APOTEK FARADINA
DISUSUN OLEH :
Nama : Antika Asari Buana
Kelas : XI – Oryzae
No.Absen : 03
Laporan ini dibuat dan diajukan sebagai syarat kelengkapan dan bukti ketuntasan
kegiatan PRAKERIN / PKL SMK SENTOSA DHARMA (kompetensi Keahlian
Farmasi) Bojonegoro tahun ajaran 2021 / 2022.
Mengetauhui,
Kepala Smk Sentosa Dhrama Bojonegoro
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta hidayah-nya. Sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan ini dengan cukup baik.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak untuk itu
penyusun mengucapkan trimakasih yang sedalam dalamnya kepada Yth:
1. Ibu Frestina Bhakti H,ST.,MM. Selaku kepala SMK Sentosa Dharma Bojonegoro.
2. Ibu Aprilia Tria, A.W. selaku pembimbing di Apotek Fara Diana.
3. Muhammad Ridwan, S.Pd. Selaku koordinator prakerin.Defi Reti Chika S,SM
selaku pembimbing prakerin
4. Bapak dan ibu guru SMK Sentosa Dharma Bojonegoro.
5. Semua pihak yang membantu dalam pelaksanaan prakerin.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurana. Oleh karena itu sangat
mengharapkan adanya saran dan masukan serta bimbingan yang membangun guna
melengkapi laporan yang sederharna ini.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan untuk melakukan
pekerjaan kefarmasian dan menyalurkan perbekalan farmasi kepada masyarakat.
Apotek mempunyai dua fungsi, yaitu : sebagai Unit pelayanan Kesehatan, Apotek
berkewajiban menyiapkan obat-obatan tertentu, aman, merata, dan terjangkau oleh
masyarakat, memberikan Informasi tentang penggunaan obat secara rasional demi
kesejahteraan pasien. Kedua sebagai Institusi bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan mengingat dana yang di pergunakan untuk usahanya cukup besar.
Menurut Permenkes Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
di Apotek. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh apoteker. Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang
dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
Jenis pelayanan kafarmasian di apotek dibedakan menjadi pelayanan resep dan
pelayanan non resep. Pelayanan resep merupakan suatu proses pelayanan dengan
membawa sebuah kertas yang bertuliskan sebuah permintaan dari seorang dokter
umum, dan dokter gigi, kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat
yang tertulis didalam kertas tersebut kepada pasien. Sedangkan pelayanan non resep
merupakan pelayanan kepada pasien yang dilakukan dengan cara pengobatan sendiri
atau mandiri yang dikenal dengan istilah Swamedikasi (Permenkes, 2016).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan akademik yang berorientasi pada
bentuk pembelajaran siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan tenaga kerja
yang berkualitas. Dengan mengikuti Praktek Kerja Lapangan diharapkan dapat
menambah pengetahuan, keterampilan serta pengalaman siswa dalam mempersiapkan
untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya, serta untuk dapat mengembangkan cara
berpikir, menambah ide-ide yang berguna dan dapat menambah pengetahuaan siswa
sehingga dapat menumbuhkan rasa disiplin dan tanggung jawab siswa terhadap apa
yang ditugaskan kepadanya.
1
B. Tujuan
1. Untuk membandingkan teori yang didapat dengan praktek yang dilaksanakan di
lapangan.
2. Meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman langsung
dalam dunia pelayanan kefarmasian di Apotek Faradina.
C. Manfaat
1. Siswa-siswi dapat secara langsung menerapkan bekal ilmu dan pengetahuan
didunia kerja. Yaitu pelayanan kefarmasian di Apotek.
2. Dapat menambah ilmu pengetahuan, ketrampilan pemahaman, kreativitas serta
kinerja praktek siswa-siswi dalam pelayanan kefarmasian di Apotek.
3. Melatih siswa agar dapat berkomunikasi, bersosialisasi, dan mengembangkan
mental dengan bik dalam lingkungan kerja.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan maka dalam
pelayanannya harus mengutamakan kepentingan masyarakat yaitu menyediakan,
menyiapkan dan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan
kebahasannya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer
9 Tahun 2017 Tentang Apotek, Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian
tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker dan tenaga kefarmasian lainnya
(Menkes, 2017).
3
C. Fungsi
Menurut peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 9 Tahun 2017
tentang apotek. Apotek menyelenggarakan fungsi :
1. Pengelolaan sedian farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai.
2. Pelayanan farmasi klinik.
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Profil apotek
Apotek Faradina adalah Apotek yang berada di Jl. Teuku Umar No.79A, kadipaten,
Bojonegoro, Jawa Timur 62111. Apotek Faradina dikelola oleh apoteker ibu Dewi
Kartika, S. Farm., Apt. Apotek di buka mulai hari senin-sabtu, jam 07.00-21.00.
B. Kegiatan
1. Membuat obat, meracik, mengubah bentuk obat, pencampuran, penyimpanan
obat, dan sampai menyerahkan obat atau bahan obat
2. Pengadaan obat, penyimpanan, penyaluran, dan penyerahan pembekalan farmasi
yang lainnya.
3. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan mudah dimengerti, akurat, etis, dan
bijaksana. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi :
a. Cara pemakaian obat.
b. Cara penyimpanan obat.
c. Jangka waktu pengobatan.
d. Aktivitas serta makanan dan minuman yang harus di hindari selama terapi.
D. Asset apotek
Asset apotek yang ada di apotek Faradina adalah :
1. Alat untuk penyimpanan perbekalan farmasi yang terdiri dari :
a. Etalase dan rak, untuk penyimpanan obat, salep, dan cream.
b. Lemari pendingin, untuk menyimpan obat atau cream yang dianjurkan pada
suhu dingin.
5
c. Lemari psikotropika dan narkotik, lemari ini diletakkan ditempat yang tidak
bisa dijangkau dan diketahui oleh pasien.
2. Alat administrasi yang terdiri dari :
a. Blangko pesanan obat, narkotik dan psikotropik.
b. Kwitansi.
c. Copy resep.
d. Faktur.
e. Nota penjualan.
f. Buku pembelian, penjualan, penerimaan, dan penerimaan obat.
g. Buku pencatatan obat habis.
h. Lemari untuk menyimpan buku-buku administrasi.
i. Kartu stock.
j. Buku pencatatan obat narkotik dan psikotropika.
3. Wadah pengemas dan pembungkus seperti E-tiket (E-tiket putih dan biru),
plastik, klip, plastik kresek.
4. Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien dan pembeli.
5. Alat untuk meracik obat,membuat puyer, membuat kapsul, meracik cream yang
terdiri dari:
• Mortir.
• Stamper.
• Sudip.
• Cangkang kapsul.
• Pot salep.
• Kertas perkamen.
• Blender obat.
• Kertas pembungkus puyer.
• Alkohol dan kapas (untuk membersihkan sisa-sisa cream yang lengket).
• Meja dan kursi.
• Dapur dan toilet.
6
E. Jenis Jenis Pelayanan Di Apotek
➢ Pelayanan resep
1. Skrining resep, Apoteker dibantu oleh asisten apoteker melakukan skrining
resep meliputi :
a) Persyaratan administratif, seperti : nama, SIK, dan alamat dokter; tanggal
penulisan resep, nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien;
nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian serta
informasi lainnya
b) Kesesuaian Farmasi : bentuk sediaan, dosis, Potensi, Stabilitas, Inkompatibi
litas, cara dan lama pemberian.
c) Pertimbangan klinis : Adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian
(dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika ada keraguan terhadap resep
hendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep dengan memberikan
pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
2. Penyiapan obat
a) Peracikan merupakan kegiatan menyiapkan, mencampur, mengemas dan
memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus
dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis, dan jumlah
obat serta etiket yang benar.
b) Etiket harus jelas dan dapat dibaca.
c) Kemasan obat yang diserahkan hendaknya dikemas dengan rapi.
d) Sebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhir
terhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukan
oleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.
e) Apoteker harus memenuhi informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,
akurat, etis, bijaksana danterkini. Informasi obat pada pasien sekurang-
kurangnyameliputi : cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat,
jangkawaktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yangharus
dihindari selama terapi.
7
➢ Pelayanan Obat Tanpa resep
Pelayanan obat tanpa resep meliputi obat bebas, obat bebas terbatas Pelayanan
terhadap ini lebih sederhana dibandingkan dengan pelayanan terhadap resep
dokter. Petugas dapat langsung mengambilkan obat yang diminta oleh konsumen
setelah harga disetujui, kemudian langsung dibayar pada kasir dan dicatat pada
buku penjualan bebas oleh kasir. Pada saat pergantian shift, kasir akan menghitung
jumlah uang yang masuk dan diserahterimakan dengan petugas berikutnya.
8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktek kerja lapangan (PKL) di Apotek Faradina Bojonegoro dari tanggal
21 maret 2022 – 14 april 2022 dapat disimpulkan bahwa :
• Praktek kerja lapangan yang di laksanakan dapat menambah pengetauhuan dan
keterampilan kepada siswa.
• Pengelolaan teknis kefarmasian telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
B. Saran
➢ Saran untuk Sekolah :
1. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum praktek
di dunia kerja.
2. Adanya kerjasama yang baik antara Sekolah dengan dunia kerja sehingga terjadi
sinkronisasi materi yang diajarkan di Sekolah dan proses pembimbingan di
tempat prakerin.
➢ Saran untuk Apotek :
Peningkatan kedisiplinan petugas yang mengerjakan peracikan untuk
menggunakan masker dan sarung tangan supaya obat tidak terkontaminasi dan
petugas juga tidak terkontaminasi oleh obat-obat yang diracik.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/32428062/LAPORAN_PRAKTEK_KERJA_LAPANGAN_
BIDANG_APOTEK
https://img.ucweb.com/s/uae/g/6l/sharebacklink/10a3532c82c0fdfbdbd3e39b12f1d210.
html
10
LAMPIRAN
11
• Etalase Obat Paten
12
• Cangkang Kapsul
• Kertas Puyer
• Contoh resep
13
• Contoh copy resep
14
• contoh kuwintasi
15
• Contoh etiket obat sirup
16