akan
terjadi
perdarahan
dan
kerusakan
uretra
yang
dapat
dan frekuensi berkemih pun berkurang. Dysuria juga merupakan manifestasi klinis
dari Infeksi Saluran Kemih (ISK), salah satu penyebabnya yaitu efek pemasangan
kateter yang sering dilakukan memicu adanya bakteri yang masuk ke uretra. Infeksi
pada saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri E. Coli karena saluran kemih
berdekatan dengan sumber bakteri, yaitu anus. Infeksi saluran kemih pasca
kateterisasi ini terjadi karena kuman dapat masuk melalui lumen kateter, rongga yang
terjadi antara dinding kateter dengan mukosa uretra serta akibat bentuk muara uretra
yang sulit dicapai antiseptik, sehingga kuman yang berada disini akan terdorong
kedalam kandung kemih kemudian menyebabkan inflamasi mukosa. Adanya bakteri
pada saluran kemih dan pembesaran prostat yang menekan uretra pars prostatika
mengakibatkan dysuria.
Infeksi pada saluran kemih yang disebabkan oleh bakteri E. Coli karena saluran
kemih berdekatan dengan sumber bakteri, yaitu anus. Adanya bakteri pada saluran
kemih dan inflamasi mukosa dapat menyebabkan demam. Proses terjadinya demam
dimulai dari stimulasi sel-sel darah putih (monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh
pirogen eksogen baik berupa toksin, mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sel-sel
darah putih tersebut akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen
endogen (IL-1, IL-6, TNF-, dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan
merangsang endotelium hipotalamus untuk membentuk. Prostaglandin yang terbentuk
kemudian akan meningkatkan patokan termostat di pusat termoregulasi hipotalamus.
Hipotalamus akan menganggap suhu sekarang lebih rendah dari suhu patokan yang
baru sehingga ini memicu mekanisme-mekanisme untuk meningkatkan panas antara
lain menggigil, vasokonstriksi kulit dan mekanisme volunter seperti memakai selimut.
Sehingga akan terjadi peningkatan produksi panas dan penurunan pengurangan panas
yang pada akhirnya akan menyebabkan suhu tubuh naik ke patokan yang baru
tersebut.
Infeksi saluran kemih adalah gangguan kesehatan yang menyerang pada saluran
kemih menyerang bagian atas seperti pyelonephritis dan bagian bawah seperti cystitis
atau urethritis. Infeksi saluran kemih yang paling banyak disebabkan oleh bakteri
E.coli, proteus dan klebsiella. Penyebaran ascending seperti penggunaan kateter,
hematogen dan limfogen. Infeksi saluran kemih ini dapat dicegah dengan pemberian
obat antibiotik yang berfungsi sebagai penghambat atau membunuh kuman dan
bakteri penyebab dari infeksi. Obat antibitoik yang diberikan berdasarkan resep
dokter untuk mengatasi infeksi pada saluran kemih, seperti :
1. Cotrimoxazole
Cotrimoxazole merupakan antibiotik sulfonamide kombinasi dari sulfamethoxazole
dan trimethoprime. Obat antibiotik jenis ini memiliki daya kerja yang luas dan
antibakteri
trimetophrim
sekitar
20-100
kali
lebih
kuat
dibandingkan
sulfamethoxazole. Obat antibiotik ini memilik mikroba yang peka terhadap kombinasi
seperti : S. pneumonia, C. diphteriae, N. meningitis, 50-95% strain S.aureus, S.
pyogenes, S. viridans, S. faecalis, E. coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri,
Sulfonamid/sulfamethoxazole
menghambat
masuknya
molekul
PABA (p-
Secara farmakokinetik, rasio yang ingin dicapai antara kadar sulfamethoxazole dan
trimethoprim dalam darah adalah 20:1. Karena Vd trimethoprim lebih besar daripada
sulfamethoxazole, maka pada pemberian peroral rasio sulfamethoxazole dan
trimethoprim adalah 5:1 (dengan harapan ketika mencapai darah rasionya menjadi
20:1). Trimethoprim cepat terdistribusi ke jaringan dan kira-kira 40% terikat pada
protein plasma dengan adanya sulfamethoxazole. Kira-kira 65% sulfamethoxazole
terikat pada protein plasma. Sampai 60% trimethoprim dan 25-50% sulfamethoxazole
diekskresi melalui urin dalam 24 jam setelah pemberian.
Obat antibiotik jenis ini digunakan untuk infeksi saluran kemih bagian bawah.
Dengan pemberian dosis obat 160 mg trimethoprim dan 800 mg sulfamethoxazole
setiap 12 jam selama 10 hari untuk penyembuhan. Namun jika pemberian dosis
tunggal (320 mg trimethoprim dan 1600 mg sufamethoxazole ) selama 3 hari juga
efektif untuk pengobatn infeksi saluran kemih akut yang masih cukup ringan, infeksi
kronik dan infeksi yang terjadi berulang.
Efek samping yang ditimbulkan dari obat antibiotik jenis ini adalah megaloblastosis,
leukopenia, trombositopenia (pada orang dengan defisiensi folat), dermatitis
eksfoliatif, sindroma Steven-Johnson, nekrolisis epidermal toksik (jarang), mual,
muntah, sakit kepala, dll.
2. Fluoroquinolone
Fluoroquinolone merupakan antibiotik yang memiliki spektrum terutama untuk
bakteri Gram negatif (dayanya terhadap bakteri Gram positif relatif lemah). Walaupun
dalam beberapa tahun terakhir telah dikembangkan fluoroquinolone baru yang
berdaya antibakteri baik terhadap kuman Gram positif (S. pneumoniae dan S. aureus)
serta untuk kuman atipik penyebab infeksi saluran napas bagian bawah (Chlamydia
pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Legionella). Yang termasuk ke dalam
golongan fluoroquinolone adalah ciprofloxacin, norfloxacin, levofloxacin, ofloxacin,
moxifloxacin, dll.
Fluoroquinolone mempunyai daya antibakteri yang sangat kuat terhadap bakteri E.
coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus, H. influenzae, Providencia, Serratia,
cukup
diberikan
dua
kali
sehari.
Kebanyakan
fluoroquinolone
enzimatik
-lactamase
sehingga
enzim
ini
dapat
menghidrolisis
ditargetkan untuk penyakit tertentu. akurasi ini tidak hanya akan memaksimalkan efek terapi
tetapi juga mengurangi kerusakan pada sel-sel sehat di dekatnya.
2. Lebih baik, lebih aman Obat Pertama Kalinya
Alih-alih metode trial-and-error standar yang sesuai pasien dengan obat yang tepat,
dokter akan dapat menganalisa profil genetik pasien dan meresepkan terapi obat terbaik yang
tersedia dari awal. Tidak hanya akan mengambil menebak dari menemukan obat yang tepat,
akan mempercepat waktu pemulihan dan meningkatkan keamanan sebagai kemungkinan
reaksi yang merugikan dihilangkan.Pharmacogenomics memiliki potensi untuk secara
dramatis mengurangi estimasi 100.000 kematian dan 2 juta rawat inap yang terjadi setiap
tahun di Amerika Serikat sebagai hasil dari respons obat yang merugikan.
3. Lebih akurat Metode Penentuan Dosis Obat Tepat
Metode ini mendasarkan pada berat badan dan usia akan digantikan dengan dosis
berdasarkan genetika seseorang, cara tubuh memproses obat dan waktu yang dibutuhkan
untuk memetabolisme itu. Hal ini akan memaksimalkan nilai terapi dan mengurangi
kemungkinan overdosis.
4. Advanced Skrining untuk Penyakit
Mengetahui kode genetik seseorang akan memungkinkan seseorang untuk membuat gaya
hidup yang memadai dan perubahan lingkungan pada usia dini sehingga dapat menghindari
atau mengurangi keparahan penyakit genetik. Demikian pula, kemajuan pengetahuan tentang
kerentanan penyakit tertentu akan memungkinkan pemantauan hati-hati, dan perawatan dapat
diperkenalkan pada tahap yang paling tepat untuk memaksimalkan terapi.
5. Vaksin yang lebih baik
Vaksin terbuat dari bahan genetik, baik DNA atau RNA, semua manfaat dari vaksin yang
ada tidak berbahaya. Vaksin akan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh tetapi akan mampu
menyebabkan infeksi. Vaksin akan berharga murah(ekonomis), stabil, mudah untuk
penyimpanan, dan mampu menjadi rekayasa untuk membawa beberapa strain patogen
sekaligus.
6. Perbaikan pada Discovery Obat dan Proses Persetujuan
Perusahaan pada farmasi akan dapat menemukan terapi potensial lebih mudah dengan
menggunakan target genome. Sebelumnya kandidat obat yang gagal dapat dihidupkan
kembali sebagai mereka cocok dengan populasi ceruk yang mereka layani. Proses persetujuan
obat harus difasilitasi sebagai percobaan yang ditargetkan untuk kelompok populasi genetik
tertentu, memberikan derajat lebih besar untuk sukses. Biaya dan resiko uji klinis akan
berkurang dengan menargetkan hanya orang-orang yang mampu merespon terhadap suatu
obat.
7. Penurunan Biaya keseluruhan Perawatan Kesehatan
Penurunan jumlah reaksi obat yang merugikan, jumlah uji obat yang gagal, waktu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan obat yang disetujui, lamanya waktu pasien saat pengobatan
berlangsung, efek penyakit pada tubuh (melalui deteksi dini), dan peningkatan dalam kisaran
sasaran obat yang mungkin akan mendorong penurunan bersih biaya perawatan kesehatan.
C. Apakah pharmacogenomics digunakan pada saat ini?
Untuk tingkat yang terbatas. The sitokrom P450 (CYP) enzim hati bertanggung jawab
untuk menghancurkan lebih dari 30 kelas yang berbeda obat. Variasi DNA dalam gen yang
kode untuk enzim ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk memetabolisme obatobatan tertentu. Kurang aktif atau tidak aktif bentuk enzim CYP yang tidak mampu untuk
mendobrak dan efisien menghilangkan obat dari tubuh dapat menyebabkan overdosis obat
pada pasien. Saat ini, uji klinis peneliti menggunakan tes genetik untuk variasi gen sitokrom
P450 untuk layar dan memonitor pasien. Selain itu, banyak perusahaan farmasi layar senyawa
kimia mereka untuk melihat seberapa baik mereka dipecah oleh bentuk-bentuk varian dari
enzim CYP.
peran penting dalam pengobatan kemoterapi dari leukimia umum dengan memecah kelas
senyawa yang disebut terapi "thiopurine". Sebagian kecil Kaukasia memiliki varian genetik
yang mencegah mereka dari menghasilkan bentuk aktif dari protein ini.Akibatnya,
"thiopurine" mengangkat ke tingkat beracun di pasien karena bentuk tidak aktif dari tmpt
tidak mampu untuk memecah obat. Saat ini, dokter dapat menggunakan tes genetika untuk
menyaring pasien untuk kekurangan ini, dan kegiatan tmpt dimonitor untuk menentukan
tingkat yang sesuai dosis thiopurine.
D. Apa ada hambatan untuk kemajuan pharmacogenomics?
http://www.klinikkeluarga.com/2010/10/infeksi-saluran-kemih-masalah-kesehatan.html
http://www.balipost.co.id/mediadetail.php?module=detailberitaminggu&kid=24&id=49228
oleh
Dr.
dr.
Wayan
Sudhana,
Sp.PD.-KGH,
FINASIM
dapus
Bustan,M.N.
http://nursingbegin.com/tag/kateter/
http://penyakitsalurankemih.com/antibiotik-untuk-infeksi-saluran-kemih/
http://notebooksaya.blogspot.com/2010/10/pharmacogenomics.html
Pajuriu, Agno. INFEKSI OLEH BAKTERI PENGHASIL EXTENDED-SPECTRUM BETALACTAMASE (ESBL) DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG: FAKTOR RISIKO TERKAIT
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK. 2010