3.1 Sejarah dan Perkembangan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi pada tahun 1939 masih merupakan
daerah terpencil dan merupakan bagian dari Karisedanan Jatinegara. Seorang tuan tanah
terketuk hatinya untuk menolong sesamanya yang sedang sakit, dengan membangun balai
kesehatan berukuran 6 x 18 meter di atas tanah seluas 400 m persegi yang dihibahkan untuk
kepentingan umum. Tahun 1942 saat penjajahan Jepang, balai ini mendapat perhatian dan
dikembangkan menjadi Poliklinik Bekasi yang dipimpin oleh seorang patriot pejuang
kemerdekaan bernama Bapak Jasman. Tahun 1945 poliklinik tersebut dijadikan basis
perlengkapan P3K. Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, berubah status
menjadi RS Pembantu, tepatnya pada tanggal 24 Juli 1946.
Pada tahun 1946 kepemimpinan digantikan oleh seorang juru rawat dari RS Pembantu
Banjaran, bernama Bapak S.Wijaya. Pada saat kepemimpinannya berubah menjadi RSU Kab.
Bekasi dengan kapasitas 10 tempat tidur dan penambahan bangunan untuk Perawat dan
Bidan. Kepemimpinan Rumah Sakit pada tahun 1970 dipimpin oleh seorang Dokter dibantu
beberapa tenaga medis dan non medis. Sejak saat itu organisasi dan tata laksana RSUD
ditetapkan. Selanjutya, dalam perkembangannya Rumah Sakit ditetapkan sebagai Rumah
Sakit kelas C, berdasarkan SK Menkes Republik Indonesia Nomor 051/Menkes/SK/II/1979
tentang Pengelolaan Rumah Sakit Umum Pemerintah. Pada 1 April 1999 RSU diserahkan
oleh pemda Kabupaten Bekasi kepada Pemda Kabupaten Bekasi kepada Pemda Kotamadya
Daerah Tingkat II Bekasi.
Pada tanggal 30 November 2000 ditetapkan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 12
tahun 2000 tentang Pembentukan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Nomor 12
Tahun 2000 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah Pemerintah Kota Bekasi
sekaligus dengan peningkatan status menjadi RSUD kelas B Non Pendidikan Pemerintah
Kota Bekasi oleh Walikota. Pada tahun 2001 dikeluarkannya Peraturan Daerah Nomor 20
Tahun 2001 tentang Penetapan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi menjadi Unit
Swadana, untuk melengkapi Dasar Hukum dalam operasional Rumah Sakit ditetapkanlah
Perda Nomor 21 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi. Pada tahun 2009 dikeluarkan Peraturan Walikota Nomor
060/Kep.251-Org/VII/2009 tentang RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi menjadi
BLUD dengan status penuh.
3.1.1 Tujuan, Visi, Misi, Motto dan Tugas Pokok RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid
Kota Bekasi
1. Tujuan
a. Meningkatnya tata kelola
b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM
c. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
d. Meningkatnya kualitas layanan secara paripurna
e. Meningkatnya kepercayaan pelanggan
f. Menangkap peluang besar
g. Meningkatnya peluang besar
h. Meningkatnya pendapatan
i. Menjadi Rumah Sakit rujukan regional yang berstandar nasional
j. Menjadi Rumah Sakit Pendidikan
2. Visi
RSUD terdepan dalam pelayanan secara paripurna menuju masyarakat sehat dan
mandiri.
3. Misi
a. Kami adalah Rumah Sakit umum daerah yang melayani dengan hati.
b. Kami Memberikan pelayanan terintegrasi berbasis teknologi modern.
c. Kami Menjamin kualitas layanan dengan mengutamakan kepuasan
pelanggan.
d. Kami Berjuang mewujudkan kualitas hidup seimbang secara fisik,
emosional, dan spiritual.
4. Motto
Ramah, Sopan, Unggul, Dinamis (RSUD)
3.1.2 Struktur Organisasi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
Struktur Organisasi RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi dipimpin
oleh seorang Direktur. Dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.1.3 Tenaga Profesional RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
Tenaga kesehatan merupakan setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan juga harus memiliki kualifikasi
minimum, memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. Kode etik standar
profesi diatur oleh organisasi masing–masing profesi.
Tenaga Kesehatan Rumah Sakit dibagi menjadi:
a. Tenaga medis meliputi Dokter dan Dokter gigi
b. Tenaga keperawatan meliputi Perawat dan Bidan
c. Tenaga kefarmasian meliputi Apoteker, Analisis Farmasi, dan Tenaga Teknis
Kefarmasian.
d. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi mikrobiologi, penyuluhan dan
Administrator kesehatan.
e. Tenaga gizi meliputi Nutrisionis, Dietisian
f. Tenaga keterampilan fisik meliputi fisioterapi, terapi wicara
g. Tenaga keteknisan meliputi Radiografer, Teknis Gigi, Elektromedia, Analisis
Kesehatan, Teknis Transfusi Dan Rekam Medis.(6)
3.1.4 Pelayanan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
1. Instalasi Rawat Jalan
Instalasi rawat jalan RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi telah
memiliki hampir semua spesialisasi di masing-masing poliklinik. Poliklinik rawat
jalan buka setiap hari kerja senin sampai sabtu.
Poliklinik spesialis terdiri dari:
1. Spesialis penyakit dalam
2. VCT
3. MCU
4. Spesialis anak
5. Spesialis kandungan dan kebidanan
6. Spesialis mata
7. Spesialis THT
8. Spesialis paru
9. Spesialis jantung
10. Spesialis syaraf
11. Spesialis jiwa (psikiatri)
12. Spesialis bedah tulang (orthopedi)
13. Spesialis urologi
14. Spesialis gigi
15. Spesialis kulit kelamin
Pelayanan farmasi klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan
Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian kepada Pasien dalam rangka
meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping
karena obat, untuk tujuan keselamatan Pasien (patient safety) sehingga kualitas
hidup Pasien (quality of life) terjamin.
c. Sterilisasi
CSSD RSUD dr. Chasbullah Abddulmajid Kota Bekasi menggunakan 2 jenis alat
sterilisasi yaitu Autoclave untuk bahan atau instrumen yang tahan pemanasan suhu tinggi
(1310- 1380C selama 50 menit atau 1210- 1240C selama 1 jam) dan Plasma H2O2 untuk
bahan atau instrument yang tidak tahan pemanasan suhu tinggi (550C selama 1 jam).
d. Penyimpanan
Bahan dan instrumen yang sudah selesai disterilisasi disimpan diruang
penyimpanan khusus. Penyimpanan disusun berdasar jenis bahan atau instrumen, pada rak
stainless yang tidak menyentuh dinding, lantai atau plafon. Tekanan udara diatur pada
nilai positif dan petugas tidak boleh berlama-lama di dalam ruang penyimpanan untuk
menjamin mutu bahan dan instrumen yang telah disterilkan.
e. Distribusi
Produk steril yang dihasilkan CSSD didistribusikan ke bagian-bagian yang
memerlukan seperti: kamar operasi, kamar bersalin, IGD, ruang rawat inap, dan poliklinik.
Kemudian petugas dari CSSD akan mengantarkan alat dan perlengkapan yang dibutuhkan
untuk proses operasi dari ruangan CSSD ke unit terkait yang memerlukan produk steril
tersebut. Petugas harus membawa bahan atau isntrumen steril dalam box khusus untuk
menjaga mutu dan langsung dibawa ke ruangan yang memerlukan perlengkapan tersebut.
Serta petugas harus melakukan tindakan aseptik dalam menggunakan alat-alat maupun
perlengkapan yang sudah disterilikan. Bagian CSSD menghasilkan produk steril berupa
instrument set keperluan operasi, kasa steril berbagai ukuran, linen steril untuk operator
dan crew dan lain-lain. Alur kerja CSSD dapat dilihat pada lampiran.