Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Yulian Bima Putra Habibi

KELAS : X AKL I

NO.ABSEN : 36

JAWABAN

1.1 Standar Prosedur K3 Perusahaan Penjualan ,SOP


Keamanan kerja yaitu unsur-unsur penunjang yang mensupport terwujudnya situasi kerja
yang aman, baik berbentuk materil ataupun non materi. Unsur penunjang keamanan yang
berbentuk materiil, yakni : pakaian, helm,kacamata dan sarungtangan.

Unsur penunjang keamanan yang berbentuk nonmaterial, yakni : buku-buku panduan


pemakaian alat, rambu-rambu dan isyarat bahaya, himbauan-himbauan dan petugas
keamanan.Prasyarat lingkungankerja yang aman, yakni :

1. Ada pembagian pekerjaan dan tanggung jawab dan wewenang yang pasti.
2. Ada ketentuan kerja yang fleksibel.
3. Ada penghargaan atas hak dan keharusan pekerja senantiasa diberikan.
4. Ada prosedur kerjasesuai sama ketentuan SOP.
Kesehatan kerja yaitu bagian dari pengetahuan kesehatan sebagai unsur-unsur yang
mendukung pada adajiwa raga dan lingkungan kerja yang sehat. Unsur penunjang kesehatan jasmani
ditempat kerja, yakni mencakup : makanan minuman bergizi saat istirahat, asuransi kesehatan
karyawan dan buku tips K3. Unsur penunjang kesehatan rohani ditempat kerja, yakni mencakup :
fasilitas dan prasarana beribadah, penyuluhan kerohaniahan teratur, tabloid kerohaniahan dan tata
laris ditempat kerja.

Keselamatan kerja yaitu beberapa ilmu dan pengetahuan yang aplikasinya sebagai unsur-
unsur penunjang seseorangkaryawan supaya selamat saat tengah bekerja dan sesudah kerjakan
pekerjaannya. Unsur penunjang keselamatan kerja, yakni ada unsure keamanan dan kesehatan
kerja, kesadaran keamanandan kesehatan kerja, cermat dalam bekerja dan melakukan prosedur
kerja.

Standar Pelayanan Penjualan


Layanan purna jual adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan setelah penyerahan produk kepada
konsumen atas pembeliannya, yang berlaku selama konsumen ada ikatan layanan atau hubungan
dalam berbagai kegiatan layanan. Unsur Pelayanan Penjualan:
1.Penampilan.
2.Tepat waktu & janji.
3.Kesediaan melayani.
4.Pengetahuan dan keahlian.
5.Kesopanan & ramah tamah.
6.Kejujuran dan kepercayaan.
7.Kepastian hukum.Keterbukaan.
8.Efisien.
9.Biaya.
10Tidak rasial.
11.Kesederhanaan.

1.2Kode Etik Penjualan


Dalam setiap menghadapi pelanggan seorang penjual perlu memahami etika dan perilaku
penjual yang meliputi:
1. Attitude Dalam Pelayanan Penampilan

Akan menambah kepercayaan diri dalam berhadapan dengan orang lain sekaligus
merupakan gambaran sikap, jika seseorang dapat memperlakukan dirinya dengan baik tentu
ia akan dapat memberikan pelayanan baik/menyenangkan. Penampilan serasi bermakna
dapat menyesuaikan pakaian, aksesori dan kosmetik yang digunakan dengan karakter
pekerjaannya. Misalnya seorang pramuniaga kosmetik dan pramuniaga sembako dengan
jelas perbedaan dari cara berpakaian dan tata rias wajah, hal ini disebabkan penampilan
harus sesuai dengan pekerjaan.

2. Berpikir Positif

Pada saat berhadapan dengan pelanggan pekerja harus menunjukkan ketrampilan


berkomunikasi, memberikan informasi yang dibutuhkan konsumen tentunya berkaitan
dengan produk, untuk menambah kesan baik, perhatian dan simpati pada saat berbicara
pada saat berbicara pekerja diharapkan memperhatikan :

 Jarak yang ideal, tidak terlalu dekat


 Volume dan nada suara yang enak dan sopan
 Mengatur kecepatan berbicara agar resiver memahami pesan yang disampaikan
 Memilih kata yang sopan dan mudah dipahami
 Melakukan kontak mata secarasopan dan bersahabat
 Mengucapkan kata secara jelas.

3. Action Penjual

Banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang provider dalam memberikan pelayanan
terhadap pengunjung mulaidari memelihara tempat kerja selalu dalam keadaan bersih dan
rapi, setiap petugas diharapkan mampu memberikan masukan kepada pelanggan secara
jujur dengan menggunakan pengetahuan produk (Product Knowledge). Pelanggan
membutuhkan pelayanan atas kebutuhan mereka dan penjual menyediakan kebutuhan
pelanggan untuk mendapatkan keuntungan (laba). Di beberapa Negara yang telahmaju,
pernah diadakan penelitian terhadap para pelanggan mengapa mereka pindah berbelanja ke
toko lain,60% dari responden menjawab karenapelayanan antara lain :

 Sikap acuh tak acuh dari penjual terhadap pelanggan


 Penjual bertindak kurang bijaksana
 Penjual terlalu memaksa pelanggan untuk membeli
 Penjual kurang pengetahuan tentang barang yang dijualnya
 Penjual memberikan penjelasan yang tidak tepat tentang pemakaian barang
 Penjual kurang menarik.

2.1 Standard Operating Prosedure (SOP) Penjualan


Merupakan dokumen yang berkaitan dengan standar prosedur yang dilakukan secara
kronologis untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
kerja yang lebih efektif dan efisien dengan biayayang serendah-rendahnya.SOP biasanya terdiri dari
manfaat, metode penulisan prosedur, kapan dibuat atau di revisi, dan dilengkap dengan bagan
flowchart di bagian akhirnya. Flowchart penjualan tunai dan kredit :

1. Penjualan tunai
2. Penjualan Kredit

2.2 Peraturan/hukum praktik-praktik industri yang bersangkutan dengan


pembelian.

UU No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan dibuat dengan mengedepankan kepentingan


nasional dan ditujukan untuk melindungi pasar domestik dan produk dalam negeri, membuat
regulasi perdagangan dalam negeri dan memberikan perlindungan terhadap konsumen. Semangat
pemerintah dalam menyusun undang-undang ini adalah:
1) Bahwa produk-produk yangdiperdagangkan di dalam negeri semaksimal mungkin
juga diproduksi di dalam negeri.
2) Menopang ketahanan ekonomi nasional melalui ketahanan pangan dan ketahanan
energi, serta menjaga keseimbangan kepentingan produsen di hulu maupun
kepentingan konsumen di hilir semaksimal mungkin.
3) Bahwa kerangka perlindungan konsumen perlu ditegakkan melalui kewajiban
penggunaan label berbahasa Indonesia untuk barang-barang yang diperdagangkan
di dalam negeri dan ketentuan pemenuhan SNI.4.Bahwa pelaku usaha di seluruh
penjuru tanah air terutama pelakuk KUMKM dapat bekerja lebih efisien dan
berkembang lebih maju.
4) Menjadi dasar dan payung hukum bagi ketertiban dan tumbuh kembangnya pelaku
usaha yang bergerak dalam sistem perdagangan melalui elektronik (e-commerce).
5) Kedaulatan rakyat dilindungi dengan dilibatkannya DPR dalam ratifikasi perjanjian
kerjasama perdagangan internasional.
6) Bahwa pembentukan Komite Perdagangan Nasional diperlukan untuk membantu
pemerintah dalam percepatan pencapaian pelaksanaan kebijakan perdagangan.

Undang-Undang lain yang bersifat parsial seperti


a) Undang-Undang tentang Barang (UU No. 10 Tahun 1961),
b) Undang-Undang tentang Perdagangan Barang-Barang dalam Pengawasan (UU No. 8
Prp Tahun 1962),
c) Undang-Undang tentang Pergudangan (UU No. 11 Tahun 1965) tidak berlaku lagi.

Selanjutnya UU Perdagangan ini mengamanatkan dijabarkannya pedoman teknis pelaksanaan


pasal-pasal kedalam 9 peraturan pemerintah, 14 peraturan presiden, dan 20 peraturan menteri
yang diperinci sebagai berikut:

A. Peraturan Pemerintah:
a. Peraturan Pemerintah mengenai sanksi administratif terhadap pemilik gudang
yang tidak melakukan pendaftaran gudang (pasal 15);
b. Kewajiban dan pengenaan sanksi terhadap penyedia jasa yang tidak memiliki
tenaga teknis yang kompeten (pasal 20);
c. Cara pembayaran dan cara penyerahan barang dalam kegiatan ekspor dan
impor (pasal 40);
d. Perdagangan perbatasan (pasal 56);
e. Tata cara penetapan dan pemberlakuan standardisasi barang dan/atau
standardisasi jasa(pasal 64);
f. Transaksi perdagangan melalui sistem elektronik (pasal 66);
g. Tindakan pengamanan perdagangan, tindakan anti dumping, dan tindakan
imbalan (pasal 22);
h. Tata cara peninjauan kembali dan pembatalan perjanjian perdagangan
internasional (pasal 85);
i. Sistem informasi perdagangan.

2.3 Kebijakan Prosedur dan Program Kesehatan dan Keselamatan kerja


Departemen Produksi berkomitmen secara bersungguh-sungguh untuk melaksanakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerjadi seluruh proses produksi. Kami berkeyakinan bahwa seluruh
karyawan adalah aset yang sangat berharga bagi perusahaan, oleh karena itu merupakan
prioritas utama kami untuk melindungi seluruh karyawan dari penyakit kerja, kecelakaan kerja
dan cidera.untuk dapat menjamin pelaksanaan yang efesien maka kami menerapkan Sistem
pengelolaan Keselamtan dan Kesehatan Kerja dengan semangat perbaikan secara berkelanjutan
dan mentaati peraturan pemerintah, Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja perusahaan
dan persyaratan keselamatan lainnya. Merupakan perhatian perusahaan untuk menyediakan
program, pelatihan dan semua yang berhubungan dengan anggaran untuk menjamin
pemenuhan terhadap persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ini adalah Kebijakan kita
untuk keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap karyawan produksi termasuk kontraktor dan
suplier harus mengikuti Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan kerja Departemen Produksi ini.

Anda mungkin juga menyukai