Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

RSUD Kota Bekasi memiliki kewajiban dalam melayani masyarakat.


Kegiatan kefarmasian yang telah dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Jakarta II selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Kota
Bekasi yang dilaksanakan pada tanggal 15 Februari – 15 Maret 2021, meliputi:
bagian Depo Farmasi Rawat Jalan, Depo Farmasi Rawat Inap, Depo Farmasi IGD,
Depo Farmasi OK Instalansi Bedah Sentral (IBS), dan Gudang Farmasi.

4.1 Depo Farmasi Rawat Jalan


Depo Farmasi rawat jalan adalah unit yang melayani permintaan obat dan
alat kesehatan untuk pasien rawat jalan BPJS, umum dan KBS (Kartu Bekasi
Sehat). Terdapat dua depo farmasi rawat jalan di RSUD Bekasi, yaitu Depo
Farmasi Rawat jalan di gedung A yang melayani poli …. Dan Depo Farmasi
rawat jalan Oking yang melayani poli… . Masing-masing depo mempunyai satu
orang apoteker, asisten apoteker, dan juru racik.
Pengadaan perbekalan farmasi di depo farmasi rawat jalan diperoleh dari
gudang persediaan obat (gudang farmasi) dengan membuat permintaan melalui
surat permintaan barang ke gudang farmasi dengan memasukan data obat yang
diminta tersebut ke dalam surat pemesanan secara komputerisasi ke gudang
farmasi RSUD kota bekasi. Jadwal permintaan depo farmasi rawat jalan gedung A
dan oking dilakukan setiap tiga kali seminggu di hari yang sama yaitu selasa,
kamis dan sabtu.
Pada depo farmasi rawat jalan, sistem penyimpanan perbekalan farmasi
disesuaikan dengan bentuk sediaan, seperti sediaan tablet, sirup, tetes mata, salep
atau krim diletakan terpisah. Penyimpanan untuk obat paten dan generik juga
dipisahkan, selain itu ada lemari khusus untuk obat narkotik dan obat psikotropik.
yang tidak mudah dilihat oleh umum, tidak mudah dipindahkan, dan memiliki
kunci ganda. Untuk obat jenis LASA (Look Alike Sound Alike)/ Norum tidak
diletakan terpisah untuk system penyusunannya, akan tetapi pada masing-masing
petugas sudah mendapatkan perhatian untuk obat jenis tersebut. Sedangkan untuk
sediaan High Alert dan Termolabil disimpan pada tempat khusus, untuk sediaan
High Alert disimpan pada lemari dengan penandaan garis merah disekitar tempat
penyimpananya dan diberi stiker “HIGH ALERT DOUBLE CHECK” dan untuk
sediaan seperti insulin dan suppositoria disimpan pada suhu sejuk di lemari
pendingin yang terkalibrasi.
Untuk pengendalian sediaan farmasi di depo farmasi rawat jalan
dilakukan dengan menggunakan kartu stock dan stock opname. Kegiatan stock
opname dilakukan sebulan sekali di tiap akhir minggu. Stock opname dilakukan
agar pengendalian obat di setiap Depo instalasi farmasi terkendali dengan cara
menyocokan sediaan fisik obat beserta kartu stock dan jumlah sediaan farmasi
yang tertera di komputer sesuai agar tidak terjadi keselisihan jumlah sediaan yang
tersedia di depo farmasi tersebut.
Adapun alur pelayanan obat dan alat kesehatan di Instalasi Farmasi
Rawat Jalan:

