coefficient 1,000 ,208 ,713**
Sig. (2-tailed) . ,378 ,000
N 20 20 20
Nilai total perilaku Correlation Coefficient ,208 1,000 ,437
Sig. (2-tailed) ,378 . ,054
N 20 20 20
Nilai total penggunaan APD Correlation Coefficient ,713** ,437 1,000
Sig. (2-tailed) ,000 ,054 .
N 20 20 20
66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil interpretasi dengan melihat Sig. (2-tailed) = 0.000 bernilai lebih
kecil dari 0,01 pada hubungan nilai total pengawasan dengan nilai total
penggunaan APD (0,000 < 0,01), maka ada korelasi yang signifikan. Artinya
ada hubungan antara nilai total pengawasan dengan nilai total penggunaan APD
dengan sifat korelasi positif, yang artinya ketika nilai pengawasan naik, maka
nilai penggunaan APD juga naik.
Hasil interpretasi dengan melihat Sig. (2-tailed) = 0,054 bernilai lebih
kecil dari 0,1 pada hubungan nilai total penggunaan APD dengan nilai total
perilaku (0,054 < 0,1), maka ada korelasi yang signifikan. Artinya ada
hubungan antara nilai total penggunaan APD dengan nilai total perilaku dengan
sifat korelasi positif, yang artinya ketika nilai penggunaan APD naik, maka nilai
perilaku juga naik..
Sistem perpipaan air bersih yang ada di Kantor Pusat PT BIMA tidak
mengalami kebocoran, serta warna pipa yang digunakan untuk air bersih dan
67
pipa limbah berbeda. Untuk air limbah yang dihasilkan PT BIMA langsung
ditampung di septictank, dan tidak terjadi kebocoran sehingga tidak mencemari
sistem distribusi air bersih.
Limbah cair yang dihasilkan di Kantor Pusat PT BIMA atau grey water
tidak diolah dan langsung dibuang ke selokan. Sedangkan untuk black water
dibuang ke dalam septictank. Limbah grey water ini dihasilkan dari aktivitas
mencuci tangan, mencuci tangan, air rebusan mie instan, dll yang dilakukan
oleh karyawan PT BIMA. Sedangkan limbah black water dihasilkan dari
karyawan yang buang air besar di kantor. Saat ini PT BIMA dalam proses
pengembangan pengelolaan limbah domestik yang lebih terbarukan dan ramah
lingkungan yaitu dengan membangun instalasi biofilter pengelolaan air limbah
domestik. Pembangunan biofilter ini sekaligus menjadi penerapan ISO 14001 :
2018 tentang Lingkungan di PT BIMA. Diharapkan output yang dikeluarkan
dari biofilter ini telah layak di buang ke badan air seperti saluran air dan
dimungkinkan dimanfaatkan untuk menyirami tanaman. Fasilitas dalam
penghasl limbah domestik di PT BIMA antara lain :
68
2. Fasilitas cuci tangan
Tempat cuci tangan yang ada di Kantor Pusat PT BIMA sudah
mencukupi, yang tersebar di lingkungan kantor PT BIMA yaitu 1 buah
berada di depan pintu masuk lobby PT BIMA, 1 buah berada di dekat
pintu masuk belakang PT BIMA, dan masing- masing 1 buah berada di
dalam toilet karyawan laki-laki dan perempuan yang berada di dalam
kantor.
Untuk tempat cuci tangan karyawan yang berada di dalam kantor
tersedia sabun cuci tangan, tissue, serta bak sampah di bawahnya.
Sedangkan untuk tempat cuci tangan yang berada di depan pintu masuk
lobby PT BIMA hanya tersedia sabun tanpa tersedia tissue dan tempat
sampah..
Proses penanganan limbah non B3, semua limbah padat yang ada di
setiap tempat pengumpulan/pembuangan, di angkut menggunakan truk ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS Berijin).
69
I. Penyehatan Makanan dan Minuman di PT BIMA
70
karyawan yang ada tidak memiliki ventilasi udara seperti jendela, akan tetapi
terkadang pintu lobby dibuka sehingga udara dalam ruangan mengalami
pertukaran. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri, ruangan yang menggunakan AC,
secara berkala harus dimatikan dan diupayakan mendapat pergantian udara
secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela atau dengan
menggunakan kipas angin. Selain itu, ruang karyawan memiliki tinggi plafon
lebih dari 2,5 meter dari lantai dan tidak berdebu.
