Anda di halaman 1dari 3

Macam – macam stabilitas:

1. Stabilitas Fisika

Stabilitas fisika adalah mengeavluasi perubahan sifat fisika dari suatu


produk yang tergantung waktu. Cntoh dari perubahan fisika antara lain
migrasi (perubahan) warna, perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur
atau penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi: pemeriksaan
organoleptis, homogenitas, pH, bobot jenis (Vadas, 2010).

Stabilitas fisika dapat disebabkan adanya perubahan lingkungan, dan


penyimpanan. Dalam sediaan bahan obat menunjukkan adanya polimorfis
yang berarti sediaan obat tersebut mampu untuk berada dalam berbagai
modifikasi (Voight, 1994). Perubahan fisik suatu sdiaam pada penyimpanan
dapat terlihat dari bentuk hablur, bertambah atau berkurangnya laju alir
suspensi, perubahan warna, bertambah atau berkurangnya laju alir disolusi,
waktu disintegrasi, pecahnya emulsi, penggumpalan suspensi, adanya endapan
dalam sediaan larutan (Lachman, 1994).

2. Stabilitas Kimia

Dapat tejadi melalui hidrolisis, oksidasi-reduksi, resemisasi,


dekarboksilasi, pemecahan cincin, dan fotolisis.

a. Hidrolisis

Reaksi penguraian mengalami mekanisme hidrolisis yang akan dikatalisis


oleh asam dan basa. Hidrolisis asam merupakan reaksi kesetimbangan yang
diakibatkan oleh terbentuknya anion asam dengan muatan yang stabil.
Hidrolisis suatu sediaan akan bergantung pada pH yang akan menyebabkan
proses degradasi (Voight, 1994).

b. Oksidasi

Reaksi oksidasi dapat mempengaruhi suatu sediaan karean akan terjadi


proses penguraian yang umumnya tidak memiliki atau sangat rendah
keefektifannya dan bersifat toksik. Reaksi yang berkelanjutan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan yang nyata dalam sifat dalam sifat bahan
seperti rasa, bau dan penampilannya (Voight, 1994).

c. Dekarboksilasi

Upaya untuk menstabilkan suatu sediaan obat dapat dilakukan dengan


jalan mengatur pH, melndungi dari cahay, dan menghindari dari pemanasan.
Dekarboksilasi tergantung pada pH dari sediaan obat (Voight, 1994).

d. Rasemisasi

Dalam reaksi rasemisasi suatu zat aktif kehilangan aktifitasnya tanpa


mengubah susunan kimiawinya apabila terjadi reaksi ini maka dapat
mempengaruhi kestabilan suatu formulasi farmasi, karena efek biologis
bentuk dekstro mungkin jauh lebih kecil daripada efek bentuk levo (Lachman,
1994).

e. Fotolisis

Penguraian senyawa farmasi akibat serapan energi radiasi dalam bentuk


cahaya (Lachman, 1994).

3. Stabilitas Mikrobiologi

Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan tetap di mana


sediaan bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat batas
miroorganisme hingga batas waktu tertentu. Terdapat berbagai macam zat
aktif obat, zat tambahan serta berbagai bentuk sediaan dan cara pemberian
obat. Tiap zat, cara pemberian dan bentuk sediaan memiliki karakteristik
fisikakimia tersendiri dan umumnya rentan terhadap kontaminasi
mikroorganisme dan/atau memang sudah mengandung mikroorganisme yang
dapat mempengaruhi mutu sediaan karena berpotensi menyebabkan penyakit,
efek yang tidak diharapkan pada terapi atau penggunaan obat dan kosmetik.
Stabilitas mikrobiologi diperlukan oleh suatu sediaan farmasi untuk menjaga
atau mempertahankan jumlah dan menekan pertumbuhan mikroorgansme
yang terdapat dalam sediaan tersebut hingga jangka waktu tertentu yang
diinginkan (Vadas, 2010).

Daftar Pustaka

Voight, R. 1994. Buku Pengantar Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Universitas


Gadjah Mada Press.

Lachman L., Lieberman HA., Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktik Farmasi
Industri Edisi Ketiga. Jakarta: UI press.

Vadas, E.B. 2010. Stability of Pharmaceutical Products. London: Lippincott


William & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai