Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 2

ANGGOTA :
• Avensia halitopo (2023041034073)
• Hasna (2023041034029)
• Lois Bemey (2023041034037)
• Sofyanti (2023041034054)
• Yulianus Pekei (2023041034077)
• Nindyan Asnita (2023041034090)
• Catur Yusuf Septio (2023041034100)
• Erine Valery Sahureka(2023041034116)
• Rahmatia Armaeda (2023041034122)
Peranan Etika Bisnis Dalam Perusahaan Bisnis

1. Fenomena
Dalam memenangkan persaingan dunia bisnis, perusahaan harus
dapat mempertahankan pasar yang dimiliki, dan merebut pasar yang sudah ada,
Persaingan dalam usaha sangat ketat .Etika bisnis memiliki
hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Etika bisnis memberikan suatu
dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan. Dalam jangka panjang ikatan
seperti ini memungkinkan Perusahaan untuk memahami harapan pelanggan serta
kebutuhan mereka.

Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di


mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan
meminimumkan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis.
Dalam kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal
yang wajar, asalkan dalam mencapai keuntungan tersebut tidak merugikan
banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam kegiatan berbisnis ada
batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan. Perilaku etis
dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi kelangsungan hidup
bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri
terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja
bisnis yang menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut
menguntungkan juga bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga
dalam konteks bisnis, merupakan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.

2. GAP
a) Pada artikel terkait peranan etika bisnis dalam Perusahaan bisnis dibagian abstrak,
ditemukan bahwa Etika berbisnis ini bisa dilakukan dalam segala aspek. Saling
menjaga kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi
perusahaan tersebut, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Dalam artikel ini
tidak dijelaskan secara lengkap pengaruh negatifnya dalam lingkup mikro dan
makro.
b) Pada artikel ini bagian latar belakang ditemukan bahwa Dalam memenangkan
persaingan dalam dunia bisnis, perusahaan harus dapat mempertahankan pasar yang
dimiliki, dan merebut pasar yang sudah ada, maka perusahaan dituntut untuk
memiliki kemampuan dalam merencanakan strategi usaha yang ingin
dijalankannya. Tapi tidak dijelaskan bagaimana cara merencanakan strategi usaha
yang ingin dijalankan.
3. Tujuan
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui peranan etika bisnis dalam
perusahaan bisnis.

4. HASIL
A. Peran Etika Bisnis
Etika bisnis adalah segmen etika terapan yang mencoba untuk
mengontrol dan memeriksa pengaturan moral dan etika Perusahaan.

Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil


memerlukan 3 hal pokok yaitu :
a) Memiliki produk yang baik
b) Memiliki managemen yang baik
c) Memiliki Etika

Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu :


1) Sudut pandang ekonomis.
Adanya interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan
konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi.
2) Sudut pandang etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan tetapi
jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak lain.
3) Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan “Hukum”
Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang penting dari ilmu
hukum modern.

B. Fungsi dan Etika Bisnis terhadap Perusahaan


Berbagai permasalahan etika bisnis yang terjadi di beberapa bidang fungsi
perusahaan, yaitu: etika bisnis di bidang akuntansi (accounting ethics), keuangan
(finance ethics), produksi dan pemasaran (production and marketing ethics), sumber
daya manusia (human resources ethics), dan teknologi informasi (information
technology ethics).

C. Sanksi Pelanggaran Yang Akan Diterima Jika Perusahaan Tidak Menerapkan


Etika Didalam Bisnisnya
Untuk meraih keuntungan, yang sebagaimana terdapat dalam Pasal 22
yangberbunyi “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk
mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat”.

Pengenaan sanksi atas bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh


Komisaris dan Direksi, berpedoman pada anggaran dasar perusahaan dan
keputusan RUPS.
D. Etika Bisnis di Indonesia
Secara normatif, etika bisnis di Indonesia baru mulai diberi tempat khusus
semenjak diberlakukannya UUD 1945, khususnya pasal 33. Satu hal yang relevan
dari pasal 33 UUD 45 ini adalah pesan moral dan amanat etis bahwa pembangunan
ekonomi negara RI semata-mata demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia yang
merupakan subyek atau pemilik negeri ini.

3. KELEMAHAN ARTIKEL
* Perusahaan biasanya terfokus pada keuntungan dan pendapatan, sehingga etika bisnis
seringkali ditinggalkan.
* Terdapat kekurangan dalam pelatihan dan pendidikan tentang etika bisnis.
* Terdapat kekurangan dalam sistem pengawasan dan pengendalian etika bisnis.
* Terdapat kekurangan dalam pengembangan kultur etika bisnis.

4. KELEBIHAN ARTIKEL DIBANDINGKAN ARTIKEL LAINNYA


Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika bisnis akan
selalu menguntungkan perusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka
panjang, karena mampu mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan
terjadinya friksi, baik intern perusahaan maupun dengan eksternal, mampu
meningkatkan motivasi pekerja, melindungi prinsip kebebasan berniaga, mampu
meningkatkan keunggulan bersaing.

5. SOLUSI

* Perusahaan harus menjadikan etika bisnis sebagai prioritas utama, sehingga semua
keputusan dan kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan etika yang tinggi.
* Perusahaan harus lebih fokus pada pelatihan dan pendidikan tentang etika bisnis,
sehingga semua karyawan dapat memahami dan mengembangkan etika dalam kegiatan
bisnis.
* Perusahaan harus memiliki sistem pengawasan dan pengendalian yang efektif untuk
mengawasi dan mengendalikan kegiatan yang tidak etis.
* Perusahaan harus mengembangkan kultur etika bisnis yang kuat, sehingga semua
karyawan dapat beraksi dengan etika yang tinggi.
Transformasi Teknologi dalam Hukum Dagang
Internasional: Regulasi dan Penyelesaian Sengketa di Era
Digital

1. FENOMENA
Era digital saat ini telah membawa transformasi teknologi yang signifikan,
mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan, termasuk hukum dagang
internasional.

2. GAP
Transformasi regulasi perdagangan internasional mengalami dampak signifikan
melalui inovasi seperti kecerdasan buatan (AI) dan teknologi blockchain.
Sebelumnya, regulasi perdagangan cenderung bersifat tradisional dan belum
sepenuhnya mempertimbangkan dinamika pasar yang dihasilkan oleh kemajuan
teknologi.
Dengan hadirnya kecerdasan buatan dan teknologi blockchain, paradigma
tersebut berubah secara fundamental. Regulasi perdagangan internasional saat ini
dapat lebih responsif terhadap tantangan dan peluang yang muncul dalam
ekosistem digital.
Penerapan kecerdasan buatan membawa perubahan dalam pengelolaan data,
analisis risiko, dan pemantauan transaksi perdagangan, sementara teknologi
blockchain menyediakan sistem yang terdesentralisasi dan aman untuk melacak
dan memverifikasi transaksi internasional.
Transformasi regulasi ini menciptakan landasan yang lebih adaptif dan inovatif
dalam menjawab kompleksitas perdagangan internasional di era teknologi.

Kecerdasan buatan dan blockchain dapat membantu evolusi regulasi untuk


mencakup aspek baru seperti keamanan data, validitas transaksi, dan
perlindungan konsumen yang lebih efektif. Hal ini memungkinkan pembaharuan
regulasi untuk mengakomodasi tantangan dan peluang baru dalam perdagangan
internasional di era teknologi. Transformasi ini menciptakan lingkungan yang
lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika pasar global yang terus
berkembang. Sebelum adanya teknologi tersebut, regulasi mungkin kurang
memperhitungkan dinamika pasar digital dan bersifat konvensional.

Dinamika ini berdampak pada kesetaraan akses pasar di berbagai negara.


Negara-negara dengan infrastruktur teknologi yang maju dapat memanfaatkan
keunggulan ini untuk mengakses pasar global dengan lebih mudah, sementara
negara-negara yang tertinggal dalam hal teknologi mungkin mengalami
kesenjangan akses pasar yang lebih besar. Perlindungan konsumen juga menjadi
fokus utama, di mana perbedaan dalam regulasi antarnegara dapat mempengaruhi
tingkat perlindungan yang diberikan kepada konsumen. Kekhawatiran tentang
privasi data dan hak kekayaan intelektual juga menjadi sorotan, karena
perlindungan ini harus diatur secara konsisten di lintas batas untuk memastikan
keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
3. TUJUAN
Agar kita mengetahui implikasi signifikan dari perkembangan teknologi
terhadap hukum dagang internasional, dengan fokus khusus pada dampak
terhadap regulasi dan penyelesaian sengketa.

4. HASIL
Implikasi teknologi terhadap hukum dagang internasional menandai perubahan
mendalam dalam regulasi dan penyelesaian sengketa. Pemanfaatan teknologi,
seperti e-litigasi, e-filing, dan platform penyelesaian sengketa online, menjadi
fokus untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan aksesibilitas dalam proses
hukum. Dari kecerdasan buatan hingga
teknologi blockchain, inovasi tersebut membawa manfaat besar dalam
meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan transparansi dalam perdagangan lintas
batas. Dengan menggabungkan kelebihan teknologi dengan landasan hukum yang
kuat, kita dapat mencapai keselarasan yang diperlukan untuk memajukan
perdagangan internasional di era digital ini.

5. KELEBIHAN ARTIKEL DIBANDINGKAN LAINNYA


Penelitian pada artikel ini menggunakan metode normatif dengan fokus pada
analisis bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Pendekatan normatif
dilakukan untuk meneliti transformasi teknologi dalam hukum dagang
internasional, terutama terkait regulasi dan penyelesaian sengketa di era digital.
Data sekunder berupa dokumen hukum primer seperti peraturan perundang-
undangan, putusan pengadilan, serta literatur hukum sekunder dan tersier
digunakan untuk analisis deskriptif guna memahami dampak dan perubahan
hukum yang timbul akibat kemajuan teknologi dalam konteks hukum dagang
internasional.

Dibandingkan dengan artikel yang lain, metode penelitian pada artikel ini lebih
akurat. Karena, menggunakan data sekunder berupa dokumen hukum primer
seperti, peraturan perundang-undangan, keputusan pengadilan serta literatur
hukum sekunder dan tersier.

6. KELEMAHAN ARTIKEL
1. Pengakuan yang tidak konsisten dari keputusan yang dihasilkan oleh
mekanisme digital dapat mengganggu kepastian hukum dan mengurangi
kepercayaan dalam proses penyelesaian sengketa tersebut.
2. Negara-negara yang tertinggal dalam hal teknologi mungkin mengalami
kesenjangan akses pasar yang lebih besar.

7. SOLUSI
1. Perlunya regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa keadilan tetap terjaga
dalam penyelesaian sengketa digital
2. Perlunya kolaborasi antarnegara dalam merumuskan regulasi yang sesuai
dengan perkembangan teknologi guna memastikan perdagangan internasional
yang seimbang dan adil di era digital ini.

Anda mungkin juga menyukai