Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK KUNJUNGAN

DIAGRAM ALIR (FLOW CHART) DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES


MAKMUR Tbk. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG

Nurul Isti’anah
R0218086

Dosen Pengampu :
Sri Suryo Susetyo, ST.

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
PENGESAHAN
Laporan Praktikum Kunjungan Diagram Alir dengan judul :
Diagram Alir (Flow Chart) di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle
Cabang Semarang

Nurul Isti’anah, NIM : R0218086, Tahun : 2019

Telah disahkan pada :

Hari ………….Tanggal ………………….. 20 …….

Dosen Pengampu Laboran

Sri Suryo Susetyo, ST. Ica Yuniar Sari, S.ST.


NIP : - NIP 1988060120150401
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................... 2
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 4
B. Perundang-undangan........................................................................... 6
BAB III. HASIL
A. Pelaksanaan ......................................................................................... 8
B. Deskripsi Perusahaan .......................................................................... 8
C. Observasi............................................................................................. 11
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Flowchart Proses Produksi ................................................................. 12
B. Deskribsi Proses Produksi ................................................................. 13
C. Potensi Bahaya .................................................................................. 17
D. Pencegahan Potensi Bahaya .............................................................. 18
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 20
B. Saran ................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Zaman terus berkembang, tidak hanya manusia dan mahluk yang hidup,
industri juga turut merasakan perkembangan dan kemajuan zaman. Saat ini tentu
sudah tidak asing lagi dengan yang namanya industri. Hampir diseluruh negara di
dunia terdapat industri, dari industri pangan hingga industri non pangan, baik dalam
sekala kecil maupun skala besar.
Pun di Indonesia, rasanya industri juga hidup layaknya manusia yang terus
mengalami perkembangbiakan. Kemunculan yang tiap saat tidak bisa dikendalikan,
dengan ragam dan inovasi yang seiring dengan arus pasar yang tidak dapat
diperhitungkan. Dan industri pangan, kini sedang naik daun ditengah masyarakat,
ditambah pemanfaatan digitalisasi yang cukup baik oleh para cendikiawan, semakin
memudahkan masyarakat untuk menuruti jiwa konsumtif secara instan.
Meskipun demikian, banyaknya industri yang ada merupakan bukti semakin
banyaknya pesaing dalam industri yang sama. Hal tersebut tentu saja menjadi sebuah
permasalahan dalam manajemen industri terkait. Solusi dari permasalahan tersebut
yakni dengan melakukan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga
manajemen perusahaan mampu mengembangkan sayap untuk pemasaran produk yang
dihasilkan, baik dalam negeri maupun luar negeri.
Salah satu industri pangan yang mudah kita kenali adalah PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Siapa yang tidak mengenal mie instan “Indomie”, “Sarimi”,
“Pop mie”. Merek – merek tersebut merupakan produk dari PT. Indofood yang mudah
sekali ditemukan, dan masih banyak produk lain yang dihasilkan. Dengan persaingan
kala ini, PT. Indofood selalu pelakukan inovasi sering berkembangnya arus pasar.
Meningkatkan serta menjaga kualitas produk demi menjaga kepuasan dan
kepercayaan konsumen. Selain itu, terus melakukan pemenuhan dari persyaratan
industri yang menjadi kutup perindustrian dunia, seperti sertifikasi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Sertifikasi ISO:9001. Sertifikasi
ISO:14001, ISO: 15001, OHSAS: 1800, Sertifikasi GMP, Sertifikasi HACC, dan
sertifikasi lainnya.
Pun sekadar itu, industri yang baik tidak hanya memperhatikan kelayakan
perusahaan, namun juga kelayakan dari setiap proses suatu produksi, termasuk
keselamatan dari para pekerja yang bekerja di dalamnya. Yang mana di setiap prosed,
tentu saja memiliki risiko bahaya yang berpotensi terjadinya kecelakaan kerja atau
menyebabkan penyakit akibat kerja.
Oleh karena itu, Sebagai mahasiswa D-4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) pastilah mendapat banyak teori berkenaan dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) maupun tentang Hygiene Sanitasi makanan. Sudah semestinya, mahasiswa
tidak hanya memahami teori yang ada, melainkan juga turut meninjau secara langsung
ke lapangan. Oleh karena itu, Universitas Sebelas Maret mengadakan kegiatan
kunjungan industri agar mahasiswa dapat membandingkan teori yang telah didapat
dengan penerapan di lapangan secara langsung.
Laporan kunjungan ini ditulis untuk memaparkan segala informasi yang
didapatkan selama kunjungan sebagai hasil timbal balik dari kegiatan perkuliahan
serta pemenuhan tugas untuk matakuliah Diagram Alir .

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui proses apa saja yang terdapat di PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
2. Untuk mengetahui penerapan K3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
3. Untuk mengetahui faktor bahaya yang ada di Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
4. Untuk mengetahui pengolahan limbah di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.

C. MANFAAT
A) Bagi Praktikan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses yang terdapat pada PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang penerapan K3 di lingkungan PT.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
3. Mahasiswa mampu menjelaskan potensi bahaya di PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan kecelakaan kerja di PT. ISKANDAR
INDAH PRINTING TEXTILE.
5. Mahasiswa mampu mejelaskan pengolahan limbah yang diterapkan oleh PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk
B) Bagi Program Studi Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Sebagai sarana pengembangan ilmu K3 (Keselamatn dan Kesehatan Kerja)
2. Dapat menambah referensi kepustakaan tentang sistem manajemen lingkungan
pada lingkup industri di perpustakaan Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Fakultas Kedokteran UNS.
3. Meningkatkan kemampuan aplikatif bagi mahasiswa atau praktik untuk mata
kuliah sistem manajemen lingkungan.
4. Membekali mahasiswa untuk dapat menerapkan disiplin ilmu dalam kenyataan di
lapangan.
5. Menjalin hubungan yang baik antara perusahaan dan kampus.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Higiene Industri
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) (1998),
higene industri adalah ilmu tentang antisipiasi, rekognisi/pengenalan, evaluasi dan
pengendalian kondisi tempat kerja yang dapat menyebabkan tenaga kerja mengalami
kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja. Higene industri menggunakan
metode pemantauan dan analisis lingkungan untuk mendeteksi luasnya tenaga kerja
yang terpapar. Higene industri juga menggunakan pendekatan teknik, pendekatan
administratif dan metode lain seperti penggunaan alat pelindung diri, desain cara kerja
yang aman untuk mencegah paparan berbagai bahaya di tempat kerja.
Di Indonesia, Higene industri didefinisikan sebagai spesialisasi dalam ilmu
higene beserta prakteknya yang dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor
penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan
melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada
lingkungan tersebut serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar
suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja (Suma’mur, 1999).
Sedangkan menurut UU no. 14 tahun 1969 Higene perusahaan adalah
Lapangan kesehatan yang ditunjukan kepada pemeliharaan dan mempertinggi derajat
kesehatan tenaga kerja, dilakukan dengan mengatur pemberian pengobatan, perawatan
tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat, cara dan syarat untuk
pencegahan penyakit baik akibat kerja maupun umum serta menetapkan syarat-syarat
kesehatan perumahan tenaga kerja.
Higiene perusahaan (hygiene industri, hygiene okupasi, hygiene kerja)
(industrial-occupational hygiene) adalah spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta
prakteknya yang lingkup dedikasinya adalah : mengenali, mengukur, dan melakukan
penilaian (evaluasi) terhadap factor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit
dalam lingkungan kerja dan perusahaan.
Higiene lingkungan kerja merupakan ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada
pengenalan, evaluasi dan kontrol faktor lingkungan dan stres yang muncul di tempat
kerja yang mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan
atau menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun lingkungannya.
Tujuan
Higiene lingkungan kerja yaitu menerapkan teknologi di lingkungan kerja,
sehingga paparan zat berbahaya baik kimia, fisika, biologi atau ergonomik bisa
diperkecil atau diminimalkan.
2. Pengertian Sistem Manajemen Lingkungan.
Menurut Tibor dan Feldmen, sistem manajemen lingkungan merupakan
“bagian dari system manajemen yang meliputi struktur organisasi, perencanaan
kegiatan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumber daya untuk
mengembangkan, melaksanakan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan
lingkungan”. Dapat dikatakan bahwa system manajemen lingkungan adalah system
manajemen yang berencana, menjadwalkan, menerapkan dan memantau kegiatan-
kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja lingkungan.
Sedangkan menurut menurut ISO 14001 : 2004, sistem manajemen lingkungan
merupakan suatu system manajemen pengelolaan lingkungan yang telah diakui secara
internasional dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Badan Sertifikat di bawah
koordinasi Organisasi Standar Internasional (ISO : International Organization for
Standarization). System Manajemen Lingkungan atau Enviroment Management
System (EMS) adalah bagian dari keseluruhan system manajemen yang meliputi
