PENDAHULUAN
merupakan
manusia
salah
sehingga
satu
indikator
tingkat
menjadi
prioritas
dalam
obat,
meratanya
pendistribusian
obat,
serta
farmasi
akan
mempengaruhi
ketersedian
obat
yang
dibutuhkan masyarakat.
Dalam era globalisasi sekarang ini, dimana industri farmasi
dituntut untuk dapat bersaing dengan industri farmasi baik dalam
maupun luar negeri untuk dapat memperebutkan pangsa pasar dan
memenuhi kebutuhan obat bagi masyarakat. Salah satu caranya
ini
tentunya
harus
diimbangi
dengan
kesiapan
dan
persyaratan
internasional,
salah
sistem
satunya
mutu
dengan
tang
berlaku
memdapatkan
secara
sertifikat
dengan
pengembangan
seri
ISO
9000
perdagangan.
sekaligus
Sedangakan
merupakan
sistem
promosi
manajemen
PT.
Kimia
Farma
(Persero)
Tbk
Plant
Bandung
BAB II
TINJAUAN TENTANG PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk
bulan
Juli
2002,
dilakukan
perubahan
struktur
STRUKTUR ORGANISASI
PLANT BANDUNG
PLANT
BANDUNG
PRODUKSI
PRODUKSI
PEMASTIAN
SISTEM MUTU
PRODUKSI
PENGAWASAN
PRODUKSI
PENGEMBANGAN
PRODUK
PERENCANAAN
PENGENDALIAN
PRODUKSI &
INVENTORI
PENRENCANAAN
& PENGENDALIAN
BAHAN PRODUKSI
PENRENCANAAN
& PENGENDALIAN
PRODUKSI
TEKNIK &
PEMILIHAN
PEMBELIAN
PENYIMPANA
N
UMUM &
ADMINISTRASI
PERSONALIA
K3L
PENGENDALIAN
KEUANGAN
BANDUNG
AKUNTANSI
BANDUNG
KTO BINTANG
TEKNOLOGI
INFORMASI
PLANT
BANDUNG
KB).
Sedangkan
Unit
Produksi
Manufaktur
Bandung
10
mutu
ISO
9002
sehingga
untuk
penerapan
mempermudah
pabrik
sistem
bila
11
sumber
listrik
dari
PLN,
pengolahan
air
Ultra
Turax,
Super
maupun
Mixer,
Granulator
alat-alat laboratorium
12
BAB III
KEGIATAN PKL INDUSTRI
DI PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk
PLANT BANDUNG
3.1 Tablet
Dari jenis sedian obat yang ada, tablet (komprimat) dan
jenis-jenis modifikasinya tidak pelak lagi merupakan sediaan yang
paling populer. Sedian obat peroral yang telah dikenal pada jaman
dahulu seperti pil, peluru kecil, boli dan pastiles dapat dipandang
sebagai pendahuluanya.
Tablet adalah sediaan obat pada takaran tunggal. Sedian ini
dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan
penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai, dengan
menggunakan tekanan tinggi.
a. Tablet Hormon
Hasil produksi : Mikrodiol Limas dan Mikrodiol Program (program
pemerintah)
Satu blister isinya :
-
21
tablet
Oral
kontrasepsi
yang
isinya
per tablet.
7 tablet placebo yang isinya amilum maydis dan
saccharum lactis (bahan pengisi) serta bahan pengikat,
bahan penghancur dan bahan pelincir.
Dalam satu batch menghasilkan 1,5 juta tablet Oral
13
Contraceptive (OC) dan 600 ribu tablet placebo. Karena ada dua
jenis tablet yang diproduksi, maka ruang produksinya pun terdiri
dari dua bagian yang terpisah, yaitu untuk pembuatan
placebo
dan
penyimpanan
tersendiri
untuk
bahan
pembuatan
dan
ruang
tablet
tablet
OC.
Ruang
penimbangannya
pun
hormon.
Penimbangan
hormon
Pengemasan
(SPK Pengemasan)
PPPI
sebelumnya
telah
dari
PPPI,
dimana
14
Serah
Terima
Bahan
Baku
(BSTBB)
akan
diserahkan
ke
tablet
granulasi
non hormon,
basah.
Alur
kerja
yaitu
dibuat
dengan
dibedakan menjadi
dua
proses
yaitu
plasebo,
setelah
bahan
ditimbang
di
Penimbangan
yang
berkapasitas
40-50
kg.
Selanjutnya
dilakukan
granul
kering
yang
sudah diayak.Selanjutnya
granul
mesin
Cadmach
CTX.
15
Selama
proses
pencetakan
meliputi
keseragaman
bobot,
ketebalan,
diameter
tablet,
yang
ketebalan,
untuk
diperiksa
meliputi pemerian,
diameter
tablet,
oleh
laboratorium
keseragaman
bobot,
hancur.
Sedangkan untuk produksi tablet OC, setelah bahan
ditimbang di LAF, kemudian dilakukan proses granulasi basah
dimana zat aktif dilarutkan larutan pengikat (di dalam Super Mixer)
kemudian hasilnya disemprotkan ke Fluid bed Granulator
bertahap
selama
pengeringan.
54
Pada
menit.
proses
Selanjutnya
pengeringan
secara
dilakukan
ini
dilakukan
air
dalam
granul
kering dengan mesin Fitz Mill. Massa granul yang yang dihasilkan
kemudian dicampur dengan fasa luar (bahan pelincir) dengan
mesin
Double
Cone
Blender.
Kemudian
dilakukan
proses
tablet
yang
meliputi
kadar,
keseragaman
kandungan,
ketebalan,
diameter
16
Blister
kebocoran,
kemasan.
Uhlmann.
estetika,
Disini
dan
Selanjutnya
dilakukan
kelengkapan
dilakukan
IPC
meliputi
penandaan
pengemasan
uji
pada
sekunder
besar
lapisan
gula
dicampurkan
berturut-turut
benturan
selama
penyalutan
dan
17
gula
ditambahkan
pewarna
yang
larut
di
18
tetap
diaktifkan.
Tahap
ini
selesai
jika
19
PENIMBANGAN
Pembuatan
Tablet Inti
Film Coating
Sugar Coating
Seal Coating
Spraying of lacquer
coating
Coloring
Smoothing
Polishing
Cek IPC :
Pengemasan Primer
Cek IPC
Keseragaman Kadar
Keragaman Bobot
Kerapuhan
Waktu Hancur
Dissolusi
Penampilan
Kebocoran
Penandaan
Pengemasan Sekunder
Gudang
Obat Jadi
Cek IPC
Penampilan
Kelengkapan
Penandaan
20
alkaloid
kina
diantaranya
Quinine,
ledgeriana.
Kedua
jenis
tanaman
tersebut
memiliki
banyak
mengandung
alkaloid
cinchonidine
sedangkan
21
pada
usia
tahun,
namun
sejak
usia
tanaman
tahun
Gudang
Kulit
Kina
sudah
NaOH.
dilakukan ekstraksi
cair-cair
dengan
cara
ditambahkan
H2SO4 12 N dan Natrium Sulfat Water (NSW) dengan BJ 1,121,15, diaduk 5-10 menit. Setelah itu didiamkan 10 menit agar
memisah, lapisan atas merupakan SGO sedang lapisan bawah
adalah H2SO4, keduanya dipisahkan dan alkaloid yang tertarik
ke fase polar H2SO4 didiamkan selama 3-5 malam (kristalisasi).
Setelah itu disaring dan disentrifuse, hasilnya akan diperoleh kristal
B1 (kina bisulfat 1) dan Mlq (mother liquor). Kristal yang didapat
dikarantina untuk diperiksa kadarnya, sedang Mlq (bisulfat) diolah
22
alkaloid
kina
untuk
Hasilnya
23
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
sesuai dengan
limbah
pembuangan
padat
kering
sampah
ditimbun
ampas,
lalu
dan
dikirim
diproses
ke
tempat
menjadi
briket,
24
diproses secara biologi. Fungsi dari asam fosfat disini juga untuk
menurunkan COD.
Proses Biologi
Setelah
diperoleh
pH
yang
dikehendaki,
air
limbah
diperoleh
filtrat
yang
lebih
jernih
nantinya
maka
akan
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
43/ Menkes/II/1988 pada tanggal 2 Februari 1988. Pada tahun 2006,
pemerintah Indonesia telah memperbarui CPOB ini yang kemudian lebih
dikenal dengan CPOB Terkini atau cGMP (Current GMP). Penerapan
CPOB menyangkut seluruh aspek produksi dan mengendalikan mutu
dan bertujuan untuk menjamin bahwa setiap produk obat yang dibuat
senantiasa akan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan
sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Aspek CPOB Terkini (CPOB: 2006) terdiri atas Sistem
Manajemen Mutu, Personalia,
Bangunan
dan
Sarana
Penunjang,
CPOB
Terkini
merupakan
upaya
pemerintah
26
efeisien
termasuk
dan
fokus
pemilihan
dalam
fasilitas
pelaksanaan
produksi
yang
produksi
paling
layak
obat,
untuk
yang
menghindari
tidak
memenuhi
resiko
regulasi
syarat
serta,
pasar,
(4)
menghindari
lebih
menjamin
waktu
dengan
dalam
bidang
kesehatan
yang
memproduksi
peralatan,
bangunan,
sanitasi
dan
hygiene, produksi,
struktur
organisasi,
PT.
Kimia
Farma
Plant
jelas antara tiap bagian dan seksi. Juga telah sesuai dengan peraturan
CPOB bahwa bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dipimpin
27
oleh seorang yang berlainan yang tidak saling bertanggung jawab satu
terhadap yang lain.
Personalia atau SDM memegang peranan yang penting
dalam suatu perusahaan
dengan
tujuan
sehingga
harus
dikelola
dengan
baik
kerja. PT. Kimia Farma Plant Bandung juga melakukan pelatihanpelatihan bagi karyawan-karyawannya sesuai dengan tugasnya ataupun
mengenai CPOB. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk menjamin agar
karyawan
terbiasa
bekerja
dengan
persyaratan
CPOB
yang
dan
efektivitas
program
pelatihan
dinilai
untuk
karyawan
tersebut.
Penerapan falsafah
Kerjakan
apa
yang
tertulis dan tulis apa yang dikerjakan terus ditekankan pada seluruh
karyawan terutama yang bekerja di Bagian Produksi dan Pengawasan
Mutu.
Bangunan
yang
dipersyaratkan
dalam
CPOB
adalah
memudahkan
dalam pelaksanaan
kerja,
pembersihan
dan
untuk
mencegah
terjadinya
pencemaran
dari
lingkungan
28
limbah
cair
dan
ampas
kina
telah
sehingga
mengurangi
debu
dapat menekan
dengan
pengaturan
kontaminasi
silang.
tekanan
Selain
itu
terdapat juga ruang antara yang memisahkan Grey Area dan Black
Area.
Pada
terjadinya
pelaksanaannya
kontaminasi
ruang
silang
antara
karena
masih
kedua
memungkinkan
pintu
dibuka
29
tambahan dan zat aktif, dimana zat aktifnya dilarutkan larutan pengikat (di
dalam Super Mix), kemudian disemprotkan ke Fluid bed Granulator secara
bertahap selama 55-60 menit. Selanjutnya
proses
20-30
pengeringan
ini
(selama
m e n i t ) dilakukan
dalam
granul
mesin Fitz Mill. Massa granul yang yang dihasilkan kemudian dicampur
dengan fasa luar (bahan pelincir) dengan mesin Double Cone Blender.
Kemudian dilakukan proses pencetakan dengan mesin Killian. Selama
proses
pencetakan
dilakukan
pemeriksaan
IPC
yang
meliputi
tablet
telah
dicetak
juga
dilakukan
pemeriksaan
oleh
30
ditransfer
ke
pemurnian
alkaloid
kina
untuk
31
dinyatakan
memenuhi
persyaratan
saja
peralatan
yang
boleh
ini
digunakan
untuk
menimbang,
dan
disimpan
untuk
mengetahui
pemeriksaan
berikutnya.
32
Bandung
seluruh
peralatan
dan mengendalikan
pengujian
semua
alat
yang
di
ada
di
laboratorium
produk.
Sumber
pencemaran
hendaklah dihilangkan
sanitasi
seperti
ventilasi,
toilet
dan
tempat
standar
baku
buangan
33
industri
Air
yang
buangan
sesuai
hasil
dengan
pengolahan
limbah
dialirkan
ke
sungai
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Bandung dalam
kegiatan produksi dan pengawasan mutunya telah melaksanakan
CPOB
dengan
tujuan
standar
baku
buangan
industri
yang
sesuai
managerial
pengendalian
produksi,
pelaksanaan
proses
baik
dalam
perencanaan
produksi,
hal
perencanaan
dan
serta
pelaksanaan
kegiatan
produksi
obat,
baik
35
frekuensi
maupun
kualitasnya
sehingga
dapat meningkatkan
36
DAFTAR PUSTAKA
Kimia Farma. diakses 25 Juni 2008. PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk. www.kimiafarma.co.id
Anonim,
(2001),
Pedoman
Cara
Pembuatan
Obat
yang
Baik,
yang
Baik,
Departemen
Kesehatan
Republik
37