Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

MAHASISWA PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

ANGKATAN 47

DI

APOTEK RSU HAJI

JALAN MANYAR KERTOADI SURABAYA

( 2 JUNI - 12 JULI)

OLEH :

Disusun Oleh :

Ika Wardatus Agustiya Sari, S.Farm

NRP : 91388038

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

SURABAYA

2014
Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Pengesahan..................................................................................... i

Kata Pengantar .............................................................................................. ii

Daftar Isi ......................................................................................................... v

Tinjauan Tentang Apotek ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Berdirinya Rumah Sakit Haji Surabaya.............. 1

B. Instalasi Farmasi RSU Haji Surabaya............................................. 2

C. Visi dan Misi Instalasi Farmasi ........................................................ 3

a. Visi ................................................................................................. 3

b. Misi ................................................................................................ 3

D. Struktur Organisasi ........................................................................... 4

E. Sistem Manajerial Instalasi Farmasi ............................................... 5

1. Pengelolahan Obat dan Non Obat.................................................. 5

a. Perencanaan ............................................................................... 6

b. Pengadaan.................................................................................. 6

1). Pengadaan obat gol. Narkotika ..................................... 7

2). Pengadaan obat gol. Psikotropika................................. 7

3). Pengadaan Alkes RSU Haji Surabaya .......................... 8

c. Penerimaan oleh gudang farmasi................................................. 8

d. Pembayaran ................................................................................. 10

e. Penataan dan Penyimpanan ......................................................... 10

f. Retur ............................................................................................ 13

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII v


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

g. Distribusi Obat dan Alkes di gudang depo Farmasi .................... 14

h. Stok Opname ............................................................................... 15

2. Administrasi Barang di Instalasi Farmasi RSU Haji Surabaya ..... 16

a. Kartu Stok obat .......................................................................... 16

b. Buku Defecta ............................................................................ 17

c. Buku Pembelian dan Penjualan.................................................. 17

d. Neraca ........................................................................................ 17

e. Laporan-laporan ......................................................................... 17

1). Laporan Pemakaian Narkotika ............................................ 17

2). Laporan Pemusnahan............................................................ 18

3). Penyimpanan dan Laporan pemusnahan resep ..................... 19

F. Pelayananan Kefarmasian ................................................................ 19

1. Pelayanan Non Resep ................................................................ 19

2. Pelayanan Resep Dokter............................................................ 21

3. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) ............................... 23

G. Evaluasi Mutu Pelayanan.................................................................. 25

Tata Cara pendirian Apotek Baru dan Study kelayakan.................. ........ 26

A. Definisi Apotek ................................................................................... 26

B. Persyaratan Pendirian Apotek ........................................................ 27

1. Lokasi ........................................................................................ 29

2. Sarana dan Prasarana Apotek .................................................... 30

3. SDM (Personalia) Apotek ......................................................... 32

4. Sediaan Farmasi......................................................................... 38

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII vi


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

5. Alat Kesehatan dan Non Obat ................................................... 46

C. Studi Kelayakan Apotek.................................................................... 47

Portofolio ........................................................................................................ 59

Analisis 5 Resep Dokter Spesialis ................................................................. 139

Tugas Swamedikasi ....................................................................................... 179

Tugas Khusus ................................................................................................ 184

Daftar Pustaka..................................................................................... .......... 186

Lampiran................................................................................................... ..... 188

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII vii


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Profesi di Apotek RSU
HAJI yang dimulai pada tanggal 2 Juni sampai dengan 12 Juli 2014 dengan
lancar. Salah satu tahapan yang harus ditempuh dalam menyelesaikan Program
Profesi Apoteker di Fakultas Farmasi Universitas Surabaya adalah melalui
Praktek Kerja Profesi di apotek yang bertujuan untuk membekali calon apoteker
dengan wawasan dan pengalaman praktek di Apotek, serta mempersiapkan calon
apoteker memasuki dunia profesional.

Secara teori, mahasiswa tingkat apoteker tentu mengetahui dengan pasti


kegiatan apa saja yang dilakukan di apotek. Namun pada kenyataannya, tanpa
pengalaman kerja yang cukup di apotek, akan sulit bagi apoteker baru untuk dapat
terjun langsung dan melakukan praktek di komunitas. Laporan ini berisi tentang
pengalaman menjalani praktek kerja profesi apoteker dan segala aktivitas yang
dilakukan selama proses tersebut. Semoga laporan ini dapat menjadi media
pembelajaran bagi para calon apoteker baru untuk dapat semakin memahami
kegiatan apa saja yang sebenarnya ada di apotek, sehingga tidak menjadi
canggung ketika nantinya terjun melaksanakan pengabdian profesi di apotek.

Penulis menyadari bahwa Praktek Kerja Profesi ini dapat diselesaikan atas
bantuan, bimbingan dan dukungan baik moril maupun materiil dari berbagai
pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Nani Parfati, MS., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga
Praktek Kerja Profesi ini dapat terlaksana dengan baik.
2. Ibu Aguslina Kirtishanti, S.Si., M.Si., Apt selaku Wakil Dekan I Fakultas
Farmasi Universitas Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sehingga Praktek Kerja Profesi ini dapat terlaksana dengan baik.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII ii


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

3. Ibu Dini Kesuma, S.Si., M.Si., Apt. selaku Wakil Dekan II Fakultas Farmasi
Universitas Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
sehingga Praktek Kerja Profesi ini dapat terlaksana dengan baik.
4. Ibu Dra. Lusiwati Tjakrawala, M.Farm-Klin., Apt selaku Koordinator Praktek
Kerja Profesi di apotek yang telah memberikan bimbingan, arahan dan nasehat
kepada penulis sehingga Praktek Kerja Profesi ini dapat terlaksana dengan
baik.
5. Bapak Franciscus Cahyo Kristianto, S.Si., M.Farm-Klin., Apt. selaku
Koordinator Program Studi Profesi Apoteker yang telah memberikan
kesempatan, nasehat dan bimbingan kepada penulis sehingga Praktek Kerja
Profesi ini dapat berjalan lancar.
6. Ibu Dra. Sofia Laily, M.Si, Apt. selaku Kepala Instalasi Farmasi RSU Haji
Surabaya yang telah memberi kesempatan, sarana dan bimbingan dengan
penuh kesabaran dengan penulis sehingga penulis dapat menjalani Praktek
Kerja Profesi di Apotek RSU HAJI dengan baik
7. Ibu Dian Natasya, S.Farm, M.Farm-Klin, Apt. sebagai Dosen Pembimbing
yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktu dan tenaga untuk
memberikan bimbingan, arahan dan semangat kepada penulis sehingga
Praktek Kerja Profesi ini dapat berjalan dengan baik.
8. Ibu Firstia Rifatul Chumaidah, S.Farm. Apt. dan Ibu Dra. Dewi Ramdani,Apt.
selaku Apoteker Penanggung Jawab Depo Rawat Jalan RSU HAJI yang telah
meluangkan waktu dan tenaga dalam memberi bimbingan dan arahan kepada
penulis mengenai apotek RSU HAJI.
9. Seluruh staf Apotek Rawat Jalan, Depo JKN, Depo IBS, Depo IGD dan Rawat
Inap RSU Haji Surabaya yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi ini.
10. Teman-teman satu kelompok PKP RSU Haji Surabaya yaitu Lailatul
Munawaroh, S,Farm dan Thikro Hasyim Ahmad, S.Farm yang telah
membantu penulis untuk berproses bersama selama Praktek Kerja Profesi.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII iii


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

11. Seluruh teman-teman mahasiswa Apoteker angkatan XLVII yang telah


bekerja sama dengan baik dan memberikan semangat selama rangkaian
kegiatan PKPA ini.

Surabaya, 23 Juli 2014

Penulis

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII iv


Lembar Pengesahan

MAHASISWA PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

ANGKATAN XLVII.

DI

APOTEK RSU HAJI

JALAN MANYAR KERTOADI SURABAYA

TANGGAL 2 JUNI S/D 12 JULI 2014

Disusun oleh:

Disusun Oleh:

Ika Wardatus Agustiya Sari, S.Farm

NRP : 91388038

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dra.Sofia Laily, Apt Dian Natasya,S.Farm, M,Farm-Klin.,Apt


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

1. TINJAUAN TENTANG APOTEK RSU HAJI SURABAYA

A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA RSU HAJI SURABAYA


Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik
pemerintah Provinsi Jawa Timur yang didirikan berkenaan dengan peristiwa yang
menimpa para Jamaah Haji Indonesia di terowongan Mina pada tahun 1990.
Dengan adanya bantuan dana dari Pemerintah Arab Saudi dan dilanjutkan dengan
biaya dari Pemerintahan Provinsi Jawa Timur, berhasil dibangun gedung beserta
fasilitasnya dan resmi dibuka pada 17 April 1993, sebagai RSU Tipe C. Pada
tahun 1998 berkembang menjadi RSU tipe B Non Pendidikan dan pada tanggal 30
Oktober 2008 sesuai SK, RSU Haji berubah status menjadi RSU Tipe B
Pendidikan.
Apotek RSU Haji Surabaya merupakan salah satu sarana yang digunakan
dalam praktek kerja profesi (PKP) mahasiswa apoteker angkatan 47. PKP
merupakan proses pembelajaran dalam mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang
telah didapat dari perkuliahan serta mempelajari pengelolaan apotek dari segi
kefarmasian dan manajemen apotek. Apotek ini berada di dalam RSU Haji
Surabaya di Jalan Manyar Kertoadi Surabaya dengan nomor telepon 031 592
4000 dan nomor faks 031 594 7890. Praktek Kerja Profesi (PKP) di depo farmasi
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2014
sampai dengan 12 Juli 2014. Kegiatan PKP di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
dilaksanakan di delapan depo farmasi yaitu depo farmasi JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional), depo farmasi Rawat Jalan, depo farmasi Rawat Inap, depo
farmasi UDD (Unit Dose Dispensing), depo farmasi IGD (Instalasi Gawat
Darurat), depo farmasi IBS (Instalasi Bedah Sentral), gudang unit depo farmasi
dan bagian logistik farmasi.
PKP dilaksanakan dengan jadwal penugasan pada masing-masing depo
farmasi selama 3-4 hari. Di apotek RSU Haji Surabaya, mahasiswa program
profesi Apoteker mempelajari manajemen apotek seperti pengelolaan obat dan
non obat, pengelolaan keuangan, pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM),

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 1


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

belajar melakukan pelayanan kefarmasian di apotek yang meliputi pelayanan


resep dan non resep, penyerahan obat dan perbekalan farmasi, memberikan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien.

B. INSTALASI FARMASI RSU HAJI SURABAYA


Instalasi farmasi merupakan salah satu instalasi yang ada di RSU Haji
Surabaya. Pada tahun 1993 instalasi farmasi RSU Haji Surabaya memberikan
pelayanan perbekalan farmasi untuk unit-unit pelayanan RSU Haji Surabaya dan
pelayanan peresepan (individual prescribtion) yang dilayani oleh apotek POP
(pelayanan obat pelengkap). Pada tahun 1995 apotek POP diganti menjadi Apotek
Koperasi Pegawai Negeri (KPN) RSU Haji Surabaya yang berstatus swasta, di
luar dari wewenang RSU Haji Surabaya. Semenjak dikeluarkannya SK Gubernur
Jawa Timur Nomor 4 tahun 2005 pengelolaan Apotek dirubah menjadi depo
farmasi yang berada di bawah pengawasan RSU Haji Surabaya. Depo Farmasi
RSU Haji Surabaya melayani pasien rawat inap, rawat jalan, rawat darurat, pasien
yang berasal dari penjamin yang terikat perjanjian kerjasama dengan RSU Haji
Surabaya, pasien pribadi dokter yang berobat di RSU Haji Surabaya, pasien
paviliun yang berasal dari pelayanan pavilun atau kelas utama, pasien anggota
JKN ( Jaminan Kesehatan Nasional).
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya saat ini
mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Depo farmasi dibagi
menjadi 5 bagian, yaitu depo farmasi umum, depo farmasi rawat inap, depo
farmasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), depo farmasi IGD (Instalasi Gawat
Darurat) dan depo farmasi IBS (Instalasi Bedah Sentral). Depo farmasi umum
melayani seluruh pasien rawat jalan yang telah berobat di poli-poli pemeriksaan
yang tersedia, baik pasien umum yang tidak mengikuti asuransi kesehatan
maupun tidak termasuk kriteria pasien JKN dan pasien yang berasal dari penjamin
yang terikat perjanjian kerjasama dengan RSU Haji Surabaya. Depo farmasi rawat
inap melayani seluruh pasien rawat inap baik paviliun utama maupun bangsal.
Depo farmasi JKN melayani seluruh pasien rawat jalan, khusus pasien anggota

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 2


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

JKN. Depo Farmasi IGD melayani pasien gawat darurat baik yang datang dengan
pilihan kegawatan emergensi maupun non emergensi untuk pasien umum, pasien
anggota kerjasama maupun pasien anggota JKN. Sedangkan, depo farmasi IBS
melayani resep pasien dari kamar operasi, kamar bersalin dan ICU (Intensive Care
Unit).

C. VISI DAN MISI INSTALASI FARMASI RSU HAJI SURABAYA


a. Visi
Instalasi farmasi yang mampu memberikan pelayanan dengan cepat, tepat,
aman serta mampu sebagai wahana pendidikan dan penelitian.
b. Misi
1) Menyediakan pelayanan farmasi yang berkualitas, aman dan terjangkau
yang berorientasi pada tercapainya hasil pengobatan yang optimal terhadap
pasien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
2) Menyediakan SDM yang berkompetensi tinggi dan islami
3) Menciptakan budaya kerja yang disiplin, jujur, terampil, aman dan teliti
dalam memberikan pelayanan
4) Menyediakan sarana, prasarana dan sistem informasi yang memadai
5) Meningkatkan kepuasan pelanggan
6) Menyediakan wahana pembelajaran dan penelitian

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 3


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

D. STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI RSU HAJI


SURABAYA

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 4


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

E. SISTEM MANAJERIAL INSTALASI FARMASI RSU HAJI


SURABAYA
Manajemen apotek merupakan suatu sistem yang berhubungan dengan
pengelolaan apotek, dimana meliputi perencanaan, penganggaran, pengadaan,
penerimaan dan penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan, penghapusan, dan
pengawasan dan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Manajemen apotek
tersebut harus dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
apotek tersebut. Dalam sistem manajemen, Instalasi Farmasi RSU Haji Surabaya
dibagi menjadi 3 fungsi yang penting dan mempunyai peran sendiri-sendiri.
Uraian pekerjaan dari struktur organisasi apotek RSU Haji Surabaya
berdasarkan fungsionalnya adalah :
 Peran profesional: pelayanan resep, OTC (Over The Counter), konsultasi
pasien, farmasi bangsal.
 Peran pengadaan dan pembelian: pembelian, pengendalian persediaan dan
pemasaran usaha.
 Peran keuangan: keuangan, budgeting, accounting dan laporan.

1. Pengelolaan Obat dan Non Obat di Instalasi Farmasi RSU Haji


Surabaya
Kompetensi penting yang harus dimiliki apoteker dalam bidang
pengelolaan obat meliputi kemampuan merancang, membuat, melakukan
pengelolaan obat di apotek yang efektif dan efisien. Penjabaran dari kompetensi
tersebut adalah dengan melakukan seleksi, perencanaan, penganggaran,
pengadaan, produksi, penyimpanan, pengamanan persediaan, perancangan dan
melakukan dispensing serta evaluasi penggunaan obat dalam rangka pelayanan
kepada pasien yang terintegrasi dalam asuhan kefarmasian dan jaminan mutu
pelayanan (ISFI, 2003). Dengan adanya sistem pengelolaan obat dan non obat
diharapkan dapat terlaksananya suatu kegiatan yang terorganisir untuk menjaga
dan menjamin ketersediaan dan mutu produk. Pengelolaan yang sesuai standar
yang telah ditetapkan maka dapat meminimalkan jumlah obat dan non obat yang

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 5


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

kadaluwarsa atau rusak sehingga dapat berpengaruh pada keamanan dan ketepatan
pengobatan pada pasien, dapat mencegah terjadinya penumpukan stok atau
sebaliknya menghindari terjadinya kekosongan stok sehingga menjamin
kelancaran pelayanan kefarmasian di apotek.
a. Perencanaan
Perencanaan untuk obat-obatan, alat kesehatan dan sediaan farmasi lainnya
yang ada di RSU Haji Surabaya dilakukan oleh masing-masing depo dan logistik
farmasi. Akan tetapi keputusan akhir diserahkan kembali kepada Kepala Instalasi
Farmasi yang disesuaikan dengan anggaran yang diberikan. Yang kemudian
diserahkan pada Pejabat Pengadaan atau Panitia Lelang berdasarkan usulan dari
Instalasi Farmasi. Perencanaan pengadaan obat dan alat kesehatan pada masing-
masing depo farmasi didasarkan pada kebutuhan pasien yang disesuaikan dengan
tingkat penjualan laku cepat (fast moving) atau laku lambat (slow moving),
disesuaikan dengan pola penyakit yang sering terjadi, pola peresepan dokter, dan
kemampuan masyarakat di sekitar RSU Haji Surabaya. Perencanaan untuk
logistik farmasi didasarkan pada permintaan unit. Pengadaan barang dilakukan
apabila jumlah barang tersebut telah mencapai jumlah stok minimal yang telah
ditetapkan.
b. Pengadaan
Pengadaan Obat dan Alkes dilakukan oleh pejabat pengadaan yang
ditunjuk oleh Direktur RSU Haji Surabaya. Pemesanan perbekalan farmasi
kecuali narkotika dapat dilakukan melalui telepon atau fax. Pembelian perbekalan
farmasi di RSU Haji Surabaya melalui distributor, rekanan, dan PBF resmi, yaitu
PBF yang telah ditunjuk oleh pabriknya untuk mendistribusikan produknya.
Tujuannya adalah untuk menjamin keaslian, keamanan dan kualitas obat tersebut.
Daftar PBF dapat dilihat di lampiran. Surat Pesanan (SP) ada 3 macam, yaitu SP
untuk obat non narkotika dan non psikotropika, SP psikotropika, dan SP
narkotika, semua Surat Pesanan dibuat 5 rangkap, 3 untuk bagian keuangan (Surat
Pesanan asli diserahkan ke PBF) dan 2 untuk bagian farmasi.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 6


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Usulan pengadaan barang dari pelaksana kegiatan


(PK)

Penyampaian usulan kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan


(PPTK) untuk dilakukan pengendalian anggaran

PK membantu membuat nota dinas usulan perbekalan farmasi yang


ditandatangani oleh Pejabat Pembuat komitmen (PPK)

Diserahkan kepada Pejabat Pengadaan Barang agar melakukan


pengadaan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Gambar. 1.2 Alur Pengadaan Perbekalan Farmasi

1) Pengadaan Obat Golongan Narkotik di RSU Haji Surabaya


Pemesanan obat-obat narkotika dilakukan dengan persetujuan dari
Kepala Instalasi Farmasi RSU Haji Surabaya. Pemesanan narkotika harus secara
langsung dan tidak dapat dilakukan melalui telepon. Surat pesanan ditandatangani
oleh Kepala Instalasi Farmasi dengan mencantumkan nama dan nomor SIK serta
dibubuhi stempel depo farmasi RSU Haji Surabaya. Ketentuan dalam SP
narkotika yaitu satu lembar SP hanya untuk memesan 1 (satu) macam obat.
Pemesanan obat-obat narkotik tidak dapat dilakukan melalui telepon dan fax.
Pembayarannya dilakukan pada saat barang diterima atau COD (Cash On
Delivery). Contoh surat pemesanan narkotika dapat dilihat di lampiran.

2) Pengadaan Obat Golongan Psikotropika di RSU Haji Surabaya


Depo farmasi RSU Haji Surabaya memesan obat golongan psikotropika di
masing-masing distributor psikotropika. Pemesanan obat-obatan psikotropika
kepada PBF tertentu yang mendapat ijin khusus dari Menteri Kesehatan,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 7


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

pemesanan dapat melalui telepon atau fax tetapi sebelum barang akan dikirim
maka Surat Pesanan yang asli harus sudah diserahkan ke PBF tersebut. Surat
pesanan ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dengan mencantumkan
nama dan nomor SIK serta dibubuhi stempel depo farmasi RSU Haji Surabaya.
Satu lembar SP, paling banyak untuk memesan 2 jenis psikotropika yang berasal
dari distributor yang sama. Jangka waktu dan sistem pembayaran tergantung pada
kesepakatan pihak rumah sakit dengan distributor, demikian pula dengan
potongan harganya. Contoh surat pemesanan psikotropika dapat dilihat di
lampiran.

3) Pengadaan Alat Kesehatan di RSU Haji Surabaya


Pengadaan alkes (alat kesehatan) sama dengan pengadaan obat dimana
agen distributor datang ke apotek dan pihak apotek menuliskan alat kesehatan
yang dipesan pada Surat Pesanan (SP).

c. Penerimaan oleh Gudang farmasi


Ketika SP telah diterima oleh PBF, maka barang akan segera dikirim oleh
PBF yang bersangkutan disertai dengan faktur sebagai bukti pengiriman barang.
Barang yang datang langsung diperiksa panitia pemeriksa barang dan jasa
kefarmasian di gudang obat. Pemeriksaan dilakukan ketika sales PBF datang,
yang meliputi pemeriksaan terhadap :
 Keaslian faktur tersebut (ada nama PBF, alamat PBF, NPWP, nomor
telepon, dan lain-lain yang menunjukkan keasliannya) sebagai bukti
pengiriman barang.
 Fisik barang, yang meliputi nama barang, bentuk sediaan, dosis, jumlah,
keasliannya (kemasan tersegel), isi.
 Nomor batch
 Harga
 Diskon
 Tanggal kadaluwarsa

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 8


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Apabila nomor batch tidak sesuai maka diganti dan ditanda tangani oleh
pihak PBF. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah adanya obat yang palsu atau
rusak. Selain itu juga harus diperiksa kesesuaian antara faktur dari distributor
dengan arsip surat pesanan barang, kesesuaian faktur dengan jenis barang,
kesesuaian faktur dengan jumlah barang. Selain itu, kondisi fisik barang harus
diperiksa, misalnya jika ada cacat, kebocoran atau pecah. Terutama untuk barang-
barang yang tidak dapat kembali. Alur penerimaan dan penyimpanan perbekalan
farmasi dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Penerimaan perbekalan farmasi dilaksanakan oleh penyimpan


barang medis dari Panitia Pemeriksa Barang

Dilakukan pencocokan dengan Berita Acara Pemeriksaan Barang yaitu


: faktur, Jumlah, Jenis, Kemasan dan tanggal kadaluarsa

Jika barang telah sesuai Penyimpan Barang membuat Berita Acara


Penerimaan Barang yang ditanda tangani Pemasok Barang dan
Penyimpan Barang

Penyimpan barang melakukan pencatatan perbekalan farmasi yang


diterima ke dalam Buku Barang Masuk dan Kartu Kendali

Memasukkan perbekalan farmasi yang diterima kegudang untuk


melakukan proses penyimpanan

Gambar 1.3 Alur Penerimaan dan Penyimpanan Perbekalan Farmasi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 9


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Setelah barang diperiksa, faktur ditandatangani dan diberi stempel.


Lembar faktur asli dikembalikan ke PBF, sedangkan 1 lembar copy dipegang oleh
bagian gudang depo farmasi untuk arsip dan 1 lembar copy dipegang oleh pejabat
pengadaan. Kemudian barang oleh panitia pemeriksa dan penerima barang
kefarmasian diserahkan kepada petugas gudang depo farmasi.
d. Pembayaran
Untuk proses pembayaran, PBF harus menyerahkan syarat-syarat
penagihan kepada bagian keuangan (bendahara pengeluaran). Syarat – syarat
tersebut :
 SP yang ditanda tangani oleh pejabat pengadaan dan pihak PBF komitmen
 Faktur pajak
 Kwitansi
 Berita acara serah terima hasil pekerjaaan dan Berita Acara Penerimaan
Barang dan Berita Acara Penyerahan Barang.
e. Penataan dan Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaturan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang ditetapkan disertai dengan sistem informasi yang selalu
menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan. Penyimpanan dapat
dibedakan menjadi :
 Dibedakan menurut bentuk sediaan dan jenisnya
 Dibedakan menurut suhunya, kestabilannya
 Mudah tidaknya meledak/terbakar
 Tahan/tidaknya terhadap cahaya
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang tempat
penyimpanan adalah :
1) Kemudahan bergerak
a. Gudang menggunakan sistem satu lantai jangan menggunakan sekat
sekat karena akan membatasi pengaturan ruangan. Jika digunakan
sekat, perhatikan posisi dinding dan pintu untuk mempermudah
gerakan.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 10


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

b. Berdasarkan arah arus penerimaan dan pengeluaran obat, ruang


gudang dapat ditata berdasarkan sistem arus garis lurus, arus U dan
arus L.
2) Sirkulasi udara yang baik
Sirkulasi yang baik akan memaksimalkan umur hidup dari obat sekaligus
bermanfaat dalam memperpanjang dan memperbaiki kondisi kerja
3) Kondisi penyimpanan khusus.
Vaksin memerlukan “Cold Chain” khusus dan harus dilindungi dari
kemungkinan putusnya aliran listrik. Narkotika dan bahan berbahaya
harus disimpan dalam lemari khusus dan selalu terkunci. Bahan-bahan
mudah terbakar seperti alkohol dan eter harus disimpan dalam ruangan
khusus, sebaiknya disimpan di bangunan khusus terpisah dari gudang
induk.
Golongan psikotropika dan narkotika disimpan pada rak khusus terpisah
dari obat lainnya dan tidak boleh terlihat oleh pasien serta harus double
kunci. Terbuat dari rak kayu/besi dengan ukuran 40 x 80 x 100 cm3 jika
ukuran kurang dari standar maka harus menempel pada dinding atau
tidak bisa terangkat.
4) Pencegahan kebakaran
Perlu dihindari adanya penumpukan bahan-bahan yang mudah terbakar
seperti dus, kartu dan lain-lain. Alat pemadam kebakaran harus dipasang
pada tempat yang mudah dijangkau.

Tempat penyimpanan instalasi farmasi RSU Haji Surabaya meliputi:


a) Logistik Farmasi  Obat ( bahan baku produksi, B3), alkes, reagen,
inventaris, film  melayani ward floor stock
b) Gudang Depo Farmasi  obat, alkes  melayani kebutuhan depo farmasi
c) Gudang Infus  infus, alkes  melayani kebutuhan depo
d) Ruang produksi  memproduksi sediaan farmasi sederhana
e) Ruang Gas medik  melayani kebutuhan unit

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 11


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

f) Kantor
g) Ruang arsip
Penyimpanan dilakukan berdasarkan alfabetis (A-Z) dan penyimpanannya
dengan sistem FIFO (First In First Out) atau FEFO (First Expired First Out).
Penyimpanan obat-obatan di gudang Apotek RSU Haji Surabaya yang baru
datang langsung diletakkan di rak penyimpanan untuk obat-obatan yang dipesan
lebih dari 1 box. Penataan di masing-masing depo dilakukan berdasarkan
alfabetis (A-Z) pada rak masing-masing untuk sediaan oral obat paten, generik,
sediaan topikal, sediaan injeksi dan alat-alat kesehatan. Sistem atau pola
penataan di masing-masing depo biasanya ditata sedemikian rupa untuk
memudahkan dalam melakukan pelayanan obat kepada pasien. Setiap kotak obat
diberi kartu stok untuk mengecek jumlah obat. Alur penyimpanan perbekalan
farmasi dapat dilihat pada Gambar 1.4. Sistem penataan obat biasanya diatur
berdasarkan:
 Bentuk sediaan obat
Depo farmasi RSU Haji Surabaya menggunakan sistem penataan ini, yaitu
dengan memisahkan antara bentuk sediaan sirup; obat luar (krim, salep, gel,
lotion, bedak, obat kumur); tetes mata, tetes telinga, tetes hidung; cairan infus
(nutrisi parenteral); tablet; injeksi (vial, ampul).
 Berdasarkan sistem alphabetis
Penataan obat berdasarkan alphabet berguna untuk dapat mempermudah
pengambilan dan pengecekan obat pada waktu pelayanan di apotek sehingga
efisiensi kerja dapat ditingkatkan.
 Berdasarkan golongan obat
Penataan obat di depo farmasi RSU Haji Surabaya juga berdasarkan golongan
obat meliputi obat generik; obat dengan merk dagang; obat narkotika; obat
psikotropika; alat kesehatan. Lemari narkotika di depo farmasi terbuat dari kayu,
terbagi dua masing-masing dengan kunci yang berlainan. Bagian pertama
dipergunakan sebagai gudang persediaan narkotika, bagian kedua berisi narkotika
yang digunakan sehari-hari (untuk pelayanan resep).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 12


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Berdasarkan stabilitasnya
Penataan obat berdasarkan stabilitas obat sangatlah penting karena
bersangkutan dengan efek yang ditimbulkan, umur sediaan, kadar bahan aktif,
toksisitas sediaan. Untuk sediaan yang tidak stabil disimpan di suhu ruang dapat
disimpan di lemari es dengan suhu 2-8°C, misalnya suppositoria, vaksin, serum,
insulin, injeksi yang tidak stabil di suhu ruang, dan lain-lain. Di depo farmasi,
yang disimpan dalam lemari es adalah bentuk sediaan ovula, suppositoria, sediaan
insulin, albumin, somatostatin, heparin sodium injeksi, antibiotik amoxiclav, dll.

Barang-barang datang yang lolos persyaratan saat penerimaan barang


dimasukkan ke gudang

Petugas Gudang Depo farmasi melakukan pengecekan tempat penyimpanan


barang dengan memperhatikan hal-hal berikut: kebersihan, keamanan, sinar
matahari, suhu, kelembapan, bebas dari seranga dan hewan yang merusak.

Penataan obat dan alkes secara alfabetis sesuai dengan penggolongan

Penataan obat dan alkes berdasarkan FEFO dan FIFO

Gambar 1.4 Alur Penyimpanan Perbekalan Farmasi di Gudang

f. Retur
Retur barang terdiri dari 3, yaitu:
 Retur Barang karena jumlah yang diminta berbeda atau salah kirim barang
Apabila dalam pengiriman barang terdapat kesalahan, dalam hal jumlah maupun
bentuk sediaan maka dapat dilakukan pengembalian, yaitu retur. Retur ini dapat
berupa pengembalian barang dengan harga yang dipotong atau penggantian

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 13


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

barang. PBF akan memberikan nota kredit atau mengganti dengan obat yang
sesuai dengan faktur.
 Retur Barang karena cacat produk
Retur barang cacat produk hampir sama dengan retur kesalahan pengiriman
barang, yaitu barang-barang cacat produksi dapat diretur dengan kesepakatan
kedua belah pihak, karena terdapat barang-barang tertentu yang tidak dapat
diretur, maka pada saat penerimaan harus dicek satu per satu.
 Retur Barang karena kadaluwarsa
Untuk retur kadaluwarsa ada kesepakatan dengan masing-masing PBF apakah
barang tersebut boleh diretur apabila sudah kadaluwarsa, atau kurang dari 6 bulan
sebelum kadaluwarsa.

g. Distribusi Obat dan Alat Kesehatan dari Gudang Depo Farmasi


Masing-masing depo farmasi dipegang oleh Apoteker penanggung jawab
dan satu Assisten Apoteker (AA) yang berperan sebagai koordinator. Permintaan
obat atau perbekalan farmasi lainnya di depo farmasi dapat dilakukan setiap hari
(pagi hari) dengan menulis barang-barang yang akan dipesan di buku defecta.
Dasar permintaan ialah dengan melihat di komputer bagaimana penjualan
beberapa hari yang lalu, dan jumlah stok minimum dan stok maksimumnya atau
melihat jumlah barang mencapai stok minimum pada rak. Setelah di tulis di buku
defecta, Koordinator AA akan mengevaluasi kembali barang-barang yang akan
dipesan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak. Apabila tidak sesuai,
maka Koordinator AA dapat mengurangi, menambah jumlah permintaan, atau
tidak meminta. Apabila telah sesuai, maka koordinator pelayanan harian akan
membuat bon permintaan barang dan menyerahkan bon tersebut ke gudang depo
farmasi. Petugas gudang depo farmasi menyiapkan permintaan depo farmasi.
Setelah selesai disiapkan maka permintaan dapat diambil oleh petugas depo
farmasi, dimana bon permintaan asli diambil gudang dan copy diambil depo
farmasi sebagai arsip. Permintaan barang tidak sesuai jadwal (tidak pada waktu
pagi hari) juga dapat dilakukan karena stok obat habis dan obat tersebut

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 14


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

dibutuhkan mendadak atau yang disebut “CITO”, yang pemesanannya


menggunakan bon dan diantar langsung ke gudang obat.
Alur keluar masuknya obat dan alkes di gudang obat dan masing-masing
depo farmasi dicatat dulu di kartu stok dan secara computerized. Pencatatan
bertujuan untuk mengetahui persediaan masing-masing barang, juga agar dapat
dilakukan pengecekan kembali antara jumlah barang yang tersedia dengan jumlah
barang yang tertera. Pengeluaran obat dari depo farmasi atas permintaan
konsumen berdasarkan resep dokter atau penjualan bebas (non resep). Penjualan
berdasarkan resep dapat melalui resep asli maupun turunan resep (yang diambil
sebagian atau masih bisa diulang). Sedangkan penjualan non resep hanya berlaku
untuk obat bebas, obat bebas terbatas dan OWA (Obat Wajib Apotek).
Pengeluaran barang dari tiap depo farmasi harus menggunakan resep
dokter (kecuali obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter) atau bon permintaan
dari antar depo farmasi.Perbekalan farmasi yang diambil harus dicatat dan
menuliskan nomor resep serta tanggal pada kartu stok. Pengawasan dan evaluasi
terhadap semua kegiatan di depo farmasi dapat dimonitor dengan cara melakukan
pencatatan atau administrasi yang teratur. Obat yang masuk dan keluar dicatat di
kartu stok dan dengan cara komputerisasi. Resep-resep yang diterima disimpan
dengan mengurutkan nomor resep selama satu bulan di masing-masing loket.
Penyimpanan resep obat golongan narkotika dan psikotropika disendirikan agar
memudahkan penelusuran jika terjadi perbedaan dengan jumlah stok. Resep di
apotek disimpan selama minimal 3 tahun sebelum dimusnahkan dengan cara
membakar dan juga harus disertai pembuatan Berita Acara Pemusnahan (BAP).

h. Stock Opname
Pengontrolan barang dilakukan setiap pagi hari dengan melakukan
pencocokkan kartu stok dengan barang yang ada. Sedangkan secara keseluruhan,
dilakukan stock opname setiap tiga bulan sekali. Tujuan melakukan stock opname
ini adalah:
a. Untuk mengetahui jenis dan jumlah barang yang tersisa.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 15


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

b. Untuk mengetahui barang yang mendekati tanggal kadaluarsanya minimal 6


bulan diletakkan terpisah atau barang yang rusak walaupun Expired Date
masih jauh.
c. Untuk mengetahui barang-barang mana yang termasuk dalam fast moving
maupun slow moving, sehingga dapat dibuat sebagai acuan dalam perencanaan
pengadaan barang di tahun berikutnya.
d. Untuk membuat laporan keuangan.

2. Administrasi Barang di Instalasi Farmasi RSU Haji Surabaya


Administrasi pembukuan digunakan untuk mencatat semua kegiatan yang
dilakukan di apotek. Kegiatan tersebut dapat berupa transaksi yang terdapat dalam
buku administrasi maupun laporan-laporan.Jenis administrasi yang ada meliputi :

a. Kartu Stok Obat


Kartu stok digunakan untuk mengetahui jumlah persediaan masing-masing
barang, agar dapat dilakukan cross check antara jumlah barang yang tersedia
(fisik) dengan yang tertera pada kartu stok. Jumlah barang pada kartu stok juga di
cross check dengan jumlah yang tercatat pada komputer sehingga tingkat
kesalahan pencatatan dan pelaporan dapat diminimalkan. Hal-hal yang dicatat
dalam kartu stok adalah jumlah awal obat, jumlah obat keluar, sisa obat,
keterangan nomor resep dimana obat tersebut digunakan, dan paraf. Kartu stok
diperiksa setiap hari untuk pengadaan obat dan dicocokkan dengan sediaan akhir
yang ada (fisik barang). Untuk narkotika dan psikotropika dicatat dalam buku
tersendiri. Buku tersebut berisi nama obat, tanggal, nomor faktur, nomor resep,
nama dokter, nama dan alamat pasien, jumlah barang yang keluar masuk dan sisa
barang untuk masing-masing produk obat.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 16


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

b. Buku Defecta
Buku defecta adalah buku catatan yang berisi nama obat/barang yang pada
stoknya hampir habis dan harus dipesan ulang. Buku defecta ini dibuat setiap hari,
tidak hanya berdasar pada obat yang hampir habis tapi juga berdasar pada pesanan
pasien dan obat baru. Buku defecta ini diperiksa oleh Apoteker atau koordinator
penanggung jawab depo farmasi untuk mengetahui obat atau barang apa yang
harus dipesan, jumlah obat atau yang dipesan dan PBF tempat pemesanan obat.

c. Buku Pembelian dan Penjualan


Untuk masing-masing PBF disediakan buku pembelian tersendiri yang
disusun berdasarkan tanggal penerimaan barang, nomor faktur dan jumlah
harganya. Buku penjualan mencatat semua pendapatan dari resep dan non resep
yang dicatat setiap hari.

d. Neraca
Digunakan untuk mencatat semua pengeluaran dan pemasukan di apotek
selama 1 bulan sehingga pada akhir periode dapat diketahui laba ruginya.

e. Laporan-laporan
1. Laporan Pemakaian Narkotika dan Psikotropika
Pelaporan obat narkotik dan psikotropik dilakukan setiap bulan oleh AA
yang bertanggung jawab membuat laporan penggunaan obat psikotropika dan
narkotika, dimana petugas akan mendapat informasi data semua pesanan dari
semua depo farmasi ke gudang obat. Selain itu petugas juga mendapat laporan
dari masing-masing depo farmasi pemakaian narkotika dan psikotropika melalui
resep-resep yang diterima. Resep-resep yang mengandung obat narkotika dan
psikotropika disimpan berdasarkan nomor urut dan tanggal pembuatan serta
dikelompokkan tersendiri. Semua data yang telah terkumpul akan dibuat laporan
secara manual yang berisi:

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 17


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

a) Tanggal pemakaian obat


b) Nomor register dan nama pasien
c) Nama obat dan jumlah obat
d) Dosis yang digunakan
Untuk obat-obat narkotik golongan 2, yaitu morfin, petidin dan derivatnya,
perlu dicantumkan :
a) Tanggal pemakaian
b) Nama dan alamat pasien, serta nomor register pasien
c) Dokter yang meresepkan
d) Keterangan jumlah narkotik yang telah digunakan.
Semua laporan penggunaan obat psikotropika dan narkotika diketahui dan
disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi RSU Haji Surabaya. Pelaporan sediaan
jadi narkotika dan psikotropika dibuat rangkap empat dan ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan dengan tembusan kepada: Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur , Kepala Kantor BPOM dan untuk arsip depo farmasi RSU
Haji Surabaya.
2. Laporan Pemusnahan Perbekalan Farmasi
Sediaan farmasi yang karena sesuatu hal tidak dapat dipergunakan lagi
atau dilarang dipergunakan harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam
atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri. Pemusnahan dilakukan oleh
APA dengan dibantu oleh karyawan apotek. Tindakan pemusnahan tersebut
dibuat berita rangkap dua dan ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kotamadya Surabaya, dan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.
Demikian pula pemusnahan sediaan narkotika dan psikotropika yang
dikarenakan rusak atau tidak memenuhi syarat sesuai dengan UU No. 22 Tahun
1997 tentang Narkotika dan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika, dapat
dilakukan dengan disaksikan oleh petugas yang berwenang dan dibuat berita acara
pemusnahannya sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan Pemberian Izin Apotek yang

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 18


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

ditujukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Kepala
BPOM dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
3. Penyimpanan dan Laporan Pemusnahan Resep dan Faktur
Penyimpanan resep dan faktur berdasarkan tanggal, bulan, tahun. Resep
dan faktur disimpan baik dalam jangka waktu minimal 3 tahun. Resep dan faktur
yang sudah disimpan lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan dengan disertai
berita acara pemusnahan (Peraturan Menteri Kesehatan No.
1332/MENKES/SK/X/2002).

F. PELAYANAN KEFARMASIAN
Pelayanan kefarmasian di apotek RSU Haji Surabaya meliputi pelayanan
obat bebas, obat bebas terbatas, Obat Wajib Apotik (OWA), obat generik,
pelayanan narkotika dan psikotropika berdasarkan resep dokter, serta pelayanan
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada pasien.
1. Pelayanan Non Resep
Ada beberapa pelayanan obat tanpa resep dokter yang terdapat di apotek
RSU Haji Surabaya yaitu meliputi obat bebas, bebas terbatas, dan Obat Wajib
Apotek (OWA). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 347/Menkes/SK VII/1990, Obat wajib apotek (OWA) adalah obat keras
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter oleh Apoteker dalam jumlah yang
terbatas dengan kriteria sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
919/Menkes/ Per/X/1993 yaitu:
1. Tidak dikontra-indikasikan penggunaan pada wanita hamil, usia anak di
bawah umur dan orang tua diatas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan
resiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 19


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

5. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang


dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan obat non resep
yaitu memenuhi ketentuan dan batasan jumlah tiap jenis obat setiap pasien yang
disebutkan dalam Obat Wajib Apotek, dimana batasan jumlah obat yang dapat
diberikan kepada pasien sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam memberikan KIE kepada pasien terhadap pelayanan obat non resep dapat
berupa informasi mengenai dosis, aturan pakai, kontra indikasi, efek samping,
cara penyimpanan obat dan hal-hal lain yang perlu di informasikan.
Prosedur pelayanan obat non resep di apotek RSU Haji Surabaya
berdasarkan SOP (Standart Operational Procedure) adalah sebagai berikut:
1. Pasien atau pembeli menanyakan obat yang dibutuhkan atau menceritakan
keluhan sakitnya.
2. Apoteker mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan sakit pasien
menggunakan metode WWHAM meliputi:
 Who is the patient? (Siapa pasiennya?)
 What are the symptoms? (Apa gejalanya?)
 How have the symptoms persisted? (Berapa lama gejala tersebut
muncul?)
 Action taken, what medicine tried? (Tindakan yang dilakukan, obat
apa yang digunakan?)
 Medicine already being taken for other conditions? (Obat-obat apa
saja yang saat ini digunakan untuk gejala yang lain?)
3. Petugas apotek memilihkan obat yang sesuai dan memeriksa stok obat
yang dimaksud sesuai dengan jumlah yang diminta dan memberitahu
harganya.
4. Setelah pasien setuju dengan obat dan harga obat yang diinformasikan
sebelumnya, obat diambil, dikemas dan diserahkan kepada pasien dengan
disertai pemberian KIE secukupnya tentang penggunaan obat kepada
pasien, dan selanjutnya dicatat di nota penjualan harian.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 20


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

5. Untuk Obat Wajib Apotek (OWA) harus diperhatikan persyaratan yang


ada, yaitu jumlah tiap jenis obat yang boleh diberikan kepada pasien
terbatas, serta konsumen harus diberi informasi yang lengkap mulai dari
indikasi sampai cara penanganan awal bila terjadi efek samping obat. Perlu
dianjurkan pada pasien untuk segera menghubungi dokter apabila gejala
sakit menetap dengan obat yang telah diberikan atau muncul gejala-gejala
lain yang dianggap serius, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.

