Anda di halaman 1dari 18

Kata Pengantar

Puji syukur atas segala kebesaran tuhan yang telah melimpahkan anugrahnya sehingga
laporan ilmiah yang berjudul “Pengaruh cahaya Terhadap Perkecambahan biji kacang hijau” ini
dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ilmiah ini disusun sebagai salah satu tugas mata pelajaran Biologi di SMA N 1
Tampaksiring. Didalamnya dibahas mengenai pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji
kacang hijau.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan, rasa terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyelesain laporan ilmiah ini. Penulis juga menyadari bahwa laporan
ilmiah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
penulis harapkan demi sempurnanya laporan ilmiah ini.
Semoga laporan ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi dunia
pendidikan pada umumnya.

Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Batasan Masalah
1.5. Asumsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan pada Tumbuhan
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tumbuhan
2.2.1. Faktor Internal
2.2.2. Faktor Eksternal
BAB III METODELOGI PENELITIAN DAN HIPOTESIS
3.1. Metode Penelitian
3.2. Data dan Pengolahan Data
3.2.1. Data
3.2.2 Pengolahan Data
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Hipotesis Penelitian
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1. Pengumpulan Data
4.2. Pengolahan Data
4.2. Pengolahan Data
BAB V ANALISIS
5.1. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Gelap
5.2. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Teduh
5.3. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Terang
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kacang hijau adalah salah satu jenis palawija yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
dalam berbagai bentuk masakan. Misalnya dalam bentuk bubur, isi kue, toge (kecambah), dan di
Bali khususnya masakan tidak akan lengkap bila tidak memakai kecai sebagai bahan pelengkap.
Intensitas penggunaan kecambah kacang hijau maupun kecai sangat besar di kalangan
orang Bali. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah
kacang hijau. Salah satunya adalah faktor intensitas cahaya. Dengan intensitas cahaya yang tepat,
maka kecambah kacang hijau dapat tumbuh secara optimal. Hal inilah yang menyebabkan
penulis tertarik untuk membahasnya ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas kali ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Bagaimana pengaruh cahaya terhadap perkecambahan kacang hijau?
2.      Apakah ada perbedaan pertumbuhan perkecambahan kacang hijau di tempat yang gelap, teduh,
dan terang?

1.3. Tujuan Penelitian


Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab
permasalahan yang dikemukakan di depan yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap perkecambahan kacang hijau.
2.      Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan perkecambahan kacang hijau ditempat yang gelap,
teduh, dan terang.

1.4. Batasan Masalah


Untuk mencegah melebarnya pembahasan masalah dan untuk menjaga agar pembahasan
tetap sesuai dengan tujuan penelitian maka pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada hal-hal
sebagai berikut :
1.      Pertumbuhan yang diamati terbatas hanya pada panjang pertumbuhan panjang dan akar.
2.      Faktor lingkungan yang dianggap mempengaruhi pertumbuhan hanya faktor cahaya.
3.      Jenis tumbuhan yang diamati adalah kacang hijau.

1.5. Asumsi
Untuk memudahkan penelitian maka pada karya tulis ini penulis menetapkan asumsi
sebagai berikut :
1.      Berat dan ukuran biji kacang hijau dianggap sama dan usia kacang hijau dianggap sama.
2.      Usia kacang hijau dianggap sama.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan pada Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan merupakan salah satu ciri organisme. Pertumbuhan
adalah proses pertumbuhan ukuran (volume) sel dan jumlah sel yang tidak dapat dibalik
(irreversible). Artinya individu yang telah tumbuh besar tidak akan lagi ke ukuran semula.
Perkembangan merupakan suatu perubahan teratur dan seringkali menuju keadaan yang lebih
tinggi (kompleks) atau kedewasaan pada makhluk hidup.
Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, berat dan/atau
jumlah sel. Indikator pertumbuhan dapat dilihat dengan mengukur tinggi tanaman, mengukur
luas permukaan daun, atau mengukur volume akar. Pertumbuhan tanaman tidak berlangsung
secara seragam pada seluruh bagian tanaman, tetapi hanya dibagian tertentu.
Tinggi tanaman merupakan indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur.
Tinggi tanaman sebagai indikator pertumbuhan dapat diterapkan pada tanaman yang berbatang
tunggal dengan cabang yang terbatas dan tumbuh pada kondisi cahaya yang optimal.
Untuk mengetahui pertambahan tinggi tanaman digunakan alat yang.disebut busur
tumbuh atau auksanometer.
Banyak ahli membagi pertumbuhan tanaman menjadi dua macam yaitu : pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder.
1. Pertumbuhan Primer
Yaitu pertumbuhan yang terjadi pada embrio, ujung akar dan ujung batang, Pertumbuhan primer
menyebabkan bertambah panjang akar dan batang.

2. Pertumbuhan Sekunder
Yaitu pertumbuhan yang terjadi pada kambium dan kambium gabus. Bagian pertumbuhan ini
disebut titik tumbuh sekunder.
Pertumbuhan sekunder menyebabkan bertambahnya besar diameter batang. Pertumbuhan ini
hanya terjadi pada tumbuhan dikotil berkayu.

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan pada Tumbuhan

2.2.1. Faktor Internal

1. Gen
Gen berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam sel, misalnya proses sintesis protein.
Protein merupakan komponen dasar penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan.
Dengan demikian gen dapat mengatur pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-sifatnya
dan sintesis-sintesis yang dikendalikannya, Sehingga genetis tanaman satu dengan yang lainnya
akan memiliki pola pertumbuhan yang berbeda akibat susunan gen yang berbeda-beda.
2. Hormon
Hormon tumbuhan dikenal dengan istilah lain yaitu zat tumbuh atau phytohormon. Beberapa
hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah:
1) Auksin
Istilah auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang artinya meningkatkan. Istilah ini pertama
kali digunakan oleh Fritts Went, seorang mahasiswa pascasarjana dari Belanda tahun 1926.
Beberapa pengaruh auksin terhadap pertumbuhan antara lain :
a.       Mendorong pemanjangan batang / pucuk
b.      Merangsang pertumbuhan akar adventif pada batang/ stek batang
c.       Memacu dominasi tunas apikah (tunas diujung batang )
2) Giberelin
Hormon Giberelin pertama kali ditemukan di Jepang tahun 1930. Penemuan itu merupakan hasil
penelitian tentang penyebab tanaman padi tumbuh sangat tinggi. Tanaman padi tersebut tidak
mampu tumbuh tegak dan akhirnya mati.
Hal ini dikarenakan lemahnya batang dan rusak oleh parasit. Ternyata penyebab penyakit
tersebut adalah cendawan Gibberella fujikuroi.
Beberapa pengaruh hormon Giberelin adalah :
a.       memacu pertumbuhan batang
b.      merangsang perkecambahan biji dan tunas
c.       merangsang pembentukan bunga
d.      merangsang perkembangan buah tanpa biji (partenokarpi)
3) Sitokinin
Hormon sitokinin pada dasarnya suatu senyawa yang merangsang proses sitokinesis
(pembelahan sel). Beberapa fungsi sitokinin adalah:
a.       memacu pembelahan sel dan pembentukan organ
b.      menunda penuaan
c.       memacu perkembangan kuncup samping
d.      memacu perbesaran sel pada kotiledon dikotil
4) Asam Absisat
Zat ini merupakan zat penghambat tumbuh yang umum dijumpai pada tumbuhan. Zat dijumpai
pada semua tumbuhan tingkat tinggi, beberapa jenis jamur, beberapa jenis lumut, ganggang
hijau, namun tidak ditemukan pada bakteri.
5) Gas Etilen
Gas etilen adalah gas atau uap yang dihasilkan oleh buah yang sudah tua. Pada tahun 1934, R.
Gane berhasil membuktikan bahwa etilen disintesis oleh tanaman dan berperan mempercepat
pematangan buah, merangsang pembungaan, merangsang penuaan dan pengguguran daun serta
menghambat pemanjangan batang.

2.2.2. Faktor Eksternal

1. Makanan (Zat Hara)


Bagi tumbuhan yang dianggap makanan adalah garam-garam mineral atau zat-zat hara. Zat ini
terdiri dari unsur-unsur yang kemudian membentuk suatu zat berupa air, karbondioksida, atau
dalam bentuk pupuk seperti urea dan ZA. Unsur-unsur tersebut ada yang diperlukan tumbuhan
dalam jumlah besar, ada juga diperlukan dalam jumlah yang sedikit. Unsur yang diperlukan
dalam jumlah besar disebut makroelemen. Sedangkan yang diperlukan dalam jumlah yang
sedikit disebut mikroelemen.
Unsur makroelemen : Karbon (CO2), Oksigen (02), Hidrogen (H), Nitrogen (N), Sulfur (S), )hor
(P), Kalsium (Ca), Kalium (K) dan Magnesium (Mg). Unsur mikroelemen : Besi/Ferrum (Fe),
Klorin (Cl), Mangan(Mn), Tembaga (Cu), Seng Molibden (Mo), Boron (Bo) dan Nikel (Ni).

2. Suhu atau Temperatur


Untuk proses tumbuh dan perkembangan, tumbuhan memerlukan suhu yang sesuai. Suhu
tersebut disebut suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih memungkinkan pertumbuhan
disebut suhu minimum. Sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan pertumbuhan
disebut suhu maksimum.
Jenis tumbuhan satu dengan yang lain memiliki suhu minimum, suhu optimum, dan suhu
maksimum yang berbeda-beda. Bagi tumbuhan suhu lingkungan berpengaruh terhadap aktivitas
kerja enzim. Umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0°C dan di atas 40°C . Kisaran
suhu masih memungkinkan tumbuh dengan baik adalah 22°C-37°C.
3. Air
Air merupakan komponen yang paling penting dalam pertumbuhan tumbuhan. Tanpa air tidak
akan tumbuh. Bagi tumbuhan air berfungsi untuk fotosintesis, membantu aksi kimia, menjaga
kelembaban dan membantu perkecambahan biji. Kekurangan berakibat fatal dibandingkan
kekurangan zat makanan.

4. Intensitas Cahaya Matahari


Tumbuhan memerlukan jumlah cahaya yang berbeda-beda . Seperti anda ketahui cahaya mutlak
diperlukan untuk proses fotosintesis. Namun jumlah cahaya yang berlebihan dapat menghambat
pertumbuhan karena merusak kerja hormon pertumbuhan (auksin). Tumbuhan yang mendapat
cahaya kurang atau ditempat gelap akan terjadi pertumbuhan yang sangat cepat disebut etiolasi.
Walaupun lebih cepat tumbuh, tumbuhan tersebut menunjukkan gejala tidak normal seperti
warna daun yang pucat.

5. Kelembaban
Tiap spesies tumbuhan memerlukan kelembaban yang berbeda-beda. Pada kondisi kelembaban
tinggi, umumnya pertumbuhan tanaman lebih cepat. Namun kelembaban yang rendah diperlukan
beberapa tumbuhan untuk pertumbuhan generatip sehingga tumbuhan tersebut berbunga pada
musim kemarau.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN DAN
HIPOTESIS

3.1. Metode Penelitian


Penyusunan karya tulis ini menggunakan metode eksperimen yaitu dengan melakukan
suatu percobaan objek penelitian dibuat 3(tiga) macam yang semuanya menggunakan biji kacang
hijau yang ditaruh diatas kapas basah dan ditaruh pada tempat yang berbeda yaitu pada tempat
gelap, teduh, dan terang.
-          Tempat gelap : biji kacang hijau ditaruh di dalam kardus.
-          Tempat terang : biji kacang hijau ditaruh di halaman rumah
-          Tempat teduh : biji kacang hijau ditaruh di dalam kamar.

3.2. Data dan Pengolahan Data


3.2.1. Data

Data adalah objek statistik yang memberi keterangan dari suatu penjelasan terhadap
variabel penelitian.
a.       Data kuantitatif adalah data yang berhubungan dengan ukuran dan jumlah.
b.      Data kualitatif adalah data yang berhubungan dengan mutu dan kualitas.

3.2.2 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari eksperimen terutama pada data kuantitatif diolah statistic
sederhana yaitu dengan mencari mean, median, modus. Kemudian statistik tersebut
dibandingkan antara satu objek dengan objek yang lain.

3.3. Variabel Penelitian


Variabel adalah susunan yang membedakan atau memvariasikan nilai variabel yang
dibagi menjadi :
1.      Variabel dependen (variabel kriteria/variabel terikat) adalah variabel yang menjadi focus utama
penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar variabel independen
mempengaruhi variabel dependen.
2.      Variabel independen (variabel penduga/variabel bebas) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel dependen secara positif ataupun negatif. Apabila variabel independen muncul maka
variabel dependen juga muncul.
Variabel-variabel dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut :
1.      Variabel dependen yaitu berupa intensitas cahaya yang datanya berbentuk kualitatif. Intensitas
cahaya yang digunakan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Intensitas cahaya tinggi
Yaitu menggunakan halaman terbuka yang sering kena sinar matahari secara langsung sebagai
tempat menaruh media perkecambahan.
b.      Intensitas cahaya sedang
Yaitu menggunakan halaman halaman dalam rumah yang cukup mendapat cahaya sebagai
tempat menaruh media perkecambahan.
c.       Intensitas cahaya rendah
Yaitu menggunakan tempat tertutup yang sangat sedikit mendapat cahaya. sebagai tempat
menaruh media perkecambahan.

2.      Variabel independen yaitu berupa panjang pertumbuhan kecambah yang datanya berupa data
kuantitatif. Dalam hal ini panjang pertumbuhan diukur dengan mengukur panjang batang
kecambah ditambah dengan akar tunggangnya setelah disemaikan selama dua hari.

3.4. Hipotesis Penelitian


Hipotesis penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini ditetapkan sebagai berikut:
H1 : Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan kacang
hijau.

Selain hipotesis penelitian, juga ditetapkan hipotesis tandingan yaitu sebagai berikut :
H0 : Cahaya matahari tidak mempengaruhi pertumbuhan perkecambahan
kacang hijau.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATA

4.1. Pengumpulan Data


a. Alat
1. Cawan 3 buah
2. Penggaris
3. Kamera
b. Bahan
1. Kacang hijau 15 biji
2. Kapas
3. Air Secukupnya
c. Tahapan Melakukan Eksperimen
Eksperimen dilakukan dengan cara menyemaikan biji-biji kacang hijau yang dibagi menjadi 3
kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 biji kacang hijau. Langkah-langkah
eksperimen sebagai berikut :
1.      Persiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Taruh kapas di dalam cawan
3.      Basahi kapas dengan air secukupnya
4.      Taruh biji kacang hijau di atas kapas
5.      Cawan pertama diletakkan di halaman terbuka, cawan kedua di letakkan dalam ruangan yang
masih cukup mendapat cahaya, cawan ketiga di letakkan di tempat tertutup yang tidak mendapat
cahaya sama sekali.
6.      Amati setelah dua hari
4.2. Pengolahan Data

Data yang telah diperoleh tersebut kemudian diolah dengan metode statistik sederhana dengan
mencari mean (rataan), median dan modus sebagai berikut :
 
No. Intensitas
Tabel2. Pengolahan Dataobj
Pertumbuhan
CahayaKacang Hijau
  ek Ti Se Re
ng da nd
gi ng ah
1 0 10 15
m m m
m m m
2 5 11 14
m m m
m m m
3 8 12 13
m m m
m m m
4 10 10 20
m m m
m m m
5 5 10 15
m m m
m m m
Me 5. 10. 15.
an 6 6 4
m m m
m m m
Me 8 12 15
dia m m m
n m m m
Mo 5 10 15
dus m m m
m m m
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB V
ANALISIS

5.1. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Gelap


Dari tabel dapat dilihat bahwa rata-rata panjang batang kembah di tempat dengan
intensitas cahaya rendah adalah 15,4 cm. Sementara modus dan mediannya 15 cm. Pada tempat
yang gelap, kacang hijau tidak mendapatkan cahaya matahari sama sekali, akibatnya hormon
auksin yang terdapat pada biji kacang menjadi sangat aktif dan bekerja secara optimal. Hal itu
menyebabkan pertumbuhan kacang hijau menjadi sangat cepat namun kurang merata. Sehingga
batangnya lemah dan warnaya kekuning-kuningan. Pertumbuhan kecambah pada tempat gelap
paling cepat diantara tempat-tempat lain.

5.2. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Teduh


Pada tempat yang teduh kacang hijau mendapat cahaya yang cukup. Dari hasil
percobaan diperoleh rata-rata panjang batang kecambah adalah 10,6 cm dengan median 12 cm
dan modus 10 cm. Nilai statistik ini semuanya lebih kecil dibandingkan dengan data pada tempat
gelap namun masih lebih besar dari data pada tempat terang. Di samping itu juga dapat diamati
bahwa bentuk akarnya bergelombang. Jumlah cahaya yang sedikit menyebabkan hormon auksin
kerjanya sedikit terganggu namun. Hal itu menyebabkan kecambah tidak tumbuh secepat
pertumbuhan di tempat gelap.

5.3. Pertumbuhan Kacang Hijau di Tempat Terang


Pada tempat yang terang, kacang hijau mendapat cahaya cahaya dengan intensitas yang
sangat besar, akibatnya pertumbuhan kacang hijau akan lambat, karena sebagian besar hormon
auksin terurai oleh sinar matahari. Dari data diperoleh rata-rata panjang batang kecambah 5,6 cm
dengan median 8 cm dan modus 5 cm. Statistik ini paling rendah dari semua data yang ada, yang
berarti pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat terang adalah yang paling lambat. Satu
objek tidak tumbuh, hal ini mungkin disebabkan oleh biji yang rusak atau mungkin juga hormon
auksin yang tidak bekerja sama sekali akibat kelebihan cahaya. Pertumbuhan kacang hijau
ditempat gelap cenderung bengkok tetapi batangnya sangat kuat dan warnanya hijau, karena
mendapatkan cahaya yang cukup untuk fotosintesis.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Dari hasil eksperimen dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya mengenai pengaruh
cahaya matahari terhadap perkecambahan biji kacang hijau, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.      Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap perkecambahan kacang hijau.
2.      Pertumbuhan kecambah kacang hijau di tempat dengan intensitas cahaya rendah lebih cepat
daripada di tempat dengan intenstas cahaya tinggi.

6.2. Saran

Hal-hal yang dapat disarankan pada laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengoptimalkan perkecambahan kacang hijau, maka petani sebaiknya menyemaikan biji
kacang hijau di tempat yang terhindar dari cahaya matahari.
2.    Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melibatkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
pertumbuhan selain faktor intensitas cahaya.

Anda mungkin juga menyukai