Anda di halaman 1dari 29

MALASSEZIA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin


Periode Mei - 1 Juni 2018
Universitas Trisakti - RSUD Cilegon
MALASSEZIA
 Merupakan jamur dimorfik lipofilik yang tergolong flora normal dan dapat diisolasi dari
kerokan kulit yang berasal dari hampir seluruh area tubuh terutama di area yang kaya
kelenjar sebasea seperti dada,punggung dan area kepala.

 Infeksi kutaneus dengan Malassezia secara umum berupa (1) Pityriasis Versicolor
Dan (2) Pityrosporum folliculitis. Namun, dapat juga berperan pada beberapa penyakit
kulit lainnya seperti dermatitis seborroik, dermatitis atopic dan psoriasis.
Terdiri atas 12 spesies:

1. Malassezia furfur
2. Malassezia pachydermatis
3. Malassezia sympodialis
4. Malassezia glo-bosa
5. Malassezia restricta
6. Malassezia sloofiae
7. Malassezia obtuse
8. Malassezia dermatitis
9. Malassezia nana
10. Malassezia yamatoensis
11. Malassezia japonica
12. Malassezia equi
TINEA (PITYRIASIS)
VERSICOLOR
DEFINISI
 Adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang
disebabkan oleh Malassezia furfur atau Pityrosporum
Orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di
kulit, skuama halus dan disertai rasa gatal.

 Infeksi ini bersifat menahun, ringan dan biasanya


tanpa peradangan. Pityriasis Versicolor biasanya
mengenai wajah, leher, badan, lengan atas, ketiak,
paha, dan lipatan paha.

 Penyakit ini terutama terdapat pada orang dewasa


muda, dan disebabkan oleh ragi Malassezia, yang
merupakan komensal kulit normal pada folikel
pilosebaseu.
MORFOLOGI
 Merupakan “Lipophilic yeast” (jamur yang hanya bisa tumbuh pada jaringan
lemak) berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas, berdinding tebal, hifanya
berbatang pendek dan tidak lurus

 Pemeriksaan mikroskopi menunjukkan adanya untaian jamur yang terdiri dari


spora dan hifa yang saling bergabung satu sama lainnya

 Jamur ini dapat tumbuh subur di daerah-daerah dengan kelembaban tinggi, dan
memproduksi banyak keringat

 Jamur ini dapat tumbuh pada kisaran pH 5.6 pada suhu 37°C
EPIDEMIOLOGI

 Penyakit universal tapi lebih banyak dijumpai di daerah tropis,


oleh karena tingginya temperature dan kelembaban

 Menyerang hamper semua usia, terutama remaja dan dewasa


muda (dimana produksi lemak di kelenjar sebasea lebih aktif)

 Tidak ada perbedaan dengan jenis kelamin


PATOGENESIS
M. furfur di kondisi yang tepat, ia berubah dari ragi saprofit ke
bentuk miselium yang sebagian besar parasit, yang
menyebabkan penyakit klinis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi transisi nutrisi meliputi


lingkungan yang hangat dan lembab, hiperhidrosis, kontrasepsi
oral,dll.

Secara spesifik, melalui lipase Malassezia memetabolisme berbagai


asam lemak seperti asam arakidonat atau vaksinasi dan selanjutnya
melepaskan asam azelaic. Azelaic acid menghambat aksi tirosinase
dalam jalur produksi melanin, yang menghasilkan hipopigmentasi
yang terjadi pada kulit yang terkena selama berbulan-bulan, dan
kadang-kadang bertahun-tahun. M. furfur telah lama diidentifikasi
sebagai jamur penyebab panu
MANIFESTASI KLINIS  Ada dua bentuk yang sering dijumpai;
1. Bentuk makuler: berupa bercak yang agak lebar,
 Biasanya tidak ada keluhan (asimtomatis), tetapi dengan squama halus diatasnya, dan tepi tidak
dapat dijumpai gatal pada keluhan pasien. Pasien meninggi.
yang menderita Pityriasis versikolor  biasanya 2. Bentuk folikuler: seperti tetesan air, sering
mengeluhkan bercak pigmentasi dengan alasan timbul disekitar rambut.
kosmetik.
 Pada kulit yang terang lesi berupa; makula
 Biasanya ditemukan pada daerah tubuh berupa cokelat muda dengan skuama halus di
leher, ketiak, punggung dan lipatan tubuh lainnya permukaan, terutama terdapat di badan dan
lengan atas. Kelainan ini biasanya bersifat
 Kelainan kulit Pityriasis versicolor sangat superfisial asimtomatik, hanya berupa gangguan kosmetik.
dan ditemukan terutama di badan. Kelainan ini
terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni,  Pada kulit gelap penampakan yang khas berupa;
bentuk tidak teratur sampai teratur,batas jelas bercak-bercak hipopigmentasi.
sampai difus dengan ukuran lesi dapat milier,
lentikuler, numuler sampai plakat.  Variasi warna yang tergantung pada warna kulit
aslinya merupakan sebabmengapa penyakit
tersebut dinamakan “Versicolor”
Gambar 1.1 Pityriasis versicolor menunjukkan lesi hiperpigmentasi
dalam lesi kaukasia (kiri-atas) dan hipopigmentasi dalam Aborijin
Australia(kanan-atas dan bawah )
DIAGNOSA

1. ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

2. PEMERIKSAAN LANGSUNG DENGAN KOH

3. PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN SINAR WOOD


PEMERIKSAAN DENGAN KOH
1. Sebelumnya kulit dibersihkan dengan kapas alcohol 70%

2. Lalu dikerok dengan skapel steril dan jatuhnya ditampung


dalam lempeng-lempeng steril.

 Pemeriksaan ini memperlihatkan kelompok sel ragi 3. Sebagian dari bahan tersebut diperiksa langsung dengan
bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering KOH 10% yang di beri tinta parker biru hitam
terputus-putus(pendek-pendek), yang akan lebih
mudah dilihat dengan penambahan zat warna tinta 4. Diipanaskan sebentar, ditutup dengan gelas penutup dan
parker blue-black atau biru laktofenol. diperiksa  bawah mikroskop.

 Gambaran ragi dan miselium tersebut sering dilukiskan  Bila penyebabnya memang jamur,maka akan terlihat; garis
sebagai “meat ball and  spaggheti” yang memiliki indeks bias lain dari sekitarnya dan
jarak- jarak tertentu dipisahkan oleh sekat sekat atau
 Bahan-bahan kerokan kulit diambil dengan cara seperti butir-butir yang bersambung seperti kalung.
mengerok bagian kulit yang mengalami lesi.
 Pada ptyriasis versicolor hifa tampak pendek-
pendek,bercabang,terpotong-potong, lurus atau
bengkok dengan spora yang berkelompok.
PEMERIKSAAN DENGAN SINAR WOOD

 Pemeriksaan dengan sinar wood, dapat memberikan perubahan


warna seluruh daerah lesi sehingga batas lesi lebih mudah dilihat.
Daerah yang terkena infeksi akan memperlihatkan flouresensi
warna kuning keemasan sampai orange
A. Lesi ini lebih gelap karena hiperemia B. Ada makula-makula hipopigmentasi yang dipinggiran lesi
akibat respon inflamasi dan peningkatan dan seragam dengan sisik-sisik yang halus, kadang-kadang
melanin. hampir tidak dapat dilihat. Ketika lesi sangat besar, seperti
di sebelah kiri, sangat susah dibedakan dengan vitiligo.
TERAPI
1.Pengobatan topical
2.Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat yang dapat
digunakan ialah :

a.Selenium sulfide 2.5% dalam bentuk shampoo 2-3 kali seminggu. Obat digosokan pada
lesi dan didiamkan selama 7-10 menit sebelum dibilas. 

b.Ketoconazole shampoo 2% didiamkan 5 menit sebelum dibilas. Digunakan dalam 3 hari


berturut-turut

c.Terbinafine solution 1%
3.Pengobatan sistemik 
Pengobatan sistemik diberikan pada kasus pityriasis versicolor yang luas atau jika pemakaian
obat topical tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah,
a.Ketokonazol Dosis : 200 mg perhari selama 7-10 hari 
b.Flukonazol Dosis : dosis tunggal 400 mg
c.Itraconazol Dosis : 200-400 mg perhari selama 3-7 hari

4.Terapi hipopigmentasi
a.Liquor carbonas detergent 5%, salep pagi/malam 
b.Krim kortikosteroid menengah pagi dan malam
c.Jemur matahari kurang lebih 10 menit antara jam 10.00 – 15.00
PITYROSPORUM (MALASSEZIA)
FOLLICULITIS
 Ragi Malassezia diklasifikasikan sebagai mikosis superfisial
yang secara definisi tidak menyerang melewati epitel
kornifikasi. Namun, di Pityrosporum folikulitis, folikel ostia,
dan segmen tengah dan dalam dari folikel rambut dilibatkan
oleh Malassezia, yang paling umum M.furfur
MANIFESTASI KLINIS

• Banyak papul dan • Eritema perifollicular


papulopustular pada tubuh bagian
papularus atas, leher, dan lengan
berukuran 2-4 mm atas dewasa muda
monomorfik dan setengah baya
• Beberapa mungkin
• Pemeriksaan atau
memiliki dermatitis
seboroik yang terjadi
kultur KOH mungkin
bersamaan atau panu diperlukan untuk
membedakan infeksi
• Kasus-kasus terkait ini dari foliculitis
jerawat rekuren bakteri yang lebih
vulgaris umum.
Pityrosporum folikulitis
pada dada anterior.
Histopatologi. Perhatikan organisme di
fasia ostium pada pewarnaan dengan
hematoxylin dan eosin.
PENEMUAN LABORATORIUM

 Penampilan mikroskopik ragi secara klasik digambarkan


sebagai “spaghetti and meatball”, dengan spora jamur dan
pseudohyphae pendek.
PATOLOGI

 Pewarnaan dengan PAS atau methenamine silver akan


mengungkapkan ragi berbentuk tunggal oval. Ketika dinding
folikel pecah, ada hasil infiltrasi inflamasi campuran limfosit,
histiosit, dan neutrofil di sekitar folikel. Pemeriksaan
mikroskopik pustul biasanya menunjukkan bentuk ragi dan
spora, bukan hifa.
DIAGNOSIS

Diagnosis Malassezia folikulitis dibuat


atas dasar klinis, dan dikonfirmasi oleh
pemeriksaan KOH kerokan. Biopsi kulit
jarang diperlukan untuk menegakkan
diagnosis.
TERAPI

 Regimen yang umum digunakan adalah


ketoconazole oral 200 mg setiap hari selama 4
minggu, flukonazol 150 mg setiap minggu selama 2-
4 minggu, dan itrakonazol 200 mg setiap hari
selama 2 minggu.
THANK YOU…..

Anda mungkin juga menyukai