2. Pelayanan Resep Dokter


Resep yang diterima oleh apotek antara lain berasal dari dokter umum,
dokter gigi, dan dokter spesialis. Adapun resep-resep yang diterima di apotek
RSU Haji Surabaya berasal dari dokter-dokter yang berada di lingkungan rumah
sakit RSU Haji. Protap (prosedur tetap) pelayanan resep yang dilakukan di apotek
RSU Haji Surabaya, yaitu bahwa setiap Asisten Apoteker yang bertugas harus
membaca resep yang diterima dengan teliti dan seksama. Resep-resep yang
masuk ke apotek dikumpulkan sesuai nomor urut resep. Resep disimpan sesuai
tanggal, bulan dan tahun sehingga memudahkan pencarian. Ketika menerima
resep maka yang harus dilakukan adalah:
1. Menerima resep dari pasien atau keluarganya.
2. Memeriksa keabsahan resep.
3. Membaca resep dengan teliti tanpa adanya interpretasi yang subyektif, bila
ada keraguan tanyakan kepada:
 Asisten Apoteker senior.
 Asisten Apoteker Koordinator.
 Apoteker.
 Hubungi dokter yang menulis resep.
 Bilamana masih meragukan, resep dikembalikan kepada pasien.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 21


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Untuk pasien yang menjadi anggota JKN dan kerjasama pihak ketiga,
maka dalam pelayanan resepnya harus menyertakan beberapa berkas persyaratan,
yaitu :
a. Persyaratan Pengambilan Obat untuk Pasien JKN
 Surat Eligibilitas Peserta
 Fotokopi kartu anggota
b. Persyaratan Pengambilan Obat untuk Pasien Kerjasama Pihak Ketiga
 Fotokopi rujukan
 Fotokopi kartu anggota
4. Resep dihitung jumlah, dosis dan kemudian di beri harga sebagaimana
semestinya obat ditebus.
5. Pemberian nomor resep.
6. Asisten Apoteker yang memberi harga, membubuhi paraf/tanda tangannya
pada urutan pertama pada stempel tersebut, kemudian resep diteruskan ke
petugas kasir.
7. Kasir memanggil pasien dan atau keluarganya dari pemilik resep tersebut
untuk menerima pembayaran harga obat yang telah dihitung oleh Asisten
Apoteker. Selanjutnya petugas kasir mencatat nama dan alamat pasien dan
memberikan bukti tanda pembayaran yang sah yang sebelumnya sebagian
nomor resep di bukti tanda pembayaran disobek beserta copy tanda
pembayaran untuk ditempelkan di balik resep.
8. Resep dari kasir tersebut diracik di bagian peracikan.
9. Obat yang sudah disiapkan (untuk pengemasan terakhir jangan ditutup
dengan stapler) beserta resep asli dan bilamana diperlukan copy
resep/kuitansi diteruskan ke bagian penyerahan obat.
10. Asisten Apoteker di bagian penyerahan obat:
 Mencocokkan terlebih dahulu untuk yang terakhir kalinya antara obat
yang disiapkan dengan resep asli yang ditulis dokter.
 Memanggil pasien dan atau keluarganya dan meminta tanda
pembayaran untuk diambil sisa nomor resep yang masih menyatu

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 22


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

dengan tanda pembayaran untuk dicocokkan dengan nomor resep yang


sudah ditempelkan di balik resep dan setelah cocok disatukan kedua
bagian nomor resep tersebut di resep. Dibuat salinan resep dan kuitansi
jika diminta.
 Secara selektif diberikan penjelasan dan penyuluhan seperlunya tentang
aturan pakai, dosis dan efek samping yang perlu diketahui oleh pasien.
 Kemasan terakhir kemudian ditutup dengan stapler dan Asisten
Apoteker membubuhi paraf/tanda tangannya di urutan terakhir dari
stempel yang ada di balik resep.
 Resep dikumpulkan urut dan diarsipkan.

3. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


Pelayanan KIE merupakan salah satu kegiatan pelayanan apotek yang
wajib dilakukan oleh Apoteker seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 922/Menkes/Per/X/1992. KIE merupakan suatu rangkaian
kegiatan komunikasi antara Apoteker dengan pasien, pemberian informasi yang
penting tentang obat dan cara penggunaan obat, serta pemberian edukasi baik
untuk obat-obat tertentu atau mengenai kesehatan secara menyeluruh.
KIE perlu diberikan karena penggunaan obat di masyarakat semakin
meluas seiring dengan semakin banyaknya jumlah obat yang diproduksi oleh
industri farmasi, biaya pengobatan yang semakin mahal, kurangnya informasi
mengenai obat dan semakin gencarnya promosi obat di berbagai media dapat
mendorong seseorang untuk melakukan pengobatan sendiri (self medication)
menyebabkan semakin pentingnya peran Apoteker untuk melakukan komunikasi,
memberi informasi, dan edukasi kepada pasien agar pasien tidak salah memilih
obat dan dapat menggunakan obat yang benar.
Secara umum KIE yang diberikan kepada pasien untuk obat resep dan non
resep yaitu melakukan komunikasi kepada pasien dengan menggunakan bahasa
yang jelas, dapat dimengerti dan sederhana, pemberian informasi mengenai obat
yang diterima antara lain kegunaan, jumlah obat yang diterima, cara pemakaian,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 23


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

aturan pakai, efek samping, dan cara penyimpanan. Juga memberikan edukasi
kepada pasien tentang obat-obat yang membutuhkan perhatian khusus seperti
antibiotik dan mempraktekkan cara penggunaan obat.
Pemberian KIE dalam pelayanan resep terutama diberikan kepada pasien dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Mendapatkan lebih dari 3 masalah pengobatan
2. Obat dengan indeks terapi sempit
3. Cara penggunaan obat yang khusus
4. Obat dengan efek samping yang perlu mendapatkan perhatian khusus
5. Pasien pediatrik
6. Pasien geriatrik
7. Ibu hamil dan menyusui
8. Pasien penyakit kronis
Di apotek RSU Haji Surabaya, Apoteker yang berada di apotek
memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien secara
umum meliputi:
 Cara penggunaan obat yang benar, meliputi dosis, aturan pakai, cara
penggunaan, lama penggunaan, terutama cara penggunaan yang perlu
informasi khusus.
 Informasi tentang pentingnya kepatuhan menggunakan/meminum obat
secara teratur sesuai aturan dan petunjuk yang diberikan.
 Informasi tentang cara penyimpanan obat yang benar.
 Edukasi mengenai hal-hal khusus yang perlu dilakukan (teknik mengatasi
terjadinya hipoglikemia pada pasien diabetes, perubahan gaya hidup/life
style modification) yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang
berkunjung.
 Informasi tentang adanya efek samping obat.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 24


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

G. EVALUASI MUTU PELAYANAN


Evaluasi mutu pelayanan merupakan proses penilaian kinerja pelayanan
kefarmasian yang meliputi penilaian terhadap SDM, pengelolaan perbekalan
farmasi dan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian kepada pasien. Di Depo
Farmasi Rumah sakit Haji Surabaya terdapat satu divisi tersendiri yang
menjalankan monitoring dan valuasi (Monev) pelayanan, kualitas sumber daya
manusia. Dalam menjalankan monitoring dan evaluasi ini panitia Monev memiliki
beberapa metode, seperti untuk mengetahui kecepatan tenaga farmasi dalam
melakukan pelayanan suatu resep dapat diukur dengan menggunakan Respond
time (RT). RT dijalankan dengan menuliskan rincian pasti jam berapa resep
diterima dan jam berapa obat diserahkan pada pasien. Selisih antara kedua waktu
tersebut merupakan durasi setiap pelayanan sebuah resep. Dan untuk penulisan
RT ini akan rekapitulasi setiap bulannya dan dilakukan perbaikan terus menerus.
Selain metode tersebut untuk mengetahui kepuasan pelayanan salah satu
indikatornya adalah dengan menilai tingkat kepuasan pasien dan dilakukan
dengan membagi angket atau kuesioner untuk diisi oleh pasien. Untuk mengetahui
kualitas sumber daya manusia yang ada dapat dilihat dari ketepatan waktu setiap
tenaga kefarmasian dalam menghadiri Apel pagi dan kehadiran di tempat kerja
setiap harinya, juga seberapa rajin tenaga kefarmasian dalam menghadiri rapat dan
diskusi kefarmasian lainnya. hal–hal tersebut dapat direkapitulasi dalam bentuk
grafik setiap bulannya dan dievaluasi terus menerus untuk menjadi lebih baik.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 25


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

II. TATA CARA PENDIRIAN APOTEK DAN STUDI


KELAYAKAN

A. APOTEK
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang berperan
penting, karena merupakan sarana distribusi obat dan perbekalan farmasi yang
secara langsung berhadapan dengan masyarakat.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan Apotek adalah
suatu tempat tertentu, tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian dan penyaluran
Sediaan Farmasi, Perbekalan Kesehatan lainnya kepada masyarakat. Selain itu,
apotek harus dapat mendukung dan membantu terlaksananya usaha pemerintah
untuk menyediakan obat-obatan secara merata dengan harga terjangkau oleh
masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah. Apotek juga merupakan salah
satu sarana pelayanan kesehatan yang penting karena merupakan sarana distribusi
yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat untuk menyalurkan obat dan
memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.25 tahun 1980
pasal 2, tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan.
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat.
3.Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara luas dan merata.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 26


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

B. Persyaratan Pendirian Apotek


Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kefarmasian di Apotek,
Apoteker Pengelola Apotek (APA) wajib memiliki Surat Izin Apotek, yang
berlaku seterusnya selama apotek yang bersangkutan masih aktif melakukan
kegiatan dan masih memenuhi persyaratan serta mempunyai seorang APA. Izin
apotek tersebut diberikan oleh Menteri Kesehatan kemudian Menteri Kesehatan
melimpahkan wewenang pemberian izin apotek kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan
pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin dan pencabutan izin
apotek sekali dalam setahun kepada Menteri Kesehatan dan tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi (KEPMENKES 1332/MENKES/SK/2002).
Berdasarkan KEPMENKES Nomor 1332 tahun 2002, ketentuan
permohonan ijin apotek adalah sebagai berikut :
PASAL 7
1. Permohonan izin apotik diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-1 dan
menyertakan lampiran:
a. Salinan/fotokopi Surat Izin Kerja Apoteker.
b. Salinan/fotokopi Kartu Tanda Penduduk.
c. Salinan/fotokopi denah bangunan.
d. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak
milik/sewa/kontrak.
e. Daftar asisten apoteker dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal
lulus, dan Surat Izin Kerja.
f. Asli atau salinan/fotokopi daftar terperinci alat perlengkapan apotik.
g. Surat pernyataan dari Apoteker Pengelola Apotek bahwa tidak bekerja
tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak menjadi apoteker
pengelola di apotik lain.
h. Asli atau salinan/fotokopi surat ijin atasan (bagi permohonan pegawai
negeri, anggota ABRI, dan pegawai instansi pemerintah lainnya).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 27


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

i. Akte perjanjian kerjasama Apoteker Pengelola Apotek dengan


Pemilik Sarana Apotek.
j. Surat pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak terlibat pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang obat.
2. Dengan menggunakan Formulir APT-2 Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah
menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai
POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotik
untuk melakukan kegiatan.
3. Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-
lambatnya 6 (enam) hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan
setempat dengan menggunakan contoh Formulir APT-3.
4. Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
tidak dilaksanakan, Apoteker Pemohon dapat membuat surat pernyataan
siap melakukan kegiatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi
dengan menggunakan contoh Formulir Model APT-4.
5. Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja setelah diterima laporan
hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (3), atau pernyataan
dimaksud ayat (4) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat
mengeluarkan Surat Izin Apotik dengan menggunakan contoh Formulir
Model APT- 5.
6. Dalam hal hasil pemeriksaan Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau
Kepala Balai POM dimaksud ayat (3) masih belum memenuhi syarat
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua
belas) hari kerja mengeluarkan Surat Penundaan dengan menggunakan
contoh Formulir Model APT-6
7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (6),
Apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 28


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak


tanggal Surat Penundaan.
1) Lokasi (Place)
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.922/MENKES/PER/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek, di mana pada pasal 4 ayat 5 disebutkan bahwa dalam melaksanakan
pelimpahan wewenang tersebut dalam ayat (3) kepala kantor wilayah tidak
diizinkan mengadakan pengaturan yang membatasi pemberian izin. Ada satu hal
yang harus dipertimbangkan sebelum mendirikan suatu apotek adalah lokasi
apotek tersebut yang pada akhirnya dapat menentukan keberhasilan dan
kelangsungan apotek tersebut. Apotek berlokasi pada daerah yang mudah dikenali
dan dijangkau oleh anggota masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk
yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek yang baru didirikan setidaknya
mempunyai jarak minimal 100 meter dari apotek lain. Apotek didirikan
dilingkungan yang padat penduduk untuk menjamin kelangsungan hidup apotek
dan perlu diperhatikan keadaan sosial penduduk untuk mengetahui pola obat obat
yang harus disediakan di apotek. Lingkungan apotek harus terjaga kebersihannya,
bebas dari hewan pengerat, serangga, serta memiliki supplai listrik yang konstan
terutama untuk lemari pendingin tempat penyimpanan obat. Oleh karena itu, perlu
dilakukan studi kelayakan apotek
2) Sarana dan Prasarana
Sarana apotek adalah suatu tempat tertentu tempat dilakukannya pekerjaan
kefarmasian sedangkan prasarana apotek meliputi perlengkapan, peralatan dan
fasilitas apotek yang memadai untuk mendukung pelayanan kefarmasian yang
berkualitas. Sarana dan prasarana yang harus dimiliki oleh setiap apotek untuk
menjalankan fungsinya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan
pekerjaan kefarmasian adalah (Petunjuk Teknis KEPMENKES Nomor
1027/MENKES/SK/IX/2004) :
 Papan nama apotek yang dapat terlihat jelas, terbuat dari bahan yang
memadai dan memuat nama APA, nomor ijin apoteker dan apotek,
 Ruang tunggu,

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 29


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Tempat mendisplai obat bebas dan obt, serta informasi bagi pasien
berupa brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan,
 Ruang konseling untuk pasien,
 Ruang peracikan,
 Ruang untuk melakukan kegiatan penerimaan, penyimpanan,
pengawasan, pengendalian persediaan dan pengeuaran obat,
 Ruang penyerahan obat,
 Tempat pencucian alat, dan
 Peralatan penunjang kebersihan apotek.
Dalam KEPMENKES Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 disebutkan
mengenai persyaratan bangunan apotek yaitu :
1. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan
pelayanan dan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi.
2. Bangunan apotek sekurang-kurangnya memiliki ruangan khusus untuk:
a. Ruang peracikan dan penyerahan resep
b. Ruangan administrasi dan kamar kerja apoteker
c. WC
3. Kelengkapan bangunan calon apotek
a. Sumber air harus memenuhi persyaratan kesehatan
b. Penerangan harus cukup terang sehingga dapat menjamin pelaksanaan
tugas dan fungsi apotek
c. Alat pemadam kebakaran berfungsi dengan baik minimal 2 buah
d. Ventilasi yang baik serta memenuhi persyaratan hygiene lainnya
e. Sanitasi yang baik dan memenuhi persyaratan hygiene lainnya
4. Papan nama
a. Berukuran minimal:
- Panjang: 60 cm
- Lebar : 40 cm
b. Dengan tulisan:
- Hitam di atas dasar putih
- Tinggi huruf minimal : 5 cm

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 30


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

- Tebal : 5 cm
Dalam Lampiran KEPMENKES Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 diatur
tentang persyaratan perlengkapan apotek sebagai berikut:
1. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan terdiri dari :
a. Timbangan miligram dengan anak timbangan yang sudah
disetarakan minimal 1 (satu) set.
b. Timbangan gram dengan anak timbangan yang sudah disetarakan
minimal 1 (satu) set.
c. Gelas ukur 10 ml, 100 ml, 250 ml
d. Labu erlenmeyer 100 ml, 250 ml, 1 liter
e. Gelas piala 100 ml, 500 ml, 1 liter.
f. Panci pengukur 1 liter.
g. Corong berbagai ukuran.
h. Termometer berskala 100°C
i. Mortir, garis tengah 5 sampai dengan 10 cm dan 10 sampai dengan
15 cm, beserta stamper dan sudip
j. Spatel logam/tanduk/plastik dan porselen.
k. Cawan penguap porselen, garis tengah 5 sampai dengan 115 cm.
l. Batang pengaduk.
m. Penangas air
n. Kompor atau alat pemanas yang sesuai.
o. Panci
p. Rak tempat pengeringan alat
q. Ayakan
r. Sendok porselen/tanduk
2. Perlengkapan dan alat perbekalan farmasi terdiri dari:
a. Lemari dan rak untuk penyimpanan obat dengan jumlah sesuai
kebutuhan.
b. Lemari pendingin minimal 1 buah.
c. Lemari untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika dengan
ukuran sesuai kebutuhan.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 31


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

3. Wadah pengemas dan pembungkusan yang terdiri dari:


a. Etiket dengan jumlah sesuai kebutuhan.
b. Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat sesuai
dengan jumlah kebutuhan.
4. Alat administrasi, terdiri dari:
a. Blanko pesanan obat dengan jumlah sesuai kebutuhan
b. Blanko kartu stok obat dengan jumlah sesuai kebutuhan
c. Blanko salinan resep dengan jumlah sesuai kebutuhan
d. Blanko faktur dan blanko nota penjualan dengan jumlah sesuai
kebutuhan
e. Buku pencatatan narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
f. Buku pesanan obat narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
g. Form laporan obat narkotika dengan jumlah sesuai kebutuhan
5. Buku standar yang diwajibkan adalah :
a. Farmakope Indonesia Edisi terbaru 1 buah.
b. Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan
apotek dengan jumlah sesuai kebutuhan.
c. Buku-buku penunjang : ISO, MIMS, DOI, BNF, dan lain-lain.
3) Personalia (SDM)
Sumber daya manusia di Apotek merupakan tenaga kefarmasian (meliputi
apoteker, analisa farmasi dan asisten apoteker) yang melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek dalam hal pengadaan, produksi, distrisbusi dan pelayanan
sediaan farmasi.
Berdasarkan KEPMENKES Nomor 1027/MENKES/SL/IX/2004, apoteker
di apotek mempunyai kompetensi sebagai berikut :
 Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian yang
profesional.
 Mampu mengambil keputusan secara professional.
 Mampu berkomunikasi dengan baik.
 Mampu menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi
multidisipliner.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 32


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Mampu mengelola sumber daya dan informasi secara efektif.


 Selalu belajar sepanjang karier.
 Membantu memberi pendidikan.

Apoteker Pengelola Apotek Pemilik Sarana Apotek


(APA) (PSA)

Apoteker Pendamping

Tata Usaha Asisten Apoteker Petugas Gudang Bendahara


Pelayanan dan
pemberian resep
Karyawan
Kasir
Pembantu
Juru Resep

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Apotek


Dalam PP 51 tahun 2009 pasal 20 disebutkan bahwa dalam menjalankan
pekerjaan Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan/atau Tenaga
Teknis Kefarmasian (sarjana farmasi, ahli madya farmasi, analisis farmasi dan
asisten apoteker/tenaga menengah farmasi.
 Apoteker Pengelola Apotek
Berdasarakan KEPMENKES Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002, yang
dimaksud dengan Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah seorang Apoteker
yang telah mendapatkan Surat Izin Apotek untuk mengelola sebuah apotek. Surat
Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan Menteri Kesehatan kepada
Apoteker.
PP RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, menyatakan
bahwa untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotek harus me seorang Apoteker
harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). STRA ini dapat di
peroleh jika seorang apoteker memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Memiliki Ijazah Apoteker

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 33


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Memiliki sertifikat kompetensi apoteker


 Surat pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji apoteker
 Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang mempunyai
surat izin praktek
 Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi. Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan
kefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga
kefarmasian bekerja.
PERMENKES 922/MENKES/Per/X/1993 bab VI dan VII menyatakan bahwa
tugas APA meliputi Pengelolaan Apotek dan Pelayanan, termasuk didalamnya:
 Berkewajiban untuk menyediakan, menyimpan dan menyerahkan
perbekalan farmasi yang bermutu baik dengan keabsahan yang
terjamin.
 Melakukan pemusnahan obat dan perbekalan farmasi karena tidak
dapat lagi digunakan/dilarang digunakan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan dan dibantu oleh sekurang-kurangnya seorang karyawan
Apotek, yang wajib dibuatkan berita acaranya dan untuk pemusnahan
narkotika wajib mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
 APA bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pelayanan resep dan
wajib melayaninya sesuai dengan tanggung jawab dan keahlian
profesinya.
 APA tidak diizinkan untuk mengganti obat generik dalam resep
dengan obat paten.
 Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam resep
maka APA wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat
yang tepat.
 APA wajib memberikan informasi yang berkaitan dengan obat yang
diserahkan dan penggunaan obat secara tepat, aman, rasional atas
permintaan masyarakat.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 34


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Bila Apoteker menganggap dalam resep terdapat kekeliruan atau


penulisan tidak tepat maka harus diberitahukan pada dokter penulis
resep.
 Apoteker wajib menandatangani salinan resep.
 Dapat menjual obat keras yang dinyatakan sebagai Daftar Obat Wajib
Apotek tanpa resep.
Apoteker Pengelola Apotek yang berhalangan melakukan tugasnya lebih dari
2 tahun secara terus menerus maka Surat Izin Apotek atas nama Apoteker tersebut
akan dicabut.
 Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti
Apoteker Pendamping adalah Apoteker yang bekerja di apotek di samping
Apoteker Pengelola Apotek dan/atau menggantikannya pada jam-jam tertentu
pada hari buka apotek.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1332/Menkes/SK/X/2002 pasal 19 disebutkan bahwa:
 Apabila Apoteker Pengelola Apotek berhalangan melakukan tugasnya
pada jam buka Apotek maka Apoteker Pengelola Apotek harus
menunjuk Apoteker Pendamping.
 Apabila Apoteker Pengelola Apotek dan Apoteker Pendamping
berhalangan hadir maka Apoteker Pengelola Apotek menunjuk
Apoteker Pengganti.
 Penunjukan Apoteker Pendamping dan Apoteker Pengganti harus
dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan
menggunakan contoh formulir model APT-9.
 Asisten Apoteker
Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai asisten
Apoteker. Asisten apoteker atau AA dapat melakukan pekerjaan kefaramsian
dibawah pengawasan apoteker (PERMENKES 922/MENKES/Per/X/1993).
Asisten apoteker yang telah memiliki Surat Izin Asisten Apoteker (SIAA)
berdasarkan Permenkes 679/2003, telah dianggap memiliki STETTK dan

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 35


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

SIKTTK berdasarkan peraturan menteri ini (PERMENKES No.


