Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ETIKA DALAM BERBISNIS

DISUSUN OLEH:
NAMA: HASAN BASRUL
NIM: I011201026

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan saya kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, saya
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa salam dan
shalawat tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad Shallallahu alaihi
Wasallam yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Saya mengucapkan syukur kepada Allah Ta’ala atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah “Etika Dalam Berbisnis” dapat diselesaikan. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan.
Saya menyadari makalah tentang Etika Dalam Berbisnis ini masih perlu
banyak penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Saya terbuka terhadap
kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, baik penulisan maupun konten, saya
memohon maaf.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Makassar , 30 Mei 2023

Penulis
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap perusahaan atau pelaku bisnis pada saat ini, diberi kebebasan dalam
perekonomian pasar bebas untuk dapat melakukan kegiatan dan mengembangkan
diri dalam pembangunan ekonomi. Sehingga pelaku bisnis dapat bersaing unuk
berkembang dalam mekanisme pasar. Kegiatan bisnis yang tengah berkembang di
Indonesia, akan memicu terjadi persaingan yang sangat ketat. Akibat persaingan
ketat pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Pelaku
bisnis atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu
mengharapkan keuntungan yang maksimal dan produk yang mereka tawarkan
diterima oleh masyarakat akibatnya memungkinkan terjadinya persaingan bisnis
yang tidak sehat.
Persaingan yang tidak sehat di dalam bisnis dapat merugikan orang
banyak, selain itu dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Permasalahan etika ini tidak hanya ada pada bisnis skala kecil, namun sering juga
terjadi pada bisnis skala besar yaitu permasalahan etika dalam berbisnis. Setiap
pelaku bisnis atau perusahaan seharusnya dapat memegang prinsip-prinsip etika
bisnis tersebut.
Etika bisnis adalah studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar
dan salah atau tata cara dalam menjalankan sebuah bisnis. Dengan adanya etika
bisnis pelaku bisnis atau perusahaan dapat mengetahui aturan-aturan, nilai-nila
bahkan norma-norma dalam menjalankan usahanya. Perusahaan yang menerapkan
etika bisnis dapat dapat membentuk nilai, norm dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun hubungan yang adil, sehat dengan mitra kerja atau
pelanggan, pemegang saham dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang, dapat dirumuskan masalahnya yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan etika bisnis?
2. Apa saja prinsip dalam etika bisnis?
3. Bagaimana fungsi etika bisnis terhadap perusahaan?
4. Bagaimana peranan etika bisnis dalam perusahaan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian etika bisnis.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam etika bisnis.
3. Untuk mengetahui fungsi etika bisnis terhadap perusahaan.
4. Untuk mengetahui peranan etika bisnis dalam sebuah perusanaan.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis


Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara
untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan
dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat.
Etika bisnis juga merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang
benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana
diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan
studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan
hukum, karena dalam kegiatan bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu
yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
Menurut Velasquez (2005) menyatakan bahwa etika bisnis merupakan
studi standar moral dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam sistem dan
organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan
mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di
dalam organisasi. Studi ini tidak hanya mencakup analisa norma moral dan nilai
moral, namun juga berusaha mengaplikasikan kesmpulan-kesimpulan analisis
tersebut ke beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha-usaha yang
kita sebut bisnis.
B. Fungsi Etika Bisnis Terhadap Perusahaan
Etika dalam perusahaan sangat penting untuk diterapkan di dalamnya.
Etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu
sendiri. Berikut ini akan dibahas bebrbagai permasalahan etika bisnis yang terjadi
di beberapa bidang fungsi perusahaan, yaitu:
1) Etika bisnis di Bidang Akuntansi (Accounting Ethics)
Fungsi akuntansi merupakan komponen yang sangat penting bagi
perusahaan. Dengan demikian kejujuran, integritas, dan akurasi dalam
melakukan kegiatan akuntansi merupakan syarat mutlak yang harus
diterapkan oleh fungsi akuntansi. Salah satu praktik akuntansi yang
dianggap tidak etis misalnya penyusunan laporan keuangan yang berbeda
untuk berbagai pihak yang berbeda dengan tujuan memperoleh
keuntungan dari penyusunan laporan keuangan seperti itu. Dalam realita
kegiatan bisnis sering kali ditemukan perusahaan yang menyusun laporan
keuangan yang berbeda untuk pihak-pihak yang berbeda. Ada laporan
keuangan internal perusahaan, laporan keuangan untuk bank, dan laporan
keuangan untuk kantor pajak. Dengan melakukan praktik ini, bagian
akuntansi perusahaan secara sengaja memanipulasi data dengan tujuan
memperoleh keuntungan dari penyusunan laporan palsu tersebut.
2) Etika bisnis di Bidang Keuangan (Financial Ethics)
Skandal keuangan yang berasal dari pelaksanaan fungsi keuangan
yang dijalankan secara tidak etis telah menimbulkan berbagai kerugian
bagi para investor. Pelanggaran etika bisnis dalam bidang keuangan dapat
terjadi misalnya melalui praktik window dressing terhadap laporan
keuangan perusahaan yang akan mengajukan pinjaman ke bank. Melalui
praktik ini seolah-olah perusahaan memiliki rasio-rasio keuangan yang
sehat sehingga layak untuk mendapatkan kredit. Padahal sebenarnya
kondisi keuangan keuangan perusahaan tidak sesehat seperti yang
dilaporkan dalam laporan keuangan yang telah dipercantik. Contoh lain
pelanggaran etika keuangan misalnya melalui penggelembungan nilai
agunan perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh kredit
melebihi nilai agunan kredit yang sesungguhnya.
3) Etika bisnis di Bidang Produksi dan Pemasaran (Production and
Marketing Ethics)
Hubungan yang dilakukan perusahaan dengan para pelanggannya
dapat menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis di bidang produksi
dan pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang tidak
etis yang mungkin dilakukan oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah
memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen. Undang-undang ini dijelaskan berbagai
perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pelaku usaha. Antara lain, pelaku
usaha dilarang memproduksi dan/atau memper-dagangkan barang dan/atau
jasa yang:
a) Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang
dipersyarakatkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah
dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket
barang tersebut.
c) Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan, dan jumlah hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya.
d) Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan, atau kemanjuran
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket, atau keterangan barang
dan/atau jasa tersebut.
4) Etika Bisnis di Bidang Teknologi Informasi (Information Technology
Ethics)
Salah satu area yang memiliki pertumbuhan masalah etika bisnis
paling besar di era 1990-an sampai awal tahun 2000 adalah bidang
teknologi informasi. Hal-hal yang dapat memunculkan permasalahan etika
dalam bidang ini meliputi: serangan terhadap wilayah privasi seseorang,
pengumpulan, penyimpanan, dan akses terhadap informasi usaha terutama
melalui transaksi e-commerce, perlindungan hak cipta yang menyangkut
pembuatan software, musik, dan hak kekayaan intelektual.
C. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis
Adapun prinsip-prinsip etika bisnis yaitu sebagai berikut :
a. Prinsip otonomi
Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki
wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya
dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang diambil
perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan
komunitasnya.
b. Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang
memadukan keseluruhan aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang
ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta
mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
c. Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif. Kepentingan individu
dibuka lebar. Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong
manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang
dimilikinya.
d. Kebenaran (kebajikan dan kejujuran)
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan
dari kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan
kejujuran.Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap
dan perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari
atau memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya
meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka
etika bisnis sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan
adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi ,kerjasama
atau perjanjian dalam bisnis.
e. Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium)
Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan
sistem bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karyawan sesuai
kontribusinya, pelayanan yang sama kepada konsumen, dan lain-lain.
f. Prinsip hormat pada diri sendiri
Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran,
tidak berniat jahat dan prinsip keadilan.
g. Tanggung jawab (Responsibility)
Jika kita lihat konsep etika bisnis dalam Islam sebagaimana telah di
contohkan oleh Rasullullah SAW sangat banyak memberikan petunjuk mengenai
etika bisnis, di antaranya ialah:
1. Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin
Islam, kejujuran merupakan syarat paling mendasar dalam kegiatan bisnis.
Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis.
Dalam hal ini, beliau bersabda:“Tidak dibenarkan seorang muslim
menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia menjelaskan aibnya”
(H.R. Al-Quzwani). “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok
kami” (H.R. Muslim). Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam
berbisnis. Beliau melarang para pedagang meletakkan barang busuk di
sebelah bawah dan barang baru di bagian atas.
2. Kesadaran tentang signifikansi sosial kegiatan bisnis. Pelaku bisnis
menurut Islam, tidak hanya sekedar mengejar keuntungan sebanyak-
banyaknya, sebagaimana yang diajarkan Bapak ekonomi kapitalis, Adam
Smith, tetapi juga berorientasi kepada sikap ta’awun (menolong orang
lain) sebagai implikasi sosial kegiatan bisnis. Tegasnya, berbisnis, bukan
mencari untung material semata, tetapi didasari kesadaran memberi
kemudahan bagi orang lain dengan menjual barang.
3. Tidak melakukan sumpah palsu. Nabi Muhammad saw sangat intens
melarang para pelaku bisnis melakukan sumpah palsu dalam melakukan
transaksi bisnis Dalam sebuah hadis riwayat Bukhari, Nabi bersabda,
“Dengan melakukan sumpah palsu, barang-barang memang terjual, tetapi
hasilnya tidak berkah”. Dalam hadis riwayat Abu Zar, Rasulullah saw
mengancam dengan azab yang pedih bagi orang yang bersumpah palsu
dalam bisnis, dan Allah tidak akan memperdulikannya nanti di hari
kiamat (H.R. Muslim). Praktek sumpah palsu dalam kegiatan bisnis saat
ini sering dilakukan, karena dapat meyakinkan pembeli, dan pada
gilirannya meningkatkan daya beli atau pemasaran. Namun, harus disadari,
bahwa meskipun keuntungan yang diperoleh berlimpah, tetapi hasilnya
tidak berkah.
4. Ramah-tamah. Seorang pelaku bisnis, harus bersikap ramah dalam
melakukan bisnis. Nabi Muhammad Saw mengatakan, “Allah merahmati
seseorang yang ramah dan toleran dalam berbisnis” (H.R. Bukhari dan
Tarmizi).
5. Tidak boleh berpura-pura menawar dengan harga tinggi, agar orang lain
tertarik membeli dengan harga tersebut. Sabda Nabi Muhammad,
“Janganlah kalian melakukan bisnis najsya (seorang pembeli tertentu,
berkolusi dengan penjual untuk menaikkan harga, bukan dengan niat
untuk membeli, tetapi agar menarik orang lain untuk membeli).
6. Tidak boleh menjelekkan bisnis orang lain, agar orang membeli
kepadanya. Nabi Muhammad Saw bersabda, “Janganlah seseorang di
antara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual
oleh orang lain” (H.R. Muttafaq ‘alaih).
7. Tidak melakukan ihtikar. Ihtikar ialah (menumpuk dan menyimpan barang
dalam masa tertentu, dengan tujuan agar harganya suatu saat menjadi naik
dan keuntungan besar pun diperoleh). Rasulullah melarang keras perilaku
bisnis semacam itu.
8. Takaran, ukuran dan timbangan yang benar. Dalam perdagangan,
timbangan yang benar dan tepat harus benar-benar diutamakan. Firman
Allah: Celakalah bagi orang yang curang, yaitu orang yang apabila
menerima takaran dari orang lain, mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”
( QS. 83: 112).
9. Bisnis tidak boleh menggangu kegiatan ibadah kepada Allah. Firman
Allah, “Orang yang tidak dilalaikan oleh bisnis lantaran mengingat Allah,
dan dari mendirikan shalat dan membayar zakat. Mereka takut kepada
suatu hari yang hari itu, hati dan penglihatan menjadi goncang”.
10. Membayar upah sebelum kering keringat karyawan. Nabi Muhammad
Saw bersabda, “Berikanlah upah kepada karyawan, sebelum kering
keringatnya”. Hadist ini mengindikasikan bahwa pembayaran upah tidak
boleh ditunda-tunda. Pembayaran upah harus sesuai dengan kerja yang
dilakukan.
11. Tidak monopoli. Salah satu keburukan sistem ekonomi kapitalis ialah
melegitimasi monopoli dan oligopoli. Contoh yang sederhana adalah
eksploitasi (penguasaan) individu tertentu atas hak milik sosial, seperti air,
udara dan tanah dan kandungan isinya seperti barang tambang dan
mineral. Individu tersebut mengeruk keuntungan secara pribadi, tanpa
memberi kesempatan kepada orang lain. Ini dilarang dalam Islam.
12. Tidak boleh melakukan bisnis dalam kondisi eksisnya bahaya (mudharat)
yang dapat merugikan dan merusak kehidupan individu dan sosial. Misalnya,
larangan melakukan bisnis senjata di saat terjadi chaos (kekacauan) politik.
Tidak boleh menjual barang halal, seperti anggur kepada produsen minuman
keras, karena ia diduga keras, mengolahnya menjadi miras. Semua bentuk
bisnis tersebut dilarang Islam karena dapat merusak esensi hubungan sosial
yang justru harus dijaga dan diperhatikan secara cermat.
D. Peranan Etika Bisnis Dalam Perusahaan
Adapun etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat penting, yaitu
untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya saing yang
tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang
tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk mencapai itu semua.
Dan biasanya dimulai dari perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem
prosedur yang transparan didukung oleh budaya perusahaan yang handal serta
etika perusahaan yang dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Menurut Richard De George, bila perusahaan ingin sukses/berhasil
memerlukan 3 hal pokok yaitu :
 Memiliki produk yang baik
 Memiliki managemen yang baik
 Memiliki Etika
Tiga aspek pokok dari bisnis yaitu : dari sudut pandang ekonomi, hukum
dan etika dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Sudut pandang ekonomis.
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Yang terjadi disini adalah adanya
interaksi antara produsen/perusahaan dengan pekerja, produsen dengan
konsumen, produsen dengan produsen dalam sebuah organisasi. Kegiatan
antar manusia ini adalah bertujuan untuk mencari untung oleh karena itu
menjadi kegiatan ekonomis. Pencarian keuntungan dalam bisnis tidak
bersifat sepihak, tetapi dilakukan melalui interaksi yang melibatkan
berbagai pihak. Dari sudut pandang ekonomis, good business adalah bisnis
yang bukan saja menguntungkan, tetapi juga bisnis yang berkualitas etis.
2. Sudut pandang etika
Dalam bisnis, berorientasi pada profit, adalah sangat wajar, akan
tetapi jangan keuntungan yang diperoleh tersebut justru merugikan pihak
lain. Tidak semua yang bisa kita lakukan boleh1 dilakukan juga. Kita
harus menghormati kepentingan dan hak orang lain. Pantas diperhatikan,
bahwa dengan itu kita sendiri tidak dirugikan, karena menghormati
kepentingan dan hak orang lain itu juga perlu dilakukan demi kepentingan
bisnis kita sendiri.
3. Sudut pandang Hukum
Bisa dipastikan bahwa kegiatan bisnis juga terikat dengan
“Hukum” Hukum Dagang atau Hukum Bisnis, yang merupakan cabang
penting dari ilmu hukum modern. Dan dalam praktek hukum banyak
masalah timbul dalam hubungan bisnis, pada taraf nasional maupun
international. Seperti etika, hukum juga merupakan sudut pandang
normatif, karena menetapkan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan. Dari segi norma, hukum lebih jelas dan pasti daripada etika,
karena peraturan hukum dituliskan hitam atas putih dan ada sanksi tertentu
bila terjadi pelanggaran.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Etika bisnis adalah segmen etika terapan yang mencoba untuk mengontrol
dan memeriksa pengaturan moral dan etika perusahaan. Dalam etika bisnis ada
prinsip yang harus diterapkan yaitu prinsip otonomi, kesatuan, kehendak bebas,
kebenaran (kebajikan dan kejujuran), keadilan/keseimbangan, hormat pada diri
sendiri dan tanggung jawab. Etika bisnis perusahaan memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu perusahaan yang kokoh dan memiliki daya
saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (value-
creation) yang tinggi, dimana diperlukan suatu landasan yang kokoh untuk
mencapai itu semua.
DAFTAR PUSTAKA

Durin, R. 2020. Arti Penting Menjalankan Etika Dalam Bisnis. Jurnal Valuta.
6(1): 32-40

Hasoloan, A. 2018. Peranan Etika Bisnis Dalam Perusahaan Bisnis. Jurnal Warta.
57: 1-10

Larasati, A. N. 2019. Definisi Etika Bisnis. Manajemen Bisnis Industri Furnitur.


Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu. Kendal

Pakpahan, S. R. 2008. Etika Bisnis. Skripsi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas


Indonesia.

Susandy, G. dan D. Ramdhan. 2015. Etika Bisnis Sebagai Strategi Bisnis Jangka
Panjang Dalam Era Bisnis Global dan Revolusi Teknologi Informasi.
Dimensia. 12(1): 35-78

Valasquez G. Manuel. 2005. Etika Bisnis. Penerbit: ANDI YOGYAKARTA.

Anda mungkin juga menyukai