DISUSUN OLEH :
ii ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Apoteker ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan doa dari berbagai pihak,
untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
Surakarta.
2. Prof. Dr. R. A Oetari., MM., SU., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
3. Ismi Rahmawati, M.Si., Apt., selaku Ketua Jurusan Program Profesi Apoteker
4. dr. Siti Wahyuningsih, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta.
Surakarta.
ii ii
6. Heru Cahyono, S.Si., Apt. selaku Kepala UPT Instalasi Farmasi Dinas
7. Dr. Nur Hastuti., selaku Kepala Puskesmas Sibela Dinas Kesehatan Kota
Surakarta.
8. Karyawan dan Staf Dinas Kesehatan Kota, UPT Instalasi Farmasi dan UPT
Profesi Apoteker.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
Penyusun,
ii iiiii
DAFTAR ISI
ii ii
2. Subsi Penyimpanan dan Pendistribusian.........................20
3. Visi dan Misi Instalasi Farmasi......................................21
C. Puskesmas Sibela....................................................................21
1. Puskesmas.....................................................................21
2. Tujuan Puskesmas.........................................................22
3. Fungsi............................................................................22
4. Visi dan Misi.................................................................22
5. Kebijakan Mutu.............................................................22
6. Dasar Hukum Puskesmas..............................................23
7. Keadaan Wilayah Dan Kependudukan.........................23
8. Persiapan Obat dan Sarana............................................23
9. Pelayanan Resep...........................................................24
10. Penyimpanan Obat Di Kamar Obat
Dan Gudang Obat ..........................................................24
11. Distribusi dan Penyerahan Obat Kesub unit ..................25
12. Penangan Obat Rusak Atau Kadaluarsa ........................26
13. Pengambilan Perbekalan Farmasi
Dari Instalasi Farmasi . ........................................................26
14. Pengelolahan Obat Program ...........................................27
15. Administrasi……………………………………………27
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................32
A. Kesimpulan.............................................................................32
B. Saran.......................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................34
LAMPIRAN
ii vii
ii
Laporan PraktekKerjaProfesi ApotekerUniversitas Setia Budi
di Dinas Kesehatan Kota, Instalasi Farmasi dan Puskesmas Sibela Surakarta
Periode 19 – 23 Mei 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu bangsa, bahkan kesehatan menjadi salah satu tolak ukur indeks
terkait dengan upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari
bangsa tersebut. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas maka akan
semakin meningkat pula daya saing bangsa tersebut dalam kancah persaingan
secara sosial dan ekonomis. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara
nasional.
Praktek Kerja Profesi ApotekerUniversitas Setia Budi Angkatan XXVII
1
2
Laporan PraktekKerjaProfesi ApotekerUniversitas Setia Budi
di Dinas Kesehatan Kota, Instalasi Farmasi dan Puskesmas Sibela Surakarta
Periode 19 – 23 Mei 2014
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
masyarakat.
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiaporang agar terwujud derajat
danekonomis.
dan bukan hanya sebagai obyek. Dengan demikian upaya yang berorientasi
(Anonim 2009).
terampil, terlatih dan dapat mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun
kepada mahasiswa melalui latihan kerja yang disebut Praktek Kerja Profesi
Apoteker (PKPA).
1. Tujuan Umum
bekerja.
mencari pekerjaan.
2. Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dinas Kesehatan
1. Gambaran Umum
Berdasarkan UU No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah,
UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah, PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
Propinsi sebagai Daerah Otonomi dan PP No. 41 tahun 2007 tentang
Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, membawa perubahan
terhadaptatanan penyelenggaraan pemerintah di daerah dimana
pemerintah daerah dituntut lebih profesional didalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.( anonim, 2008)
Setelah otonomi daerah tersebut berlaku di Indonesia maka
perubahan membawa konsekuensi terhadap kewenangan daerah
dalarn menentukan berbagai kebijakan sebagai manifestasi otonami
daerah yang luas dan bertanggungjawab untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri sesuai kondisi dan potensi
daerah.Penyusunan dan penataan organisasi dimaksudkan sebagai langkah
awal dalam menampung kewenangan dan urusan yang diberikan kepada
daerah dan disesuaikan dengan kondisi dan potensi di Kota Surakarta.
Otonomi menjadikan kewenangan dan urusan yang dahulu berada
di tangan pemerintah pusat maupun di pemerintah propinsi sekarang
merupakan hak di daerah untuk mengelola berdasarkan potensi dan
kemampuan masing-masing daerah. Atas dasar prinsip-prinsip pemberian
otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab tersebut,
pemerintah pusat memberikan arahan dan sekaligus menjadikan
pedoman bagi pemerintah kota Surakarta untuk menata susunan organisasi.
B. Instalasi Farmasi
1. Sejarah Instalasi Farmasi
Instalasi Farmasi dalam melaksanakan tugasnya berpedoman pada tugas
pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Pelaksanaan pembangunan di bidang
obat sebagaimana digariskan dalam Kebijakan Obat Nasional sebagai
kebutuhan dengan mutu terjamin dan tersebar secara merata dan teratur,
sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat (anonim,
2009)
Pengadaan obat oleh pemerintah dibiayai melalui beberapa sumber dana,
namun hal tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan obat di unit-unit
pelayanan kesehatan. Permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain perencanaan kebutuhan obat yang belum tepat, distribusi
yang belum memadai, dan belum dilaksanakannya fungsi pengendalian
persediaan oleh unit yang terkait.
Pemerintah dalam menangani pengelolaan obat selalu dikembangkan
secara terus menerus dan disempurnakan melalui pembangunan gudang
farmasi di Daerah Tingkat II. Oleh karena itu, Departemen Kesehatan Pada
tahun 1981 mendirikan Gudang Farmasi Kotamadya/Kabupaten (GFK) di
seluruh Indonesia. GFK di Surakarta baru berdiri pada tahun 1991. Anggaran
untuk semua kegiatan GFK berasal dari Departemen Kesehatan, akan tetapi
setelah adanya otonomi daerah anggaran GFK berasal dari pemerintah kota,
askes, PKPS-BBM, dan APBD provinsi. Otonomi daerah tersebut menyebabkan
GFK diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing kemudian nama
gudang farmasi diganti dengan instalasi farmasi ( anonim, 2011)
2. Sejarah Perkembangan
Konsep puskesmas yang merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan
tingkat pertama. Konsep puskesmas dilahirkan tahun 1968 ketika
dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) I di Jakarta.
Rakerkesnas I membicarakan upaya mengorganisir sistern pelayanan
kesehatan di tanah air yang untuk pelayanan kesehatan tingkat I dirasakan
kurang menguntungkan.
Rakerkesnas I menimbulkan gagasan untuk menyatukan semua
pelayanan kesehatan tingkat I ke dalam satu pengorganisasian. Organisasi ini
di beri nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas pada Rakerkesnas I dibedakan menjadi 4 macam yaitu :
a) Puskesmas Tingkat Desa
b) Puskesmas Tingkat Kecamatan
c) Puskesmas Tingkat Kawedanan
d) Puskesmas Tingkat Kabupaten
Rakerkesnas II dilangsungkan tahun 1969 untuk memperbaharui
pembagian Puskesmas menjadi3 macam yaitu :
4. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya.
5. Fungsi Puskesmas
a. Fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
b. Pusat pemberdayaan masyarakat
BAB III
PROFESI APOTEKER
C. Puskesmas Sibela
Di Kota Surakarta ada 17 Puskesmas Induk dan 26 Puskemas
Pembantu. Lima belas Puskesmas Induk tersebut beralokasi di daerah Jayengan,
Setabelan, Gajahan, Penumping, Banyuanyar, Sangkrah, Ngoresan, Nusukan,
Manahan, Kratonan, Purwodiningratan, Sibela, Pajang, Gilingan, dan
Purwosari, Pucangsawit dan Gambirsari.
Praktek Kerja Lapangan di Dinas Kesehatan Kota Surakarta dilaksanakan
di Puskesmas Sibela yang merupakan salah satu Puskesmas Induk. Sebelum
dilaporkan bagaimana peninjauan lapangan, akan ditulis analisademografi
Puskesmas Sibela.
1. Puskesmas
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten
atau kotamadya yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
Puskesmas diharapkan mampu bersaing dengan penyelengaraan
pelayanan kesehatan swasta. Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan juga
guna meningkatkan cakupan kegiatan program-program puskesmas sibela
maka disusunlah Plan Of Action UPT Puskesmas sibela tahun 2013 ini sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan-kegiatan puskesmas sibela.
2. Tujuan Puskesmas
a. Tujuan Umum
POA disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Sibela selama satu tahun.
b. Tujuan Khusus
3. Fungsi Puskesmas
Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakatdi
wilayah kerjanya.
Membina kesehatan masyarakat
Memberikan pelayanan secara menyeluruh.
5. Kebijakan Mutu
Mewujudkan SDM yang profesional dan berkualitas.
Memberikan pelayanan yang beretika.
Menerapkan sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 secara efektif dan efesien.
c. Instalasi farmasi menyiapkan perbekalan farmasi sesuai jenis dan jumlah yang
dialokasikan untuk puskesmas.
d. Petugas puskesmas mengambil perbekalan farmasi ke instalasi farmasi :
Petugas puskesmas bersama petugas instalasi farmasi mencocokkan jenis
dan jumlah perbekalan farmasi dengan LPLPO
Petugas puskesmas mengecek kondisi fisik barang dan tanggal
kadaluwarsa secara sampling (1 sample mewakili jumlah keseluruhan)
Jika telah sesuai, petugas menandatangani LPLPO pada lembar
pengesahan.
e. Untuk obat yang memerlukan persyaratan penyimapanan khusus (suhu
rendah) selama proses transportasi menggunakan cool pack. Perbekalan
farmasi dimasukkan ke dalam mobil untuk dibawa ke puskesmas
f. Setelah sampai kepuskesmas, perbekalan farmasi dimasukkan ke gudang obat
puskesmas. Petugas memastikan tidak ada yang tertinggal di mobil dan
tercecer diluar gudang.
g. Perbekalan farmasi ditata berdasarkan jenisnya, lalu dicocokkan kembali
dengan LPLPO untuk memastikan kelengkapan dan kesesuaian dengan
LPLPO.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Dinas Kesehatan Kota Surakarta diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
Kesehatan khususnya dibidang kefarmasian kepada masyarakat dan lebih
sering melakukanpelatihan dan pendidikan tenaga kefarmasian di daerah
Surakarta.
2. Perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang ada hendaknya selalu
ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk pelayanan yang
lebih baik. 32
3. Puskesmas Sibela merupakan salah satu puskesmas di daerah Surakarta yang
memberikan pelayan rawat inap. Pelayanan kefarmasian di rawat inap
sebaiknya dilakukan selama 24 jam penuh oleh farmasis bukan dilakukan
oleh tenaga kesehatan lain, sehingga diperlukan penambahan jumlah farmasis
di puskesmas Sibela.
4. Perlu di lakukan evaluasi di Puskesmas Sibela untuk memantau seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian mulai dari pelayanan resep sampai kepada
pelayanan informasi obat kepada pasien sehingga diperoleh gambaran mutu
pelayanan kefarmasian sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian di
Puskesmas pada tahun selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Profil Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan : Jakarta
http://annaregina25.blogspot.com/2013/06/sejarah-perkembangan
puskesmas.html.diakses. 29 mei 2014.
LAMPIRAN
KELOMPOK
SEKRETARIA
KELOMPOK
JABATAN
JABATAN T
FUNGSIONAL
FUNGSIONAL
SUB
SUB BAGIAN
BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
PERENCANAAN,
PERENCANAAN, UMUM DAN
EVALUASI KEUANGAN KEPEGAWAIAN
EVALUASI KEPEGAWAIAN
SEKSI KEFARMASIAN
MAKANAN, MINUMAN SEKSI PERBAIKAN
SEKSI MANAJEMEN SEKSI
INFORMASI &PERBEKALAN GIZI MASYARAKAT
PENGENDALIAN KESEHATAN
KESEHATAN PENYAKIT
SEKSI KESEHATAN
SEKSI AKREDITASI REMAJA DAN
DAN Kerja
Praktek REGISTRASI
Profesi ApotekerUniversitas LANSIA
Setia Budi Angkatan XXVII
40
41
Laporan PraktekKerjaProfesi ApotekerUniversitas Setia Budi
di Dinas Kesehatan Kota, Instalasi Farmasi dan Puskesmas Sibela Surakarta
Periode 19 – 23 Mei 2014
KEPALA
SUB. BAG. TATA USAHA
NENI, SKM, MM
Kepala Puskesmas
Kepegawaian
37
Umum
BP Umum BP Umum
KIA KIA
Apotik Apotik
Loket Loket