Anda di halaman 1dari 42

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI


PUSKESMAS

STASE XIII STASE PRAKTIK MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

Oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH
PEKANBARU
2023
lOMoARcPSD|28566986

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat yang telah

dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus Kelompok Stase

Asuhan Kebidanan Remaja Dan Klimakterium ini dengan judul “Laporan manajemen

pelayanan kebidanan di Puskesmas”. Laporan ini dapat terselesaikan berkat bantuan

berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ketua Prodi S1 Profesi Kebidanan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah

2. Pembimbing Lapangan S1 Profesi Kebidanan Institut Kesehatan dan Teknologi Al

Insyirah

3. Pembimbing Lapangan S1 Profesi Kebidanan Institut Kesehatan dan Teknologi Al

Insyirah

4. Teman Sejawat Profesi Kebidanan Institut Kesehatan dan Teknologi Al Insyirah

5. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik secara

langsung maupun tidak.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari adanya kekurangan baik dari segi

isi, penyusunan kalimat dan tata bahasa. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik.

Pekanbaru, Januari 2024

Penyusun
lOMoARcPSD|28566986

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1


A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Tujuan Studi Kasus.............................................................................. 5
1. Tujuan Umum................................................................................ 5
2. Tujuan Khusus .............................................................................. 6
C. Manfaat ................................................................................................ 6
1. Bagi Puskesmas........................................................ 6
2. Bagi Institusi Pendidikan .............................................................. 7
3. Bagi Mahasiswa............................................................................. 7
D. Tempat Praktek ................................................................................... 7
1. Kondisi Geoografi ......................................................................... 7
2. Data Situasi ................................................................................... 8
3. Letak .............................................................................................. 9
4. Iklim .............................................................................................. 10
5. Kependudukan ............................................................................... 10
6. Ketenagaan ................................................................................... 10
7. Pelayanan Kesehatan ..................................................................... 11

BAB II. PENGKAJIAN.......................................................................... 13


A. Data Khusus Ruang Praktek ................................................................ 13
B. Pengumpulan Data............................................................................... 14
1. Tenaga dan Pasien (M1-Man) ....................................................... 14
2. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2-Material) ......................... 25
3. Mesin (M3-Machines) ................................................................... 26
4. Metode Pemberian Asuhan Kebidanan (M4-Methode)................. 26
5. Pembiayaan (M5-Money) ............................................................. 29
6. Pemasaran (M6-Marketing)........................................................... 30
C. Analisa Masalah ................................................................................. 36
D. Identifikasi Masalah ........................................................................... 40
E. Analisis Fishbone ............................................................................... 41

BAB III. PERENCANAAN ..................................................................... 42


A. Pengorganisasian ................................................................................. 42
1. Struktur Organisasi ........................................................................ 42
2. Uraian Tugas.................................................................................. 42
B. Strategi Kegiatan ................................................................................. 45
C. Planning of Action (POA) .................................................................. 46

BAB IV. PEMBAHASAN........................................................................ 47

ii
lOMoARcPSD|28566986

BAB V. PENUTUP ................................................................................. 53


1. Kesimpulan .......................................................................................... 53
2. Rekomendasi ....................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA

iii
lOMoARcPSD|28566986

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting dalam tahapan hidup

manusia. Dengan kondisi yang sehat, manusia dapat melakukan aktivitas

sehari-harinya dengan baik, tanpa terganggu oleh kesehatan tubuh yang

kurang optimal. Masyarakat di Indonesia masih terbilang terbelakang dalam

hal menjaga kesehatan, mereka masih kurang menyadari akan pentingnya

untuk menjaga kesehtan diri, keluarga dan lingkungannya, yaitu memahami

akan pentingnya promotif dan preventif. Dengan kurangnya kesadaran

tersebut mengakibatkan masyarakat di Indonesia terutama masyarakat awam

sangatlah mudah untuk terjangkit penyakit. Melihat semua masalah kesehatan

tersebut, perlu adanya perbaikan dibidang kesehatan. Untuk itu, sangatlah

perlu terselengaranya berbagai upaya kesehatan, baik upaya kesehatan

perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas

penyelenggaraan. Hal tersebut merupakan salah satu fungsi dari puskesmas,

sehingga untuk memperbaiki kesehatan masyarakat tersebut, perlu ditunjang

oleh manajemen puskesmas yang baik agar puskesmas benar-benar berfungsi

sesuai dengan tugasnya

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu

wilayah kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan
sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
lOMoARcPSD|28566986

6
dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan Penanggungjawab utama
penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah
kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan
puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai
dengan kemampuannya.
Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah

satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu

puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas,

dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).

Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab

langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. (permenkes 128 2004)

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas,


yakni terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang
mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
d. Upaya Perbaikan Gizi
lOMoARcPSD|28566986

7
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada, yakni:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olah Raga
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Upaya laboratorium medis dan
laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan dan pelaporan
tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini merupakan pelayanan
penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pengembangan puskesmas.
(permenkes 128 2004)
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan
dari BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota. Dalam keadaan tertentu, upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat
pula ditetapkan sebagai penugasan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal menjadi kebutuhan masyarakat, maka Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota bertanggunjawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya. Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula
pelayanan rawat inap. Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan
rawat inap tersebut, yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai
persyaratan tenaga, sarana dan prasarana sesuai standar yang telah ditetapkan.
lOMoARcPSD|28566986