struktur organisasi, rencana kegiatan, tanggung jawab, latihan atau praktek, prosedur,
proses dan sumber daya untuk pengembangan, penerapan, evaluasi dan pemeliharaan
kebijakan lingkungan. (ISO 14001, 2004)
Karakter dari sistem manajemen lingkungan antara lain, sebagai berikut:
a. Bersifat dinamis dan selalu berkembang.
b. Melibatkan semua orang.
c. Setiap komponen saling ketergantungan.
d. Terintegerasi ke dalam system manajemen organisasi.
e. Konsistensi dalam kegiatan dan perilaku.
f. Standar operasional.
g. Mencerminkan visi jangka panjang dan kegiatan jangka pendek
Pada dasarnya ISO 14000 adalah standar manajemen lingkungan yang sifatnya
sukarela tetapi konsumen menuntut produsen untuk melaksanakan program sertifikasi
tersebut. Pelaksanaan program sertifikasi ISO 14000 dapat dikatakan sebagai tindakan
proaktif dari produsen yang dapat mengangkat citra perusahaan dan memperoleh
kepercayaan dari konsumen. Dengan demikian maka pelaksanaan Sistem Manajemen
Lingkungan (SML) berdasarkan Standar ISO Seri 14000 bukan merupakan beban
tetapi justru merupakan kebutuhan bagi produsen (Kuhre, 1996)
B. PERUNDANG-UNDANGAN
1. Undang-undang Repubik Indonesia No.1 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja
2. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 Tahun 1964 Tentang syarat kesehatan,kebersihan
serta penerapan dalam tempat kerja. Pasal 10.
3. UU No. 3 Tahun 1992 Tentang jaminan sosial tenaga kerja yang menyangkut empat
program pokok, yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua,
jaminan pemeliharaan kesehatan.
4. Permenaker No. 5 Tahun 1996 Tentang sistem manajemen K3.
5. Permenaker No. 4 Tahun 1987 Tentang panitia pembina keselamatan dan kesehatan
kerja (P2K3).
6. Permenakertrans Republik Indonesia No. 13 tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas
(NAB) faktor fisika dan kimia di tempat kerja.
7. Undang-Undang No.14 tahun 1969 Tentang norma perlindungan tenaga kerja.
8. Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang tujuan penerapan SMK3.
9. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene
Pasal 3.
Untuk mencapai keadaan kesehatan masyarakat yang dimaksud dalam pasal 2,
Pemerintah melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
a.Pendidikan dan penerangan mengenai hygiene kepada rakyat.
b.Menyelenggarakan tindakan-tindakan demi kepentingan hygiene bagi umum
maupun bagi perseorangan.
c.Menyelenggarakan bimbingan, tindakan, di bidang kesehatan jiwa dan pencegahan
gangguan-gangguan yang merugikan kesejahteraan jiwa masyarakat.
d.Memperkembangkan perlengkapan masyarakat, agar dapat terjamin tingkat hidup
yang sebaik-baiknya bagi setiap anggota masyarakat dalam keadaan yang sehat,
sejahtera, adil dan makmur.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan Industri, antara lain :
1) Penyesuaian beberapa kriteria nilai ambang batas dari beberapa bahaya kesehatan
yang ada dan standar baku mutu kesehatan lingkungan, sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2) Penetapan nilai ambang batas iklim lingkungan kerja dengan mempertimbangkan
alokasi waktu kerja dan istirahat dalam satu siklus kerja (8 jam per hari) serta rata-
rata laju metabolik pekerja serta nilai koreksi pakaian kerja
3) Nilai ambang batas bahan kimia yang terdiri dari TWA (Time Weighted Average),
STEL (Short Term Exposure Limit), dan Ceiling.
4) Penetapan indikator pajanan biologi sebagai nilai acuan konsentrasi bahan kimia
yang terabsorpsi, hasil metabolisme (metabolit) bahan kimia yang terabsorpsi,
atau efek yang ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut yang digunakan untuk
mengevaluasi pajanan biologi dan potensi risiko kesehatan pekerja.
5) Persyaratan pencahayaan yang spesifik untuk setiap jenis area/pekerjaan atau
aktifitas tertentu pada berbagai jenis industri baik dalam atau luar gedung industri.
6) Persyaratan faktor fisik lainnya seperti getaran seluruh tubuh dalam periode 24
jam dengan crest factor 6-9, radiasi radio frekuensi dan gelombang mikro (30 kHz
- 300 GHz), dan laser.
7) Persyaratan faktor biologi mengenai nilai maksimal bakteri dan jamur yang
terdapat di udara ruang kantor industri.
8) Persyaratan penanganan beban manual yang merupakan hal-hal atau kondisi yang
disyaratkan bagi setiap tempat kerja dalam rangka mencegah atau mengurangi
risiko terjadinya cedera pada tulang belakang ataupun pada bagian tubuh lain
akibat aktivitas penanganan beban manual.
11. PP No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja
(SMK3).
12. Permenakertrans No. 8 Tahun 2010 tentang APD.
BAB III
HASIL

