Anda di halaman 1dari 16

BAB VIII

TINJAUAN ETIKA BISNIS


DALAM MANAJEMEN INFORMATIKA

8.1 Etika Bisnis


Etika bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan konsumen serta etika
yang harus dipraktekkan dalam bisnis. Etika bisnis juga diartikan sebagai studi standar formal
dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam sistem dan organisasi yarrg digunakan
masyarakat modem untuk memproduksi dan mendistribusikan barang danjasa dan diterapkan
kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

8.1.1 Cakupan Etika Bisnis


Etika bisnis mendakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi
uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing.
 Orang yang memnam uang atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola
perusahaan secara berhasil, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
 Konsumen menginginkan agar perusahaan menghasilkan produk bermutu yang dapat
dipercaya dan dengan harga yang layak
 Para karyawan menginginkan agar perusahaan mampu membayar balas jasa yang
layak bagi kehidupan mereka, memberi kesempatan naik pangkat atau promosi
jabatan.
 Pihak kreditur mengharapkan agar semua hutang perusahaan dapat dibayar tepat pada
waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara
teratur.
 Pihak pesaing mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak
merugikan dan menghancurkan pihak lain.

8.1.2 Menciptakan Etika Bisnis

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain
ialah
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri
mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam
bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan
dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan
tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi
penggunaannya juga harus memerhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika
bisnis yang “etis”.
2. Pengembangan tanggung jawab social(social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesepakatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis
untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand
harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dan tidak memanfaatkan
kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan
excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifesitasikan
sikap tanggung jawap terhadap masyarakat sekitarnya.
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi. Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan
informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk
meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya
yang dimilikki akibat adanaya transformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang
lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang berat antara pelaku bisnis besardan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar
mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu
dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam
dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan konsep “Pengembangan berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang,
tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan
ini jelas pelaku bisnis dituntut tida meng”eksploitasi” lingkungan dan keadaan saat
sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan
dimasa dating walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk meperoleh
keuntungan besar.
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi )
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk
permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan
nama bangsa dan bernegara.
7. Mampu menyatakaan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai
contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan mengunakkan “katabelece”
dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah.juga jangan
memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” yang memberikan “komisi” kepada pihak
yang terkait.
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan
pengusaha kebawah untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada
saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha lemah
mampu berkembang bersama dengan pengusaha dengan pengusaha lainnya yang
sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak
golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak
menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
9. Konsekuen bdan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama semua
konsep etika bisnis yang telah ditentukan yang tidak akan dapat terlaksana apabila
setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa ?
Seandainya semua etika bisnis telah disepakati , sementara ada “oknum”, baik
pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan”
demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu demi
satu.
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati. Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan
suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
11. Perlu adnya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang
berupa peraturan perundang-undangan. Hal ini untuk menjamin kepastian hokum dari
etika bisnis itu tersebut, seperti “Proteksi” terhadap pengusaha lemah.
8.1.3 contoh pelanggaran dalam Etika Bisnis

Contoh pelanggaran dalam etika bisnis yaitu sebagai berikut :

 Pelanggaran etika bisnis terhadap hukum


Sebuah perusahaan X karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk
melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu,perusahaan
sama sekali tidak memberikan pesongansebagaimana yang diatur dalam UU No.13/2003
tentang ketenagakerjaan. Dalam kasus ini perusahaan x dapat dikatakan melanggar prinsip
kepatuhan terhadap hukum.
 Pelanggaran etika bisnis terhadap transparansi
Sebuah yayasan X menyelengarakan pendidikan setingakat SMA.Pada tahun ajaran baru
sekolah mengenakan biaya sebesar Rp. 500.000,- kepada setiap siswa baru. Pungutan
sekolah ini sama sekali tidak diinformasikan kepada mereka saat akan mendaftar, sehingga
setelah menerima mau tidak mau mereka harus membayar. Dismping itu tidak ada
informasi maupun penjelasan resmi tentang penggunaan uang itu kepada wali murid.
Setelah didesak oleh banyak pihak, Yayasan baru memberikan informasi bahwa uang itu
diperguanakan untuk pembelian seragam guru. Dalam kasus ini, pihak Yayasan dan
sekolah dapat dikategorikan melanggar prinsip transparansi.
 Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas
Sebuah RS Swasta melalui pihak pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang
akan mendaftar PNS secara otomatis dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah
seorang karyawan di RS swasta itu mengabaikan pengumuman dari pihak pengurus karena
menurut pendapatnya ia diangkat oleh pengelola dalam hal ini direktur,sehingga segala
hak dan kewajiban dia berhubungan dengan pengelola bukan pengurus. Pihak pengelola
sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai kebijakan tersebut. Karena
sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari kasus RS Swasta itu dapat
dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada penjelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban antara pengelola dan pengurus Rumah Sakit
 Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip pertanggung jawaban
Sebuah perusahaan PJTKI dijogja melakukan rekrutmen untuk tenaga baby sister. Dalam
pengumuman dan perjanjian dinyatakan bahwa perusahaan berjanji akan mengirimkan
calon TKI setelah 2 bulan mengikuti training mengikuti training dijanjikan akan dikirim
ke Negara-negara tujuan. Bahkan perusahaan tersebut menjanjikan bahwa segala biaya
yang dikeluarkan pelamar akan dikembalikan jika mereka tidak jadi berangkat Ke Negara
tujuan. B yang tertarik dengan tawaran tersebut langsung mendaftarkan dan mengeluarkan
biaya sebanyak Rp 7 juta untuk ongkos administrasi dan pengurusan visa dan paspor.
Namun setelah 2 bulan training, B tak kunjung diberangkatkan, bahkan hingga satu tahun
tidak ada kejelasan. Keika dikonfirmasi, perusahaan PJTKI itu selalu berkilah ada
penundaan, begitu seterusnya. Dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan PJKTI
tersebut telah menggelar prinsip pertanggungjawaban dengan mengabaikan hak-hak B
sebagai calon TKI yang seharusnya diberangkatkan ke Negara tujuan untuk bekerja.
 Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kewajaran
sebuah perusahaan property ternama dii Yogyakarta tidak memberikan surat izin
membangun rumah dari developer kepada dua orang konsumennya di kawasan kavling
perumahan milik perusahaan tersebut. Konsumen pertamanya sudah memenuhi
kewajibannya membayar harga tanah sesuai dengan kesepakatan dan biaya administrasi
lainnya. Sementara konsumen kedua masih mempunyai kewajiban membayar kelebihan
tanah, karena setip kali akan membayar pihak developer selalu menolak alas an belum ada
izin dari pusat perusahaan (pusatnya di Jakarta). Yang aneh adalah di kawasan kavling itu
hanya dua orang yang belum mengantongi izin pembangunan rumah, sementara 30
konsumen lainnya sudah di beri izin dan rumah mereka sudah di bangun semuanya. Alas
an yang mengemukakan perusahaan itu adalah ingin memberikan pelajaran kepada dua
konsumen tadi karena dua orang ini telah memprovokasikan konsumen lainnya untuk
melakukan penuntutan segera pemberian izin pembangunan rumah. Dari kasus ini
perusahaan property tersebut telah melanggar prinsipp kewajaran (fairmess)karena tidak
memenuhi hak-hak stakeholder(konsumen) dengan alas an yang tidak masuk akal.
 Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip kejujuran
Sebuah perusahaan pengembang di sleman membuat kesepakatan dengan sebuah
perusahaan konstributor untuk membangun sebuah perumahan. Sesui dengan kesepakatan
pihak pengembang memberikan spesifikasi bangunan kepada kontraktor. Namun dalam
pelakssanaannya, perusahaan kontraktor melakukan penurunan kualitas spesifikasi
bangunan tanpa sepengetahuan perusahaan pengembang. Sedangkan beberapa bulan
kondisi bangunan sudah mengalami kerusakan serius. Dalam kasus ini pihak perussahaan
kontraktor dapat di katakana telah melanggar prinsip kejujuran karena tidak memenuhi
spesifikasi bangunan yang telah di sepakati bersama dengan perusahaan pengembang.

 Pelanggaran etika bisnis terhadap prinsip empati


Seorang masabah, sebut saja X, dari perusahaan pembiayaan terlambat membayar
angsuran mobil sesuai tanggal jatuh tempo karena anaknya sakit parah. X sudah
memberitahukan kepada pihak perusahaan tentang keterlambatannya membayar angsuran,
namun tidak mendapatkan respin dari pihak perusahaan. Beberapa minggu setelah jatuh
tempo pihak perusahaan langsung mendatangi X untuk menagih angsuran dan mengancam
akan mengambil mobil yang masih di angsur itu. Pihak perusahaan menagih dengan cara
yang tidak sopan dn melakukan tekanan psikologis kepada nasabah. Dalam kasus ini kita
dapat mengakategorikan pihak perusahaan telah melakukan pelanggaran prinsip empati
pada nasabah karena sebenarnya pihak perusahaan dapat memberikan peringatan kepada
nasabah itu dengan cara yang bijak dan tepat.

8.2 E-commerce
Pemandangan sebenarnya merupakan kegiatan yang di lakukan manusia sejak awal
peradabannya. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan srana yang digunakan untuk
berdagang senantiassa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan
penggunannya kini ialah e-commerce itu, bagaimana ia dapat mempermudah penggunaanny,
serta peran pentingnya akan dibahas dalam tulisan ini.

8.2.1 defenisi E-commerce


E-commerce secara umum dapat diberikan sebagai proses transaksi jual beli secara
elektronik melalui media internet. Menurut mariza arfina dan Robert marpaung e-
commerce atau yang lebih di kenal dengan e-com dapat di artikan sebagai suatu cara
berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas
internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver”.
Menurut david baum, pengertian e-ecommerce adalah :”E-commerce is a dynamic set
of technologies, applications, and business process that link enterprise, consumers of goods,
services, and informations”. E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan
proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui
transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara
elektronik.
Bryan A.Garner juga menyatakan bahwa “E-commerce the practive of buying and
seiling goods and services trouch online consumer services on the internet. The e, ashortened
from electroni, has become a popular prefix for other terms associated with electronic
transaction”. Dapat di katakana bahwa penertian e-commerce yang dimaksud adalah
pembelian dan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan jasa computer online di
internet.
Roger Clarke dalam “Electronic commerce definitions” menyatakan bahwa e-
commerce adalah “the conduct of commerce in goods and services, with the assistace of
telecommunication and telecommunications-based tools” (e-commerce adalah tata cara
perdagangan barang dan jasa yang menggunakan media telekomunikasi dan telekomunikasi
sebagai alat bantunya).

8.2.2 karakteristik E-commerce


1. terjadinya transaksi antar dua belah pihak
2. adanya pertukaran barang, jasa dan informasi
3. internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut.
4. transaksi tanpa batas
Sebelum era internet, batas-batas geografi menjadi penghalang perusahaan atau individu
yang ingin go-internasional. Sehingga, hanya perusahaan atau individu dengan modal besar
yang dapat memasarkan produknya keluar negeri. Dewasa ini dengan internet pengusaha
kecil dan menengah dapat memasarkan prodiknya secara internasional cukup dengan
membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tapa batas waktu
(24jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut dan
melakukan transaksi secara online.
5. transaksi anonym
Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu
sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang mengenai
pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia system pembayaran yang ditentukan, yang
biasannya dengan kartu kredit.
6. produk digital dan non digital
Produk-produk digital seperti software computer, music dan produk lain yan bersifat digital
dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendowload secara elektronik. Dalam
perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang
kebutuhan hidup lainnya.
7. produk barang tak berwujud
Bnyak perusahaan yang bergerak dibidang e-commerce dengan menawarkan barang tak
berwujud seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet. Impelentasi e-
commerce pada dunia industry yang menerapkan nya semakin lama semakin luas tidak
hanya mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan global, namun telah
membentuk suatu masyarakat tersendiri yang dinamakan komunitas

Bisnis elektronik (electronic business community). Komunitas ini memanfaatkan cyberspace


sebagai tempat bertemu, berkomunikasi dan berkoordinasi ini secara intens memanfaatkan
media dan infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi dalam menjalankan
kegiatannya sehari-hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara
berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar
tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand) dengan penawaran (supply). Transaksi
yang terjadi antara demand dan supply dapat dengan mudah dilakukan walaupun yang
bersangkutan berada dalam sisi geografis yang berbeda karena kemajuan dan perkembangan
teknologi informasi, yang dalam hal ini adalah teknologi e-commerce.

8.2.3 Manfaat Menggunakan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis

a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Transaksi on-line yang


membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang
dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
b. Menurunkan biaya operasional (operating cost)
Transaksi e-commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya
diprogram dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji yang
berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi.
c. Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat
dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan
media perantara komputer.
d. Meningkatkan customer loyalty
Ini disebabkan karena sistem transaksi e-commerce menyediakan informasi secara
lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal
pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri
produk yang dia inginkan.
e. Meningkatkan supply management
Transaksi e-commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada
perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia
sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem
supply management yang baik harus ditingkatakan.
f. Memperpendek waktu produksi
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai devisi atau sebuah distributor
dimana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan
barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan
teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer. Pernyataan-
pernyataan onno w. Purbo diatas juga didukung oleh pernyataan laura mannisto
(international telecommunication union, asia dan the future of the world economic
system, 18 march 1999, london), yaitu
a. Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses oleh pembeli,
penjual , produsen dan distributor.
b. Globalisasi produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif
lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain
negara dan melayani konsumen lebih cepat. Produksi dapat memilih tempat untuk
memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu
berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat
mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarakna
biaya tinggi.
c. Mengurangi biaya transaksi dengan adanya sistem order, pembayaran dan logistik
secara online dan otomatis.

Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat


membahayakan aset-aset yang berharga. Ada beberapa bentuk ancaman yang
munkin terjadi :
1. System penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat
dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
2. Authorization violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimilliki seseorang
yang berhak mengakses sebuah system.
3. Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum
tentu legal dimasa yang akan datang.
4. Communications monitoring
Seseorang dapat memantau semua informasi rahasia dengan melakukan
monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
5. Communications tampering
Segala hal yang membahayakan serahasiaan informasi seseorang tanpa
melakukan penetrasi, seperti mengubah informasi transaksi ditengah jalan atau
membuat sistem server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk
memberikan informasi rahasia mereka secara suka rela.
6. Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber dan fasilitas-
fasilitas lainnya.
7. Repudiation
Penolakan terhadao sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik
sengaja ataupun tidak sengaja.

8.2.5 Jenis-Jenis Transaksi E-Commerce


1. Business To Business (B2B)
Transaksi-transaksi ini memiliki karakteristik, yaitu :
1. Tranding partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner
tersebut. Sehingga jenis informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai
kebutuhan dan kepercayaan (trust).
2. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,
dengan format data yang disepakati bersama. Sehingga memudahkan pertukaran
data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
3. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak
harus menunggu partner.
4. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing
intelligence dapat didistribusikan di kedua belah pihak.

2. Business To Customer (B2C)


Transaksi ini memiliki karakteristik, yaitu :
1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
2. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat
digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah
umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web.
3. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Customer melakukan
inisiatif dan prosedur harus siap memberikan respon sesuai dengan
permohonan.
Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client
(cistomer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan processing
(business procedure) diletakkan di sisi server.

3. Customer To Customer (C2C)


Cunsumer to consumer (C2C) merupakan transaksi dimana konsumen menjual
secara lansung kepada konsumen lainnya. Juga seorang individu yang
mengiklankan produk barang atau jasa,pengetahuan, maupun keahliannya di salah
satu situs lelang.

4. Consumer to business (C2B)


Consumer to business (C2B) merupakan individu yang menjual produk atau jasa
kepada organisasi atau individu yang mencari penjual dan melakukan
transaksi.

5. Non-Business Elektronic Business


Dewasa ini makin banyak jumlah lembaga non-bisnis seperti lembaga akademis,
organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial dan lembaga-lembaga
pemerintahan yang menggunakan berbagai tipe E-Commerce untuk mengurangi
biaya (misalnya, memperbaiki purching) atau untuk meningkatkan operasi dan
layanan publik.

6. Intrabusiness (Organitational) Electronik commerce


Kegiatan ini meliputi semua aktivitas internal organisasi melalui internet untuk
melakukan pertukaran barang , jasa, dan informasi, menjual produk perusahaan
kepada karyawan, dan lain-lain.

8.2.6 Keuntungan bagi Produsen, Konsumen, Pemerintah dan masyarakat Umum

8.2.6.1 Keuntungan Bagi Produsen

1. Kemampuan grafis internet mampu memperlihatkan produk apa adanya (natural) serta
dapat membuat brosur berwarna dan menyebarkannya tanpa ongkos/biaya cetak
2. Lebih aman membuka toko online di banding membuka toko biasa
3. Berjualan di dunia maya internet tidak mengenal hari libur, dan hari besar, semua
transaksi bisa di lakukan kapan saja dimana saja
4. Tanpa batas-batas wilayah dan waktu, sehingga memberikan jangkauan pemasaran
yang luas dan tak terbatas oleh waktu
5. Revenue stream (arus pendapatan) yang baru yang mungkin sulit atau tidak dapat
diperoleh melalui cara konvensional
6. Meningkatkan market exposure (pangsa pasar), dimana dengan penggunaan e-
commerce memungkinkan untuk meningkatkan pangsa pasar yang semula
mempunyai pangsa pasar didalam negeri saja, dengan adanya e-commerce maka
pangsa pasar menjangkau luar negeri.
7. Menurunkan biaya operasi (operating cost), penggunaan teknologi internet
memungkinkan untuk melakukan kegiatan perdagangan selama 24 jam sehari,7 hari
dalam seminggu, dimana hal tersebut tidak berpengaruh terhadap biaya yang di
keluarkan untuk biaya lembur untuk karyawan atau pegawai, karena segala
sesuatunya dikerjakan oleh komputer yang tidak membutuhkan operator untuk
menjalankan proses perdagangan, cukup hanya dengan penggunaan softwewetertentu
maka segala aktivitas dalam transaksi perdagangan dapat dilakukan.
8. Penghematan besar yang di mungkinkan melalui e-mail, penghematan ini terjadi
karena berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali adanya penggunaan kertas dalam
segala proses transaksi,dimana segala sesuatu didalam e-commerce menggunakan
suatu data digital sehingga tidak membutuhkan kertas sebagai media, yang pada
akhirnya memberikan penghematan besar terhadap pengeluaran proses transaksi.
8.2.6.2 Keuntungan Bagi Konsumen
1. Memungkinkan transaksi jual beli secara lansung, mudah dan nikmat, maksudnya
adalah proses jual beli yang terjadi dalam e-commerce tidak m,embutuhkan
perantara,dimana proses transaksi yang terjadi lansung antara merchant dengan
customer. Sehingga, hal ini memberikan suatu kemudahan karena tidak perlu suatu
prosestransaksi yang berbeli-belitdan cenderung lama, yang pada akhirnya hal ini
memberikan kenikmatan terhadap customer dalam melakukan transaksi perdagangan
melalui internet.
2. Disintermediation adalah proses meniadakan calo dan pedagang perantara. Dengan
kata lain, konsumen tidak perlu membayar lebih untuk sebuah barang atau jasa yang
dibelinya.Penggunaan e-commerce merupakan proses transaksi lansung antara
merchant dengan customer tanpa memerlukan perantara meskipun keberadaan para
pihaknya jauh atau berbeda negara, dengan e-commerce customer dapat mengecek
lansung keberadaan barang yang dibutuhkan, serta mendapatkan harga yang lansung
diberikan oleh merchant, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak jauh lebih mahal.Hal
ini berbeda dengan perdagangan secara konvensional, ketika seseorang dari suatu
negara membutuhkan barang atau jasa dari luar negeri, orang tersebut tidak mungkin
mendatangi lansung penjual barang tersebut di negaranya, karena hal tersebut tentu
saja menambah biaya dan memrlukan cukup banyak waktu itupun belum termasuk
dengan keberadaan barang yang masih dibutuhkan apakah masih ada atau telah
habis, sehingga orang yang membutuhkan barang tersebut tentu saja membutuhkan
perantara pedagang lain dalam hal ini adalah importir yang tentu saja harga barng
yang dibutuhkan akan semakin mahal.
3. Menggunakan digital cash atau elektronik cash (e-cash).Tanpa harus membayar
dengan uang tunai.Maksudnya adalah customer tidak perlu membawa uang tunai
untuk membayar transaksi jual beli yang dilakukuan dengan pihak merchant, dimana
pembayaran yang dilakukan oleh customer cukup dengan mentransfer sejumlah uang
sesuai dengan harga barang yang dipesa plus ongkos kirim kepada rekening yang
telah disediakan oleh pihak merchant, atau juga hanya dengan memasukan nomor
kartu kredit yang dimiliki oleh customer dalam form pembayaran yang telah
disediakan oleh pihak merchant. Sehingga dengan cara yang demikian semakin
memberikan kemudahan dalam bertransaksio yang kemudian memberikan rasa aman
karena tidak perlu membawea uang tunai dalam jumlah yang tidak sedikit untuk
diserahkan kepada merchant yang penuh resiko tehadap tindak kejahatan seperti
perampokan dan sebagainya.\
4. Memberikan kesempatan konsumen yang berada dibelahan dunia manapun untuk
dapat menggunakan sebuahb produk atau service yang dihasilkan dari belahan dunia
yang berbeda dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama
sepanjang tahun tanpa terbatas oleh ruang dan waktu.
5. Memberikan kesempatan konsumen untuk memperoleh produk atau service terbaik
dari berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih
bergai jenis produk atau service secara lansung.
6. Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya dari
produsen untuk berinteraksi, berdiskusi, dan bertukar pengalaman. Sehingga akan
sangat menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas produk atau service
sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.

8.2.6.3 Keuntungan Bagi Pemerintah dan Masyarakat Umum


1. Semakin banyak manusia yang bkerja dan beraktifitas di rumah dengan menggunakan
internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja, dan aktifitas lainnya,
sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi pulusi udara.
2. Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan produk atau
service yang terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan produk atau service dapat
menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
3. Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk berbisnis
karena cara kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.
4. Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat
dipasarkan dengan baik, sehingga juga akhirnya membantu pemerintah untuk
menggairahkan perdagangan khususnya usaha kecil menengah.

8.2.7 Tinjauan Hukum Indonesia Tentang Transaksi Elektronik

Kebebasan itu tiada yang mutlak, segencar apapun manusia memperjuangkan


kebebasannya, seperti yang dikatakan oleh beberapa filsuf bahwa there is no absolute
freedom. Demikian pula dengan kebebasan informasi. Kebebasan informasi public
yang kini kian hangat dibicarakan makin hari makin meluas pokok pembahasannya,
apalagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Informasi Transaksi Elektronik (UU
ITE) oleh pemerintah. Masalahnya adalah, dimanakah batas-batas yang perlu
diberikan agar kebebasan informasi ini dapat dilaksanakan dengan tetap dihormati dan
menghormati semua orang? Kebebasan atas informasi yang kini tengah diupayakan
agar diatur dalam perundang-undangan dengan lebih jelas dan terperinci, merupakan
suatu kebebasan yang dijamin oleh konstitusi, sehingga merupakan suatu
constitutional rights sebagaimana dirumuskan dalam pasal 28F Amandemen kedua
UUD 1945, yang berbunyi:

“...setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk


mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengelola, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia...” Amandemen tersebut merupakan
penguatan dan pengulangan atas ketentuan yang persis sama yang telah dirumuskan
sebelumnya pada tahun

1999 melalui pasal 14 UU No.39 Tahun 1999. Tujuan utama adanya ketentuan yang
secara tegas mengatur kebebasan informasi adalah:

a) Mendorong demokrasi dengan memastikan adanya akses publik pada informasi


dan rekaman data dan informasi.
b) Meningkatkan akses publik pada data dan informasi,
c) Memastikan agar lembaga mematuhi jangka waktu kadaluarsa,
d) Memaksimalkan kegunaan data dan informasi lembaga.

Di indonesia, pengaturan mengenai kebebasan informasi public sudah dimuat dalam


pasal-pasal KUHP. Dari beberapa yang ada, diantaranya adalah: “ Pasal 112
mengenai surat, kabar atau keterangan yang harus dirahasiakan karena kepentingan
negara (pidana penjaranya selama-lamanya 20 tahun)

“ Pasal 124 mengenai rahasia militer (pidana penjara 15 tahun),

“ Pasal 322 mengenai rahasia jabatan (pidana penjara selama-lamanya sembilan bulan
atau denda sebanyak-banyaknya Rp.9.000,00),

Pasal 323 tentang rahasia perusahaan,

“ Pasal 369 mengenai rahasia pribadi yang dibuka untuk memeras seseorang (sanksi
pidana penjara selama-lamanya 4 tahun),
“ Pasal 430-434 mengenai kerahasian surat menyurat melalui kantor pos atau
kerahasian hubungan melalui telepon umum (pidana penjara selama-lamanya 2 tahun
8 bulan,

Dalam ketentuan di atas sangat jelas bahwa yang diatur lebih banyak merupakan
upaya memberikan informasi daripada memperoleh informasi. Namun seperti yang
kita ketahui pada dasarnay inti dapat bermacam-macam, baik positif negatif.
Bahwasannya ketentuan dalam KUHP bermaksud untuk memberikan perlindungan
hukum pada informasi,

Pemilik informasi, dan mereka yang mempunyai tangung jawab untuk memiliki
informasi sudahlah jelas. Hal ini yang perlu dikuatkan dengan adanya UU untuk
memperolaeh kebebasan informasi adalah meletakkan landasan hukum bagi orang
yang berkehendak memiliki informasi yang bersifat publik, hal mana berhubungan
erat degan public accountability suatu lembaga yang merupakan bagian dari good
gevernance, di mana hal ini juga berlaku bagi Indonesia sebagai Negara yang
mengedepankan demokrasi sebagai landasan kebangsaannya.

Anda mungkin juga menyukai