INSTANSI PEMERINTAHAN
DI
DINAS KESEHATAN BANYUMAS& PUSKESMAS RAWALO
PERIODE FEBRUARI 2016
Disusun Oleh :
1. Eni Susanti
(1508020124)
(1508020132)
HALAMAN PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan
rahmat,taufik
dan
hidayah-Nya
sehingga
penyusun
dapat
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
ii
iii
vii
viii
ix
1
2
3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
4
5
6
6
7
21
21
22
23
24
26
27
29
29
33
39
47
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
47
47
48
LAMPIRAN .....................................................................................................
49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Kabupaten Banyumas..........................................................
7
6
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Ketenagaan di Puskesmas Rawalo Tahun 2014 ...........................
25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.
Sarana
&
Prasarana
UPKF
Banyumas ............................. 50
Lampiran
2.
Keadaan
UPKF
Banyumas ............................................... 51
Lampiran
3.
Gudang
Rawalo ......................................
Lampiran
4.
obat
Puskesmas
53
Loket
obat
Puskesmas
Rawalo .......................................... 54
Lampiran
5.
Resep
Etiket ..................................................................
Lampiran
6.
&
55
Kartu
stok
obat ................................................................... 56
Lampiran
7.
Format
Rawalo ...................................
Lampiran
8.
9.
Puskesmas
harian
pemakaian
bulanan
pemakaian
permintaan
kekurangan
57
Rekapan
obat .........................................
Lampiran
LPLPO
58
Rekapan
obat .......................................59
Lampiran
10.
Lembar
obat ................................
Lampiran
60
11.
Obat
Kadaluwarsa ............................................................. 61
Lampiran 12. Laporan Penggunaan Obat Generik (Askes)......................
62
63
64
65
66
67
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, masyarakat saat ini semakin peduli dengan
situasi kesehatan dan hasil pembangunan kesehatan yang telah dilakukan oleh
pemerintah terutama terhadap masalah- masalah kesehatan yang berhubungan
langsung dengan kesehatan mereka dikarenakan kesehatan menyangkut hajat
hidup
masyarakat
luas.
Berdasarkan
Undang-Undang
Republik
secara
fisik,
mental,
spritual
maupun
sosial
yang
kesehatan
masyarakat
dalam
bentuk
pencegahan
penyembuhan
penyakit
(curative),
pemulihan
kesehatan (rehabilitative).
Undang-undang No 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah yang
mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah
mengandung konsekuensi bahwa masing-masing daerah harus memiliki sistem
informasi kesehatan sendiri. Produk dari sistem kesehatan salah satunya profil
kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten merupakan unsur pelaksana pemerintah
daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kesehatan Kabupaten dilengkapi dengan
berbagai bidang yang menunjang pelaksanaan teknis seperti Bidang Pembinaan &
Lingkungan, Bidang Pembinaan & Pengendalian Kemitraan dan Promosi
Kesehatan, Bidang Pembinaan & Pengendalian SDK, Unit Pelaksana Teknis.
Pelayanan
kesehatan
yang
diselenggarakan
oleh
pemerintah
kabupaten
merupakan
tanggung
jawab
Dinas
yaitu
Pengelolaan
menyediakan
obat
data
(kegiatan
dan
informasi
perencanaan,
obat
dan
penerimaan,
dengan
pekerjaan
kefarmasian
yang
akan
B. Tujuan PKPA
Praktek
Kerja
Profesi
Apoteker
(PKPA)
di
Lembaga
calon
apoteker
agar
memiliki
wawasan,
C. Manfaat PKPA
Praktek
Kerja
Profesi
Apoteker
(PKPA)
di
Lembaga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
paling
luas
yaitu
sekitar
10.534
Ha,
sedangkan
Kecamatan
Purwokerto
Barat
merupakan
kecamatan
yang
2. Di sebelah Selatan
: Kab. Cilacap
3. Di sebelah Barat
4. Di sebelah Timur
: Kab.Purbalinggadan Kabupaten
Banjarnegara
Topografi Kabupaten Banyumas lebih dari 45% merupakan
daerah dataran yang tersebar di bagian tengah dan selatan serta
membujur dari barat ke timur. Ketinggian wilayah di Kabupaten
Banyumas sebagian besar berada pada kisaran 25-100M dari
permukaan laut yaitu seluas 42.310,3 Ha dan 100-500 M dari
permukaan laut yaitu seluas 40.385,3 Ha. Kabupaten Banyumas
mempunyai iklim Tropis basah dengan rata-rata suhu udara
25,5oC. Suhu minimum sekitar 24,4 oC dan suhu maksimum
sekitar 30,9oC.Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis
basah dengan rata-rata suhu udara rata-rata 26,5
C, suhu
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Banyumas.
Dinas
Sekretaris
melaksanakan
Daerah,
kewenangan
mempunyai
dibidang
tugas
pokok
kesehatan.
Dinas
dan
menggerakkan
masyarakat
untuk
mendekatkan
pelayanan
kesehatan
kepada
menciptakan
lingkungan
sehat
serta
kerja
sama
lintas
program
dan
lintas
sektoral.
3. Kebijakan Mutu
Dinas
untuk
kesehatan
meningkatkan
Kabupaten
kepuasan
Banyumas
masyarakat
berkomitmen
dengan
cara
asas
otonomi
dan
tugas
pembantuan.
Dinas
Organisasi
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Banyumas
Dinas
Daerah,
Struktur
Organisasi
Dinas
Kesehatan
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SEKRETARIAT
SUBBAGIAN
BINA PROGRAM
S. Pencegahan
Penyakit &
Kejadianluar Biasa
Seksi Pengendalian
Penyakit
SUBBAGIAN
UMUM
SUBBAGIAN
KEUANGAN
Seksi Kia
Seksi Pengemangan
SDM Kesehatan &
Organisasi Profesi
Seksi Penyehatan
Lingkungan
ketentuan
yang
berlaku
guna
terwujudnya
manusia,
obat
dan
perbekalan,
pemberdayaan
manusia,
masyarakat
obat
serta
dan
perbekalan,
manajemen
pemberdayaan
kesehatan
Melalui
tugas
dari
sekretaris
dinas
yaitu
pelayanan
surat
menyurat,
kearsipan,
perpustakaan,
bahan
pembinaan,
evaluasi
pengoordinasian
dan
pelaporan
perencanaan,
kegiatan
berlaku guna
Dinas
menunjang
pelayanan
administrasi
keuangan
Dinas
pelaksanaan
pelayanan
perpustakaan,
surat
kehumasan,
menyurat,
keprotokolan,
tugas
mengoordinasikan
penyiapan
10
tugas
menyiapkan
penyelenggaraan
tugas
menyiapkan
penyelenggaraan
status
kesehatan
ibu
dan
anak
serta
Luar
Biasa
(KLB),
pengendalian
penyakit
dan
11
pengamatan
penyakit
tidak
menular
serta
tugas
melalui
pemberantasan
kesakitan,
Menyelenggarakan
pelaksanaan
penyakit
kematian,
guna
dan
pengendalian
pencegahan
menurunnya
kecacatan
akibat
dan
angka
penyakit
menular.
c. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan
Rincian
tugas
menyelenggarakan
penyehatan
pemberdayaan
pembiayaan
promosi
dan
jaminan
kesehatan
guna
masyarakat
kesehatan
sinkronisasi
dankemitraan,
masyarakat,
dan
serta
optimalisasi
pelayanan kesehatan.
12
a. Kepala
Seksi
Pemberdayaan
Masyarakat
Dan
Kemitraan
Ringkasan
tugas
menyelenggarakan
kegiatan
hidup
sehat
bersumber
dan
daya
mengembangkan
masyarakat
dan
upaya
menjalin
tugas
menyelenggarakan
pengelolaan,
tugas
yaitu
mengkoordinasikan
pengelolaan
farmasi,
lembaga
pendidikan
13
penyelenggaraan
minuman,
manajemen
kesehatan
serta
pengawasan
informasi
makanan
dan
penyelenggaraan
dan
pengembangan
pelayanan
izin
atau
pembinaan
lembaga
pendidikan
kesehatan,
serta
rekomendasi
menyelenggarakan
bidang
pelayanan
kesehatan
izin
yang
atau
menjadi
tenaga,
sarana
prasarana
kesehatan
dan
Seksi
Farmasi,
Makanan,
Minuman
Dan
Perbekalan Kesehatan
Ringkasan tugas yaitu menyelenggarakan perencanaan
dan pengadaan obat, alat dan perbekalan kesehatan,
pembinaan farmasi, apotek, toko obat, pedagang besar
farmasi,
penyalur
pembinaan
alat
kesehatan,
dan pengawasan
menyelenggarakan
produksi
pangan industri
dan
perbekalan
kesehatan
guna
menjamin
14
dengan
farmasi,
pengawasan
makanan,
pengambilan
sampling/
contoh
setempat
sarana
pemeriksaan
evaluasi
penyelenggaraan
penyelenggaraan
pengelolaan
pengawasan
makanan,
pembinaan
petugas
pengelola
farmasi
tugas
menyelenggarakan
pengelolaan
Perbekalan
Alat
Kesehatan
dan
Farmasi
Struktur
dan
Organisasi
Farmasi
Dinas
Unit
Perbekalan
Kesehatan
Alat
Kabupaten
Membuat
rencana,
program
kerja
dan
jadwal
Unit
Perbekalan
Alat
Kesehatan
dan
kepada
unit
pelayanan
kesehatan
milik
17
Pemerintah
Daerah
guna
optimalisasi
pelayanan
kesehatan;
pemutakhiran
data
sebagai
bahan
analisis
kebijakan;
Memberikan
Perbekalan
informasi
Alat
kebijakan
Kesehatan
dan
teknis
Farmasi
Unit
guna
meningkatkan pemahaman;
Mengendalikan
urusan
ketatausahaan
guna
menunjang kinerja;
dengan
lembaga
masyarakat
dan
atau
Farmasi
kepada
atasan
sebagai
pertanggungjawaban kegiatan;
bidang
tugasnya
guna
tercapainya
tujuan
organisasi.
18
Kesehatan
Kabupaten
Banyumas
menggunakan
melakukan
pengadaan
untuk
perbekalan
Terpadu
(TimPOT)
dari
Dinkes
sedangkan
ke
tiap-tiap
Puskesmas
dan
Balai
Pengobatan.
Langkah pertama dalam menganalisa kebutuhan obat
yaitu menghitung jumlah permintaan obat dalam 1 tahun
sebelumnya kemudian dihitung rata-rata dalam 1 bulan.
Setelah itu dihitung kebutuhan obat untuk pengadaan 12
bulan dengan waktu tunggu 6 bulan dimana ditambahkan
dengan buffer stock 15% kemudian dikurangi dengan sisa
stock yang ada. Didapatkan jumlah kebutuhan obat untuk
pengadaan 1 tahun dengan waktu tunggu 6 bulan. Untuk
mengetahui
nilai
kebutuhan
obat
maka
perlu
19
dari
masing-masing
Puskesmas
dan
Balai
Pengobatan.
b. Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)
Balai Pengobatan Paru Kabupaten Banyumas memiliki
susunan organisasi sebagai berikut:
Kepala Balai.
komponen
tersebut
dalam
melaksanakan
dalam
lingkungan
kerja
masing-masing
maupun
Balai
bertugas
mengelola
pelayanan
20
a)
Balai
Pengobatan
Penyakit
Paru
sebagai
Menyelenggarakan
pengobatan
penyakit
penetapan
paru,
diagnosa
dan
menyelenggarakan
efektifitas
dan
efisiensi
pelaksanaan
tugas.
c. Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM)
Kepengurusan
dalam
Balai
Pengobatan
Mata
Kepala Balai
21
alternatif
pencegahannya
untuk
mengoptimalisasi
maupun
informalguna
mencapai
keselarasan
sebagai
pelaksana
teknisdan
dikepalai
oleh
organisasi
Laboratorium
Kesehatan
Kepala laboratorium
Kesehatan
Masyarakat,
Kepala
Tata
Usaha
dan
juga
penelitian
kesehatan
masyarakat
guna
22
kegiatan
Masyarakat
Laboratorium
kepada
Kesehatan
atasan
sebagai
pertanggungjawaban.
e. Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS)
Pusat
Kesehatan
Masyarakat
yang
selanjutnya
kabupaten/kota
menyelenggarakan
wilayah
kerja.
yang
pembangunan
Standar
bertanggung
kesehatan
Pelayanan
di
jawab
suatu
Kefarmasian
di
23
dalam
jabatan
struktural
dan
jabatan
fungsional.
Kepala
Urusan
kepegawaian,
keuangan,
Tata
Usaha:
perlengkapan,
dibidang
dan
surat
Unit I
Unit III :
melaksanakan
kesehatan
gigi
dan
Unit IV :
melaksanakan
kegiatan
perawatan
24
rawat inap.
Unit VII : melaksanakan tugas kefarmasian.
ruangan
dan
fasilitas
untuk
menolong
tindakan
operatif
terbatas
terhadap
pertolongan
sementara
untuk
pertolongan
persalinan
bagi
kehamilan
25
Sebelah Utara
Sebelah Barat
: Kecamatan Jatilawang
Sebelah Timur
: Kecamatan Patikraja
: Kecamatan Purwojati
Kecamatan Rawalo terdiri dari 9 desa, 79 RW dan 237 RT. Desa terluas
adalah desa Tambaknegara yaitu 892,5 km2 dan desa tersempit adalah desa
Pesawahan dengan luas 185,3 km2.
Di kecamatan Rawalo sebagian besar tanah dimanfaatkan sebagai tanah
dimanfaatkan sebagai tanah sawah dengan rincian:
Tanah sawah
: 1385,58
Ha
Tanah pekarangan
: 773
Ha
Tanah kebun
: 1422,9
Ha
Tanah hutan
: 1035,4
Ha
kegiatan
pelayanan
kesehatan.
Tujuan
utamanya
adalah
tujuannya adalah mewujudkan keadaan sehat fisik-jasmani, mental, rohanispritual dan sosoal bagi setiap orang diwilayah kerja Puskesmas agar dapat
hidup produktif secara sosial ekonomi. Untuk mempermudah pencapain
tujuan ini, Puskesmas dapat bekerja sesuai dengan Visi dan Misi Program
Pelayanan Kesehatannya.
Visi Puskesmas Rawalo adalah Terwujudnya Rawalo Sehat melalui
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang optimal.
2. Misi Puskesmas Rawalo
Untuk mewujudkan VISI tersebut, maka ditetapkan MISI yang
diharapkan mampu mempercepat cita-cita tersebut. Adapun MISI yang
dimaksud adalah :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatn yaitu mengupayakan
agar
pelaksanaan
pembangunan
mengacu,
berorientasi
dan
27
b. Tugas Pokok
Meningkatkan status kesehatan masyarkat melalui kegiatan promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara proaktif kepada masyarakat di
Wilayah kerja Puskesmas.
2. Fungsi
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan.
Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari setiap
program pembangunan di wilayah kerjanya.
Mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat :
Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
dan masyarakat untuk hidup sehat.
Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk pembiayaan.
Ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
tingkat
pertama
secara
28
29
: BPJS, APBN
APBD
APBD
II,
JAMKESDA/KBS
Dana dari masyarakat
: Retribusi puskesmas
: BOK
3. Ketenagaan
30
Jenis Tenaga
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
PNS
PTT
Honor
Honor
Dokter Umum
Dokter Gigi
Perawat Umum
2
1
6
Daerah
-
Puskesmas
1
4
3
1
10
3 S1
1 S1
2 SPK, 8
Perawat Gigi
Bidan
Pelaksana Farmasi
Pelaksana Gizi
Pelaksana
1
11
1
12
-
5
-
1
28
1
AKPER
D3
1 D1, 27 D3
D3
1
1
1
2
11
1
2
33
12
62
Kesling/Promkes
Pranata
10.
Laboratorium
Pelaksana
11.
12.
Administrasi
Pengemudi
Petugas
Jmlh
Ket.
D3
1 SPPH, 1 D3
D3
1 S2, 1 S1, 7
SMA, 2 SMP
1 SMA
1 SMA,1 SMP
Kebersihan
Jumlah
31
40 per 1000 kelahiran hidup). Namun bila dibandingkan dengan tahun 2013
mengalami peningkatan, karena pada tahun 2013 tercatat 8 kematian bayi dari
867 kelahiran hidup. Sedangkan 2012 tercatat 9 kematian bayi dari 881
kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu adalah 86,65 per 100.000 kelahiran hidup. Apabila
dibandingkan dengan IIS 2010 (AKI = 150/100.000), AKI di Kecamatan
Rawalo masih berada dibawah IIS.
2. Angka Kesakitan (Morbiditas)
Jumlah kasus TB Paru sepanjang tahun 2014 sebanyak 54 orang dengan
prevalensi 105/100.000 penduduk. Angka insiden per 100.000 penduduk
sebesar 99,4. Angka penemuan kasus (CDR) sebesar 39%. Angka tersebut
masih berada dibawah target IIS 2010 menetapkan CDR sebanyak 100%.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2013) mengalami kenaikan
sebanyak 36 kasus dengan prevalensi 78 per 100.000 penduduk dan CDR
26,32%.
3. Status Gizi Bayi dan Balita
Berdasarkan hasil kegiatan program gizi pada tahun 2014 tercatata 31
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dari 874 bayi lahir hidup
(35%). Desa dengan BBLR tertinggi adalah desa Rawalo (7,1%), desa tambak
negara (5,4%), dan desa tipar (5,4%). Bila dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya mengalami penurunan kasus, karena pada tahun 2013 tercatat 84
BBLR dari 867 dari bayi lahir hidup (9,7%).
Pada tahun 2014 untuk status gizi balita tercatat yang mengalmi gizi
lebih sebanyak 23 orang (0,75%), gizi baik sebanyak 2744 orang (89,67%),
gizi kurang sebanyak 292 orang (9,54%) dan gizi buruk 0,03%. Sedangkan
pada tahun 2013 yang mengalami gizi lebih 0,54%, gizi baik 94,15%, gizi
kurang 5,40%, dan gizi buruk 0%.
32
33
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan praktek dilakukan pada tanggal 1-29 Februari
2016. Pelaksanaan praktek dilakukan dengan membagi pada
beberapa lokasi yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas,
Gudang Unit Perbekalan Alat Kesehatan dan Farmasi (UPKF) dan
Puskesmas Rawalo. Jam Kerja di Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas
34
Kesehatan
Kabupaten
Banyumas,seorang
Apoteker
pengawasan
kegiatan
kefarmasian
di
UPT
seperti
Puskesmas.
Selama
kegiatan
PKPA
berlangsung,
mahasiswa
mendapatkan
35
bertujuan untuk
36
Registrasi,
izin
kefarmasian
praktik,
diatur
dan
izin
dalam
kerja
Permenkes
tenaga
No
(Komite
Farmasi
Nasional),
sedangkan
STRTTK
tenaga
teknis
kefarmasian
wajib
melakukan
pernyataan
telah
mengucapkan
sumpah/janji
apoteker
d. Surat keterangan sehat
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan
ketentuan etika profesi
Sertifikat
kompetensi
profesi
dikeluarkan
oleh
37
Setiap
tenaga
kefarmasian
yang
akan
melakukan
penanggung
jawab
apotek
dan
apoteker
bekerja
di
fasilitas
distribusi/penyaluran,
dan
produksi
STRTTK
atau
bagi
fasilitas
tenaga
teknis
keterangan
dari
pimpinan
fasilitas
pelayanan
kasus/tindak
pidana
yang
berhubungan
dengan
kefarmasian misalnya dalam hal penyalahgunaan obatobatan terlarang. Dinas Kesehatan bekerjasama dengan
Kepolisian
untuk
menjadi
saksi
ahli
dalam
bidang
tindak
pidana
yang
berhubungan
dengan
kebutuhan
selama
satu
tahun
yang
akan
di
38
distribusikan
ke
39
Puskesmas
yang
terdiri
dari
14
Banyumas
menggunakan
metode
konsumsi
akreditasi
untuk
puskesmas.
perbekalan
Dalam
farmasi,
melakukan
perencanaan
39
memasuki
sistem
Badan
Layanan
Umum
Daerah
(BLUD)
dengan
pembelian
obat
ke
PBF
resmi
atas
Kesehatan
operasional
dan
yang
atau
melaksanakan
kegiatan
teknis
kegiatan
teknis
penunjang
yang
dengan
jenis
dan
jumlah
yang
sesuai
dengan
40
diberi
kode,
rekananannya
serta
tahun
pelaksanaannya.
2 SOP Penyimpanan Barang
a Obat atau barang yang ada masa kadaluwarsanya:
1 Disusun menurut sistem FEFO (First Expired First Out)
artinya obat dengan masa ED yang lebih pendek
41
atau
barang
dalam
jumlah
besar
(banyak)
jenis
membutuhkan
mungkin
suhu
disimpan
injeksi
dan
suppositoria
penyimpanan
dalam
lemari
2-80C
yang
sedapat
pendingin
atau
atau
barang
dalam
jumlah
besar
(banyak)
42
atau
barang
dalam
jumlah
besar
(banyak)
43
stok
di
gudang.
Kemudian
langsung
dilakukan
Setelah
semua
LPLPO/PKO
obat
selesai
disiapkan,
dokumen
diproses,
dientry
ke
komputer.
Kemudian
Penyimpanan
Penyimpanan obat di gudang farmasi menggunakan sistem FIFO
(First In First Out) dan FEFO (First Expire First Out) yaitu obat yang datang
pertama dikeluarkan dahulu sehingga mencegah kerusakan obat di dalam
gudang akibat terlalu lama di simpan. Suhu ruangan obat tidak terkontrol
karena AC yang terdapat dalam ruangan tidak selalu berfungsi. Obat-obat
psikotropik ditempatkan pada lemari tersendiri tetapi tidak terkunci,
penyimpanan tidak diatur berdasarkan bentuk sediaan, ditemukan banyak
obat yang mendekati ED (kurang lebih 1 bulan) tetapi belum
45
Pendistribusian obat
Untuk pendistribusian obat di puskesmas dan balai
kesehatan dilakukan dengan menggunakan LPLPO yang
diajukan tiap 3 bulan sekali. Apabila puskesmas atau balai
kesehatan kekurangan obat sebelum jadwal pengiriman
berikutnya maka puskesmas mengajukan form permintaan
kekurangan obat (PKO) dengan mengambil obat sendiri ke
Unit Perbekalan Alat Kesehatan dan Farmasi (UPKF). Pada
sistem Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), puskesmas akan
merencanakan dan mengadakan obat sendiri diluar ekatalog dengan tetap melalui persetujuan ke DKK Banyumas
tetapi
pendistribusian
dilakukan oleh
PBF
resmi
yang
46
LPLPO
dari
masing-
yang
menyediakan
pelayanan
kesehatan
bagi
Puskesmas
Rawalo
menyediakan
beberapa
jenis
urat,
widal,
HB,
sputum
TB.
Di
bagian
Farmasi
tenaga
non
farmasi
yang
membantu
melakukan
47
2014
tentang
Standar
Pelayanan
Kefarmasian
di
Kulit,
Osteoartritis,
Dispepsia.
Tujuan
dari
kebutuhan,
meningkatkan
penggunaan
obat
48
diusulkan
dibutuhkan
merupakan
untuk
tahun
permintaan
dimana
obat
yang
pengambilannya
penggunaan
obat
secara
rasional
dan
obat
sendiri
dengan
dana
BLUD
bisa
itu
dicek
tanggal
kadaluarsa
apabila
sudah
UPKF
tidak
mau
menerima
pengembalian
obat
secara
bersama
dalam
surat
tanda
bukti
sebagai
laporan
penggunaan
obat
dan
atau
obat
dilakukan
kekosongan
agar
obat
di
tidak
terjadi
Puskesmas.
rusak.
Pengendalian
obat
di
Puskesmas
Rawalo
51
obat.
Selain
itu,
Apoteker
juga
selalu
pencatatan
pencatatan
kegiatan
jumlah
kunjungan
pelaporan
obat
pasien
yang
dalam
per
kartu
bulan.
dilakukan
stok,
Sedangkan
adalah
laporan
bulan
yaitu
meliputi
laporan
penggunaan
obat
penggunaan
obat
generik,
laporan
pelayanan
Diare
non
spesifik.
Sedangkan
pencatatan
dan
Puskesmas),
masih
pendokumentasian
dari
52
pelayanan
kefarmasian
secara
langsung
dan
pengkajian
administrasi,
resep
dimulai
persyaratan
dari
skrining
farmasetik
dan
jalan.
Dalam
persyaratan
administratif
pernah
53
yang ditulis oleh perawat dan bidan sehingga sering kali terjadi kesalahan
dalam penulisan resep baik secara administratif, farmasetis dan klinis.
Setelah dilakukan pengkajian resep selanjutnya adalah
tahap menyiapkan/meracik obat. Dalam melakukan peracikan obat
puyer menggunakan mortir dan stemper sehingga dapat memudahkan dan
mempercepat pembuatan serbuk/puyer. Mortir dan stemper yang sudah
digunakan untuk membuat serbuk hanya dibersihkan pada pagi hari saja.
Selebihnya kalau pemakaian mortir dan stamper untuk kedua kalinya pada
hari yang sama hanya dengan menggunakan tissue dikarenakan tidak ada
wastafel didalam ruang obat. Sebaiknya
merupakan
suatu
proses
untuk
54
yang
dan
efektif,
terjangkau
meminimalkan
dengan
efek
memaksimalkan
samping.
Kegiatan
55
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Mahasiswa calon Apoteker dapat memperoleh wawasan dan
ilmu pengetahuan secara langsung mengenai kegiatan yang
berhubungan
dengan
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
di
Puskesmas
mampu
B.
Saran
1.
2.
Perlu
penambahan
apoteker
pada
UPKF
dan
kamar obat di
Puskesmas.
56
4.
Perlu
dilakukan
pelatihan
berkelanjutan
tentang
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan
di
Puskesmas.
dan
Jakarta
banyumas. Purwokerto.
2011.
Peraturan
IndonesiaNomor
Izin
Praktik,
MenteriKesehatan
Republik
Izin
KerjaTenaga
Kefarmasian.
Purwokerto.
Anonim. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 30 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Puskesmas. Jakarta: Depkes RI.
57
LAMPIRA
N
58
Lemari es
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71