Oleh :
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah
Asuhan Kebidanan Remaja Dan Klimakterium ini dengan judul “Laporan manajemen
Insyirah
Insyirah
5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara
Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari adanya kekurangan baik dari segi
isi, penyusunan kalimat dan tata bahasa. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik.
Penyusun
lOMoARcPSD|28566986
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
ii
lOMoARcPSD|28566986
DAFTAR PUSTAKA
iii
lOMoARcPSD|28566986
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wilayah kerja.
6
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan Penanggungjawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan kemampuannya.
Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah
satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu
7
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan
8
(permenkes 128 2004)
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas, perlu
ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Terdapat tiga
fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Semua fungsi
manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi yang di dalamnya terdapat
sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan program program kegiatan dan
lingkungan internal dan eksternal yang memerlukan ilmu manajemen. Manajemen
diterjemahkan dalam tiga rangkaian utama yaitu P1 perencanaan, P2 Penggerakan
dan pelaksanaan serta P3 Pengawasan, pengendalian dan Penilaian. Langkah
pertama dalam mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah menyusun RUK
yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembangan. RUK
yang telah tersusun dibahas di dinas kesehatan Kab/Kota diajukan ke Pemda
melalui Dinkes. Selanjutnya RUK yang sudah terangkum dalam usulan Dinkes
akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh dukungan pembiayaan dan dukungan
politis. Dalam penyelenggaraan program/upaya kesehatan pokok di puskesmas
berdasarkan rencana yang ada dilakukan pengorganisasian. Dalam pelaksanaan
program kegiatan harus jelas siapa yang menjadi unsur pimpinan dan siapa yang
menjadi unsur supervisor, dan siapa yang menjadi unsur pelaksana dan perlu
dibangun komitmen serta koordinasi perlu dikembangkan di puskesmas melalui
lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini tribulanan. Untuk mengukur kinerja
program atau pencapaian program maka harus dituangkan dalam dokumen
penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung hasil capaian dari standar
pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di wilayah kerjanya. Agar dicapai pelayanan
yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip dasar mutu dan peningkatan
kinerja perlu dipahami oleh manajer puskesmas dan staff, salah satu diantaranya
juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan.
(permenkes 128, A5-1)
lOMoARcPSD|28566986
9
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
sikap kepemimpinan.
2. Tujuan Khusus
masalah di Puskesmas.
di Puskesmas
dialami di Puskesmas
lOMoARcPSD|28566986
10
3. Bagi Puskesmas
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam
bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat
berkualitas.
5. Bagi Mahasiswa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Lingkungan
i. Keadaan dan Kondisi Geografis
Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari, sekitar 9 KM dari Ibukota Propinsi.
Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga
sangat ideal untuk pemukiman. Di bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari yang sebagian besar
berupa hamparan empang. Pada bagian barat yang mencakup 2 kelurahan (Kel. Anduonohu dan kel.
Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk
bermukin di kedua kelurahan ini. Pada bagian timur merupakan daerah perbukitan.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
2
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75 Km atau 15,12 % dari luas
daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna
luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Mata Bubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK dengan jumlah
2 2
penduduk 20.463 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m atau 490 orang/Km , dengan
tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.
lOMoARcPSD|28566986
PASIEN DATANG
PASIEN PULANG
LOKET
APOTIK
POLI UMUM
IGD POLI KIA
KLINIK GIZI
PONED PERAWA POLI GIGI LABORATORIUM
TAN KLINIK SANITASI
KLINIK PSIKOLOGI
KEPALA PUSKESMAS
SEKRETARIS
DATA&I
KEUANGAN UMUM PERENCANAAN NFO
KLINIK
AQUPRESUR
lOMoARcPSD|28566986
14
ii. Keadaan penduduk
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.
Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk.
Data yang bisa ditampilkan untuk melihat keadaan demografi di wilayah kerja Puskesmas Poasia adalah:
1) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk disini adalah jumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan penduduk
dinyatakan dalam satuan orang / Km.
Jumlah Penduduk
Kepadatan penduduk = Luas Wilayah
25 . 474 Orang /Km 2
x 100
= 4 . 175 Ha
25 . 474 orang
= 417 ,5 Km
2
= 61 Orang/Km
2) Natalitas (Kelahiran)
lOMoARcPSD|28566986
15
Angka yang menunjukkan laju kelahiran dengan banyaknya bayi yang dilahirkan untuk setiap 1000 orang penduduk/tahun. Laju kelahiran ini
disebut juga tingkat kelahiran atau fertilitas.
Angka kelahiran atau fertilitas di wilayah kerja Puskesmas Poasia sebesar 24,45 per 1000 penduduk, tergolong pada laju kelahiran sedang.
16
Jumlah Kematian
x 1000
Mortalitas (M) = Jumlah Penduduk
13
x 1000
= 25 . 474
= 0,5
Kriteria:
a. < dari 14 tergolong rendah
b. antara 14-18 tergolong sedang
c. diatas 18 tergolong tinggi
Angka kematian diwilayah Puskesmas Poasia sebesar 0,5 per 1000 orang penduduk per tahun tergolong rendah.
Tabel 3. Distribusi Angka Kematian Menurut Kelurahan Di Puskesmas Poasia Tahun 2013
No Kelurahan Jumlah kematian (%)
1 Anduonohu 4 15,70
2 Rahandouna 4 15,70
3 Anggoeya 3 11,77
4 Mata Bubu 2 2,78
Total 13 100
Sumber: Data sekunder PKM KIA 2013
Proporsi kematian yang terbesar adalah Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan Rahandouna masing-masing sebanyak 15,70% dan terendah
Kelurahan Matabubu dengan 2,78%. (profil pkm)
Tabel 4. Distribusi Laju Kematian Kasar, Kelahiran, Kematian Bayi Di Puskesmas Poasia Tahun 2013
lOMoARcPSD|28566986
17
No Indikator Tahun 2013
1 Laju Kematian Kasar per 1000 penduduk 13
2 Laju Kematian Bayi per 1000 penduduk 2
3 Laju Kelahiran Normal per 1000 penduduk 623
Di wilayah Kerja Puskesmas Poasia secara rutin dilakukan survey PHBS untuk menilai perilaku masyarakat sehubungan
dengan masalah kesehatan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil
penilaian tiap indikator digunakan untuk menentukan klasifikasi tiap rumah tangga.
Indikator PHBS
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
lOMoARcPSD|28566986
18
RUMAH
JUMLAH %
NO KELURAHAN JUMLAH
DIPERIKSA % DIPERIKSA YANG RUMAH
RUMAH
SEHAT SEHAT
1 ANDUONOHU 1658 1125 68 1013 90
2 RAHANDOUNA 1537 1110 72 1003 90
3 ANGGOEYA 773 645 83 574 89
4 MATABUBU 297 285 96 238 84
PUSKESMAS 4265 3163 74 2828 89
R 111 111
1537 1110 72 1105 72 1080 70 1110 75 1110 75 1082 70
0
75
0
75 1081 70 Tabel 9. Pengawasan JAGA, TPS dan
A
773 645 83 640 83 607 79 645 83 645 83 610 79 645 83 645 83 608 79
M
297 285 96 279 94 252 85 285 96 285 96 270 88 285 96 285 96 258 87
P
5
6
lOMoARcPSD|28566986
19
Tabel 10. Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih per kelurahan
20
ADA
JUMLAH % JUMLAH %
1 ANDUONOHU 1658 1125 68 911 81
2 RAHANDOUNA 1537 1110 72 949 85
3 ANGGOEYA 773 645 83 539 84
4 MATABUBU 297 285 96 218 76
PUSKESMAS 4265 3163 74 2617 83
Chart Title
650
450
250
50
Janua Febru Maret April Mei Juni Juli Agust Septe Oktob Nove Dese
ri ari us mber er mber mber
Axis Title
SAB 211 205 275 123 115 205 138 146 135 146 135 738
L. 275 255 275 225 155 257 199 207 185 207 185 738
RUMAH
JAGA 270 253 275 225 143 249 194 202 185 199 185 738
SPAL 275 255 275 184 155 257 199 207 185 207 185 738
TPS 275 255 275 225 155 257 199 207 185 207 185 738
