produksi bahan baku obat, produksi obat jadi, hingga pelayanan kesehatan
dan pemasaran obat yang meliputi Apotek dan Pedagang Besar Farmasi
hanya menghasilkan garam kina dari kulit kina. Pabrik ini hanya sekedar
(BUMN.2017)
Pada tahun 1942 dalam perang dunia II, pabrik kina Bandung
dikuasai oleh angkatan darat Jepang yang diberi nama Rikuyun Kinine
Seizoshyo. Selama Jepang berkuasa pembuatan pil dan tablet kina masih
dilakukan, tetapi hasil kina tersebut diangkut ke Jepang dan sebagian lagi
1
Pasifik. Untuk keperluan dalam negeri yaitu orang Indonesia, Jepang hanya
menyediakan hasil pabrik yang disebut tota kina, yaitu kina yang belum
dengan nama Bandoengsche Fabriek N.V pada tahun 1955, pabrik kina ini
(BANAS). (BUMN.2017)
Pada tahun 1960, pabrik kina diberi nama Perusahaan Negara
Timur. (BUMN.2017)
Sekitar tahun 1969, berdasarkan PP No. 3 tanggal 25 Januari 1969,
Farma dan PN Sari Husada dilebur menjadi satu Perusahaan Negara (PN)
2
dengan nama Perusahaan Negara Farmasi dan Alat-alat Kesehatan
(PNF) Radja Farma (Jakarta) menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma Unit
Kina Farma (Bandung) menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma Unit III
(BUMN.2017)
Pada tahun 1971, berdasarkan PP No.16 tahun 1971 dalam lembaran
Pada pertengahan 1974, PNF Sari Husada (PT Kimia Farma Unit
Tahun 1990, Unit Produksi Bandung menjadi tiga unit yaitu Unit
3
pabrik pil KB ke dalam Produksi Formulasi Bandung. (BUMN.2017)
ditetapkan struktur organisasi yang baru, sehingga dari Unit Formulasi dan
berbagai pertimbangan antara lain untuk efisiensi baik SDM , birokrasi dan
dana. (BUMN.2017)
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 100 tahun dan
untuk memproduksi obat jadi dan obat tradisional., yodium, kina dan
4
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan sertifikat ISO 9001:2008, ISO
narkotika.
b. Plant Bandung obat asli Indonesia dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
utama pembuatan tablet besi untuk obat penambah darah dan kapsul
(BUMN.2017)
5
2. Visi Dan Misi
a. Visi
Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan
(www.//kimiafarma.com)
3. Struktur Organisasi
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung dibagi menjadi 2
manajer yang dibantu oleh asisten manajer dan supervisor. Secara struktural
6
manajer bertanggung jawab kepada masing-masing manajer. Namun, di
Farma (Persero) Tbk. Plant Bandung dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
(PKPA.KF)(PT.kimiafarma)
Sarana dan fasilitas produksi PT. Kimia Farma Plant Bandung terdiri
atas:
7
Bahan seperti nipagin, nipasol dapat ditimbang di penimbangan
penimbangan.
2. Ruang Pembuatan Larutan Pengikat
Ruangan ini digunakan untuk mencampur semua bahan cair,
timbangan.
3. Ruang Granulasi
Alat: Diosna.
4. Ruang pengeringan
8
atas alat dengan menggunakan ‘lift’. Didalam alat tersebut juga
5. Ruang pengayakan
penyedot udara.
berbeda jauh
9
dengan disemprot air kemudian di lap, lalu dicuci dengan
jam.
7. Ruang Pencetakan
Alat untuk mengukur suhu dan kelembapan ruangan yaitu
menit.
b) Salut Film
Kapasitas: 70-100 kg
Pada alat ini juga terdapat pemanas atau steam sehingga tablet
10
yang telah tersalut langsung kering. Setelah tablet selesai
dan fitofarmaka)
1) Serbuk
Sediaan serbuk yang diproduksi adalah oralit. Proses produksi
supermixer.
11
2) Sirup
monel.
3) Suspensi
c. Peralatan dan mesin untuk produksi III (kina, hormone, dan AKDR)
1) Produksi Pil KB
Produk pil KB berisi dua jenis tablet untuk setiap
12
(OC) dan 7 tablet placebo. Oleh karena itu, ruang produksi untuk
untuk ekspor.
(PKPA.KF)
5. Produksi
Bagian Produksi dipimpin oleh seorang Manajer yang bertanggung
jawab langsung kepada Plant Manager. Tugas dan tanggung jawab Manajer
13
c) Memberikan pengarahan teknis dan administratif untuk
pengemasan.
d) Menjamin pelaksanaan proses produksi sesuai prosedur yang
bagian yaitu:
a) Produksi I yaitu tablet non hormon
b) Produksi II yaitu serbuk, cairan, fitofarmaka dan ekstrak c)
c) Produksi III tablet hormon dan AKDR
bagian produksi.
14
dengan melampirkan bon 5.
atau tidak dapat diselesaikan sendiri. Syarat dari perusahaan yang menjadi
maklooner adalah harus memiliki strata CPOB sama dengan PT. Kimia
kinerjanya.
15
produksi.
1) Supervisor granulasi
2) Supervisor pencetakan
16
ditimbang di penimbangan sentral sudah dilebihkan dan apabila
sabun/pembersih
Keringkan lantai dengan slaber karet dan lap pel, untuk dinding
17
memperhatikan sifat zat aktifnya. Untuk produk dengan dosis kecil,
bersih bahan.
dibutuhkan.
3) Ruang Granulasi
18
diaduk selama beberapa menit, lalu ditambahkan pengikat diaduk
4) Ruang pengeringan
batch size besar. Pada alat ini juga diatur suhu inlet dan outletnya.
Clender yang bekrja dengan cara yaitu Granul yang sudah diayak
6) Ruang Pencetakan
19
Sebelum proses pencetakan dimulai, dilakukan set up mesin
kualitas).
Selain terdapat Hooper, juga terdapat alat cetak yang akan berputar
20
7) Ruang penimbangan hasil cetak
8) Ruang penyalutan
tidak tahan kelembaban dan untuk menutupi bau serta rasa yang
a. Salut Gula
Gelatin
21
Proses penyalutan:
b. Salut Film
22
kapasitas: 70-100 kg. Bahan yang digunakan untuk salut film:
g/menit.
sebanyak tiga kali yaitu awal, tengah dan akhir proses kemas.
jumlah blister, strip dalam dus dan botol dalam box, estetika,
2. Bagian Produksi II
23
cairan dan fitofarmaka. Sediaan serbuk yang diproduksi adalah oralit.
bahan baku. Air dari tanki I dialirkan melalui tanki resin penukar
a) Serbuk
24
kepada Bagian Produksi II untuk memproduksi oralit dalam
meliputi estetika, jumlah sachet dalam dus, jumlah dus dalam box,
25
Cara menguji kebocoran yaitu:
eksikator
8) Cek:
b) Sirup
monel.
26
Laboratorium Pengujian.
c) Suspensi
27
bagian SPDPP. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemerian,
dinyatakan lulus uji, produk jadi akan dikirim ke gudang obat jadi.
d) Fitofarmaka
dibuat dari Tingtur Sirih, Tingtur Daun Saga dan Succus Liquiritae
Kejibeling.
a) Produksi Pil KB
28
tablet placebo. Oleh karena itu, ruang produksi untuk pembuatan
placebo menggunakan 20% fresh air. Selain itu pada pintu keluar
29
BSTBB akan diserahkan ke penimbangan sentral khusus dibagian
kemudian diproses.
30
Massa granul yang dihasilkan kemudian dicampur dengan fasa
(PKPA.KF)
31
Adapun proses produksi pada PT. Kimia Farma plant bandung secara
32
DISPENSARY/WHOLE SALER BAHAN PENGEMAS
AREA KARANTINA
NATIONAL DISTRIBUTION
CENTER
GUDANG
PRODUK JADI
PENANDAAN
KARANTINA LABELING
QC/QA
PENGEMASAN SEKUNDER
PENGEMASAN PRIMER
I
P
C KARANTINA PRODUKSI ANTARA
PENIMBANGAN SENTRAL
GUDANG
QC KARANTINA
BAHAN AWAL
33
6. Pengawasan Mutu (Bagian Penguji Dan Pengembangan)
Bagian Pengawasan Mutu bertugas melakukan pengujian terhadap
bahan baku, bahan kemas, produk ruahan, produk jadi, pengujian mikro,
dan limbah cair, pengawasan kina mulai dari bahan baku sampai
bahwa produk yang diterima oleh konsumen dan yang dilepas kepasaran
datang hanya 3 bets atau kurang maka akan disampling semua. Jika
ada bahan baku tertentu yang masih disimpan dalam gudang dalam
vitamin tiap 6 bulan sekali akan diperiksa ulang, bahan aktif setahun
datang. Bila dalam kardus tersebut terdapat dus yang lebih kecil lagi
34
dalam bentuk ikatan maka akan disampling sebanyak √n+1,
di gudang juga akan diperiksa ulang tiap 2 tahun sekali, contoh bahan
kemas yang juga diperiksa oleh seksi ini adalah aluminium foil,
direalese untuk mengikuti proses lanjutnya, jika tidak lulus uji akan
mikrobiologi.
35
jamur serta bakteri patogen.
(PKPA.KF)
7. Distribusi
Kegiatan distribusi PT.Kimia Farma dilaksanakan oleh PT Kimia
36
Khusus untuk sediaan farmasi berupa narkotika dan psikotropika
37
Seikat, India, Irlandia, Swaziland, Australia, Afghanistan, Malaysia,
dan lain-lain.
bahkan dapat diolah kembali menjadi air baku sesuai mutu untuk
kebutuhan lain.(BUMN.2017)
38
Dalam rangka mewujudkan Pabrik Obat yang bersih dan sehat,
(BUMN.2017)
39