Oleh :
Aminatul Laila
NIM. 122110101089
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan pelaksanaan kegiatan magang
di
Dinas
Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung terlaksananya kegiatan magang hingga tersusunnya
laporan individu kegiatan magang ini, yaitu:
1.
2.
3.
Bapak Erdi Istiaji, S.Psi., M.Psi., Psikolog., selaku Ketua Bagian Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan arahan
sehingga laporan pelaksanaan kegiatan magang/PKL ini dapat tersusun
dengan baik;
4.
Bapak Drs. Husni Abdul Gani, M.S. dan selaku Dosen Pembimbing
Akademik Magang/PKL;
5.
6.
Ibu Sulistyowati, S.KM., selaku Kepala Seksi PM dan SDM Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan pengalaman kerja selama magang kami;
7.
iii
motivasi, bimbingan, saran, dan arahan sehingga laporan magang ini dapat
tersusun dengan baik;
8.
Semua karyawan dan karyawati pada seksi PM dan SDM Kesehatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyuwangi yang telah bersedia berbagi ilmu dan
pengalaman kerja selama proses magang.
9.
dosen dalam rangka penilaian kegiatan magang / PKL. Kami selaku mahasiswa
magang di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi mohon maaf bila terdapat
kesalahan.
Banyuwangi,1April 2016
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
vi
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Rincian Pelaksanaan Magang di Dinas Kesehatan Banyuwangi ............ 35
3.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Magang di Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi ......................................................................................... 37
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Alur Baca Poster .................................................................................... 22
2.2 Konsep P-Proses .................................................................................... 30
4.1 Struktur Organisasi Seksie PM dan SDM Kesehatan .............................. 45
5.1 Desain Poster PHBS di Pondok Pesantren .............................................. 49
ix
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Podok pesantren yang ada di Kabupaten Banyuwangi dapat memanfaatkan
media poster sebagai sarana promosi kesehatan .
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari laporan magang ini, diharapkan para santri mampu:
a. Menjelaskan arti pentingnya PHBS di lingkungan pondok pesantren.
b. Menyebutkan 10 dari 18 indikator PHBS di tatanan pondok pesantren melalui
poster PHBS pesantren.
c. Menggunakan media poster sebagai sarana promosi kesehatan di pondok
pesantren.
d. Menggunakan media poster sebagai sarana penyebarluasan berita dan
informasi kesehatan tentang PHBS di Pondok Pesantren.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peserta Magang
Manfaat magang bagi peserta, antara lain :
a.
b.
c.
b.
b.
kesehatan yang peduli tentang membangun masyarakat yang sehat, ada dua alasan
dalam melakukan pengkajian kesehatan komunitas, yaitu sebagai informasi yang
dibutuhkan untuk perubahan dan sebagai pemberdayaan.
individu,
kelompok
maupun
masyarakat.
Pendekatan
rasional
10
bersama.
Selanjutnya
diarahkan untuk
diberi
pendidikan,
11
c. Tahap Implementasi
Tahap implementasi atau pelaksanaan adalah tindakan penyelesaian yang
diperlukan untuk memenuhi tujuan yakni untuk mencapai kesehatan yang optimal,
implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana perawatan terhadap perilaku
yang digambarkan dalam hasil individu yang diusulkan. Promosi Kesehatan ini
dapat diimplementasikan dalam berbagai tatanan, sebagai berikut:
1) Promosi kesehatan melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat.
Pelaksanaan Promosi Kesehatan di masyarakat adalah sebagai berikut:
a) Persiapan Pelaksanaan.
Tahapan
ini,
pelaksana
menyusun
jadwal
ulang
apabila
dalam
Fasilitasi,
petugas
promkes
melaksanakan
pelatihan
kepada
LKM
12
keputusan
dan
memelihara
kesehatan
yang
optimal.
informasi,
misalnya
dengan
membuat
media
cetak
atau
13
c) Tahap monitoring dan evaluasi untuk melihat pencapaian apakah sesuai target.
Begitu banyak perhatian dapat ditujukan untuk tujuan-tujuan, isi, strategi, dan
metode program promosi keperawatan sehingga proses pelaksanaan sering
kali diabaikan.
d. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan
dengan tahap evaluasi secara umum. Hal penting yang harus diperhatikan adalah
standar ukuran yang digunakan untuk dijadikan suatu pedoman evaluasi. Standar
ini diperoleh dari tujuan dan hasil yang diharapkan diadakannya suatu kegiatan
tersebut. Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika kegiatan ataupun tindakan
keperawatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan evaluasi juga dilakukan
pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif dan subjektif klien
atau objek kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi kesehatan. Tahapan
evaluasi dalam kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan dalam berbagai
tinjauan. Hal ini meliputi, antara lain:
1) Evaluasi terhadap input
Tahap evaluasi promosi kesehatan dalam hal ini mencakup evaluasi terhadap
segala input untuk mendukung terlaksananya kegiatan promosi kesehatan.
