Anda di halaman 1dari 21

Nama

: Mohammad Fadhiel

NIM

: 04121001100

PITIRIASIS VERSIKOLOR
Definisi

Pitiriasis Versikolor (PV) adalah penyakit kulit superfisial yang disebabkan oleh jamur yang
ditandai dengan hipopigmentasi atau hiperpigmentasi makula sampai patches. Infeksi jamur
yang terjadi terbatas pada stratum korneum epidermis.
Etiologi

PV disebabkan oleh jamur dimorfik lifofilik dari genus Malassezia, yang dahulu disebut
Pityrosporum. Genus malassezia terdiri dari sebelas spesies, yang umumnya ditemukan
sebagai flora normal pada kulit manusia dalam bentuk spora. malassezia furfur dan
malassezia globosa merupakan penyebab tersering penyakit ini.
Daerah predileksi

Paling sering pada dada, punggung regio skapula, abdomen, dan ekstremitas atas. Daerah
wajah, kulit kepala dan daerah genitalia jarang terkena.
Faktor predisposisi

Faktor eksogen

Peningkatan kelembaban
Peningkatan suhu
Peningkatan kadar karbondioksida

Faktor endogen

Jenis kulit berminyak


Hiperhidrosis
Faktor genetik
Pengobatan dengan steroid
Imunodefisiensi

Gambaran Klinis

Gambaran klinis berupa makula sampai patches dengan hipo/hiperpigmentasi. Makula


cenderung untuk bersatu membentuk patches dengan bentuk iregular. Terdapat sisik/skuama
halus seperti debu (furfuraceous). Pasien juga biasanya mengeluh gatal ringan.
Patogenesis

Hipopigmentasi
M furfur menghasilkan metabolit berupa asam azelaik (asam dikarbosilat) yang dapat
menghambat tirosinase (prekursor melanin) sehingga menyebabkan kerusakan melanosit.
Selain itu M furfur juga menyintesis pityriacitrin yang dapat menyerap sinar UV
menyebabkan kerusakan terus menerus pada melanosit sehingga menyebabkan lesi
hipopigmentasi yang menetap beberapa bulan sampai tahun.
Hiperpigmentasi
Lesi hiperpigmentasi diduga disebabkan oleh penebalan stratum korneum. Selain itu
serbukan sel radang yang lebih banyak pada lesi ini menunjukkan bahwa peradangan pada
lesi ini lebih berat sehingga menyebabkan pembesaran melanosom yang dibuat oleh
melanosit pada stratum basal epidermis. Lesi berwarna merah muda/merah kecoklatan
dihubungkan dengan reaksi peradangan.
Gatal
Sensasi gatal timbul akibat
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan KOH 10% melalui kerokan kulit ditemukan gambaran spora dan hifa
Malassezia menyerupai short cigar-butt hyphae atau miselium dengan gambaran

spaghetti and meatball dengan mikroskop pembesaran 10-40 kali.


Pemeriksaan dengan lampu Woods, menggunakan lampu Wods dengan panjang
gelombang 365 nm, ditemukan gambaran fluororesensi kuning terang atau keemasan.
Kadang pada beberapa kasus lesi kulit yang timbul lebih gelap daripada kulit yang
tidak terinfeksi sehingga tidak menunjukkan gambaran fluororesensi pada lampu
Woods.

Penegakan diagnosis

Gambaran klinis pada PV


Pemeriksaan KOH 10% melalui kerokan kulit ditemukan gambaran spora dan hifa
Malassezia menyerupai short cigar-butt hyphae atau miselium dengan gambaran

spaghetti and meatball dengan mikroskop pembesaran 10-40 kali.


Pemeriksaan dengan lampu Woods, ditemukan gambaran fluororesensi kuning terang
atau keemasan.

Pengobatan

Topikal
1. Solutio selenium sulfide 2,5% dioleskan pada lokasi lesi selama sepuluh menit
kemudian bilas. Gunakan 3-4 kali seminggu. Pada lesi generalisata dapat digunakan
setiap hari kemudian tappering off selama 1-2 bulawn sebagai terapi maintenance.
2. Sampo ketokonazol 2% dioleskan selama 5 menit kemudian cuci, lakukan selama 3
hari berturut-turut.
3. Solusio terbenafin 1% dioleskan dua kali sehari selama 7 hari.
Pengobatan sistemik (oral), dilakukan bila lesi luas, sering rukuren atau dengan pengobatan
topikal gagal.
1. Ketokonazol

KALPANAX
Kalpanax cair adalah obat pemakaian luar yang mengandung kombinasi anti jamur yang
bekerja sinergis.
Asam Salisilat berfungsi sebagai keratolitik yang dapat meningkatkan absorbsi obat atau zat
aktif di kulit.
Asam Benzoat berfungsi untuk menghambat aktivitas jamur (fungistatik).
Iodine bebas bersifat fungiside yang dapat membunuh jamur dan kombinasinya dengan asam
benzoat akan memperkuat efek anti jamur.
Kalpanax cair efektif untuk mengobati panu, kadas, kurap, dan gatal jamur lainnya.

