Anda di halaman 1dari 20

PRAKTEK ETBIS DI PERUSAHAAN CV.

SINAR MAJU

Anggota Kelompok :

Erwin Pamungkas W / 19.D1.0139

Emmanuel Axel S.C / 21.D1.0102

Ivan S. / 21.D1.0230

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGDI MANAJEMEN

UNIKA SOEGIJAPRANATA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etika bisnis memiliki peranan yang penting bagi keberlangsungan perusahaan.
Menurut Manuel G. Velasquez (2005), etika bisnis merupakan studi yang
mengkhususkan moral yang benar dan salah, yang berkonsentrasi pada standard moral
sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku dalam bisnis. Hal
tersebut juga memiliki kemiripan dengan pendapat Ricky W. Griffin dan Ronald J.Ebert
(2007) yang berpendapat bahwa etika bisnis merupakan istilah yang biasanya berkaitan
dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu
organisasi . Dengan adanya etika dalam berbisnis, perusahaan dapat membangun
kepercayaan, pandangan (image) yang baik bagi para konsumen dan masyarakat serta
lingkungan yang kondusif. Etika yang baik dalam berbisnis juga secara tidak langsung
akan meningkatkan keuntungan serta motivasi para anggota perusahaan yang disebabkan
karena meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa yang diproduksi
oleh perusahaan serta investor yang terdorong / tertarik untuk berinvestasi di perusahaan
tersebut.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak masalah timbul
dalam hubungan dengan bisnis, baik pada taraf nasional maupun taraf internasional.
Walaupun terdapat hubungan erat antara norma hukum dan norma etika, namun dua
macamhal itu tidak sama. Ketinggalan hukum, dibandingkan dengan etika, tidak terbatas
pada masalah-masalah baru, misalnya, disebabkan perkembangan teknologi.
Di Indonesia sendiri, penerapan etika bisnis masih belum sepenuhnya diterapkan.
Kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang biasa dan wajar pada masa kini.
Secara tidak sadar, kita sebenarnya menyaksikan banyak pelanggaran etika bisnis dalam
kegiatan berbisnis di Indonesia. Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika
bisnis yang sering dilakukan oleh para pebisnis yang tidak bertanggungjawabdan semena-
mena di Indonesia. Berbagai hal yang ada tersebut merupakan dampak dari persaingan
yang tidak sehat oleh para pebisnis nakal yang ingin menguasai pasar dan lemahnya
moralitas para pengusaha dan juga lemahnya perundang-undangan serta hilangnya
wibawa para penegak hukum karena sering kali melakukan perilaku koruptif. Jika hal
tersebut terus dibiarkan dan tidak ada upaya untuk memperbaikinya, maka perekonomian
perusahaan berkemungkinan untuk berhenti atau dikucilkan dari para kaum investor dan
lingkungan masyarakat. Selain untuk menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga
mempengaruhi para pebisnis untuk melakukan pelanggaran etika bisnis, antara lain untuk
memperluas pasar dan mendapatkan banyak keuntungan. Ketiga faktor tersebut
merupakan alasan yang umum untuk para pebisnis melakukan pelanggaran etika..
Penulis tertarik untuk memilih CV.Sinar Maju sebagai objek penelitian karena
penulis pernah memiliki pengalaman kerja di perusahaan ini dan menurut penulis
perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup besar dan memiliki citra yang baik
bagi masyarakat sekitar. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mewawancarai pihak
perusahaan mengenai cara apa saja yang perusahaan lakukan untuk membangun etika
yang baik serta apa dampak dari etika yang baik tersebut terhadap perusahaan CV.Sinar
Maju. Penulis percaya bahwa perusahaan CV. Sinar Maju telah menerapkan etika bisnis
yang baik sehingga perusahaan ini dapat dipercaya oleh banyak konsumen.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah singkat CV. Sinar Maju?
2. Apa saja produk yang menjadi bahan penjualan dari CV Sinar Maju?
3. Bagaimana implementasi etika bisnis pada CV Sinar Maju?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
penerapan etika bisnis pada CV. Sinar Maju yang merupakan salah satu bentuk bisnis
usaha UMKM di kota Semarang.

1.4 Manfaat Pembuatan Makalah


Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca khususnya para
calon pebisnis memiliki dan mengerti akan wawasan yang utuh mengenai prinsip-
prinsip,tujuan, serta peran etika bisnis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam
kegiatan bisnis yang real di masyarakat pada umumnya

1.5 Landasan Teori

1.5.1 Pengertian Etika

Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (kata Tunggal) yang berarti: tempat
tinggal, padang rumput, kebiasaan, adat, watak, sikap, cara berpikir. Bentuk jamaknya
adalah etha, yang berarti adat istiadat. Dalam hal ini, kata etika sama pengertiannya
dengan moral. Moral berasal dari kata latin : Mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk
jamak) yang artinya kebiasaan, adat istiadat, kelakukan, watak, tabiat, adab, dan agama
(Nata, 2012).