Gambar 4.1 Alur Pelayanan Obat dan Alat Kesehatan di Rawal Jalan

Untuk pasien dengan penggunaan BPJS harus melampirkan foto copy


KTP, Kartu Keluarga (KK), Kartu BPJS saat melampirkan resep ke instalasi
farmasi. Lalu setelah resep diserahkan ke petugas pasien diberikan kode antrian
dengan kode, 0: Racikan 5: Resep yang ditunggu 1:Resep yang diantar kerumah ,
resep lalu di skrinning dengan memperhatikan 7 benar ( benar pasien, benar obat,
benar waktu, benar dosis, benar rute pemberian, benar informasi, dan benar
dokumen) dan dihargai lalu dipersiapkan dan dilabeling sesuai signa yang ada
didalam resep. Pemberian sediaan obat dikategorikan menjadi obat paket untuk
pemakaian seminggu dan obat kronis untuk pemakaian satu bulan didasarkan
dengan acuan fornas. Dilakukan pemeriksaan kembali, penyiapan sediaan,
pengetiketan, dan pengemasan. Setelah sesuai, pasien dipanggil sesuai nomor urut
disertai asal poliklinik. Saat penyerahan obat ke pasien dilkukan pemeriksaan
ulang kembali terhadap identitas pasien, setelah identitas pasien sesuai serahkan
obat disertai informasi yang diperlukan dari obat yang diberikan. Penyerahan obat
dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker senior.

Selama pandemi covid-19 RSUD Bekasi membuat program SITARO


(Siap Antar Obat) yaitu program pelayanan pengantaran obat kerumah agar
mengurangi antrian atau kerumunan tunggu obat dirumah sakit. Obat-obatan yang
diantarkan oleh SITARO harus memenuhi kriteria seperti tidak adanya obat
golongan narkotika, psikotropika dan prekursor, pengantar obat hanya untuk
pasien di daerah kota bekasi, bukan obat kronis, alamat yang jelas dan mempunyai
nomer handphone yang bisa dihubungi, dan tidak untuk obat-obatan yang
dibutuhkan segera.

Kegiatan farmasi yang dilakukan di instalansi farmasi Rawat Jalan


adalah:

1. Melakukan pelayanan resep atau permintaan obat pasien yang datang ke


instalasi farmasi RSUD Kota Bekasi.
2. Melakukan dispensing dan labeling obat sesuai dengan permintaan yang
tertera di resep.
3. Melakukan pengendalian obat di isntalasi farmasi depo rawat jalan RSUD
Kota Bekasi dengan Stock Opname.

4.2 Depo Farmasi Rawat Inap


Pelayanan farmasi rawat inap diperuntukan untuk dua kategori pasien
yaitu pasien dengan menggunakan BPJS dan pasien umum. Depo farmasi rawat
inap tersebar di beberapa gedung yaitu gedung A, C, D, Oking, serta gedung F.
sistem distribusi obat di depo instalasi farmasi rawat inap sama dari setiap depo
yang membedakan hanya poli-poli yang di layani saja. Distribusi yang digunakan
di instlasi farmasi rawat inap RSUD Bekasi yaitu sistem One Daily Dose (ODD)
dan Unit Dose Dispensing (UDD), tidak semua ruang perawatan menggunakan
sistem UDD karna keterbatasan Sumber daya Manusia. One daily dosis yaitu
sistem dimana obat dikemas atau disiapkan dalam dosis tunggal untuk pemakaian
sehari sedangkan Unit Doses Dispensing obat dikemas atau diserahkan dalam
dosis tunggal atau sekali pemakaian selama pengobatan,
Pengadaan sediaan farmasi di depo isntalasi farmasi rawat di minta ke
gudang farmasi dengan jadwal tiga kali seminggu dengan hari yang berbeda.
Penyimpanan sediaan obat disusun berdasarkan sediaan dan alfabetis lalu
disimpan secara FIFO dan FEFO. Alat kesehatan disimpan di lemari khusus
secara alfabetis dan secara FIFO dan FEFO. Untuk sediaan golongan narkotika
dan psikotropika dipisahkan diletakan di lemari khusus yang tidak mudah dilihat
oleh umum, tidak mudah dipindahkan, dan memiliki kunci ganda.

Gambar 4.2 Alur Pelayanan Farmasi Rawat Inap


Alur pelayanan resep rawat inap dimulai dari apoteker ruangan
membawa CPO atau (cara pemberian obat) ke instalasi farmasi, kemudian CPO
pasien per ruangan di screening dan diinput obat-obat yang diresepkan di dalam
CPO. Staff farmasi kemudian melakukan dispensing serta labeling sesuai dengan
cara pendistribusian ruang keperawatan. Cara pendistribusian sediaan farmasi di
ruang rawat inap dilakukan dengan menggunakan sistem UDD (Unit Dose
Dispensing) dan ODD (One Daily Dose). Sediaan farmasi yang sudah disiapkan
lalu diantar keruangan dengan bantuan prakarya dengan didampingi oleh apoteker
ruangan. Sediaan farmasi kemudian diserahkan ke perawat ruangan dan
dimasukan ke dalam box atau rak kecil dengan nama pasien yang tertulis di
atasnya. Untuk kegiatan visite dan kegiatan lain yang memerlukan interaksi
langsung ke pasien dibatasi untuk mengurangi paparan atau penyebaran virus
covid-19 langsung dari pasien.
Pelaporan sediaan farmasi dilakukan dengan stock opname dilakukan tiap
satu bulan sekali di akhir minggu untuk menyocokan sediaan fisik serta sediaan
yang ada di kartu stock serta sediaan yang tertera di komputer.
Kegiatan mahasiwa yang melakukan PKL di farmasi Rawat Inap:
1. Membantu melakukan penyimpanan sediaan obat di depo instalasi farmasi.
2. Membantu menyiapkan pengambilan obat non racik atau racik pada pasien
rawat inap yang sudah diperbolehkan pulang.
3. Membantu kegiataan dispensing obat seperti meracik puyer untuk pasien
rawat inap.
4. Membantu kegiatan labeling obat untuk pasien rawat inap baik secara UDD
dan ODD.

4.3 Depo Farmasi IGD


Alur masuknya pasien ke IGD di klasifikasikan menjadi tiga triase yaitu
merah, kuning dan hijau. Triase merah untuk pasien dengan tindakan segera,
triase kuning untuk pasien yang masih sadar dan tidak terganggu pernafasannya
dan triase hijau untuk pasien yang sadar, tidak terganggu pernafasanya dan hanya
mengeluh sakit ringan serat pasien kontrol luka. IGD juga terbagi atas beberapa
ruangan seperti ruang ponek yang digunakan untuk pasien yang mendadak
melahirkan, ruang transit untuk pasien yang belum mendapatkan bed dan triase
serta ruangan isolasi atau rungan terpisah dengan pasien yang lain agar
menghindari penyebaran infeksi serta virus menular.
Pengadaan sediaan farmasi di instlasi farmasi IGD diminta lansgung ke
gudang farmasi dengan membuat surat permintaan ke gudang farmasi. Permintaan
ke gudang farmasi dilakukan tiga kali seminggu pada hari selasa, kamis dan sabtu.
Penyimpanan sediaan farmasi dilakukan menurut bentuk sediaan dan secara
FEFO (First Expired First Out). Sediaan injeksi beserta alat kesehatan lainya juga
di simpan terpisah sesuai dengan bentuk sediaanya. Sediaan seperti insulin,
Human Albumin dan sediaan termolabil lainya disimpan dalam lemari pendingin
terkalibrasi dengan suhu sejuk. Obat – obatan dengan golongan narkotika,
psikotropika dan prekursor ditempatkan di lemari khusus yang mempunyai kunci
ganda.
Instalasi farmasi IGD melyani untuk pelayanan di instalasi gawat darurat
(IGD), membackup kebutuhan obat-obatan dan alkes untuk pasien rawat inap dan
pasien pulang dari gedung A, D dan C jika instalasi farmasi yang bersangkutan
sudah tutup. Instalasi farmasi IGD selalu buka 24 jam dan terbagi atas 3 shift,
shift pertama dari jam 07.00-14.00, shift kedua dari jam 14.00 – 21.00 dan shift
ketiga dari jam 21.00 – 07.00.
Alur pendistribusian obat dan alat kesehatan di depo farmasi IGD diawali
dengan resep dari dokter atau perawat yang dibawa oleh pasien ke instalasi
farmasi IGD dilakukan screening resep serta menginput obat-obatan dan alkes ke
komputer. Bagian farmasi kemudian menyiapkan obat dan alat kesehatan sesuai
dengan jumlah yang diminta. Obat-obatan atau alat kesehatan yang telah
disiapkan dan divalidasi kemudian diserahkan ke pasien untuk diberikan ke
perawat untuk diberikan ke pasien. Untuk pendistribusian ke ruangan rawat inap
diperlakukan sama dengan alur penyiapan obat di instalasi farmasi rawat inap.
Kegiatan farmasi yang dilakukan di instalasi farmasi IGD adalah:
1. Membantu melakukan re-stock obat-obatan dan alat kesehatan yang ada
di isntalasi farmasi IGD.
2. Membantu menyiapkan obat yang diminta oleh perawat dan pasien.
3. Membantu penyimpanan sediaan farmasi di instalasi farmasi IGD.

4.4 Depo Farmasi OK Instalasi Bedah Sentral (IBS)


Depo farmasi OK Instalansi Bedah Sentral (IBS) RSUD Kota Bekasi
merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
yang memberikan pelayanan kepada pasien dengan tindakan pembedahan yang
terencana (elektif). Depo ini hanya melakukan pelayanan obat dan alat kesehatan
untuk ruang operasi baik untuk tindakan operasi kecil maupun operasi besar.
Depo farmasi OK memiliki dua petugas farmasi yang bertugas. Depo
farmasi OK IBS melakukan pelayanan kebutuhan pada hari senin sampai dengan
sabtu. Ada dua jenis operasi yang dilakukan di RSUD Bekasi, yaitu operasi elektif
yang merupakan operasi terencana untuk pasien rawat inap dan operasi
minor/ODC (One Day Care) yang merupakan operasi terjadwal yang melayani
operasi ringan.
Pengadaan barang di depo farmasi OK IBS berasal dari gudang farmasi
kecuali untuk bedah mata pengaadaan barang dilakukan secara konsiyansi atau
pengadaan barang langsung diberikan ke depo farmasi OK IBS. Penyimpanan
perbekalan farmasi berdasarkan bentuk sediaan dan disusun berdasarkan alfabetis.
Penyimpanan APD diletakan pada lemari khusus, sediaan cairan speerti ringer
laktat, NaCl, aqua irrigation diletakan pada lemari khusus cairan. Depo farmasi
OK IBS juga menyiapkan buffer stock untuk tindakan operasi sore dan malam
buffer stock berisi obat-obatan life saving dan beberapa benang-benang bedah.
Obat-obatan yang tersedia di depo farmasi OK IBS merupakan obat-obatan life
saving.
Kegiatan awal yang dilakukan di depo farmasi OK IBS yaitu defekta
barang-barang yang berkurang, kemudian sisitem pelayanan dimulai ketika
petugas farmasi menerima jadwal tindakan operasi diruanagan OK IBS setiap
harinya, setelah itu petugas farmasi menyiapkan formulir pemakaian obat-obatan
dan alat kesehatan. Perawat akan mengisi formulir pemakain obat dan alkes dan
menyerahkan ke petugas farmasi. Petugas farmasi kemudian menyiapkan
perbekalan farmasi dan menyerahkan kembali perbekalan farmasi yang
dibutuhkan ke perawat. Perbekalan farmasi yang dibutuhkan berupa alat
kesehatan, injeksi, dan antibiotik. Petugas farmasi juga menyediakan paket paket
khusu sesuai dengan tindakan operasi yang akan dilakukan yang berisikan alat-
alat kesehatan untuk memudahkan petugas.
Setelah operasi selesai, perawat akan mengisi dan menyerahkan formulir
pemakaian obat, alat kesehatan, dan bahan habis pakai yang digunakan. Petugas
farmasi kemudian mengecek dan membuat perincian biaya pemakain obat dan alat
kesehatan pasien selama operasi elektif dan One Day Care. Proses perincian biaya
dilakukan dengan sistem komputer dan manual. Selanjutnya, perincian ini akan
dikirim ke ruang rawat inap, dimana pasien tersebut dirawat atau dikirim ke tata
usaha IBS untuk pasien One Day Care. Kegiatan stock opname dilakukan satu
bulan sekali pada akhir minggu dengan menyocokan sediaan fisik dengan kartu
stock dengan stock yang tersedia di komputer.

Instalasi bedah sentral memiliki 10 ruangan operasi, diantaranya ruang


utnuk kasus infeksi dan kasusu non infeksi, untuk keadaan pandemic ruangan
7,9,9 dan 10 digunakan untuk operasi yang kontaminan dengan covid-19. Instalasi
ini banyak emnggunakan alat kesehatan, sedangkan jenis sediaan yang digunakan
umumnya sediaan injeksi anastesi seperti lidokain untuk anastesi lokal,
buvipacain untuk anastesi spinal.

Kegiataan farmasi yang dilakukan di instalasi farmasi OK:

1. Melakukan stok harian obat-obatan dan alat kesehatan.


2. Membantu menyiapkan formulir pemakaian obat-obatan dan alat
kesehatan.
3. Membantu menyiapkan paket operasi.
4. Membantu mengambil perbekalan farmasi yang hamper habis/habis di
gudang farmasi untuk depo farmasi OK IBS.

4.5 Gudang Farmasi


Gudang farmasi RSUD Bekasi merupakan tempat penerimaan,
penyimpanan dan pendistribusian perbekalan farmasi. Gudang farmasi RSUD
Bekasi terbagi menjadi 3, yaitu Gudang obat, Gudang cairan dan Gudang alat
kesehatan/ BMHP. Tugas pokok gudang farmasi meliputi penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, inventory control, pelaporan, serta mengajukan
permintaan usulan pengadaan melalui buku defekta gudang kepada kepala
instalasi farmasi untuk selanjutnya dikoordinasikan pada Unit Pengadaan Barang
dan Jasa (UPBJ) sehingga menjamin ketersediaan perbekalan farmasi secara
lengkap dengan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan rumah sakit.
Pada proses penerimaan, setalah barang datang kemudian dilihat faktur
pembelianya kemudian dilakukan pengecekan terhadap barang tersebut meliputi
jumlah obat, jenis obat, kesesuaian barang, dan masa kadaluwarsa atau expired
date. Kemudian dilakukan proses penyusunan dan penyimpanan barang di gudang
farmasi RSUD Bekasi dibedakan berdasarkan bentuk sediaan, suhu atau
kestabilan, golongan obat, alfabetis, dan disusun berdasarkan First In First Out
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) menyatakan bahwa barang yang lebih
dulu diterima dan barang yang kadluwarsa lebih dulu maka akan didistribusikan
lebih dahulu oleh gudang farmasi ke depo farmasi atau ruangan yang
membutuhkan.
Alur pendistribusian sediaan farmasi seperti obat-obatan dan alat
kesehatan diawali dengan permintaan dari depo farmasi sesuai jadwal yang sudah
tersedia dengan cara memasukan data obat yang diminta tersebut ke dalam
pemesanan secara komputerisasi ke gudang farmasi RSUD Kota Bekasi.
Kemudian staf gudang mengecek ketersediaan baramg serta jumlah yang kana
diberikan dan akan membuat faktur barang-barang yang akan diserahkan. Setelah
dilakukan validasi oleh penanggung jawab gudang, staf gudang akan menyiapkan
barang-barang tersebut dan kemudian didistribusikan ke depo farmasi dilakukan
secara floor stock. Gudang farmasi juga melayani permintaan perbekalan farmasi
dan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) dari depo farmasi dan rungan perawatan.
Pendistribusian obat, alat kesehatan, dan barang medis habis pakai berdasarkan
permintaan dari depo farmasi maupun ruang rawat dengan menggunakan sistem
sentarlisasi/pusat.
Adapun laporan yang dibuat setiap bulannya oleh petugas gudang
farmasi melalui pelayanan farmasi adalah laporan penerimaan barang,
pengeluaran barang, narkotika dan psikotropika, pembelian barang, stock opname
di gudang farmasi, barang sumbangan, dan barang kadaluarsa atau expired date.
Kegiatan farmasi yang dilakukan di gudang farmasi:
1. Menyiapkan permintaan perbekalan farmasi dari tiap depo farmasi yang
terdapat di RSUD Kota Bekasi.
2. Membantu mengisi stok obat.
3. Menyusun obat berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, FIFO atau FEFO.

Anda mungkin juga menyukai