Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL

PENDIRIAN INDUSTRI KOSMETIK TRADISIONAL

Dosen : Prof. Dr. Teti Indrawati. MS. Apt


Disusun oleh :

Ahmad Fikri Firdaus 19340137


Luxman Abadi Gurning 19340138
Rosyani Harun 19340139

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2019
Industri
Industri merupakan seluruh bentuk kegiatan masyarakat
sebagai bagian dari sistem perekonomi atau sistem mata
pencariannya dan merupakan suatu usaha dari manusia
dalam menggabungkan atau mengolah bahan bahan dari
sumber daya lingkungan menjadi barang yang bermanfaat
bagi manusia.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010, industri farmasi
adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau
bahan obat
Industri kosmetik

Industri yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin usaha


industri atau tanda daftar industri sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.Izin produksi adalah izin yang harus dimiliki
oleh pabrik kosmetika untuk melakukan kegiatan pembuatan
kosmetika. Perizianan produksi kosmetika sesuai dengan Permenkes
No.1175/MENKES/PER/VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika.
Adapun izin produksi dibedakan atas 2 (dua) golongan yaitu Golongan
A yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat
semua bentuk dan jenis sediaan kosmetika dan Golongan B yaitu izin
produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat bentuk dan
jenis sediaan kosmetika tertentu dengan menggunakan teknologi
sederhana.
1. Persyaratan Industri Kosmetika Golongan A adalah :
 Memiliki apoteker sebagai penanggungjawab;
 Memiliki fasilitas produksi sesuai dengan produk yang akan dibuat;
 Memiliki fasilitas laboratorium; dan
 Wajib menerapkan CPKB
2. Persyaratan industri kosmetika golongan B adalah :
 Memiliki sekurang-kurangnya tenaga teknis kefarmasian sebagai
penanggung jawab;
 Memiliki fasilitas produksi dengan teknologi sederhana sesuai produk
yang akan dibuat; dan
 Mampu menerapkan higienitas, sanitasi, dan dokumentasi sesuai CPKB
Lanjutan

Izin Produksi Kosmetika diberikan kepada badan usaha


yang bergerak di bidang produksi kosmetika. Izin Produksi
Kosmetika terdiri dari pengurusan izin baru,
perpanjangan izin, perubahan izin (pindah lokasi, pergantian
direktur, pergantian penanggung jawab)
Cara mendapatakan Izin Usaha Berdirinya Industri

1. Melalui Tahap Persetujuan Prinsip


 Mengisi formulir Model Pm-I ;
 Melampirkan fotokopi NPWP ;
 Melampirkan fotokopi Akte Pendirian Perusahaan.
2. IUI Tanpa Melalui Tahap Persetujuan Prinsip :
 Mengisi Formulir Model SP-I dan SP-II;
 Melampirkan fotokopi NPWP;
 Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan
oleh Departemen Kehakiman dan HAM;
 Fotokopi IMB;Formulir Model Pm-II (informasi
pembangunan proyek).
Surat Izin Usaha Perdagangan

Surat izin usaha perdagangan seperti yang kita kenal dengan


singkatan SIUP yaitu surat izin untuk bisa melaksanakan
usaha perdagangan. SIUP wajib dimiliki oleh orang atau
badan yang memiliki usaha perdagangan. Surat Izin Usaha
Perdagangan ini berfungsi sebagai alat atau bukti
pengesahan dari usaha perdagangan yang Anda lakukan.
Surat Izin Usaha Perdagangan di keluarkan oleh pemerintah
daerah dan dibutuhkan oleh pelaku usaha perseorangan
maupun pelaku usaha yang telah berbadan hukum
Lanjutan

SIUP berlaku selama Perusahaan Perdagangan menjalankan


kegiatan usaha. Perusahaan perdagangan sebagaimana dimaksud
wajib melakukan pendaftaran ulang setiap 5 (lima) tahun di
tempat penerbitan SIUP.SP-SIUP baru atau perubahan harus
ditandatangani oleh pemilik atau pengurus atau penanggung
jawab perusahaan perdagangan di atas meterai, cukup pihak
ketiga yang mengurus SIUP baru atau perubahan, wajib
melampirkan surat kuasa yang bermeterai cukup dan
ditandatangani oleh pemilik atau pengurus atau enanggung
jawab perusahaan perdagangan.
Izin Mendirikan Bangunan