Vektor yang ada di Kantor Pusat PT BIMA terdiri dari tikus, kecoa, dan
nyamuk. Untuk vektor tikus sudah dilakukan pengendalian dengan cara
memasang perangkap tikus yang diberi umpan. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017 Tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor dan
Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya, vektor tikus memiliki nilai
baku mutu yaitu kurang dari 1, artinya sebaiknya vektor tikus tidak ada di suatu
rumah atau industri. Selanjutnya vektor nyamuk yang terkadang ditemukan di
dalam ruang kantor dilakukan pengendalian dengan menggunakan semprotan
nyamuk, berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, bak kamar mandi
tidak terdapat larva nyamuk. Sedangkan untuk vektor kecoa tidak dilakukan
pengendalian karena kecoa jarang ditemukan oleh pekerja. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017
Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Untuk Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya, vektor
nyamuk memiliki nilai baku mutu yang berbeda-beda tiap jenisnya, sedangkan
untuk vektor kecoa memiliki nilai baku mutu rata-rata populasi kecoa kurang
dari 2.
71
M. Housekeeping di PT BIMA
Lantai, dinding, dan atap berada di dalam kondisi yang baik dan terawat,
selain itu bak sampah yang digunakan untuk menampung sampah terbuat dari
bahan yang tahan air. Untuk Kantor Pusat sendiri, bak sampah yang digunakan
tidak dibedakan sampah organik, anorganik, atau sampah B3. Serta keberadaan
bak sampah di kantor pusat masih kurang, yaitu hanya tersedia 1 bak sampah
berwarna kuning di depan lobby.
Hasil Pengamatan
No Tanggal Objek Pengamatan / Lokasi Baku Mutu Tidak
Sesuai
Sesuai
6-7 Oktober
1 2022 Kebisingan Kantor Pusat
- Lantai 1 Lobby < 80 dB (A) 62 dB (A)
- Lantai 1 Ruang SDM, Umum
dan IT < 80 dB (A) 52 dB (A)
- Lantai 2 Lobby Direksi < 80 dB (A) 51 dB (A)
- Lantai 2 Ruang Keuangan < 80 dB (A) 63 dB (A)
- Lantai 2 BTKP dan
Komersial < 80 dB (A) 57 dB (A)
- Lantai 3 Ruang Fasilitas,
Peralatan & Logistik < 80 dB (A) 56 dB (A)
6-7 Oktober
2 2022 Pencahayaan Kantor Pusat
- Lantai 1 Lobby 100 Lux 129 Lux
- Lantai 1 Ruang SDM, Umum
dan IT 200 Lux 44 Lux
- Lantai 2 Lobby Direksi 100 Lux 98 Lux
- Lantai 2 Ruang Keuangan 200 Lux 99 Lux
- Lantai 2 BTKP dan
Komersial 200 Lux 331 Lux
72
- Lantai 3 Ruang Fasilitas,
Peralatan & Logistik 200 Lux 50 Lux
Dasar Peraturan : Permenkes No 70 Tahun 2016 tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
1. Kebisingan
Dilakukan pengukuran intensitas kebisingan sesaat yang ada di
PT BIMA kantor pusat pada bagian lantai 1 lobby, ruang SDM, umum,
dan IT, lantai 2 ruang keuangan, lobby direksi, ruang BTKP, dan ruang
komersil, lantai 3 ruang ruang fasilitas, peralatan & logistik didapatkan
hasil intensitas kebisingan berada di bawah Nilai Ambang Batas yang
telah ditetapkan oleh Peraturan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri serta Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia No. 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja. Oleh karena itu,
intensitas kebisingan yang ada di PT BIMA kantor pusat pada bagian
lantai 1 lobby, ruang SDM, umum, dan IT, lantai 2 ruang keuangan,
lobby direksi, ruang BTKP, dan ruang komersil, lantai 3 ruang ruang
fasilitas, peralatan & logistik masih aman dan dapat diberlakukan waktu
kerja selama 8 jam kerja/hari.
2. Pencahayaan
73
dengan beberapa catatan kondisi lingkungan pada saat proses
pengukuruan kondisi lingkungan cukup gelap dan lampu dimatikan
apabila meja tidak terdapat karyawan dan kondisi penerangan lampu
yang kurang menyebar. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian
dengan cara peningkatan intensitas pencahayaan.
74
dapat menyebabkan potensi wasir, gangguan kesehatan struktur tulang belakang
yang dapat berdampak pada kesehatan krosis kepada sebagian fungsi tubuh,
serta posisi meja dan keybord tidak ergonomis sehingga dapat menyebabkan
tremor, jaringan tangan lelah dan kelelahan pada mata. Kedua point tersebut
sudah diberikan pengendalian sehingga tidak akan menyebabkan kecelakaan
kerja yang dapat menganggu jam kerja. Selanjutnya sesuai dengan hasil
kuesioner yang disebarkan oleh mahasiswa masih didapatkan karyawan yang
merasakan keluhan sakit pada leher, pinggang, punggung, tangan, bahu, dan
pantat. Keluhan ini banyak faktor pendukung dan salah satunya adalah terlalu
lama dalam kondisi bekerja dengan posisi yang salah. Keluhan ini dapat
diminimalisir dengan cara karyawan melakukan reposisi krja sesuai yang dirasa
nyaman dan aman, serta memberikan jeda waktu istiraat sebentar selama
bekerja untuk mekakukan peregangan. Peregangan dapat dilakukan pada pukul
11.00 WIB dengan durasi minimal 10 menit atau semua bagian tubuh telah
cukup tidak tegang. Peregangan ini juga mampu untuk menambah semangat
dan kerja sama antar karyawan.
Hasil observasi kelelahan mata yang telah dilakukan melalui pembagian
kuisioner telah didapatkan hasil yaitu sebanyak 12 karyawan merasakan adanya
kelelahan mata, hasil observasi ini di dalakukan dengan menatap layar
computer/laptop selama 20 menit. Pengendalian untuk kelelahan mata tersebut
sudah ada yaitu 20 menit menatap layar laptop/computer, menatap ke depan
sejauh 20 feet dan dilakukan selama 20 detik. Pengendalian tersebut sudah ada
tetapi belum tereleasasikan. Sehingga kurangnya informasi karyawan tentang
pencegahan kelelahan tersebut.
Penyediaan makanan dan minuman di PT BIMA menggunakan jasa
catering dengan dikemas di box kertas dan diangkut menggunakan mobil.
Penggunaan box kertas di mungkinkan akan menghasilkan sampah kertas dan
plastic setiap harinya. Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut
PT BIMA dapat melakukan kerja sama dengan penyediaan catering untuk
mengganti wadah makanan untuk karyawan dari kertas box menjadi wadah
75
yang reuseable. Hal tersebut mengingat akan berkurangnya tumpukan sampah
yang dihasilkan juga ramah lingkungan.
Sampah yang dihasilkan dari proses bekerja sangatlah banyak baik dari
sampah organic, anorganik atapun sampah B3. Pada area kantor pusat tempat
sampah yang disediakan yaitu tempat sampah anorganik saja. Terkadang jenis
sampah yang dihasilkan dari karyawan beberapa macam ada yang organic salah
satunya. Selain itu jika hanya satu jenis tempat sampah yang disediakan apabila
para karyawan akan membuang sampah bekas makanan dari box jika tidak
dibedakan maka beberapa jenis sampah akan bercampur dan akan sulit
dibedakan nantinya di TPS. Maka dengan hal ini perlu adanya 3 jenis tempat
sampah yang disediakan di kantor pusat yaitu sampah organic, sampah
anorganik dan sampah plastic. Hal tersebut di himbau agar sampah yang masih
bisa digunakan dapat di daur ulang.