Etika dalam bahasa arab disebut sebagai akhlak, merupakan jamak dari kata
khuluq yang berarti perangai, adat kebiasaan, watak, tabiat, adab, dan agama (Alfan,
2011)

1.5.2 Pengertian Bisnis

Menurut Bukhori Alma (1993:2), bisnis merupakan sejumlah total usaha yang
meliputi produksi, distribusi, pertanian, konstruksi, transportasi, komunikasi, usaha jasa
dan pemerintah, yang bergerak di bidang membuat dan memasarkan barang dan jasa pada
konsumen.

Menurut Louis E. Boone (2007:5), bisnis terdiri dari semua aktivitas dan usaha
untuk mencari keuntungan dengan menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi
sistem perekonomian, beberapa bisnis memproduksi barang berwujud, sedangkan yang
lain memberikan jasa.

Ada beberapa macam jenis bisnis menurut Indriyo Gito Sudarmo (1993:3) yaitu :

● Ekstraktif, merupakan jenis kegiatan bisnis di bidang pertambangan seperti


menggali bahan tambang yang ada di dalam perut bumi.
● Agraria, merupakan bisnis yang bergerak di bidang sektor pertanian.
● Industri, merupakan bisnis yang bergerak dalam bidang industri.
● Jasa, merupakan kegiatan bisnis yang bergerak dibidang pelayanan yang
menghasilkan produk yang tidak berwujud dan disajikan dalam bentuk pelayanan
baik secara individu atau kelompok.

1.5.3 Pengertian Etika Bisnis

Menurut Velasquez (2005), Etika bisnis merupakan pembelajaran yang


dikhususkan mengenai ilmu moral yang mengajarkan sesuatu yang benar dan salah. Studi
ini difokuskan pada standar moral yang diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan
perilaku bisnis.

Hapzi Ali (2020), mendefinisikan etika bisnis sebagai suatu cabang dari filosofi
yang berkaitan dengan kebaikan atau moralitas dari perilaku manusia.

Bertens (2013), menyatakan bahwa etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi
kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.

Hill dan Jones (1998) menyatakan bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran
untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap
pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis
yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.

Steade et.al (1984) menyatakan bahwa etika bisnis adalah standar etika yang
berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.

Etika bisnis memiliki tujuan memberikan dorongan kepada kesadaran moral dan
untuk memberikan batasan bagi para pengusaha ataupun pebisnis agar dapat mengelola
bisnis secara adil dan jujur serta menghindar diri dari kegiatan bisnis curang yang dapat
merugikan banyak orang atau pihak yang memiliki keterikatan satu sama lain.

Selain itu, etika bisnis juga memiliki tujuan supaya bisnis dapat dijalankan dan
tercipta seadil mungkin serta sesuai dengan hukum yang telah disetujui. Etika bisnis
dapat memberikan motivasi kepada para pelaku bisnis agar terus meningkatkan
kemampuan mereka dalam mengolah bisnis.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
lain adalah:

1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh
pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati

1.5.4 Perkembangan Etika Bisnis

Berikut perkembangan etika bisnis menurut Bertens (2000):

1. Situasi Dahulu

Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain
menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam
negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus
diatur.

2. Masa Peralihan: tahun 1960-an

Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat


(AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment
(kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya
manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum
dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah
corporate social responsibility.

3. Etika Bisnis Lahir di AS: tahun 1970-an

Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di


sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis
moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.

4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa: tahun 1980-an

Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira
10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas
serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).

5. Etika Bisnis menjadi Fenomena Global: tahun 1990-an

Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di
seluruh dunia.Telah didirikan International Society for Business, Economics, and
Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996.

1.5.5 Kendala-kendala dalam menerapkan etika bisnis

Keraf(1993:81-83) menyebut beberapa kendala tersebut yaitu:

1. Standar moral para pelaku bisnis pada umumnya masih lemah.

Banyak di antara pelaku bisnis yang lebih suka menempuh jalan pintas, bahkan
menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan dengan mengabaikan etika
bisnis, seperti memalsukan campuran, timbangan, ukuran, menjual barang yang
kadaluwarsa, dan memanipulasi laporan keuangan.

2. Banyak perusahaan yang mengalami konflik kepentingan.

Konflik kepentingan ini muncul karena adanya ketidaksesuaian antara nilai


pribadi yang dianutnya atau antara peraturan yang berlaku dengan tujuan yang hendak
dicapainya, atau konflik antara nilai pribadi yang dianutnya dengan praktik bisnis yang
dilakukan oleh sebagian besar perusahaan lainnya, atau antara kepentingan perusahaan
dengan kepentingan masyarakat.

3. Situasi politik dan ekonomi yang belum stabil.

Hal ini diperkeruh oleh banyaknya sandiwara politik yang dimainkan oleh para
elit politik, yang di satu sisi membingungkan masyarakat luas dan di sisi lainnya memberi
kesempatan bagi pihak yang mencari dukungan elit politik guna keberhasilan usaha
bisnisnya.

4. Lemahnya penegakan hukum.

Banyak orang yang sudah divonis bersalah di pengadilan bisa bebas berkeliaran
dan tetap memangku jabatannya di pemerintahan. Kondisi ini mempersulit upaya untuk
memotivasi pelaku bisnis menegakkan norma-norma etika.