Evaluasi pada komponen input sangat penting karena input sendiri mencakup:
a) Jumlah ketersediaan sumber daya manusia sebagai pelaksana kegiatan promosi
kesehatan.
b) Banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atau melaksanakan
kegiatan.
c) Banyaknya materi dan juga uang yang digunakan untuk mendanai kegiatan.
d) Segala komponen input tersebut dapat diibaratkan sebagai bahan bakar dalam
kegiatan. Oleh karena itu evaluasi pada aspek ini sangat perlu karena baik
buruknya suatu kegiatan promosi kesehatan sangat ditentukan seberapa besar
input yang ada.
14
15
2) Evaluasi Sumatif
a)
16
17
c. Metode Kombinasi.
Media yang menggunakan metode pengelihatan dan pendengaran, pesan dapat
diterima dengan perpaduan indera pengelihatan dan pendengaran. Misalnya,
demonstrasi cara (dilihat, didengar,dicium, diraba dan dicoba).
18
19
Sejumlah atauran harus diikuti dalam pembutan poster, seperti kata yang
digunakan harus menggunakan bahasa setempat agar dipahami oleh sasaran. Katakata harus sedikit dan sederhana, penggunaan simbol harus yang dapat dimengerti
oleh orang buta huruf. Isi poster hendaknya hanya menempatkan satu goresan
pada satu poster karena terlalu banyak gagasan akan membuat membingungkan
orang. Poster harus cukup besar agar dapat dilihat orang dengan jelas. Apabila
poster digunakan untuk satu kelompok, pastikan bahwa orang di belakang dapat
melihatnya dengan jelas (Sri Anitah, 2008:12-14). Dalam sebuah poster terdapat
unsur yang sangat bervariasi, namun biasanya ada unsur utama yang terkandung
dalam sebuah poster yaitu visual (gambar) dan teks (tipografi) (Rustan,
2008:108).
1.
Gambar/ Ilustrasi
Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk
memberi penjelasan atau suatu maksud atau tujuan secara visual (Kusrianto,
2007:190).
2.
Teks/ Tipografi
Di dalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni
untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu,
menyusun meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam
sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang
dikehendaki (Kusrianto, 2007:190).
Desain komunikasi visual tidak lepas dari tipografi sebagi unsur
pendukungnya. Perkembangan tipografi banyak dipengaruhi oleh faktor budaya
dan teknik pembuatan. Karakter tipografi yang ditimbulkan dari bentuk hurufnya
bisa dipersepsikan berbeda. Tipografi dapat dikatakan alat komunikasi apabila
tipografi tersebut dapat berkomunikasi dalam bentuknya yang paling kuat, jelas
(clarity), dan terbaca (legibility). Eksekusi terhadap desai tipografi dalam
rancangan grafis pada aspek legibility akan mencapai keberhasilan bila melalui
proses investigasi terhadap makna, alas an-alasan kenapa teks harus dibaca, dan
siapa yang membaca.
20
Mudah Dilihat
Seperti yang telah dijelasakan pada konsep poster sebelumnya bahwa poster
adalah sajian kombinasi visual yang ditunjukkan untuk menarik perhatian orang.
Maka dari itu, posisi atau letak poster haruslah mudah dijangkau oleh indra
penglihatan sasaran yang kita tuju.
2.
Terstruktur
Poster harus memiliki komposisi yang sesuai karena di dalam sebuah poster
terdapat dua unsur yaitu gambar dan teks. Maka penempatan kedua unsur tersebut
harus terstruktur dan mengikuti kaidah yang ada.
3.
karena itu, kita harus berusaha membuat khalayak yang melewati poster yang kita
buat tertarik untuk melihat. Unsur-unsur poster dari segi gambar, bentuk,
tipografi, dan warna yang kita pilih benar-benar harus diperhatikan kesesuaiannya
dengan tujuan dibuatnya poster. Setelah tertarik, maka isi atau informasi yang
terkandung pada poster tersebut bisa tersampaikan.
