Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Parasitologi adalah ilmu yang mengkaji mengenai segala sesuatu yang
menyebabakan penyakit atau infeksi oleh parasit, baik macam parasit atau
cara menginfeksi kepada induk semang atau hospes Parasitme adalah
hubungan interaksi antar dua individu dimana salah satu pihak dirugikan
yaitu inangnya, dan pihak lain diuntungkan. Parasit adalah organisme yang
hidup pada atau didalam tubuh beberapa organisme lain. Parasit dapat
berupa hewan atau tumbuhan yaitu virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing
dan arthropoda. Artropoda adalah avertebrata dengan tubuh bersegmen
dan kaki berbuku-buku. Anggota-anggota tubuh membentuk suatu
eksooskeleton, yang utamanya terdiri atas kitin α, salah satu turunan dari
glukosa. Kutikula krustasea juga mengalami biomineralisasi dengan kalsium
karbonat.

B. Tujuan
Untuk membedakan parasit kelompok Arthropoda yang meliputi :
1. Caplak penyebab kudis
2. Nyamuk
3. Kutu
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Caplak Penyebab Kudis

2.1.1 Morfologi Caplak Penyebab Kudis

Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya


cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330 – 450 mikron x
250 – 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 – 240 mikron x
150 – 200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di
depan sebagai alat alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Sarcoptes scabiei var hominis

2.1.2 Siklus Hidup Caplak Penyebab Kudis

Siklus hidup tungau adalah setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di


atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi
menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2 -3 milimeter
sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai
jumlah 40 atau 50 . Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan
lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi
larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan,
tetapi dapat juga keluar. Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus
hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 –
12 hari.(Handoko, R, 2001).

Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 – 4 hari, kemudian larva


meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya
larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa. Tungau betina
akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau jantan mati setelah
kopulasi. ( Mulyono, 1986).

Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamarselama lebih
kurang 7 – 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab,
contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya
masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang. (Orkin, 2008).

2.1.3 Gejala Klinis Caplak Penyebab Kudis

Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa gatal pada
kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan
paha. Gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di
bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina. Gejala
lainnya muncul gelembung berair (vesikel) pada kulit.
Ada 4 tanda cardinal (Handoko, R, 2005) :

a) Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan


karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan
panas.
b) Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. Dikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota
keluarganya terkena, walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak
memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai pembawa (carrier).
c) Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok,
rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau
vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf
(pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak
bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia
eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.
d) Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

2.1.4 Pengobatan Caplak Penyebab Kudis

Menurut Handoko (2008), obat-obat anti skabies yang tersedia dalam


bentuk topikal antara lain:
a) Belerang endap (sulfur presipitatum), dengan kadar 4-20% dalam
bentuk salep atau krim. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2
tahun. Sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama digunakan, sejak
25 M.
- Cara pemakaiannya: sangat sederhana, yakni mengoleskan salep
setelah mandi ke seluruh kulit tubuh selama 24 jam selama tiga
hari berturut-turut.

- Keuntungannya: harganya yang murah dan mungkin merupakan


satu-satunya pilihan di negara yang membutuhkan terapi
massal.Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan
membentuk hydrogen sulfide dan pentathionic acid (CH2S5O6)
yang bersifat germicid dan fungicid. Secara umum sulfur bersifat
aman bila digunakan oleh anak-anak, wanita hamil dan menyusui
serta efektif dalam konsentrasi 2,5% pada bayi.
- Kerugian/Efek samping: pemakaian obat ini adalah bau tidak
enak, mewarnai pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.

b) Emulsi benzil-benzoat (20-25%)