8
(permenkes 128 2004)
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan puskesmas, perlu
ditunjang oleh manajemen puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajemen. Terdapat tiga
fungsi manajemen puskesmas yang dikenal yakni perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung jawaban. Semua fungsi
manajemen tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
Mengelola puskesmas sebagai satu unit organisasi yang di dalamnya terdapat
sumber daya manusia, peralatan, anggaran dan program program kegiatan dan
lingkungan internal dan eksternal yang memerlukan ilmu manajemen. Manajemen
diterjemahkan dalam tiga rangkaian utama yaitu P1 perencanaan, P2 Penggerakan
dan pelaksanaan serta P3 Pengawasan, pengendalian dan Penilaian. Langkah
pertama dalam mekanisme perencanaan tingkat puskesmas adalah menyusun RUK
yang meliputi usulan kegiatan wajib dan usulan kegiatan pengembangan. RUK
yang telah tersusun dibahas di dinas kesehatan Kab/Kota diajukan ke Pemda
melalui Dinkes. Selanjutnya RUK yang sudah terangkum dalam usulan Dinkes
akan diajukan ke DPRD untuk memperoleh dukungan pembiayaan dan dukungan
politis. Dalam penyelenggaraan program/upaya kesehatan pokok di puskesmas
berdasarkan rencana yang ada dilakukan pengorganisasian. Dalam pelaksanaan
program kegiatan harus jelas siapa yang menjadi unsur pimpinan dan siapa yang
menjadi unsur supervisor, dan siapa yang menjadi unsur pelaksana dan perlu
dibangun komitmen serta koordinasi perlu dikembangkan di puskesmas melalui
lokakarya mini bulanan dan lokakarya mini tribulanan. Untuk mengukur kinerja
program atau pencapaian program maka harus dituangkan dalam dokumen
penilaian kinerja puskesmas dengan menghitung hasil capaian dari standar
pelayanan minimal dari enam upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan
yang diprioritaskan sesuai kebutuhan di wilayah kerjanya. Agar dicapai pelayanan
yang bermutu dan berkinerja tinggi, untuk itu prinsip dasar mutu dan peningkatan
kinerja perlu dipahami oleh manajer puskesmas dan staff, salah satu diantaranya
juga penyusunan standar prosedur operasional untuk tiap unit pelayanan.
(permenkes 128, A5-1)
lOMoARcPSD|28566986

9
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan praktik profesi manajemen kebidanan di

Puskesmas Rambah Samo II, mahasiswa mampu menerapkan prinsip dan

keterampilan kepemimpinan serta manajemen dalam memberikan

pelayanan kebidanan kepada klien dan mengelola pelayanan kebidanan

profesional tingkat dasar secara bertanggung jawab serta menunjukkan

sikap kepemimpinan.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengumpulkan data dengan metode wawancara,

observasi dan telusur dokumen di Puskesmas

b. Mahasiswa mampu melakukan analisa data untuk mengidentifikasi

masalah di Puskesmas.

c. Mahasiswa mampu merencanakan penyelesaian masalah manajemen

di Puskesmas

d. Mahasiswa mampu melaksanakan penyelesaian masalah sesuai dengan

perencanaan yang telah dibuat di Puskesmas

e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap penyelesaian

masalah di Puskesmas Puskesmas

f. Mahasiswa mampu mengidentifikasi hambatan dan kendala yang

dialami di Puskesmas
lOMoARcPSD|28566986

10

3. Bagi Puskesmas
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman secara utuh dalam

mempelajari asuhan kebidanan dan kasus-kasus pada saat praktik dalam

bentuk manajemen SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar

pelayanan kebidanan yang telah ditetapkan sesuai dengan kewenangan

bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Serta diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan

kebidanan secara maksimal terhadap klien. Makalah ini juga diharapkan

dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa dengan

penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan

kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan yang

berkualitas. Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan benar.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi profesi untuk tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan

untuk meningkatkan kualitas asuhan kebidanan khususnya pada pasien.

Makalah ini juga diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih

berkualitas.

5. Bagi Mahasiswa

Sebagai pembelajaran bagi mahasiswa praktek untuk meningkatkan

pengetahuan dan melaksanakan asuhan kebidanan.


lOMoARcPSD|28566986

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Lingkungan
i. Keadaan dan Kondisi Geografis
Puskesmas Poasia terletak di Kecamatan Poasia Kota kendari, sekitar 9 KM dari Ibukota Propinsi.
Sebagian besar wilayah kerja merupakan dataran rendah dan sebagian merupakan perbukitan sehingga
sangat ideal untuk pemukiman. Di bagian utara berbatasan dengan Teluk Kendari yang sebagian besar
berupa hamparan empang. Pada bagian barat yang mencakup 2 kelurahan (Kel. Anduonohu dan kel.
Rahandouna) merupakan daerah dataran yang ideal untuk pemukinan sehingga sebagian besar penduduk
bermukin di kedua kelurahan ini. Pada bagian timur merupakan daerah perbukitan.
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu.
2
Luas wilayah kerja Puskesmas Poasia sekitar 4.175 Ha atau 44.75 Km atau 15,12 % dari luas
daratan Kota Kendari terdiri dari 4 Kelurahan definitif, Yaitu Anduonohu luas 1.200 Ha, Rahandouna
luas 1.275 Ha, Anggoeya luas 1.400 Ha dan Mata Bubu luas 300 Ha. dengan 82 RW/RK dengan jumlah
2 2
penduduk 20.463 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m atau 490 orang/Km , dengan
tingkat kepadatan hunian rumah rata-rata 5 orang/rumah.
lOMoARcPSD|28566986

PASIEN DATANG
PASIEN PULANG
LOKET
APOTIK

 POLI UMUM
IGD  POLI KIA
 KLINIK GIZI
PONED PERAWA  POLI GIGI LABORATORIUM
TAN  KLINIK SANITASI
 KLINIK PSIKOLOGI

Gambar 2. Bagan Alur Pelayanan Rawat Jalan dan IGD

KEPALA PUSKESMAS

SEKRETARIS

DATA&I
KEUANGAN UMUM PERENCANAAN NFO

UPAYA PEL. JARINGAN


UPAYA KESMAS UPAYA PEL.PENUNJANG INOVASI PEL
PUSKESMAS
PROMK P2M KARTU UGD KLINIK KLINIK
ES PSIKOLOGI PSIKOLOGI
KIA POLI RAWAT
GIZI UMUM INAP KLINIK GIZI
KLINIK
PSIKOLOGI
KESLI UKS/ POLI PERSALI KLINIK
UKGS GIGI NAN SANITASI
NG
POLI KIA INSTALA
SI GIZI KLINIK
KLINIK SPES.
PERKESMAS KANDUNGAN
PSIKOLOGI
LABORATO APOTIK
KLINIK
UKK RIUM
GUDANG LOGIST KLINIK SPES PSIKOLOGI
OBAT IK PENY.DALAM
KES. MATA KLINIK
KTPA

KLINIK
AQUPRESUR
lOMoARcPSD|28566986

3. Struktur organisasi puskesmas poasia Tahun 2013


lOMoARcPSD|28566986

14
ii. Keadaan penduduk
Penduduk adalah orang atau sejumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Data tentang
kependudukan sangat penting artinya di dalam menghitung sebaran jumlah penduduk, usia penduduk, pekerjaan, pendapatan dan pendidikan.
Data ini bisa diperoleh dari laporan penduduk, sensus penduduk dan survei penduduk.
Data yang bisa ditampilkan untuk melihat keadaan demografi di wilayah kerja Puskesmas Poasia adalah:
1) Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk disini adalah jumlah orang yang menempati suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan penduduk
dinyatakan dalam satuan orang / Km.
Jumlah Penduduk
Kepadatan penduduk = Luas Wilayah
25 . 474 Orang /Km 2
x 100
= 4 . 175 Ha
25 . 474 orang
= 417 ,5 Km
2
= 61 Orang/Km

Tabel 1. Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Poasia


Tahun 2013
NO KELURAHAN PRIA WANITA TOTAL

1 ANDUONOHU 4750 4665 9415


2 RAHANDOUNA 5252 4964 10216
3 ANGGOEYA 2383 2272 4655
4 MATA BUBU 608 581 1188
TOTAL 12993 12481 25474
Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2013

2) Natalitas (Kelahiran)
lOMoARcPSD|28566986

15
Angka yang menunjukkan laju kelahiran dengan banyaknya bayi yang dilahirkan untuk setiap 1000 orang penduduk/tahun. Laju kelahiran ini
disebut juga tingkat kelahiran atau fertilitas.

Jumlah Bayi Lahir Hidup


x 1000
Natalitas (n) = Jumlah Penduduk
623
x 1000
= 25 . 474
= 24,45
Kriteria Laju Kelahiran:
a. < dari 20 tergolong rendah
b. Antara 20-30 tergolong sedang
c. Di atas 30 tergolong tinggi
Tabel 2. Distribusi Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin Per
Kelurahan Puskesmas Poasia Tahun 2013
Jumlah Kelahiran
No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki+Perempuan
Hidup Mati Hidup+Mati Hidup Mati Hidup+Mati Hidup Mati Hidup+Mati

1 Anduonohu 128 1 129 127 0 127 255 1 256


2 Rahandouna 121 1 122 107 0 107 228 1 229
3 Anggoeya 53 0 53 56 1 57 109 1 110
4 Matabubu 19 2 21 12 0 12 31 2 33
Jumlah 321 4 325 302 1 303 623 5 628
Sumber: Data Sekunder Kecamatan Tahun 2013

Angka kelahiran atau fertilitas di wilayah kerja Puskesmas Poasia sebesar 24,45 per 1000 penduduk, tergolong pada laju kelahiran sedang.

3) Mortalitas (M) atau Kematian


Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian untuk setiap 1000 orang penduduk per tahun.
lOMoARcPSD|28566986

16
Jumlah Kematian
x 1000
Mortalitas (M) = Jumlah Penduduk
13
x 1000
= 25 . 474
= 0,5
Kriteria:
a. < dari 14 tergolong rendah
b. antara 14-18 tergolong sedang
c. diatas 18 tergolong tinggi
Angka kematian diwilayah Puskesmas Poasia sebesar 0,5 per 1000 orang penduduk per tahun tergolong rendah.
Tabel 3. Distribusi Angka Kematian Menurut Kelurahan Di Puskesmas Poasia Tahun 2013
No Kelurahan Jumlah kematian (%)
1 Anduonohu 4 15,70
2 Rahandouna 4 15,70
3 Anggoeya 3 11,77
4 Mata Bubu 2 2,78
Total 13 100
Sumber: Data sekunder PKM KIA 2013
Proporsi kematian yang terbesar adalah Kelurahan Anduonohu dan Kelurahan Rahandouna masing-masing sebanyak 15,70% dan terendah
Kelurahan Matabubu dengan 2,78%. (profil pkm)

Tabel 4. Distribusi Laju Kematian Kasar, Kelahiran, Kematian Bayi Di Puskesmas Poasia Tahun 2013
lOMoARcPSD|28566986

17
No Indikator Tahun 2013
1 Laju Kematian Kasar per 1000 penduduk 13
2 Laju Kematian Bayi per 1000 penduduk 2
3 Laju Kelahiran Normal per 1000 penduduk 623

iii. Data kesehatan lingkungan

Di wilayah Kerja Puskesmas Poasia secara rutin dilakukan survey PHBS untuk menilai perilaku masyarakat sehubungan
dengan masalah kesehatan. Penilaian dilakukan dengan menggunakan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Hasil
penilaian tiap indikator digunakan untuk menentukan klasifikasi tiap rumah tangga.
Indikator PHBS
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
lOMoARcPSD|28566986

18

Tabel 6. Cakupan Pemeriksaan dan Rumah Sehat per kelurahan

RUMAH
JUMLAH %
NO KELURAHAN JUMLAH
DIPERIKSA % DIPERIKSA YANG RUMAH
RUMAH
SEHAT SEHAT
1 ANDUONOHU 1658 1125 68 1013 90
2 RAHANDOUNA 1537 1110 72 1003 90
3 ANGGOEYA 773 645 83 574 89
4 MATABUBU 297 285 96 238 84
PUSKESMAS 4265 3163 74 2828 89

Tabel 8. Pengawasan Sarana Jamban Keluarga (JAGA)

PENGGUNA JAGA YANG


JENIS SARANA JAGA
MEMENUHI SYARAT
Jmlh
Jml Septi Septi Jml Kk
Jml Jml Kk Jml Yg Tidak Jmlh
k k Yang Menggu Cak
Kk Jiwa Dipe Mengg Memil Jiwa
K JAMBAN Tank TEMPAT SAMPAHTank Mengg PENGELOLAAN Nakan
AIR LIMBAH u
Riksa
KELUARG u iki Pema
KELUARG Umu Priba u KELUARG KELUAR
Sarana Pan
Jml KELUARGA
A SEHAT
A Nakan
KELUARGA Jaga kai
el DIPERIKSA m
DIPERIKS MEMILIKI di SEHAT
Nakan A GA
Jaga SEHAT
h MEMILIKI DIPERIKSA MEMILIKI
KK
A Ms
JU JU
JUM
% 2.956
JUM
%13.321
JUM 1.848 JUM 1
% % 22
JUM
% 1.764
JUM 8.827
% ML 84
% ML 1.812
%
JUM9.068% 88
LAH LAH LAH LAH LAH LAH LAH
AH AH
A 112 112
1658 1125 68 1109 67 1037 63 1125 60 1125 68 1040 63 68 68 1039 63
5 5

R 111 111
1537 1110 72 1105 72 1080 70 1110 75 1110 75 1082 70
0
75
0
75 1081 70 Tabel 9. Pengawasan JAGA, TPS dan
A
773 645 83 640 83 607 79 645 83 645 83 610 79 645 83 645 83 608 79

M
297 285 96 279 94 252 85 285 96 285 96 270 88 285 96 285 96 258 87

P
5

6
lOMoARcPSD|28566986

19

Tabel 10. Persentase keluarga menurut jenis sarana air bersih per kelurahan

DESA / JUMLAH JENIS SARANA AIR BERSIH


KELUR KELUAR LEDEN MATA LAIN JUMLA
JUML % KEMASAN SPT SGL PAH
AHAN GA G AIR NYA H
AH KELU
DIPERIKS J J J
KELU ARGA JU JU JU JU
A U U U
ARGA DIPE M M M M
SUMBER JUM M M M
YANG RIKS % L % % L % L % L % % %
AIR LAH L L L
ADA A A A A A
BERSIHN A A A
H H H H
YA H H H
ANDUO
896 48 0 0 418 46 0 0 437 49 0 0 0 0 41
NOHU 1883
RAHAN
872 41 0 0 380 43 0 0 448 52 0 0 0 0 44
DONA 2136
ANGGO
467 48 0 0 313 67 0 0 154 33 0 0 0 0 0
EYA 972
MATAB
259 84 0 0 219 84 0 0 38 15 0 0 0 0 2
UBU 309
5300 2494 47 0 0 1330 53 0 0 1077 44 0 0 0 0 87

Tabel 11. Cakupan Pemeriksaan Rumah Bebas Jentik per kelurahan

N KELURAHAN JUMLAH RUMAH/BANGUNAN


O RUMAH DIPERIKSA RUMAH/BANGUNAN
YANG BEBAS JENTIK
lOMoARcPSD|28566986

20
ADA
JUMLAH % JUMLAH %
1 ANDUONOHU 1658 1125 68 911 81
2 RAHANDOUNA 1537 1110 72 949 85
3 ANGGOEYA 773 645 83 539 84
4 MATABUBU 297 285 96 218 76
PUSKESMAS 4265 3163 74 2617 83

Gambar xx. Grafik Pengawasan Kesehatan Lingkungan

Chart Title
650
450
250
50
Janua Febru Maret April Mei Juni Juli Agust Septe Oktob Nove Dese
ri ari us mber er mber mber
Axis Title

SAB 211 205 275 123 115 205 138 146 135 146 135 738
L. 275 255 275 225 155 257 199 207 185 207 185 738
RUMAH
JAGA 270 253 275 225 143 249 194 202 185 199 185 738
SPAL 275 255 275 184 155 257 199 207 185 207 185 738
TPS 275 255 275 225 155 257 199 207 185 207 185 738
TTU NaN NaN 18 NaN NaN 12 NaN NaN 18 NaN NaN 11
TPM NaN NaN 17 NaN NaN 9 NaN NaN 8 NaN NaN 15
lOMoARcPSD|28566986

21

A. Analisa Masalah

Analisis SWOT adalah kajian yang dilakukan terhadap suatu organisasi yang sedemikian rupa sehingga diperoleh keterangan akurat

tentang berbagai faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan atau peluang hambatan atau ancaman yang dimiliki serta atau dihadapi oleh

organisasi. Dengan analisis ini akan diketahui dengan jelas berbagai persiapan yang perlu dilakukan sehingga perencanaan yang akan

dibuat dapat lebih realistis.

Aspek yang
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan) Opportunity (Kesempatan) Threat (Ancaman)
Dikaji
Man 1. Jumlah tenaga kesehatan 1. Masih terdapat tenaga 1. Adanya kesempatan untuk 1. Tenaga kesehatan yang cuti
di ruang KIA yaitu 8 orang kesehatan yang belum semua tenaga kesehatan akan mengurangi jumlah
yang terdiri dari 2 orang mengikuti pelatihan dasar meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan yang
dokter, 1 orang bidan yang dibutuhkan dalam dan kemampuan secara bekerja sehingga
penanggung jawab dan 5 profesinya. professional yang menyebabkan kekurangan
orang bidan. 2. Jumlah tenaga kesehatan berkualitas baik melalui tenaga
2. Ketersediaan tenaga non belum memenuhi pelatihan maupun dengan 2. Meningkatnya tuntutan
pegawai yaitu 4 orang kebutuhan berdasarkan jenjang pendidikan masyarakat terhadap tenaga
mahasiswa profesi bidan depkes 2. Adanya mahasiswa profesi kesehatan
3. Puskesmas milik 3. Pelayanan di ruang KIA bidan yang praktek 3. Ketidakpuasan pasien
pemerintah tidak selalu tepat waktu manajemen di ruang KIA terhadap pelayanan yang
4. Tenaga kesehatan di ruang dikarenakan terlambatnya diberikan tenaga kesehatan
KIA diberikan kesempatan rekam medis pasien datang 4. Banyak praktik selain
untuk melanjutkan dan lamanya pelayanan tenaga medis terlatih yang
pendidikan yang lebih dokter di mulai. lebih dipercaya masyarakat
tinggi 4. Adanya kesenjangan seperti dukun bayi
jumlah pasien dokter A
dengan dokter B
lOMoARcPSD|28566986

22

Machine 1. Adanya alat penunjang 1. Tidak semua tenaga 1. Puskesmas memfasilitasi 1. Kesalahan pada aspek
diagnosa dokter seperti kesehatan mampu penambahan alat dan pengguna (human error)
USG dan cek laboratorium mengoperasikan komputer kebutuhan yang diperlukan termasuk diantaranya
2. Pendokumentasian sudah 2. Adminitrasi sudah di 2. Puskesmas selalu terhapus, kerusakan yang
dikomputerisasi komputerisasi tetapi masih melakukan monitoring dan tidak sengaja dan lain-lain.
3. Administrasi sudah terdapat kendala pada mem follow up kebijakan 2. Gangguan dari alam
dikomputerisasi jaringan dan human eror. yang telah dikeluarkan termasuk api, air, petir,
Dinas Kesehatan maupun gempa, dan sebagainya.
pemerintah 3. Gangguan teknis termasuk
kegagalan backup,
kegagalan sistem, virus
computer dan kehilangan
daya listrik.
4. Tindakan yang sengaja
misalnya mencari informasi
diluar kewenangannya dan
mengubah data diluar.
5. Penyalahgunaan teknologi
yang dilakukan orang-
orang yang tidak tanggung
jawab seperti joki
pendaftaran.
Material 1. Merupakan puskesmas 1. Sudah dilakukan Pengajuan alat-alat kesehatan 1. Lamanya waktu yang
terbesar di Kecamatan monitoring fungsi alat oleh PJ ke pihak puskesmas dibutuhkan dalam tindakan
2. Alat operasional ruangan namun belum memadai yang kurang mencukupi karena keterbatasan alat.
disediakan puskesmas secara maksimal. jumlahnya atau perlu 2. Adanya tuntutan yang
3. Adanya pemilahan sampah 2. Sudah terdapat perbaikan. tinggi dari masyarakat
medis dan non medis pengurangan resiko jatuh untuk melengkapi sarana
4. Adanya safety box sesuai terkait pelayanan kesehatan dan prasarana
namun belum optimal 3. Terdapat klinik swasta
seperti stiker risiko jatuh yang mempunyai sarana
lOMoARcPSD|28566986

23

standar PPI pada pasien rawat jalan dan prasarana yang lebih
5. Tersedianya sarana lengkap.
prasarana seperti hand
hygiene, wastafel.
Market 1. Sudah dilakukan promosi Tidak semua kalangan Membuka kesempatan 1. Ruang KIA Puskesmas
pelayanan yang diberikan terbiasa menggunakan lapangan kerja baru bagian Bangko Jaya tidak dapat
melalui SMS, telepon, teknologi yang dipasarkan promosi kesehatan melakukan promosi
email, website, kotak misalnya pengumuman kesehatan tanpa izin
saran, sosial media, pelayanan melalui online. Puskesmas
petugas pengaduan dan 2. Ruang KIA Puskesmas
konsultasi. Bangko Jaya tidak dapat
2. Adanya promosi kesehatan melakukan promosi
didalam puskesmas seperti kesehatan diluar anggaran
spanduk atau banner yang telah disediakan
Money Sumber dana ruangan Sistem pendanaan dirancang 1. Adanya BPJS dan asuransi Banyak bermunculan klinik
diperoleh dari APBD setiap awal tahun sehingga kesehatan. swasta baru dengan tawaran
Kabupaten dan APBD apabila ada kebutuhan 2. Pengembangan kreatifitas fasilitas yang lebih menarik
Provinsi mendesak sulit untuk bidan tanpa melupakan
terpenuhi tujuan utama dalam
memberikan asuhan
Kebidanan
Methode 1. Metode asuhan kebidanan Sistem penugasan model tim Adanya pengembangan tim Kurang optimalnya
di ruang KIA adalah tetapi pelaksanaannya masih yang lebih baik. penyampaian permasalahan
menggunakan metode tim belum maksimal. evaluasi hasil kerja dalam
yang dilakukan secara pemberian pelayanan
bersama-sama.
2. Sudah ada pedoman
asuhan kebidanan atau
SOP
3. Program pelayanan dokter
akan di komputerisasi
lOMoARcPSD|28566986

24

sehingga memudahkan dan


menimalisir kesalahan
dalam pemberian
pelayanan.
Perencanaan 1. Adanya kebijakan Semua SOP telah tersedia Pengembangan Tuntutan untuk selalu
puskesmas pendokumentasian sudah mengupdate ilmu terbaru
2. Adanya perencanaan berjalan baik
anggaran untuk 1 tahun ke
depan
Pengorganisasian 1. Memliki struktur organisasi 1. Kurangnya tenaga
1. Pengembangan program 1. Jika pembagian tugas tidak
dan pembagian tugas kesehatan sehingga dalam pelaksanaan metode jelas maka asuhan
2. Jadwal dinas sudah ada pembagian tugas timpenugasan tim kebidanan kurang optimal.
3. Ada absensi tiap hari kurang maksimal. 2. Adanya pembagian tugas
4. Sudah ada ketua tim 2. Uraian tugas dalam metode yang jelas dan terperinci
tim kurang terperinci dalam pemberian askep
pada pasien akan lebih
memudahkan dalam
memberikan pelayanan
kepada pasien
Mutu 1. Menerima pasien dari 1. Masih banyak tenaga Tingkatkan mutu pelayanan Tuntutan dari masyarakat
semua lapisan masyarakat kesehatan yang untuk mendapatkan pelayanan
2. Jenjang pendidikan tenaga berpendidikan D3 yang lebih professional
kebidanan kebidanan 2. Indikator mutu masih
3. Capaian indikator Mutu dalam tahap perbaikan.
Kepuasan Adanya survey kepuasan Tidak semua pasien mengisi Dari hasil survey diharapkan Meningkatnya standar
pasien kuesioner secara objektif dapat sebagai acuan untuk kepuasan masyarakat terhadap
memperbaiki pelayanan penilaian kualitas pelayanan
asuhan kebidanan
lOMoARcPSD|28566986

40

B. Identifikasi Masalah

No Data Uraian Masalah

1 Berdasarkan observasi di ruang KIA Puskesmas 1. Jam kerja nakes di poli melebihi batas jam kerja normal.

Puskesmas diketahui bahwa sistem penugasan 2. Kuantitas nakes mempengaruhi kinerja pelayanan

tim belum optimal 3. Faktor eksternal seperti rekam medis yang terlambat datang mengakibatkan tertundanya

pelayanan.

4. Belum optimalnya sistem komputerisasi pendokumentasian yang dilakukan contohnya

penegakkan diagnosa di sistem.

5. Diperlukan pelatihan untuk nakes agar sistem komputerisasi lebih efektif.


lOMoARcPSD|28566986

Man
C. Analisa Fishbone

Money
Kurangnya jumlah
Masih terdapat tenaga kesehatan
yang belum mengikuti pelatihan SDM
Sistem pendanaan dirancang dasar
setiap awal tahun sehingga apabila
ada kebutuhan mendesak sulit
untuk terpenuhi
Pelayanan tidak tepat
waktu
Kualitas
pelayanan
Tidak semua kalangan terbiasa ruang KIA
Administrasi menggunakan teknologi yang Kurangnya
sudah dipasarkan misalnya inovasi
dikomputerisasi pengumuman pelayanan
namun masih melalui online.
terdapat sistem
error
Monitoring fungsi alat Sistem penugasan Media informasi
model tim tetapi
belum berfungsi optimal Tidak dapat melakukan belum efektif
pelaksanaannya
promosi kesehatan masih belum
diluar anggaran yang maksimal.
telah disediakan

Machine, Market Methode


Material

Gambar 2.1 Diagram Fish Bone Analysis


lOMoARcPSD|28566986

BAB III

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. Pengorganisasian

1. Struktur Organisasi

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Ruang KIA Puskesmas

KEPALA PUSKESMAS
dr.H.Juriadi Paddo, M.Kes
SEKRETARIS

DATA&I
KEUANGAN UMUM PERENCANAAN NFO

UPAYA PEL. JARINGAN


UPAYA KESMAS UPAYA PEL.PENUNJANG INOVASI PEL
PUSKESMAS
PROMK P2M KARTU UGD KLINIK KLINIK
ES PSIKOLOGI PSIKOLOGI
KIA POLI RAWAT
GIZI UMUM INAP KLINIK GIZI
KLINIK
PSIKOLOGI
KESLI UKS/ POLI PERSALI KLINIK
UKGS GIGI NAN SANITASI
NG
POLI KIA INSTALA
SI GIZI KLINIK
KLINIK SPES.
PERKESMAS KANDUNGAN
PSIKOLOGI
LABORATO APOTIK
KLINIK
UKK RIUM
GUDANG LOGIST KLINIK SPES PSIKOLOGI
OBAT IK PENY.DALAM
KES. MATA KLINIK
KTPA

KLINIK
AQUPRESUR
lOMoARcPSD|28566986
lOMoARcPSD|28566986

Uraian Tugas

Berikut merupakan uraian tugas kepala ruang, ketua tim, dan bidan pelaksana.

a. Kepala Ruang

1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat jalan.

2) Menyusun jadwal dan daftar dinas tenaga kesehatan.

3) Melakasanakan orientasi kepada pasien ataupun keluarga meliputi : penjelasan tentang

peraturan rumah sakit, tata tertib ruang dan


lOMoARcPSD|28566986

43
fasilitas yang ada serta cara penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-hari.

4) Melaksanakan orientasi kepada tenaga baru.

5) Membimbing tenaga kebidanan untuk melaksanakan contoh asuhan kebidanan.

6) Mengadakan pertemuan berkala/insidentil dengan staf kebidanan.

7) Memberi kesempatan atau ijin kepada staf kebidanan

8) Pelatihan koordinasi dengan ruangan lainnya

9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan

berdasarkan ketentuan atau kebijakan puskesmas.

b. Anggota Tim/Bidan pelaksana

1) Memberikan pendidikan kesehatan

2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

3) Memelihara peralatan medis agar selalu dalam kondisi siap pakai

4) Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan pasien dan keluarganya

5) Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien

6) Menyusun diagnose kebidanan pasien

7) Menyusun rencana asuhan kebidanan

8) Melakukan pertolongan pertama kepada pasien dalam keadaan darurat

9) Menciptakan dan memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan tenaga kesehatan

yang lain
lOMoARcPSD|28566986

44
10) Berperan serta dengan anggota tenaga kesehatan lain dalam membahas kasus dan

upaya peningkatan mutu asuhan kebidanan

11) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang

12) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang kebidanan

13) Melaksanakan sistem dan pelaporan

14) Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai keadaan pasien dan

kebutuhan pasien.

15) Melaporkan pelaksanaan tugas pada atasan baik secara lisan maupun tertulis.
lOMoARcPSD|28566986

B. Strategi Kegiatan

No Masalah Kegiatan Ruang Sasaran Metode

1 Lambatnya 1. Bekerjasama Ruang KIA PJ dan bidan Diskusi mengenai


pelayanan ruang dengan kepala pelaksana pemaksimalan
KIA karena ruangan dan PJ pemakaian
keterlambatan Poli untuk komputer sebagai
status rekam medis memfollow-up alternatif agar
pasien dari pihak ketepatan pelayanan lebih
rekam medis datangnya status efisien. Seperti
rekam medis. pada aplikasi EMS
2. Memaksimalkan yang sudah memu
fasilitas yang data rekam medis
diberikan oleh pasien secara digi
pihak sehingga tidak per
manajemen menunggu rekam
seperti medis yang
meningkatkan berbentuk fisik.
kemampuan
penggunaan
Aplikasi SIMRS
dan EMS.

Downloaded by Endah Purwani Sari Endah (purwanisari.endah@gmail.com)


lOMoARcPSD|28566986

C. Planning of Action (POA)

No Rencana Metode Sasaran Alat dan Waktu Tempa


Tindakan Bahan
1 Mensosialisasikan Diskusi dan Tanya PJ dan bidan SPO, materi, 1 Mei 2023 Puskes
dengan PJ Poli jawab pelaksana dan power Ramba
untuk point Samo I
memfollow-up
ketepatan
datangnya status
rekam medis.
lOMoARcPSD|28566986

BAB IV PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian dan wawancara yang dilakukan di ruang KIA Puskesmas

Puskesmas didapatkan prioritas masalah yaitu berkaitan dengan keterlambatan penyediaan rekam

medis pasien. Kecepatan penyediaan berkas rekam medis ke klinik juga dapat menjadi salah satu

indikator dalam mengukur kepuasan pasien. Semakin cepat rekam medis sampai ke klinik maka

semakin cepat pelayanan yang dapat diberikan kepada pasien.

Menurut (Permenkes RI, 2022) Nomor 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis, Rekam Medis

adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam Medis Elektronik adalah Rekam Medis

yang dibuat dengan menggunakan sistem elektronik yang diperuntukkan bagi penyelenggaraan Rekam

Medis. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis

tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Setiap puskesmas harus membuat rekam medis baik pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap

karena rekam medis adalah alat bukti tertulis atas segala pelayanan, perkembangan penyakit dan

pengobatan selama pasien berkunjung atau dirawat di puskesmas, juga rekam medis mampu

melindungi dan digunakan untuk kepentingan hukum apabila dikemudian hari terjadi suatu hal yang

tidak diinginkan menyangkut rekam medis itu sendiri. Cara penyimpanan rekam medis di Puskesmas

yaitu secara sentralisasi. Penyimpanan sentralisasi


lOMoARcPSD|28566986

48

adalah penyimpanan berkas seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan- catatan kunjungan

poliklinik maupun catatan-catatan selama pasien dirawat.

Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data oleh kelompok mengenai keterlambatan

penyediaan rekam medis pasien di ruang KIA, maka diperoleh keterangan bahwa berkas rekam medis

rawat jalan dari ruang KIA harus sudah dikembalikan ke instalasi rekam medis dalam waktu 1x24 jam

setelah selesai pelayanan. Pengembalian berkas rekam medis rawat jalan ke instalasi rekam medis di

Puskesmas dalam kurun waktu 1x24 jam masih terjadi keterlambatan.

Berdasarkan dari wawancara yang dilakukan pada tanggal 16 April 2023 pada staff rekam medis

yaitu sebagai berikut:

Responden 1: Mengatakan bahwa sistem penomoran rekam medis terkadang tidak sesuai karena

banyaknya rekam medis yang keluar masuk, sehingga untuk pencarian memerlukan waktu.

Responden 2: Mengatakan bahwa keterlambatan penyedian rekam medis ke ruang KIA

dikarenakan tidak jelasnya keberadaan status rekam medis pasien. Hal ini dikarenakan ruang KIA

menahan status rekam medis pasien dan mempunyai rak penyimpanan sendiri di ruangan. Sehingga

pelaporan pihak rekam medis menjadi rancu.

Berdasarkan hasil jawaban responden saat melakukan wawancara diberikan penjelasan bahwa

masih sering terjadinya keterlambatan pengembalian berkas rekam medis hingga berhari-hari. Hal

ini akan menghambat proses assembling dan dapat menjadi beban bagi petugas dalam pengolahan

data, karena data yang diperoleh sudah mengalami keterlambatan berhari-hari maka pengolahannya

juga

.com)
lOMoARcPSD|28566986

49

akan mengalami keterlambatan. Dalam hal ini kegiatan pengembalian dari ruang rawat jalan ke unit

rekam medis belum memenuhi ketepatan dalam (Permenkes RI, 2022) Nomor 24 tahun 2022 tentang

Rekam Medis.

Berdasarkan hasil observasi di ruang KIA yang dilakukan oleh kelompok dapat disimpulkan

yaitu:

1. Beban kerja staff ruang KIA yang banyak sehingga pelayanan tidak maksimal dan jam kerja

overwork / melebihi batas normal pelayanan.

2. Intervensi lanjutan dari dokter seperti konsul ke unit lainnya yang membutuhkan rekam medis

secepatnya sehingga staff ruang KIA menahan rekam medis pasien tersebut untuk mempercepat

tindakan yang dianjurkan dan bisa bertemu dokter pada hari poli berikutnya.

3. Kesalahan pendaftaran oleh pasien yang tidak sesuai dengan jadwal pelayanan dokter di ruang

KIA, sehingga staff rekam medis mengantarkan rekam medis pasien tersebut ke ruang KIA,

walaupun bukan jadwal dokter yang dituju oleh pasien. Oleh karena itu untuk mempercepat

pelayanan, staff ruang KIA berinisiatif untuk menahan rekam medis pasien tersebut agar bisa

langsung melakukan pelayanan untuk dokter yang di tuju pada hari berikutnya. Hal itu dilakukan

karena kebijakan pendaftaran berlaku selama 3 hari setelah pasien mendaftar.

Berdasarkan uraian diatas, kelompok menyimpulkam penyebab dalam keterlambatan penyedian

dan pengembalian berkas rekam medis pasien rawat jalan yaitu:

.com)
lOMoARcPSD|28566986

50

1. Sistem penomoran rekam medis terkadang tidak sesuai karena banyaknya rekam medis yang

keluar masuk, sehingga untuk pencarian memerlukan waktu.

2. Keterlambatan penyedian rekam medis ke ruang KIA dikarenakan tidak jelasnya keberadaan

status rekam medis pasien. Hal ini dikarenakan ruang KIA menahan status rekam medis pasien

dan mempunyai rak penyimpanan sendiri di ruangan. Sehingga pelaporan pihak rekam medis

menjadi rancu.

3. Beban kerja staff ruang KIA yang banyak sehingga pelayanan tidak maksimal dan jam kerja

overwork / melebihi batas normal pelayanan.

4. Kesalahan pendaftaran oleh pasien yang tidak sesuai dengan jadwal pelayanan dokter di ruang

KIA, sehingga staff rekam medis mengantarkan rekam medis pasien tersebut ke ruang KIA,

walaupun bukan jadwal dokter yang dituju oleh pasien. Oleh karena itu untuk mempercepat

pelayanan, staff ruang KIA berinisiatif untuk menahan rekam medis pasien tersebut agar bisa

langsung melakukan pelayanan untuk dokter yang di tuju pada hari berikutnya. Hal itu dilakukan

karena kebijakan pendaftaran berlaku selama 3 hari setelah pasien mendaftar.

Pada point 1 yaitu sistem penomoran rekam medis yang tidak sesuai yang dimaksud yaitu file

rekam medis yang telah selesai tidak dikembalikan langsung pada hari itu juga sehingga untuk

mencarinya kembali memerlukan waktu. Selain itu kedisiplinan dokter yaitu keterlambatan pelayanan

dokter yang dimulai sehingga pasien menunggu lama dan juga pelayanan selanjutnya yang dilakukan

nakes di ruang KIA tertunda serta mengakibatkan jam kerja nakes di ruang KIA melebihi batas

normal atau overwork. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap

.com)
lOMoARcPSD|28566986

51

pengembalian rekam medis yang melebihi standar minimal operasional yaitu 1 x 24 jam dikarenakan

jam pelayanan sudah melebihi batas normal di ruang KIA.