A. PELAKSANAAN
Kegiatan kunjungan perusahaan yang dilakukan oleh mahasiswa semester 3 kelas B
Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas
Maret, dilaksanakan pada :
Hari : Rabu
Tanggal : 4 Desember 2019
Waktu : 09.00 s.d. 11.00 WIB
Lokasi : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Semarang
Alamat : Alamat: Jl. Tambak Aji II No 8 Desa Beringin, Tambak Aji
Ngaliyan, Semarang 50185

Mahasiswa yang mengikuti kunjungan ke PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Semarang berjumlah 56 orang dengan 2 dosen pendamping, berpakaian hitam putih,
menggunakan almamater UNS.
Sesampainya di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Semarang kita berkumpul di
halaman pabrik dan briefing oleh Security terkait larangan bagi pengunjung. kami diajak
masuk ke ruang produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Semarang untuk melihat
proses yang sedang berlangsung sembari penjelasan terkit proses yang ada di perusahaan
tersebut.

B. DESKRIPSI PERUSAHAAN
1. Lokasi dan Keadaan Alam Sekitar
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang terletak di
kawasan industri Semarang Barat dekat dengan jalur utama Semarang-Jakarta
sehingga mempermudah distribusi. di Semarang bagian Barat berdekatan dengan jalan
utara SemarangJakarta. Semula kawasan Tambak Aji merupakan perbukitan yang
kemudian diratakan untuk dijadikan kawasan industri. Batas wilayah Indofood Sukses
Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Barat : PT. Apollo


b. Sebelah Timur : PT. Guna Mekar Industri
c. Sebelah Utara : PT. Lautan Luas
d. Sebelah Selatan : PT. Woi
Luas bangunan pabrik adalah 19.695 m2, sedangkan luas tanah adalah 33.015 m2.
Lokasi PT Indofood Sukses Makmur Tbk Semarang ini terbilang cukup
strategis, karena letaknya yang berada di tepi jalan raya, sehingga lebih memudahkan
perhubungan dan transportasi. Di samping itu, letaknya yang berada didekat
Semarang, dimana Semarang merupakan ibu kota Jawa Tengah, sehingga memberi
kemudahan dalam distribusi bahan baku dan pendistribusian produk ke daerah-daerah
pemasaran, antara lain wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan beberapa daerah di
Jawa Timur dan Jawa Barat.
2. Sejarah Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang industri pengolahan makanan, yaitu mengolah tepung terigu
beserta bahanbahan lain menjadi mie instant. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
semula berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food Manufacturing Co.Ltd. yang secara
formal yuridis berdiri pada tanggal 27 April 1970. Pabrik pertama didirikan di Jakarta
sedangkan PT. Sanmaru Food Manufacturing Co.Ltd di Semarang berdiri pada
tanggal 31 Oktober 1987 yang diresmikan oleh Menteri Tenaga Kerja Soedomo dan
Menteri Perindustrian Ir. Hartato. Pada tanggal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food
Manufacturing Co. Ltd. bersama dengan perusahaan lainnya bergabung dengan nama
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada tahun 1995 perusahaan ini mengakuisisi
pabrik penggilingan gandum Bogasari. Lalu pada tahun 1997 memperkuat jaringan
dengan mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan,
agribisnis serta distribusi. Dan 2007 Indofood mencatatkan saham Grup Agribisnis di
Bursa Efek Singapura dan menempatkan saham baru.
Kini PT Indofood Sukses Makmur Tbk telah bertransformasi menjadi sebuah
perusahaan Total Food Solutions yang mencakup semua tahapan proses produksi
makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga distribusi. Dalam
menjalankan kegiatannya, Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan model
bisnisnya yang terdiri dari empat Kelompok Usaha Strategis (Grup) yang saling
melengkapi sebagai berikut:
1) Produk Konsumen Bermerek atau Consumer Branded Product (CBP) yang
kegiatan usahanya dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
(ICBP).ICBP merupakan salah satu produsen makanan dalam kemasan yang
terkemuka di Indonesia yang memiliki berbagai jenis produk makanan dalam
kemasan. Grup Produk Konsumen Bermerek saat ini terdiri dari lima divisi
yaitu Mi Instan, Makanan Ringan, Bumbu Penyedap Makanan, Nutrisi &
Makanan Khusus serta Biskuit. Kegiatan usaha grup ini didukung oleh divisi
Bumbu, Kemasan dan Internasional.
2) Grup Bogasari.
Selama lebih dari tiga dekade, keberadaan Bogasari dalam industry makanan
Indonesia cukup diperhitungkan. Dua pabrik tepung terigu Bogasari berlokasi
di Jakarta dan Surabaya. Memiliki beberapa merek seperti Cakra Kembar,
terigu terbaik untuk roti dan mie. Segitiga Biru, dengan banyak kegunaan.
Kunci Biru, renyah dan Meriah ala Kunci Biru. La Fonte, pasta sehat bagi
keluarga Indonesia.
3) Grup Agribisnis
Beroperasi di bawah naungan PT Salim Ivomas Pratama dan PT PP London
Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Kedua perusahaan tersebut merupakan anak perusahaan Indofood Agri
Resources Ltd., sebuah perusahaan tercatat di Bursa Efek Singapura.
4) Grup Distribusi
Indofood memiliki jaringan distribusi paling ekstensif di Indonesia,
menjangkau hampir seluruh pelosok Nusantara. Selain mendistribusikan
produk-produk Indofood, grup ini juga menyalurkan berbagai produk pihak
ketiga.

3. Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi
1) Menciptakan perusahaan menjadi penyedia utama makanan dan customer
product.
2) bermerk terkemuka bagi jutaan konsumen di Indonesia dan berbagai penjuru
dunia.
b. Misi
1) Mengembangkan jaringan distribusi seluruh Indonesia.
2) Menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah bagi para konsumen.
3) Meraih pertumbuhan melalui manajemen yang handal.
4) Menjalankan praktek bisnis yang sehat tanpa harus mengabaikan kebutuhan
konsumen dan lingkungan.
A. Observasi
1. Proses Produksi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan mi instan adalah tepung
terigu. bahan baku inilah yang nantinya akan mempengaruhi produk yang dihasilkan
sedangkan bahan tambahan atau penunjang adalah tepung tapioka, air alkali yang
isinya Na2CO3, garam dapur (NaCl), zat pewarna kuning dan air.
Proses produksi yang berada di PT. Indofood Tbk ini adalah :
1. Penuangan dalam Screw Conveyor
2. Mixing
3. Roll Sheeting dan Slitting
4. Steaming
5. Cutting dan Folding
6. Frying
7. Cooler
8. Packing
Untuk pengolahan limbah, PT. Indofood telah memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL). Limbah cair dari proses produksi akan dialirkan menuju bak-bak
yang akan diolah, diantaranya :
1. Trapping
2. Equalisasi
3. Aerob atau UASB
4. Aerasi
5. Klorinasi
6. Koagulasi
7. Bak Kontrol
8. Sedimentasi
9. Penyaringan dan Organosorb
10. Bak penampunyan
Dan saat ini, air limbah yang sudah diolah di PT. Indofood telah lolos uji
LPPOM MUI dan dinyatakan “halal”. Sehingga saat ini pemanfaatan air
limbah tersebut digunakan untuk kamar mandi dan air wudhu.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Flowchart proses produksi

Tepung Terigu Pengepresan Penggorenga


(Flour) (Pressing) n (Frying)
(
(
Pendinginan
Pengayakan Pembentukan (Cooling)
untaian mie
(slitting)
Pengemasan
Pencampuran
(Packing)
(Mixing)
Pengukusan
( (Steaming)
distribusi

Bahan Tambahan
lainnya Pemotongan dan
Pencetakan indomarc
(Other Row Material)
(Cutting and ocoo
Folder)
Distributor
besar

Distributor
Kecil

Konsumen
B. Diskribsi Proses Produksi
Berikut merupakan merupakan penjelasan tentang kegunaan bahan baku yaitu:
1) Tepung tapioka
Tepung tapioka merupakan tepung yang ditambahkan dalam pembuatan mi
instan dalam jumlah kecil untuk tujuan tertentu. Tepung tapioka adalah pati
yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui proses pemarutan, pemerasan,
penyaringan, pengendapan pati, dan penyaringan (Astawan, 2003).
2) Minyak goreng
Dalam proses pembuatan mi instan, minyak goreng sangat berperan yaitu
sebagai medium pengorengan saat mi masuk dalam proses frying. Dalam hal
ini minyak goreng sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih,
menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan. Pada PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk, minyak goreng yang dipakai adalah minyak kelapa
sawit.
3) Air alkali (Na2CO3)
Air alkali berfungsi untuk mempercepat pengikatan gluten, meningkatkan
elastisitas dan fleksibilitas mi, meningkatkan kehalusan tekstur serta
meningkatkan sifat kenyal.
4) Zat pewarna kuning
Fungsi zat pewarna kuning adalah memberi warna khas mi pewarna yang biasa
digunakan adalah pewarna kuning yaitu yellow tartrazine cl 19140.
5) Garam dapur (NaCl)
Dalam pembuatan mi, penambahan garam dapur untuk memberi rasa,
memperkuat tekstur mi, meningkatkan fleksibilitas dan elastilitas mi serta
untuk mengikat air. selain itu, garam dapur dapat untuk menghambat aktifitas
enzim protease dan amilase sehinga adonan tridak bersifat lengket dan tidak
mengembang secara berlebihan (Astawan, 2003).
6) Air
Air berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat,
melarutkan garam dan membentuk sifat kenyal gluten (Astawan, 2003). Air yang
digunakan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk berasal dari sumur artesis nyang dibuat
dengan kedalaman ± 99m. Air tersebut telah mengalami proses penghilangan
kesadahan, sehinga air yang digunakan tidak menganggu jalanya proses produksi
maupun produk yang dihasilkan.
Tahapan Proses Produksi Mi Instan
1) Penuangan dalam Screw Conveyor
Bahan bahan seperti tepung terigu dan tepung tapioka dituangkan ke dalam
mesin screw conveyor. Fungsi dari mesin screw conveyor yaitu mengayak
tepung terigu dan tepung tapioka sehingga bebas dari cemaran fisik (kerikil,
kutu, benang, dll) dan menaikkan tepung terigu dan tepung tapioka ke dalam
mesin mixer. Ayakan yang digunakan untuk menyaring tepung terigu dan
tepung tapioka adalah 20 mesh. Mesin screw berjalan karena adanya conveyor
yang digerakkan oleh motor sehingga tepung akan terhisap keatas menuju
mesin mixer. Lama proses untuk mengayak tepung sebanyak 10 sak yaitu
antara 1115 menit.
2) Mixing
Proses mixing yaitu proses pencampuran dan pengadukan bahan dasar (tepung
terigu) dan bahan penunjang seperti tepung tapioka, air alkali, untuk
memperoleh adonan yang homogen dan cukup kadar airnya. Prinsip dari
proses ini yaitu penguraian senyawa protein yang terkandung dalam tepung
terigu yang berlangsung secara enzimatis dan air sebagai medium pembantu.
Pada setiap line proses produksi terdiri dari dua mesin mixer agar proses
produksi dapat berjalan secara continue.Air alkali adalah larutan yang dibuat
dari air murni yang telah mengalami pendinginan (chilling water) yang
ditambah dengan sejumlah garam dan ingredient lain termasuk zat pewarna
(tartrazine). Air alkali dibuat dalam tangki pencampur alkali yang di dalamnya
terdapat alat pengaduk agar larutan yang didapat bersifat homogen. dalam
larutan alkali membutuhkan air sebanyak 1500 liter sehinga akan diperoleh
larutan alkali yang dapat digunakan untuk 20 kali mixing. Pembuatan larutan
alkali ini memerlukan pengadukan selama 30 menit. larutan alkali ini akan
memberikan rasa dan aroma, warna kuning dan kekukuhan serta keelastisan
tekstur mi. selain itu larutan alkali juga dapat memodifikasi lembaran dan
karateristik pemasakan. Pada waktu proses mixing berlangsung hal-hal yang
harus diperhatikan adalah homogenitas adonan, dan kadar air adonan agar
adonan yang terbentuk sesuai dengan standar yang ada. Karena homogenitas
adonan sangat mempengaruhi kualitas dari adonan pada proses selanjutnya.
Homogenitas adonan yaitu terbentuk adonan yang kalis/seluruh tepung dapat
tercampur semua dengan air alkali sehingga dihasilkan adonan yang tidak
panas atau hangat dan suhunya tidak melebihi 32 0C-35 0C dan adonan tidak
perau, patah dan lembek tapi cukup dengan kadar air yaitu 4334%. Setelah
adonan terbentuk adonan dibiarkan selama 10 menit agar kadar air dalam
adonan merata.
3) Roll Sheeting dan Slitting
Proses roll sheeting yaitu proses dimana adonan dibentuk menjadi
lembaranlembaran mi melalui beberapa roll sheet sampai tercapai ketebalan
yang standar. Sedangkan proses slitting adalah proses pembentukan lembaran
mi menjadi untaian-untaian mi bergelombang. Tujuan sheeting adalah
membentuk struktur gluten dengan arah yang sama secara merata sehingga
lembaran adonan menjadi lembut dan elastis atau sering disebut dengan proses
pembentukan tekstur mi. Pembentukan gelombang dan pembagi merupakan
suatu proses melewatkan untaian mi sesudah slitter ke dalam suatu jalan yang
berbentuk segi empat/mangkok slitter, sehingga terbentuk gelombang mi yang
merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
4) Steaming
Steaming merupakan proses pengukusan untaian mi yang keluar dari slitter
secara continue dengan menggunakan steam (uap air panas). Tujuan dari
proses ini adalah untuk memasak mi mentah menjadi mi masak dengan sifat
fisik tetap. Alat yang digunakan untuk proses steaming adalah steamer. Suhu
dry steamer dikondisikan pada suhu 90100 0C dengan tekanan 0,250,4 kg/cm2
selama 7073 detik. Uap air panas yang berada pada steamer berasal dari steam
boiler yang dilewatkan/dihembuskanmelalui pipa steam. Steam box yang
digunakan adalah steam box jenis single stage dimana didalamnya ada satu
steam box conveyor yang tersusun secara horizontal. Tekanan dan suhu yang
digunakan pada proses ini harus selalu dilakukan pengecekan setiap saat agar
mi yang dihasilkan tidak kempel. Kempel atau tidaknya sangat ditentukan oleh
suhu dan tekanan yang digunakan, jika kedua faktor tersebut sesuai standar
maka akan terjadi proses gelatinisasi yang sempurna. Tekanan dapat diatur
dengan cara membuka palve sedikit demi sedikit sampai tekanan sesuai
standar, dan jika tekanan terlalu tinggi melebihi batas standar maka palve
dapat ditutup dengan kata lain masih bisa dilalui uap air panas. Hal ini harus
dilakukan karena tekanan dari steam boiler adalah 7 bar.
5) Cutting dan Folding
Cutting adalah proses pemotongan untaian-untain mi bergelombang dengan
ukuran tertentu yang sesuai dengan standar, sedangkan folding merupakan
proses pelipatan mi menjadi dua lipat yang sama panjangnya. Karena
kecepatan alat potong yang digunakan adalah 42 rpm, maka dalam satu
menitnya mampu memotong mi sebanyak 42 potongan mi. Alat yang
digunakan untuk memotong mi ini adalah cutter. Cutter yang digunakan untuk
memotong mi dilengkapi dengan roller memanjang dan terdapat pisau yang
panjang. Untaian mi yang keluar dari conveyor steam box akan melawati roller
kecil yang melintang yang lebih menonjol dibandingkan dengan conveyor
yang kan melepaskan untaian mi dari conveyor steam box. Setelah terjadi
proses pemotongan, mi akan dilipat menjadi dua bagian yang sama panjang
dengan bantuan cangkulan. Gerakan cangkulan/pelipatan mi dengan cara
menekan potongan mi tepat dibagian tengah.
6) Frying
Frying merupakan proses penggorengan dengan pemberian sejumlah panas
pada bahan dengan media minyak/lemak. Tujuan proses ini yaitu untuk
mengurangi kadar air bahan dan kemantapan pati tergelatinisasi. Pada proses
ini terjadi proses transfer panas dan transfer masa yang menyebabkan adanya
perubahan sifat fisikawi, kimiawi, dan mikrobiologi. Sehingga inderawi
berubah pula yaitu kenampakan yang lebih menarik, lebih beraroma, dan
lebih enak/rasa gurih pada produk.
7) Cooler
Cooling adalah proses pendinginan mi setelah proses pengorengan yang
dilakukan dengan cara mengangkut mi ke dalam ruang atau lorong yang
dilengkapi dengan sejumlah kipas untuk menghembuskan sejumlah udara
segar. proses pendinginan mi dilakukan selama 165 detik, yang bertujuan
untuk mendinginkan mi panas hingga diperoleh suhu mendekati suhu kamar
yaitu ± 3032 0C sebelum dikemas dengan etiket.
8) Packing
Packing atau pengemasan mi adalah pembungkus mi, sauce, minyak bumbu
dan lain-lain dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah
ditentukan. Tujuan dari pengemasan adalah untuk melindungi dari
kemungkinan tercemar atau rusak misalnya berupa debu dan kotoran tangan,
kelembaban oksigen di udara dan sinar matahari atau sinar lainnya. Sehinga mi
tidak mengalami penurunan kualitas sampai ke tangan konsumen. Pengemasan
ini melalui dua tahap yaitu:
b. Pengemasan primer adalah dengan mengunakan etiket plastik.
Mi yang keluar dari pendingin, masuk ke alat pengemas melalui conveyor
pembagi, kemudian mi dilengkapi dengan bumbu dan dimasukan ke
dalam mesin pengemas. Mesin pengemas ini bekerja dengan mengemas
bagian bawah kemasan, dilipat dan direkatkan dengan cara pemanasan
long sealer. Pada kemasan akan tercetak kode produksi dan akan tertutup
serta terpotong oleh end sealer. Keberhasilan pengemasan yang
memenuhi standar tergantung pengaturan suhu longsealer dan end sealer
serta kecepatan mesin pengemas. Etiket mi instan yang digunakan adalah
Oriented Polyprophylene (OPP) dan Cast Polyprophylene. Penilaian kode
produksi dilakukan dengan pengecekan regu pembuat, shift, mesin yang
membuat. Sedangkan untuk kode kadaluwarsa dilakukan dengan
pengecekan tanggal, bulan dan tahun.
b. Pengemas sekunder
Setelah dilakukan pengemasan primer, mi kemudian dilakukan
pengemasan skunder dengan mengunakan karton. Tiap karton berisi 40
pcs mi instan. Kardus yang berisi kemudian menuju mesin lakban dan
keluar melalui conveyor.

