Puji syukur atas segala kebesaran tuhan yang telah melimpahkan anugrahnya sehingga
laporan ilmiah yang berjudul “Pengaruh cahaya Terhadap Perkecambahan biji kacang hijau” ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ilmiah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Biologi di SMA N 1
Tampaksiring. Didalamnya dibahas mengenai pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji
kacang hijau.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan, rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesain laporan ilmiah ini. Penulis juga menyadari bahwa laporan
ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
penulis harapkan demi sempurnanya laporan ilmiah ini.
Semoga laporan ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi dunia
pendidikan pada umumnya.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Batasan Masalah
1.5. Asumsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan pada Tumbuhan
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tumbuhan
2.2.1. Faktor Internal
2.2.2. Faktor Eksternal
BAB III METODELOGI PENELITIAN DAN HIPOTESIS
3.1. Metode Penelitian
3.2. Data dan Pengolahan Data
3.2.1. Data
3.2.2 Pengolahan Data
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Hipotesis Penelitian
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Pengolahan Data
4.2. Pengolahan Data
BAB V ANALISIS
5.1. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Gelap
5.2. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Teduh
5.3. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Terang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.5. Asumsi
Untuk memudahkan penelitian maka pada karya tulis ini penulis menetapkan asumsi
sebagai berikut :
1. Berat dan ukuran biji kacang hijau dianggap sama dan usia kacang hijau dianggap sama.
2. Usia kacang hijau dianggap sama.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Pertumbuhan Sekunder
Yaitu pertumbuhan yang terjadi pada kambium dan kambium gabus. Bagian pertumbuhan ini
disebut titik tumbuh sekunder.
Pertumbuhan sekunder menyebabkan bertambahnya besar diameter batang. Pertumbuhan ini
hanya terjadi pada tumbuhan dikotil berkayu.
1. Gen
Gen berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam sel, misalnya proses sintesis protein.
Protein merupakan komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan.
Dengan demikian gen dapat mengatur pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-sifatnya
dan sintesis-sintesis yang dikendalikannya, Sehingga genetis tanaman satu dengan yang lainnya
akan memiliki pola pertumbuhan yang berbeda akibat susunan gen yang berbeda-beda.
2. Hormon
Hormon tumbuhan dikenal dengan istilah lain yaitu zat tumbuh atau phytohormon. Beberapa
hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah:
1) Auksin
Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang artinya meningkatkan. Istilah ini pertama
kali digunakan oleh Fritts Went, seorang mahasiswa pascasarjana dari Belanda tahun 1926.
Beberapa pengaruh auksin terhadap pertumbuhan antara lain :
a. Mendorong pemanjangan batang / pucuk
b. Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/ stek batang
c. Memacu dominasi tunas apikah (tunas diujung batang )
2) Giberelin
Hormon Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang tahun 1930. Penemuan itu merupakan hasil
penelitian tentang penyebab tanaman padi tumbuh sangat tinggi. Tanaman padi tersebut tidak
mampu tumbuh tegak dan akhirnya mati.
Hal ini dikarenakan lemahnya batang dan rusak oleh parasit. Ternyata penyebab penyakit
tersebut adalah cendawan Gibberella fujikuroi.
Beberapa pengaruh hormon Giberelin adalah :
a. memacu pertumbuhan batang
b. merangsang perkecambahan biji dan tunas
c. merangsang pembentukan bunga
d. merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi)
3) Sitokinin
Hormon sitokinin pada dasarnya suatu senyawa yang merangsang proses sitokinesis
(pembelahan sel). Beberapa fungsi sitokinin adalah:
a. memacu pembelahan sel dan pembentukan organ
b. menunda penuaan
c. memacu perkembangan kuncup samping
d. memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil
4) Asam Absisat
Zat ini merupakan zat penghambat tumbuh yang umum dijumpai pada tumbuhan. Zat dijumpai
pada semua tumbuhan tingkat tinggi, beberapa jenis jamur, beberapa jenis lumut, ganggang
hijau, namun tidak ditemukan pada bakteri.
5) Gas Etilen
Gas etilen adalah gas atau uap yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Pada tahun 1934, R.
Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tanaman dan berperan mempercepat
pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta
menghambat pemanjangan batang.
5. Kelembaban
Tiap spesies tumbuhan memerlukan kelembaban yang berbeda-beda. Pada kondisi kelembaban
tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat. Namun kelembaban yang rendah diperlukan
beberapa tumbuhan untuk pertumbuhan generatip sehingga tumbuhan tersebut berbunga pada
musim kemarau.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN DAN
HIPOTESIS
Data adalah objek statistik yang memberi keterangan dari suatu penjelasan terhadap
variabel penelitian.
a. Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan ukuran dan jumlah.
b. Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan mutu dan kualitas.
Data yang diperoleh dari eksperimen terutama pada data kuantitatif diolah statistic
sederhana yaitu dengan mencari mean, median, modus. Kemudian statistik tersebut
dibandingkan antara satu objek dengan objek yang lain.
2. Variabel independen yaitu berupa panjang pertumbuhan kecambah yang datanya berupa data
kuantitatif. Dalam hal ini panjang pertumbuhan diukur dengan mengukur panjang batang
kecambah ditambah dengan akar tunggangnya setelah disemaikan selama dua hari.
Selain hipotesis penelitian, juga ditetapkan hipotesis tandingan yaitu sebagai berikut :
H0 : Cahaya matahari tidak mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan
kacang hijau.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA
Data yang telah diperoleh tersebut kemudian diolah dengan metode statistik sederhana dengan
mencari mean (rataan), median dan modus sebagai berikut :
No. Intensitas
Tabel2. Pengolahan Dataobj
Pertumbuhan
CahayaKacang Hijau
ek Ti Se Re
ng da nd
gi ng ah
1 0 10 15
m m m
m m m
2 5 11 14
m m m
m m m
3 8 12 13
m m m
m m m
4 10 10 20
m m m
m m m
5 5 10 15
m m m
m m m
Me 5. 10. 15.
an 6 6 4
m m m
m m m
Me 8 12 15
dia m m m
n m m m
Mo 5 10 15
dus m m m
m m m
BAB V
ANALISIS
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil eksperimen dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengaruh
cahaya matahari terhadap perkecambahan biji kacang hijau, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap perkecambahan kacang hijau.
2. Pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat dengan intensitas cahaya rendah lebih cepat
daripada di tempat dengan intenstas cahaya tinggi.
6.2. Saran
Hal-hal yang dapat disarankan pada laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalkan perkecambahan kacang hijau, maka petani sebaiknya menyemaikan biji
kacang hijau di tempat yang terhindar dari cahaya matahari.
2. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melibatkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan selain faktor intensitas cahaya.