Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Disusun oleh:
1. LAELATUL RIZQIYAH
2. HUDAN JULYAN PUTRA
LEMBAR PENGESAHAN
i
LAPORAN
MENGETAHUI
Kepala progam keahlian K.A POKJA Prakerin
Sunaryo,S.Pd.,M.Kom
NIP.19720402199901010
ii
KATA PENGANTAR
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional
(UN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun pelajaran 2023/2024 serta sebagai
Bukti bahwa telah melaksanakan Prakerin Kerja Industri (PRAKERIN)
iii
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
untuk itu, Kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
ini sangat saya harapkan.
Penyusun
iv
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan/Industri..............................................................4
B. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi..............................................5
C. Gambaran Umum Perusahaan/Industri..............................................6
D. Manajemen Sediaan Farmasi.............................................................7
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran-saran................................................................................................19
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan Masalah
vi
3. Bagaimana cara pelayanan resep dan non resep di Apotek Budi
Farma Putra?
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang,batas masalah,tujuan
dan manfaat,sistematika penulisan,serta waktu dan tempat
pelaksanaan.
vii
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini membahas tentang sejarah perusahaan / industri,
gambaran umum perusahaan/industri,struktur organisasi dan
job deskripsi serta istem yang sedang berjalan.
BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang landasan teori dan pembahasan.
BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK
Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB V PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Membahas tentang foto agenda dan daftar hadir.
viii
BAB II
Apotek Budi Farma Putra didirikan pada 2tiga Agustus 2019 berdasarkan
PP No.51 Apotek,Diberikan oleh Dinas Kesehatan atas rekomendasi Ikatan
Apoteker Indonesia Kbupaten Tegal.Apotek Budi Farma Putra terletak
dijalan Raya Bogares Lor RT 01 RW 01 Kecamatan Pangkah Kabupaten
Tegal.pemilik Apotek ini yaitu apt. Yogi Nur Ckhyo, S Farm. Dimana Surat
Izin Apotek diperpanjang oleh apoteker pengelola Apotek Setiap 5 tahun
sekali.
1. Visi
2 Misi
a. Menyediakan obat, alat kesehatan, serta perbekalan farmasi lainya
yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
b. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tept, cepat,
ramah,informatis dengan menerapkan konsep Pharmaceutical Care
secara professional.
c. Meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh karyawan.
ix
B. Struktur Organisasi Apotik Budi Farma Putra
Pemilik sarana
Apoteker
Apotek (PSA)
Asisten Tenaga
Kefarmasian
Hafidz Prasetyo
Defi puput Anjani
Septi Nurul
x
C. Gambara Umum Apotik Budi Farma Putra
Apotek BUDI Farma Putra terletak dijalan Raya Bogares Lor RT,01 RW,01
Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, Dengan tata letak ruang sebagai
berikut:
1. Ruang Tunggu
Terletak dijalan Raya Bogares Lor RT,01 RW,01. Kecamatan Pangkah
Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
2. Swalayan Farmasi
Temapat dipasang Obat Bebas, Obat Beas Terbatas, Obat Herbal, Jamu
Suplemen makanan, Kosmetik, Susu, Perlengkapan Bayi, AlatKesehatan.
3. Meja Penyerahan Resep / Kasir
Tempat untuk menerima resep dari pasien dan skrining administrasi serta
Tempat untuk melakukan pembayaran pengobatan.
4. Ruang Peracikn
Ruangan yang dilengkapi fasilitas untuk peracikan seperti lemari bahan
baku,Timbangan, mortar, dan stemper serta tempat untuk mencuci
peralatan racik.
5. Ruang Penyimpanan Obat
Penyimpanan Obat disusun berdasarkan Alfabetis dan dibedakan
berdasarkan Sifat farmakologi obat seperti salura pernapasan, saluran
pencernaan, system Cardiovaskuler, anti alergi, anti jamur, dan
berdasarkan bentuk sediaan yaitu padat (Tablet, Capsul), cair (Sirup),
topical (Salep,Cream,Gel), sediaan tetes Mata dan telinga.
6. Tempat pengambilan Obat
7. Pasien yang telah menyerahkan resep akan mengambil obat di tempat
pengambilan obat dan akan mendapatkan Pelayanan Informsi Obat
(PIO)oleh apoteker.
xi
D. Manajemen Sediaan Farmasi
a. Perencanaa
Perencanaan pembekalan farmasi dilakukan dengan baik dan sistematis
karena dilakukan oleh petugas di Apotek Budi Farma Putra denagn
menggunakan data dari pola penyakit, pola konsumsi serta data daari
hasil penjualan. Berdasarkan dari buku defecta, buku defecta yaitu buku
yang disediakan untuk mencat barang yang kosong.
b. Pengadaan
pemesanan sendiri, yaitu pemesanan secara langsung melalui salesman
massing-masing PBF dan menyertakan surat pesanan.
c. Penerimaan
Pedagang Besar Farmasi (PBF) mengantar obat yang dipesan sesuai
dengan SP dan membawa faktur yang kemudian dilakukan penerimaan
oleh petugas apotek yang sebelumnyanya barang diperiksa terleih dahulu
sesuai apa tidak dengan jumlah dan jenis barang yang dipesan.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas apotek meliputi kelengkapan
barang tersebut seperti nma obat, sediaan, jumlah onat, kemasan dan
tanggal expire datenya, apabila sesuai dengan pemesanan maka Apoteker
Pengelola Apotek (APA) atau Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK)
mendata tanganinya serta memberi stempel. Faktur-faktur yang telah
masuk dikumpulkan dan datanya dimasukan ke computer yang kemudian
setelah itu divalidasi oleh APA lalu diberikan ke BM Pekalongan dan
utang faktur dilunasi oleh pihk BM.
d. Penyimpanan
Arang yang telah diterima keudian disimpan ketempat penyimpananya
seperti lemari / rak masing-masing berdasarkan alfabetis dan jenis
sediannya.khususnya
Untuk sedian seperti vaksin, sera dan suppositoria disimpan didalam
lemari es untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika berdasarkan
KepMenKes, penyimpanan harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan
xii
lain yang kuat, harus mempunyai kunci yang kuat kunci ganda dibagi
menjadi dua bagian masing-masing dengan kunci yang berlainan dan
bagian pertama dipergunakan untuk menyimpan morfina, codein, serta
persediaan narkotika lainya yang dipakai sehari-hari serta apabila tempat
khusus tersebut berupa lemari berukuran kurang dari 40 x 80 x 100 cm
maka lemari tersebut harus diuat pada tembok atau lantai. Serta untuk
tiap-tiap item obat obat terdapat kartu stok obatnya masingmasing. Obat-
obatan didistribuikan berdasarkan sistem First In First Out (FIFO) yaitu
Barang yang datang terlebih dahulu, dikeluarkan terlebih dahulu dan
First Expired First (FEFO) yaitu barang yang mendekati tanggal
kadaluarsa dikeluarkan terlebih dahulu
e. Pelayanan
xiii
xiv
BAB III
PROSES PELAKSANAAN PRAKERIN
Yaitu obat yang dijual tanpa resep dokter. Penandaan obat bebas
berdasarkan Sk Menkes No.2380/A/SK/VI/1983. Tanda khusus untuk
obat bebas yaitu bulatan berwarna hijau dengan garis tepi hitam.
xv
3. Obat keras
OWA adalah obat keras yang diserahkan oleh Apotek di Apotek tanpa
resep dokter. Menurut Mentri Kesehatan No.47/Menkes/SK/VIII/1993
dikeluarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
5. Obat Narkotika
xvi
Menurut UU narkotika No.35 Tahun 2009 Narkotika di definisikan
sebagai Zat atau obt yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman,baik sintesis maupun seni sintesis, yang dapat penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeridan dapat menimbulkan ketergantungan
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Golongan 1 : Golongan ini hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
ketergantungan.
2. Golongan 2 : Golongan ini sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sangat ringan
mengakibtkan ketergantungan.
3. Golongan 3 : Golongan yang dapat digunakan dalam terapi dn
atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
6. Obat Psikotropika
xvii
berkhasiat psikoaktif elalui pengaruh sistem syaraf pusat (SPP)
yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental an
perilaku.dalam penjelasan atas Undang-Undang Republik
Indonesia No.5 tahun 1997 psikotropika dan peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 3 Tahun 2017 tentang perubahan
penggolongan psikotropika diedakan menjadi 4 golongan sebagai
berikut :
xviii
Pemesanan psikotropika
pemesanan psikotropika menurut Undang-undang No.5 tahun 1997
menggunakan surat pesanan khusus. Dipesan oleh apotek kepada PBF.
Penyerahan psikotropika dari Apotek hanya dapat dilakukan kepada
pihak Apotek lain,rumah sakit,balai pengobatan,puskesmas,dan
pelayanan resep.
Penyimpanan psikotropika
Obat-obat golongan psikotropika disimpan tersendiri dalam suatu rak
atau lemari khusus, terpisah dari obat-obat lain. Pemasukan dan
pengeluaran dikontrol dengan menggunakan kartu stok dan kartu
stelling.
Pelaporan psikotropika
Pemusnahan psikotropika
Peraturan mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015
tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan dan pelaporan Narkotik,
psikotropika dan prekursor farmasi menyebutkan bahwa pemusnahan
psikotropika dilakukan narkotika di produksi tanpa memenuhi standar
dan persyaratan yang berlaku atau dapat digunakan dalam proses
produksi, kadaluarsa, tidk memenuhi persyaratan untuk digunakan pada
pelayanan kesehatan, dibatalkan izin edarnya dan berkaitan dengan
tindak pidana. Pemusnahan psikotropika wajib disertai dengan
xix
pembuatan berita acara dan disaksikan oleh pejabat yag ditunjuk dalam
waktu tujuh hari setelah mendapat kepastian.
xx
3. Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapi
dengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatan
medikasi pasien.
4. Ruang Racikan.
5. Tempat pencucian alat.b
1. Perencanaan
Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu
diperhatikan:
1. Pola penyakit.
2. Kemampuan masyarakat.
3. Budaya masyarakat
2. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaan
sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan
perundang undangan yang berlaku.
3. Penyimpanan
xxi
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah
sekurang kurangnya membuat nama obat, nomor batch dan
tanggal kadaluarsa
2) Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai,layak dan menjamin kestabilan bahan.
4. Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu
dilaksanakan kegiatan administrasi yang meliputi:
1. Administrasi Umum
Pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika
dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Administrasi pelayanan
Pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien,
pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.
xxii
BAB IV
xxiii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
xxiv
b. Pembimbing PKL pada masing-masing tempat seharusnya
lebih sering mengontrol karyawan Apotek.
xxv
DAFTAR PUSAKA
xxvi
LAMPIRAN
xxvii
ETIKET PEMAKAIAN DALAM
xxviii
MEJA RACIK
xxix
ETALASE OBAT
xxx
RAK KOSMETIK
FAKTUR
xxxi
FAKTUR PAJAK
CONTOH SP BIASA
xxxii
SP PREKUSOR
KARTU STOK
xxxiii