ANGGOTA : MAUDI AGUSTIN SELMA MUNGGARAY YUDI WARDIMAN Pengertian (BPOM)
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah lembaga
pemerintah yang bertugas melakukan regulasi, standarisasi dan sertifikasi produk makanan dan obat yang mencakup keseluruhan aspek pembuatan, penjualan, penggunaan dan keamanan makanan, obat- obatan, kosmetik dan produk lainnya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM ) adalah sebuah
lembaga di Indonesia yang bertugas mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia Sistem pengawasan obat dan makanan (sisPOM) yang efektif dan efisisen yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk- produk dengan tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam negri maupun di luar negri. Untuk ini telah dibentuk badan POM yang memiliki jaringan nasional dan internasional seta kewenangan penegakan hukum dan memiliki kredibilitas profesional yang tinggi Menurut peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan RI nomor HK.00.05.1.23.35.16 tentang izin edar produk obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen, makanan dan makanan yang bersumber mengandung dari bahan tertentu dan atau mengandung alkohol. Fungsi BPOM
Pengaturan, regulasi, dan standarisasi
Lisensi dan sertifikasi industri dibidang farmasi berdasarkan cara-cara produksi yang baik Evaluasi produk sebelum diizinkan beredar Post marketing vigilance termasuk sampling dan pengujian laboratorium, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, penyidikan dan penegakan hukum Pre-audit terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan Riset terhadap pelaksanaan kebijakan pengawasan obat dan makanan Komunikasi, informasi dan edukasi publik termasuk peringatan publik Badan pengawas obat makanan adalah lemabaga non departemen yang bertanggung jawab langsung pada presiden RI dalam menjalankan tugasdan fungsinya. Dengan memakai atribut obat dan makanan Tujuan pengawasan obat dan makanan
Kepastian perlindungan kepada konsumen masyarakat terhadap
produksi, peredaran dan penggunaan sediaan farmasi dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan khasiat Memperkokoh perekonomian nasional dengan meningkatkan daya saing industri farmasi dan makanan yang berbasi pada keunggulan Budaya organisasi : untuk membangun organisasi yang efektif dan efisien, budaya organisasi BPOM dikembangkan dengan nilai-niali dasar sebagai berikut : - profesionalisme - kredibilitas - kecepatan (speed) - kerjasama (teamwork) Prinsif dasar sistem pengawasan obat dan makanan (SISPOM)
Tindakan pengamanan cepat, tepat, akurat dan profesional
Tindakan dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko dan berbasis bukti- bukti ilmiah Lingkup pengawasan bersifat menyeluruh, mencakup seluruh siklus proses Berskala nasional/lintas profinsi, dengan jaringan kerja internasional Otoritas yang menunjang penegakan supremasi hukum Memiliki jaringan laboratorium nasional yang kohesif dan kuat yang berkolaborasi dengan jaringan global Memiliki jaringan sistem informasi keamanan dan mutu produk Badan Pengawas Obat dan Makanan Keputusan presiden RI No. 103 tahun 2001 tentang kedudukan, tugas, kewenangan, susunan organisasi lemabaga pemerintah non departemen sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan peraturan presiden RI No. 64 tahun 2005. Tugas melaksanakan tugas pemerintahan dibidang pengawasan obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi : - pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional dibidang pengawasan obatdan makanan - pelaksanaan kebijakan tertentu dibidang pengawasan obat dan makanan - koordinasi kegiatan fungsional dalam melaksanakan tugas BPOM - pemantauan, pemberian, bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan insransi pemerintah dan masyarakat dibidang pengawasan obat dan makanan Landasan hukum penyidik pegawai negeri sipil BPOM
1. Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana
2. Undang-undang No. 23 tahun 1992, tentang kesehatan 3. Undang-undan No.7 tahun1996, tentang pangan 4. Undang-undang No. 8 tahun 1999, tentang perlindungan konsumen 5. Peraturan pemerintah No. 72 tahun 1998, tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan 6. Peraturan pemerintah No. 69 tahun 1999, tentang label dan iklan pangan 7. Peraturan pemerintah No. 28 tahun 2004, tentang keamanan mutu dan giji pangan Dukungan kejaksaan agung dalam kaitan dengan BPOM. OSE Jaksa Agung RI-003/A/JA/09/2007, tanggal 27 september 2007, tentang perkara penting tindak pidana lain. Tindak pidana obat dan makanan dikategorikan sebagai salah satu dari 21 tindak pidana penting lainnya. Pengendalian perkara obat dan makanan berada dalam satu tangan yaitu jaksa agung cq JAM Pidum Intruksi jaksa agung RI No.INS-004/J.A/3/1994, tanggal 9 maret 1994 jo SE JAM PidumNO. R-16/E/3/1994, tentang pengendalian perkara penting tindak pidana umum Penanganan perkara obat dan makanan mulai dari tahap pra penuntunan, penuntunan dan uheksi harus dilaporkan pada jaksa agung Ri Wewenang badan pengawas obat dan makanan
Penyusunan rencana nasional secara makro dibidangnya
Perumusan kebijakan dibidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro Penetapan sistem informasi dibidangnya Penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan (zat aktif) tertentu untuk makanan dan penetapan pedoman peredaran obat dan makanan Pemberi izin dab pengawasan peredaran obat serta pengawasan industri farmasi Penetapan pedoman konservasi pengembangan dan pengawasan tanaman obat