Anda di halaman 1dari 27

TUGAS

HUKUM BISNIS

OLEH :

DODI SUPARMAN
NPM. 19.010.312

DOSEN PENGAMPU :
DR. IKHSAN YUSDA PRIMA PUTRA, SH, LLM

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN


STIE HAJI AGUS SALIM BUKITTINGGI
TAHUN 2020

1
I. PERTANYAAN DAN JAWABAN

CHAPTER VII
HUKUM DAN ETIKA BISNIS

1. Jelaskan yang Anda Ketahui tentang Hukum Bisnis dan Fungsinya dalam Sistem
Manajemen Hukum Bisnis ?
Istilah Hukum Bisnis merupakan sesuatu yang masih baru di Indonesia. Kata “Bisnis”
dipinjam dari Bahasa Inggris yaitu Business, yang artinya urusan, usaha atau melakukan
kegiatan yang bermanfaat yang mendatangkan keuntungan dan berguna. Kegiatan yang
demikian di Indonesia dikenal dengan istilah dagang, sebagaimana diatur dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang Stbl 1938 No.276.

Hukum bisnis atau Business Law merupakan keseluruhan dari peraturan-peraturan


hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur hak dan kewajiban
yang timbul dari perjanjian-perjanjian maupun perikatan-perikatan yang terjadi dalam
praktik bisnis.

Fungsi hukum bisnis adalah :


Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis, untuk memahami hak-hak
dan kewajibannya dalam praktik bisnis agar terwujud watak dan perilaku aktivitas di
bidang bisnis yang adil, wajar, sehat, dinamis, dan bermanfaat yang dijamin oleh
kepastian hukum.

2. Apa yang Anda Ketahui tentang Bisnis, Etika Bisnis dan Bagaimana Pentingnya Etika
dalam Bisnis ?
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya. Dengan saling percaya,
kegiatan bisnis akan berkembang baik. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu
mengembangkan etika yang menjamin kegiatan.
Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah.
Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana

2
standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat
modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada
orang-orang yang ada di dalam organisasi.
Pentingnya Etika dalam Bisnis :
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar
tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep
tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh
demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak
motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan
tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi
sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak
mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun
tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha
terhadap etika bisnis.
Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada
pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama
pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung
maupun tidak langsung.
Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa
prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif.
Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang
terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah.
Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis.
Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari
pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi.

3. Hal-Hal Apa Saja yang Harus Diperhatikan dalam Menciptakan Etika Bisnis ?
a) Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk

3
apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan
main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main
curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun
keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus
memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".

b) Pengembangan tanggung jawab sosial (Social Responsibility)


Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan
hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk
menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi
perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini
untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand
pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab
terhadap masyarakat sekitarnya.

c) Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi.
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi
informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi
golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya
tranformasi informasi dan teknologi.

d) Menciptakan persaingan yang sehat.


Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas,
tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat
jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga
dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap
perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-
kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

4
e) Menerapkan konsep “Pembangunan Berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,
tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini
jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang
semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang
walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

f) Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi).


Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama
bangsa dan negara.

g) Mampu menyatakan yang benar itu benar.


Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
"katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah.
Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada
pihak yang terkait.

h) Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah.
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust)
antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha
lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan
mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat
sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk
berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

i) Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.

5
Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha
sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi
kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

j) Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

k) Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan.
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
"proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan
beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi
dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini. Dengan adanya
moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya,
kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam
menghadapi tahun 2020 dapat diatasi.

CHAPTER VIII
ASPEK HUKUM BISNIS TELEMEDICINE

1. Saat ini telah berkembang berbagai tren aplikasi atau website yang menawarkan jasa
konsultasi kesehatan online dengan para dokter. Apakah ada ketentuan hukum
mengenai hal tersebut ?

6
Sebagaimana yang telah Anda sebutkan bahwa saat ini sedang berkembang layanan
konsultasi kesehatan online baik berbasis website maupun aplikasi. Hal ini lebih tepatnya
disebut dengan telemedicine. Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pelayanan  Telemedicine Antar Fasilitas
Pelayanan Kesehatan menerangkan bahwa :

Telemedicine adalah pemberian pelayanan kesehatan jarak jauh oleh profesional


kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, meliputi
pertukaran informasi diagnosis, pengobatan, pencegahan penyakit dan cedera, penelitian
dan evaluasi, dan pendidikan berkelanjutan penyedia layanan kesehatan untuk
kepentingan peningkatan kesehatan individu dan masyarakat.

Pelayanan telemedicine ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki surat


izin praktik di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) penyelenggara. Fasyankes
penyelenggara tersebut meliputi fasyankes pemberi konsultasi dan fasyankes peminta
konsultasi.
a. Fasyankes pemberi konsultasi adalah fasyankes yang menerima permintaan dan
memberikan pelayanan konsultasi telemedicine, yaitu rumah sakit milik pemerintah
pusat, daerah, dan swasta;
b. Fasyankes peminta konsultasi adalah fasyankes yang mengirim permintaan
konsultasi telemedicine, berupa rumah sakit, fasyankes tingkat pertama, dan fasyankes
lain

2. Sebutkan Beberapa Jenis Fasyankes yang Anda Ketahui yang Dapat Memberikan
Pelayanan Telemedicine ?
Jenis-jenis fasyankes tersebut jika merujuk pada Pasal 4 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang terdiri atas :
1) Tempat Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan;
2) Pusat Kesehatan Masyarakat;
3) Klinik;

7
4) Rumah Sakit;
5) Apotek;
6) Unit Transfusi Darah;
7) Laboratorium Kesehatan;
8) Optikal;
9) Fasilitas Pelayanan Kedokteran untuk Kepentingan Hukum; dan
10) Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional.

Pelayanan Telemedicine yang diberikan terdiri atas pelayanan :


1) Teleradiologi;
2) Teleelektrokardiografi;
3) Teleultrasonografi;
4) Telekonsultasi Klinis; dan
5) Pelayanan Konsultasi Telemedicine lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

3. Sebutkan Prinsip Penggunaan Telemedicine dalam Praktek Kedokteran di Indonesia


yang Anda Ketahui ?
1) Prinsip Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
2) Prinsip Tanggung Jawab Negara dan Masyarakat;
3) Prinsip Kompetensi, Integritas, dan Kualitas;
4) Prinsip Kesamaan, Itikad Baik, Kemandirian, dan Kesukarelaan serta Kepastian Hukum;
5) Prinsip Keamanan dan Kerahasiaan Data serta Standarisasi;
6) Prinsip Otonomi Pasien Dan Kebebasan Memilih Teknologi Atau Netral Teknologi;
7) Prinsip Kepentingan pasien diutamakan, Proteksi Data, Forensic IT, Penerapan Terbaik
(best practices), dan Standar Pemeriksaan Hukum (Legal Audit) serta Keadilan;
8) Prinsip Perlindungan Hukum;
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, setiap orang yang melakukan
perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam UU ini, baik yang berada di wilayah
hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat
hukum di wilayah hukum Indonesia dan/ atau di luar wilayah hukum Indonesia dan
merugikan kepentingan Indonesia dapat dihukum. Jadi bilamana praktisi medis

8
melakukan malpraktek sehingga menimbulkan kerugikan terhadap pasien di Indonesia
meskipun hal itu dilakukan di luar negeri dapat dihukum berdasarkan UU ini.

II. CONTOH STUDY KASUS

CONTOH KASUS CHAPTER I


LIKUIDASI & MERGER

1. Likuidasi :
PT Pertamina (Persero) Melikuidasi Petral Group :
Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah melikuidasi Petral Group. Seiring
dengan langkah ini, Pertamina membebastugaskan karyawan Pertamina Energi Trading
Limited (Petral) yang terindikasi melakukan kecurangan semasa bekerja. Bahkan, diantara
karyawan ada yang sedang menjalani pemeriksaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan setelah dilakukan likuidasi dan
mengalihkan perannya terkait pengadaan minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM),
beberapa karyawan Petral Group dikenakan pembebasan tugas.
"Untuk karyawan kita saat ini beberapa karyawan terindikasi kita non job-kan," kata Dwi
di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin (4/4/2016). Dia melanjutkan, setelah audit forensik
terhadap Petral yang dilakukan auditor independen Kordamenta rampung, KPK pun ikut
memeriksa karyawan Petral.
Seperti kita ketahui bersama selesai audit investigasi ada permintaan KPK. Hasilnya
setahu kami ada beberapa pihak dan karyawan kami sendiri sedang dimintai keterangan. KPK
sedang mendalami apa yang terjadi di Petral ini," tutur Dwi.
Pertamina telah menyelesaikan proses likuidasi Petral Group pada Februari 2016. Proses
likuidasi tersebut lebih cepat dibandingkan target sebelumnya, yaitu pada Juni 2016. Direktur
Keuangan Pertamina Arief Budiman mengatakan, proses likuidasi ini berdasarkan
rekomendasi dewan komisaris, direksi, serta pemegang saham.
Pertamina membubarkan Petral Group, yang terdiri dari Petral Hong Kong, Pertamina
Energy Services Pte Ltd, dan Zambesi Investment Limited.  "Grup Petral sudah masuk
likuidasi semua, terutama Singapura ada perusahaan likuidator agar semua kewajiban dan

9
tanggung jawab diselesaikan," kata Arief di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Senin
(4/4/2016). Likuidasi Zambesi dilakukan pada 17 Desember 2015. Sementara Petral Hong
Kong pada 1 Februari 2016, dan PES sejak 4 Februari 2016.(Pew/Nrm).

Solusi PT Pertamina (Persero) Melikuidasi Petral Group :


Tindakan yang diambil oleh Pertamina dalam membebastugaskan karyawan Pertamina
Energi Trading Limited (Petral) yang terindikasi melakukan kecurangan semasa bekerja
adalah sudah benar;
Melakukan pemeriksaan/ audit terhadap karyawan yang terindikasi melakukan
kecurangan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK);
Dalam melakukan proses likuidasi harus berdasarkan rekomendasi dewan komisaris,
direksi, serta pemegang saham;

2. Contoh Kasus Merger 1 :


Merger Niaga dan Lippo : Dampak Dari Diterapkannya Aturan Kepemilikan Tunggal
(Single Presence Policy/ SPP) yang Ditetapkan Bank Indonesia
Merger Niaga dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan
tunggal (Single Presence Policy/ SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia. Ketentuan SPP
mewajibkan kepemilikan tunggal bagi pemegang saham pengendali di lebih dari satu bank.
oleh karena itu, Khazanah Berhad selaku pemilik Bank Niaga dan Lippo memutuskan untuk
melakukan merger.
Disamping itu, bank hasil merger juga akan lebih cepat memenuhi syarat Arsitektur
Perbankan Indonesia (API) untuk menjadi bank berskala nasional yang mensyaratkan modal
minimal sebesar 10 triliun. Merger itu juga akan melahirkan sinergi positif. Lippo yang
dikenal cukup kuat diusaha kecil menengah (UKM) dan system pembayaran (Payment Back),
diyakini akan bias menopang bisnis Niaga sebagai pemain kuat disegmen korporat dan kredit
perumahan. Kondisi yang ada adalah penetrasi kredit Lippo masih amat rendah. Itu terbukti
dari Loan to deposit ratio (LDR) yang hanya sekitar 50,7 %. Sedangkan di Niaga sekitar 95 %
dana masyarakat mengalir dalam bentuk kredit.
Proses merger melibatkan dua institusi perbankan terkemuka di Indonesia yaitu Bank
CIMB Niaga (selanjutnya disebut Bank Niaga) dan Bank Lippo, menjadi Bank CIMB Niaga.
Merger ini berawal dari kebijakan BI mengenai kepemilikan tunggal di Indonesia, dimana
10
pemegang saham mayoritas dari Bank Niaga maupun Bank Lippo memilih merger sebagai
opsi terbaik demi kepentingan seluruh stakeholder. Merger ini membentuk bank keenam
terbesar di Indonesia berdasarkan aset. Perpaduan keunggulan kedua bank menciptakan
sebuah bank yang lebih baik dan bersaing serta tumbuh di tengah makin ketatnya persaingan
sektor perbankan Indonesia. Bagi CIMB Group, merger ini akan memperkokoh posisi dan
meningkatkan prospek pertumbuhannya sebagai kelompok bisnis terkemuka di Asia
Tenggara. Selama tahap perencanaan merger, terjadi beberapa peristiwa penting di sektor
industri keuangan di Indonesia.
Sekalipun demikian, Bank CIMB Niaga tetap memiliki pijakan kokoh untuk menjadi
sebuah bank terpercaya yang diperhitungkan di sektor perbankan Indonesia yang sangat
kompetitif. Tantangan saat ini adalah bagaimana kami dapat melakukan integrasi operasional
kedua bank untuk menggalang potensi sinergi di antara Bank Niaga, Bank Lippo dan CIMB
Group. Kami telah bertekad untuk mewujudkan Bank CIMB Niaga sebagai bank universal di
Indonesia.
Dimana jenis penggabungan yang dilakukan CIMB Niaga dengan Lippo adalah
Merger Statutori, dimana entitas Bank CIMB Niaga dipertahankan karena memiliki asset
lebih besar, sedangkan nama Lippo Bank masuk kotak sejarah penggabungan itu akan
menguatkan posisi CIMB Niaga dalam persaingan industry keuangan di Indonesia, “ujar
Group chief executive CIMB Group , Dato’ Nazir Razak.
Merger Bank Lippo dan Bank Niaga, dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2008 dengan
nama baru PT CIMB Niaga Tbk dan selanjutnya seluruh aset dan kewajiban Bank Lippo di
alihkan ke CIMB Niaga. Berdasarkan data BI triwulan 1-2008, nilai aset CIMB Niaga sebesar
Rp 54,82 triliun, sedangkan nilai aset Lippo sebesar Rp 39,73 triliun. Merujuk pada data BI
tersebut, total aset kedua bank setelah merger diperkirakan menjadi RP 94,55 triliun. Merger
Niaga dan Lippo merupakan dampak dari diterapkannya aturan kepemilikan tunggal (single
presence policy/spp) yang ditetapkan Bank Indonesia. Sebelum merger, Khazanah memiliki
93% saham bank Lippo melalui Santubong Investment BV dan Greatville Pte Ltd. Sedangkan
di Bank Niaga sebesar 62,41% melalui CIMB Group penyedia jasa keuangan terbesar kedua
di Malaysia milik Bumiputera-Commerce Holding Berhad (BCHB). Setelah merger, CIMB
dan Khazanah masing-masing menguasai saham sebesar 58,7% dan 18,7%.

11
Solusi Merger Niaga dan Lippo : Dampak Dari Diterapkannya Aturan Kepemilikan
Tunggal (Single Presence Policy/ SPP) yang Ditetapkan Bank Indonesia
Dalam mengambil kebijakan Merger harus dapat melahirkan sinergi positif antara pemilik
saham dalam suatu perusahaan;
Dalam kasus ini, perpaduan keunggulan kedua bank harus mampu menciptakan sebuah
bank yang lebih baik dan bersaing serta tumbuh di tengah makin ketatnya persaingan
sektor perbankan di Indonesia dan mampu menguatkan posisi dalam persaingan industri
keuangan di Indonesia.

CONTOH KASUS CHAPTER II


AKUISISI & PERKREDITAN

Akuisisi PT. Alfa Retailindo Tbk Oleh PT. Carefour Indonesia


Pada awalnya Alfa menjadi pelaku usaha yang paling banyak gerai yaitu 32 pada
tahun 2006 dan diikuti Carrefour yang mempunyai gerai 29 pada tahun 2006, dan pada tahun
2007 mempunyai 31 gerai. Sedangkan Pasca akuisisi saham Alfa oleh Carrefour, maka
Carrefour dan Alfa menjadi satu entitas ekonomi, walaupun badan hukumnya berbeda-beda.
Karena Carrefour akan mengatur manajemen Alfa sesuai dengan aturan main yang
ditetapkan oleh Carrefour. Setelah Carrefour mengubah manajemen Alfa, maka perilaku
Carrefour dengan Alfa pasca akuisisi akan menjadi sama. Bahkan harga jual suatu barang
yang sama di Carrefour dan Alfa bisa menjadi sama tergantung kebijakan Carrefour. Dan
pada tanggal 21 Januari 2008 manajemen PT. Carrefour Indonesia mengumumkan secara
resmi penandatanganan Share Purchase Agreement dengan PT. Sigmantara Alfindo dan
Prime Horizon Pte. Ltd. untuk membeli 75% persen saham mayoritas di Alfa Retailindo
dengan total harga saham Rp. 674 miliar. Mengakuisisi saham adalah salah satu strategi
pengembangan yang dilakukan oleh pelaku usaha (Carrefour).
Seperti diketahui pasca akuisisi Carrefour terhadap PT Alfa Retailindo, Carrefour
diduga menguasai pasar retail 48,3% atau meningkat dari sebelumnya 37,9%. Carrefour juga
diduga menguasai 66,7% pasar pemasok dari sebelumnya 44,72%. Sedangkan data yang
diperoleh AC Nielsen per Novermber 2007, sebelum mengakuisisi Alfa, pangsa pasar produk
makanan Carrefour hanya 5% dan setelah mengakuisisi, diperkirakan pangsa pasar yang

12
akan dikuasai adalah 7 (tujuh) persen. Walaupun Carrefour bersama dengan Alfa belum
menguasai produk makanan lebih dari 50%, tetapi pasar Hipermart Carrefour adalah menjadi
pelaku usaha dominan. Data AC Nielsen tahun 2006 menunjukkan, bahwa Carrefour
mempunyai 29 gerai. Dan pada tahun 2007 Carrefour telah memiliki 31 gerai. Dilihat dari
jumlah kepemilikan gerai, maka Carrefour menjadi pelaku usaha Hypermarket yang
mempunyai gerai tertinggi setelah mengakuisisi Alfa, dan Carrefour menjadi perusahaan
yang dominan menguasai pangsa pasar lebih dari 50%.
Pada pertengahan tahun 2007, Carrefour mengakuisisi PT. Alfa Retailindo dengan
bukti penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Carrefour, PT.
Sigmantara Alfindo dan Prime Horizon Pte.Ltd untuk membeli saham PT Alfa Retailindo,
Tbk. sebesar 75%, yang kemudian disusul dengan penandatanganan perjanjian jual beli
saham pada tanggal 21 Januari 2008. Setelah melakukan akuisisi, dari 30 gerai ex-Alfa,
sebanyak 14 gerai berganti nama menjadi Carrefour Express, sementara 16 gerai menjadi
Carrefour dan menutup satu gerai. Dengan demikian, pasca akuisisi Alfa Retailindo,
Carrefour beroperasi di dua format yaitu format hypermarket dan supermarket.

Solusi Kasus :
Akuisisi PT. Alfa Retailindo Tbk Oleh PT. Carefour Indonesia
Dalam melakukan akuisisi saham harus merupakan suatu strategi untuk pengembangan
usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha sehingga diharapkan mampu menguasai pangsa
pasar;

CONTOH KASUS CHAPTER III


FRANCHISE & PENGIRIMAN UANG SECARA WARKAT

Kasus Franchise 1 :
Study Kasus : Waralaba di Indonesia

13
Di Indonesia, franchise atau yang lebih dikenal dengan waralaba sudah dikenal sejak
sekitar tahun 1970-an, hal ini terbukti dengan masuknya restoran-restoran dengan penyajian
pelayanan cepat (fast food), seperti Kentucky Fried Chicken dan Pizza Hut. Namun,
sebelumnya sudah ada usaha franchise asing yang masuk ke Indonesia, seperti Hotel Hyatt,
Hotel Sheraton, dan produksi minuman Coca-cola, tetapi usaha tersebut belum begitu dikenal
masyarakat sebagai usaha franchise, karena konsumen baru dari kalangan tertentu saja.
Kemudian sistem franchise mulai berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 1980-
an, terutama bisnis franchise dengan merek asing atau luar negeri. Pemerintah mengijinkan
kegiatan usaha franchise ini dengan harapan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di
Indonesia.
Perkembangan perusahaan-perusahaan eceran di Indonesia dewasa ini sangat pesat.
Hal ini dikarenakan bisnis ini merupakan usaha yang memiliki prospek cerah, lebih-lebih di
Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dengan kebutuhan yang besar pula. Salah
satu perusahaan yang bergerak dalam bisnis eceran tersebut adalah Minimarket Alfamart dan
Minimarket Indomaret yang dikelola dengan sistem franchise atau waralaba. Akhir-akhir ini
memang sedang maraknya bisnis waralaba. Dengan konsep waralaba ini sebuah perusahaan
bisa berkembang dengan sangat cepat. Perusahaan sebesar Mac Donald, KFC, starbuck,
mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam skala nasional, perkembangan bisnis
waralaba semacam minimarket atau retail juga sangat baik.

Kasus Franchise 2 :

Berawal pada 2013, saat Raja Penawar Sembiring, teller di BNI cabang Medan,
melakukan transaksi tunai, nontunai, dan kliring yang masuk. Saat itu Raja menerima dua
berkas bilyet giro. Ia harus melakukan setoran kliring ke rekening perusahaan milik Eddy,
yakni PT. Dharma Utama Metrasco dan rekening BNI PT. Supernova. Pada pengiriman
pertama, Raja memindahkan dana dari bilyet giro terdakwa PT. Darma Utama Metrasco
sebesar Rp. 3 juta. Selanjutnya, Raja memasukkan setoran kliring yang kedua dengan tujuan
PT. Supernova berupa 1 lembar warkat bilyet giro CIMB Niaga No. AAR 332078 dengan
nilai nominal sebesar Rp. 3,6 miliar Namun, ternyata Raja lalai dalam melakukan setoran
kliring bilyet giro CIMB Niaga No AAR 332078.

14
Ia ternyata hanya menggantikan nilai nominal yakni sebesar Rp. 3,6 miliar tanpa
melakukan pengecekan sumber dana dan tujuan transfer dana. Dana Rp. 3,6 miliar akhirnya
masuk ke rekening BNI atas nama terdakwa PT. Darma Utama Metrasco. Padahal, dana itu
seharusnya terbukukan ke rekening PT. Supernova No. 13733998 yang berada di Jakarta.
Pada 14 Juli 2013, Eddy mengetahui ada dana masuk ke rekening perusahaannya. Ia
mendapatkan informasi tersebut dari Beny Sanjaya selaku Direktur PT. Darma Utama
Metrasco. Atas kesepakatan bersama, mereka menggunakan dana tersebut untuk keperluan
operasional PT. Darma Utama Metrasco tanpa mengonfirmasi asal usul dana tersebut. Pada
26 Juli 2013, BNI mengetahui terjadi kesalahan.
Di hari yang sama, sekitar pukul 14.00 WIB, Raja mengonfirmasi ke PT Darma
Utama Metrasco. Kasir keuangan, Ayien, membenarkan ada dana masuk pada 12 Juli 2013.
Ayien kemudian mengonfirmasi kepada Eddy. Setelah melakukan musyawarah, ada
persetujuan bahwa pada 2 Agustus 2013 PT. Darma Utama Metrasco mendebet rekening
sebesar Rp. 730 juta, sehingga sisa dana yang masih digunakan sebesar Rp. 2,8 miliar.
Ternyata sisa dana tersebut tidak kunjung dikembalikan. BNI sudah tiga kali melakukan
somasi kepada perusahaan tersebut agar segera mengembalikan kekurangan dana. Kasus itu
berujung persidangan, di mana Eddy Sanjaya dinyatakan bersalah. Selain hukuman denda
sebesar Rp. 4 miliar, terdakwa juga dihukum membayarkan kerugian pihak BNI cabang
Medan sebesar Rp. 2,8 miliar.

CONTOH KASUS CHAPTER IV


TRANSAKSI DERIVATIF, MARGIN TRADING & INTERNET, E-
COMMERCE

Kasus Kecurangan Derivatif PT. Indosat Tbk

Pada laporan keuangan periode 2006, PT. Indosat melaporkan adanya kerugian
sebesar Rp 438 miliar yang di klaim sebagai ”Rugi dari perubahan nilai wajar atas transaksi
derivatif-bersih” (Loss on Change in Fair Value of Derivatifes-Net). Pengakuan atas
kerugian ini muncul karena perusahaan tidak menerapkan PSAK sebagaimana mestinya.
Dalam PSAK no 55 ”Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktifitas Lindung Nilai” disebutkan
bahwa transaksi derivatif mensyaratkan adanya dokumentasi formal atas analisa manajemen

15
resiko dan analisa efektifitas transaksi jika ingin melindungi resiko dari transaksi derivatif
ini. Selain itu suatu entitas diwajibkan pula untuk melaporkan setiap transaksi derivatif
paling tidak setiap tiga bulan dalam laporan keuangan perusahaan.
Dalam surat yang ditujukan kepada manajemen Indosat (management letter) pada
tahun 2004, 2005 dan 2006, auditor eksternal Indosat menyarankan pihak manajemen
Indosat untuk segera membenahi kebijakan formal manajemen resiko yang berkaitan dengan
transaksi derivatif yang dilakukan oleh Indosat sebesar US$ 275 juta atau sekitar Rp 2,5
trilliun. Transaksi derivatif ini meliputi 17 kontrak perjanjian dengan berbagai institusi
keuangan.
Kasus ini memberikan contoh dari besarnya kerugian yang harus ditanggung oleh
perusahaan di Indonesia diakibatkan tidak adanya analisa yang memadai terhadap transaksi
derivatif yang akan dilakukan. Akibat kerugian ini pula negara kehilangan potensi pajak baik
atas laba bersih perusahaan maupun atas deviden yang dibagikan.

Solusi Kasus Kecurangan Derivatif PT. Indosat Tbk :


Perusahaan harus melakukan analisa yang memadai terhadap transaksi derivatif yang akan
dilakukan agar dapat menekan kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan;
Dalam kasus ini, pihak manajemen Indosat Tbk untuk segera membenahi kebijakan formal
manajemen resiko yang berkaitan dengan transaksi derivatif yang dilakukan oleh Indosat
Tbk.
CHAPTER V
DESAIN INDUSTRI & HK PERLINDUNGAN INFORMASI

Study Kasus :
Permen Alpenliebe dalam Inovasi Produk “Alpenliebe Lollipop”
Alpenliebe adalah salah satu merek permen yang banyak digemari masyarakat
Indonesia di masa kini. Permen Alpenliebe pada awalnya dikenal masyarakat Indonesia
sebagai permen dengan rasa karamel. Seiring dengan perkembangan waktu, Perfetti Van
Melle S.P.A sebagai produsen permen Alpenliebe tersebut juga melakukan inovasi terhadap
produknya dengan meluncurkan produk baru yaitu Alpenliebe Lollipop.
Permen Alpenliebe Lollipop yang beredar di pasaran Indonesia ternyata sempat
menimbulkan sengketa desain industri dengan salah satu produk permen dalam negeri milik

16
pengusaha Indonesia. Agus Susanto adalah salah satu pengusaha permen asal Indonesia yang
memproduksi permen Lollyball bermerek Yoko. Agus mengajukan gugatan pembatalan
desain industri Perfetti Van Melle S.P.A untuk jenis produk permen Alpenliebe Lollipop.
Gugatan Agus dilayangkan ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada bulan Juli 2009.
Persidangan perkara No. 42/ Desain Industri/2009/PN.NIAGA.JKT.PST sudah memasuki
babak akhir. Masalahnya bersumber dari kesamaan desain permen Lollyball dengan desain
permen Lollipop. Desain industri milik Perfetti Van Melle terdaftar dalam sertifikat No. ID
004058 tanggal 8 Januari 2003 dengan judul Lollipops.
Menurut kuasa hukum Agus dari Pieter Talaway & Associates, kesamaan itu terletak
pada bentuk dan konfigurasi. Namun dalam gugatan tidak dijelaskan secara rinci dimana
letak kesamaannya. Kesamaan itu dapat mengecoh masyarakat tentang asal usul atau sumber
produk Agus dan Perfetti Van Melle sehingga bertentangan dengan Pasal 4 UU No. 31
Tahun 2001 tentang Desain Industri. Desain industri permen Alpenliebe dinilai tidak
memiliki kebaruan. Karena itu, dalam petitum gugatan, Agus meminta majelis hakim agar
membatalkan desain industri milik Perfetti Van Melle. Sebab sebelum Perfetti Van Melle
mendaftarkan desain industri permen Alpenliebe, konfigurasi desain sudah beredar luas
(public domain). Perfetti Van Melle dinilai tidak beritikad baik dalam mendaftarkan desain
industri. Agus sendiri telah memproduksi permen Yoko sejak tahun 1999. Ia juga telah
mengantongi sertifikat merek No. 460924 pada 5 Januari 2001. Kemudian diperpanjang
dengan sertifikat No. IDM 000194839.
Kuasa hukum Perfetti Van Melle dari Soemadipraja & Taher, menyatakan gugatan
Agus tidak berdasar. Karena Agus sendiri tidak pernah mendaftarkan desain industri
Lollyball sehingga tidak memiliki hak eksklusif atas desain permen Lollyball. Apalagi,
melarang pihak lain untuk mengunakan desain yang menyerupai desain permen Lollyball.
Faktanya, etiket desain industri permen Lollipops dan Lollyball pun berbeda. Etiket merek
permen Lollyball memiliki berbagai macam unsur gambar. Selain itu, pada desain produk
permennya terdapat garis di permukaan. Sementara, pada permukaan permen Lollipops
bergaris dengan alternatif warna yang berbeda. Garis itupun bervariasi, ada yang horisontal,
diagonal kiri ke kanan atau sebaliknya dan atau tidak beraturan/ bervariasi.
Dalam rezim hukum desain industri tidak dikenal konsep kemiripan atau persamaan
pada pokoknya dalam konsep perlindungan desain industri di Indonesia. Ditjen Hak

17
Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan HAM mengeluarkan sertifikat desain industri
untuk produk Perfetti Van Melle menunjukan pendaftaran desain industri tidak bermasalah.
Tidak melanggar peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, agama dan kesusilaan.
Pendaftaran sertifikat desain industri Perfetti Van Melle telah melalui tahap pemeriksaan
baik administratif, substantif dan telah diumumkan. Ketika, masa pengumuman tidak ada
pengajuan keberatan terhadap pemohon pendaftaran desain industri yang diumumkan. Kuasa
hukum Perfetti Van Melle menilai tidak mungkin perusahaan asal Italia itu membahayakan
reputasinya dengan meniru desain permen dari produsen lain.
Kasus sengketa desain industri antara permen Alpenliebe Lollipop dengan permen
Yoko Lollyball pada dasarnya diawali karena adanya kemiripan di antara kedua produk
tersebut dalam hal bentuk dan konfigurasi. Gugatan yang diajukan oleh Agus Susanto kurang
memiliki dasar pertimbangan yang kuat karena Agus sendiri tidak pernah mendaftarkan
desain industri Lollyball sehingga tidak memiliki hak eksklusif atas desain permen Lollyball.
Selain itu dari pihak kuasa hukum Agus juga tidak dapat menjelaskan secara rinci di mana
letak kesamaannya.
Gugatan Agus semakin diperlemah dengan adanya fakta yang dapat ditunjukkan
pihak Perfetti Van Melle bahwa etiket desain industri permen Lollipops dan Lollyball
berbeda. Bukan hanya itu, Perfetti Van Melle juga dapat membuktikan bahwa produk
Alpenliebe Lollipop telah mendapatkan sertifikat desain industri. Pendaftaran sertifikat
desain industri Perfetti Van Melle telah melalui tahap pemeriksaan baik administratif,
substantif dan telah diumumkan. Ketika, masa pengumuman tidak ada pengajuan keberatan
terhadap pemohon pendaftaran desain industri yang diumumkan. Berdasarkan kondisi
tersebut, gugatan yang diajukan oleh Agus Susanto memang tidak cukup kuat untuk
membuktikan adanya pelanggaran desain industri yang dilakukan oleh pihak Perfetti Van
Melle.
Desain industri permen Lollyball seharusnya segera didaftarkan ketika baru tercipta.
Gugatan Agus Susanto menjadi gugatan yang lemah karena Agus sendiri tidak memiliki
serifikat desain industri atas permen Lollyball. Meskipun telah memiliki sertifikat merek No.
460924 pada tahun 2001, namun hal ini belum lengkap tanpa adanya sertifikat atas desain
industri. Jika kondisinya seperti ini, permen Lollyball hanya mendapat perlindungan atas
merek dagangnya, namun tidak mendapat perlindungan dan pengakuan atas desain

18
industrinya. Oleh sebab itu, pendaftaran legalitas atas suatu produk haruslah lengkap dan
dilakukan sesegera mungkin. Hal ini diperlukan agar produsen memperoleh jaminan
perlindungan hukum yang sah atas hak milik perindustrian untuk produk yang dimilikinya

Solusi Permen Alpenliebe dalam Inovasi Produk “Alpenliebe Lollipop”


Dalam melakukan inovasi terhadap suatu produk sebaiknya menghindari adanya
kesamaan ciri produk dengan produk sejenis yang dikeluarkan oleh industry lain;
Setiap produk harus mendaftarkan desain industri pada lembaga berwenang agar
mendapatkan sertifikat hak milik maupun merek dagang;
Dalam industry, setiap produk yang dihasilkan harus mendapat perlindungan atas merek
dagangnya dan mendapat perlindungan dan pengakuan atas desain industrinya;
Pendaftaran legalitas atas suatu produk haruslah lengkap dan dilakukan sesegera
mungkin agar produsen memperoleh jaminan perlindungan hukum yang sah atas hak
milik perindustrian untuk produk yang dimilikinya.

CONTOH KASUS CHAPTER VI


ANTI PERSAINGAN CURANG & PERLINDUNGAN KONSUMEN

Kasus Pelanggaran atas Perlindungan Konsumen


Telkomsel diduga Melakukan Manipulasi dalam Program “Talkmania”

Telkomsel diduga melakukan manipulasi dalam program “Talkmania” dengan tetap


menarik pulsa pelanggan meski keutamaan dalam program itu tidak diberikan.
Salah seorang warga Kota Medan, Mulyadi (37) di Medan, Selasa, mengatakan, dalam
iklannya, Telkomsel menjanjikan gratis menelepon ke sesama produk operator selular itu
selama 5.400 detik (90 menit).
Untuk mendapatkan layanan itu, pulsa pelanggan akan dikurangi Rp. 3 ribu setelah
mendaftar melalui SMS “TM ON” yang dikirim ke nomor 8999 terlebih dulu. Namun,
pelanggan sering merasa kecewa karena layanan itu selalu gagal dan hanya dijawab dengan

19
pernyataan maaf disebabkan sistem di operator selular tersebut sedang sibuk serta disuruh
mencoba lagi. Tapi pulsa pelanggan tetap dikurangi, dan apabila terus dicoba tetap juga
gagal, sedangkan pulsa terus dikurangi, katanya.
Warga Kota Medan yang lain, Ulung (34) mengatakan, penggunaan layanan
Talkmania yang diiklankan Telkomsel itu seperti “berjudi”. “Kadang-kadang berhasil,
kadang-kadang gagal, namun pulsa tetap ditarik,” katanya.
Dalam kasus ini Telkomsel secara jelas melakukan tindakan penipuan dan
menyebabkan kerugian bagi beberapa konsumen dan membuat rasa ketidak nyamanan bagi
para konsumennya. Dijelaskan pada Pasal 4, hak konsumen adalah Ayat 1 : “hak atas
kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”. Ayat
3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/ atau jasa”.
Telkomsel melanggar pasal tersebut karena membuat konsumen menjadi tidak
nyaman atas fasilitas yang diberikan. Telkomsel juga tidak memberi informasi yang benar
dan jelas atas fasilitas yang diberikan sehingga merugikan konsumen. Pasal tersebut
mengacu pula pada pasal berikutnya tentang kewajiban pelaku usaha yaitu Pasal 7,
kewajiban pelaku usaha adalah Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan dan pemeliharaan”.
Dan seharusnya yang dilakukan Telkomsel dari sebab akibat atas melanggar pasal
diatas yaitu ada pada pasal berikutnya yaitu Pasal 19 Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung
jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen
akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan”
Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian uang
atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
kesehatan dan/ atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku”. Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang
waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”. Menurut pasal tersebut, Telkomsel harus
memberikan ganti rugi kepada konsumen karena telah merugikan para konsumen.

Solusi Telkomsel diduga Melakukan Manipulasi dalam Program “Talkmania” :

20
Sebaiknya provider tidak melakukan manipulasi atau kecurangan dalam penyediaan
layanan;
Dalam kasus ini Telkomsel secara jelas melakukan tindakan penipuan dan
menyebabkan kerugian bagi beberapa konsumen dan membuat rasa ketidak nyamanan
bagi para konsumennya.
Telkomsel seharusnya membuat konsumen menjadi nyaman atas fasilitas yang diberikan.
dan memberi informasi yang benar dan jelas atas fasilitas yang diberikan sehingga tidak
merugikan konsumen;
Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/ atau jasa yang dihasilkan
atau diperdagangkan;

CONTOH KASUS CHAPTER VII


HUKUM DAN ETIKA BISNIS

Study Kasus Etika Bisnis :


Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT Megasari Makmur

Kita tahu bahwa pada saat ini  banyak sekali produk produk obat nyamuk, salah
satunya yang terkenal  adalah Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT.Megasari
Makmur. Obat nyamuk ini pun pertama kali di produksi pada tahun 1996. Selain obat
nyamuk, PT Megasari Makmur juga memproduksi banyak produk lainnya seperti pengharum
ruangan dan juga tisu basah. Obat nyamuk HIT ini pun terkenal sebagai obat nyamuk yang
murah dan lebih tahan lama. Oleh sebab itulah obat nyamuk HIT ini terkenal di kalangan
masyarakat indonesia.

21
Obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT. Megarsari Makmur dinyatakan
ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia. Departemen Pertanian, dalam hal ini
Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi di pabrik HIT dan menemukan penggunaan
pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan
syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker
lambung.
HIT yang promosinya sebagai obat anti-nyamuk ampuh dan murah ternyata sangat
berbahaya karena bukan hanya menggunakan Propoxur tetapi juga Diklorvos (zat turunan
Chlorine yang sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia). Obat anti-nyamuk
HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi
ulang).
Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur
ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu
seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat
keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT.

Jika dilihat menurut Undang-Undang Dasar, PT Megarsari Makmur sudah melanggar


beberapa pasal, yaitu :
1. Pasal 4, hak konsumen adalah :
Ayat 1 : "hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa".
Ayat 3 : "hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa".
2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :
Ayat 2 : "memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan
jaminan barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan"
3. Pasal 8 :

22
Ayat 1 : "Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang
dan/atau jasa yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan
dan ketentuan peraturan perundang-undangan".
Ayat 4 : "Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang
memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari peredaran".
4. Pasal 19 :
Ayat 1 : "Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa
yang dihasilkan atau diperdagangkan".
Ayat 2 : "Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku".
Ayat 3 : "Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi".

23
Solusi Terhadap Kasus Pelanggaran Etika Bisnis oleh PT Megasari Makmur :
1. Jika sebuah perusahaan ingin memproduksi sebuah produk haruslah produk tersebut yang
aman dan tidak membahayakan bagi penggunanya. Jangan hanya karena sebuah produk
bisa menyebabkan penyakit malahan kematian. Yang terpenting dari sebuah produk
adalah kenyamanan, kesehatan bagi penggunanya bukan karena harga nya yang murah
tapi kualitas serta kejujuran dari sebuah produk tersebut. Hal ini merupakan sudah
melanggar dalam etika bisnis karena tidak jujur dalam memproduksi sebuah produk. Dan
untuk para konsumen juga jangan melihat suatu produk dari harganya saja. Karena harga
yang murah dan tahan lama lalu kita beli tanpa kita lihat dulu bahan bahan yang
terkandung di dalamnya;
2. Para konsumen harus jeli apa produk yang ingin dia beli dan melihat juga efek yang
terdapat di produk tersebut. Mencari keuntungan boleh saja tapi yang tepenting adalah
kepuasan dan kualitas produk yang baik untuk para konsumen karena yang terpenting
adalah konsumennya dulu, jika kita memproduksi sebuah produk dengan zat zat yang
aman dan juga kualitas yang baik maka konsumen pun akan terus memakai produk yang
kita produksi.

CONTOH KASUS CHAPTER VIII


ASPEK HUKUM BISNIS TELEMEDICINE

Telemedicine Tren Pengobatan Masa Depan Dunia


Ada baiknya kita mengenal bantuan pengobatan yang dilakukan oleh Médecins Sans
Frontières (MSF) yang akhir akhir ini perannya sangat dirasakan terutama bagi pengungsi
yang tergusur akibat konflik dan ganasnya perang.
Organisasi amal ini melalui penggunakan teknologi informasi sudah terhubung dan
beroperasi di 60 negara.  Melalui jaringan informasi ini terlihat jelas sekali transfer teknologi
dan pengetahuan dari dokter spesialis  yang berpengalaman lintas benua dan juga lintas
waktu untuk memberikan bantuan kepada para korban perang, bencana dan juga para
pengungsi yang diperkirakan jumlahnya mencapai 65 juta orang.

24
MSF sebagai jejaring Telemedicine didirikan 6 tahun yang lalu.  Jejaring ini
memanfaatkan portal encrypted online dimana para dokter dapat mengunggah berbagai
kasus penyakit yang sedang ditanganinya, photo-photo, ultrasound, hasil X ray dll untuk
selanjutnya meminta saran dan pandangan dari dokter spesialis yang ada di jejaring  MSF
yang jaraknya ribuan kilometer  dari tempat dimana kasus tersebut ditangani oleh dokter.

Kasus yang dialami oleh seorang gadis cilik yang tangannya ditembak oleh pasukan
bersenjata di wilayah konflik di Congo dapat diambil contoh untuk menggambarkan betapa
bermanfaatnya jejaring telemedicine ini bagi pasien dan upaya kemanusiaan lainnya.
Doktor di wilayah konflik yang menangani gadis kecil ini mengalami kesulitan untuk
mengambil keputusan apakah tangan gadis ini harus diamputasi atau tidak.  Dalam kasus ini
dokter ini mengambil photo photo terkait luka yang dialami oleh gadis ini dan selanjutnya
masuk ke dalam sistem yang terhubung dengan internet untuk mengunggah kasus ini
termasuk photo yang diambilnya.  Dalam waktu yang relatif  singkat sudah diterima
pertimbangan dari dokter spesialis terhadap kasus yang sedang dihadapinya ini dan sekaligus
keputusan apa yang harus diambil.
Dalam kasus ini, setelah berbagai informasi diterima dari dokter yang berada di
lapangan, operator di kantor pusat MSF langsung mengirim email atau menelpon langsung
dokter spesialis dan berpengalaman  yang ada dalam jejaring  MSF. 
Biasanya para operator ini bekerja sangat cepat mulai dari mendapatkan kasus dan
mengalokasikan kasus pada dokter yang spesialis yang tepat.  Selanjutnya dokter spesialis
akan masuk ke dalam sistem dan memberikan respon nya juga dalam waktu yang cepat.
Keseluruhan proses ini biasanya memakan waktu kurang dari 24 jam.
Dalam kasus gadis kecil yang terluka tangannya ini, para spesialis yang ada di
jejaring  MSF memutuskan untuk tidak mengamputasi tangan gadis kecil ini tapi menjahit
luka yang ada dengan teknik khusus yang disarankan.
Dengan menggunakan sistem ini para dokter yang berpengalaman yang ada di benua
berbeda dapat bertukar pikiran dan saling menginformasikan kasus yang dihadapinya dan
saling mendukung dalam memberikan  keputusan yang paling tepat.

25
Saat ini MSF juga menerapkan dan mengembangkan sistem real time, dimana
para dokter yang ada di lapangan di wilayah terpencil dapat berkomunikasi langsung dengan
para dokter berpengalaman yang ada dalam jejaring MSF ini.
Mengingat semakin berkembangnya permasalahan kesehatan yang ada di wilayah
konfik di wilayah yang berbahasa Arab,  MSF kini  juga memperkenalkan komunikasi dalam
bahasa arab disamping bahasa Inggris, Spanyol dan Perancis.
Pentingnya telemedicine ini memang tidak diragukan lagi mengingat saat
ini konflik dan perang terjadi di berbagai belahan dunia.  Data terakhir yang dikeluarkan
oleh UNHCR badan dunia yang bergerak dalam urusan pengungsi menunjukkan bahwa pada
tahun 2015  terdapat sebanyak 65,3 juta orang yang harus meninggalkan rumah dan
kampung halamannya dan 21 juta diantaranya  terpaksa menjadi pengungsi.
Tidak hanya sampai disitu, pada tahun 2015 ada sebanyak 244 juta orang  (3,3%
penduduk dunia) yang keluar dari negarannya dan masuk ke negara lain melalui wilayah
perbatasan untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Ditengah permasalahan dan kasus yang melanda dunia saat ini ini
tampaknya telemedicine menjadi tren dunia kedokteran di masa mendatang yang
keberadaannya akan memberikan manfaat yang sangat besar.
Telemedicine memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan antara dokter yang
berpengalaman dengan dokter junior  yang ada di lapangan.  Melalui pemanfaatan teknologi
informasi,  krisis dokter speasialis dapat sedikit demi sedikit diatasi dan tentunya akan
berdampak besar dalam mengurangi penderitaan yang dialami oleh orang-orang yang kurang
beruntung  yang tidak hanya di wilayah konflik namun juga di wilayah marjinal dan terpencil
di Negara-negara  yang sedang berkembang.

Saran :
Telemedicine Tren Pengobatan Masa Depan Dunia
Manfaatkan Jejaring Telemedicine dimana para dokter dapat mengunggah berbagai kasus
penyakit yang sedang ditanganinya, photo-photo, ultrasound, hasil X ray dll untuk
selanjutnya meminta saran dan pandangan dari dokter spesialis yang ada di jejaring  MSF
yang jaraknya ribuan kilometer  dari tempat dimana kasus tersebut ditangani oleh dokter;

26
Perluas jaringan telemedicine karena pentingnya Telemedicine ini memang tidak
diragukan lagi, apalagi mengingat saat ini konflik dan perang terjadi di berbagai belahan
dunia agar dapatmemudahkan memperoleh bantuan terhadap layanan yang tersedia pada
Telemedicine;
Dalam kasus ini, memanfaatkan layanan Telemedicine memungkinkan terjadinya transfer
pengetahuan antara dokter yang berpengalaman dengan dokter junior  yang ada di
lapangan.  Melalui pemanfaatan teknologi informasi,  krisis dokter speasialis dapat sedikit
demi sedikit diatasi dan tentunya akan berdampak besar dalam mengurangi penderitaan
yang dialami oleh orang-orang yang kurang beruntung  yang tidak hanya di wilayah
konflik namun juga di wilayah marjinal dan terpencil di Negara-negara  yang sedang
berkembang.

27

Anda mungkin juga menyukai