DISUSUN OLEH:
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PATTIMURA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan berbisnis. Sebagai kegiatan
sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan kompleksitas masyarakat modern. Dalam
kegiatan berbisnis, mengejar keuntungan adalah hal yang wajar, asalkan dalam mencapai
keuntungan tersebut tidak merugikan banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam
kegiatan berbisnis ada batasnya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri
terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga
bisnis yang baik secara moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktik hukum, banyak masalah timbul
dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional.
Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua macam
hal itu tidak sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas pada
masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar
pada masa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika
bisnis dalam kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan
pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggung
jawab di Indonesia. Berbagai hal tersebut merupakan bentuk dari persaingan yang tidak sehat
oleh para pebisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor
lain yang juga mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara
lain untuk memperluas pangsa pasar, serta mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor
tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika
dengan berbagai cara.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui apakah pelaku bisnis yang ada disekitar kita
menggunakan etika didalam menjalankan bisnisnya? Jika tidak, bagaimanakah bentuk
pelanggarannya? Apakah factor penyebabnya? Dan bagaimana cara mengatasinya?
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata),
etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000).
K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata
ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti
berikut :
1. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika
agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan
etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam
hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
2. Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode
Etik Jurnalistik
3. Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Pada penulisan ini, informasi yang didapatkan oleh penulis bersumber dari internet
yang berkaitan dengan etika bisnis agar rumusan dan tujuan penulisan ini dapat terjawab.
Data dalam penulisan ini mengunakan data sekunder. Dimana pengertian Data Sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada
(peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti
buku, laporan, artikel dan lain-lain.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya banyak perusahaan yang menghalalkan
segala cara. Praktik curang ini bukan saja merugikan masyarakat tapi, perusahaan itu sendiri
sebenarnya. Perilaku etis dalam kegiatan berbisnis adalah sesuatu yang penting demi
kelangsungan hidup bisnis itu sendiri. Bisnis yang tidak etis akan merugikan bisnis itu sendiri
terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang. Bisnis yang baik bukan saja bisnis yang
menguntungkan, tetapi bisnis yang baik adalah selain bisnis tersebut menguntungkan juga
bisnis yang baik secara moral.
Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang sering dilakukan
oleh para pebisnis yang tidak bertanggung jawab di Indonesia. Praktik bisnis yang terjadi
selama ini dinilai masih cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan kerap kali diwarnai
praktik-praktik tidak terpuji atau moral hazard.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa ada perusahaan yang menjalankan
etika bisnisnya dengan baik dan ada juga yang tidak menjalankan etika bisnisnya sehingga
banyak melakukan pelanggaran. Beberapa faktor yang menyebabkan pelanggaran etika bisnis
diantaranya yaitu, banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik,
inginnya produsen menambah pangsa pasar dan keinginan produsen menguasai pasar.
5.2 Saran
Dari permasalahan-permasalahan yang sering terjadi seharusnya perusahaan bisa
membenahi diri agar tidak selalu mengulangi kesalahan dan membuat pelanggan kecewa.
Masalah delay yang sering terjadi sepertinya tidak begitu dihiraukan oleh perusahaan Lion
Air, seharusnya mereka lebih bertanggung jawab dalam ketepatan waktu, jangan karena
perusahaan sudah banyak memiliki pelanggan perusahaan tidak mau memperbaiki diri.
Kepercayaan di dalam internal perusahaan seharusnya juga lebih dijaga, karena tanpa
karyawan perusahaan tidak akan berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya. Yogyakarta : Kanisius
Arijanto, Agus. 2011. Etika Bisnis bagi Pelaku Bisnis : Cara Cerdas dalam Memahami
Konsep dan Faktor-faktor Etika Bisnis dengan Beberapa Contoh Praktis. Jakarta : Grafindo.
Gustina.2008. Jurnal : Etika Bisnis suatu Kajian Nilai dan Moral dalam Bisnis.
Bertens, K. 2004, Etika.Gramedia. Jakarta
http://bisnis.liputan6.com
http://gema-rahmadhania.blogspot.com/2018/04/kasus-etika-bisnis-maskapai-lion-air.html