Izin Mendirikan Bangunan atau biasa dikenal dengan IMB adalah


perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik
bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas,
mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan
administratif dan persyaratan teknis yang berlaku
Kewajiban setiap orang atau badan yang akan mendirikan bangunan
untuk memiliki Izin Mendirikan Bangunan diatur pada Pasal 5 ayat 1
Perda 7 Tahun 2009.IMB akan melegalkan suatu bangunan yang
direncanakan sesuai dengan Tata Ruang yang telah ditentukan. Selain
itu, adanya IMB menunjukkan bahwa rencana kostruksi bangunan
tersebut juga dapat dipertanggungjawabkan dengan maksud untuk
kepentingan bersama
Syarat IMB Non RumahTinggal / BangunanUmum

 Formulir permohonan IMB


 Surat pernyataan tidak sengketa (bermaterai)
 Surat Kuasa (jikadikuasakan)
 KTP dan NPWP ( pemohondan/yang dikuasakan
 Surat Pernyataan Keabsahan dan Kebenaran Dokumen
 Bukti Pembayaran PBB
 Akta Pendirian (Jikapemohonatasnamaperusahaan/badan/yayasan)
 Bukti kepemilikan tanah (surat tanah)
 Ketetapan Rencana Kota (KRK)/RTLB
 SIPPT (untuk luas tanah> 5.000 m2)
 Gambar rancangan arsitektur (terdiri atas gambar situasi, denah, tampak, potongan, sumur
resapan) direncanakan oleh arsitek yang memiliki IPTB, diberinotasi GSB, GSJ dan batas tanah)
 Gambar konstruksi serta perhitungan konstruksi dan laporan penyelidikan tanah (direncanakan
oleh perencana konstruksi yang memiliki IPTB)
 Gambar Instalasi (LAK/LAL/SDP/TDP/TUG)
 IPTB (Izin Pelaku Teknis Bangunan) arsitektur, konstruksi dan instalasi (legalisirasli)
 IMB lama dan lampirannya (untuk permohonan merubah/menambah bangunan)
Alur Permohonan Perizinan Industri Kosmetik Tradisional
Aspek – Aspek Pada CPKB

1. Sistem Manajemen Mutu


2. Personalia
3. Bangunan dan fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi dan higiene
6. Produksi
7. Pengawasan mutu
8. Dokumentasi
9. Audit intern
10. Penyimpanan
11. Kontrak produksi dan pengujian
12. Penanganan Keluhan dan Penarikan Produk
1. Sistem manajemen mutu

Setiap perusahaan harus menjamin bahwa produk


kosmetik yang dihasilkan memenuhi persyaratan
peraturan perundangan yang berlaku. Perusahaan
hendaknya memahami sistem penjaminan mutu
termasuk Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik
(CPKB), dan dilengkapi dengan personil yanghandal,
bangunan, peralatan dan fasilitas yang sesuai serta
cukup dalam mencapai sasaran mutu yang telah
ditetapkan
2. Personalia

Semua personil harus memenuhi persyaratan kesehatan,


baik fisik maupun mental, serta mengenakan pakaian
kerja yang bersih. Personil yang bekerja di area
produksi hendaklah tidak berpenyakit kulit, penyakit
menular atau memiliki luka terbuka, memakai pakaian
kerja, penutup rambut dan alas kaki yang sesuai dan
memakai sarung tangan serta masker apabila diperlukan
serta memahami prinsip Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik (CPKB)
3. Bangunan dan Fasilitas

Harus dipilih lokasi yang bebas banjir, jauh dari tempat


pembuangan sampah, tidak di tempat pemukiman padat
penduduk, terhindar dari pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan
Bangunan hendaklah memenuhi persyaratan konstruksi
sesuai peraturan yang berlaku seperti Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), sarana dan prasarana yang diperlukan
termasuk sarana keamanan. Perlu dilakukan upaya
untuk mencegah cemaran pabrik ke lingkungan
sekitarnya. Bila terjadi kebocoran ataupun tumpahnya
bahan baku/produk ruahan harus segera dilokalisir agar
tidak meluas
4. Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam pembuatan kosmetik


hendaklah memiliki rancang bangun yang tepat, ukuran
memadai dan sesuai dengan ukuran bets yang
dikehendaki. Peralatan tidak boleh bereaksi dengan
bahan/produk, mudah dibersihkan/disanitasi serta
diletakkan di lokasi yang tepat, sehingga terjamin
keamanan dan keseragaman mutu produk yang
dihasilkan serta aman bagi personil yang
mengoperasikan.
5. Sanitasi dan Higiene

Sanitasi dan higiene bertujuan untuk menghilangkan


semua sumber potensial kontaminasi dan kontaminasi
silang di semua area yang dapat berisiko pada kualitas
produk. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi
personalia, bangunan, peralatan dan perlengkapan,
bahan awal, lingkungan, bahan pembersih dan sanitasi
Pembersihan yang baikmempunyai peran yang sangat
penting untuk menghasilkan produk dengan
kualitastinggi dan biaya yang rendah (efisien).
6. Produksi

Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti


prosedur yang telah ditetapkan dan memenuhi
ketentuan CPKB yang menjamin senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu
serta memenuhi ketentuan izin pembuatan dan izin
edar.Produksi hendaklah dilakukan dan diawasi oleh
personil yang kompeten. Pengawasan selama
pengolahan dilakukan di area produksi oleh personil
produksi dan atau pengawasan mutu
7. Pengawasan mutu

Pengawasan mutu merupakan semua upaya


pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan
sebelum, selama dan setelah pembuatan kosmetik
untuk menjamin agar kosmetik yang diproduksi
senantiasa memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan. Bila belum tersedia fasilitas uji, dapat
dilakukan pengujian dengan menunjuk laboratorium
yang terakreditasi. Untuk menjamin kebebasan
dalam menetapkan keputusannya, maka Bagian
Pengawasan Mutu merupakan bagian yang terpisah
dari bagian produksi.
8. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya,


dipergunakan sebagai tolak ukur penilaian penerapan
pelaksanaan Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik.
Salah satu hal penting dalam menjamin mutu adalah
melaksanakan sistem dokumentasi secara teratur dan
konsisten
9. Audit internal

Audit Internal adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai


semua aspek yang berhubungan dengan pengendalian mutu
produk sesuai dengan persyaratan Cara Pembuatan Kosmetika
yang Baik (CPKB), sehingga dapat diketahui kekurangan dan
kelebihan dalam pelaksanaannya guna peningkatan mutu yang
berkesinambungan. Audit Internal dilakukan oleh tim internal
perusahaan beranggotakan minimal 3(tiga) orang atau oleh
auditor profesional independen yang ditunjuk oleh perusahaan.
Anggota tim audit internal perusahaan sebaiknya berasal dari
bagian yang berbeda.
10. Penyimpanan

Area ini akan berkaitan dengan penyimpanan bahan baku,


bahan pengemas, produk antara, produk ruahan, produk jadi,
baik dalam status karantina, ditolak, lulus uji, maupun yang
dikembalikan dari dalam atau luar pabrik. Untuk area bahan
atau produk yang dikarantina, diluluskan, ditolak, dan yang
dikembalikan dari luar pabrik hendaknya masing-masing
terpisah. Area tersebut hendaknya diberi batas secara jelas.
Pemisahan ini dapat berupa sekat, tali atau rantai, penandaan
jalur pada lantai dan sebagainya yang berfungsi sebagai sekat
11. Kontrak Produksi dan Kontrak Pengujian

Penerima kontrak adalah pihak yang mampu membuat


produksi kosmetik yang telah menerapkan Cara Pembuatan
Kosmetik yang Baik (CPKB).
Kontrak produksi merupakan salah satu upaya kemudahan
bagi setiap pelaku usaha di bidang kosmetik karena
memungkinkan untuk memproduksi kosmetik oleh industri
kosmetik lain berdasarkan kesepakatan kedua belak pihak,
selama penerima kontrak telah menerapkan CPKB. Kontrak
produksi dapat dimulai dari pengadaan bahan awal hingga
menjadi produk jadi atau dapat pula hanya pada proses
tertentu misalnya pengemasan.
12. Penanganan Keluhan dan Penarikan
Produk

Keluhan adalah laporan ketidak puasan pelanggan atau


pihak lain (internal atau eksternal) tentang cacat produk,
efek yang tidak diinginkan atau merugikan atau kejadian
merugikan terkait dengan produk yang dipasarkan.
Ide Pendirian Industri