C. Potensi Bahaya pada Proses Produksi


Potensi bahaya yang bersumber dari bahan kimia dan dari bahaya fisik.
1. Potensi bahaya yang bersumber dari bahan kimia antara lain :
a) Kebakaran sumber potensi bahaya yang menyebabkan kebakaran dapat
berasal dari konsleting listrik.
b) Peledakan Sumber potensi bahaya yang dapat menimbulkan terjadinya
ledakan adalah kerja boiler yang menghasilkan suhu dan tekanan yang tinggi.
2. Potensi bahaya yang bersumber dari bahaya fisik antara lain :
a) Terjatuh Bisa terjadi pada tenaga kerja bagian pemeliharaan tanki-tanki
minyak dan tanki air, karena pemeriksaan kondisi tanki dengan cara
memanjat tangga tanki, tenaga kerja bagian sanitasi lingkungan saat bekerja
di ketinggian, dan tenaga kerja bagian teknik saat pengelasan di tempat yang
tinggi.
b) Terjepit Yang dapat menimbulkan bahaya terjepit misalnya pada bagian
produksi (terjepit dengan mesin produksi), gudang tepung dan gudang finish
good. 47 47
c) Tertimpa Dalam penumpukan hasil produksi di gudang finish good tenaga
kerja berpotensi tertimpa tumpukan box-box hasil produksi.
d) Tertabrak, dll. Dalam proses produksi tidak lepas dari kegiatan angkat angkut
untuk itu PT. ISM menyediakan saran berupa forklift, loader, lorry dan truk
untuk kegiatan distribusi. Sarana ini berpotensi menimbulkan kecelakaan
terhadap tenaga kerja dan orang lain yang berada dilingkungan perusahaan
yaitu tertabrak.
e) Heat stress
Heat stress merupakan potensi bahaya dari pekerjaan bagian Steaming
(pengukusan) karena pada bagian pengukusan menghasilkan uap bersuhu
tinggi
f) Bising
Pekerja yang dapat terkena potensi bahaya kebisingan adalah operator mesin,
karena kebisingan berasal dari mesin produksi.
g) Low back pain
Low back pain dapat mengancam seluruh pekerja, karena low back pain
dapat terjadi akibat kesalahan posisi kerja dan atau ketidaksesuaian tempat
kerja dengan pekerja