Oleskan dengan kapas 2-3 kali/hari sesudah mandi.


Composition
Kalpanax Cair
Asam

4%

salisilat
Asam

4%

benzoat
Iodine bebas

0,5%

Kalpanax Krim
Miconazole nitrate 2%
Pharmacology
Kalpanax Cair
Iodine bebas adalah senyawa kimia yang bersifat fungiside (membunuh jamur) dan antiseptik
kuman.
Asam salisilat berfungsi mengelupaskan lapisan tanduk (keratolitik) sehingga obat dapat
mudah menembus jaringan kulit.
Asam benzoat berfungsi membuat jamur tidak berkembang (fungistatik).
Kombinasi asam benzoat dan iodine berefek sinergis untuk membunuh jamur.
Kalpanax Krim
Mikonazol memiliki aktifitas antifungi terhadap dermatofit dan ragi, serta memiliki
aktifitas antibakteri terhadap basil dan kokus gram negatif dan positif
Penetrasi ke dinding sel jamur, merubah membran sel dan mempengaruhi enzim
intraseluler dan biosintesa ergosterol.
Indication
Kalpanax Cair

Mengobati penyakit panu, kadas, kurap, dan gatal jamur lainnya.


Kalpanax Krim
Infeksi kulit yang disebabkan oleh dermatofit atau ragi, jamur lainnya seperti:
pityriasis versikolor (panu)
tinea korporis (kurap di leher & badan)
tinea cruris (kurap di selangkangan)
tinea pedis (kutu air di telapak kaki)
Contra Indication
Penderita yang alergi terhadap Mikonazol atau bahan lainnya dalam krim Kalpanax K
Warning
Untuk pemakaian luar.
Bila terjadi reaksi hipersensitivitas atau iritasi, obat harus dihentikan.
Tidak boleh kontak dengan mukosa mata.
Penggunaan topikal belum pernah dilaporkan diabsorbsi sistemik, namun hati-hati
penggunaan pada wanita hamil.
Penyakit panu mengakibatkan gangguan pigmentasi kulit. Setelah pengobatan gangguan
pigmentasi belum kembali normal, untuk itu dianjurkan berjemur di pagi hari.
Adverse Reaction
Kalpanax Cair
Pemakaian dengan cara digosok dapat menyebabakan iritasi kulit.
Kalpanax Krim
Biasanya dapat ditoleransi dengan baik. Pada orang yang terlalu sensitif (sangat jarang
terjadi) dapat timbul iritasi dan hipersensitivitas kulit.
Dosage
Oleskan 2-3 kali/hari, setiap selesai mandi dan sebelum tidur malam.

Direction
Kalpanax Cair
Bersihkan bagian tubuh yang akan diobati kemudian tuangkan Kalpanax Cair pada segumpal
kapas dan oleskan kapas tersebut secara lembut dan merata pada bagian tubuh tersebut.
Kalpanax Krim
Dioleskan pada kulit yang terkena penyakit jamur, 2 kali sehari. Gosokkan krim dengan jari
sampai krim menyerap ke dalam kulit.
Lamanya terapi bervariasi antara 2-6 minggu tergantung dari tempat dan berat ringannya
penyakit.
Agar penyakit tidak kambuh lagi, pengobatan harus dilanjutkan 10 hari setelah semua gejala
hilang.
Stability
Simpan pada suhu kamar di bawah 30 derajat Celcius.
Presentation
Botol @ 15 ml.

A. Anatomi dan histologi Kulit


ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasi dari lingkugan
hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira-kira 15 % berat badan.
Kulit mempunyai variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya : kulit yang longgar dan elastis
terdapat pada palpebra, bibir dan prepitium.
Kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang
tipis terdapat pada muka, yang lembut dan leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat
pada kepala.
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama :

1. Lapisan epidermis / kutikel


2. Lapisan dermis / kutisvera
3. Lapisansubkutis

Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan
adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak.
1. Lapisan epidermis
a. Stratum korneum (lapisantanduk)
Lapisan kulit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati,
tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk)
b. Stratum lusidum
Terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng
tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjad iprotein yang disebut
eleidin.Tampak lebih jelas pada telapak tangan dan kaki
c. Stratum granulosum ( lapisankeratohialin)
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti diantaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin. Mukosa
biasanya tidak mempunyai lapisan ini. Stratum granulosum juga tampak jelas di
telapak tangan dan kaki
d. Stratum spinosum (stratum malphigi) / prickle cell layer (lapisanakanta)
Terdiri atas beberapa sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda
karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak

mengandung glikogen, dan inti terletak di tengah tengah. Sel sel ini makin dekat
permukaan makin gepeng bentuknya.
Diantara sel stratum spinosum terdapat jembatan antarsel (intercellular bridge)
yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril / keratin. Perlekatan antar jembatan ini
membentuk penebalan kecil yang disebut nodulus bizzozero. Diantara sel - sel
stratum spinosum mengandung banyak glikogen
e. Stratum basale
Terdiri atas sel sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar. Merupakan lapisan epidermis
yang paling bawah. Sel - sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi reduktif.
Lapisan ini terdiri atas 2 jenis sel yaitu :
a) Sel sel berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan
besar, di hubungkan dengan jembatan antarsel
b) Sel pembentuk melanin (melanosit) / clear cell berwarna muda, dengan
sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen
( melanosomes)
2. Lapisan dermis
Lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini
terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selulaer dan
folikel rambut. Di bagi menjadi 2 bagian :
a. Pars papilare
Bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh
darah
b. Pars retikuler
Bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas
serabut serabut penunjang misalnya : serabutkolagen, elastin, dan retikulin.
Dasar (matriks) lapisan ini terdriri atas cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblas.
Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan (bundel) yang
mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur
dengan bertambahnya umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin
mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan
mudah mengenbang serta lebih elastis.

3. Lapisansubkutis
Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel sel lemak di
dalamnya, sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir
sioplasma lemak yang bertambah.
Sel sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lainya oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi
sebagai cadangan makanan. Di lapisan lapisan ini terrdapat ujung ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama,
bergantung lokasinya.
Vaskularisasi di kulit di atur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di atas dermis
( pleksus superficialis) dan terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus di dermis
bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang terletak di
subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh
darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran
getah bening.
ADNEKSA KULIT
Adneksa kulit terdiri atas kelenjar- kelnjar kulit, rambut , dan kuku.
1. Kelenjarkulit,
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, yang terdiri atas :
a. Kelenjar keringat
a) Kelenjar ekrin : kecil, di dermis, di pengaruhi oleh saraf kolinergik, factor
panas, dan stress emosional
b) Kelenjar apokrin : besar, sekret, dipengaruhi oleh saraf adrenergic
b. Glandula sebasea
Terletak di seluruh permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki.
Kelenjar sebasea disebut juga kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan
sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel sel kelenjar.
Kelenjar ini biasanya terletak di samping akar rambut dan muaranya terdapat
pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida,
asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi
oleh hormon androgen
2. Kuku

Adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Kecepatan
tumbuh kuku kira-kira 1 mm per minggu Terdapat bagian bagian dari kuku terdiri
atas :
a. Nail root : bagian yang terbenam dalam kulit
b. Nail plate :bagianterbukadiatasjaringanlunak
c. Nail groove : alur kuku
d. Eponikium : kulit tipis yang menutupi kuku bagian proksimal disebut
e. Hiponikium : kulit yang di tutupi bagian kuku bebas disebut

3. Rambut
Terdiri atas akar rambut dan batang rambut. Macam macam tipe rambut :
a. Lanugo : rambut halus , tidak mengandung pigmen, terdapat pada bayi
b. Terminal : lebih kasar, banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada
orang dewasa
Rambut tumbuh secara siklik, melalui fase fase, yaitu :
a. Fase anagen : pertumbuhan 2-6 tahun
b. Fase telogen : istirahat
c. Fase katagen : involusi temporer

FISIOLOGI KULIT
1. Fungsi Proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap :
a. Gangguan fisis/ mekanis Mis.tekanan, gesekan, tarikan
b. Gangguan kimiawi, misalnya :zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan.
Contoh : lisol, karbol, dll
c. Gangguan yang bersifat panas, mis.radiasi,sengatan sinar ultraviolet
d. Gangguan infeksi luarkuman/bakteri maupun jamur
Hal tersebut dimungkinkan karena adanya :
a. Bantalan lemak tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang
yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
b. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena stratum korneum yang
impermeabel terhadap pelbagai zat kimia dan air, dismping itu terdapat lapisan
keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. (terbentuk
dari hasil eskresi keringat dan sebum)
c. Keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-6.5 , sehingga
merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur
d. Proses keratinisasi sebagai sawar mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri
secara teratur
2. Fungsi Absorbsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan
yang mudah menguap lebih

mudah diserap, begitupun yang larut lemak.

Permeabilitas kulit terhadap O2,CO2,dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil
bagian pada fungsi respirasi.

Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan,
metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis
atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi/sisa metabolisme
dalam tubuh berupa NaCl,urea, as.urat,amonia.
4. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis :
a. Terhadap rangsangan panasbadan-badan Ruffini di dermis dan subkutis
b. Terhadap rangsangan dinginbadan-badan Krause di dermis
c. Terhadap rabaan halusbadan taktil Meissner di papilla dermis
d. Terhadap rabaan kasarbadan Merkel Ranvier di epidermis
e. Terhadap tekananbadan Paccini di epidermis

5. Fungsi Pengatur Suhu Tubuh


Kulit melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot
berkontraksi) pembuluh darah kulit

6. Fungsi Pembentukan Pigmen


Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lappisan basal, dan sel ini berasal dari
rigi saraf. Pada pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit,
disebut pula sebagai clear cell.
Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase,ion Cu dan O2.
Pajanan sinar matahari memperngaruhi produksi melanosom.
Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit, sedangkan ke lapisan
dibawahnya dibawa oleh sel melanofag (melanofor)
Nb: warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga
oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.
7. Fungsi Keratinisasi
Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan
berpindah keatas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel
menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti
menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung
seumur hidup.
8. Fungsi Pembentukan Vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar
matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit.D tidak cukup hanya dari hal tersebut,
sehingga pemberian vit.D sistemik masih tetap diperlukan.
Nb: pada manusia kulit dapat pula mengespresikan emosi karena adanya pembuluh
darah, kelenjar keringat, dan otot-otot dibawah kulit.

B. Effloresensi Kulit
Efloresensi kulit dapat berubah pada waktu berlangsungnya penyakit. Proses tersebut dapat
merupakan akibat biasa dalam perjalanan proses patologik. Kadang-kadang perubahan ini
dapat dipengaruhi keadaan dari luar, misalnya trauma garukan dan pengobatan yang

diberikan, sehingga perubahan tersebut tidak biasa lagi. Dalam hal ini, gambaran klinis
morfologik penyakit menyimpang dari biasanya dan sulit dikenali. Untuk mempermudah
dalam pembuatan diagnosis, ruam kulit dibagi menjadi beberapa kelompok :

a. Ruam kulit primer


1)

Makula adalah efloresensi primer yang berbatas tegas, hanya berupa perubahan warna

kulit tanpa perubahan bentuk, seperti pada tinea versikolor, morbus Hansen, melanoderma,
leukoderma, purpura, petekie, ekimosis

.2)

Eritema adalah kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler

yang reversible.
3)

Papula adalah penonjolan superficial pada permukaan kulit dengan massa zat padat,

berbatas tegas, berdiameter < 1cm.

4)

Nodus adalah massa padat sirkumskrip, terletak di kutan atau subkutan, dapat

menonjol. (jika diameter < 1 cm disebut nodulus).

5)

Vesikula adalah gelembung yang berisi cairan serum, beratap, mempunyai dasar

dengan diameter < 1 cm misalnya pada varisela, herpes zoster.

6)

Bula adalah vesikel dengan diameter > 1 cm, misal pada pemfigus, luka bakar. Jika

vesikel/bula berisi darah disebut vesikel/bula hemaragik . Jika bula berisi nanah disebut bula
purulen.
7)

Pustula adalah vesikel berisi nanah, seperti pada variola, varisela, psoriasis pustulosa.

8)

Urtika adalah penonjolan di atas kulit akibat edema setempat dan dapat hilang

perlahan-lahan, misalnya pada dermatitis medikamentosa dan gigitan serangga.

9)

Tumor adalah penonjolan di atas permukaan kulit berdasarkan pertumbuhan sel atau

jaringan tubuh.
10) Kista adalah penonjolan di atas permukaan kulit berupa kantong yang berisi cairan
serosa atau padat atau setengah padat, seperti pada kista epidermoid.
11)

Plak (plaque) adalah peninggian di atas permukaan kulit, permukaannya rata dan

berisi zat padat (biasanya infiltrate), diameternya 2 cm atau lebih. Contonya papul yang
melebar atau papulpapul yang berkonfluensi pada psoriasis.
12)

Abses adalah kumpulan nanah dalam jaringan / dalam kutis atau subkutis.

b. Ruam kulit sekunder


1) Skuama adalah pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kulit. Dapat berupa sisik halus
(TV), sedang (dermatitis), atau kasar (psoriasis). Skuma dapat berwarna putih (psoriasis),
cokelat (TV), atau seperti sisik ikan (iktiosis).
2) Krusta adalah onggokan cairan darah, kotoran, nanah, dan obat yang sudah mengering di
atas permukaan kulit, misalnya pada impetigo krustosa, dermatitis kontak. Krusta dapat
berwarna hitam (pada jaringan nekrosis), merah (asal darah), atau cokelat (asal darah,
nanah, serum).

3) Erosi adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh kehilangan jaringan yang tidak
melampui stratum basal.

4) Ekskoriasi adalah kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris sehingga kulit tampak
merah disertai bintik-bintik perdarahan. Ditemukan pada dermatitis kontak dan ektima.
5) Ulkus adalah kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi
dan isi. Misal ulkus tropikum, ulkus durum.
6) Rhagaden adalah belahan-belahan kulit dengan dasar yang sangat kecil/dalam misal
pada keratoskisis, keratodermia.
7) Parut (sikatriks) adalah jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang
sudah hilang. Jaringan ikat ii dapat cekung dari kulit sekitarnya (sikatriks atrofi), dapat
lebih menonjol (sikatriks hipertrofi), dan dapat normal (eutrofi/luka sayat). Sikatriks tampak
licin, garis kulit dan adneksa hilang.

8) Keloid adalah hipertrofi yang pertumbuhannya melampaui batas.


9) Abses adalah efloresensi sekunder berupa kantong berisi nanah di dalam jaringan.
Misalnya abses bartholini dan abses banal.
10)

Likenifikasi adalah penebalan kulit sehingga garis-garis lipatan/relief kulit tampak

lebih jelas, seperti pada prurigo, neurodermatitis.


11)

Guma adalah efloresensi sekunder berupa kerusakan kulit yang destruktif, kronik,

dengan penyebaran pertiginosa. Misal pasa sifilis gumosa.


12)

Hiperpigmentasi adalah penimbunan pigmen berlebihan sehingga kulit tampak lebih

hitam dari sekitarnya. Misal pada melasma, dan pasca inflamasi.


13)

Hipopigmentasi adalah kelainan yang menyebabkan kulit menjadi lebih putih dari

sekitarnya, misalnya pada skleroderma dan vitiligo.


c. Ruam kulit khusus
1) Kanalikuli adalah ruam kulit berupa saluran-saluran pad stratum korneum, yang timbul
sejajar denga permukaan kulit, seperti yang terdapat pada skabies.
2) Milia (= White head) adalah penonjolan di atas permukaan kulit yang berwarna putih,
yang ditimbulkan oleh penyumbatan saluran kelenjar sebasea, seperti pada akne sistika.

3) Komedo (=Black head) adalah ruam kulit berupa bintik-bintik hitam yang timbul akibat
proses oksidasi udara terhadap sekresi kelenjar sebasea dipermukaan kulit, seperti agne.
4)

Eksantema adalah ruam permukaan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat dan

tidak berlangsung lama, biasanya didahului demam, seperti pada demam berdarah.
5) Roseola ialah eksantema lentikuler berwarna merah tembaga seperti pada sifilis dan
frambusia.
6) Purpura yaitu perdarahan di dalam/di bawah kulit yang tampak medikamentosa
7) Lesi target. Terdiri dari 3 zona yang berbentuk lingkaran, lingkaran pertama
mengandung purpura atau vesikel di bagian tengah yang dikelilingi oleh lingkaran pucat
(lingkaran kedua), lingkaran ketiga adalah lingkaran eritema. Lesi target biasanya dijumpai di
telapak tangan penderita eritema multiforme (gambaran seperti mata sapi).
8) Burrow adalah terowongan yang berkelok-kelok yang meninggi di epidermis superficial
yang ditimbulkan oleh parasit.
9) Teleangiektasi adalah pelebaran pembuluh darah kecil superficial (kapiler, arteriol, dan
venul) yang menetap pada kulit.
10)

Vegetasi adalah pertumbuhan berupa penonjolan-penonjolan bulat atau runcing

menjadi satu.
Reference
1. Dollery C, Boobis AR, Burley D et al, editors. Therapeutic Drugs. London: Churchill
Livingstone, 1991.p. S5-S7.
2. Goodman LS, Gilman A, editors. The Pharmacological Basis of 3rd ed. New York:
The Macmillan Company, 1966.p. 1052.
3. American Medical Associated. Drug Evaluations Annual 1993. Chicago:
TheAssociation, 1993. p. 1587.
4. http://id.kalbe.co.id/ProdukdanJasa/ProdukKesehatan/ProdukAZ/tabid/403/ID/727/K
ALPANAX.aspx

Anda mungkin juga menyukai