 Lokasi Industri
Untuk mendirikan pabrik industri kosmetik tradisional perlu
pertimbangan lokasi antara lain dari segi keadaan lingkungan,
sarana prasarana, keamanan lingkungan, dan keadaan
masyarakat sekitar, dan pandangan masyarakat dalam
pemasukan daerah. Atas pertimbangan dari segi diatas kami
menemukan lokasi yang cocok yang akan di bangun di daerah
Jalan Talaga Bodas No 3 Kel . Burangrang‚ Kec. Lengkong‚
Malabar‚ Bandung‚ Jawa Barat, yang memiliki area se luas
1000.000 Ha.
Lanjutan
 Tata Letak Bangunan
Area yang kami miliki seluas 1000.000 Ha dan area yang kami
akan bangun untuk pabrik seluas 50.000 Ha. Karena nanti akan di
bangun khusus pengelolaan limbah, bangunan pabrik, bangunan
kantor, lahan parkir, taman, dan masjid serta penginapan untuk
karyawan atau mesh.
 Tata Letak Alat
Tata letak alat berdasarkan pada alur proses produksi yang sudah
tercantum pada ketentuan ketentuan.
 Menejemen dan Organisasi Industri
 Perkiraan Jumlah karyawan

No Bagian Jumlah

1 Apoteker bagian (QA dan QC) 4

2 Manager 4

3 Produksi 100

4 Teknik 20

5 Gudang 20

6 Transportasi atau Logistik 10

7 Keamanan atau Security 20

8 Kebersihan 15

9 Dan karyawan lain lain. 15

Jumlah 208 Karyawan


 Pemasaran Produk

Strategi agar industri kami lebih maju dan banyak


masyarakat yang mempercayai kosmetiknya kepada
pabrik kami. Maka pabrik kami akan bekerja sama
dengan Pedagang Besar Farmasi ( PBF) yang memiliki
cabang – cabang di setiap provinsi di Indonesia. Dan
selain itu juga perlu di pasarkan sampai ke luar negeri
atau eksport agar lebih luas.
Proses Pembuatan Kosmetik Tradisional

Produksi kosmetik tradisional ini dilaksanakan dengan


mengikuti prosedur – prosedur yang telah ditetapkan dan
harus memenuhi ketentuan dari CPKB yang menjamin mutu
produk, yang akan menghasilkan produk – produk yang
memenuhi persyaratan mutu dan memenuhi ketentuan izin
pembuatan dan izin edar.
Lanjutan

 Sanitasi dan Penanganan Limbah


Limbah harus di olah secara baik dan tidak boleh di biarkan
begitu saja, karna akan menimbulkan polusi limbah. Limbah dari
produksi kami akan kami olah di tempat yang sudah tersedia dan
dengan metode yang sudah menjadi ketentuan.
 Pengawasan Mutu

Pengawasan mutu mencakup pengambilan sampel, spesifikasi,


pengujian serta termasuk pengaturan, dokumentasi, dan prosedur
pelulusan yang memastikan semua pengujian yang releven telah
dilakukan sebelum produk di luluskan untuk di pasarkan atau di
edarkan ke masyarakat luas.
Lanjutan

 Anggaran Biaya
Anggaran biaya dalam pendirian industri kosmetik
tradisional meliputi :
 Biaya izin mendirikan pabrik

 Biaya lahan pabrik

 Biaya pembangunan gedung, sarana dan prasarana pabrik

 Biaya pajak

 Biaya pengadaan alat alat, mesin operasional pabrik

 Biaya operasional selama 1 tahun pertama

 Biaya pengadaan transportasi pabrik

 Biaya lain lain


TABEL ANGGARAN BIAYA
MODAL AWAL
investasi harta konstan dan tidak konstan satuan Jumlah satuan total
(rp.) (rp.)
Pengadaan lahan pabrik Ha 50.000 50.000 2.500.000.000

Bangunan pabrik, sarana, kantor, tempat ibadah, sarana. m2 30.000 70.000 2.100.000.000

Saran lahan jalan M 2000 7.000 14.000.000


Sarana pengolahan limbah Unit 2 1.000.000 2.000.000

Sarana pengendalian dampak lingkungan Unit 2 1.000.000 2.000.000

Listrik dan genset Unit 5 200.000 1.000.000


Sumber air Unit 5 500.000 2.500.000
Mesin, peralatan pabrik dan saran. Set 5 1.500.000 7.500.000

Pengadaan trasnportasi Unit 20 500.000 10.000.000

MODAL KERJA
Pembelian bahan baku Bulan 12 6.000.000 72.000.000

Biaya operasional Bulan 12 250.000 3.000.000


Pengadaan bahan bakar Bulan 12 70.000 840.000

Pemeliharaan gedung dan peralatan Bulan 12 10.000 120.000

TOTAL 47.014.960.000
Empat puluh tujuh milyar empat belas juta sembilan ratus enam puluh ribu rupiah.
Proyeksi Rugi Laba
 Pendapatan dan Penjumlahan (Rp.000)
 Total Pendapatan Per tahun = 300.540.000
 Biaya Penyusutan