4.
komunikatif dan informatif. Komunikatif disini dapat dilihat dari sisi bahasa
penyampaian. Bahasa penyampaian haruslah sesuai dengan target khalayak
pembaca poster tersebut. informatif maksudnya ide atau pesan yang akan
disampaikan tertuang dalam poster tersebut setepat mungkin dan tidak berbelitbelit.
5.
Mudah Dipahami
Kedua unsur poster yakni gambar dan teks haruslah mudah dipahami.
Maksudnya ialah berisikan gambar atau teks yang jelas agar tidak terjadi
kesalahan penafsiran atau ambigu.
21
6.
Mengikuti Persyaratan.
Ada beberapa syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat poster
adalah.
a. Dibuat dalam tata letak yang menarik, misal besarnya huruf, gambar, dan
warna yang mencolok.
b. Dapat dibaca (eye catcher) bagi orang yang lewat.
c. Kalimat tersusun tidak lebih dari 7 kata.
d. Menggunakan kata yang provokatif, sehingga menarik perhatian.
e. Dapat dibaca dengan jarak 6 meter.
f. Harus dapat menggugah emosi, misal dengan menggunakan faktori, bangga,
dan lain-lain.
g. Ukuran yang besar (50x70) cm dan kecil (35x50) cm.
Keseimbangan (Balancing)
Keseimbangan merupakan prinsip dalam komposisi yang menghindari
kesan berat sebelah atas suatu bidang atau ruang yang diisi dengan unsur-unsur
rupa. Keseimbangan dalam bentuk dan ukuran, keseimbangan dalam warna,
keseimbangan yang diperoleh karena tekstur. Dari kesemuanya itu yang paling
terasa adalah keseimbangan yang terbentuk dari komposisi. Ada dua jenis
keseimbangan tata letak desain yang bisa diterapkan yaitu desain simetris dan
asimetris.
a. Keseimbangan simetris terjadi apabila berat visual dari elemen-elemen desain
terbagi secara merata baik dari segi horizontal, vertikal, maupun radial. Gaya
ini mengandalkan keseimbangan berupa 2 elemen yang mirip dari dua sisi yang
berbeda. Keseimbangn simetris mudah diterapkan dan keseimbangan simetris
sulit untuk membangkitkan emosi dari pembaca visual karena terkesan terlalu
direncanakan.
b. Keseimbangan asimetris terjadi ketika berat visual dari elemen desain yang
tidak merata di poros tengah halaman. Gaya ini mengandalkan visual seperti
skala, kontras, warna untuk mencapai keseimangan dengan tidak beratutan.
22
2.
mata pembaca dalam menelusuri informasi, dari satu bagian ke bagian yang
lain.
Penekanan (Emphasis)
Penekanan bisa dicapai dengan membuat judul atau ilustrasi yang jauh lebih
menonjol dari elemen desain lain berdasarkan urutan prioritas. Penekanan bisa
dicapai dengan perbandingan latar belakang yang kontras dengan tulisan atau
gambar perbedaan warna yang mencolok dengan memanfaatkan bidang kosong,
perbedaan jenis, ukuran, bentuk, dan warna huruf.
4.
Kesatuan (Unity)
Beberapa bagian dalm poster harus digabung atau dipisah sedemikian rupa
23
5.
memberikan kesan suatu sentuhan yang sesuai dengan produk, layanan, acara,
atau informasi yang terkait (Susilana dalam Muchlisin Riadi, 2015).
Poster Teks
Sebagaimana namanya, poster teks mengutamakan teks sebagai informasi,
tetapi biasanya juga ada elemen gambar seperti simbol kerajaan, gambar raja, atau
ornament
lain.
Pada awalnya,
poster
digunakan untuk
menyampaikan
Poster Bergambar
Pada abad ke-17,yang disebut sebagai awal abad modern, ada dua pemicu
24
25
26
27
28
j.
29
kesehatan,
30
31
Kelima tahapan ini saling berkait dan merupakan proses yang berkesinam-bungan.
a. Tahap I : Analisis Khalayak dan Program
1) Meninjau khalayak potensial .
2) Mengkaji kebijaksanaan dan program yang ada.
3) Mencari lembaga atau organisasi yang potensial untuk mendukung program.
4) Mengevaluasi sumber daya KIE
Analisis khalayak sasaran yang ditinjau adalah khalayak sasaran
(lingkungan sosial) untuk menentukan faktor-faktor demografi, geografi, ekonomi, dan sosial yang berpengaruh terhadap kegiatan KIE. Dalam analisis program
yang ditinjau adalah :
1) Kebijaksanaan, program dan kegiatan-kegiatan yang telah ada.