TTU NaN NaN 18 NaN NaN 12 NaN NaN 18 NaN NaN 11
TPM NaN NaN 17 NaN NaN 9 NaN NaN 8 NaN NaN 15
lOMoARcPSD|28566986
21
A. Analisa Masalah
Analisis SWOT adalah kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi yang sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan akurat
tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang hambatan atau ancaman yang dimiliki serta atau dihadapi oleh
organisasi. Dengan analisis ini akan diketahui dengan jelas berbagai persiapan yang perlu dilakukan sehingga perencanaan yang akan
Aspek yang
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threat (Ancaman)
Dikaji
Man 1. Jumlah tenaga kesehatan 1. Masih terdapat tenaga 1. Adanya kesempatan untuk 1. Tenaga kesehatan yang cuti
di ruang KIA yaitu 8 orang kesehatan yang belum semua tenaga kesehatan akan mengurangi jumlah
yang terdiri dari 2 orang mengikuti pelatihan dasar meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan yang
dokter, 1 orang bidan yang dibutuhkan dalam dan kemampuan secara bekerja sehingga
penanggung jawab dan 5 profesinya. professional yang menyebabkan kekurangan
orang bidan. 2. Jumlah tenaga kesehatan berkualitas baik melalui tenaga
2. Ketersediaan tenaga non belum memenuhi pelatihan maupun dengan 2. Meningkatnya tuntutan
pegawai yaitu 4 orang kebutuhan berdasarkan jenjang pendidikan masyarakat terhadap tenaga
mahasiswa profesi bidan depkes 2. Adanya mahasiswa profesi kesehatan
3. Puskesmas milik 3. Pelayanan di ruang KIA bidan yang praktek 3. Ketidakpuasan pasien
pemerintah tidak selalu tepat waktu manajemen di ruang KIA terhadap pelayanan yang
4. Tenaga kesehatan di ruang dikarenakan terlambatnya diberikan tenaga kesehatan
KIA diberikan kesempatan rekam medis pasien datang 4. Banyak praktik selain
untuk melanjutkan dan lamanya pelayanan tenaga medis terlatih yang
pendidikan yang lebih dokter di mulai. lebih dipercaya masyarakat
tinggi 4. Adanya kesenjangan seperti dukun bayi
jumlah pasien dokter A
dengan dokter B
lOMoARcPSD|28566986
22
Machine 1. Adanya alat penunjang 1. Tidak semua tenaga 1. Puskesmas memfasilitasi 1. Kesalahan pada aspek
diagnosa dokter seperti kesehatan mampu penambahan alat dan pengguna (human error)
USG dan cek laboratorium mengoperasikan komputer kebutuhan yang diperlukan termasuk diantaranya
2. Pendokumentasian sudah 2. Adminitrasi sudah di 2. Puskesmas selalu terhapus, kerusakan yang
dikomputerisasi komputerisasi tetapi masih melakukan monitoring dan tidak sengaja dan lain-lain.
3. Administrasi sudah terdapat kendala pada mem follow up kebijakan 2. Gangguan dari alam
dikomputerisasi jaringan dan human eror. yang telah dikeluarkan termasuk api, air, petir,
Dinas Kesehatan maupun gempa, dan sebagainya.
pemerintah 3. Gangguan teknis termasuk
kegagalan backup,
kegagalan sistem, virus
computer dan kehilangan
daya listrik.
4. Tindakan yang sengaja
misalnya mencari informasi
diluar kewenangannya dan
mengubah data diluar.
5. Penyalahgunaan teknologi
yang dilakukan orang-
orang yang tidak tanggung
jawab seperti joki
pendaftaran.
Material 1. Merupakan puskesmas 1. Sudah dilakukan Pengajuan alat-alat kesehatan 1. Lamanya waktu yang
terbesar di Kecamatan monitoring fungsi alat oleh PJ ke pihak puskesmas dibutuhkan dalam tindakan
2. Alat operasional ruangan namun belum memadai yang kurang mencukupi karena keterbatasan alat.
disediakan puskesmas secara maksimal. jumlahnya atau perlu 2. Adanya tuntutan yang
3. Adanya pemilahan sampah 2. Sudah terdapat perbaikan. tinggi dari masyarakat
medis dan non medis pengurangan resiko jatuh untuk melengkapi sarana
4. Adanya safety box sesuai terkait pelayanan kesehatan dan prasarana
namun belum optimal 3. Terdapat klinik swasta
seperti stiker risiko jatuh yang mempunyai sarana
lOMoARcPSD|28566986
23
standar PPI pada pasien rawat jalan dan prasarana yang lebih
5. Tersedianya sarana lengkap.
prasarana seperti hand
hygiene, wastafel.
Market 1. Sudah dilakukan promosi Tidak semua kalangan Membuka kesempatan 1. Ruang KIA Puskesmas
pelayanan yang diberikan terbiasa menggunakan lapangan kerja baru bagian Bangko Jaya tidak dapat
melalui SMS, telepon, teknologi yang dipasarkan promosi kesehatan melakukan promosi
email, website, kotak misalnya pengumuman kesehatan tanpa izin
saran, sosial media, pelayanan melalui online. Puskesmas
petugas pengaduan dan 2. Ruang KIA Puskesmas
konsultasi. Bangko Jaya tidak dapat
2. Adanya promosi kesehatan melakukan promosi
didalam puskesmas seperti kesehatan diluar anggaran
spanduk atau banner yang telah disediakan
Money Sumber dana ruangan Sistem pendanaan dirancang 1. Adanya BPJS dan asuransi Banyak bermunculan klinik
diperoleh dari APBD setiap awal tahun sehingga kesehatan. swasta baru dengan tawaran
Kabupaten dan APBD apabila ada kebutuhan 2. Pengembangan kreatifitas fasilitas yang lebih menarik
Provinsi mendesak sulit untuk bidan tanpa melupakan
terpenuhi tujuan utama dalam
memberikan asuhan
Kebidanan
Methode 1. Metode asuhan kebidanan Sistem penugasan model tim Adanya pengembangan tim Kurang optimalnya
di ruang KIA adalah tetapi pelaksanaannya masih yang lebih baik. penyampaian permasalahan
menggunakan metode tim belum maksimal. evaluasi hasil kerja dalam
yang dilakukan secara pemberian pelayanan
bersama-sama.
2. Sudah ada pedoman
asuhan kebidanan atau
SOP
3. Program pelayanan dokter
akan di komputerisasi
lOMoARcPSD|28566986
24
40
B. Identifikasi Masalah
1 Berdasarkan observasi di ruang KIA Puskesmas 1. Jam kerja nakes di poli melebihi batas jam kerja normal.
Puskesmas diketahui bahwa sistem penugasan 2. Kuantitas nakes mempengaruhi kinerja pelayanan
tim belum optimal 3. Faktor eksternal seperti rekam medis yang terlambat datang mengakibatkan tertundanya
pelayanan.