BIAYA PENYUSUTAN

Lama Per tahun Nilai (Rp.per tahun)

Pengadaan Lahan Pabrik -

Bangunan pabrik, sarana ibadah dan 25 2.500.000


sarana pegawai

Sarana jalan pabrik 25 900.000

Sarana pengelolahan limbah 25 5.000

Sarana pengendalian dampak 25 30.000


lingkungan

Listrik dan genset 10 350.000

Sumber air 15 500.000

Mesin, peralatan pabrik dan sarana 15 600.000


penunjang

Transportasi 10 2.000.000

TOTAL 88.650.000
 Biaya Langsung Per Tahun

Biaya Pembelian Bahan Baku 72.000.000

Biaya Operasional 3.000.000

Pengadaan Bahan Bakar 840.000

Pemeliharaan Gedung dan 120.000


Alat
TOTAL 75.960.000

Laba bersih sebelum penyusutan = Pendapatan – Biaya Langsung


= Rp. 300.540.000 – 75.960.000
= Rp. 224.580.000
Laba bersih sesudah penyusutan = Rp. 224.580.000 – 75.960.000
= Rp. 148.620.000
Pajak Penghasilan 15% = Rp. 22.293.000
Laba Bersih setelah pajak per tahun = Rp. 126.327.000
BEP (Break Event Point)

 BEP = Biaya Tetap/1- (biaya variabel/hasil penjualan)


= (3.475.500)/1- (88.650.000/300.540.000)
= 10.567.000.000
 Hasil ini menunjukan bahwa saat pendapatan
diperoleh Rp. 10.567.000.000 merupakan titik di
mana perusahaan tidak untung dan tidak rugi.
ROI (Return of Investasi)

 ROI = Keuntungan bersih/Modal produksi x 100%


= 126.327.000/47.014.960.000 x 100%
= 27 %
 Dalam 1 tahun ROI mencapai 27% menunjukan perputaran
usaha sudah dapat mengembalikan modal produksi sebesar
27% ini sudah baik sekali.
B/C (Benefit Cost Rasio)

 B/C = Penerimaan kotor (hasil penjualan)/Biaya Total


= 300.540.000/76.000.000
= 3,95
 Hasil ini menunjukan dalam waktu 1 tahun usaha
menghasilkan penjualan 3,95% dari modal yang dikeluarkan
ini sudah baik sekali.
Analisis SWOT

 Strenght (Kekuatan)

PT. Elok Kosmetik memiliki karyawan yang berkompeten dalam


bidangnya, dalam proses rekrutmen PT. Elok Kosmetik sangat
selektif pada perekrutan karyawannya dikarenakan perusahaan
membutuhkan seorang yang ahli agar dapat menunjang
keberlangsungan dari perusahaan ini
Selain itu dengan adanya program pelatihan dan bimbingan secara
terus menerus membuat PT.Elok Kosmetik senantiasa dapat
berkembang dan berinovasi mengikuti perkembangan zaman
 Weakness (Kelemahan)

PT. Elok Kosmetik merupakan perusahaan baru. Kerja


sama dengan perusahaan lain baik dalam negeri maupun
di luar negeri masih belum banyak. Dengan kekurangan
ini kami bertekad untuk memperluas kerja sama kami
dengan berbagai pihak termasuk pemerintah,
perusahaan obat atau perusahaan vaksin lain agar
perusahaan dapat terus mengembangkan inovasinya
dalam pembuatan vaksin.
 Opportunity (Kesempatan)

Seiring dengan perkembangan zaman, kosmetik


merupakan hal yang paling penting bagi kaum perempuan
bahkan sudah menjadi kewajiban. Oleh karena itu
perusahaan kami terus berinovasi untukmengembangkan
suatu produk yang dapat memberikan manfaat atau
khasiat kepada masyarakat. Selain itu perusahaan ini juga
harus mempunyai hubungan baik dengan customer
maupun konsumen agar produk tersebut bisa dipasarkan
ataupun di gunakan dengan baik.
 Threat (Ancaman)
Adanya Industri kosmetik lain yang sudah berdiri lebih
dahulu dan telah dikenal turun temurun oleh masyarakat

Anda mungkin juga menyukai