Mahasiswa selama praktikum juga mengamati kondisi lingkungan
kantor dan site, ada beberapa poin yang perlu diperhatikan yaitu 5R. Dibeberapa
tempat di site belum tertata secara rapi barang barang dan peralatan kerja, belum
dipisahkan antara barang yang layak pakai, dan tidak layak pakai, belum adanya
labbel pada benda kerja sesuai dengan identitas. Kendala dari penerapan poin-
poin 5 R adalah perlunya komitmen yang kuat antara manajemen dan karyawan
untuk mencapai 5 R, tetapi seiring waktu semua poin 5R dapat dilaksanakan
secara bertahap. 5 R yang telah dilaksanakan di site Terminal Berlian antara lain
di beberapa tempat sudah terdapat garis pembatas antara barang yang disimpan
dengan lokasi bebas barang. Pemberian batas ini perlu ditingkatkan ke gudang,
workshop, dan warehouse sebagai pembatas antara area peletakan barang, area
bebas barang untuk jalan, dan area khusus pengerjaan.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari beberapa permasalahan yang sudah diruangkum oleh
mahasiswa antara lain:
77
yang tidak menggunakan APD adalah karyawan yang bekerja di
kantordan dalam ruangan yang berkaitan dengan admnistrasi.
6. Dari table kuisioner tentang perilaku karyawan didapatkan hasil sudah
banyak perilaku karyawan yang sudah sesuai dengan kuisioner yang
diajukan
7. Hasil dari kuisioner pengawasan didapatkkan yaitu 12 dari 18 karyawan
saat bekerja tidak diawasi oleh mandor/inspektur K3
8. Telah dilakukan analiasis dengan aplikasi SPSS maka didapatkan ada
hubungan antara tingkat pendidikan terakhir dengan nilai total
pengetahuan, ada hubungan antara nilai total pengawasan dengan nilai
total penggunaan APD dengan sifat korelasi positif, yang artinya ketika
nilai pengawasan naik, maka nilai penggunaan APD juga naik, dan ada
hubungan antara nilai total penggunaan APD dengan nilai total perilaku
dengan sifat korelasi positif, yang artinya ketika nilai penggunaan APD
naik, maka nilai perilaku juga naik..
9. Air bersih yang digunakan di Kantor Pusat PT BIMA bersumber dari
PDAM Kota Surabaya dengan kualitas fisik yang baik seperti tidak
keruh, tidak berwarna, dan tidak berbau serta air minum yang
dikonsumsi dan disediakan untuk karyawan merupakan air galon atau
air mineral kemasan gelas dan botol.
10. Limbah cair yang dihasilkan di Kantor Pusat PT BIMA atau grey water
yang berasal dari kamar mandi dan dapur, saat ini PT BIMA telah
mengembangkan teknologi biofiltar dan dalam proses uji coba.
11. Limbah B3 cair dan padat ditempatkan pada TPS (Tempat
Penampungan Sementara) kemudian dilakukan pengambilan oleh PT
PEL sekitar satu bulan sekali atau satu bulan dua kali. PT Berkah
Industri Mesin Angkat bekerja sama dengan PT PEL untuk pengolahan
limbah.
12. Aktifitas di Kantor Pusat PT BIMA tidak menyebabkan pencemaran
pada tanah. Sampah padat di Kantor Pusat PT BIMA dibuang pada bak
sampah yang tersedia dan dibuang ke TPS. Jadwal pembersihan bak
78
sampah di Kantor Pusat PT BIMA ini dilakukan setiap 2 kali sehari.
Untuk sampah yang ada di Site Berlian, bak sampah dibedakan antara
sampah atau limbah non B3 dan limbah B3.
13. Penyediaan makanan yang ada di Kantor Pusat PT BIMA menggunakan
3 jasa catering, diangkut menggunakan mobil, dan makanan dikemas
menggunakan box kertas atau biasa disebut sebagai nasi box. Kantor
Pusat PT BIMA memiliki kantin atau dapur, akan tetapi hanya
dimanfaatkan untuk memasak mie instan dan membuat kopi atau air
panas.
14. Ruang karyawan yang ada di PT BIMA menggunakan Air Conditioner.
PT BIMA memiliki 11 buah AC yang dipasang secara tersebar. Ruang
karyawan tidak memiliki ventilasi udara seperti jendela, akan tetapi
terkadang pintu lobby dibuka sehingga udara dalam ruangan mengalami
pertukaran. Ruang karyawan memiliki tinggi plafon lebih dari 2,5 meter
dari lantai dan tidak berdebu.
15. Pengukuran intensitas kebisingan sesaat yang ada di PT BIMA kantor
pusat pada bagian lantai 1 lobby, ruang SDM, umum, dan IT, lantai 2
ruang keuangan, lobby direksi, ruang BTKP, dan ruang komersil, lantai
3 ruang ruang fasilitas, peralatan & logistik didapatkan hasil intensitas
kebisingan berada di bawah Nilai Ambang Batas yang telah ditetapkan
oleh Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia No. 70
Tahun 2016 Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri serta Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan.
16. Pengukuran intensitas pencahayaan di PT BIMA kantor pusat pada
bagian lantai 1 lobby, ruang SDM, umum, dan IT, lantai 2 ruang
keuangan, lobby direksi, ruang BTKP, dan ruang komersil, lantai 3
ruang ruang fasilitas, peralatan & logistik didapatkan hasil sudah sesuai
dengan baku mutu tetapi masih ada hasil pengukuran yang masih berada
di bawah standar pencahayaan yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran
79
ini didapatkan dengan beberapa catatan kondisi lingkungan pada saat
proses pengukuruan kondisi lingkungan cukup gelap dan lampu
dimatikan apabila meja tidak terdapat karyawan dan kondisi penerangan
lampu yang kurang menyebar.
17. Vektor yang ada di Kantor Pusat PT BIMA terdiri dari tikus, kecoa, dan
nyamuk. Pengendalian tikus dilakukan dengan cara memasang
perangkap tikus yang diberi umpan. Selanjutnya vektor nyamuk yang
terkadang ditemukan di dalam ruang kantor dilakukan pengendalian
dengan menggunakan semprotan nyamuk, berdasarkan pengamatan
yang sudah dilakukan pada bak kamar mandi tidak terdapat larva
nyamuk. Tidak dilakukan pengedalian pada vektor kecoa karena kecoa
jarang ditemukan oleh pekerja.
18. Lantai, dinding, dan atap berada di dalam kondisi yang baik dan terawat,
selain itu bak sampah yang digunakan untuk menampung sampah
terbuat dari bahan yang tahan air
19. Jamban atau toilet dan peturasan yang ada di Kantor Pusat PT BIMA
ada sebanyak 6 buah dengan saluran pembuangan menuju ke septictank,
untuk toilet wanita dan pria dilakukan pemisahan. Pada semua lantai
terdapat 1 buah kamar mandi wanita dan 1 buah kamar mandi pria,
setiap kamar mandi terdapat 2 bilik.
20. Terdapat fasilitas cuci tangan yang ada di Kantor Pusat PT BIMA
sebanyak 2 buah, yaitu 1 buah berada di depan pintu masuk lobby PT
BIMA dan 1 buah berada di dekat toilet karyawan yang berada di dalam
kantor.
B. Saran
80
2. Melakukan sosialiasi penerapan pemilahan sampah berawal dari
penghasi sampah dan melakukan penambahan tempat sampah yang
lebih banyak khususnya untuk tempat sampah di kantor pusat.
3. Mengadakan kegiatan senam peregangan minimal 10 menit atau semua
otot tidak tegang di sela-sela pekerjaan pada pukul 11.00.
4. Melakukan penataan barang, pemberian label, dan pengelompokan
barang antara barang yang tidak dipakai dengan yang masih dipakai
untuk mencapai poin 5R.
5. Memberikan tanda demarkasi pada bengkel dan workshop agar bengkel
lebih tertata rapi.
6. Melakukan pelatihan kepada karyawan di lingkungan PT BIMA untuk
menambah pengetahuan karyawan tentang K3.
7. Sebaiknya HSSE Officer, site manager, dan HSSE site selalu
mengingatkan dan melakukan monitorin terkait penggunaan APD pada
karyawan, serta memastikan bahwa kebutuhan APD mencukupi.
8. Diharapkan ketika karyawan patuh akan peraturan terkait penggunaan
APD maka akan berbanding lurus dengan semakin baik perilaku
karyawan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Bodwell, C., Dyce, T., Lamotte, D., MacFarquhar, N., Rogovsky, N., Teklu, K. and
Olming, K.-O. (2019). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk
Produktifitas. [online] Available at:
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/@asia/@ro-bangkok/@ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf.
82
LAMPIRAN
83
Pengukuran Kebisingan dan Pencahayaan di Knator Pusat
84
Mendampingi pengukuran kualitas fisik lingkungan industri
85
Supervisi Dosen Pembimbing Ke PT BIMA
86
Inspeksi Kotak P3K di Kantor Pusat PT BIMA
87