Man
C. Analisa Fishbone
Money
Kurangnya jumlah
Masih terdapat tenaga kesehatan
yang belum mengikuti pelatihan SDM
Sistem pendanaan dirancang dasar
setiap awal tahun sehingga apabila
ada kebutuhan mendesak sulit
untuk terpenuhi
Pelayanan tidak tepat
waktu
Kualitas
pelayanan
Tidak semua kalangan terbiasa ruang KIA
Administrasi menggunakan teknologi yang Kurangnya
sudah dipasarkan misalnya inovasi
dikomputerisasi pengumuman pelayanan
namun masih melalui online.
terdapat sistem
error
Monitoring fungsi alat Sistem penugasan Media informasi
model tim tetapi
belum berfungsi optimal Tidak dapat melakukan belum efektif
pelaksanaannya
promosi kesehatan masih belum
diluar anggaran yang maksimal.
telah disediakan
BAB III
A. Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi
KEPALA PUSKESMAS
dr.H.Juriadi Paddo, M.Kes
SEKRETARIS
DATA&I
KEUANGAN UMUM PERENCANAAN NFO
KLINIK
AQUPRESUR
lOMoARcPSD|28566986
lOMoARcPSD|28566986
Uraian Tugas
Berikut merupakan uraian tugas kepala ruang, ketua tim, dan bidan pelaksana.
a. Kepala Ruang
43
fasilitas yang ada serta cara penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-hari.
4) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan keluarganya
9) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan
yang lain
lOMoARcPSD|28566986
44
10) Berperan serta dengan anggota tenaga kesehatan lain dalam membahas kasus dan
14) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai keadaan pasien dan
kebutuhan pasien.
15) Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun tertulis.
lOMoARcPSD|28566986
B. Strategi Kegiatan
BAB IV PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara yang dilakukan di ruang KIA Puskesmas
Puskesmas didapatkan prioritas masalah yaitu berkaitan dengan keterlambatan penyediaan rekam
medis pasien. Kecepatan penyediaan berkas rekam medis ke klinik juga dapat menjadi salah satu
indikator dalam mengukur kepuasan pasien. Semakin cepat rekam medis sampai ke klinik maka
Menurut (Permenkes RI, 2022) Nomor 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis, Rekam Medis
adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis
yang dibuat dengan menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan Rekam
Medis. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
Setiap puskesmas harus membuat rekam medis baik pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap
karena rekam medis adalah alat bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit dan
pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di puskesmas, juga rekam medis mampu
melindungi dan digunakan untuk kepentingan hukum apabila dikemudian hari terjadi suatu hal yang
tidak diinginkan menyangkut rekam medis itu sendiri. Cara penyimpanan rekam medis di Puskesmas
48
adalah penyimpanan berkas seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan- catatan kunjungan
Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data oleh kelompok mengenai keterlambatan
penyediaan rekam medis pasien di ruang KIA, maka diperoleh keterangan bahwa berkas rekam medis
rawat jalan dari ruang KIA harus sudah dikembalikan ke instalasi rekam medis dalam waktu 1x24 jam
setelah selesai pelayanan. Pengembalian berkas rekam medis rawat jalan ke instalasi rekam medis di
Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 16 April 2023 pada staff rekam medis
Responden 1: Mengatakan bahwa sistem penomoran rekam medis terkadang tidak sesuai karena
banyaknya rekam medis yang keluar masuk, sehingga untuk pencarian memerlukan waktu.
dikarenakan tidak jelasnya keberadaan status rekam medis pasien. Hal ini dikarenakan ruang KIA
menahan status rekam medis pasien dan mempunyai rak penyimpanan sendiri di ruangan. Sehingga
Berdasarkan hasil jawaban responden saat melakukan wawancara diberikan penjelasan bahwa
masih sering terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis hingga berhari-hari. Hal
ini akan menghambat proses assembling dan dapat menjadi beban bagi petugas dalam pengolahan
data, karena data yang diperoleh sudah mengalami keterlambatan berhari-hari maka pengolahannya
juga
.com)
lOMoARcPSD|28566986
49
akan mengalami keterlambatan. Dalam hal ini kegiatan pengembalian dari ruang rawat jalan ke unit
rekam medis belum memenuhi ketepatan dalam (Permenkes RI, 2022) Nomor 24 tahun 2022 tentang
Rekam Medis.
Berdasarkan hasil observasi di ruang KIA yang dilakukan oleh kelompok dapat disimpulkan
yaitu:
1. Beban kerja staff ruang KIA yang banyak sehingga pelayanan tidak maksimal dan jam kerja
2. Intervensi lanjutan dari dokter seperti konsul ke unit lainnya yang membutuhkan rekam medis
secepatnya sehingga staff ruang KIA menahan rekam medis pasien tersebut untuk mempercepat
tindakan yang dianjurkan dan bisa bertemu dokter pada hari poli berikutnya.
3. Kesalahan pendaftaran oleh pasien yang tidak sesuai dengan jadwal pelayanan dokter di ruang
KIA, sehingga staff rekam medis mengantarkan rekam medis pasien tersebut ke ruang KIA,
walaupun bukan jadwal dokter yang dituju oleh pasien. Oleh karena itu untuk mempercepat
pelayanan, staff ruang KIA berinisiatif untuk menahan rekam medis pasien tersebut agar bisa
langsung melakukan pelayanan untuk dokter yang di tuju pada hari berikutnya. Hal itu dilakukan
.com)
lOMoARcPSD|28566986
50
1. Sistem penomoran rekam medis terkadang tidak sesuai karena banyaknya rekam medis yang
2. Keterlambatan penyedian rekam medis ke ruang KIA dikarenakan tidak jelasnya keberadaan
status rekam medis pasien. Hal ini dikarenakan ruang KIA menahan status rekam medis pasien
dan mempunyai rak penyimpanan sendiri di ruangan. Sehingga pelaporan pihak rekam medis
menjadi rancu.
3. Beban kerja staff ruang KIA yang banyak sehingga pelayanan tidak maksimal dan jam kerja
4. Kesalahan pendaftaran oleh pasien yang tidak sesuai dengan jadwal pelayanan dokter di ruang
KIA, sehingga staff rekam medis mengantarkan rekam medis pasien tersebut ke ruang KIA,
walaupun bukan jadwal dokter yang dituju oleh pasien. Oleh karena itu untuk mempercepat
pelayanan, staff ruang KIA berinisiatif untuk menahan rekam medis pasien tersebut agar bisa
langsung melakukan pelayanan untuk dokter yang di tuju pada hari berikutnya. Hal itu dilakukan
Pada point 1 yaitu sistem penomoran rekam medis yang tidak sesuai yang dimaksud yaitu file
rekam medis yang telah selesai tidak dikembalikan langsung pada hari itu juga sehingga untuk
mencarinya kembali memerlukan waktu. Selain itu kedisiplinan dokter yaitu keterlambatan pelayanan
dokter yang dimulai sehingga pasien menunggu lama dan juga pelayanan selanjutnya yang dilakukan
nakes di ruang KIA tertunda serta mengakibatkan jam kerja nakes di ruang KIA melebihi batas
.com)
lOMoARcPSD|28566986
51
pengembalian rekam medis yang melebihi standar minimal operasional yaitu 1 x 24 jam dikarenakan
Dalam hal ini sarana yang telah disediakan oleh Puskesmas Rambah Samo II yaitu troli rekam
medis, sepeda untuk pengantaran rekam medis. Hal ini sesuai dengan penelitian (Handayuni et al.,
2021) yang mengungkapkan bahwa dalam upaya pelaksanaan sistem informasi kesehatan diperlukan
adanya kemampuan dan motivasi sumber daya manusia untuk dapat menggunakan sarana dan
prasarana, dokumen dari manajemen yang berperan untuk meningkatkan kinerja petugas dalam
pelayanan, serta pengetahuan petugas dan arahan yang harus diberikan kepada petugas dalam bekerja.