Dalam hal ini sarana yang telah disediakan oleh Puskesmas Rambah Samo II yaitu troli rekam

medis, sepeda untuk pengantaran rekam medis. Hal ini sesuai dengan penelitian (Handayuni et al.,

2021) yang mengungkapkan bahwa dalam upaya pelaksanaan sistem informasi kesehatan diperlukan

adanya kemampuan dan motivasi sumber daya manusia untuk dapat menggunakan sarana dan

prasarana, dokumen dari manajemen yang berperan untuk meningkatkan kinerja petugas dalam

pelayanan, serta pengetahuan petugas dan arahan yang harus diberikan kepada petugas dalam bekerja.

Pelaksanaan pendaftaran pasien puskesmas dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang belum

memadai, dimana masih banyak petugas pendaftaran E-Puskesmas yang kurang mampu

mengaplikasikan puskesmas yang dipengaruhi oleh penempatan petugas yang tidak sesuai dengan

kompetensinya. Oleh karena itu diharapkan pihak Puskesmas dan rumah sakit lebih memperhatikan

kebutuhan jumlah petugas rekam medis, khususnya petugas pendaftaran pasien puskesmas dan

penempatan petugas sesuai dengan kompetensi dibidangnya.

Berdasarkan hasil telaah penulis didapatkan hasil bahwa persyaratan pendaftaran pasien sesuai

dengan standar operasional prosedur belum terlaksana secara maksimal, serta adanya pasien yang

belum mengetahui informasi mengenai persyaratan pendaftaran. Kurangnya pelatihan dan bimbingan

teknis diindikasikan sebagai faktor penyebab rendahnya pengetahuan petugas mengenai pelayanan

pasien. Pasien yang terlambat dalam mendapatkan pelayanan registrasi ini tergolong kategori sedang

karena waktu tunggu pasien lebih dari 5 menit per

.com)
lOMoARcPSD|28566986

52

pasien dan tidak disiplinnya dalam pengembalian berkas pasien. Aplikasi E- Puskesmas yang

mengalami error jaringan pada saat proses tergolong cukup, karena sarana prasarana yang belum

mampu mendukung terlaksananya sistem elektronik puskesmas dengan baik dan lancar.
lOMoARcPSD|28566986

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil pengumpulan data diketahui bahwa dari segi man, jumlah tenaga kesehatan di ruang KIA

yaitu 7 orang yang terdiri dari 2 orang dokter, 1 orang bidan penanggung jawab dan 4 orang

bidan. Ketersediaan tenaga non pegawai yaitu 6 orang mahasiswa profesi bidan. Tenaga

kesehatan di ruang KIA diberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih

tinggi.

2. Dari segi machine yaitu adanya alat penunjang diagnosa dokter seperti USG dan cek

laboratorium, pendokumentasian sudah dikomputerisasi, administrasi sudah dikomputerisasi.

3. Dari segi material, Puskesmas Puskesmas Rambah Samo II merupakan puskesmas terbesar

alat operasional ruangan disediakan puskesmas, adanya pemilahan sampah medis dan non

medis, adanya safety box sesuai standar PPI, tersedianya sarana prasarana seperti hand

hygiene, wastafel.

4. Dari segi market, sudah dilakukan promosi pelayanan yang diberikan melalui SMS, telepon,

email, website, kotak saran, sosial media, petugas pengaduan dan konsultasi, adanya promosi

kesehatan didalam puskesmas seperti spanduk atau banner.

5. Dari segi money, sumber dana ruangan diperoleh dari APBD Kabupaten dan APBD Provinsi.
lOMoARcPSD|28566986

6. Dari segi methode, metode asuhan kebidanan di ruang KIA adalah menggunakan metode tim

yang dilakukan secara bersama-sama. Selain itu sudah ada pedoman asuhan kebidanan atau

SOP. Program pelayanan dokter akan di komputerisasi sehingga memudahkan dan

menimalisir kesalahan dalam pemberian pelayanan.

7. Permasalahan yang ada yaitu seringnya keterlambatan berkas rekam medis yang membuat

pelayanan terhambat.

B. Saran

1. Diperlukannya penilaian beban kerja karena masih adanya tenaga kerja yang memiliki beban

kerja ganda. Jika tanggung jawab dan pembagian tugas masing-masing tenaga diruang rawat

jalan dan unit merata sesuai kemampuan maka pengembalian rekam medis dapat berjalan

dengan baik

2. Memberikan reward kepada petugas agar kinerja dan motivasi kerja petugas semakin

meningkat dan muncul rasa tanggung jawab terhadap tugasnya

3. Diperlukan penilaian kedisiplinan dokter dan tenaga kesehatan dalam melayani pasien

4. Perlu dilakukannya monitoring pengembalian RM pasien untuk mengontrol RM mana yang

sudah dan belum kembali, serta dilakukan kegiatan analisis keterlambatan pengembalian RM

yang dilakukan secara berkesinambungan setiap bulan yang hasil laporannya dapat dijadikan

bahan evaluasi.
lOMoARcPSD|28566986

DAFTAR PUSTAKA

Febriyeni, F., Medhyna, V., Oktavianis, O., Zuraida, Z., Delvina, I., Kasoema, R. S., … Fitri, N.
(2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
Hafizzurachman. (2019). Manajemen Pendidikan dan Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
Handayuni, L., Yenni, R. A., Mardiawati, D., & Hamilina, T. (2021). Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Terhambatnya Proses Pendaftaran Pasien Berdasarkan E-Puskesmas, 9(2), 2014–
2017.
Kamalia, L. O. (2021). Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dan Puskesmas.
Bandung: Media Sains Indonesia.
Manurung, J., Novela, V., Ulfiana, Q., & Simamora, J. P. (2021). Kebijakan dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
RI, K. K. Permenkes RI Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis (2022). Sulaiman, E. S. (2021).
Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di Puskesmas.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Syafrudin. (2020). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai