A. WAKTU PELAKSANAAN
Praktek Kerja Profesi Apoteker di Rumah Sakit Muhammadiyah
Lamongan periode April-Mei 2016 berlangsung selama 2 bulan. Mahasiswa
PKPA ditempatkan di Logistik Farmasi, Farmasi Klinik, Depo Farmasi 1 dan
2 secara bergantian. Selain itu, Mahasiswa PKPA juga ditempatkan di ruang
keperawatan yang meliputi ruang Marwah, Shofa, Sakinah dan Zam-Zam
untuk analisis terapi. Kegiatan PKPA dilakukan pada setiap hari kerja, yakni
hari Senin sampai Sabtu pukul 07.00-14.00 WIB.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) merupakan media untuk
membekali calon Apoteker dalam menghadapi masalah pelayanan kesehatan
yang terjadi di rumah sakit. Pelaksanaan PKPA di rumah sakit merupakan
kesempatan bagi calon Apoteker untuk melihat langsung praktek kefarmasian
dan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah. Dengan adanya
Praktek Kerja Profesi Apoteker diharapkan menjadi bekal pengalaman dan
pengetahuan bagi calon Apoteker sebelum terjun langsung ke lapangan
sehingga dapat menghasilkan Apoteker berkualitas yang memenuhi
persyaratan kompetensi Apoteker, serta memiliki kemampuan memberikan
pelayanan kefarmasian secara profesional dan bertanggung jawab.
Pembekalan meliputi pelaksanaan pretest dan pembekalan materi. Pretest
dilakukan pada hari pertama PKPA, yaitu hari Kamis tanggal 7 April 2016.
Pretest dilakukan di secara tertulis. Selanjutnya mahasiswa PKPA diberi
pembekalan materi. Materi yang diberikan pada saat pembekalan dapat dilihat
pada Tabel 1.
Materi
Pre test
Pemateri
08.00-08.20
08.20-09.00
09.00-10.00
10.00-10.30
10.30-12.00
12.00
12.30-13.30
13.30-14.00
kecuali
obat-obat
tertentu
misalnya
obat
tidur
atau
dilanjutkan
Monitoring kepatuhan pasien untuk minum obat menjadi tanggung
tersebut (IGD/poli)
Monitoring alergi menjadi tanggung jawab bersama dokter, perawat dan
farmasis.
Jika terdapat riwayat alergi maka petugas ruangan yang pertama
mengetahui mendokumentasikannya di rekam medis mencakup
mencentang tanda garputala, menulis nama obat dan manifestasi alergi
di DMK1, jika alergi terjadi saat MRS maka mengisi di DMK 9 dan
mengkomunikasikan dengan petugas farmasi klinis untuk diberi kartu
lembar
kontrol
perencanaan
digunakan
untuk
melakukan
berupa
telepon,
hal
ini
memudahkan
untuk
suhu
dan
kestabilan,
mudah
terbakar/meledak,
Pengendalian
keamanan
dilakukan
dengan
pengawasan
perbekalan
farmasi.
Faktor-faktor
yang
perlu
perencanaan,
pengadaan,
penerimaan,
penyimpanan,
Bahan
Jalan,
dan
permintaan
Ruangan
(Ruang
Perawatan,
Always
: Jumlah item 20%, jumlah nilai mencapai 75%
Better: Jumlah item 30%, jumlah nilai mencapai 20%
Control
: Jumlah item 50%, jumlah nilai 5%.
untuk
Pengadaan
Pengadaan
merupakan
kegiatan
untuk
merealisasikan
arsip
logistik
farmasi
dan
keuangan),
kemudian
Sediaan
Farmasi, Alat
infus
Suhu Ruangan terkendali (AC/< 25o C).
Contoh : sediaan padat (kapsul, tablet, kaplet), sirup
untuk
mempermudah
pengambilan
obat
serta
mempermudah
pengecekan
kebutuhan
kembali
(Repackaging)
merupakan
kegiatan
persediaan
Sediaan
Farmasi,
Alat
terhadap kegiatan
pengelolaan
meliputi
perencanaan
kebutuhan,
pengadaan,
penerimaan,
hukum,
akreditasi
mengevaluasi
produktifitas,
dan
beban
manajemen
kerja,
yang
pengeluaran
baik,
biaya,
Pasien Rawat
Jalan
Pasien Rawat
Inap
Penerimaan
Resep
Pulang
Pengkajian
Resep
Penyerahan
Obat / Alkes
Tablet Puyer
Ruang FK /
Perawat
Petugas FK /
Perawat
Penyerahan
Obat / Alkes
Penentuan
Harga
Gambar . Alur Pelayanan Depo Farmasi RSML
Pelayanan Obat
Pelayanan Obat
dan Alkes
dan Alkes
Depo Farmasi 1
Nomor Antrian
Racikan (A)
Pemberian Harga
Persetujuan Harga
Warna merah digunakan untuk obat yang tidak aman pada wanita
dengan makanan,
Warna putih digunakan untuk obat yang tidak ada kemiripan (BSL,
DSL, LA, dan SA), tidak ada interaksi dengan obat, makanan serta
aman untuk wanita hamil.
Untuk menjamin kualitas dan stabilitas produk, obat juga disimpan
bahwa
almari
prescribing.
Kelebihan
sistem
distribusi
individual
dengan
Pemberian
Informasi
Obat
(PIO),
Konseling
terjadi kesalahan
dalam penggunaan
obat
dan
pengetahuan
pasien
tentang
fungsi
obat,
cara
Terdapat dua macam resep yang ada di rawat inap yaitu resep non
ekspedisi dan resep ekspedisi. Resep non ekspedisi yaitu pembelian
resep oleh keluarga pasien sendiri, contohnya resep dari IGD, resep
tambahan untuk ruang perawatan non kelas dan resep tambahan untuk
IPI. Sedangkan resep ekspedisi yaitu pelayanan resep dimana resep
tidak diberikan pada keluarga pasien tetapi langsung dilayani di depo
obat dan obat diantar oleh petugas pada keluarga pasien.
