Setiap kosmetika hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar dari
Menteri. Izin edar yang dimaksud berupa nitifikasi. Notifikasi dilakukan sebelum
kosmetika beredar oleh pemohon kepada Kepala Badan. Pemohon yang
dimaksud:
1. Izin produksi kosmetika, izin usaha industry, atau tanda daftar industry
sudah tidak berlaku, atau Angka Pengenal Impor (API) sudah tidak
berlaku.
2. Berdasarkan evaluasi, kosmetika yang telah beredar tidak memnuhi
persyaratan teknis.
3. Atas permintaan pemohon notifikasi.
4. Perjanjian kerjasama antara pemohon dengan perusahaaan pemberi
lisensi/industri penerima kontrak produksi, atau surat penunjukkan
keagenan dari produsen Negara asal sudah berakhir dan tidak
diperbaharui.
5. Kosmetika yang telah beredar tidak sesuai dengan data dan/atau dokumen
yang disampaikan pada saat permohonan notifikasi.
6. Pemohon notifikasi tidak memprodukasi, atau mengimpor dan
mengedarkan kosmetika.
Izin produksi kosmetika adalah izin yang harus dimiliki oleh pabrik kosmetika
untuk melakukan kegiatan pembuatan kosmetika. Industri kosmetika adalah
industry yang memproduksi kosmetika yang telah memiliki izin usaha industry ata
tanda daftar industry sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Izin
produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang
akan dibuat. Izin produksi dibedakan atas 2 (dua) golongan sebagai berikut :
Surat permohonan
Fotokopi izin usaha industry atau tanda daftar industry yang telah
dilegalisir
Nama direktur/pengurus
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) direksi perusahaan/pengurus
Susunan direksi/pengurus
Surat pernyataan direksi/pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
Fotokopi akta notaris pendirian perusahaan yang telah disahkan sesuai
ketentuan perundang-undangan
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala Badan
Bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang dibuat
Daftar peralatan yang tersedia
Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai apoteker penanggung jawab
Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) penanggung
jawab yang telah dilegalisir
Surat permohonan
Fotokopi izin usaha industry atau tanda daftar industry yang telah
dilegalisir
Nama direktur/pengurus
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) direksi perusahaan/pengurus
Susunan direksi/pengurus
Surat pernyataan direksi/pengurus tidak terlibat dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi
Fotokopi akta notaris pendirian perusahaan yang telah disahkan sesuai
ketentuan perundang-undangan sepanjang pemohon berbentuk badan
usaha
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Denah bangunan yang disahkan oleh Kepala Badan
Bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang dibuat
Daftar peralatan yang tersedia
Surat pernyataan kesediaan bekerja sebagai apoteker penanggung jawab
Fotokopi ijazah dan Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) penanggung
jawab yang telah dilegalisir
Kosmetika dapat diiklankan setelah mendapat izin edar berupa notifikasi dari
kepala badan. Iklan harus mengacu kepada :
Iklan dapat dipublikasikan melalui media elektronik, media cetak atau media luar
ruang. Iklan harus :
a) Rutin
b) Berdasarkan kasus
c) Berdasarkan pengaduan masyarakat
a. Peringatan tertulis
b. Perintah penghentian tayang iklan
c. Penarikan da/atau pemusnahan media iklan meliputi poster atau selebaran,
leaflet, stiker, buklet, pamphlet, spanduk, banner, sarung dan yang
sejenisnya
d. Larangan mengiklankan produk
e. Penghentian sementara kegiatan produksi/distribusi/importasi produk yang
melanggar iklan
f. Pembatalan notifikasi terhadap produk yang melanggar iklan.
(BPOM, 2016).
Hal yang Dilarang dalam Iklan
a. Bahasa
Menggunakan kata-kata “mngobati”, “menyembuhkan” dan/atau
kata/kalimat yang bermakna sama seolah=olah untuk mengobati
suatu penyakit.
Menggunakan kata “halal” bila kosmetika belum memperoleh
sertifikat resmi dari otoritas berwenang.
Menggunakan kata-kata “aman”, “bebas”, “tidak berbahaya”,
“tidak ada efek samping” dan/atau kata/kalimat yang bermakna
sama.
Menggunakan kata “ampuh” dan/atau kata yang bermakna sama.
Menggunakan kata-kata “satu-satunya”, “nomor satu”, “terkenal”,
“top”, “paling”, dan/atau yang bermakna sama, bila dihubungkan
dengan manfaat produk.
Menggunakan kata “jauh lebih” dan/atau kata/kalimat yang
bermakna sama, yang dihubungkan dengan manfaat produk kecuali
jika dibandingkan dengan produknya sendiri dan dinyatakan
dengan jelas.
b. Norma
Bertentangan dengan norma kesusilaan dan ketertiban umum.
Menggunakan bendera, lambang Negara dan/atau lagu kebangsaan.
Menampilkan secara tidak layak (yang bersifat merendahkan)
pahlawan nasional dan/atau monument kenegaraan.
Membiarkan bentuk diskriminasi apapun termasuk yang
berdasarkan etnis, kebangsaan, agama, gender, usia, difabel,
profesi/pekerjaaan, penyakit, atau orientasi seksual.
Merendahkan perusahaan, organisasi, industri atau aktivitas
komersial, atau produk lain.
Mengeksploitasi erotisme atau seksualitas.
Membuat hal yang mungkin mendukung aksi kekerasan,
membenarkan dan/atau membiarkan kekerasan tersebut.
Mengeksploitasi kemalangan, penderitaan dan/atau kekhawatiran
masyarakat.
Menimbulkan atau mempermainkan rasa takut, maupun
memanfaatkan kepercayaan orang terhadapat takhayul.
c. Pemeran Iklan
Dipernkan dengan mencntumkan identitas, menggunakan atribut
dan/atau lokasi yang terkait profesi/otoritas kesehatan.
Diperankan oleh pejabat Negara pada iklan komersial produk
maupun korporasi.
Diperagakan oleh bayi, kecuali untuk kosmetika sediaan bayi.
d. Data Riset dan Statistika
Mengolah data riset sedimikian rupa sehingga tampilannya dalam
iklan menyesatkan masyarakat dan/atau memanipulasi data.
Menyalahgunakan masyarakat dan/atau memanipulasi data.
Menggunakan tanda bintang (*) atau tanda lain yang bermakna
sama apabila digunakan untuk menyesatkan, atau membingungkan
masyarakat. Pencantuman penjelasan dari tanda bintang (*) atau
tanda lain yang bermakna sama haus dibuat sedemikian rupa,
sehingga dapat lebih memperjelas pernyataan yang dimaksud dan
relevan. Tanda bintang (*) atau tanda lain yang bermakna sama
harus mudah dibaca.
e. Testimony dan Rekomendasi
Memberikan testimony yang mewakili orang lain, lembaga,
kelompok, golongan atau masyarakat luas.
Menggunakan rekomendasi dari suatu laboratorium, lembaga riset,
instansi pemerintah, organisasi profesi kesehatan atau kecantikan
dan/atau tenaga kesehatan.
Membuat nama, logo/lambang adan/atau identitas dari
kementerian/lembaga dan laboratorium/instansi yang melakukan
analisis data serta menegluarkan sertifikat terhadap kosmetika,
dikecualikan untuk logo dengan nama yang melekat menjadi satu
kesatuan (misalkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia).
f. Pernyataan yang Terkait Klaim Kosmetika
Mencantumkan pernyataan mengenai fungsi di luar dari fungsi
kosmetika seperti menggunakan istilah yang bermakna pencegahan
dan/atau pengobatan penyakit arau hal lain yang terkait dengan
kondisi patologis.
Mencantumkan pernyataan tidak mengandung nama bahan yang
diperbolehkan dalam kosmetika, dikecualikan untuk bahan yang
terkait dengan budaya, agama.
Mencantumkan pernyataan tidak mengandung bahan yang dilarang
dalam kosmetika.
Mencantumkan nilai dan/atau jangka waktu tertentu untuk
mendapatkan manfaat kecuali bila telah tercantum dalam template
notifikasi.
Menjanjikan hasil mutlak seketika jika ternyata penggunaanya
harus digunakan secara teratur dan terus-menerus.
Menyatakan “telah dilakukan uji klini” atau kalimat yang
bermakna sama, kecuali bila telah tercantum dalam template
notifikasi.
g. Lain-lain
Memuat ekspresi dan/atau tindakan berlebihan yang berpeluang
untuk ditiru/membahayakan terutama ank-anak.
Memberikan pernyataan garansi tentang manfaat.
Menampilkan merk produk pada iklan layanan masyarakat. Untuk
iklan jenis ini hanya boleh menampilkan nama perusahaan.
(BPOM, 2016).
1. Pada setaip akhir iklan harus mencantumkan spot iklan sebagai berikut :
A. FORMULIR 1
B. FORMULIR 2
C. FORMULIR 3
D. FORMULIR 4
E. FORMULIR 5
F. FORMULIR 6
G. FORMULIR 7
H. FORMULIR 8
I. FORMULIR 9
J. FORMULIR 10
K. FORMULIR 11