KLATEN
Oleh :
FAKULTAS FARMASI
DIII FARMASI
i
2020
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Praktik Kerja
Lapangan (PKL) di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data selama
Klaten. Tujuan dari PKL ini adalah diharapkan agar mahasiswa Universitas Setia
Budi mampu menerapkan teori yang telah diperoleh pada saat kuliah, sehingga
rumah sakit.
Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat disusun dan diselesaikann berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
1. Bapak Dr. Gunawan Pamudji Widodo selaku Ketua Program Studi D-III
Farmasi Universitas Setia Budi, dan selaku dosen pembimbing PKL di Rumah
2. Ibu Zulfa Wahyundari, M.Sc., Apt., Ibu Megawati Parmasari, M.Sc., Apt. dan
iv
3. Seluruh staf Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro, Klaten
4. Panitia pelaksana program PKL yang telah bekerja keras agar program PKL
5. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, atas segala
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................v
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................5
vi
3. Akreditasi........................................................................................................7
7. Keyakinan Dasar.............................................................................................9
8. Tata Nilai........................................................................................................9
9. Budaya..........................................................................................................10
10.Tugas...............................................................................................................10
11.Fungsi..............................................................................................................10
BAB III........................................................................................................................25
vii
PELAKSANAAN PKL...............................................................................................25
BAB IV........................................................................................................................32
A. Gudang Farmasi................................................................................................33
BAB V.........................................................................................................................42
A. KESIMPULAN................................................................................................42
B. SARAN.............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................44
viii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal
1
Menurut Permenkes RI No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, unit rawat inap dan
dengan dibantu oleh beberapa staf baik tenaga teknis kefarmasian maupun
kehidupan pasien.
2
Dalam upaya meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan
Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa Program Studi DIII Farmasi yang
bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Soeradji
Farmasi Rumah Sakit dan dapat mengabdikan diri sebagai Tenaga Teknis
Umum Pusat Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang berlokasi di Jalan K.R.T.
Tirtonegoro adalah :
3
2. Mewujudkan terjalinnya kerjasama yang baik antara dunia pendidikan
dengan bidangnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Sedangkan
kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat
5
penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta
6
3. Akreditasi
Tinggi (PERISTI).
7
dinyatakanreakreditasi 16 standar pelayanan. Pada tahun 2012 RSUP dr.
Pada tahun 2015 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro dinyatakan lulus Akreditasi
Paripurna. Pada tahun 2016 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro ditetapkan sebagai
tahun 2017 mendapatkan 2 penghargaan yaitu Persi Award dan WBK oleh
RS.
8
a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pelayanan kesehatan paripurna,
stakeholder.
Akurat.”
7. Keyakinan Dasar
sakit.
8. Tata Nilai
a. Integritas
9
b. Profesionalisme
c. Akuntabilitas
d. Keterbukaan
e. Ikhlas
9. Budaya
Sopan-Santun-Sabar.
10. Tugas
upaya rujukan.
11. Fungsi
10
menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan,
dapat saling bekerjasama sehingga apa yang menjadi tujuan dari Rumah
Sakit yang tertuang dalam Visi dan Misi dapat tercapai. Pembagian
profesional disegala bidang menjadi prioritas utama. Dalam hal ini RSUP
antara lain :
1. Poliklinik Subspesialis
b. Bedah Anak
11
c. Bedah Digestif
d. Obsgyn
Fetomaternal
e. Orthopedi
f. Penyakit Dalam
Psikosomatis
Geriatri
2. Poliklinik Spesialis
b. Klinik Ortopedi
f. Klinik Anak
i. Klinik Obsgyn
j. Klinik THT
12
k. Klinik Mata
l. Klinik Paru
m. Klinik Saraf
Bedah Mulut
Gigi Periodontologi
Gigi Konservasi
s. Klinik DOTS
t. Klinik VCT/CST
3. Poliklinik Umum
b. Klinik Jamu
13
c. Klinik Psikosomatis
d. Klinik Geriatri
14. Sejarah Rumah Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
HOSPITAL” yang dipimpin oleh Dr. Bekker. Pada tahun 1945 setelah
Indonesia. Kemudian nama rumah sakit berganti menjadi Rumah Sakit Umum
Klaten.
Klaten secara penuh telah dikelola oleh Departemen Kesehatan RI dan disebut
RSUP “dr. Soeradji Tirtonegoro” sampai dengan sekarang. Nama ini diambil
14
berdasarkan nama tokoh pergerakan pada perkumpulan Boedi Oetomo yang
Kemudian berubah menjadi Rumah Sakit Swadana Tanpa Syarat pada tahun
15
Rumah Sakit Unit Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) berdasarkan
No.756/Menkes/SK/IV/2007.
16
c. Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai guna memaksimalkan efek
kefarmasian.
sebagai berikut:
1. Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
meliputi:
a. Memilih sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
17
c. Mengadakan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
yang berlaku.
e. Menerima sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
18
n. Melakukan administrasi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
dengan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
19
3) Melakukan penanganan sediaan sitotoksik;
yang anggotanya terdiri dari dokter yang mewakili semua spesialisasi yang
ada di rumah sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta tenaga kesehatan lainya
hubungan kerja dengan komite lain di rumah sakit yang berhubungan dengan
penggunaan obat. Komite/tim farmasi dan terapi dapat diketuai oleh seorang
dokter.
sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk rumah sakit besar rapat diadakan
sekali dalam satu bulan. Rapat komite/tim farmasi dan terapi dapat
mengundang pakar dari dalam maupun luar rumah sakit yang dapat
20
memiliki pengetahuan khusus, keahlian-keahlian atau pendapat tertentu yang
bermanfaat bagi komite/tim farmasi dan terapi. Komite/tim farmasi dan terapi
mempunyai tugas:
rasional;
sakit.
21
f. Direct ObservedTreatment Shortcouse (DOTS);
h. Transplantasi;
i. PKMRS; atau
dokter mengenai tindakan apa yang harus dilakukan terhadap pasien atau
ataupun keputusan perawat mengenai cara dan waktu pemberian obat bagi
pasien.
obat, efek samping obat dan toksisitas, indikasi dan kontraindikasi, formulasi,
6. Jenis kelas dan fasilitas ruang rawat inap profil tahun 2018 :
a. Kelas VIP
LILY (3 TT)
b. Kelas 1
22
ANGGREK (2 TT)
MAWAR (1 TT)
KENANGA (6 TT)
MELATI 1 (2 TT)
c. Kelas 2
ANGGREK (3 TT)
EDELWEIS (2 TT)
KENANGA (6 TT)
d. Kelas 3
ANGGREK (8 TT)
23
MELATI 3 (38 TT)
24
BAB III
PELAKSANAAN PKL
Tirtonegoro No. 1 Klaten. Praktik rumah sakit seharusnya berlangsung dari tanggal 1
Februari 2020 sampai dengan tanggal 29 Februari 2020 tetapi dalam pelaksanaannya
dimulai tanggal 3 Februari 2020 dikarenakan pembekalan dari rumah sakit ditetapkan
pada hari Senin tanggal 3 Februari 2020. Selama melaksanakan PKL di Instalasi
25
Senin-Minggu : pukul 14.00 – 20.00 WIB (shift siang)
sediaan steril dan mendapat penjelasan tentang kegiatan dispensing sediaan steril
1. GudangFarmasi
sediaan, farmakologi, dan menurut sistem FIFO dan FEFO. Untuk obat-obat
buah kunci yang berbeda dan dipegang oleh 2 orang yang berbeda pula.
b. Mencatat barang-barang yang masuk dan keluar gudang didalam kartu stok.
26
c. Melaporkan barang-barang yang menipis dan habis.
d. Melakukan penempelan stiker high alert dan LASA dengan tidak menutupi nama
penting.
f. Menyalurkan sediaan farmasi ke depo rawat jalan, IBS, depo TPN, depo rawat
inap, depogawatdarurat.
2. Pelayanan Resep
pasien non BPJS, pasien BPJS PBI dan non PBI yang melayani pasien baru maupun
lama. Kegiatan pelayanan di satelit farmasi rawat jalan dilaksanakan oleh tenaga-
kefarmasian.Sistemdistribusi di rawatjalanmenerapkansistemresepindividu,yaituresep
ditulis dokter untuk setiap individu pasien dan obat diberikan sesuai resep
penggunaan obat yang lebih teliti, adanya interaksi langsung antara apoteker dengan
pasien dalam memberikan informasi terkait dengan obat dan penyakit yang pasien
27
derita. Selain itu, memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker, dokter
dan pasien. Kelemahan sistem ini adalah waktu kontak dengan pasien atau keluarga
Resep
Penerimaan (Loket 6)
Penerimaan (Loket 6)
Telaah
Telaah
Entry Data danEtiket
Verifikasi
Entry Data danEtiket
Pembayaran (loket 5)
Penyerahan (Loket 8)
Dispensing
Penyerahan Obat
(Loket 8 )
Dispensing
Verifikasi
2.2 Pelayanan resep di Farmasi Rawat Inap
Dispensing) yaitu obat yang dipesan oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau
beberapa jenis obat yang masing-masing dalam dosis unit tunggal untuk sekali
28
pemakaian selama pengobatan dan pasien hanya membayar untuk obat yang
dikonsumsi saja.
penanganan langsung secara cepat dan tepat. Pelayanan kesehatan dan pelayanan
29
resep dapat dilayani dengan menggunakan asuransi kesehatan berupa BPJS non PBI,
dimanaresepditulislangsungolehdokteruntuksetiappasiendanpenyerahanobatlangsung
apoteker/TTK danpasien.
Pasien datang
Pendaftaran
30
Perawat meminta alkes,
perbekalan farmasi, obat / injeksi /
obat yang akan digunakan untuk
penanganan pertama
Melakukan entri data dan Resep ditelaah, melakukan Bagian farmasi menyiapkan
mencetak etiket entri data dan cetak etiket perbekalan yang akan
digunakan dalam kotak
Mengambilkan dan me- Menyiapkan obat dan alkes Perawat mengambil per-
ngemas obat yang akan digunakan dan bekalan yang sudah
dikemas disiapkan
Menyerahkan obat kepada Perawat mengambil obat dan Setelah operasi selesai
pasien alkes yang akan digunakan perawat mengembalikan
perbekalan, farmasi me-
ngecek perbekalan yang
sudah digunakan dan
mengentry data
31
BAB IV
Paripurna oleh KARS dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan utama Universitas Gajah
Utama Fakultas Kedokteran UGM,yaitu Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan
satu instalasi di dalam RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, dipimpin oleh seorang
(Farmasi Klinis), yaitu dengan mengelola sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
bahan medis habis pakai, pengelolaan obat, pendistribusian obat, pelayanan obat atas
resep dokter dan pelayanan informasi obat serta kegiatan lain seperti pendidikan dan
penelitian.
efektif dimana pasien atau perawat akan lebih cepat untuk mendapatkan obat karena
letaknya yang berdekatan dengan ruang perawatan, tetapi membutuhkan lebih banyak
32
apoteker atau tenaga teknis kefarmasian untuk bekerja di depo-depo farmasi tersebut.
beberapa macam, antara lain : depo TPN, IBS, gudang farmasi, depo rawat inap, depo
A. Gudang Farmasi
Unit persediaan farmasi atau yang lebih sering disebut gudang merupakan
bagian yang berperan penting dalam penyimpanan sediaan farmasi yang diperlukan
untuk semua unit di Instalasi Farmasi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
terhindar dari kerusakan dan kedaluwarsa serta menjaga mutu obat-obatan yang
merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola perbekalan farmasi dan alat
kesehatan yang dilakukan untuk menjamin mutu dan kualitas, barang terhindar dari
kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri dan
karena itu, maka metode pengendalian persediaan atau kontrol inventori diperlukan,
dipahami dan diketahui secara baik. Dalam hal ini gudang farmasi memiliki fungsi
33
a. Penerimaan
kualitas, spesifikasi dan persyaratan lainnya dari barang yang diterima harus sama
b. Penyimpanan
terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari
c. Pengeluaran
harus dengan persetujuan pihak yang berwenang sesuai dengan perencanaan yang
diterima oleh pemakai. Mekanisme pengeluaran barang adalah sesuai dengan prinsip
FIFO (First In First Out) yang artinya datang lebih dulu dikeluarkan lebih dulu,
selain itu dilihat dari masa kadaluwarsanya walaupun datangnya lebih dulu atau
terakhir tapi masa kadaluwarsanya dekat dikeluarkan lebih dulu yang disebut FEFO
34
2. Mengambil obat dan alat kesehatan sesuai buku BON.
6. Menyimpan obat sesuai dengan kelompok terapi, bentuk sediaan, jenis, suhu,
13. Menempelkan label LASA pada kemasan dan High Alert Medicationpada
sarana prasarana masih terbatas dan tempat penyimpanan juga bisa dibilang sempit.
Metode perencanaan yang digunakan saat ini antara lain metode konsumsi dan ABC
VEN.
35
Depo Farmasi Rawat Inap merupakan depo farmasi yang berperan penting
dalam distribusi sediaan farmasi kepada pasien rawat inap di RSUP Dr. Soeradji
Tirtonegoro Klaten. Kegiatan yang dilakukan pada depo rawat inap selama PKL
antara lain :
3. Pengambilan obat High Alert Medication dilakukan double check oleh dua orang
yang berbeda.
4. Pengemasan.
10. Menempelkan label LASA pada kemasan dan High Alert Medication pada
menggunakan sistem UDD (Unit Dose Dispensing). UDD (Unit Dose Dispensing)
yaitu obat yang dipesan oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau beberapa jenis
obat yang masing-masing dalam dosis unit tunggal untuk sekali pemakaian selama
pengobatan dan pasien hanya membayar untuk obat yang dikonsumsi saja.
Jenis resep obat yang didistribusikan dari depo rawat inap ada 2 yaitu :
36
1. Resep bon biasa, ialah resep obat pada pasien yang masih dalam perawatan di
bangsal. Pasien dengan resep tersebut menerima obat dengan sistem UDD.
2. Resep bon rekening, ialah resep obat untuk pasien pulang. Pasien dengan resep
terapi, bentuk sediaan, stabilitas obat, golongan obat. Obat golongan HAM (High
Alert Medication)disimpan di tempat khusus dan terpisah dari obat lain serta diberi
label High Alert Medication. Obat golongan LASA (Look Alike Sound Alike)
penyimpanannya terpisah minimal 1 item obat lain dengan obat LASA padanannya
Depo farmasi rawat jalan merupakan salah satu depo yang berperan penting
permintaan dokter kepada farmasi melalui resep dokter, untuk penyediaan obat-obat
dan atau perbekalan farmasi lain bagi pasien dari berbagai poliklinik dan sekaligus
dilakukan mahasiwa PKL di depo rawat jalan selama melaksanakan PKL adalah :
37
3. Pengambilan obat High Alert Medication yang dilakukan double check oleh dua
4. Menempel etiket.
5. Pengemasan.
menyerahkan obat secara langsung kepada pasien dikarenakan penyerahan obat dan
KIE hanya boleh dilakukan oleh Apoteker atau petugas yang kompeten. Penyimpanan
perbekalan farmasi di depo rawat jalan berdasarkan kelompok terapi, bentuk sediaan,
sifat obat, golongan obat, dan alfabetis. Sistem distribusi di depo rawat jalan
dokter dan Instalasi Farmasi melayani sesuai yang tertulis dalam resep untuk pasien
tersebut. Keuntungan sistem ini adalah efisiensi dalam jumlah tenaga yang melayani
dan mudah untuk mengontrol persediaan obat, adanya interaksi langsung antara
apoteker dengan pasien dalam memberikan informasi terkait dengan obat dan
penyakit yang pasien derita serta memberi kesempatan interaksi profesional antara
38
yang lebih teliti. Kelemahan sistem ini adalah waktu kontak dengan pasien atau
Depo farmasi yang berada di IGD berperan penting dalam melayani pasien
secara cepat dan tepat. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa praktik kerja lapangan di
Depo Farmasi Gawat Darurat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten antara lain :
7. Pengambilan obat High Alert Medication yang dilakukan double check oleh
39
2. Pengemasan obat dan alkes.
6. Pengambilan obat High Alert Medication yang dilakukan double check oleh
Pada sore dan malam hari serta hari libur, penyerahan obat di depo farmasi
IGD disertai KIE dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian karena apoteker di
Instalasi Gawat Darurat hanya satu orang. Mahasiswa PKL juga diperbolehkan
menyerahkan obat, namun didampingi oleh Apoteker atau tenaga teknis kefarmasian .
Penyimpanan perbekalan farmasi di depo farmasi IGD berdasarkan kelas terapi dan
tempat khusus dan terpisah dari obat lain serta diberi label High Alert Medication.
Obat golongan LASA (Look Alike Sound Alike) penyimpanannya terpisah minimal 1
item obat lain dengan obat LASA padanannya dan disertai label LASA.
40
BAB V
A. KESIMPULAN
Sakit Umum Pusat dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
1. Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat dan berguna
bagi mahasiswa untuk penambahan ilmu pengetahuan yang mungkin tidak didapat
terhadap karyawan dan staf sehingga tidak canggung lagi jika sudah lulus nanti
B. SARAN
41
1. Perlu peningkatan KIE kepada pasien tentang interaksi obat dengan makanan dan
2. Sebaiknya pada pengisian kartu stok dan perhitungan jumlah obat saat pengisian
kartu stok lebih teliti lagi untuk memudahkan dalam pendataan penerimaan serta
3. Dalam proses dispensing obat puyer dan kapsulbelum sesuai prosedur karena
petugas tidak memakai APD (Alat Pelindung Diri) berupa handscoon, apron, dan
masker.
4. Sebaiknya disediakan ruangan khusus di depo farmasi rawat inap untuk tempat
42
DAFTAR PUSTAKA
43
LAMPIRAN
44
Lampiran 2. Format Laporan Penggunaan Psikotropik
45
Lampiran 3. Format Surat Pesanan Narkotika
46
Lampiran 5. Format Surat Pesanan Obat Mengandung Prekursor
47
Lampiran 7. Format Copy Resep
48
Lampiran 8. Contoh Etiket
49