Pelayanan obat di Depo Farmasi 2 harus menjamin pemberian
obat yang benar dan tepat pada pasien sesuai dengan dosis dan jumlah
yang tertulis pada resep serta dilengkapi dengan informasi yang jelas.
Untuk menunjang ketepatan pasien maka dilakukan identifikasi
dengan nomor tunggu / nomor antrian. Pelayanan resep diawali
dengan melakukan skrining resep. Resep yang masuk ke Depo
Farmasi harus lengkap dan benar menyangkut data dan identitas
pasien pada lembar resep yaitu ID pasien, nama pasien, ruangan/ asal
resep, tanggal dan nama dokter yang memeriksa. Pembelian obat
keras, narkotik dan psikotropika dilayani bila ada resep asli dari
dokter.
Depo Farmasi 2 melayani ruang perawatan Shofa, Marwah non
kelas, Sakinah, Zam- Zam, IBS, dan UPPA. Pelayanan resep IBS
untuk pasien Zam-Zam, Sakinah, Multazam, IPI dengan cara diantar
oleh petugas khusus dari Depo Farmasi 2 ke ruang IBS. Sedangkan
untuk pasien umum diambil oleh keluarga pasien di Depo Farmasi 2
yang selanjutnya diantarkan ke ruang IBS. Pelayanan resep untuk
ruang selain IBS yaitu sebagai berikut:
Pemberian Harga
penyiapan obat
. Alur Pelayanan Resep Rawat Inap untuk Shofa
Obat diantar ke kamar Gambar
pasien
oleh PK
Cek oleh FKRI
Depo Farmasi 2
Pemberian Harga
penyiapan
Gambar . Alur Pelayanan Resep Marwah Non Kelas, Sakinah, Zam-Zam,
UPPA
obat
Obat diantar
kamar
pasien
oleh
c. ke
Alur
Penyiapan
Resep
di PK
Depo Farmasi 2
1) Resep dari ruang perawatan
Petugas Khusus (PK) di Depo Farmasi 2 mengambil resep yang
terdapat pada ruang perawatan, sedangkan untuk ruang Shofa
mengambil perencanaan obat di Ruang Farmasi Klinis 2.
2) Entry Data dan Pemberian harga
Entry data dilakukan oleh Tenaga Teknis Kefarmasian yang
meliputi no ID pasien, nama pasien, alamat pasien, ruang
perawatan, nama obat & alkes, jumlah obat & Alkes dan total
harga. Kemudian dilakukan pencetakan nota yang selanjutnya di
tempel/dijadikan satu dengan resep.
3) Penyiapan Perbekalan Farmasi
Penyiapan Perbekalan Farmasi dilakukan sesuai dengan yang
tertulis dalam resep. Untuk obat racikan (puyer dan kapsul)
diserahkan ke bagian compounding untuk dilakukan pencampuran
obat. Petugas yang melakukan peracikan menggunakan Alat
Perlindungan Diri (APD) seperti masker dan tutup telinga.
Pencampuran obat dilakukan menggunakan blender. Setiap
melakukan peracikan baik sebelum maupun sesudah dipakai,
blender
disterilkan
menggunakan
alkohol.
Petugas
yang
obat injeksi dan alkes. Sedangkan untuk obat oral ditulis aturan
pakai dari obat tersebut.
5) Verifikasi
Setelah obat dan alkes lengkap, lalu dilakukan pengecekan ulang
terhadap obat & alkes yang sudah disiapkan. Tujuannya untuk
meminimalkan kesalahan pemberian obat dan alat kesehatan.
Obat dan alat kesehatan
6) Pengemasan
Setelah selesai dilakukan verifikasi, obat dan alkes dimasukkan
ke dalam tas yang telah disedikan untuk pasien rawat inap dengan
disertai pemberian identitas pasien.
7) Distribusi obat dan alat kesehatan ke ruang perawatan
Obat dan alat kesehatan yang disiapkan berdasarkan resep yang
berasal dari ruang perawatan, didistribusikan ke masing-masing
ruang perawatan oleh Petugas Khusus di Depo Farmasi 2.
Alur pelayanan resep rawat inap yang ada di Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan sudah berjalan baik dengan memberikan
inisial nama pada tiap alur yang melakukan pelayanan.
d. Alur Pelayanan Pasien Pulang
Pelayanan pada pasien yang akan pulang dengan cara keluarga
pasien datang langsung ke Depo 2 untuk menebus obat yang akan
dibawa pulang. Obat yang sudah tidak terpakai lagi di ruang
perawatan bisa di retur (dikembalikan) ke Depo Farmasi 2.
Pengembalian obat atau alkes yang tidak digunakan lagi oleh pasien
bertujuan untuk mencegah medication error. Pada saat pasien
melakukan retur, barangnya harus dibawa (tidak boleh menyusul).
Kemudian teliti antara kesesuaian memo retur dengan barang yang
dibawa serta kelayakan barang yang di retur. Alurnya yaitu sebagai
berikut:
Ruang
Perawatan
FK
(Memo Retur)
DEPO
FARMASI 2
Lamongan
meliputi
perencanaan,
penerimaan,
K
A
S
I
R
d) Bentuk Sediaan
Tablet
Sirup
Injeksi
Infus
Obat luar
Dipisah
Untuk
obat-obat
LASA
(Look
Alike
Sound
Alike)
dilakukan
dengan
cara