Benzil benzoat adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil yang
merupakan bahan sintesis balsam peru.
- Cara Kerja: Benzil benzoat bersifat neurotoksik pada tungau
skabies.
- Cara Pemakaian: Digunakan sebagai 25% emulsi dengan periode
kontak 24 jam dan pada usia dewasa muda atau anak-anak, dosis
dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzil benzoate sangat efektif bila
digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik bisa
diterima.
- Efek samping dari benzil benzoate dapat menyebabkan dermatitis
iritan pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus
diingatkan untuk tidak menggunakan secara berlebihan.
Penggunaan berulang dapat menyebabkan dermatitis alergi.
Terapi ini  dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui,
bayi, dan anak-anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzil benzoate
lebih efektif dalam pengelolaan resistant crusted scabies.
c) Gama benzena heksa klorida (gameksan=gammexane ; Lindane
- Cara Kerja: Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma
benzena, adalah sebuah insektisida yang bekerja pada sistem saraf
pusat (SSP) tungau. Lindane diserap masuk ke mukosa paru-paru,
mukosa usus, dan selaput lendir kemudian keseluruh bagian
tubuh tungau dengan konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya
lipid dan kulit yang menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian
tungau. Lindane dimetabolisme dan diekskresikan melalui urin
dan feses.
- Cara Pemakaian: Lindane tersedia dalam bentuk krim, lotion, gel,
tidak berbau dan tidak berwarna. Pemakaian secara tunggal
dengan mengoleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah selama
12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau lotion. Setelah pemakaian
dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi setelah 1 minggu. Hal ini
untuk memusnahkan larva-larva yang menetas dan tidak musnah
oleh pengobatan sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan
penggunaan Lindane selama 6 jam sudah efektif. Dianjurkan untuk
tidak mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta tidak
menggunakan konsentrasi lain selain 1%.
- Efek Samping: Efek samping lindane antara lain menyebabkan
toksisitas SSP, kejang, dan bahkan kematian pada anak atau bayi
walaupun jarang terjadi. Tanda-tanda klinis toksisitas SSP setelah
keracunan lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah,
gelisah, tremor, disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak
mata, kejang, kegagalan pernapasan, koma, dan kematian.
Beberapa bukti menunjukkan lindane dapat mempengaruhi
perjalanan fisiologis kelainan darah seperti anemia aplastik,
trombositopenia, dan pancytopenia.
d) Krotamiton 10%
Krotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim
10% atau lotion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan
70%.
- Cara pemakaian: Hasil terbaik telah diperoleh bila diaplikasikan
dua kali sehari selama lima hari berturut-turut setelah mandi dan
mengganti pakaian dari leher ke bawah selama 2 malam kemudian
dicuci setelah aplikasi kedua.
- Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan
jangka panjang.Beberapa ahli beranggapan bahwa Krotamiton
krim ini tidak memiliki efektivitas yang tinggi terhadap skabies.
Krotamiton 10% dalam krim atau losion, tidak mempunyai efek
sistemik dan aman digunakan pada wanita hamil, bayi dan anak
kecil
e) Permetrin dengan kadar 5%
- Cara kerja: Merupakan sintesa dari pyrethroid dan bekerja dengan
cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui
ikatan dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi
dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. Obat ini
merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies karena
efek toksisitasnya terhadap mamalia sangat rendah dan
kecenderungan keracunan akibat kesalahan dalam
penggunaannya sangat kecil. Hal ini disebabkan karena hanya
sedikit yang terabsorpsi di kulit dan cepat dimetabolisme yang
kemudian dikeluarkan kembali melalui keringat dan sebum, dan
juga melalui urin. Belum pernah dilaporkan resistensi setelah
penggunaan obat ini.
- Cara pemakaian: Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%,
yang diaplikasikan selama 8-12 jam dan setelah itu dicuci bersih.
Apabila belum sembuh bisa dilanjutkan dengan pemberian kedua
setelah 1 minggu. Permethrin jarang diberikan pada bayi-bayi
yang berumur kurang dari 2 bulan, wanita hamil dan ibu
menyusui. Wanita hamil dapat diberikan dengan aplikasi yang
tidak lama sekitar 2 jam.
- Efek samping: jarang ditemukan, berupa rasa terbakar, perih dan
gatal, namun mungkin hal tersebut dikarenakan kulit yang
sebelumnya memang sensitive dan  terekskoriasi.

2.1.5 Upaya Pencegahan Terhadap Caplak Penyebab Kudis

Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang


yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan
topikal skabisid. Terapi pencegahan ini harus diberikan untuk mencegah
penyebaran scabies karena seseorang mungkin saja telah mengandung tungau
scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik. Selain itu untuk
mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian yang
digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan
udara panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet
dan kain pelapis lainnya sehingga harus dibersihkan (Orkin, 2005)
2.2 Nyamuk

2.2.1 Morfologi Nyamuk Secara Umum

Nyamuk termasuk dalam ordo diptera dan family culicidae karena bentuk
morfologinya yang memiliki sepasang sayap. Morfologi nyamuk dewasa berbeda
dari ordo diptera lainnya karena nyamuk memiliki probosis yang panjang dan
sisik pada bagian tepi dan vena sayapnya. Nyamuk tersebar diseluruh dunia dari
daerah tropis sampai daerah kutub utara. Beberapa jenis nyamuk ada yang
dapat ditemukan 200 mil dari tempat hidupnya.

Ciri-ciri umum morfologi nyamuk, yaitu:

- Ukuran tubuh antara 4 mm - 13 mm dan rapuh atau mudah patah


pada bagian kepala terdapat probosis yang halus dan memiliki
ukuran yang melebihi panjang kepala.
- Pada nyamuk betina digunakan untuk menghisap darah,
sedangkan pada nyamuk jantan untuk menghisap bahan-bahan
cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan juga
keringat.
- Sayap nyamuk panjang dan langsing, mempunyai vena yang
permukannya ditumbuhi sisik-sisik sayap (wing scales) yang
letaknya mengikuti vena.
- Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang disebut fringe
(Gandahusada dkk, 2000).
- Tubuh nyamuk terdiri atas kepala, dada dan perut
- Terdapat sepasang antena berbentuk filiform yang panjang dan
ramping.
- Sepasang antena digunakan untuk membedakan jenis kelamin
pada nyamuk dewasa.
- Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada
nyamuk betina jumlah rambutnya lebih jarang (pilose).
- Tubuh terdiri atas 10 segmen abdomen berbentuk silinder yang
terdiri atas 10 ruas, 2 ruas yang terakhir berubah menjadi alat
kelamin. Sepuluh segmen adalah bagian perut, biasanya yang
terlihat segmen pertama hingga segmen ke delapan, dan pada
segmen-segmen terakhir biasanya termodifikasi menjadi alat
reproduksi.
- Diantara antena dan probosis terdapat sepasang palpus yang
terdiri dari 5 ruas, yang digunakan untuk mendeteksi
karbondioksida dan tingkat kelembaban.
- Nyamuk betina mempunyai probosis yang lebih panjang dan
tajam. Tubuh membungkuk serta memiliki bagian tepi sayap yang
bersisik.
- Dada terdiri atas protoraks, mesotoraks, dan metatoraks.
Mesotoraks merupakan bagian dada yang terbesar yang
digunakan untuk menyesuaikan tubuhnya saat terbang.
- Sayap nyamuk berukuran panjang, tidak berwana (transparan)
dan terdiri atas percabangan-percabangan (vena) dan dilengkapi
dengan sisik.
- Sebagian besar torax yang tampak (mesonotum), diliputi bulu
halus. Bulu ini berwarna putih/kuning dan membentuk gambaran
yang khas untuk masing-masing spesies. Posterior dari
mesonotum terdapat skutelum yang pada anophelini bentuknya
melengkung (rounded) dan pada culicini membentuk 3 lengkung
(trilobus) (Lestari,2010).
- Nyamuk mempunyai 3 pasang kaki (hexapoda) yang melekat pada
toraks dan tiap kaki terdiri dari 1 ruas femur, 1 ruas tibia dan 5
ruas tarsus.