Pelaksanaan pendaftaran pasien puskesmas dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang belum
memadai, dimana masih banyak petugas pendaftaran E-Puskesmas yang kurang mampu
mengaplikasikan puskesmas yang dipengaruhi oleh penempatan petugas yang tidak sesuai dengan
kompetensinya. Oleh karena itu diharapkan pihak Puskesmas dan rumah sakit lebih memperhatikan
kebutuhan jumlah petugas rekam medis, khususnya petugas pendaftaran pasien puskesmas dan
Berdasarkan hasil telaah penulis didapatkan hasil bahwa persyaratan pendaftaran pasien sesuai
dengan standar operasional prosedur belum terlaksana secara maksimal, serta adanya pasien yang
belum mengetahui informasi mengenai persyaratan pendaftaran. Kurangnya pelatihan dan bimbingan
teknis diindikasikan sebagai faktor penyebab rendahnya pengetahuan petugas mengenai pelayanan
pasien. Pasien yang terlambat dalam mendapatkan pelayanan registrasi ini tergolong kategori sedang
.com)
lOMoARcPSD|28566986
52
pasien dan tidak disiplinnya dalam pengembalian berkas pasien. Aplikasi E- Puskesmas yang
mengalami error jaringan pada saat proses tergolong cukup, karena sarana prasarana yang belum
mampu mendukung terlaksananya sistem elektronik puskesmas dengan baik dan lancar.
lOMoARcPSD|28566986
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari segi man, jumlah tenaga kesehatan di ruang KIA
yaitu 7 orang yang terdiri dari 2 orang dokter, 1 orang bidan penanggung jawab dan 4 orang
bidan. Ketersediaan tenaga non pegawai yaitu 6 orang mahasiswa profesi bidan. Tenaga
kesehatan di ruang KIA diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi.
2. Dari segi machine yaitu adanya alat penunjang diagnosa dokter seperti USG dan cek
3. Dari segi material, Puskesmas Puskesmas Rambah Samo II merupakan puskesmas terbesar
alat operasional ruangan disediakan puskesmas, adanya pemilahan sampah medis dan non
medis, adanya safety box sesuai standar PPI, tersedianya sarana prasarana seperti hand
hygiene, wastafel.
4. Dari segi market, sudah dilakukan promosi pelayanan yang diberikan melalui SMS, telepon,
email, website, kotak saran, sosial media, petugas pengaduan dan konsultasi, adanya promosi
5. Dari segi money, sumber dana ruangan diperoleh dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi.
lOMoARcPSD|28566986
6. Dari segi methode, metode asuhan kebidanan di ruang KIA adalah menggunakan metode tim
yang dilakukan secara bersama-sama. Selain itu sudah ada pedoman asuhan kebidanan atau
7. Permasalahan yang ada yaitu seringnya keterlambatan berkas rekam medis yang membuat
pelayanan terhambat.
B. Saran
1. Diperlukannya penilaian beban kerja karena masih adanya tenaga kerja yang memiliki beban
kerja ganda. Jika tanggung jawab dan pembagian tugas masing-masing tenaga diruang rawat
jalan dan unit merata sesuai kemampuan maka pengembalian rekam medis dapat berjalan
dengan baik
2. Memberikan reward kepada petugas agar kinerja dan motivasi kerja petugas semakin
3. Diperlukan penilaian kedisiplinan dokter dan tenaga kesehatan dalam melayani pasien
sudah dan belum kembali, serta dilakukan kegiatan analisis keterlambatan pengembalian RM
yang dilakukan secara berkesinambungan setiap bulan yang hasil laporannya dapat dijadikan
bahan evaluasi.
lOMoARcPSD|28566986
DAFTAR PUSTAKA
Febriyeni, F., Medhyna, V., Oktavianis, O., Zuraida, Z., Delvina, I., Kasoema, R. S., … Fitri, N.
(2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Hafizzurachman. (2019). Manajemen Pendidikan dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Handayuni, L., Yenni, R. A., Mardiawati, D., & Hamilina, T. (2021). Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Terhambatnya Proses Pendaftaran Pasien Berdasarkan E-Puskesmas, 9(2), 2014–
2017.
Kamalia, L. O. (2021). Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Manurung, J., Novela, V., Ulfiana, Q., & Simamora, J. P. (2021). Kebijakan dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
RI, K. K. Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis (2022). Sulaiman, E. S. (2021).
Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syafrudin. (2020). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan.