Anda di halaman 1dari 23

MODUL PEMBELAJARAN

PENATAAN PRODUK
CHAIRZAWATI, SE.

SMK NEGERI 1 SUBANG


Jl. Arief Rahman Hakim No. 35 Subang
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada
akhirnya bisa menyelesaikan Modul Penataan Produk ini tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada rekan-rekan yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga Modul Penataan Produk ini dapat disusun
dengan baik.

Semoga Modul Penataan Produk yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah
ilmu pemasaran serta bisa menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami
juga menyadari bahwa Modul Penataan Produk ini juga masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca
sekalian demi penyusunan Modul Penataan Produk dengan tema serupa yang lebih baik
lagi.

Subang, Desember 2018

Penulis
MENGINTERPRESTASIKAN

Modul 1 PERENCANAAN VISUAL


PENATAAN PRODUK
Penjelasan Catatan:
1.1 Pengertian Menata Produk
Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah
display adalah suatu cara penataan produk terutama produk
barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan
tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti
dari display tersebut, William J.Shultz, “Display consist of
simulating customers attention and interest in a product or a
store, and desire to buy the product or patronize the store,
through direct visual appeal”. Display adalah suatu cara
mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau
barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya
tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara
untuk memperoleh keberhasilan
self service dalam menjual
barang–barang. Hal ini dapat
dilihat di supermarket. Adapun
tujuan display digolongkan
sebagai berikut :
1) Attention dan Interest Customer
Attention dan interest customer, yaitu untuk menarik
perhatian pembeli dilakukan dengan cara menggunakan
warna-warna, lampu- lampu, dan sebagainya.
2) Desire dan Action Customer
Desire dan action customer, yaitu untuk menimbulkan
keinginan memiliki barang-barang yang dipamerkan di toko
tersebut, setelah memasuki toko, kemudian melakukan
pembelian.
Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1) Window Display
Window Display, yaitu Memajangkan barang-barang,
gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan
sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.
2) Interior Display
Interior Display yaitu, Memajangkan barang-barang,
gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-poster di
dalam toko. Interior display dibagi dalam beberapa bagian
yaitu sebagai berikut:
a. Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada
suatun tempat terbuka sehingga dapat dihampiri dan
dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa
bantuan petugas pelayanan, misalnya self display, island
display (barang-barang diletakkan diatas lantai dan ditata
dengan baik sehingga menyerupai pulau-pulau).
b. Closed display
Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam
suasana tertutup. Barang-barang tersebut tidak dihampiri
tidak dipegang atau diteliti oleh calon
pembeli, kecuali atas bantuan petugas
pelayanan. Hal ini bertujuan untuk
melindungi barang dari kerusakan,
pencurian.
c. Architechtural Display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang
dalam penggunaannya, misalnya di ruang tamu, di kamar
tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini dapat
memperbesar daya tarik karena barang-barang
dipertunjukkan secara realistis.
3) Exterior Display
Exterior Display yaitu, Memajangkan barang-barang di luar
toko, misalnya pada waktu mengadakan obral dan pasar
malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a) Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan
ekonomis.
b) Membantu para produsen yang menyalurkan barang-
barangnya dengan cepat dan ekononomis.
c) Membantu mengkoordinasikan Advertising dan
Merchandising.
d) Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema
warna dari pembungkus.
e) Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat,
misalnya pada hari raya, ulang tahun.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di
atas, perlu juga diperhatikan beberapa hal dalam display,
yaitu sebagai berikut:
1) Store Design dan Decoration
Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang
berupa diantaranya simbol-simbol, lambing-lambang,
poster-poster, gambar- gambar, bendera-bendera, dan
semboyan. Tanda-tanda ini diletakkan di atas meja atau
digantung di dalam toko. Store design tersebut digunakan
untuk membimbibing calon pembeli kearah barang
dagangan dan member keterangan
kepada mereka tentang
penggunaan barang-barang ter-
sebut. “decoration” pada umumnya
digunakan dalam rangka peristiwa
khusus, seperti penjualan pada
saat-saat hari raya, natal, dan tahun
baru.
2) Dealer Display
Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan
cara wholesaler yang terdiri atas simbol-simbol dan
petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk. Dengan
memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan
petunjuk, maka display ini juga memberi peringatan kepada
para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan
keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada
dalam gambar tersebut.
1.2 Pasal 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen
1.2.1 Pertimbangan Presiden Republik Indonesia
Undang- Undang Republik Indonesi Nomor 8 Tahun 1999,
tentang Perlindungan Konsumen dengan rahmat Tuhan Yang
MAha Esa, Presiden Republik Indonesia menimbang;
a) bahwa pembanguanan nasional bertujuan untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang
merata materiil dan spiritual dalam era demokrasi ekonomi
berdasrkan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945.
b) bahwa pembangunan perekonomian nasional pada era
globalisasi harus dapat mendudkung tumbuhnya dunia
usaha sehingga mampu menghasilkan beraneka barang
dan atau jasa.
c) bahwa semakin terbukanya pasar nasional sebagi akibat
dari proses globalisasi ekonomi harus tetap menjamin
peningkatan kesejahteraan masyarakat serta kepastian
atas mutu, jumlah, dan keamanan barang dan atau jasa
yang diperolehnya.
d) bahwa untuk meningkatkan harkat dan martabat konsumen
perlu meningkatkan kesadaran, pengetahuan, kepedulian
kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi
dirinya serta menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha
yang bertanggung jawab.
e) bahwa ketentuan hukum yang melindungi kepentingan
konsumen di Indonesia belum memadai.
f) bahwa kesadaran pertimbangan tersebut diatas diperlukan
perangkat peraturan perundang-unadang untuk
mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan
konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta
perekonomian yang sehat.
g) bahwa untuk itu perlu dibentuk undang-undang tentang
perlindungan konsumen.
1.2.2 Landasan Hukum Perlindungan Konsumen
Adapun kewajiban Pelaku Usaha yang tertuang dalam pasal
7 tersebut antara laian sebagai berikut;
a) Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usaha
b) Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur
mengenai jaminan barang/jasa serta memberi penjelasan,
perbaikan dan pemeliharaan.
c) memperlakukan atau melayani konsumen secara benar
dan jujur serta tidak diskriminatif.
d) Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi dan atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu/jasa
yang berlaku.
e) Memberikan kepada konsumen untuk menguji, dan
mencoba barang jasa tertentu serta memberi jaminan dan
garansi barang yang dibuat atau yang diperdagangkan.
Pelaku usaha, disamping mempunyai kewajiban juga
mempunyai hak. Hak pelaku usaha anatara lain sebagai
berikut;
a) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dangan
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang/jasa
yang diperdagangkan
b) Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan
konsumen yang beritikad tidak baik
c) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam
penyelesaian hukum sengketa konsumen.
d) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara
hokum kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh
barang/jasa yang diperdagangkan.
e) Hak-hak yang diatur dlam ketentuan peraturan perundang-
undang lainnya
1.3 Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI)
1.3.1 Ruang Lingkup Kode Etik
Kode etik sedunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi
Penjualan Langsung (WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk
para anggota asosiasi nasional penjualan langsung yang
tergantung pada WFDSA. Kode etik ini menyangkut hubungan
anatar perusahan- perusahan penjualan langsung dan para
penjual langsung disuatu pihak dan para konsumen dilain
pihak, antara perusahaan penjualan langsung dengan anggota
dan calon anggota independent/mandiri, serta diantara
perusahan-perusahan penjual langsung sendiri. Kode etik ini
bertujuan memberikan kepuasan
dan perlindungan kepada semua
pihak yang berkepentingan,
memajukan kompetisi yang sehat
dalam rangka sisitem dunia usaha
bebas, dan peningkatan citra umum dari kegiatan penjualan
langsung.

1.3.2 Istilah-Istilah mengenai Kode Etik


Untuk keperluan kode etik ini, istilah-istilah yang digunakan
mempunyai arti sebagai berikut;
a) Penjualan Langsung
b) APLI ( Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)
c) Perusahaan Penjualan Langsung
d) Penjual Langsung
e) Produk
f) Konsumen
g) Penjualan
h) Penjualan arisan
i) Formulir pesanan
j) Perekrutan
k) Administrator kode etik
1.3.3 Asosiasi
APLI berjanji untuk menganut suatu kode etik yang mencakup
subtansi-subtansi dari ketentuan didalam kode etik
WFDSA,UUPK, dan instansi pemerintah yang terkait, sebagai
suatu syarat untuk menerima dan dipertahankan sebagai
anggota WFDSA.
1.3.4 Perusahaan
Setiap perusahaan anggot APLI berjanji akan menaati kode
etik sebagai syarat diterima menjadi dan dipertimbangkan
sebagai anggota APLI.
1.3.5 Penjual Langsung
Penjual langsung tidak terkait secara langsung oleh kode
etik ini, tetapi perusahaan harus mewajibkan para penjual
langsung untuk berpegang teguh pada ketentuannya ataupun
pada peraturan-peraturan perilaku yang memenuhi standar
perusahaan sebagai syarat keanggotaan pada perusahaan
tersebut.
1.3.6 Pengaturan Diri Sendiri
Kode etik ini adalah alat untuk mengatur diri sendiri dalam
industri penjualan langsung.Kode etik ini bukan undang-
undang dan kewajiban –kewajiban yang dibebankan untuk
menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan
persyaratan hukum yang berlaku.
1.3.7 Hukum
Perusahaan-perusahaan dan para penjual langsung dianggap
telaah menaati persyaratan-persyaratan hukum. Oleh karena
itu, kode etik ini tidak menyebutkan semua kewajiban hukum
yang ada.
1.3.8 Standar
Kode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan
penjualan langsung dan para penjual langsung.APLI bisa
mengubah standar ini asalkan subtansi kode etik tetap
terpelihara atau tetap seperti yang telah dipersyaratkan oleh
hukum nasional.
1.4 Segmentasi Pasar, Targeting, dan Positioning
1.4.1 Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi
kelompok- kelompok,dimana tiap kelompok dapat dipilih
sebagai pasar yang dituju untuk pemasaran suatu produk.
Sedangkan pasar memiliki pengertian yang berbeda, menurut
lingkupnya, yaitu sebagai berikut.
a) Menurut penegrtian yuridis, pasar adalah tempat atau bursa
dimana saham-saham diperjualbelikan.
b) Menurut pedagang, pasar adalah suatu lokasi atau tempat
dimana produk-produk tersebut diterima, dipilih, disimpan
dan dijual.
c) Menurut manajer, pasar adalah tempat atau letak
geografis(kota, desa) di mana manajer harus memutuskan
menegenai distributor, produk yang dijual, periklanan,
salesman, dan sebagainya.
d) Menurut ahli ekonomi, pasar adalah semua orang atau
kelompok yang memiliki perhatian, baik riil maupun
potensial terhadap suatu produk atau golongan produk.
e) Menurut seorang pemasar, pasar merupakan semua orang,
kelompok usaha lembaga perdagangan yang membeli atau
cenderung untuk membeli suatu produk atau jasa.
Berdasarkan motif beli dari para konsumen untuk membeli
suatu produk, pasar dapat dibagi atau dikelompokkan sebagai
berikut;
a) Pasar konsumen, yaitu sekelompok pembeli barang-barang
dan jasa-jasa untuk dikonsumsi dan bukan untuk dijual atau
untuk diproses lebih lanjut.
b) Pasar produsen, yaitu pasar yang terdiri atas individu-
individu atau organisasi yang memerlukan barang-barng
dan jasa-jasa untuk diproses atau diproduksi lebih lanjut
dan kemudian dijual dan disewakan.
c) Pasar dagang,yaitu pasar yang terdiri atas individu-individu
atau organisasi-organisasi yang biasanya disebut perantara
penjualan atau distributor yang memerlukan barang-barang
untuk dijual dengan tujuan memperoleh laba.
d) Pasar pemerintah, yaitu pasar dimana terdapat lembaga-
lembaga pemerintahan seperti departemen, direktorat,
kantor, dan instansi lainnya
e) Pasar internasional, yaitu pasar yang meliputi beberapa
atau semua Negara didunia.Tujuan pembelian dalam pasar
ini adalah memenuhi kebutuhan pribadi atau rumah tangga,
mendapatkan laba dengan menjual lagi barang tersebut
Tujuan adanya segmentasi pasar adalah sebagai berikut;
a) Menyalurkan uang dan usaha kepasar potensial yang
paling menguntungkan.
b) Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan
pasar.
c) Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi
perusahaan
d) Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan
bagaimana mengalokasikan secara baik.
e) Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
f) Para penjual atau perusahaan akan berbeda dalam posisi
yang lebih baik untuk menempatkan serta membandingkan
kesempatan- kesempatan atau harapan-harapan dlam
pemasaran sehingga dapat mempelajari kebutuhan tiap
segmen.
g) Para penjual dapat mengunakan pengetahuannya untuk
menangapi usaha pemasran yang berbeda-beda sehingga
dpat mengalokasikan anggarannya dengan lebih tepat
terhadap berbagai segmen.
h) Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dan cara
pemasaran.

Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar


dapat berjalan secara efektif, maka harus memenuhi syarat-
syarat pengelompokan pasar berikut;
a) Measurability, yaitu cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu pemebli
harus dapat diukur atau dapat didekati
b) Accesibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat
secar efektif memusatkan usha pemasrannya pada segmen
yang telah dipilih
c) Demograpich variables, yaitu pengelompokkan pasar
dengan menggunakan variable-variabel kependudukan.
d) Psychograpich variables, yaitu pengelompokan pasar
dengan mengunakan sifat pemberani, bebas, tidak bebas,
konservatif, liberal, ardikal. Leadership dsb.
e) Buyer behaviour variability, yaitu pengelompokan pasar
dengan mengunakan ukuran rata-rata pamakian.
1.4.2 Target Pasar
Defenisi strategi menurut Kenneth R. Andrew ynag
diterjemahkan Bukhori Alma dalam buku Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa adalah pola keputusan
dalam perusahaan yang menentukan dan mengungkapkan
sasaran, maksud atau tujuan yang menghasilkan kebijakan
utama, dan merencanakan untuk mencapai tujuan serta
menrinci jangkauan bisnis yang akan dikejar perusahaan.
Pengertian dan perbedaan antara startegi pemasaran dan
strategi penjualan. Keterangan sebgai berikut;
a) Konsep pemasaran berasal dari kata dasar pasar(market),
yaitu adanya potensi permintaan (demand),diantaranya dari
orang- orang terhadap produk
b) Konsep penjualan berorientasi pada pola produk yang
sudah hadir dan selanjutnya diupayakan agar produk
tersebut dapat laku terjual.
c) Konsep pemasaran berorientasi pada pemuasan dan untuk
kepuasan pasar, sedangkan konsep penjualan berorientasi
pada hasil penjualan dan keuntungan.
d) Proses penjualan merupakan bagian dari pemasaran.
Pemasaran bertolak dari posisi sebelum kehadiran produk,
sedangkan penjualan berposisi sesudah kehadiran produk.

Tujuan dari strategi pemasaran d antaranya untuk


a) mengetahui kebutuhan pasar
b) produsen menghadirkan produk sesuai permintaan
c) upaya menyalurkan produk kepada konsumen ekhir agar
laku terjual dengan harga layak.

Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang


akan dilayani dlam penjualan. Penyusunan target pasar dpat
dilakukan dengan cara sebagai berikut;
a) Mengenali dan mengevaluasi factor-faktor criteria target
pasar yang akan digunakan untuk proses seleksi.
b) Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan
menentukan pasar target.

Dalam menentukan target pasar perlu diperhatikan factor-faktor


yangh mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar
yang akan dituju oleh perusahaan, yaitu;
a) Ukuran Segmen
b) Pertumbuhan segmen
c) Posisi persaingan
d) Biaya untuk mencapi segmen
e) Kesesuaian tujuan dengan kemampuan perusahaan.

Ancaman-ancaman persaingan tersebut meliputi berikut ini;


a) pesaing yang ada sebelumnya
b) Pendatang baru
c) Produk pengganti
d) Meningkatnya kemampuan menawar
e) Meningkatanya harga produk
1.4.3 Positioning dalam Startegi Pemasaran
Langkah-langkah dalam perumusan strategi pemasran,
khususnya dalam bisnis eceran, seperti halnya di Sarinah
Departemen Store adalah menentukan segmentasi pasar,
menentukan target pasar, dan terakhir menentukan positioning.
Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut;
a) Segmentasi Marketing
Segmentasi pemasaran dapat direncanakan melalui
kerangka informasi konsumen serta keputusan yang bisa
diambil melalui refenisi analisis pasar.
1. Demografis atau geografis
2. Psikografis atau life style
3. Perilaku pembelian
4. Media apa yang tepat digunakan agar penggan dapat
dijangkau
b) Target pemasaran
Dari keempat butir segmentasi pemasaran maka dapat
disimpulkan dan ditentukan target sasaran konsumen yang
sebenarnya.
1. Dari segi jenis kelamin
2. Dari segi pendidikan
3. Dari segi pendapatan
4. Dari segi ukuran keluarga
5. Dari segi etnis
c) Positioning marketing
Setelah dapat ditentukan target pemasarannya, kemudian
tentukan Sikap, tindakan dan kedudukan sesuai tingkatnya,
ayitu melalui hal-hal berikut ini;
1. Produk
2. Harga
3. Place
4. Promosi
1.5 Jenis dan Spesifikasi Barang
Menurut William J. Stanton. Barang (produk) adalah
sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (in
tangible) di dalamnya sudah tercakup nama, harga, kemasan,
prestise, pabrik, prestise pengecer dan
pelayanan dari pabrik serta pengecer yang
mungkin dapat diterima oleh pembeli
sebagai sesuatu yang bisa memuaskan
keinginannya atau kebutuhannya.
1.5.1 Kelompok Barang Berdasarkan Kepuasan Segera
dan Kesejahteraan Konsumen Jangka Panjang
a) Solutary Product
Solutary Product yaitu barang-barang yang mempunyai
daya tarik sangat rendah, tetapi dapat memberikan
manfaat yang sangat tinggi kepada konsemen
dalamjangka panjang.
b) Deficient Product
Deficient Product yaitu barang-barang yang mempunyai
daya tarik tinggi, tetapi tetap mempunyai manfaat untuk
konsemen.
c) Pressing Product
Pressing Product yaitu barang-barang yang segera
memberikan kepuasan kepada si pembeli, akan tetapi
dapat berakibat sangat buruk bagi para pemakai barang
tersebut.
d) Desirable Product
Desirable Product yaitu yang barang dapat memberikan
kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaaf bagi
kehidupan manusia.
1.5.2 Kelompok Barang Menurut Tujuan Pemakaian
a) Barang Konsumsi (Consumer Goods)
Barang Konsumsi (Consumer Goods) adalah
barang-barang untuk dikonsumsikan atau dipakai
sendiri oleh anggota keluarganya. Pembelian
didasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen.
Consumer goods dapat dibedakan menjadi 4
(empat) golongan, yaitu :
1. Convenience Goods, (barang kebutuhan sehari-
hari) ialah barang-barang yang biasanya dibeli
oleh konsumen secara seringkali atau kadang-
kadang dan dengan pengorbanan-
pengorbanan/usaha-usaha yang minimum
di dalam membandingkan/memilih dan
membeli. Contoh: rokok, sabun, gula,
Koran dan sebagainya.
2. Shopping Goods, (barang belanjaan), Barang
yang pembeliannya perlu dipertimbangkan,
harga relative mahal, perbandingan mutu, dan
lain-lain misalnya mobil, peralatan rumah tangga
dan pakaian.
3. Specialty Goods (barang khusus), Merupakan
barang dengan cirri khas yang mampu menarik
konsumen dalam belanja, misalnya mobil
mewah dan gaun malam yang mewah.
4. Unsought Goods, (barang yang tidak dicari)
adalah barang yang tidak diketahui
ataudiketahui oleh konsumen tetapi biasanya
tidak terpikir untuk membelinya misalnya
asuransi jiwa, batu nisan dan tanah kuburan .
b) Barang Industri (Industrial Goods)
Barang Industri (Industrial Goods) adalah barang
yang dibeli untuk diproses kembali atau untuk
kepentingan dalam industri. Jadi pembeli barang
industri ini adalah perusahaan, lembaga atau
organisasi termasuk organisasi nonlaba.Barang
industri dapat digolongkan sebagai berikut;
1. Bahan dan suku cadang, barang-barang yang
seluruhnya masuk dalam produk jadi antara lain;
a. Bahan baku
b. Bahan jadi dan suku cadang
2. Barang modal, barang-barang yang sebagian
masuk kehasil barang jadi akhir. Barang ini
meliputi
a. Instaklasi
b. Peralatan ekstra
3. Pembekalan dan pelayanan (supplies and
service)
a. Pembekalan operasional
b. Jasa nasihat bisnis

c) Barang-Barang di Supermarket
Barang-Barang di Supermarket dikelompokkan
menjadi tiga yaitu barang supermarket, barang
fresh, barang fashion.
Barang supermarket meliputi departemen-
departemen berikut ini.
1. Departemen Food
Departemen food, yaitu meliputi semua
makanan, khususnya makanan ringan ( snack)
yang banyak dikonsumsi oleh anak- anak .
a. Milk dan milk product ( susu anak bayai
sampai dewasa)
b. Biscuits (sejenis wafer dan cracker )
c. Drink(jenis minuman berenergi, obat, soda
atau jus)
d. Canned food(makanan yang diawetkan
dalam kaleng)
e. Snack( makanan ringan termsuk hasil
industri rumah tangga)
f. seasoning(aneka macam bumbu masak
lokal, nasional)
g. Local basic( sembilan bahan pokok atau
sembako)
h. Bakery (seperti roti tawar, roti manis dsb)
i. Baking needs(jenis-jenis bahan untuk
pembuatan kue)
j. Candies dan chocolate( permen dan coklat)
2. Departemen Nonfood
Departemen nonofood, yaitu meliputi barang-
barang selain makanan
a. Hair care(aneka bahan untuk perawatan
rambut)
b. Body care( aneka bahan untuk perawatan
tubuh)
c. Skin care( aneka bahan perawatan kulit)
d. Mouth care( aneka bahan perawatan gigi)
e. Cleaning aid(aneka bahan untuk pembersih
& pengharum lantai)
3. Departemen House Hold
Departemen house hold adalah perlengakapan
rumah tangga
a. Electrical (peralatan yang menggunakan
listrik)
b. Party wear (perlengkapan pesta)
c. Seasonal goods (barang musiman)
d. Luggage (tas dan koper)
e. Hard ware(perlengkapan untuk bengkel)
4. Departemen Toys
Departemen toys adalah sarana atau tempat
atau barang-barang yang disediakan khusus
anak-anak. Jenis toys terdiri atas berikut ini.
a. Soft toys (maianan yang lembut untuk
perempuan)
b. Battered operated toys for boys (aneka
perlengkapan mainan anak laki-laki)
c. Battered operated toys for grils (aneka
perlengkapan mainan anak perempuan)
d. Games( permaian tradisional dan
internasional)
e. Education toys the other(aneka maian untuk
pendidikan )
5. Departemen Stationary
Departemen stationary meliputi semua peralatan
tulis dan kantor,
a. Pensil
b. Penghapus
c. Penggaris
d. Perlengkapan computer
e. Perlengkapan mesin ketik dsb,
1.6 SOP (Standar Operating Procedure) Penataan Produk dari
Suatu Perusahaan
SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang harus
ditempuh pada penataan produk yang dijadikan acuan
(standar) dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen
untuk kepurtusan membeli. Visual merchadising adalah
penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian
konsumen, perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dalam
menyusun mechandising diantaranya adalah label dan display
yang lebih jelasnya adlah sebagai berikut:
1. Labelling
Ketentuan label harus memuat informasi tentang:
a. tanggal receiving
b. kode barang ( PLU)
c. kode supplier
d. bar code
e. harga jual( tidak selalu ada)
f. memeriksa kesesuaian antara brand (merk) article (tipe)
size (ukuran)
2. Display
Display adalah suatu tindakan menampilkan, menaruh,
meletakkan Produk pada suatu tempat sedemikian rupa
sehingga menarik perhatian.SOP display diswalayanuntuk
barang supermarket paling awal yang harus diperhatikan
adalah penggunaan ruangan. Penggunaan ruangan harus
disesuaikan dengan hal berikut ini;
a. Kategori Produk
b. Ukuran Kemasan

Pendukung display yang baik diantaranya seperti berikut;


1) POP
POP merupakan suatu himbauan yang ditujukan kepada
pembeli agar timbul keinginan untuk membeli
2) Peralatan display barang supermarket
Alat display yang dipergunakan dalam penataan produk
supermarket terdiri atas berikut ini;
a. Gondola
b. Chelving
c. Showcase
d. Showcase chiller
e. Frozen island
f. Wagon
g. Single book
h. Hambalan
i. End gondola
3) Istilah dan perlengkapan display barang supermarket
a. SKU, keterangan yang menunjukkan nama produk,
harga, nomor, PLU produk
b. Bay, yaitu susunan pemejangan produk dirak baris
kebawah c. Tier, yaitu barisan pemajangan produk
kebelakang
c. Face, yaitu pemajangan produk tampak muka harus
menghadap kedepan, jangan terbalik, miring dsb
d. POP ( Point of Purrchase), yaitu keterangan mengenai
nama produk, harga ataupun sarana Bantu promosi
penjualan.
e. Floor display, yaitu pemajangan pada lantai
f. COC ( Check on Counter ), yaitu pemajangan produk
yang menempel didepan kassa
g. PLU ( Price Look Up Unit ), yaitu nomor identitas
barang yang berfungsi untuk pencatatan komputerisasi.
h. Piramid, yaitu hambalan yang terdiri atas dua tingkat
untuk pemajangan floor display
4) Cara penataan produk supermarket
Cara-cara dalam penataan produk supermarket
diantaranya adalah berikut ini;
a. Barang supermarket yang akan ditempatkan
hendaknya berurutan terdiri atas beberapa jenis barang
, antara lain;
- barang yang sangat dibutuhkan oleh konsumen
- Barang yang sama efisien penggunaannya
- barang yang sedang tren
- barang yang berkualitas baik,
- barang yang berprestasi
b. Brand blocking secara vertical
Yaitu penempatan barang supermarket yang sejeniss
berderet Kearah vertical atau bawah dan merek barang
juga harus terlihat dibagian muka secara
vertical.Penempatan barang secara vertical berarti
menempatkan barang ;
- dari atas kebawah secara sistematis
- disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
- barang disusun berdasarkan ukuran, dari yang
terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya
- warna barang disusun dari warna muda sampi
warna tua
- harga barang diletakkan dari harga murah keharga
mahal
- barang disusun dari atas kebawah atau sebaliknya,
menurut jenis kategori, bentuk, dan sifatnya

1.7 Keterampilan dalam Menginterprestasikan Perencanaan


Visual Penataan Produk
Dalam melakukan prsktik menginterprestasikan perencanaan
VM Maka langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai
berikut;
1. Memilih segemnn pasar yang dijadikan target penentuan
dan kebijakan dalam pengadaan barang.
2. Mengidentifikasi barang supermarket yang akan dijual.
3. Menata produk sesuai prosedur perusahaan
4. Melaksanakan kode etik APLI bagian II
1.8 Sikap Dalam Menginterprestasikan Perencanaan Visual
Penataan Produk Dibutuhkan Sikap Yang Baik Dengan
Dasar SOP, Yaitu;
1. Cermat
Harus cermat saat menginterprestasikan perencanaan
visual tersebut, diantaranya
a. Spesifikasi barang dengan yang benar
b. Berdiri, duduk, dan gerakan sesuai kebutuhan
c. Berbicara jelas dan lantang
2. Teliti
Pelayanan harus teliti dalam menginterprestasikan
visualisasi penataan produk diantaranya dapat dilakukan
dengan cara;
a. Memperhatikan setiap proses yang akan dilaksanakan
b. Periksa dokumen barang yang ditata, apakah telah
dipasang/belum
3. Tanggung Jawab
Pelayanan harus bertanggung jawab dalam
menginterprestasikan visualisasi Penataan produk sesuai
dengan tingkat wewenang pada perusahaan tersebut;
a. Menampung masukan mengenai penataan dari
supervisor atau kolega
b. Disalurkan pada petugas yang berwenag diperusahaan
c. Meneruskan kembali proses penataan dengan benar.
Latihan Mandiri

Perhatikan Gambar di bawah

Gambar 1

Gambar 2
Tuliskan pendapat Anda mengenai gambar tersebut. Hubungkan
dengan materi Penataan Produk yang sudah Anda pelajari.

Anda mungkin juga menyukai