2) Kemampuan lembaga atau organisasi yang potensial untuk mendukung
program.
3) Kapasitas sumber daya KIE untuk bisa digunakan
b. Tahap II : penyusunan rancangan program.
1) Menentukan tujuan komunikasi.
2) Mengidentifikasi khalayak sasaran.
3) Mengembangkan pesan.
4) Memilih media.
5) Merencanakan dukungan, penguatan interpersonal.
6) Menyusun rencana kegiatan
Penyusunan rancangan program dapat diidentifikasi dan ditentukan melalui 8
komponen rumusan :
1) Menentukan tujuan
2) Mengidentifikasikan khalayak sasaran
3) Pengembangan pesan
4) Pemilihan media
5) Memperkuat dukungan antar pribadi
6) Jadwal kerja
7) Anggaran
8) Struktur organisasi
32
33
3) Memantau struktur internal dan ketaatan petugas, jadwal kerja dan anggaran
4) Memantau dan memperkuat hubungan kerja dengan lembaga lain termasuk
petugas kesehatan dan organisasi yang telah mendukung maupun yang belum
5) Membuat revisi yang diperlukan untuk penyempurnaan rancangan
e. Tahap V : Evaluasi dan Rancang Ulang
1) Mengukur dampak keseluruhan
2) Menyusun rancangan ulang untuk periode berikutnya
3.1
dimulai pada tanggal 7 Maret 2016 dan berakhir pada tanggal 15 April 2016
dengan mengikuti jadwal dan jam kerja yang berlaku di instansi terkait. Kegiatan
magang dilaksanakan di Seksi PM dan SDM Kesehatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi. Pelaksanaan kegiatan magang di Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyuwangi dimulai pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul
15.30 WIB hari Senin hingga Jumat.
3.2
Jadwal Kegiatan
Tahapan kegiatan magang yang telah dilaksanakan di Dinas Kesehatan
34
35
Waktu Pelaksanaan
Minggu Pertama
Kegiatan
a. Mengikuti apel pagi
b. Penyerahan Mahasiswa
Akademik
kepada
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Banyuwangi.
c. Pengenalan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
bidang PLPM khususnya seksi PM dan SDM kesehatan.
d. Mendeskripsikan program kerja di seksi PM dan SDM
kesehatan.
e. Mengikuti kegiatan sosialisasi program kegiatan yang
dilakukan bagian PM dan SDM Kesehatan (Supervisi
Pos PIN Polio tahun 2016).
2.
Minggu Kedua
3.
Minggu Ketiga
4.
Minggu Keempat
a. Diberikan
pengarahan
untuk
pembuatan
Media
Kesehatan.
b. Diberikan pengarahan pembuatan laporan magang/PKL.
c. Mengikuti kegiatan Pembinaan SDM bagi Petugas
36
tugas
pembuatan
media
promosi
Minggu Kelima
6.
Minggu Keenam
37
Kegiatan
II
III
IV
VI
VII VIII
IX
3.3
program
magang
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
3.4
a. Penanggung Jawab
b. Pembantu Dekan I
c. Koordinator
Pembimbing Magang/PKL
Pembimbing magang Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember di
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi semester genap tahun 2015/ 2016 terdiri
dari pembimbing akademik dan pembimbing lapangan. Pembimbing akademik
adalah staf pengajar di Bagian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember. Sedangkan pembimbing lapangan adalah karyawan atau pegawai instansi
yang ditunjuk pimpinan instansi untuk mendampingi atau membantu mahasiswa
38
b.
4.1
Gambaran
Umum
Bidang
Bina
Penyehatan
Lingkungan,
lingkungan
pemukiman,
tempat-tempat
umum
serta
usaha
kesehatan
yang
39
40
6) dan rumah makan serta pusat perbelanjaan atau yang berhubungan dengan
tempat-tempat umum serta sarana penyediaan air bersih;
7) Menyusun konsep materi, jadual dan pembinaan serta koordinasi dengan
instansi terkait dalam rangka penataan dan pengawasan limbah domestik untuk
mencegah pencemaran lingkungan pemukiman serta penyehatan pangan;
8) Melaksanakan
pembinaan
tentang
penataan
penyehatan
perumahan,
Menerbitkan dan mencabut sertifikat laik sehat bagi usaha Depot Air
Minum (DAM) isi ulang, hotel, rumah makan dan katering/jasa boga sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
14)
Memberdayakan
masyarakat
melalui
pemicuan
dalam
rangka
41
koordinasi
untuk
melakukan
promosi
kesehatan
dan
Melaksanakan
perencanaan,
pembinaan,
pengembangan
serta
Melaksanakan
perencanaan,
pembinaan,
pengembangan
serta
fasilitasi,
pemantauan,
pembinaan
dan pengendalian
terhadap
upaya
SDM kesehatan;
42
kesehatan,
rencana
yang
ditetapkan
43
Manusia Kesehatan.
Program kerja dari seksie PM dan SDM Kesehatan yaitu SDM Kesehatan,
UKS, UKBM, promkes, dan desa siaga. Program SDM Kesehatan terdiri dari
kegiatan pembinaan SDM bagi petugas puskesmas se-kabupaten Banyuwangi,
dan seleksi tenaga kesehatan. Program UKS terdiri dari kegiatan pemantapan
ouskesmas PKPR, selseksi duta kesehatan remaja, dan seleksi saka bhakti husada.
Program UKBM terdiri dari kegiatan pemantapan pengelola poskestren bagi
petugas puskesmas, selseksi posksetren berprestasi, pemantapan program battra
bagi tenaga puskesmas. Program promkes terdiri dari kegiatan evaluasi pengelola
program promkes, sosialisasi teknik pengumpulan data, dan pemantapan
pengelola promkes dalam pembuatan media. Program desa siaga terdiri dari
kegiatan evaluasi pengelola program desa siaga, lomba desa siaga, refreshing desa
44
siaga bagi perangkat desa, dan pertemuanlintas program dan linta ssektor dalam
pokjanal desa siaga.
45
Staf
Ina
Herwati
Rustiana
Sahari
Andriatul,
Erna
S.Kep
Setyowati
MPH.
Windy
Mirza
Aprilya S,
S.KM.
BAB. 5 PEMBAHASAN
5.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pondok Pesantren
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan program nasional
pemerintah sebagai salah satu upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Program PHBS pondok pesantren dilaksanakan sebagai upaya membudayakan
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di pondok pesantren untuk mengenali
masalah dan tingkat kesehatannya, serta mampu mengatasi, memelihara,
meningkatkan
dan
melindungi
kesehatannya
sendiri.
Bertujan
untuk
47
kesehatan,
48
dan status gizi santri. Kegiatankegiatan yang dilakukan di poskestren yaitu upaya
pencegahan penyakit, penyuluhan kesehatan di kawasan pesantren, memberikan
pelayanan kesehatan sederhana, melakukan survei mawas diri, melakukan
pencatatan kegiatan poskestren. Di dalam poskestren terdapat kader poskestren
yang memiliki fungsi sebagai pemberi inspirasi, pemberi gagasan baru, pemberi
contoh awal, penggerak, pemberi dorongan/semangat/ mengajak, dan sebagai
pelaksana poskestren. Tugas dari kader poskestren yaitu pada kegiatan
musyawarah membahas masalah kesehatan, pada survey mawas diri sebagai
anggota tim mulai mengumpulkan data sampai membuat laporan hasil survei,
pada pelaksanaan poskestren rutin bertugas untuk melakukan/mengkoordinasi
upaya pencegahan penyakit dan melakukan penyuluhan serta memberikan
pelayanan kesehatan sederhana di pondok pesantren. Sumber dana/pembiayaan
poskestren berasal dari pengelola posksetren, sawata/dunia usaha, masyarakat,
hasil usaha bersama, bantuan pemerintah (APBD I dan APBD II), dan lain-lain.
49
BAB. 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Program
PHBS
pondok
pesantren
dilaksanakan
sebagai
upaya
6.2 Saran
Seluruh pondok pesantren yang ada di Kabupaten Banyuwangi dapat
menerapakan Perilaku Hidup bersih dan Sehat (PHBS) agar tercapai peningkatan
derajat kesehatan. Selain itu, dengan menggunakan media poster dalam promosi
kesehatan tentang PHBS di pondok pesantren dapat mempermudah santri
mengetahui, menyebutkan dan mempraktikkan PHBS di tatanan pondok
pesantren.
51
52
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,
Laksmi.
Tanpa
Tahun.
Poster.
[serial
online]
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDI
DIKAN/197706132001122LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/MEDIA_GRAFISHSL_MHSISSWA/poster/POSTER_fix.pdf [Diakses pada 30 Maret 2016].
Hasnun, Anwar. 2005. Pedoman Menulis untuk Siswa SMP dan SMA.
Yogyakarta: Andi Ofset.
Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite! The
challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1):
5968.
53
na+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.VRKzW5iyQuo
. Diakses 25 Maret 2016]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.