889/MENKES/PER/V/2011).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja
Tenaga Kesehatan, bahwa setiap tenaga kefarmasian yang menjalankan tugas
kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi yang dikeluarkan oleh menteri
berupa:
 STRA bagi Apoteker; dan
 STRTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian
Bagi Apoteker yang baru lulus pendidikan dapat memperoleh STRA secara
langsung. STRA dan STRTTK berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat
diregistrasi ulang selama memenuhi persyaratan. Permohonan STRA dapat
diajukan dengan menggunakan teknologi informatika atau secara online melalui
website KFN. Untuk memperoleh STRA, Apoteker harus memenuhi persyaratan:
a. Memiliki ijazah Apoteker
b. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
c. Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji Apoteker
d. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang
memiliki surat izin praktik, dan
e. Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan
etika profesi.
Surat permohonan STRA harus melampirkan:
a. Fotokopi ijazah Apoteker
b. Fotokopi sumpah/ janji Apoteker
c. Fotokopi sertifikat kompetensi profesi yang masih berlaku
d. Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter yang memiliki
surat izin praktik.
e. Surat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika
profesi, dan
f. Pas foto terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 2 (dua) lembar
dan ukuran 2x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 36


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Registrasi Ulang STRA


a. Registrasi ulang dilakukan sesuai ketentuan dengan melampirkan
surat tanda registrasi yang lama.
b. Registrasi ulang harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum
STRA habis masa berlakunya.
Pencabutan ijin STRA dan STRTTK
a. STRA atau STRTTK dapat dicabut karena:
 Permohonan yang bersangkutan
 Pemilik STRA tidak lagi memenuhi persyaratan fisik dan mental
untuk menjalankan pekerjaan kefarmasian berdasarkan surat
keterangan dokter.
 Melakukan pelanggaran disiplin tenaga kefarmasian.
 Melakukan pelanggaran hukum di bidang kefarmasian yang
dibuktikan dengan putusan pengadilan.
b. Pencabutan STRA disampaikan kepada pemilik STRA dengan tembusan
kepada Direktur Jendral, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota dan organisasi profesi.
Apoteker warga negara asing lulusan luar negeri yang akan menjalankan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia dalam rangka alih teknologi atau bakti sosial
harus memiliki STRA khusus. STRA khusus tersebut dikeluarkan oleh KFN
untuk jangka waktu kurang dari satu tahun. Apoteker yang telah memiliki STRA
khusus tidak memerlukan SIPA atau SIKA, tetapi wajib melapor kepada Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (PERMENKES No.
889/MENKES/PER/V/2011).
Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian
wajib memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja, berupa:
 SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan
kefarmasian,
 SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitas pelayanan kefarmasian,
 SIKA bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasian di
fasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran, atau

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 37


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaan


kefarmasian pada fasilitas kefarmasian.
Menurut (PERMENKES No. 889/MENKES/PER/V/2011), SIPA bagi
Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanan kefarmasian atau SIKA hanya
diberikan untuk 1 (satu) tempat fasilitas kefarmasian, sedangkan SIPA bagi
apoteker pendamping dapat diberikan untuk paling banyak untuk 3 (tiga) tempat
fasilitas pelayanan kefarmasian. SIKTTK dapat diberikan untuk paling 3 (tiga)
tempat fasilitas kefarmasian. SIPA, SIKA, atau SIKTTK tersebut dikeluarkan oleh
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat pekerjaan kefarmasian
dilakukan. SIPA, SIKA atau STIKTTK masih tetap berlaku sepanjang:
 STRA atau STRTTK masih berlaku; dan
 Tempat praktik atau bekerja masih sesuai dengan yang tercantum
dalam SIPA, SIKA, atau STIKTTK
Tata Cara Memperoleh SIPA, SIKA atau STRTTK
a. Permohonan SIPA atau SIKA harus melampirkan:
 Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN
 Surat pernyataan mempunyai tempat praktik profesi atau surat
keterangan dari pimpinan fasilitas pelayanan kefarmasian atau dari
pimpinan fasilitas produksi atau distribusi/penyaluran.
 Surat rekomendasi dari organisasi profesi; dan
 Pas foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar dan 3x4
sebanyak 2 (dua) lembar;
b. Dalam mengajukan permohonan SIPA sebagai apoteker pendamping harus
dinyatakan secara tegas permintaan SIPA untuk pekerjaan kefarmasian
pertama, kedua, atau ketiga.
4) Sediaan Farmasi
 Obat
Obat merupakan suatu bahan atau paduan bahan, termasuk bahan biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia. Obat yang

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 38


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

pertama kali harus ada dalam apotek adalah obat-obat yang terdapat pada daftar
obat esensial.
Seiring waktu, macam dan jumlah obat yang dijual akan bertambah
banyak dan dalam penjualannya obat tersebut dikenal adanya obat fast moving dan
slow moving. Persediaan obat-obat fast moving harus tetap ada dan pemesanan
harus dilakukan secara berkesinambungan dan dalam jumlah yang cukup banyak.
Persediaan obat-obat slow moving tidak terlalu banyak dalam pemesanan karena
penjualan obat-obat slow moving dalam periode yang lama dikhawatirkan obat
akan kadaluarsa.
Penyimpanan obat di apotek berdasarkan stabilitas, bentuk sediaan obat,
golongan obat, fast moving, golongan penyakit dan diurutkan berdasarkan
alfabetis. Obat-obat yang stabil pada suhu kamar disimpan pada rak penyimpanan
obat, sedangkan untuk obat-obat yang tidak stabil pada suhu kamar disimpan pada
lemari pendingin. Obat-obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan pada
tempat khusus untuk menjamin keamanan dan menghindari kekeliruan. Obat-obat
fast moving diletakkan pada baris rak tersendiri yang mudah dijangkau oleh
petugas sehingga mempercepat pelayanan. Obat dengan golongan penyakit
tertentu seperti obat untuk hipertensi, jantung, diabetes di simpan pada rak
penyimpanan obat tersendiri.
Di apotek, obat dibedakan menjadi :
 Obat bebas (HV=Handverkoop)
Obat bebas adalah obat yang dapat diperoleh dan digunakan tanpa
menggunakan resep dokter, biasanya dijual bebas dan dapat dibeli di apotek, toko
obat, supermarket atau toko yang menyediakannya. Wadah dan kemasan obat
bebas diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan diameter tertentu dengan
garis tepi hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, dan beberapa antasida. Contoh: Vitamin B1, Vitamin C, Vitamin A,
Multivitamin, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Obat Bebas

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 39


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Obat Bebas Terbatas (W=Waarschwing)


Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat dijual pada masyarakat tanpa
resep dokter dengan jumlah tertentu. Pembatasan ini disebabkan efek samping
yang dapat ditimbulkan oleh obat ini lebih besar jika dibandingkan obat bebas.
Obat ini dapat dibeli di apotek atau toko obat berijin. Wadah dan kemasannya
diberi tanda khusus berupa lingkaran biru tua dengan diameter tertentu dengan
garis tepi hitam. Kemasan obat bebas terbatas harus ada tanda peringatan (P1-P6).
Obat-obat yang umumnya masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk,
obat influenza, obat penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat demam
(analgesik-antipiretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, obat-obat
antiseptik, obat tetes mata untuk iritasi ringan (Anief, 2003).Tanda peringatan
obat bebas terbatas diatur dalam SE DITJEN POM No. 5256/E/PE/75 dan obat
bebas terbatas harus mencantumkan tanda peringatan pada wadah atau
kemasannya. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam,berukuran panjang 5 cm,
lebar 2 cm dan memuat pemberitahuan berwarna putih, sebagai berikut:

Gambar 2.2 Tanda Obat Bebas Terbatas


 Obat Keras atau Obat Daftar G (Gevaarlijk = berbahaya)
Obat keras adalah obat yangberkhasiat keras, yang hanya boleh diserahkan
kepada pasiendengan resep dokter, kecuali untuk obat wajib apotek (OWA) dapat
diberikan tanpa resep dokter tetapi harus diserahkan apoteker dengan memberikan
KIE. Wadah dan kemasan obat keras diberi tanda khusus berupa huruf ”K”
tercetak tebal berwarna hitam di atas lingkaran merah tua dengan garis tepi hitam
berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 02396/A/SK/VIII/1986 tentang
tanda khusus Obat Keras daftar G. Pada kemasan obat keras, industri farmasi
harus mencantumkan tulisan yang menyatakan bahwa obat tersebut hanya boleh

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 40


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

diserahkan dengan resep dokter. Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai
secara sembarangan bisa berbahaya, memperparah penyakit atau menyebabkan
kematian. Obat yang masuk dalam golongan ini antara lain obat jantung, obat anti
hipertensi, obat anti diabetes, hormon, antibiotika (tetrasiklin, penisilin, dan
sebagainya), obat tukak lambung, obat kolesterol, dan saluran nafas.

Gambar 2.3 Tanda Obat Keras


 Obat Wajib Apotek (OWA)
Menurut Kepmenkes Nomor 347/MENKES/SK/VII/1990, Obat Wajib
Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker kepada pasien di
apotek tanpa resep dokter. Tugas Apoteker di apotek dalam melayani pasien yang
memerlukan Obat Wajib Apotek adalah:
1. Memenuhi ketentuan dan batasan tiap jenis obat yang disebutkan dalam
Obat Wajib Apotek yang bersangkutan.
2. Membuat catatan pasien serta obat yang telah diserahkan.
3. Memberikan informasi meliputi dosis dan aturan pakainya,
kontraindikasi, efek samping, dan lain-lain yang perlu diperhatikan oleh
pasien.
Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter adalah obat-obat yang
sesuai dengan Permenkes No. 919/MENKES/PER/X/1993, yaitu :
a. Tidak dikontrindikasikan penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah
usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
b. Pengobatan sendiri dengan obat yang dimaksud tidak memberikan resiko
pada kelanjutan penyakit.
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
d. Penggunaannya digunakan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 41


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat


dipertanggung jawabkan untuk pengobatan sendiri.
Pertimbangan pemerintah dalam pelayanan OWA adalah peningkatan
kemampuan masyarakat dalam pengobatan sendiri untuk mengatasi masalah
kesehatan secara tepat, aman dan rasional.Terdapat 3 macam daftar Obat Wajib
Apotek. Daftar OWA 1 berdasarkan Kepmenkes No. 347/MENKES/SK/VII/1990.
Daftar OWA 2 berdasarkan PerMenKes No. 924/MENKES/PER/X/1993, dan
daftar OWA 3 berdasarkan KepMenKes No. 1176/MENKES/SK/X/1999. Selain
juga terdapat obat yang dikeluarkan dari daftar Obat Wajib Apotek sesuai dengan
Kepmenkes No. 1176/MENKES/SK/X/1999.
 Obat Psikotropika
Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 1997 bab 1 pasal 1, psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang bersifat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang dapat
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh:
Analsik, Diazepam, Sanmag, Valisanbe.
Pemesanan Psikotropikadapat dilakukan dengan menggunakan surat
pesanan psikotropika rangkap dua yang ditandatangani oleh Apoteker dan stempel
apotek. Surat pesanan tersebut kemudian dikirim ke PBF. Berdasarkan Nomor 5
tahun 1997 pasal 14, yaitu bahwa penyerahan psikotropika oleh apotek hanya
dilakukan kepada apotek lainnya, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan,
dokter, dan kepada pasien.
Penyimpanan obat golongan psikotropika belum diatur dalam perundang-
undangan secara khusus. Obat-obat golongan psikotropika cenderung lebih
banyak disalahgunakan, maka diminta kepada semua sarana distribusi obat (PBF,
apotek, dan rumah sakit) agar menyimpan obat-obat golongan psikotropika dalam
suatu rak atau lemari khusus dengan adanya kartu stok psikotropika.
Penggunaan obat psikotropika wajib dilaporkan. Pelaporan psikotropika
dibuat sebulan sekali (selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya).
Ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota dengan tembusan

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 42


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan Kepala Balai Pemeriksaan Obat dan
Makanan dan juga sebagai arsip apotek.
 Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat-obat yang dapat mempengaruhi susunan syaraf
pusat. Obat golongan ini dapat memberikan efek depresi, misalnya morfin dan
opium, atau dapat memberikan efek stimulan, seperti kokain. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, narkotika
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis
maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan. Contoh dari narkotika antara lain Doveri,
Codein, Codipront, dan lain-lain.
Untuk mempermudah pengawasan terhadap pengadaan dan distribusi
narkotika, maka pemerintah hanya mengizinkan PT. Kimia Farma dalam
memproduksi, mengimpor, dan mendistribusikan narkotika di Indonesia.
Pemesanan narkotika dilakukan melalui PBF Kimia Farma sebagai distributor.
Pemesanan dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan narkotika rangkap
empat dan satu surat pesanan hanya digunakan untuk pemesanan satu jenis
narkotika, ditandatangani oleh Apoteker pengelola Apotek dan stempel apotek.
Pemesanan narkotika dalam empat lembar surat pesanan tersebut dikirim ke PBF
Kimia Farma dan satu lembar terakhir disimpan sebagai arsip apotek.
Narkotika di apotek wajib disimpan secara khusus. Menurut Permenkes
No.28/MENKES/PER/I/1978 bab II pasal 5 ayat 2 tentang tata cara penyimpanan
narkotika, yaitu apotek harus memiliki tempat khusus untuk menyimpan
narkotika. Tempat khusus tersebut harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat.
2. Harus mempunyai kunci yang kuat.
3. Dibagi dua, masing-masing dengan kunci yang berlainan.
4. Bagian pertama digunakan untuk menyimpan narkotika.
5. Bagian kedua dipergunakan untuk menyimpan narkotika lainnya yang
dipakai sehari-hari.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 43


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

6. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari


40x80x100 cm, maka lemari tersebut harus dibuat pada tembok atau lantai.
7. Lemari khusus tersebut tidak dipergunakan untuk menyimpan barang lain
selain narkotika dan harus ditaruh di tempat yang aman dan tidak terlihat
oleh umum. Anak kuncinya harus dikuasai oleh penanggungjawab atau
pegawai lain yang dikuasakan.
Menurut Undang-Undang RI No. 35 Tahun 2009 pasal 14 ayat 2, apotek
wajib membuat, menyampaikan, dan menyimpan laporan secara berkala mengenai
pemasukan dan pengeluaran narkotika. Pelaporanoleh apotek dilakukan setiap
bulan (selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya) dan ditujukan
kepadadinas kesehatan kabupaten/ kota dengan tembusan kepada kepala dinas
kesehatan provinsi dan kepala BPOM serta disimpan untuk arsip apotek.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 35 tahun 2009 pasal 43 ayat 2,
apotekhanya dapat menyerahkan narkotika kepada rumah sakit, puskesmas,
apotek lainnya, balai pengobatan, dokter, dan pasien.Sesuai dengan pasal 43 ayat
3 Undang-Undang No. 22 tahun 1997 maka penyerahan narkotika kepada pasien
harus berdasarkan resep dokter.

Gambar 2.4 Tanda Obat Narkotika


 Obat Generik
Definisi obat generik menurut peraturan menteri kesehatan nomor 0202
tahun 2010 adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names
(INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesiaatau buku standar lainnya
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Contoh: Asam Mefenamat,
Amoxycillin, dan lainnya. Obat generik sendiri ada 3 macam, yakni obat generik,
obat generik bermerek, dan obat generik berlogo. Obat generik, yaitu obat paten
yang habis masa patennya serta memenuhi persyaratan farmakope.Obat generik
bermerek, yaitu obat generik yang dipasarkankan dengan nama dagang. Obat
generik berlogo (OGB), yaitu obat generik yang sudah dibuktikan memiliki

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 44


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

bioavailabilitas dan bioekivalensi. Obat generik berlogo merupakan obat esensial


yang tercantum dalam Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dengan nama resmi
yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan Internasional WHO untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya. Mutu obat generik ini terjamin karena
diproduksi sesuai persyaratan cara pembuatan obat yang baik (CPOB) dan dikaji
ulang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan melakukan uji
bioavailabilatas dan bioekivalensi obat. OGB tidak ada biaya promosi, sehingga
harganya sangat terjangkau dan mudah didapatkan masyarakat. Obat esensial
adalah obat yang paling dibutuhkan untuk pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.

Gambar 2.5 Tanda Obat Generik

 Obat Paten
Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 0202 tahun 2010 obat paten
adalah obat yang masih memiliki hak paten. Contoh: Ponstan,Amoxil, dan
lainnya.
 Obat Tradisional
Obat tradisional juga dapat dijual di sebuah apotek, karena ada sebagian dari
masyarakat tetap percaya bahwa obat-obat tradisional lebih manjur jika
dibandingkan dengan obat-obat sintetik, dan juga memiliki efek samping yang
lebih minimal. Obat tradisional yang beredar di Indonesia dikategorikan menjadi 3
golongan, yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.

Gambar 2.6 Tanda Obat Tradisional

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 45


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Penyimpanan obat di apotek berdasarkan stabilitas bentuk sediaan obat.


Untuk obat-obat yang stabil pada suhu kamar disimpan pada rak obat. Sedangkan
untuk obat-obat yang tidak stabil pada suhu kamar harus disimpan dalam lemari
es. Contoh: suppositoria.
Selain bidang obat, dapat dijumpai beberapa apotek melakukan
pengembangan usaha di bidang non obat, antara lain :
1. Menyediakan makanan bayi dan balita, misalnya: susu, bubur, dan
lainnya.
2. Menyediakan makanan penunjang (food supplement) anak-anak dan
dewasa.
3. Alat-alat keperluan bayi, misalnya:diaper, dot, dan lainnya.
4. Alat-alat kesehatan dan perbekalan kesehatan, misalnya kapas, kasa
steril, kondom, plester, kain pembalut, alat tes kehamilan, tensimeter,
sarung tangan, masker, termometer, dan lainnya.
5. Kosmetik, misalnya: sabun antiseptik, bedak wajah, bedak badan, dan
lainnya (Hartini YS, 2007).

5) Alat kesehatan dan Non obat


Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang
tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh (UU RI no.36 tahun 2009).
Apotek juga menjual sediaan farmasi berupa kosmetik (sabun, bedak, tabir
surya), alat kesehatan (termometer, tensimeter, spuit injeksi, kateter, feeding tube,
dll), perbekalan kesehatan (kapas, perban) dan perbekalan rumah tangga
(pembalut, pembersih lantai).

C. Studi Kelayakan

Studi kelayakan dilakukan sebelum mendirikan suatu usaha. Studi


kelayakan ini bertujuan untuk memprediksi atau memperkirakan aspek-aspek

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 46


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

yang akan terlibat dalam suatu usaha sehingga dapat disimpulkan apakah usaha
tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan. Hasil suatu studi kelayakan
disajikan dalam laporan tertulis. Banyak aspek yang dikaji dalam suatu laporan
hasil studi kelayakan, antara lain:
1. Aspek Pasar
2. Aspek Pemasaran
3. Aspek Teknik dan Teknologi
4. Aspek Manajemen
5. Aspek Sumber Daya Manusia
6. Aspek Finansial
7. Aspek Ekonomi dan Sosial
8. Aspek Yuridis
9. Aspek Lingkungan Hidup
Aspek-aspek inilah yang mempengaruhi hasil laporan, apakah suatu usaha
layak atau tidak layak untuk dijalankan. Jika, isi laporan tersebut menyatakan
bahwa suatu rencana bisnis layak untuk dijalankan, maka akan ada pihak-pihak
tertentu yang memerlukan laporan tadi sebagai bahan masukan utama untuk
mengkaji ulang lalu menyetujui atau sebaliknya, yaitu menolak kelayakan laporan
tadi, sesuai dengan kepentingannya.
Hasil suatu studi kelayakan berupa dokumentasi lengkap dalam bentuk
tertulis. Dokumentasi ini memperlihatkan bagaimana sebuah rencana bisnis
memiliki nilai-nilai positif bagi aspek-aspek yang diteliti, sehingga akan
dinyatakan sebagai proyek bisnis yang layak, atau justru sebaliknya.

 Aspek Pasar
Sebelum suatu usaha dilaksanakan, hendaknya dilakukan analisis pasar untuk
mengetahui potensi pasar yang akan dimasuki. Hal ini disebut sebagai analisis
pasar potensial dengan tujuan yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pasar untuk
bisnis yang akan ditawarkan, ataukah perusahaan ingin mencoba menciptakan
potensi pasarnya sendiri. Jika hasil analisis menyatakan bahwa produk jasa dari
bisnis yang akan ditawarkan akan sulit diterima oleh pasar potensialnya, maka

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 47


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

rencana bisnis dianggap tidak layak. Analisis secara menyeluruh ini hendaknya
dilakukan dalam salah satu aspek kelayakan, yakni aspek pasar.
 Aspek Pemasaran
Ada tiga hal yang berkaitan dengan pemasaran, yaitu:
1. Segmentasi, Target, dan Posisi Produk di Pasar
Suatu perusahaan harus menentukan pasar sasaran dengan
melakukan segmentasi pasar karena pasar pada dasarnya bersifat heterogen.
Segmentasi pasar akan menghasilkan segmen-segmen yang relatif homogen,
setelah itu perusahaan memilih sasaran yang lebih jelas karena perusahaan
memiliki sumber daya yang terbatas untuk memenuhi pasar walaupun telah
disegmentasikan. Setelah mendapatkan sasaran pasar yang terarah, produk
hendaknya mempunyai posisi yang jelas di pasar.
 Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa
hal, misalnya keinginan, kemampuan, keuangan dan lain-lain. Perbedaan ini
dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk segmentasi
pasar:
a. Aspek geografis dengan komponen- komponennya seperti bangsa,
negara, propinsi dan kabupaten/kotamadya
b. Aspek geografis seperti usia dan tahap daur hidup, jenis kelamin
dan pendapatan
c. Aspek psikografis seperti kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian
d. Aspek perilaku seperti kesempatan, tingkat penggunaan, status
kesetiaan, tahap kesiapan pembeli dan sikap
Segmentasi pasar harus memperhatikan karakteristik berikut :
a. Dapat diukur yaitu besar pasar dan daya beli dapat diukur walaupun
ada beberapa komponen yang sulit diukur
b. Dapat terjangkau yaitu sejauh mana segmen ini secara efektif dapat
dicapai dan dilayani oleh produsen, walaupun ada kelompok
potensial yang dulit dijangkau

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 48


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

c. Besar segmen yang harus dijangkau agar penjualan produk dapat


menguntungkan secara signifikan
d. Dapat dilaksanakan yaitu sejauh mana program yang efektif dapat
dilaksanakan untuk mengelola segmen ini
 Menetapkan Pasar Sasaran
Analisis untuk dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang
akan dicakup sehingga dapat memilih segmen mana yang akan dilayani,
dapat dilakukan dengan menelaah:
a. Ukuran dan pertumbuhan segmen, dimana perusahaan harus
mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan terakhir,
proyeksi laju pertumbuhan penjualan dan margin laba yang
diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang
diharapkan paling sesuai.
b. Kemenarikan struktural segmen, perusahaan harus mempelajari
faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik
segmen dalam jangka panjang.
c. Sasaran dan sumber daya, perusahaan harus mempertimbangkan
sasaran dan sumber daya dimana keterampilan tenaga pelaksana
untuk masuk ke pasar harus lebih baik dari pada pesaingnya
 Menentukan Posisi Pasar
Penentuan posisi pasar terdiri dari tiga langkah, yaitu
mengidentifikasi keunggulan, memilih keunggulan dan mewujudkan serta
mengkomunikasikan.

2. Sikap, Perilaku, dan Kepuasan Konsumen


Pada umumnya sikap digunakan untuk menilai efektivitas kegiatan
pemasaran. Sikap merupakan evaluasi menyeluruh yang memungkinkan
orang merespon secara konsisten berkaitan dengan obyek atau alternatif-
alternatif pilihan yang diberikan. Dua faktor utama yang mempengaruhi
perilaku yaitu faktor sosial budaya dan faktor psikologis

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 49


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Perilaku konsumen merupakan aspek yang tidak dapat dikendalikan


secara langsung oleh perusahaan. Perilaku konsumen terbagi menjadi:
a. Perilaku yang tampak dengan variabel- variabel, misalnya jumlah yang
pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen
melakukan pembelian
b. Perilaku yang tak tampak dengan variabel- variabel, misalnya persepsi,
ingatan terhadap informasi dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.
Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah
konsumen membandingkan dengan harapannya. Faktor- faktor yang
mempengaruhi kepuasan pelanggan adalah mutu produk dan
layanannya, kegiatan penjualan, pelayanan setelah penjualan, dan nilai-
nilai perusahaan.
3. Manajemen Pemasaran
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan usaha yang bertujuan merencanakan, menentukan harga,
hingga mempromosikan dan mendistribusikan produk jasa yang akan
memuaskan kebutuhan pembeli.
 Aspek Teknik dan Teknologi
Masalah manajemen operasional yang meliputi masalah penentuan posisi,
masalah desain dan masalah operasional. Masalah penentuan posisi perlu
dipertimbangkan secermat mungkin. Penentuan posisi ditujukan agar keberadaan
perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan dapat dijalankan secara
ekonomis, efektif dan efisien. Masalah desain meliputi perencanaan letak usaha,
proses operasi, teknologi yang digunakan, letak- letak ruangan, dan lingkungan
keja. Desain atau perancangan fasilitas operasi ini akan menjadi prasarana dan
sarana yang digunakan perusahaan. Masalah operasional yang timbul pada saat
proses berjalan, misalnya penentuan rencana pelayanan, pengawasan kualitas
pelayanan, dan pengawasan biaya pelayanan.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 50


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Aspek Manajemen
Bagian-bagian pokok suatu manajemen antara lain:
 Perencanaan
Suatu perencanaan hendaknya dikaji dari beberapa sisi, seperti sisi
pendekatan pembuatannya, sisi jangka waktu pelaksanaan yang akan dicakup oleh
perencanaan, sisi tingkatan perencanaan, program kerja, serta anggaran.
Pendekatan pembuatan perencanaan dapat dilakukan dengan beberapa alternatif
pendekatan. Pertama, Pendekatan Atas-Bawah dimana perencanaan dilakukan
oleh pimpinan dan unit organisasi di bawahnya melakukan apa saja yang telah
direncanakan. Kedua, Pendekatan Bawah-Atas, dimana perencanaan dilakukan
dengan cara pemimpin puncak memberikan gambaran situasi dan kondisi yang
dihadapi organisasi termasuk mengenai misi, tujuan, sasaran, dan sumber daya
yang dimiliki. Langkah selanjutnya memberikan kewenangan kepada manajemen
di tingkat bawahnya untuk menyusun perencanaan. Ketiga, Pendekatan Campuran
dimana proses perencanaan dilaksanakan dengan mengkombinasikan kedua
pendekatan yang di atas. Keempat, Pendekatan Kelompok, dimana perencanaan
dibuat oleh sekelompok tenaga ahli dalam perusahaan.
 Pengorganisasian
Struktur organisasi menjelaskan baik pembagian aktivitas kerja serta
hubungan fungsi dan aktivitas tersebut sampai batas-batas tertentu. Struktur
organisasi selain memperlihatkan tingkat spesialisasi aktivitas tersebut, juga
menjelaskan hirearki dan susunan kewenangan serta hubungan pelaporan (siapa
melapor pada siapa).
 Penggerakan (Actuating)
Agar aspek penggerakan dapat berjalan dengan baik, maka penyusunannya
hendak dikaji dari beberapa sisi, misalnya: fungsi dari penggerakan harus
terpenuhi, serta bagaimana sikap dan perilaku seorang pemimpin sehingga
memenuhi kriteria agar ia dapat menggerakan bawahannya. Jika syarat-syarat
untuk penggerakan ini dianggap terpenuhi, maka dapat dikatakan bahwa sisi
penggerakan ini layak.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 51


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Pengendalian (Controlling)
Fungsi pokok pengendalian antara lain:
- Mencegah terjadinya penyimpangan
- Memperbaiki penyimpangan yang terjadi
- Mendinamisasikan organisasi
- Mempertebal rasa tanggung jawab

 Aspek Sumber Daya Manusia


Ketersediaan SDM hendaknya dikaji secara cermat.
 Rekrutmen
Rekrutmen merupakan kegiatan untuk calon tenaga kerja yang sesuai dengan
lowongan yang tersedia. Sumber-sumber untuk mendapatkan calon karyawan
dapat diperoleh baik melalui lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja,
maupun melalui iklan di media massa dan tenaga kerja dari dalam organisasi
sendiri.
 Seleksi
Seleksi pada dasarnya merupakan usaha sistematis yang dilakukan untuk
lebih menjamin bahwa mereka yang diterima adalah yang dianggap paling tepat
dengan kriteria yang telah ditentukan srta dengan jumlah yang dibutuhkan. Usaha-
usaha yang sistematis tadi misalnya adalah dengan melakukan tahapan berikut ini:
seleksi dokumen, psikotes, tes intelegensi, tes kepribadian, tes bakat dan
kemampuan, tes kesehatan dan wawancara.
 Orientasi
Orientasi dilaksanakan untuk pegawai yang telah diterima setelah melalui
tahapan seleksi. Proses orientasi dimaksudkan untuk memperkenalkan pegawai
baru kepada situasi kerja dan kelompok kerjanya yang baru. Jadi kegiatan ini
merupakan bagian dari sosialisasi yaitu proses pemahaman sikap, standar, nilai
dan pola perilaku yang baru.
Dalam pengelolaan SDM, perlu dilakukan pelatihan yang ditujukan untuk
memperbaiki atau meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan dan teknik
pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang , juga dilakukan

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 52


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

pengembangan yang ditujukan untuk menyiapkan pegawainya agar siap


memangku jabatan tertentu di masa yang akan datang. Program pelatihan dan
pengembangan juga ditujukan untuk menutupi kesenjangan antara kecakapan
karyawan dan permintaan jabatan, juga untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja.
 Aspek Finansial
Analisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis jasa adalah
untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang
diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
halnya ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar
kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah
proyek akan dapat berkembang terus.
a. Kebutuhan Dana dan Sumbernya
Merealisasikan proyek bisnis tentu membutuhkan dana. Dana diklasifikasikan
pada aktiva tetap berwujud seperti tanah dan bangunan. Dana selain untuk aktiva
tetap, juga dibutuhkan untuk modal kerja yang disebut sebagai modal kerja bruto
(menunjukkan semua investasi yang diperlukan untuk aktiva lancar). Menghitung
modal kerja dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang dilandaskan pada
periode waktu yang diperlukan sejak keluar dari kas sampai kembali menjadi kas.
Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, tahap berikutnya adalah
menentukan dalam bentuk apa dana tersebut di dapat. Beberapa sumber dana
misalnya dari modal pemilik atau dari kredit yang diterima dari bank.
b. Arus Kas (Cash flow)
Laporan arus kas disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama
periode tertentu serta untuk memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut
dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya.
Sumber-sumber penerimaan kas dapat berasal dari :
 Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap atau adanya
penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan
kas

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 53


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik


dalam bentuk kas
 Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang yang
diimbangi dengan penerimaan kas
 Berkurangnya aktiva lancer selain kas yang diimbangi dengan
adanya penerimaan kas, misalnya berkurangnya persediaan barang
dagangan karena ada penjualan secara tunai
Pengeluaran kas dapat terjadi karena transaksi-transaksi sebagai berikut :
 Pembayaran angsuran atau pelunasan utang
 Pembelian barang dagangan secara tunai
 Pengeluaran kas untuk membayar pajak, denda dan lain sebagainya.
c. Biaya Modal (Cash of Capital)
Konsep Cash of Capital (biaya-biaya penggunaan modal) dimaksudkan
untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang
dipakai dalam berinvestasi. Kita perlu menentukan biaya penggunaan modal rata-
rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai dan menjadikannya patokan untuk
mengetahui tingkat keuntungan yang layak dari proyek bisnis ini. Untuk
menghitungnya, karena pada garis besarnya sumber-sumber pembelanjaan itu
terbagi atas utang dan modal sendiri, biaya modal dari masing-masing sumber
harus dihitung. Dalam penilaian investasi dari biaya utang arus kas dihitung
setelah pajak, demikian biaya modal sendiri.
d. Initial and Operational Cash Flow
Dana pada kas akan digunakan untuk membiayai pembangunan investasi.
Sementara itu, Operational Cash Flow merupakan rencana keluar masuk dana jika
proyek sudah dioperasionalkan.
e. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang, kita
berhadapan dengan suatu ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan terkadang
menyimpang jauh dari kenyataan.
f. Penilaian dan Pemilahan Investasi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 54


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Jika dalam periode yang sama terdapat beberapa usulan yang layak
direalisasikan namun dana atau anggaran tidak mencukupi, perlu dicari jalan
keluarnya. Salah satu cara adalah dengan melakukan urutan prioritas terhadap
usulan-usulan itu.
1. Metode Penilaian Investasi
Studi kelayakan dari aspek keuangan perlu menganalisis arus kas.
Pada umumnya ada 4 metode yang biada dipertimbangkan untuk
melakukan penilaian arus kas suatu investasi, yaitu metode Payback
Period, Net Present Value, Internal Rate of Return dan Profitability Index
serta Break Even Point.
 Metode Payback Period (PP)
Adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi dengan menggunakan arus kas. Dengan kata lain Payback
Period merupakan rasio antara initial cash investment dan cash
inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya niali
rasio ini dibandingkan dengan maximum Payback Period yang dapat
diterima.
 Metode Net Present Value (NPV)
Adalah selisih antara Present Value dari investasi dan nilai sekarang
dari penerimaan-penerimaan kas bersih (arus kas operasional maupun
arus kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
 Metode Internal Rate of Return (IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga ynag
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa
datang atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal.
 Metode Profitability Index (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dan
nilai sekarang dari investasi.
 Break Even Point (BEP)

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 55


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Digunakan untuk mengetahui hubungan antarvariabel dalam kegiatan


perusahaan seperti luas produksi atau tingkat produksi yang
dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima
perusahaan dari kegiatannya. Pendapatan perusahaan merupakan
penerimaan karena kegiatan perusahaan sedangkan biaya
operasionalnya merupakan pengeluaran yang juga karena kegiatan
perusahaan
2. Urutan Prioritas
Apabila terdapat beberapa usulan yang layak untuk dilaksanakan,
padahal yang akan dilaksanakan hanya satu atau sebagian saja dari usulan-
usulan itu karena keterbatasan sumber daya, misalnya dana, maka dapat
dilakukan proses pengurutan prioritas untuk mendapatkan usulan yang
paling layak.
 Aspek Ekonomi dan Sosial
Titik tolak dalam melakukan analisis dalam menyusun suatu studi
kelayakan bisnis memerlukan informasi lingkungan luar perusahaan. Tindakan ini
dimaksudkan baik untuk mengetahui seberapa jauh lingkungan luar memberikan
peluang sekaligus ancaman bagi rencana bisnis, maupun untuk mengetahui apa
saja yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar tersebut
bila bisnis telah direalisasikan.
a. Aspek Ekonomi
Diberbagai media cukup banyak data makroekonomi yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Data makroekonomi
tersebut dapat dijadikan sebagai indikator yang dapat diolah menjadi informasi
penting untuk studi kelayakan bisnis.
b. Aspek Sosial
Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-
besarnya. Namun, perusahaan tidak hidup sendirian. Dengan kata lin, perusahaan
hidup bersama-sama dengan komponen-komponen lain dalam satu tatanan
kehidupan yang kompleks yang hendaknya selalu berada dalam keseimbangan.
Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga untuk

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 56


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

menjaga keseimbangn tadi, perusahaan sebaiknya memiliki tanggung jawab


sosial.
 Aspek Yuridis
Setiap usaha yang legal harus mengikuti aturan-aturan yang berlaku baik
dalam bentuk perundang-undangan, maupun peraturan lain sebagai penjabaran
dari undang-undang tersebut, misalnya Keputusan Menteri (KepMen), Surat
Keputusan (SK) Dirjen dan Peraturan Daerah (PerDa). Diharapkan perencana
bisnis mempehatikan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bisnis jasa agar
bisnisnya dikemudian hari tidak mengalami hambatan. Sehingga perencana
bisnis hendaknya mengetahui aspek legal apa saja yang diperlukan, jangka waktu
pengurusan aspek legal tersebut serta tempat kemana mengurus aspek legal
tersebut. Hasil dari analisa terhadap elemen yang dipaparkan dalam rambu hukum
dan peraturan lain yang berlaku merupakan bagian dari aspek yuridis yang akan
berupa suatu pernyataan apakah rencana bisnis tersebut dianggap layak atau tidak

2.2.8 Aspek Lingkungan


Faktor lingkungan sekitar perlu diperhatikan dalam perencanaan pendirian
suatu apotek, sehingga lingkungan ini penting untuk dijadikan salah satu aspek
dalam melakukan studi kelayakan. Yang termasuk dalam aspek lingkungan antara
lain :
1. Gambaran Lokasi Apotek dan sekitarnya
Lokasi apotek boleh berada dekat dengan fasilitas kesehatan seperti
rumah sakit, puskesmas atau klinik.
2. Kondisi Traffic
Jenis lalu lintas ada 3 yaitu living traffic, work traffic dan long distance
traffic. Yang paling baik untuk mendirikan apotek adalah di daerah
living traffic.
3. Tingkat sosial & ekonomi
Dalam mendirikan apotek perlu dipertimbangkan aspek sosial dan
ekonomi dari masyarakat seperti apakah masyarakat sekitar adalah
masyarakat menengah ke atas atau menengah ke bawah.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 57


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

4. Pusat keramaian di daerah sekitar seperti mall


5. Kemudahan jangkauan
Lokasi berada di tepi jalan besar dua arah dan tidak terdapat pembatas
jalan di tengahnya sehingga lokasi ini mudah diakses oleh pelanggan
dan sering dilalui oleh penduduk.
6. Keamanan lingkungan
Pengkajian aspek yuridis bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
rencana usaha diyakini layak dari sisi yuridisnya dari berbagai sisi,
antara lain:
 Jenis usaha
Dalam sisi ini dilakukan pengkajian apakah jenis usaha yang akan
dijalankan itu dilarang atau tidak
 Lokasi usaha
Lokasi usaha yang akan dibangun tidak terlepas dari pengaruh-
pengaruh yang dapat merugikan pihak perusahaan. Oleh karena itu,
hendaknya letak usaha ini dipersiapkan dengan baik. Perhatikan,
misalnya, masalah perencanaan wilayah dan status tanah
 Waktu pelaksanaan usaha
 Semua izin usaha harus masih berlaku dan izin yang belum
dimiliki haruslah dilengkapi terlebih dahulu.
 Cara melaksanakan usaha
 Peraturan dan perundangan

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 58


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

TUGAS ANALISIS RESEP DOKTER SPESIALIS

1. Resep Dokter Spesialis Anak

RSU HAJI SURABAYA


Jl. Manyar Kertoadi No.12
dr. XXX, Sp A
SIP 0001
No. Telp 031-5924000
No R/ : 123 Surabaya, 9 Juni 2014

R/ Erysanbe Syr Fl. I


S 3 dd Cth I
Ϧ
R/ Cetirizine 2,5 mg
Lameson 1,5 mg
Ranitidin 1/3 tab
Salbutamol 1 mg
Mfla pulv dtd X
S 2 dd 1
Ϧ

R/ Tempra Syr Forte Fl. I


S 4 dd Cth I
Ϧ

Penderita : An. Nxx Nxx Nxx


Umur/BB : 6,5 th/19,5 kg
Alamat : Jln. Xx 2/27 Surabaya

A. SKRINING RESEP
 Kesesuaian Administratif
Identitas pasien yang meliputi nama, umur, alamat dan no telepon, berat
badan pasien; nama obat; dosis obat; bentuk sediaan; jumlah obat; aturan pakai
serta identitas dokter yang meliputi nama dokter, no SIP. dokter, alamat dokter,
no.telepon dokter, tanda tangan/paraf dokter, dan tanggal penulisan resep.
 Kesesuaian farmasetik

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 139


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama


pemberian.
 Aspek klinis
Alergi obat, kemungkinan pemakaian tidak benar, duplikasi obat,
penjadwalan obat tidak benar, interaksi obat-obat, interaksi obat-makanan,
adverse drug reaction.
Jika kelengkapan resep ada yang tidak jelas atau meragukan, sebaiknya
langsung ditanyakan kepada dokter penulis resep. Bila resep tidak absah, resep
wajib ditolak dan tidak dilayani. Untuk alamat pasien dapat ditanyakan langsung
ke pasien. Jika resep telah absah maka dilakukan :
a. Pemberian nomor tunggu ke pasien
b. Melihat nama obat dan bentuk sediaan yang diresepkan dan memeriksa
ketersediaan obat tersebut di apotek, bila resep kurang jelas atau jika obat
yang diresepkan tidak ada/kosong dapat diganti dengan obat yang
kandungannya sama meskipun lain pabrik, tetapi harus seijin dokter penulis
resep dan atau atas persetujuan pasien.
c. Penetapan harga obat dan pemberian nomor resep. Penetapan harga obat
racikan harus dilakukan perhitungan dosis terlebih dahulu. Hal-hal yang
perlu diperhatikan pada tahap ini:
- Memeriksa permintaan resep meliputi dosis, jumlah obat dan aturan
pakainya, serta ada atau tidaknya obat yang tidak tercampurkan
- Pelunasan pembayaran
- Pemberian nomor resep
- Pemberian kuitansi

B. STUDI LEGALITAS DAN KELENGKAPAN RESEP


Studi aspek legalitas dan kelengkapan resep Kelengkapan
(Administratif)
Nama penulis resep Ada
SIP penulis resep Ada
Alamat penulis resep Ada
Tanda tangan/paraf penulis resep Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 140


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Nama kota dan Tanggal resep Ada


Nama obat Ada
Dosis obat Ada
Bentuk sediaan Ada
Jumlah obat Ada
Aturan pakai Ada
Nama pasien Ada
Umur pasien Ada
Berat badan pasien Ada
Alamat pasien Tidak Ada

C. TINJAUAN TENTANG OBAT PADA RESEP


1) Erysanbe Syrup (Sanbe)
Komposisi : Erythromycin 200 mg/5 ml
Kategori farmakologi : Antibiotik golongan makrolida
Indikasi : Infeksi saluran nafas (BNFC p.336)
Dosis :
- Anak umur 2-8 tahun 250 mg, 4 kali sehari; dosis dapat ditingkatkan
dua kali lipat pada infeksi yang tergolong severe (BNFC p. 336).
- Anak < 20 kg 30-50 mg/kg/BB/hari dalam 4 dosis terbagi.
Kontra indikasi : Hipersensitif.
Perhatian : Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal (BNFC p. 336).
Efek samping : Mual, muntah, terasa tidak nyaman pada perut, rash dan
reaksi alergi lainnya.

2) Cetirizine (Hexpharm Jaya)


Komposisi : Cetirizine HCl 10 mg (kapsul)
Kategori farmakologi : H1-Agonist antihistamin
Indikasi : Rinitis alergi musiman dan tahunan, urtikaria kronik idiopatik
dan penyakit alergi kulit lainnya.
Dosis :
- Anak 2-6 tahun 5 mg, satu kali sehari atau 2,5 mg dua kali sehari
(BNFC, p. 193)

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 141


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

- Anak 6-18 tahun 10 mg sekali sehari atau 5 mg 2 kali sehari (BNFC,


p. 193)
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap cetirizine, hidroksin dan
komponen lain dalam formula (DIH).
Efek samping :
- Sakit kepala, pusing, mengantuk, mulut kering, gangguan saluran
pencernaan (MIMS, p. 369)
- > 10%:
Central nervous system: Sakit kepala (anak-anak 11-14%, plasebo
12%), mengantuk (anak-anak 2-4%) (DIH)
- 2-10%:
CNS : Insomnia (anak-anak 9%)
GI : nyeri perut (anak-anak 4-6%), diare (anak-anak 2-3%), mual
(anak-anak 2-3%), muntah (anak-anak 2-3%),
Pernafasan : Epistaxis (anak-anak 2-4%), faringitis (anak-anak 3-
6%), bronkhospasme (2-3%) (DIH)

Perhatian : Pasien dengan gangguan ginjal dan epilepsi.

3) Lameson (Lapi)
Komposisi : Methylprednisolone 8 mg (tablet)
Kategori farmakologi : Kortikosteroid sistemik
Indikasi : Inflamasi dan alergi (BNFC, p. 452).
Dosis : Anak 1 bulan-18 tahun 0,5-1,7 mg/kg sehari dalam 2-4 dosis
terbagi tergantung pada kondisi dan repon yang terjadi (BNFC, p. 452).
Kontra indikasi : Infeksi sistemik
Perhatian : Insufisiensi ginjal, hipertensi, peptic ulcer, epilepsi, infeksi
jamur sistemik, herpes simpleks, DM, varisela, TB, osteoporosis berat
(BNFC, p. 448).
Efek samping : Peptic ulcer ringan, Cushing sindrome, moon face
(BNFC, p. 448).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 142


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

4) Ranitidin (Hexpharm Jaya)


Komposisi : Ranitidin HCl 150 mg (tablet)
Kategori farmakologi : H2 Receptors Antagonis.
Indikasi : Hipersekresi asam lambung.
Dosis : Anak 3-12 tahun, 2–4 mg/kg (max. 150 mg) 2 kali sehari (BNFC,
p. 61).
Kontra indikasi : Hati-hati bagi pasien yang hipersensitif dan alergi
terhadap ranitidin.
Perhatian : Disfungsi ginjal dan hati.
Efek samping : Diare, gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, pening,
kemerahan, kelelahan (BNFC, p.61).

5) Salbutamol (Indofarma)
Komposisi : Salbutamol sulfat 4 mg (tablet)
Kategori farmakologi : Short acting beta 2 agonist (BNFC p.175)
Indikasi : Terapi asma mild sampai moderate (BNFC p.175)
Dosis anak-anak :
- Anak 2-6 tahun : 1-2 mg 3-4 kali sehari
- Anak 6-12 tahun : 2 mg 3-4 kali sehari (BNFC p.175)
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap salbutamol (albuterol)
Efek Samping : Tremor, pusing, keram otot, palpitasi, takikardi, aritmia,
vasodilatasi perifer, myocardial iskemi, gangguan tidur.
Perhatian : Hipertiroid, gangguan kardiovaskular, aritmia

6) Tempra Syrup Forte (Taisho)


Komposisi: Paracetamol 250 mg/5 ml
Kategori farmakologi: Analgesik
Indikasi: Antipiretik
Dosis: Anak 6-12 tahun 250-500 mg setiap hari 4-6 jam (maksimal 4 dosis
dalam 24 jam) (BNFC, p.247)

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 143


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Kontra Indikasi: Hipersensitifitas terhadap acetaminophen, gangguan


hati.
Efek Samping: Ruam kemerahan, gangguan pada darah
(trombositopenia, leukopenia, neutropenia), kerusakan fungsi hati.
Perhatian: Kerusakan hati, kerusakan ginjal, penggunaan jangka lama
pada pasien. Anemia.

D. ANALISA RESEP
1. Kesesuaian pemberian dosis

Nama Obat Dosis Terapi Pustaka Dosis Resep Kesimpulan


250 mg, 4 kali sehari;
3 x sehari
dosis dapat ditingkatkan
200 mg/5 ml
Erysanbe syrup dua kali lipat pada Sesuai
= 600 mg/15
infeksi yang tergolong
ml
severe.
Anak 6-18 tahun 10 mg 2 x sehari
Cetirizine sekali sehari atau 5 mg 2 2,5 mg = 5 Sesuai
kali sehari mg
Anak 1 bulan-18 tahun
0,5-1,7 mg/kg sehari
2 x sehari
dalam 2-4 dosis terbagi.
Lameson 1,5 mg = 3 Tidak Sesuai
Untuk anak dengan BB
mg
19,5 kg maka =
9,75-33,15 mg/hari
Anak 3-12 tahun, 2–4 2 x sehari 50
Ranitidin mg/kg (max. 150 mg) 2 mg = 100 Sesuai
kali sehari mg

Anak 2-6 tahun = 1-2 2 x sehari 1


Salbutamol Sesuai
mg 3-4 kali sehari mg = 2 mg

Anak 6-12 tahun 250- 4 x sehari


Tempra Forte 500 mg setiap hari 4-6 250 mg/5 ml
Sesuai
Syrup jam (maksimal 4 dosis = 1000
dalam 24 jam) mg/20 ml

2. Dilihat dari terapi obat yang diresepkan, pasien mengalami infeksi saluran
pernafasan ringan karena alergi dan demam.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 144


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

3. Erysanbe syrup mengandung erythromycin yang merupakan antibiotik


golongan makrolida untuk mengatasi infeksi saluran pernafasan bagian
atas ringan sampai sedang yang disebabkan oleh Streptococcus pyogenes,
Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae. Dosis yang
diberikan resep ini sudah sesuai dengan literatur. Obat ini memiliki bentuk
sediaan sebagai sirup kering, sehingga petugas apotek perlu terlebih
dahulu merekonstitusinya sesuai tanda batas pada botol.
4. Resep kedua yang diterima merupakan racikan untuk mengatasi alergi
pada saluran napas atas yang terdiri dari antihistamin, kortikosteroid dan
bronkodilator. Ranitidin ditambahkan untuk mengatasi efek samping
beberapa obat yang menimbulkan gangguan saluran pencernaan. Terdapat
ketidaksesuaian dosis pada Lameson, dimana dosis tersebut underdose.
Namun hal ini tidak menjadi masalah karena terdapat Cetirizine yang
memiliki indikasi sama sebagai antialergi dan dokter tidak melakukan
pengubahan dosis.
5. Tempra sirup mengandung paracetamol yang bekerja dengan
memproduksi antipiresis dari inhibisi hypothalamic heat-regulating
center. Pasien anak mengalami demam dan membutuhkan antipiretik.
Dosis antipiretik yang diberikan dalam resep ini sudah sesuai.

E. CARA PENGERJAAN RESEP


1. Mengambil Erysanbe sirup 1 botol
2. Lakukan rekonstitusi karena berupa sirup kering
-Buka segel obat
-Tambahkan air matang ad tanda.
-Pasang tutup botol
3. Tempelkan etiket putih dengan aturan pakai “3 x sehari 1 sendok teh,
Harus Habis”.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 145


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp. 5947760
Tgl.9 Juni 2014 No. 123
An. Nxx
bubur
3 X Sehari 1 Sendok makan
Sesudah makan teh
KOCOK DULU
HARUS HABIS

4. Perhitungan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk racikan :

Jumlah Obat yang


No. Nama Obat Perhitungan
Dibutuhkan
1. Cetirizine 2,5 mg x 10 = 25 mg / 10 mg 2,5 tablet
3. Lameson 1,5 mg x 10 = 15 mg / 8 mg 1,9 tablet
4. Ranitidin 1/3 tab x 10 3,33 tablet
5. Salbutamol 1 mg x 10 = 10 mg / 4 mg 2,5 tablet

5. Pengenceran dan pengambilan Cetirizine


- Ditimbang berat 1 tablet Cetirizine = 156 mg .
- Maka yang dibutuhkan : 5/10 tab x 156 mg = 78 mg.
- Timbang 78 mg serbuk Cetirizine.
- Sisa serbuk Cetirizine sebanyak 78 mg dibungkus dengan
perkamen.
- Diambil 2 tablet Cetirizine digerus sampai halus, dicampur
dengan 78 mg serbuk Cetirizine ad homogen, keluarkan dari
mortir.
6. Pengenceran dan pengambilan Lameson
- Ditimbang berat 1 tablet Lameson = 150 mg
- Maka yang dibutuhkan : 9/10 tab x 150 mg = 135 mg
- Timbang 135 mg serbuk Lameson.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 146


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

- Sisa serbuk Lameson sebanyak 15 mg dibungkus dengan


perkamen.
- Diambil 1 tablet Lameson digerus sampai halus, dicampur dengan
135 mg serbuk Lameson ad homogen, keluarkan dari mortir.
7. Pengenceran dan pengambilan Ranitidin
- Ditimbang berat 1 tablet Ranitidin = 310 mg,
- Maka yang dibutuhkan : 33/100 tab x 310 mg = 102 mg.
- Timbang 102 mg serbuk Ranitidin.
- Sisa serbuk Ranitidin sebanyak 208 mg dibungkus dengan
perkamen.
- Diambil 3 tablet Ranitidin digerus sampai halus, dicampur dengan
102 mg serbuk Ranitidin ad homogen, keluarkan dari mortir.
8. Pengenceran dan pengambilan Salbutamol
- Ditimbang berat 1 tablet Salbutamol = 78 mg,
- Maka yang dibutuhkan : 5/10 tab x 78 mg = 39 mg
- Karena hasil akhir tidak bisa ditimbang, maka 1 tablet Salbutamol
ditambah dengan SL qs (72 mg) = 150 mg, 5/10 tab x 150 mg = 75
mg.
- Hasil pengenceran 5/10 tablet Salbutamol (75 mg) dibungkus
dengan perkamen.
- Sisa pengenceran dibungkus dengan signa: Sisa pengenceran 5/10
tablet Salbutamol.
- Diambil 2 tablet Salbutamol digerus sampai halus, dicampur
dengan 75 mg campuran serbuk Salbutamol dan SL ad homogen,
keluarkan dari mortir.

9. Dicampur serbuk pada bagian 5+6+7+8 ad homogen


10. Seluruh serbuk ditaruh di kertas perkamen, kemudian dibagi menjadi 2
bagian sama banyak, masing-masing bagian dibagi kembali untuk 5
bungkus.
11. Bungkus masing-masing bagian dengan rapi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 147


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

12. Masukkan ke dalam plastik dan beri etiket putih dengan aturan pakai “2 x
sehari 1 bungkus”
DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:9 Juni 2014 No: 123
An. Nxx
2 x Sehari 1 BIJI/BUNGKUS
SEBELUM/SESUDAH MAKAN

13. Mengambil Tempra Forte sirup 1 botol


14. Tempelkan etiket putih dengan aturan pakai 4 x sehari 1 sendok teh,
diminum bila panas”.
DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp. 5947760
Tgl.9 Juni 2014 No. 123
An. Nxx
bubur
4 X Sehari 1 Sendok makan
Sebelum / sesudah makan teh
KOCOK DULU
(Diminum bila panas)

F. KIE YANG DIBERIKAN


1. Pasien mendapat 3 obat, 1 dalam bentuk puyer dan 2 dalam bentuk sirup
2. Sirup kering Erysanbe diminum 3 x sehari 1 sendok teh (5 ml) dan telah
dilakukan rekonstitusi sebelumnya dengan melakukan penambahan air
matang. Obat ini merupakan antibiotik untuk infeksi yang harus diminum
hingga habis sesuai dengan aturan pakai yang diberikan.
3. Obat dalam bentuk puyer jumlahnya 10 bungkus, diminum 2 x sehari 1
bungkus (pagi dan sore), obat ini digunakan untuk alergi saluran
pernafasan atas.
4. Sirup Tempra Forte diminum 4 x sehari 1 sendok teh (5 ml), diminum
bila panas, jika lebih dari 3 hari masih demam maka kembali ke dokter

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 148


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

5. Simpan obat pada kotak obat (tempat yang bersih, kering, sejuk suhu 25
°C, terhindar dari cahaya).
6. Anjuran utuk pasien :
a. Hindari
- Asap rokok
- Debu rumah: cuci sarung bantal, sprei, selimut maksimal 1
minggu sekali
- Bulu binatang: pindahkan binatang peliharaan dari dalam
rumah,mandikan binatang peliharaan 2 kali/minggu
- Polen: jika disekitar rumah banyak tanaman berbunga maka
tutup jendela rapat-rapat, sedapat mungkin hindari kontak
dengan polen
b. Pasien banyak beristirahat
c. Melakukan verifikasi akhir pada keluarga pasien untuk mengetahui tingkat
pemahamannya.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 149


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

2. Resep Dokter Spesialis Syaraf

RSU HAJI SURABAYA


Jl. Manyar Kertoadi No.12
dr. XXX, Sp S
SIP 0001
No. Telp 031-5924000
No. R/ : 145 Surabaya, 10 Juni 2014

R/ Piracetam 1200 mg no. XX


S 2 dd 1
Ϧ

R/ Trihexyphenidil tab no. XX


S 2 dd 1
Ϧ

R/ Sifrol 0,375 no. XX


S 1 dd 1
Ϧ

Penderita : Tn. Uxxx


Umur/BB : 44 th 11 hari
Alamat : Jln. Kxx III/20

A. SKRINNING RESEP
 Kesesuaian Administratif
Identitas pasien yang meliputi nama, umur, alamat dan no telepon, berat
badan pasien; nama obat; dosis obat; bentuk sediaan; jumlah obat; aturan pakai
serta identitas dokter yang meliputi nama dokter, no SIP. dokter, alamat dokter,
no.telepon dokter, tanda tangan/paraf dokter, dan tanggal penulisan resep.
 Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 150


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Aspek klinis
Alergi obat, kemungkinan pemakaian tidak benar, duplikasi obat,
penjadwalan obat tidak benar, interaksi obat-obat, interaksi obat-makanan,
adverse drug reaction.
Jika kelengkapan resep ada yang tidak jelas atau meragukan, sebaiknya
langsung ditanyakan kepada dokter penulis resep. Bila resep tidak absah, resep
wajib ditolak dan tidak dilayani. Untuk alamat pasien dapat ditanyakan langsung
ke pasien. Jika resep telah absah maka dilakukan :
a. Pemberian nomor tunggu ke pasien
b. Melihat nama obat dan bentuk sediaan yang diresepkan dan memeriksa
ketersediaan obat tersebut di apotek, bila resep kurang jelas atau jika obat
yang diresepkan tidak ada/kosong dapat diganti dengan obat yang
kandungannya sama meskipun lain pabrik, tetapi harus seijin dokter penulis
resep dan atau atas persetujuan pasien.
c. Penetapan harga obat dan pemberian nomor resep.

B. STUDI LEGALITAS DAN KELENGKAPAN RESEP


Studi aspek legalitas dan kelengkapan resep Kelengkapan
(Administratif)
Nama penulis resep Ada
SIP penulis resep Ada
Alamat penulis resep Ada
Tanda tangan/paraf penulis resep Ada
Nama kota dan Tanggal resep Ada
Nama obat Ada
Dosis obat Ada
Bentuk sediaan Ada
Jumlah obat Ada
Aturan pakai Ada
Nama pasien Ada
Umur pasien Ada
Berat badan pasien Tidak ada
Alamat pasien Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 151


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

C. TINJAUAN TENTANG OBAT PADA RESEP


1) Piracetam (Indofarma)
Komposisi : Piracetam 1200 mg
Kategori Farmakologi : Agen antikolinergik
Indikasi :
- Gejala-gejala involusi yang berhubungan dengan usia lanjut seperti
kemunduran daya pikir, astenia, gangguan adaptasi, reaksi
psikomotorik yang terganggu
- Gejala paska trauma : disfungsi serebral sehubungan dengan paska
trauma (sakit kepala, vertigo, agitasi, gangguan ingatan dan astenia)
Dosis :
- Gejala psikomotorik yang disebabkan oleh usia lanjut :
Dosis awal : 2,4 gram (2 kaplet salut selaput 1200 mg) sehari selama 6
minggu. Dianjurkan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1,2 gram
sehari
- Gejala paska trauma :
Pada umumnya diberikan dengan dosis 1,2-4,8 gram/hari terbagi
dalam 2 atau 3 dosis
Kontra indikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap piracetam,
penderita dengan pendarahan serebral, penderita penyakit ginjal tahap
akhir, dan penderita gangguan fungsi hati.
Efek samping : Gagap, lekas marah, insomnia, gelisah, dan agitasi, lelah
dan mengantuk, gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, gastralgia,
sakit kepala, vertigo, mulut kering, peningkatan libido, peningkatan berat
badan dan terutama reaksi-reaksi hipersensitif pada kulit.
Perhatian : Penderita gangguan homeostasis, perdarahan berat, penderita
dengan insufisiensi ginjal, hamil dan menyusui, hindari penghentian obat
secara tiba-tiba karena dapat menyebabkan kejang mioklonik.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 152


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

2) Trihexyphenidyl (Indofarma)
Komposisi: Trihexyphenidyl 2 mg
Kategori farmakologi: Antikholinergik, Anti-Parkinson’s Agent
Indikasi: Parkinson
Dosis : 1 mg/hari, peningkatan dosis 2 mg dalam interval 3-5 hari; dosis
lazim 6-10 mg/hari dalam 3-4 dosis terbagi
Kontra Indikasi: -
Efek Samping: Takikardi, agitasi, bingung, pusing, mengantuk, euforia,
halusinasi, sakit kepala, gangguan psikiatri, rash, konstipasi, mual,
muntah, lelah, retensi urin, glaucoma, gangguan penglihatan, mydriasis
Perhatian : Gangguan kardiovaskular, glaucoma, retensi urin, gangguan
liver atau ginjal.

3) Sifrol (Boehringer Ingelheim)


Komposisi: Pramipeksol diHCl 0,375 mg
Kategori farmakologi: Anti Parkinson, golongan Dopamin.
Indikasi: Gejala dan tanda parkinson idiopatik.
Dosis: Dosis awal 0,125 mg/hari sampai dengan 0,375 mg/hari dibagi
dalam 3 dosis. Dosis dapat ditingkatkan tiap 5-7 hari sampai maksimal 4,5
mg/hari, dosis pemeliharaan 0,375-4,5 mg/hari
Kontra Indikasi: Hipersensitif terhadap Pramipeksol.
Efek Samping: Perilaku dan mimpi abnormal, bingung, konstipasi, delusi,
pusing, diskinesia, kelelahan yang menyeluruh, halusinasi, hiperfagia,
insomnia, gangguan libido, mual, edema perifer, paranoia, somnolen,
peningkatan BB.
Perhatian : Gangguan ginjal, psikotik.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 153


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

D. ANALISA RESEP
1. Kesesuaian Dosis

Nama Obat Dosis Terapi Pustaka Dosis Resep Kesimpulan


Dosis awal : 2,4 gram (2
kaplet salut selaput 1200
mg) sehari selama 6 2 x sehari
Piracetam minggu. Dosis 1200 mg = Sesuai
pemeliharaan 1,2 gram 2400 mg
sehari

1 mg/hari, peningkatan
2 x sehari 2
Trihexyphenidil dosis 2 mg dalam Sesuai
mg = 4 mg
interval 3-5 hari
Dosis awal 0,125 mg/hari
1 x sehari
sampai dengan 0,375
Sifrol 0,375 mg = Sesuai
mg/hari dibagi dalam 3
0,375 mg
dosis

2. Dari informasi yang didapatkan pasien diduga menderita penyakit


Parkinson dan kemunduran daya pikir.
3. Kesesuaian farmasetik yaitu jumlah obat untuk terapi penyakit kronis
adalah sebagai berikut:
- Piracetam diminta dengan jumlah 20 dengan aturan pakai 2 x sehari
sehingga obat akan habis dalam waktu 10 hari. Sebagai dosis awal
piracetam 2400 mg/hari diberikan selama 6 minggu, obat seharusnya
diberikan dalam jumlah 90 kaplet agar tepat habis 6 minggu.
- Trihexyphenidyl diminta dengan jumlah 20 dengan aturan pakai 2 x
sehari sehingga obat akan habis dalam 10 hari.
- Sifrol diminta dengan jumlah 20 dengan aturan pakai 1 x sehari
sehingga obat akan habis dalam 20 hari.
4. Disarankan untuk menyamakan jumlah obat supaya habis dalam hari yang
sama untuk mempermudah pasien kembali periksa ke dokter dengan
persetujuan dokter dan atau pasien karena obat untuk penyakit kronis
pada resep ini habis pada hari yang berbeda dimana digunakan untuk
indikasi yang sama.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 154


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

E. CARA PENGERJAAN RESEP

1. Ambil Piracetam sebanyak 20 biji. Beri etiket putih.


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No: 145
Tn. Uxxx
2 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

2. Ambil THD 2 mg sebanyak 20 biji. Beri etiket putih.


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No: 145
Tn. Uxxx
2 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

3. Ambil Sifrol 0,375 mg sebanyak 20 biji. Beri etiket putih


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No145
Tn. Uxxx
1 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

4. Masukkan plastik dan tutup plastik dengan rapi

F. KIE YANG DIBERIKAN


1. Memberitahu pasien kegunaan obat yang diterima dari resep dokter
2. Simpan obat pada kotak obat (tempat yang bersih, kering, sejuk suhu 25
°C, terhindar dari cahaya).
3. Memberitahu tentang nama dan cara pakai obat
- Piracetam diminum 2 kali sehari 1 tablet, diminum sebelum makan
- Trihexyphenidyl diminum 2 kali sehari 1 tablet (pagi dan sore)

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 155


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

- Sifrol diminum 1 kali sehari 1 tablet (pagi)


4. Saran untuk pasien :
a. Istirahat yang cukup
b. Hindari merokok
c. Minum obat teratur
d. Atur pola makan
e. Jangan melakukan aktivitas berat
f. Hindari stress
5. Melakukan verifikasi akhir pada pasien untuk mengetahui tingkat
pemahamannya.

3. Resep Dokter Spesialis Mata

RSU HAJI SURABAYA


Jl. Manyar Kertoadi No.12
dr. XXX, Sp M
SIP 0001
No. Telp 031-5924000
No. R/ : 188 Surabaya, 8 Juli 2014

R/ Xalatan ed no. I
S 1 dd gtt 1 ODS
Ϧ

R/ Timolol ed no. I
S 2 dd gtt 1 ODS
Ϧ

R/ Cendo Lyteers ed no. I


S 4 dd gtt 1 ODS
Ϧ

Penderita : Ny. Sxx Mxx


Umur/BB : 69 th/-
Alamat : Jl. Kxx Txx I/78

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 156


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

A. SKRINING RESEP

 Kesesuaian administratif
Identitas pasien yang meliputi nama, umur, alamat dan no telepon, berat
badan pasien; nama obat; dosis obat; bentuk sediaan; jumlah obat; aturan
pakai serta identitas dokter yang meliputi nama dokter, no SIP. dokter,
alamat dokter, no.telepon dokter, tanda tangan/paraf dokter, dan tanggal
penulisan resep.
 Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian.
 Aspek klinis
Alergi obat, kemungkinan pemakaian tidak benar, duplikasi obat,
penjadwalan obat tidak benar, interaksi obat-obat, interaksi obat-
makanan, Drug Related Problem (DRP)
Jika kelengkapan resep ada yang tidak jelas atau meragukan,
sebaiknya langsung ditanyakan kepada dokter penulis resep. Bila resep tidak
absah, resep wajib ditolak dan tidak dilayani. Untuk alamat pasien dapat
ditanyakan langsung ke pasien. Jika resep telah absah maka dilakukan :
a. Pemberian nomor tunggu ke pasien
b. Melihat nama obat dan bentuk sediaan yang diresepkan dan memeriksa
ketersediaan obat tersebut di apotek, bila resep kurang jelas atau jika obat
yang diresepkan tidak ada/kosong dapat diganti dengan obat yang
kandungannya sama meskipun lain pabrik, tetapi harus seijin dokter penulis
resep dan atau atas persetujuan pasien.
c. Penetapan harga obat dan pemberian nomor resep
d. Pemberian kuitansi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 157


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

B. STUDI LEGALITAS DAN KELENGKAPAN RESEP

Studi aspek legalitas dan kelengkapan resep Kelengkapan


(Administratif)
Nama penulis resep Ada
SIP penulis resep Ada
Alamat penulis resep Ada
Tanda tangan/paraf penulis resep Ada
Nama kota dan Tanggal resep Ada
Nama obat Ada
Dosis obat Ada
Bentuk sediaan Ada
Jumlah obat Ada
Aturan pakai Ada
Nama pasien Ada
Umur pasien Ada
Berat badan pasien Tidak ada
Alamat pasien Ada

C. TINJAUAN TENTANG OBAT DALAM RESEP


1) Xalatan eye drop (Pfizer)
Komposisi : Latanoprost 0,005% x 2,5 ml
Kategori farmakologi : Antiglaukoma, Analog Prostaglandin.
Indikasi : Mereduksi peningkatan tekanan intraokular pada pasien
glaukoma dengan sudut terbuka atau hipertensi okular (DIH).
Dosis : Gunakan 1 x sehari, sebaiknya digunakan pada sore hari (BNF 61,
p. 676)
Efek Samping : Bacterial keratitis (DIH), warna iris mata menjadi coklat
karena peningkatan pigmentasi, blepharitis, iritasi okular dan nyeri,
hiperamis konjungtiva, rash, mata kering, sakit kepala dan fotofobia
(BNF, p. 675).
Perhatian : Pasien harus dimonitor dalam penggunaanya terkait dengan
perubahan warna mata karena eningkatan pigment coklat (BNF, p. 675).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 158


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

2) Timolol eye drop (Cendo)


Komposisi : Timolol maleat 5 ml 0,25%
Kategori farmakologi : Opthalmic agent, antiglaukoma
Indikasi : Glaukoma terbuka kronis
Dosis :
- Gunakan 2 kali sehari, untuk sediaan long acting gunakan 1 kali
seharian (BNF, p. 675)
- Dosis awal : 1 drop larutan 0,2.5%, 2 kali sehari pada mata yang
bermasalah; tingkatkan hingga 0,5% larutan jika respon yang
diberikan tidak adekuat; turunkan dosis hingga 1 drop/hari jika
telah terkontrol; jangan menggunakan 1 drop larutan 0,5% 2 kali
sehari (DIH).
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap timolol
Perhatian : Pada pasien geriatri membutuhkan maintenance dose yang
lebih rendah (DIH)

3) Cendo Lyteers (Cendo)


Komposisi : Na klorida 8,64 mg, kalium klorida 1,32 mg dan
benzalkonium klorida dalam 5 ml (0,01 % x 15 ml).
Indikasi : Air mata buatan atau mata yang dikeringkan (ISO, p. 379).
Dosis : 3-4 kali sehari 1 atau 2 tetes.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 159


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

D. ANALISA RESEP
1. Kesesuaian Dosis

Dosis
Nama Obat Dosis Terapi Pustaka Kesimpulan
Resep
1 kali
Xalatan ed Gunakan 1 x sehari sehari 1 Sesuai
tetes
Gunakan 2 kali sehari,
untuk sediaan long acting
gunakan 1 kali seharian
Dosis awal : 1 drop larutan 2 kali
Timolol ed 0,2.5%, 2 kali sehari pada sehari 1 Sesuai
mata yang bermasalah; tetes
tingkatkan hingga 0,5%
larutan jika respon yang
diberikan tidak adekuat
4 kali
3-4 kali sehari 1 atau 2
Cendo Lyteers ed sehari 1 Sesuai
tetes.
tetes

2. Dari informasi yang diperoleh, pasien menderita glaukoma. Glaukoma


adalah penyakit mata dimana tekanan cairan dalam bola mata menjadi
terlalu tinggi, sehingga merusak serat lembut saraf optik yang membawa
sinyal penglihatan dari mata ke otak. Kerusakan ini tidak dapat
disembuhkan dan dapat menyebabkan kebutaan pada tahapan yang parah.
3. Pasien mendapatkan 3 sediaan tetes mata (eye drop) yaitu Xalatan ed,
Timolol ed dan Cendo Lyteers ed.
4. Latanoprost adalah analog prostaglandin F2-alpha yang digunakan untuk
mengurangi tekanan intraokular (TIO) dengan meningkatkan aliran cairan
mata.
5. Timolol adalah bekerja dengan memblok beta1- dan beta2-adrenergic
receptors, sehingga dapat menurunkan tekanan intraokular (TIO) dengan
mengurangi produksi cairan mata.
6. Cendo Lyteers ed adalah air mata buatan yang berfungsi untuk membasahi
mata karena efek samping mata kering yang disebabkan oleh dua
antiglaukoma yang tersebut diatas.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 160


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

E. CARA PENGERJAAN RESEP

1. Ambil Xalatan eye drop 1 botol. Beri etiket biru dengan aturan pakai “1 kali
sehari 1 tetes, pada mata kanan dan kiri (sore hari)”.
DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:8/Juli/2014 No: 188

Ny. Sxx Mxx

1 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan dan


kiri (sore hari)

OBAT LUAR

2. Ambil Timolol eye drop 1 biji. Beri etiket biru dengan aturan pakai “2 kali
sehari 1 tetes, pada mata kanan dan kiri”.
DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:8/Juli/2014 No: 188
Ny. Sxx Mxx

2 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan dan kiri

OBAT LUAR

3. Ambil Cendo Lyteers eye drop sebanyak 1 botol. Beri etiket biru dengan
aturan pakai “4 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan dan kiri”

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 161


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:8/Juli/2014 No: 188
Ny. Sxx Mxx

4 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan dan kiri

OBAT LUAR
4. Masukkan plastik dan tutup plastik dengan rapi

F. KIE YANG DIBERIKAN


1. Memberitahu pasien atau keluarga pasien mengenai kegunaan obat yang
diterima dari resep dokter
2. Memberitahu tentang nama dan cara pakai obat
- Xalatan ed digunakan 1 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan dan kiri,
sebaiknya sore hari.
- Timolol ed digunakan diminum 2 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan
dan kiri di pagi dan sore hari.
- Cendo Lyteers ed digunakan 4 kali sehari 1 tetes, pada mata kanan dan
kiri bila mata kering.
3. Memberitahu cara menggunakan tetes mata yang benar
a. Cucilah tangan dengan air dan sabun
b. Pastikan kondisi ujung botol tetes tidak rusak
c. Condongkan kepala ke belakang, tarik kelopak bawah mata
menggunakan jari telunjuk sehingga kelopak mata membentuk
kantung
d. Pegang botol tetes dengan menggunakan tangan yang lainnya
sedekat mungkin dengan kelopak mata tanpa menyentuhnya. Tekan
botol tetes secara perlahan sampai jumlah tetes cairan yang
dibutuhkan masuk ke dalam kantung kelopak bawah mata. Jangan
mengedip

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 162


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

e. Tutup mata selama 2-3 menit. Bersihkan cairan berlebih pada


wajah dengan menggunakan tisu.
f. Jangan menyeka atau membilas ujung botol tetes
g. Pasang kembali tutup botol tetes mata dengan rapat.
h. Cucilah tangan anda dengan air dan sabun untuk membersihkan
sisa obat yang mungkin menempel.
4. Anjuran untuk pasien atau keluarga pasien :
a. Istirahat yang cukup
b. Gunakan obat secara teratur dan lakukan pemeriksaan rutin
c. Anjurkan istirahat ditempat tidur dalam ruangan yang tenang
d. Lakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan
penglihatan, contoh : kurangi kekacauan,atur perabot, ingatkan
memutar kepala ke subjek yang terlihat; perbaiki penerangan dan
masalah penglihatan malam.
e. Simpan sediaan tetes mata pada suhu ruang yang terhindar dari
sinar matahari.
5. Melakukan verifikasi akhir pada keluarga pasien agar dapat diketahui
tingkat pemahamannya terhadap KIE yang diberikan : “Mohon diulangi
kembali Bu, bagaimana Ibu harus membantu menggunakan tetes mata ini
untuk Ibu anda?”
6. Simpan obat pada kotak obat (tempat yang bersih, kering, sejuk suhu 25
°C, terhindar dari cahaya).
7. Meyakinkan pasien atau keluarga pasien bahwa glaukoma memang tidak
dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan sukses pada sebagian
besar kasus.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 163


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

4. Resep Dokter Spesialis Penyakit Dalam

RSU HAJI SURABAYA


Jl. Manyar Kertoadi No.12
dr. XXX, Sp PD
SIP 0001
No. Telp 031-5924000
No. R/ : 120 Surabaya, 12 Juni 2014

R/ Omeprazole no. XXX


S 2 dd 1 a.c
Ϧ
R/ Sanmag no. XXX
S 3 dd 1 p.c
Ϧ
R/ Biodiar no. XXX
S 3 dd 1
Ϧ
R/ Cefixime no. XX
S 2 dd 1
Ϧ

Penderita : Tn. Axx Mxx


Umur/BB : 48 th/-
Alamat : Jln. Nxx

A. SKRINNING RESEP

 Kesesuaian administratif
Identitas pasien yang meliputi nama, umur, alamat dan no telepon, berat
badan pasien; nama obat; dosis obat; bentuk sediaan; jumlah obat; aturan
pakai serta identitas dokter yang meliputi nama dokter, no SIP. dokter,
alamat dokter, no.telepon dokter, tanda tangan/paraf dokter, dan tanggal
penulisan resep.
 Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 164


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

 Aspek klinis
Alergi obat, kemungkinan pemakaian tidak benar, duplikasi obat,
penjadwalan obat tidak benar, interaksi obat-obat, interaksi obat-
makanan, Drug Related Problem (DRP)
Jika kelengkapan resep ada yang tidak jelas atau meragukan,
sebaiknya langsung ditanyakan kepada dokter penulis resep. Bila resep tidak
absah, resep wajib ditolak dan tidak dilayani. Untuk alamat pasien dapat
ditanyakan langsung ke pasien. Jika resep telah absah maka dilakukan :
e. Pemberian nomor tunggu ke pasien
f. Melihat nama obat dan bentuk sediaan yang diresepkan dan memeriksa
ketersediaan obat tersebut di apotek, bila resep kurang jelas atau jika obat
yang diresepkan tidak ada/kosong dapat diganti dengan obat yang
kandungannya sama meskipun lain pabrik, tetapi harus seijin dokter penulis
resep dan atau atas persetujuan pasien.
g. Penetapan harga obat dan pemberian nomor resep
h. Pemberian kuitansi

B. STUDI LEGALITAS DAN KELENGKAPAN RESEP

Studi aspek legalitas dan kelengkapan resep Kelengkapan


(Administratif)
Nama penulis resep Ada
SIP penulis resep Ada
Alamat penulis resep Ada
Tanda tangan/paraf penulis resep Ada
Nama kota dan Tanggal resep Ada
Nama obat Ada
Dosis obat Ada
Bentuk sediaan Tidak Ada
Jumlah obat Ada
Aturan pakai Ada
Nama pasien Ada
Umur pasien Ada
Berat badan pasien Tidak ada
Alamat pasien Ada

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 165


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

C. TINJAUAN TENTANG OBAT DALAM RESEP


1) Omeprazole (Hexpharm Jaya)
Komposisi : Omeprazole 20 mg
Kategori farmakologi : Pump Proton Inhibitor
Indikasi : Terapi Jangka pendek tukak usus 12 jari dan tukak lambung.
Dosis : 40 mg/hari selama 4-8 minggu (DIH).
Kontra Indikasi : Hipersensitif tehadap omeprazole.
Efek Samping : Umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Pada dosis
besar dan penggunaan yang lama kemungkinan dapat menstimulasi
pertumbuhan sel ECL (enterochromaffin-likecells).
Perhatian : Terapi jangka panjang dapat menyebabkan atrophic gastritis.

2) Sanmag (Sanbe)
Komposisi : Mg trisilicate 325 mg, Al(OH)3 colloidal 325 mg, papaverine
HCl 30 mg, chlordiazepoxide HCl 5 mg, vit B1 2 mg, vit B2 1 mg, vit B6
0.5 mg, vit B12 1 mcg, niacinamide 5 mg, Ca pantothenate 1 mg.
Kategori farmakologi : Antacids, Antireflux Agents & Antiulcerants
Indikasi : Hipersekresi asam lambung, gastritis, tukak lambung.
Dosis : Dewasa 1-2 tablet hari (MIMS, p. 12).
Kontra Indikasi : Gangguan ginjal berat (MIMS, p. 12).
Efek Samping : Kelelahan, mengantuk, lemah otot, diare, konstipasi,
mual, muntah (MIMS, p. 12)

3) Biodiar (Sandoz)
Komposisi : Attapulgit koloid aktif
Kategori farmakologi : Antidiare
Indikasi : Pengobatan simtomatik pada diare yang tidak spesifik.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 166


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Dosis :
- 2 tablet setelah buang air besar pertama kali, 2 tablet tiap kali
setelah buang airbesar berikutnya. Maksimal 12 tablet/hari (MIMS,
p. 22).
- 1200-1500 mg/dosis; dosis maksimum: 8400 mg/hari (DIH)
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap attapulgit
Perhatian : Jangan digunakan lebih dari 2 hari bila disertai demam tinggi.

4) Cefixime (Bernofarm)
Komposisi : Cefixime trihidrat yang setara dengan Cefixime anhidrat 100
mg.
Kategori farmakologi : Antibiotik, Cephalosporin (Third Generation).
(DIH 22 p. 339)
Indikasi : Agent alternatif Enteric fever dan infeksi akut.
Dosis : 50-100 mg 2 kali sehari. Untuk infeksi yang lebih berat, dosis
dapat ditingkatkan sampai 200 mg 2 kali sehari.
Kontra Indikasi : Hipersensitivitas terhadap cefixime dan antibiotik
Cephalosporin lainnya (DIH 22 p. 339)
Efek Samping : Gangguan pencernaan seperti diare, nyeri perut, mual,
gas dalam perut (DIH 22 p. 339)

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 167


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

D. ANALISA RESEP
1. Kesesuaian dosis.

Dosis Terapi
Nama Obat Dosis Resep Kesimpulan
Pustaka
40 mg/hari selama 4-
Omeprazole 40 mg sehari Sesuai
8 minggu
Dewasa 1-2 tablet 3 x sehari 1
Sanmag Tidak Sesuai
hari tablet
1200-1500 mg/dosis; 630 mg 3 x
Biodiar dosis maksimum: sehari = 1890 Sesuai
8400 mg/hari mg

100 mg 2 x
50-100 mg 2 kali
Cefixime sehari = 200 Sesuai
sehari
mg

2. Dari informasi yang diterima pasien diduga mengalami infeksi saluran


pencernaan yang akut.
3. Omeprazole bekerja dengan menekan sekresi asam lambung dengan
menghambat aktivitas enzim H+/K+-ATPase (pompa proton) pada
permukaan kelenjar sel parietal gastrik pada pH < 4. Omeprazole yang
berikatan dengan proton H+ secara cepat akan diubah menjadi
sulfonamida, suatu penghambat pompa proton yang aktif.
4. Sanmag tablet merupakan campuran sediaan obat yang tepat dalam
pengobatan kelebihan asam lambung, tukak lambung dan tukak usus 12
jari. Magnesium Trisilikat dan Aluminium Hidroksida Koloidal adalah
antasida-antasida yang dengan cepat dapat menyembuhkan radang
lambung. Klordiazepoksida HCl mengurangi ketegangan emosi, seperti
perasaan cemas, takut, frustasi, yang memegang peranan dalam
menyebabkan kelebihan asam lambung, tukak lambung dan tukak usus
12 jari. Papaverin HCl adalah spasmolitika yang merelaksasi otot-otot
polos lambung dan usus. Kejang-kejang akan hilang sehingga perasan
sakit juga lenyap. Sanmag juga mengandung campuran vitamin untuk

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 168


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

mencegah kekurangan vitamin pada penderita yang harus diet. Dosis


Sanmag yang diresepkan melebihi dosis lazim pada pustaka yaitu sehari
1-2 tablet, namun tidak pengubahan dosis dari dokter.
5. Biodiar mengandung attapulgite yang bekerja dengan melapisi selaput
lendir di usus yang meradang dan menyerap bagian-bagian berair
sehingga menormalkan pembentukan tinja.
6. Cefixime merupakan antibiotik berspektrum luas yang hanya dapat
diberikan untuk infeksi akut. Cefixime termasuk golongan sefalosporin
yang bekerja menginhibisi sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat
satu atau lebih penicillin binding protein (PBPs), yang mana
menghambat proses transpeptidasi dari sintesis peptidoglikan pada
dinding sel bakteri sehingga menghambat biosintesis dinding sel.
Cefixime dalam resep ini menjadi alternatif agent pada kasus enteric
fever (Dipiro, p. 1860) dan infeksi akut (BNF, p. 304)

E. CARA PENGERJAAN RESEP

1. Ambil Omeprazole sebanyak 30 biji. Beri etiket putih.


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:12/Juni/2014 No: 120
Tn. A.M
2 x Sehari 1 biji/bungkus
15 menit sebelum makan

2. Ambil Sanmag sebanyak 30 biji. Beri etiket putih


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:12/Juni/2014 No: 120
Tn. A.M
3 x Sehari 1 biji/bungkus
15 menit sesudah makan

3. Ambil Biodiar sebanyak 30 biji. Beri etiket putih

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 169


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:12/Juni/2014 No: 120
Tn.A.M
3 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

4. Ambil Cefixime sebanyak 20 biji. Beri etiket putih.


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:4/Juni/2014 No: 120
Tn. A. M
2 x Sehari 1 biji/bungkus
Sesudah makan
HARUS DIHABISKAN

5. Masukkan plastik dan tutup plastik dengan rapi.

F. KIE YANG DIBERIKAN


1. Memberitahu pasien kegunaan obat yang diterima dari resep dokter .
2. Memberitahu tentang nama dan cara pakai obat
- Omeprazole diminum 2 kali sehari 1 kapsul, diminum 15 menit
sebelum makan
- Sanmag diminum 3 kali sehari 1 tablet , diminum 15 menit sesudah
makan.
- Biodiar diminum 3 kali sehari 1 tablet sebelum atau sesudah makan
- Cefixime diminum 2 kali sehari sesudah makan dan harus dihabiskan
karena merupakan antibiotik.
3. Anjuran untuk pasien :
- Istirahat yang cukup
- Hindari merokok

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 170


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

- Hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung asam, sayuran


berserat tinggi, makanan pedas.
- Atur pola makan dengan baik dan sehat
- Menjaga kebersihan makanan dan lingkungan sekitar
- Hindari pemicu stress
- Minum obat teratur
4. Simpan obat pada kotak obat (tempat yang bersih, kering, sejuk suhu 25
°C, terhindar dari cahaya).
5. Melakukan verifikasi akhir pada pasien untuk mengetahui tingkat
pemahamannya mengenai penggunaan obat yang telah diresepkan.

5. Resep Dokter Spesialis Jantung

RSU HAJI SURABAYA


Jl. Manyar Kertoadi No.12
dr. XXX, Sp JP
SIP 0001
No. Telp 031-5924000
No. R/ : 077 Surabaya, 10 Juni 2014

R/ Aspilet 80 mg no. XXX


S 0-1-0
Ϧ
R/ Fasorbid 5 mg no. XC
S 3 dd 1
Ϧ
R/ Bisoprolol 5 mg no. XXX
S 0-0-1
Ϧ
R/ Simvastatin 10 mg no. XXX
S 0-0-1
Ϧ

Penderita : Tn. Sxx


Umur : 57 th/-
Alamat : Kxx Zxx Axx 12

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 171


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

A. SKRINING RESEP

 Kesesuaian administratif
Identitas pasien yang meliputi nama, umur, alamat dan no telepon, berat
badan pasien; nama obat; dosis obat; bentuk sediaan; jumlah obat; aturan
pakai serta identitas dokter yang meliputi nama dokter, no SIP. dokter,
alamat dokter, no.telepon dokter, tanda tangan/paraf dokter, dan tanggal
penulisan resep.
 Kesesuaian farmasetik
Bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian.
 Aspek klinis
Alergi obat, kemungkinan pemakaian tidak benar, duplikasi obat,
penjadwalan obat tidak benar, interaksi obat-obat, interaksi obat-
makanan, Drug Related Problem (DRP)
Jika kelengkapan resep ada yang tidak jelas atau meragukan,
sebaiknya langsung ditanyakan kepada dokter penulis resep. Bila resep tidak
absah, resep wajib ditolak dan tidak dilayani. Untuk alamat pasien dapat
ditanyakan langsung ke pasien. Jika resep telah absah maka dilakukan :
a. Pemberian nomor tunggu ke pasien
b. Melihat nama obat dan bentuk sediaan yang diresepkan dan memeriksa
ketersediaan obat tersebut di apotek, bila resep kurang jelas atau jika
obat yang diresepkan tidak ada/kosong dapat diganti dengan obat yang
kandungannya sama meskipun lain pabrik, tetapi harus seijin dokter
penulis resep dan atau atas persetujuan pasien.
c. Penetapan harga obat dan pemberian nomor resep
d. Pemberian kuitansi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 172


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

B. STUDI LEGALITAS DAN KELENGKAPAN RESEP

Studi aspek legalitas dan kelengkapan resep Kelengkapan


(Administratif)
Nama penulis resep Ada
SIP penulis resep Ada
Alamat penulis resep Ada
Tanda tangan/paraf penulis resep Ada
Nama kota dan Tanggal resep Ada
Nama obat Ada
Dosis obat Ada
Bentuk sediaan Ada
Jumlah obat Ada
Aturan pakai Ada
Nama pasien Ada
Umur pasien Ada
Berat badan pasien Tidak ada
Alamat pasien Ada

C. TINJAUAN TENTANG OBAT DALAM RESEP

1) Aspilet (Medifarma)
Komposisi : Asetosal 80 mg
Kategori Farmakologi : Antiplatelet
Indikasi : Terapi nyeri ringan sampe sedang, inflamasi, dan demam,
pencegahan dan terapi myokardiak infark, stroke iskemia akut,
managemen rheumatoid arthritis, rheumatoid fever, osteoarthritis, dan gout
(pada dosis tinggi) (DIH).
Dosis : sebagai pencegahan myokardiak infark 75 – 100 mg sehari sekali
secara oral.
Kontraindikasi : hipersensitif terhadap salisilat dan obat NSAID lain,
asma, rhinitis, nasal polyps, kehamilan (khususnya trimester 3)
Efek samping : hemostasis, pendarahan, hipotensi, takikardia, edema,
fatigue, sakit kepala, dizziness, asidosis, hiperkalemia, mual, muntah.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 173


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

2) Fasorbid (Fahrenheit)
Komposisi : Isosorbide Dinitrate 5 mg (tablet sublingual)
Kategori farmakologi : Vasodilator
Indikasi : Terapi dan profilaksis angina pektoris
Dosis :
- Sublingual 2.5-5 mg setiap 5-10 menit maksimum 3 dosis dalam 15-30
menit; dapat juga digunakan sebagai profilaksis 15 menit sebelum
beraktivitas untuk menghindari serangan yang tiba-tiba (DIH).
- Untuk angina, 30-120 mg setiap hari dalam dosis terbagi (BNF 61, p.
126)
- Pengobatan : ½ - 1 tablet, dosis ditingkatkan sampai rasa nyeri hilang.
Pencegahan : 1-2 tablet setiap 2-3 jam.
Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap nitrat, glaukoma, trauma kepala,
cerebral hemorrhage, anemia (DIH).
Efek Samping : Hipotensi, bradikardi, kemerahan, gangguan GI.

3) Bisoprolol
Komposisi : Bisoprolol 5 mg
Kategori Farmakologi : Beta bloker (DIH).
Indikasi : Terapi tunggal atau kombinasi untuk hipertensi (DIH).
Dosis : hirpertensi : 2,5-5 mg sekali sehari maksimum 20 mg sehari
(DIH).
Kontraindikasi : Cardiogenic shock, bradikardia (DIH).
Efek samping : Nyeri dada, fatigue, diare, mual , muntah, bradikardia,
hipotensi, hiperkalemia (DIH).

4) Simvastatin
Komposisi : Simvastatin 10 mg
Kategori Farmakologi : Antilipemic agent, HMG-CoA Reductase
Inhibitor (DIH).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 174


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Indikasi : secondary prevention kardiovaskular event pada pasien


hiperkolesterolemia dengan Coronary Heart Disease (CHD) : menurunkan
mortalitas dan morbiditas penyakit kardiovaskuler (myokardiak infark,
coronary revascularization procedures) dan menurunkan resiko stroke dan
iskemia. Pada hiperlipidemia : untuk menurunkan total kolesterol, LDL,
Apolipoprotein B, trigliserida, dan meningkatkan HDL (DIH).
Dosis : sebagai pencegahan kardiovaskular event dan hiperlipidemia 10-40
mg sekali sehari pada malam hari. (DIH).
Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap simvastatin, gangguan liver,
peningkatan serum transaminase, kehamilan, dan menyusui (DIH).
Efek samping : konstipasi, flatulance, dispepsia, peningkatan
transaminase. (DIH).
Waktu pemberian : pada malam hari. (DIH).

D. ANALISA RESEP
1. Kesesuaian dosis.

Dosis Terapi
Nama Obat Dosis Resep Kesimpulan
Pustaka
75-100 mg sekali 80 mg sekali
Aspilet Sesuai
sehari sehari
Untuk pengobatan :
½ - 1 tablet (5 mg) ,
3 x sehari 5 mg
Fasorbid dosis ditingkatkan Sesuai
= 15 mg
sampai rasa nyeri
hilang

2,5-5 mg sekali 5 mg sehari


Bisoprolol Sesuai
sehari sekali

10 – 40 mg sekali 10 mg sekali
Simvastatin Sesuai
sehari sehari

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 175


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

2. Berdasarkan pengobatan yang diberikan, pasien mengalami gangguan


vaskuler yaitu hipertensi dan dislipidemia serta diduga ada kemungkinan
mengalami gagal jantung atau jantung koroner.
3. Pemberian Aspilets ditujukan untuk mencegah penyakit kardiovaskuler
karena riwayat penyakit vaskuler dan dislipidemia. Asetosal bekerja
dengan mencegah terbentuknya trombus pada pembuluh darah yang
mengalami kontriksi. Aspilets diminum setelah makan untuk mencegah
terjadinya gangguan lambung..
4. Penggunaan Fasorbid ditujukan untuk mengurangi nyeri dada pada angina
dengan bekerja sebagai vasodilator pada arteri dan vena perifer.
5. Pemberian Bisoprolol mempunyai mekanisme menjadi bloker selektif
pada adrenoreseptor β1 (kardioselektif). Bisoprolol pada pasien gagal
jantung merupakan first choice saat kondisi stabil dan pada pasien jantung
koroner membantu mengurangi O2 demand serta aspilets sebagai
pencegahan kardiovaskuler, sedangkan pada jantung koroner pemberian
beta blocker membantu menurunkan O2 demand, sebagai agen pencegahan
sekunder penyakit jantung koroner pada pasien pasca infark miokard akut
(ESH dan ESC)
6. Pemberian Simvastatin bekerja dengan menghambat enzim HMG-CoA
reduktase sehingga biosintesis kolesterol di liver dapat dihambat. Selain
itu pemberian simvastatin efektif dalam menurunkan kadar LDL kolesterol
dan trigliserida serta meningkatkan kadar HDL kolesterol pasien.
Simvastatin diberikan pada malam hari karena proses sintesis kolesterol
dalam tubuh berlangsung pada tengah malam hari atau saat subuh
sehingga dengan diberikannya simvastatin pada malam hari diharapkan
sintesis kolesterol dapat dihambat (Martindale, p.1394). Untuk
dislipidemianya target yang harus dicapai adalah kadar LDL < 70 mg/dl,
kadar HDL > 50 mg/dl, kadar trigliserida < 150 mg/dl, kadar total
kolesterol < 200 mg/dl.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 176


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

E. CARA PENGERJAAN RESEP

1. Ambil Aspilet 80 mg sebanyak 30 biji. Beri etiket putih.


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No: 077
Tn. Sxx
Siang, 1 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

2. Ambil Fasorbid 5 mg sebanyak 30 biji. Beri etiket putih


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No: 077
Tn. Sxx
3 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

3. Ambil Bisoprolol 5 mg sebanyak 30 biji. Beri etiket putih


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No: 077
Tn. Sxx
Malam, 1 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

4. Ambil Simvastatin 10 mg sebanyak 30 biji. Beri etiket putih


DEPO FARMASI
RSU HAJI SURABAYA
Jl. Manyar Kertoadi, Telp 5924000
Tgl:10/Juni/2014 No: 077
Tn. Sxx
Malam, 1 x Sehari 1 biji/bungkus
sebelum/sesudah makan

5. Masukkan plastik dan tutup plastik dengan rapi

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 177


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

F. KIE YANG DIBERIKAN

1. Beritahu pasien mengenai aturan minum masing-masing obat adalah sebagai


berikut :
- Untuk aspilet diminum sehari sekali 1 tablet 30 menit sesudah makan pada
siang hari.
- Untuk fasorbid diminum sehari 3 kali 1 tablet (letakkan dibawah
lidah/sublingual)
- Untuk bisoprolol diminum sehari sekali 1 tablet pada malam hari 15 menit
sesudah sarapan pagi.
- Untuk simvastatin diminum sehari sekali 1 tablet 15 menit sesudah makan
malam.
2. Anjuran kepada pasien :
- Jangan merokok.
- Olahraga teratur 30-60 menit minimal 3 hari seminggu. Disarankan untuk
berolahraga setiap hari misalnya dengan jalan pagi.
- Simpan obat pada kotak obat (tempat yang bersih, kering, sejuk suhu 25
°C, terhindar dari cahaya).
- Apabila timbul reaksi seperti mual, muntah kemerah-merahan pada kulit,
lemas, lelah segera hubungi dokter. Umumnya gejala ini timbul karena
pemakaian yang tidak sesuai aturan pakai.
- Kurangi konsumsi garam (maksimal 1,5 gram per hari)
- Hindari alkohol, makanan berlemak, dan tingkatkan konsumsi buah dan
sayur
- Minum obat secara teratur agar pengobatan optimal dan tidak
menimbulkan penyakit baru yang lebih berbahaya dan kontrol ke dokter
secara rutin untuk memeriksakan tekanan darah dan kadar kolesterol.
3. Melakukan verifikasi akhir pada pasien untuk mengetahui tingkat
pemahamannya mengenai penggunaan obat yang telah diresepkan.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 178


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

TUGAS SWAMEDIKASI 3 OBAT

Swamedikasi merupakan istilah yang digunakan pada keadaan dimana


pasien mencoba mengobati dirinya sendiri. Pada umumnya swamedikasi
dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan penyakit ringan seperti demam,
nyeri, pusing, batuk, infuenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit dan lain-
lain. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk
meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya, swamedikasi
menjadi sumber kesalahan pengobatan karena kurangnya pengetahuan masyarakat
akan obat dan penggunaannya. Dalam hal ini apoteker dituntut untuk dapat
memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat
terhindar dari penyalahgunaan obat maupun penggunasalahan obat.
Dalam melakukan pengobatan swamedikasi, apoteker harus menggali
informasi dari pasien mengenai gejala yang dialami pasien agar saran pengobatan
yang diberikan apoteker bisa tepat. Pada umumnya, untuk menggali riwayat
penyakit dari pasien digunakan beberapa metode, yaitu: WWHAM/
ASMETHOD/ENCORE/SITDOWNSIR. Namun metode tersebut tidaklah harus
selalu digunakan
Obat-obat yang dapat dilayani dalam pengobatan secara swamedikasi
hanya obat-obat bebas, bebas terbatas dan obat keras yang termasuk ke dalam
daftar OWA (obat wajib apotek). Sesuai permenkes
No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada
kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 179


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

5. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di


Indonesia.
6. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Swamedikasi bermanfaat dalam pengobatan penyakit atau nyeri ringan,
hanya jika dilakukan dengan benar dan rasional, berdasarkan pengetahuan yang
cukup tentang obat yang digunakan dan kemampuan nengenali penyakit atau
gejala yang timbul. Swamedikasi yang sembarangan bukan hanya suatu
pemborosan, namun juga berbahaya.

Kasus 1
Pasien (Wanita, 22 tahun) datang dengan keluhan batuk. Pasien meminta
rekomendasi dari calon apoteker sehubungan dengan keluhannya tersebut. Hal-hal
yang perlu ditanyakan :
Patient Assessment:
W – Who is the patient?
Siapa pasiennya? Seorang wanita berusia 22 tahun
W – What are the symptoms?
Apa gejalanya? Rasa gatal, mengganjal di tenggorokan dan tidak dapat
mengeluarkan dahak.
H – How long has the symptoms been present?
Berapa lama/sejak kapan gejala tersebut muncul? 3 hari sebelum pasien ke apotek.
A – Action taken?
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi batuk? Minum obat
M – Medication being taken?
Obat-obat yang saat ini digunakan untuk mengatasi gejala? Vicks Formula 44
Dari informasi yang diperoleh oleh calon apoteker, pasien meminta
rekomendasi obat untuk dirinya sendiri. Pasien mengeluhkan batuk berdahak dan
sudah minum Vicks Formula 44 selama 3 hari namun tidak juga membaik.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 180


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Rekomendasi dari calon apoteker adalah pasien menggunakan obat batuk


yang tergolong ekspektoran sehingga dahak dapat dikeluarkan, sedangkan Vicks
Formula 44 yang telah digunakannya diindikasikan untuk batuk kering yang
bersifat sebagai antitusif. Rekomendasi obat yang diberikan adalah Wood’s
Peppermint Expectorant.
Wood’s Peppermint Expectorant (Kalbe Farma)
Komposisi : Per 5 ml Bromhexine HCl 4 mg, guaiphenesin 100 mg.
Indikasi : Meredakan gejala batuk produktif, bronkitis atau emfisema
Dosis : Dewasa dan anak > 12 tahun 10 ml, 3 kali sehari.
Efek samping : Gangguan saluran pencernaan
KIE yang diberikan :
Wood’s Peppermint Expectorant digunakan untuk meredakan batuk
berdahak. Efek samping yang mungkin terjadi adalah gangguan saluran
pencernaan. Obat ini diminum 3 kali sehari 10 ml setelah makan dan gunakan
sendok takar yang berada dalam kemasan. Simpan obat pada kotak obat (tempat
yang bersih, kering, sejuk suhu 25 °C, terhindar dari cahaya). Jika kondisi tak
kunjung membaik, segera periksa ke dokter.

Kasus 2
Seorang ibu datang ke apotek dan meminta rekomendasi obat demam
kepada calon apoteker untuk anaknya. Hal-hal yang perlu ditanyakan :
Patient Assessment:
W – Who is the patient?
Siapa pasiennya? Seorang anak berusia 4 tahun
W – What are the symptoms?
Apa gejalanya? Hanya panas saja
H – How long has the symptoms been present?
Berapa lama/sejak kapan gejala tersebut muncul? 1 hari sebelum pasien ke apotek.
A – Action taken?
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi demam? Hanya dikompres

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 181


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

M – Medication being taken?


Obat-obat yang saat ini digunakan untuk mengatasi gejala? Tidak ada
Dari informasi yang diperoleh, ibu tersebut meminta rekomendasi obat
demam untuk anaknya yang berusia 4 tahun. Tidak ada obat yang dikonsumsi
sebelumnya. Rekomendasi dari calon apoteker adalah menggunakan Dumin sirup
yang mengandung paracetamol sebagai penurun demam pada anak.
Dumin sirup (Actavis)
Komposisi : Paracetamol
Indikasi : Demam, nyeri, sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot.
Dosis : anak 1-6 tahun 125 mg, maksimal 750 mg/hari
Efek samping : Reaksi hipersensitivitas
KIE yang diberikan
Dumin digunakan untuk meredakan demam anak dan diminum 3 kali
sehari 3 kali sehari 10 ml setelah makan, menggunakan sendok takar yang
terdapat di dalam kemasan. Hentikan pemakaian jika timbul efek samping seperti
reaksi alergi dan bila panas sudah turun. Jika kondisi tak kunjung membaik,
segera periksa ke dokter. Pastikan pasien beristirahat dengan cukup. Simpan obat
pada kotak obat (tempat yang bersih, kering, sejuk suhu 25 °C.

Kasus 3
Pasien Pria (28 tahun) datang ke apotek dengan keluhan tidak dapat buang
air besar selama 3 hari. Pasien meminta rekomendasi dari calon apoteker
sehubungan dengan keluhannya tersebut. Hal-hal yang dilakukan :
W – Who is the patient?
Siapa pasiennya? Seorang pria berusia 28 tahun
W – What are the symptoms?
Apa gejalanya? Sulit buang air besar karena feses yang keras
H – How long has the symptoms been present?
Berapa lama/sejak kapan gejala tersebut muncul? 4 hari sebelum pasien ke apotek.
A – Action taken?

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 182


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi konstipasi? Makan pisang, makan


sayuran
M – Medication being taken?
Obat-obat yang saat ini digunakan untuk mengatasi gejala? Tidak ada
Dari informasi yang diperoleh, pasien mengalami konstipasi selama 4 hari.
Pasien mengkonsumsi buah pisang serta banyak sayuran dengan harapan dapat
mengatasi konstipasinya, namun tidak membuahkan hasil. Calon apoteker
merekomendasikan Dulcolax tablet kepada pasien.
Dulcolax (Boehringer Ingelheim)
Komposisi : Bisacodyl
Indikasi : Untuk mengatasi konstipasi
Dosis : konstipasi dewasa dan anak > 12 tahun 2-3 tablet/hari
Perhatian : Hindari penggunaan jangka lama
Efek samping : Kram dan nyeri abdomen, diare, reaksi alergi, termasuk
angiodema dan reaksi anafilaktoid
KIE yang diberikan :
Dulcolax digunakan sebagai pencahar agar dapat buang air besar.
Diminum 2-3 tablet/hari. Jangan menggunakan Dulcolax bersama dengan susu.
Pasien diminta untuk menjaga pola makan agar selalu mengkonsumsi buah dan
sayur setiap hari. Jika kondisi tak kunjung membaik, segera periksa ke dokter.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 183


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

TUGAS KHUSUS
PENYULUHAN

Selama melaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek RSU


Haji Surabaya, penulis mengamati media informasi yang disalurkan kepada pasien
sangat terbatas. Banyaknya resep yang harus dilayani dalam satu hari
menyebabkan keterbatasan waktu untuk memberikan informasi secara lebih detail
kepada pasien. Latar belakang dipilihnya topik mengenai penyuluhan mengenai
pola hidup sehat untuk pasien diabetes adalah karena kurangnya pengetahuan
pasien di apotek RSU Haji Surabaya rawat jalan terkait pengobatannya khususnya
cara penggunaan obat diabetes yang benar dan tepat.
Penyuluhan ini dilakukan dengan cara membagi brosur kepada pasien di
depo farmasi rawat jalan. Penyuluhan bertujuan untuk menyampaikan informasi
mengenai bagaimana menjaga pola hidup yang sehat bagi pasien diabetes mellitus
agar terapi yang dijalani oleh pasien dapat maksimal dengan menjaga pola makan,
olah raga dan pencegahan luka (gangren).

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 184


Mengatur pola makan atau diet yang
Masih ingin menikmati Manisnya
tepat sangat penting bagi penderita diabetes. Hidup?? Mari kita hidup sehat dengan PERAWATAN KAKI
penderita diabetes harus lebih memperhatikan
mencegah Kencing Manis!!!
pilihan makanan yang akan dikonsumsi. SEHAT
BATASI !!!!
 nasi putih
 soda
 alkohol
 makanan yang mengandung pemanis atau
gula berlebih
 sebagian besar makanan ringan (snack).
 daging merah/mentah
 telur, keju
Caranya :
 mentega
 susu kemasan Mulai dengan Berolah Raga
 es krim
 Olah Raga bisa mencegah dan mengurangi resiko
MAKANLAH !!!! Kencing manis!! Olah raga murah dengan jalan
 nasi merah kaki, berenang ataupun berlari. Dengan berolah
 gandum (cereal dan roti gandum murni) raga kita bisa Hemat dan Sehat, Caranya :
 cereal yang mengandung serat dan nutrisi
 Olah raga teratur setiap 3 kali dalam
tinggi.
 Perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan seminggu selama 30 menit.
segar (Sayuran memberikan nutrisi yang  Lakukan olah raga secara berkelanjutan
penting, misalnya saja brokoli dan bayam,
yang memang disarankan untuk penderita
selama 12 minggu dan jangan lupa
diabetes) kontrol gula darah.
 Buah-buahan seperti apel, pir, persik, dan
Murah dan Sehat kan untuk bisa menikmati
buah beri, baik itu dikonsumsi secara
langsung, atau dibuat jus segar murni manisnya hidup tanpa Kencing Manis!!!
(tanpa gula).
Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, M., 2010. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Jakarta: PT.


Info Master.

American Pharmacist Association. 2011. Drug Information Handbook (20th


ed.). Hudson, Ohio: Lexicomp.

BNF for Children Satff. 2009. British National Formulary for Children (59
ed.). Germany: BMJ gorup, RPS Publishing and RCPCH Publications
Ltd.

BNF Staff. 2011. British National Formulary (61 ed.). Germany: BMJ
Group and Pharmaceutical Press.

Daris, A. 2008. Himpunan Peraturan dan Perundang-undangan


Kefarmasian. Jakarta: Ikatan Sarjana farmasi Indonesia.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2009. Farmakologi dan Terapi.


Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Dipiro, Cecily V, dkk, 2009, Phamacotherapy Handbook Seventh Edition,


The McGraw–Hill Companies, Inc., United States.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2012. Kumpulan Peraturan Perundangan


Kefarmasian. (S. Hardjono, Sugiyartono, & R. Sondakh, Eds.)
Surabaya: Pengurus Daerah IAI Jawa Timur.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2010. Pedoman Apoteker Praktik Di Sarana


Pelayanan Kefarmasian Good Pharmacy Practice. Jakarta: Ikatan
Apoteker Indonesia.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 186


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2010. ISO: Informasi Spesialite Obat


Indonesia, Volume 44. Jakarta: Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.

Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/MenKes/SK/X/2002 tentang


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Menteri Kesehatan RI No.
922/MenKes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 992 Tahun 1993 Tentang Ketentuan

dan Cara Pemberian Izin Apotek, 1993, Jakarta.

Seto S., Nita Y., Triana L., 2008. Manajemen Farmasi. Airlangga
University Press. Surabaya.

Sweetman, S. C., 2009, Martindale The Complete Drug Reference 36th


Edition, Pharmaceutical Press, London, Chicago

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 Tentang


Narkotika, 2009, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
Psikotropika, 1997, Jakarta.

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 187


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 1

MACAM-MACAM ETIKET

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 188


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 2

BLANKO TURUNAN RESEP

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 189


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 3

SURAT BUKTI PERMINTAAN OBAT/ALKES DARI UDD


(Unit Dose Dispensing) KE DEPO FARMASI

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 190


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 4

BUKU LAPORAN PSIKOTROPIKA

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 191


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 5

DAFTAR OBAT NARKOTIKA DI DEPO FARMASI RSU HAJI

1. Codein 10
2. Codein 20
3. Codipront Kapsul
4. Codipront Exp Kapsul
5. Codipront Exp Syrup
6. Codipront Syrup
7. Pethidin Injeksi
8. Morfin Injeksi

LAMPIRAN 6

DAFTAR OBAT PSIKOTROPIKA DI DEPO FARMASI RSU HAJI

1. Actazolam 12. Phenobarbital


2. Alganax 0,25 mg 13. Neuropyron
3. Alganax 0,5 mg 14. Stesolid rectal 5 mg
4. Alganax 1 mg 15. Stesolid 2 mg
5. Analsik tablet 16. Stesolid 5 mg
6. Braxidin 17. Valium 10 mg injeksi
7. Clobazam 10 mg 18. Valisanbe 2 mg
8. Diazepam 2mg 19. Valisanbe 5 mg
9. Estilgan 1 mg 20. Xanax 0,25 mg
10. Estilgan 2 mg 21. Xanax 0,5 m
11. Librax

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 192


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 5

DAFTAR CATATAN OBAT KADALUARSA

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 193


Laporan Praktek Kerja Profesi di Depo Farmasi RSU Haji Surabaya
Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII Universitas Surabaya

LAMPIRAN 6

LABEL HIGH ALERT DAN NORUM

Program Profesi Apoteker Angkatan XLVII 194

Anda mungkin juga menyukai