2.2.2 Parasitologi Nyamuk

a. Nyamuk Aedes Aegypti

- Morfologi Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes aegypti biasa ditemukan di dalam atau di halaman sekitar


rumah. Berbeda dengan nyamuk lain yang biasa berkeliaran pada malam hari,
Aedes Aegypti adalah nyamuk rumah yang biasanya menggigit hanya pada siang
hari. Ciri Morfologi :

 Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih


 Pertumbuhan telur sampai dewasa ± 10 hari
 Menggigit/menghisap darah pada siang hari
 Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan dalam kamar
 Bersarang dan bertelur di genangan air jernih di dalam dan di sekitar
rumah yang agak gelap dan lembab, bukan di got/comberan
 Hidup di dalam dan di sekitar rumah
 Di dalam rumah: bak mandi, tampayan, vas bungan, tempat minum
burung, perangkap semut dan lain-lain.
 Di luar rumah: drum, tangki penampungan air, kaleng bekas, ban bekas,
botol pecah, potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain.
- Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk Aedes Aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur


pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna
hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari
menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut
instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari.
Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva
memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya
nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk
dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika
kondisi lingkungan tidak mendukung.

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh


berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-
garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis
melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini.
Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas
sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna
nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi
lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk
jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan
yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal
pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

- Penyakit yang Disebabkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti

Demam dengue atau yang dikenal secara umum oleh masyarakat


Indonesia sebagai demam berdarah merupakan penyakit yang dapat membuat
suhu tubuh penderita menjadi sangat tinggi dan pada umumnya disertai sakit
kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta nyeri di bagian belakang mata.
Sebetulnya demam dengue dan demam berdarah merupakan dua kondisi yang
berbeda, namun sebagian besar masyarakat Indonesia sudah terlanjur salah
kaprah. Demam berdarah atau dengue hemorrhagic fever (DBD) merupakan
komplikasi dari demam dengue (dengue fever) yang memburuk. Gejala DBD
tergolong parah (meskipun pada fase ini panas tubuh mengalami penurunan) di
antaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening,
muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan hidung,
napas terengah-engah, dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri
di sekitar perut.

- Diagnosis dan Pengobatan

Jika Anda mengalami gejala seperti flu (misalnya sakit kepala dan demam
tinggi) selama lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter.
Terlebih lagi jika gejala tersebut dirasakan setelah berkunjung ke daerah yang
sedang dilanda wabah demam dengue. Para dokter yang sudah terbiasa
menangani demam dengue biasanya dapat langsung mengenali penyakit ini
hanya dari gejala-gejala yang Anda rasakan. Apabila dokter yang memeriksa
Anda belum yakin bahwa Anda terkena demam dengue, maka pemeriksaan
darah dapat dilakukan untuk melihat keberadaan virus di dalam aliran darah.
Selain untuk memperkuat diagnosis, pemeriksaan darah juga bisa dilakukan
untuk mengetahui dampak infeksi terhadap darah.

Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah demam dengue,
meskipun begitu pengobatan penyakit ini tergolong sederhana dan tidak
memerlukan sebuah obat khusus. Demam dengue bisa ditangani dengan
meminum banyak cairan, beristirahat, serta mengonsumsi parasetamol dan
acetaminophen. Jika langkah pengobatan ini diterapkan, biasanya gejala demam
dengue akan mulai menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu 2-5 hari. Tidak
diperbolehkan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri jenis ibuprofen, aspirin,
dan naproxen sodium jika Anda menderita demam dengue karena
dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan internal.

b. Nyamuk Anopheles sp

- Morfologi Nyamuk Anopheles sp

Anopheles (merupakan salah satu nyamuk. Terdapat 400 spesies nyamuk


Anopheles, namun hanya 30-40 menyebarkan malaria (contoh, merupakan
"vektor") secara semula jadi. adalah paling terkenal akibat peranannya sebagai
penyebar parasit (contoh.) dalam kawasan di Afrika, manakala Anopheles
sundaicus adalah penyebar malaria di Asia.

- Ciri Morfologi :
o Hidup di daerah tropic dan sub tropic, ditemukan hidup di dataran
rendah
o Menggigit antara waktu senja (malam hari) dan subuh hari
o Biasanya tinggal di dalam rumah, di luar rumah, dan senang
mengigit manusia (menghisap darah)
o Jarak terbangnya tidak lebih dari 2-3 km
o Pada saat menggigit bagian belakangnya mengarah ke atas dengan
sudut 48 derajat
o Daur hidupnya memerlukan waktu ± 1 minggu .
o Lebih senang hidup di daerah rawa
- Ciri-ciri nyamuk Anopheles betina sebagai vektor Malaria
o Pada bagian sayapnya terdapat gambaran belang hitam dan putih.
o Bagian ekornya lebih runcing dari pada nyamuk Aedes Aegypti
vektor DBD.
o Tempat bertelur bervariasi dan pada umumnya di daerah rawa-
rawa (air kotor) misalnya sawah, tempat ikan, lumpur, saluran
irigasi, kebun kangkung, kolam, dan sebagainya.
o Telurnya diletakkan satu persatu pada permukaan air berbentuk
seperti perahu dan mempunyai sepasang pelampung pada sisi
sampingnya.
o Menggigit umumnya pada saat senja sampai malam hari.
- Siklus Hidup Nyamuk Anopheles sp

Daur hidup spesies malaria pada manusia yaitu:

a. Fase seksual

Fase ini terjadi di dalam tubuh manusia (Skizogoni), dan di dalam tubuh
nyamuk (Sporogoni). Setelah beberapa siklus, sebagian merozoit di dalam
eritrosit dapat berkembang menjadi bentuk- bentuk seksual jantan dan betina.
Gametosit ini tidak berkembang akan mati bila tidak di hisap oleh Anopeles
betina. Di dalam lambung nyamuk terjadi penggabungan dari gametosit jantan
dan betina menjadi zigote, yang kemudian mempenetrasi dinding lambung dan
berkembang menjadi Ookista. Dalam waktu 3 minggu, sporozoit kecil yang
memasuki kelenjar ludah nyamuk (Tjay & Rahardja, 2002, hal .162-163).

Fase eritrosit dimulai dan merozoid dalam darah menyerang eritrosit


membentuk tropozoid. Proses berlanjut menjadi trofozoit- skizonmerozoit.
Setelah 2- 3 generasi merozoit dibentuk, sebagian merozoit berubah menjadi
bentuk seksual. Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit
dalam darah tepi adalah masa prapaten, sedangkan masa tunas/ incubasi
intrinsik dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes sampai
timbulnya gejala klinis demam. (Mansjoer, 2001, hal. 409).

b. Fase Aseksual

Terjadi di dalam hati, penularan terjadi bila nyamuk betina yang


terinfeksi parasit, menyengat manusia dan dengan ludahnya menyuntikkan “
sporozoit “ ke dalam peredaran darah yang untuk selanjutnya bermukim di sel-
sel parenchym hati (Pre-eritrositer). Parasit tumbuh dan mengalami
pembelahan (proses skizogoni dengan menghasilakn skizon) 6-9 hari kemudian
skizon masak dan melepaskan beribu-ribu merozoit. Fase di dalam hati ini di
namakan “ Pra -eritrositer primer.” Terjadi di dalam darah. Sel darah merah
berada dalam sirkulasi lebih kurang 120 hari. Sel darah mengandung
hemoglobin yang dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah. Eritrosit
diproduksi oleh hormon eritropoitin di dalam ginjal dan hati.

Sel darah di hancurkan di limpa yang mana proses penghancuran yang di


keluarkan diproses kembali untuk mensintesa sel eritrosit yang baru dan
pigmen bilirubin yang dikelurkan bersamaan dari usus halus. Dari sebagian
merozoit memasuki sel-sel darah merah dan berkembang di sini menjadi
trofozoit. Sebagian lainnya memasuki jaringan lain, antara lain limpa atau
terdiam di hati dan di sebut “ekso-eritrositer sekunder“. Dalam waktu 48 -72
jam, sel-sel darah merah pecah dan merozoit yang di lepaskan dapat memasuki
siklus di mulai kembali. Setiap saat sel darah merah pecah, penderita merasa
kedinginan dan demam, hal ini di sebabkan oleh merozoit dan protein asing
yang di pisahkan. Secara garis besar semua jenis Plasmodium memiliki siklus
hidup yang sama yaitu tetap sebagian di tubuh manusia (aseksual) dan sebagian
ditubuh nyamuk. Telur Anopheles sp Larva Anopheles sp.

- Penyakit

Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk dari manusia dan
hewan lain yang disebabkan oleh protozoa parasit (sekelompok
mikroorganisme bersel tunggal) dalam tipe Plasmodium. Malaria menyebabkan
gejala yang biasanya termasuk demam, kelelahan, muntah, dan sakit kepala.
Dalam kasus yang parah dapat menyebabkan kulit kuning, kejang, koma, atau
kematian. Gejala biasanya muncul sepuluh sampai lima belas hari setelah digigit.
Jika tidak diobati, penyakit mungkin kambuh beberapa bulan kemudian. Pada
mereka yang baru selamat dari infeksi, infeksi ulang biasanya menyebabkan
gejala ringan. resistensi parsial ini menghilang selama beberapa bulan hingga
beberapa tahun jika orang tersebut tidak terpapar terus-menerus dengan
malaria. Penyakit ini paling sering ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina
yang terinfeksi. Gigitan nyamuk memasukkan parasit dari air liur nyamuk ke
dalam darah seseorang. Parasit bergerak ke hati di mana mereka dewasa dan
bereproduksi. Lima spesies Plasmodium dapat menginfeksi dan disebarkan oleh
manusia. Sebagian besar kematian disebabkan oleh P. falciparum karena P.
vivax, P. ovale, and P. malariae umumnya menyebabkan bentuk yang lebih
ringan dari malaria. Spesies P. knowlesi jarang menyebabkan penyakit pada
manusia. Malaria biasanya didiagnosis dengan pemeriksaan mikroskopis darah
menggunakan film darah, atau dengan uji diagnostik cepat berdasarkan-antigen.
Metode yang menggunakan reaksi berantai polimerase untuk mendeteksi DNA
parasit telah dikembangkan, tetapi tidak banyak digunakan di daerah di mana
malaria umum karena biaya dan kompleksitasnya.
- Pengobatan

Beberapa obat tersedia untuk mencegah malaria pada wisatawan ke


daerah di mana penyakit umum. Dosis sesekali obat sulfadoksin/pirimetamin
direkomendasikan pada bayi dan setelah trimester pertama kehamilan di daerah
dengan tingkat malaria tinggi. Meskipun adanya kebutuhan, tidak ada vaksin
yang efektif, meskipun upaya untuk mengembangkannya sedang berlangsung.
Pengobatan yang direkomendasikan untuk malaria adalah kombinasi obat
antimalaria yang mencakup artemisinin. Obat kedua mungkin baik meflokuin,
lumefantrin, atau sulfadoksin/pirimetamin. Kuinin bersama dengan doksisiklin
dapat digunakan jika artemisinin tidak tersedia. Direkomendasikan bahwa di
daerah di mana penyakit ini umum, malaria dikonfirmasi jika mungkin sebelum
pengobatan dimulai karena kekhawatiran peningkatan resistensi obat.
Resistensi parasit telah berkembang untuk beberapa obat antimalaria; misalnya,
P. falciparum resisten-klorokuin telah menyebar ke sebagian besar wilayah
malaria, dan ketahanan terhadap artemisinin telah menjadi masalah di beberapa
bagian Asia Tenggara.

- Pencegahan

Metode yang digunakan untuk mencegah malaria termasuk obat-obatan,


eliminasi nyamuk dan pencegahan gigitan. Tidak ada vaksin untuk malaria.
Kehadiran malaria di suatu daerah membutuhkan kombinasi dari kepadatan
tinggi populasi manusia, kepadatan populasi nyamuk anopheles tinggi dan
tingginya tingkat penularan dari manusia ke nyamuk dan dari nyamuk ke
manusia. Di daerah di mana malaria adalah umum, anak-anak di bawah lima
tahun sering mengalami anemia yang kadang-kadang dikarenakan malaria.
Memberikan obat pencegahan antimalaria kepada anak-anak dengan anemia di
daerah ini meningkatkan kadar sel darah merah sedikit tetapi tidak
memengaruhi risiko kematian atau kebutuhan untuk rawat inap

c. Culex sp

- Morfologi Culex sp

Nyamuk Genus Culex adalah nyamuk yang paling dominan di sekitar kita.
Nyamuk ini biasanya mulai aktif ketika hari mulai malam hingga menjelang pagi.
Nyamuk jenis Culex ini juga terdiri dari banyak spesies, seperti C. pipiens, C.
quinquefasciatus, C. tarsalis, C. territans, dan lain-lain. Walaupun jenis penyakit
yang dibawa oleh nyamuk Culex ini jarang menyebabkan kematian pada
manusia, namun ternyata banyak sekali jenis penyakit yang dibawa oleh nyamuk
ini.

Ciri Secara Umum :

o Telur : lonjong seperti peluru


o Larva : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang
o Fase dewasa : abdomen bagian ujung tumpul, warna cokelat muda tanpa
tanda khas
o Sayap : sisik sempit panjang dengan ujung runcing
o Peran medis : sebagai vektor filariasis dan penyakit Japanese B.
encephalitis
o Perilaku : mengisap darah pada malam hari
o Habitat : air jernih dan air keruh
- Siklus Hidup Culex sp
1. Telur

Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur. Nyamuk


Culex sp meletakan telurnya diatas permukaan air secara bergelombolan dan
bersatu membentuk rakit sehingga mampu untuk mengapung. Setiap spesies
nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda.

2. Larva

Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.
Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor temperature,
tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator. Pada kondisi optimum
waktu yang dibutuhkan mulai dari penetasan sampai dewasa kurang lebih 5
hari.

3. Pupa

Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk yang berada di dalam air,
pada stadium ini tidak memerlukan makanan dan terjadi pembentukan sayap
hingga dapat terbang, stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu
sampai dua hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi
nyamuk, dan selama fase ini pupa tidak akan makan apapun dan akan keluar
dari larva menjadi nyamuk yang dapat terbang dan keluar dari air.

4. Dewasa

Setelah muncul dari pupa nyamuk jantan dan betina akan kawin dan
nyamuk betina yang sudah dibuahi akan menghisap darah waktu 24-36 jam.
Darah merupakan sumber protein yang esensial untuk mematangkan
telur.Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10 sampai
12 hari.

- Penyakit

Culex sp adalah genus dari nyamuk yang berperan sebagai vektor


penyakit yang penting seperti West Nile Virus, Filariasis, Japanese enchepalitis,
St Louis encephalitis. Gejala klisnis filariasis limfatik disebabkan oleh
microfilaria dan cacing dewasa baik yang hidup maupun yang mati. Microfilaria
biasanya tidak menimbulkan kelainan tetapi dalam keadaan tertentu dapat
menyebabkan occult filariasis. Gejala yang disebabkan oleh cacing dewasa
menyebabkan limfadenitis dan limfagitis retrograd dalam stadium akut, disusul
dengan okstruktif menahun 10 sampai 15 tahun kemudiam. Perjalanan filariasis
dapat dibagi beberapa stadium: stadium mikrofilaremia tanpa gejala klinis,
stadium akut dan stadium menahun. Ketiga stadium tumpang tindih, tanpa ada
batasan yang nyata. Gejala klinis filariasis bankrofti yang terdapat di suatu
daerah mungkin berbeda dengan dengan yang terdapat di daerah lain
(Parasitologi Kedokteran, 2008).

Pada penderita mikrofilaremia tanpa gejala klinis, pemeriksaan dengan


limfosintigrafi menunjukkan adanya kerusakan limfe. Cacing dewasa hidup
dapat menyumbat saluran limfe dan terjadi dilatasi pada saluran limfe, disebut
lymphangiektasia. Jika jumlah cacing dewasa banyak dan lymphangietaksia
terjadi secara intensif menyebabkan disfungsi system limfatik. Cacing yang mati
menimbulkan reaksi imflamasi. Setelah infiltrasi limfositik yang intensif, lumen
tertutup dan cacing mengalami kalsifikasi. Sumbatan sirkulasi limfatik terus
berlanjut pada individu yang terinfeksi berat sampai semua saluran limfatik
tertutup menyebabkan limfedema di daerah yang terkena. Selain itu, juga terjadi
hipertrofi otot polos di sekitar daerah yang terkena (Pathology Basic of Disease,
2005).
Stadium akut ditandai dengan peradangan pada saluran dan kelenjar
limfe, berupa limfaadenitis dan limfagitis retrograd yang disertai demam dan
malaise. Gejala peradangan tersebut hilang timbul beberapa kali setahun dan
berlangsung beberapa hari sampai satu atau dua minggu lamanya. Peradangan
pada system limfatik alat kelamin laki-laki seperti funikulitis, epididimitis dan
orkitis sering dijumpai. Saluran sperma meradang, membengkak menyerupai
tali dan sangat nyeri pada perabaan. Kadang-kadang saluran sperma yang
meradang tersebut menyerupai hernia inkarserata. Pada stadium menahun
gejala klinis yang paling sering dijumpai adalah hidrokel. Dapat pula dijumpai
gejala limfedema dan elephantiasis yang mengenai seluruh tungkai, seluruh
lengan, testis, payudara dan vulva. Kadang-kadanag terjadi kiluria, yaitu urin
yang berwarna putih susu yang terjadi karena dilatasi pembuluh limfe pada
system ekskretori dan urinary. Umumnya penduduk yang tinggal di daerah
endemis tidak menunjukan peradangan yang berat walaupun mereka
mengandung mikrofilaria (Parasitologi Kedokteran, 2008).

- Pengobatan

Biasanya kalau banyak ditemukan penderita yang didalam darahnya


ditemukan microfilaria akan dilakukan pengobatan missal dengan DEC ( Di Ethyl
Carbamazine ). Pengobatan massal sering menimbulkan masalah, bila beberapa
orang tidak tahan dengan pengobatan Single Dose yang diberikan hingga terjadi
efek samping yang tidak kita inginkan.

- Pencegahan

Pencegahan nyamuk dapat dibagi menjadi tiga yaitu :


a. Pencegahan secara mekanik

Cara ini dapat di lakukan dengan mengubur kaleng-kaleng atau tempat-


tempat sejenis yang dapat menampung air hujan danmembersihkan lingkungan
yang berpotensial di jadikan sebagai sarang nyamuk Culex sp misalnya got dan
potongan bambu. Pengendalian mekanis lain yang dapat dilakukan adalah
pemasangan kelambu dan pemasangan perangkap nyamuk baik menggunakan
cahaya lampu dan raket pemukul.

b. Pencegahan secara biologi

Intervensi yang di dasarkan pada pengenalan organisme pemangsa,


parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Culex sp. Ikan pemangsa larva
misalnya ikan kepala timah, gambusia ikan mujaer dan nila di bak dan tempat
yang tidak bisa ditembus sinar matahari misalnya tumbuhan bakau sehingga
larva itu dapat di makan oleh ikan tersebut dan merupakan dua organisme yang
paling sering di gunakan. Keuntungan dari tindakan pengendalian secara
biologis mencakup tidak adanya kontaminasi kimiawi terhadap lingkungan.
Selain dengan penggunaan organisme pemangsa dan pemakan larva nyamuk
pengendalian dapat di lakukan dengan pembersihan tanaman air dan rawa-rawa
yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau
mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk dan
membersihkan semak-semak di sekitar rumah dan dengan adanya ternak
seperti sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada
manusia apabila kandang ternak di letakkan jauh dari rumah.

c. Pencegahan secara kimia.

Penggunaan insektisida secara tidak tepat untuk pencegahan dan


pengendalian infeksi dengue harus dihindarkan. Selama periode sedikit atau
tidak ada aktifitas virus dengue, tindakan reduksi sumber larva secara rutin,
pada lingkungan dapat dipadukan dengan penggunaan larvasida dalam wadah
yang tidak dapat dibuang, ditutup, diisi atau ditangani dengan cara lain.

2.3 Kutu

2.3.1 Morfologi Kutu

Kutu adalah ektoparasit yang kecil, tidak bersayap, dari unggas dan
mamalia. Serangga ini sering kali dibagi menjadi dua ordo yang terpisah yaitu
Mallophaga (kutu pengigit) dan Anoplura (kutu penghisap). Sub ordo Anoplura
mengandung beberapa jenis sebagai parasit pada hewan-hewan peliharaan dan
dua jenis yang menyerang manusia. Serangga-serangga ini adalah ektoparasit
yang mengganggu, dan beberapa vektor penyakit yang penting. Banyak kutu
pengigit (sub family amblycera dan ishnocera) adalah hama hewan-hewan
peliharaan, terutama unggas. Kutu-kutu ini menyebabkan iritasi yang
menyakitkan, dan hewan- hewan yang terinfestasi kesehatan dan berat
badannya menurun. Kutu yang berbeda jenis menyerang tipe-tipe unggas dan
mamalia peliharaan yang berbeda, dan tiap-tiap jenis biasanya menginfestasi
suatu bagian tubuh induk semang. Tidak satupun kutu penggigit dikenal
menyerang manusia.
Kutu mengacu pada berbagai artropoda berukuran kecil hingga sangat
kecil. Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil (seperti kutu air),
serangga (seperti kutu kepala dan kutu daun), serta — secara salah kaprah —
berbagai anggota Acarina (tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat
dengan laba-laba daripada serangga). Semua disebut "kutu" karena ukurannya
yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam istilah ini tidak memiliki arti
taksonomi. Dalam arti lebih sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap
dan berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea (kutu yang
melompat, ordo Siphonaptera) dan louse (kutu yang lebih suka merayap,
kebanyakan ordo Phtiraptera yangn semuanya adalah parasit). Dalam bahasa
Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari
kerabat wereng (ordo Hemiptera) dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk
menjelaskan, diberi keterangan di belakang kata "kutu". Para biologiwan
berusaha mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun
menyadari terdapat kesulitan dalam penerapannya.
2.3.2 Siklus Hidup Kutu
Siklus hidup Sarcoptes scabiei dari telur hingga dewasa berlangsung
selama satu bulan. Sarcoptes scabei memiliki empat fase kehidupan yaitu telur,
larva nimfa dan dewasa. Berikut ini siklus hidup Sarcoptes scabiei :
1. Betina bertelur pada interval 2-3 hari setelah menembus kulit .
2. Telur berbentuk oval dengan panjang 0,1-0,15 mm
3. Masa inkubasi selama 3-8 hari. Setelah telur menetas, terbentuk larva
yang kemudian bermigrasi ke stratum korneum untuk membuat
lubang molting pouches. Stadium larva memiliki 3 pasang kaki.
4. Stadium larva terjadi selama 2-3 hari. Setelah stadium larva berakhir,
terbentuklah nimfa yang memiliki 4 pasang kaki.
5. Bentuk ini berubah menjadi nimfa yang lebih besar sebelum berubah
menjadi dewasa. Larva dan nimfa banyak ditemukan di molting
pouches atau di folikel rambut dan bentuknya seperti tungau dewasa
tapi ukurannya lebih kecil. Perkawinanterjadi antara tungau jantan
dengan tungau betina dewasa.
6. Tungau betina memperluas molting pouches untuk menyimpan
telurnya. Tungau betina mempenetrasi kulit dan menghabiskan
waktu sekitar 2 bulan di lubang pada permukaan.
Macam-Macam Kutu:
a. Pediculus humanus corporis (Kutu Badan)

Pediculus humanus corporis, adalah spesies penting yang menyebabkan


penyakit pada manusia terutama di daerah dingin yaitu: Epidemic (louse borne)
typhus, trench fever dan relapsing fever. Diperkirakan kutu badan adalah kutu
kepala yang turun kebawah. Kutu badan berukuran jantan 2-3mm dan betina 2-
3 mm, banyak terdapat didaerah dingin, sedagkan di daerah tropis kebanyakan
kutu kepala. Kutu badan adalah merupakan vektor penyakit tiphus yang hanya
terjadi di daerah dingin, karena kutu badan adalah satu-satunya vektor. Tetapi
kutu kepala dapat merupakan hospes cadangan untuk organisme tiphus dan
berpotensi untuk menularkannya. Kutu badan adalah kutu yang “aneh” karena
hidupnya pada baju (di daerah dingin orang memakai baju rangkap lebih dari 2
dan lama tidak dicuci karena orang jarang berkeringat), apabila hawa dingin
maka dia bergerak ke tubuh hospes, jadi biasanya kutu ini tinggal di pakaian
lapis pertama. Telur kutu badan diletakkan pada serat baju dan menetas sekitar
1 minggu kemudian, segera membentuk nynpa dan akan menjadi dewasa bila
dekat dengan badan hospes. Apabila baju tidak dipakai beberapa hari maka kutu
akan mati.
b. Pediculus humanus capitis (Kutu Rambut)

Kutu kepala/rambut cenderung lebih kecil dari kutu badan, dengan


ukuran 1-1,5 mm yang jantan dan yang betina 1,8-2,0 mm. Kutu rambut kepala
betina dewasa dapat menghasilkan telur hingga 300 butir selama hidupnya.
Telur berbentuk oval berwarna putih dan biasa disebut ”lisa”. Ukuran telur
0,8x0,3 mm, dimana telur ini melekat pada rambut. Biasanya kutu ini menyerang
bagian belakang leher dan belakang telinga. Mereka mudah ditularkan dengan
bersinggungan kepala, walaupun dalam kondisi rambut yang bersih. Kasus ini
sering terjadi diantara anak sekolah dan infestasi yang berat terjadi pada kondisi
yang padat (anak sekolah berkumpul) dan sanitasi yang kurang baik. Kutu
merebak dengan sentuhan dari satu kepala manusia pada kepala manusia lain.
Kutu bergerak sepanjang rambut dari kepala orang yang mempunyai kutu ke
rambutorang lain. Kutu tidak dapat terbang atau meloncat dan tidak merangkak
pada perabot atau antara tempat duduk mobil. Kutu tidak dapat hidup di luar
kepala manusia lebih dari beberapa jam.

2.3.2 Penyakit Akibat Kutu

Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite)


Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran
sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis.
Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga mudah
menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke manusia dan sebaliknya.
Scabies mudah menyebar baik secara langsung melalui sentuhan langsung
dengan penderita maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk,
bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan belum dibersihkan
dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya. Scabies menyebabkan rasa gatal pada
bagian kulit seperti sela-sela jari, siku, selangkangan. Scabies identik dengan
penyakit anak pondok. penyebabnya adalah kondisi kebersihan yang kurang
terjaga, sanitasi yang buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan
kurang mendapat sinar matahari secara langsung.

Penyakit kulit scabies menular dengan cepat pada suatu komunitas yang
tinggal bersama sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara
serentak dan menyeluruh pada semua orang dan lingkungan pada komunitas
yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual
maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.
2.3.4 Pengobatan

Preparat sulfur presipitatum 5 –10 % efektif terhadap stadium larva, nimfa


dan dewasa tetapi tidak membunuh telur. Karena itu pengobatan minimal
selama 3 hari agar larva yang menetas dari telurnya dapat pula dimatikan oleh
obat tersebut. Gamma benzene heksaklorida efektif untuk semua stadium tetapi
tidak dapat digunkan untuk anak dibawah enam tahun karena neurotoksik.

Permetrin dalam bentuk krim 5% efektif untuk semua stadium dan relative
aman untuk digunakan pada anak-anak. Obat lain yang efektif untuk semua
stadium adalah benzyl benzoat 20 – 55% dan krotamiton, tetapi obat ini relative
mahal.
Agar pengobatan berhasil baik, factor yang harus diperhatikan adalah
jelaskan cara pemakaian obat pada pasien bahwa krim harus dioleskan bukan
hanya pada lesi tetapi keseluruh tubuh mulai dari leher hingga ke hari kaki
selama 12 jam. Perhatian harus diberikan kepada area intertriginosa termasuk
lipatan intergluteal, ibu jari kaki dan subungual. Bila krim terhapus sebelum
waktunya, maka krim harus dioleskan lagi. Selain itu obati orang yang kontak
dengan penderita dan pada lesi dengan infeksi sekunder berikan antibiotic.
Pakaian, seprei dan sarung bantal harus dicuci dan disetrika dengan baik. Kasur,
bantal, guling paling sedikit 2 kali seminggu, ventilasi rumah diperbaiki agar
cahaya matahari dapat masuk.

2.3.5 Pencegahan

2.3.5.1 Pencegahan Kutu Rambut

a. Mulailah dengan Mempraktikkan Kebiasaan Baik

Benda-benda yang menyentuh rambut sangat mungkin menjadi


perantara penyebaran kutu rambut. Jangan pernah tergoda untuk berbagi
barang milik pribadi, terutama sisir, aksesoris rambut, topi atau helm, syal dan
mantel, handuk, serta headset.

Ruang penyimpanan yang dipakai bersama misalnya lemari, loker, atau


laci dapat menjadi tempat berkembang biaknya kutu rambut. Apabila terdapat
benda yang disimpan di situ, misalnya pakaian, penyebaran kutu akan semakin
meluas melalui benda tersebut.
b. Jangan Suka Menempelkan Kepala

Beberapa orang, khususnya anak-anak, sering saling mendekatkan kepala


mereka sembari berinteraksi. Apabila salah satu dari mereka ada yang berkutu,
kemungkinan besar kutunya sudah sempat menyebar ke rambut temannya.

Jika Anda memiliki anak yang masih kecil, ingatkan dia untuk tidak ikut-
ikutan permainan atau aktivitas lain yang melibatkan kontak antar rambut
dengan temannya. Bagi orang dewasa pun prinsipnya sama, jagalah jarak kepala
Anda terutama dengan teman yang dicurigai memiliki kutu rambut.

c. Ketahuilah Tanda Saat Kutu Sudah Bersarang

Tidak selalu mudah mengetahui siapa yang memiliki kutu rambut.


MenurutCenter for Disease Control and Prevention yang berpusat di Amerika
Serikat, kadang butuh waktu sampai 6 minggu untuk kutu rambut menunjukkan
tanda-tanda keberadaannya.

Rasa gatal dan perasaan seperti ada sesuatu yang bergerak di kepala
adalah tanda yang paling sering dialami. Mungkin juga orang lain yang pertama
melihat keberadaan kutu di rambut, biasanya berupa telur kecil berwarna putih.
Jika ada orang yang Anda kenal memiliki tanda-tandanya, jaga jarak dan jangan
berbagi benda-benda pribadi bersamanya.

2.3.5.2 Pencegahan Kutu Badan

Sangat penting bagi setiap orang untuk selalu menjaga kebersihan,


kerapian, dan eksehatan agar penyakit skabies tidak datang. Jika sudah terlanjur
menyerang maka Anda ahrus pergi ke dokter.  Dapat dokter umum namun lebih
baik dokter ahli kulit langsung agar dapat segera dideteksi tepat.
Kemudian jangan lupa bersihkan segala pakaian dan juga ganti alas untuk
tempat tidur Anda dengan yang bersih. Lebih baik ketika mencuci menggunakan
air bersuhu tinggi atau hangat agar kutu langsung mati. Tidak lupa untuk mandi
dua kali sehari dengan menggunakan sabun antikuman.

Dan terakhir, ketika salah satu anggota di keluarga Anda merasa gatal-
gatal maka segera periksakan ke dokter. Jika menderita penyakit skabies maka
lebih baik jika yang memeriksakan diri seluruh anggota keluarga.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpuan
Dalam makalah ini, kita membahas tentang Arthropoda yang dibagi
atas:
- Caplak penyebab kudis
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah,iritasi dan rasa
gatal pada kulit yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku,
selangkangan, dan lipatan paha.
- Nyamuk ada beberapa yaitu Nyamuk Aedes Aegypti, Anopheles
sp dan Culex sp
- Kutu
Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini juga
mudah menular dari manusia ke manusia , dari hewan ke
manusia dan sebaliknya. Scabies mudah menyebar baik secara
langsung melalui sentuhan langsung dengan penderita
maupun secara tak langsung melalui baju, seprai, handuk,
bantal, air, atau sisir yang pernah digunakan penderita dan
belum dibersihkan dan masih terdapat tungau Sarcoptesnya.

3.2 Saran

- Sebelum membuat makalah, sudah memahami dan menguasai


materi yang akan dibuat makalah

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9550906/makalah_Parasitologi

http://www.ilmuternak.com/2014/03/makalah-penyakit-parasit-
caplak_21.html

Borror, D. J., C. A. Triplehorn & N. F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran


Serangga. Ed. 6. Penerjemah:S. Partosoedjono. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Harvey, M. S & A. L. Yen. 1989. Worms to Wasps, an Illustrated Guide to


Australia’s Terrestrial Invertebrates. Oxford University Press.

Kadarsan, S., A. Saim, E. Purwaningsih, H. B. Munaf, I. Budiarti & S. Hartini.


1983.Binatang

Parasit. Lembaga Biologi Nasional-LIPI. Bogor.

Kendall, D. A. 2008. Mites & Ticks in Insect & Other arthropod. www.kendall-


bioresearch.co.uk/mite. htm.

https://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda

Anda mungkin juga menyukai