D. Pencegahan Potensi Bahaya


1. Tindakan Persuasif Dengan menanamkan kesadaran akan arti pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja dalam diri setiap karyawan akan membantu
upaya pencegahan kecelakaan kerja. PT. ISM telah melakukan cara antara lain :
a. Trining K3
Di PT. ISM pelaksanaan training K3 rutin setiap 1 tahun sekali atau setiap ada
kebutuhan dan kesempatan untuk training K3. 58 58
b. Penyuluhan K3 Dilaksanakan setiap hari secara rutin melalui safety talk.
Safety talk ditujukan bagi karyawan yang akan memulai kerja, dan bagi
supplier atau tamu yang akan memasuki area perusahaan.
c. Kampanye K3
Kampanye K3 dilakukan secara visual melalui poster-poster K3, bendera K3,
dan spanduk-spanduk K3 yang dipasang di area perusahaan.
d. Warning sign Pemasangan tanda gambar di area atau lokasi tertentu untuk
memberikan perhatian kepada tenaga kerja tentang kondisi atau bahaya di area
tersebut, misalnya awas lantai licin, awas tertimpa tumpukan tepung, awas
tegangan listrik tinggi, dll.Warning sign merupakan bentuk peringatan tertulis
secara menyeluruh.
e. Safety sign Pemasangan tanda gambar di area atau lokasi tertentu untuk
memberikan perhatian dan mewajibkan kepada karyawan agar menggunakan
alat pelindung diri yang telah diberikan oleh perusahaan agar terhindar dari
penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja, misalnya : gunakan ear muff,
gunakan sarung tangan, gunakan masker, dll. Safety sign yaitu bentuk dari
warning sign secara khusus yang mengarah ke APD.
2. Tindakan Preventif Tindakan preventif yang dilakukan di PT. ISM ditujukan
kepada pemilihan tenaga kerja antara lain disesuaikan dengan :
a. Kebutuhan Dalam pemilihan karyawan juga disesuaikan dengan kebutuhan
tenaga kerja di perusahaan.
b. Seleksi Seleksi dilakukan untuk karyawan yang disesuaikan dengan
kemampuan, pendidikan, ketrampilan dan keadaan fisik tenaga kerja dengan
lowongan pekerjaan yang ada.
c. Evaluasi Untuk evaluasi tenaga kerja yaitu memilih antara calon tenaga kerja
yang sudah diseleksi dengan memilih yang terbaik diantara yang baik.
d. Keputusan Cara pengambilan keputusan dilakukan dengan sangat hati-hati,
melalui pemilihan pengambilan keputusan dari penyesuaian berbagai tahap
sehingga dalam pengambilan keputusan sesuai standar.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk merupakan salah satu industri pangan di
Indonesia yang cukup besar. Produk yang dihasilkan pun tidak hanya produk siap
pangan, tetapi juga produk bahan baku. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi
Noodle Cabang Semarang merupakan pabrik yang hanya melakukan produksi mie
(noodle). Bahan baku pembuatan mie di PT. Indofood adalah tepun terigu yang di
produksi sendiri oleh PT. Indofood Divisi Bogasari. Proses produksi pembuatan
mie diantaranya : Pengayakan Tepung, Mixing (Pencampuran), Pressing
(Pembentukan Lembaran Adonan), Slitting dan Waving, Steaming (Pengukusan),
Cutting (Pemotongan) dan Folding (Pelipatan), Frying (Penggorengan), Cooling
(Pendinginan), Packing (Pengemasan), Pendistribusian. Untuk pengolahan limbah
yang ada di PT. Indofood yakni : untuk limbah padat akan digunakan sebagai
pakan ternak, dan limbah cair akan diolah di IPAL, dimana proses IPAL sendiri
diantaranya : Trapping, Equalisasi, Aerob atau UASB, Aerasi, Klorinasi,
Koagulasi, Bak Kontrol, Sedimentasi, Penyaringan dan Organosorb, Bak
penampungan. Penerapan K3 di PT. Indofood juga sudah cukup baik, diantaranya
: tersedianya APD, tersedianya APAR dan Hydrant, Pelaksanaan training K3 dan
briefing secara rutin. Dan beberapa safety sign yang terpasang diarea-area
tertentu. Beberpa sertifikasi yang dikantongi oleh PT. Indofood yakni : Sertifikasi
ISO: 9001, ISO: 14001, ISO: 5001, OHSAS: 18001, Sertifikasi HACCP, dan
LPPOM MUI.

B. Saran
Berdasarkan hasil observasi dan identifikasi, saran yang dapat diberikan penulis
diantaranya :
1. Adanya peningkatan mutu pangan pada setiap proses secara cermat dan
efisien.
2. Adanya upaya mempertahankan sistem manajemen perusahaan yang sudah
berjalan dengan baik.
3. Adanya inovasi terbaru untuk menghasilkan produk dengan putu pangan yang
lebih baik
DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Oktavia Dwi. 2009. Inspeksi K3 Terhadap Potensi Bahaya Kecelakaan Di Tempat
Kerja Di Pt. Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Noodle Cabang Semarang [Laporan
Khusus]. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Kurdianingsih, Mahardini Putri. 2018. Proses Pengolahan Limbah Cair di PT. Indofod Sukses
makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang [Laporan Kerja Praktek]. Semarang:
Universitas Katolik Soegijapranata
Primasetya, Ghea Ayunda, Wahyu Hidayat, dan Widiartanto. Pengaruh Pengelolaan Sumber
Daya dalam ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Pt. Indofood Cbp
Sukses Makmur Tbk Semarang).

Anda mungkin juga menyukai