5. Belum ada organisasi profesi bisnis dan manajemen untuk menegakkan kode etik
bisnis dan manajemen.

1.5.6 Prinsip Etika Bisnis

Prinsip-prinsip pada etika bisnis adalah :

1. Prinsip otonomi

Prinsip otonomi memandang bahwa perusahaan secara bebas memiliki wewenang


sesuai dengan bidang yang dilakukan dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang
dimilikinya. Kebijakan yang diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan
visi dan misi perusahaan

2. Kesatuan (Unity)

Kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep yang memadukan keseluruhan


aspek aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan
yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.

3. Kehendak Bebas (Free Will)


Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis,tetapi kebebasan itu
tidak merugikan kepentingan kolektif.

4. Kebenaran (kebajikan dan kejujuran)

Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari
kesalahan, mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan dan kejujuran. Dengan prinsip
kebenaran ini maka etika bisnis sanga menjaga dan berlaku preventif terhadap
kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama,
atau perjanjian dalam bisnis.

5. Prinsip keadilan / Keseimbangan (Equilibrium)

Perusahaan harus bersikap adil kepada pihak-pihak yang terkait dengan sistem
bisnis. Contohnya, upah yang adil kepada karywan sesuai kontribusinya dan pelayanan
yang sama kepada konsumen tanpa memandang mereka (subjektif)

6. Prinsip hormat pada diri sendiri

Perlunya menjaga citra baik perusahaan tersebut melalui prinsip kejujuran, tidak
berniat jahat dan prinsip keadilan.

7. Tanggung jawab (Responsibility)

Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh manusia
karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban. Agar memenuhi tuntunan keadilan
dan kesatuan, manusia perlu mempertanggungjawabkan tindakannya.

1.5.7 Tujuan Etika Bisnis

Etika bisnis sangat dibutuhkan oleh semua pengusaha baru maupun pengusaha
yang sudah lama terjun di dunia bisnis. Dengan tujuan untuk mendorong kesadaran moral
dan memberikan batasan-batasan bagi para pengusaha atau pelaku bisnis untuk
menjalankan good business dan tidak melakukan monkey business atau dirty business.
Hal tersebut dapat merugikan banyak pihak yang terkait.
Dengan demikian, para pelaku bisnis memiliki aturan yang dapat mengarahkan
mereka dalam mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang baik sehingga dapat diikuti
dan dilaksanakan oleh semua orang dan dapat juga dapat menghindari citra buruk seperti
penipuan, serta cara kotor dan licik.

Adapun beberapa manfaat yang didapatkan dalam penerapan etika dalam


perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Mendapat kepercayaan dari pelanggan

Perusahaan yang menerapkan etika bisnis yang baik akan mendapatkan


kepercayaan dari para pelanggan. Hal itu dikarenakan hubungan baik yang dilakukan
oleh karyawan baik itu berupa sikap menghargai pelanggan, maupun sifat terbuka dan
kejujuran terhadap pelanggan.

2. Mendapat citra positif dimata pelanggan.

Hubungan yang baik antara perusahaan dan pelanggan merupakan sebuah


prestasi. Prestasi ini akan dikenal oleh masyarakat dan akan menjadi pertimbangan calon
pelanggan yang ingin menjalin bisnis dengan perusahaan. Hal ini akan dapat
memudahkan perusahaan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan.

Pelanggan yang sudah percaya terhadap perusahaan akan mendatangkan


keuntungan yang maksimal dan terus-menerus.

Secara terperinci, Richard Tde George menyebut bahwa etika bisnis menyangkut empat
kegiatan yang memuat sebagai berikut:

1. Penerapan prinsip-prinsip umum dalam praktik bisnis.

Berdasarkan prinsi-prinsip etika bisnis itu kita dapat menyoroti dan menilai
apakah suatu keputusan atau tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral
dapat dibenarkan atau tidak. Dengan demikian etika bisnis membantu para pelaku bisnis
untuk mencari cara guna mencegah tindakan yang dinilai tidak etis dan tidak layak.
2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip-prinsip etika pada dunia
bisnis, tetapi juga metematika.

Dalam korelasi ini, etika bisnis menguji dan mengecek apakah perilaku yang
dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi atau perusahaan bisnis dan
akan menyoroti apakah perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial atau tidak.

3. Bidang telaah etika bisnis menyangkut pandangan – pandangan mengenai bisnis.

Dalam hal ini, etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi pada umumnya
dan sistem ekonomi publik pada khususnya, misalnya masalah keadilan sosial, hak milik,
dan persaingan.

4. Etika bisnis juga menyentuh bidang yang sangat makro, seperti operasi
perusahaan multinasional, jaringan konglomerat internasional, dan lain- lain.

Faktor-faktor terjadi pelanggaran etika bisnis pada suatu perusahaan :

1. Banyaknya kompetitor baru dengan produk mereka yang lebih menarik


2. Mengejar Keuntungan dan Kepentingan Pribadi (Personal Gain and Selfish
Interest)
3. Ingin menambah mangsa pasar
4. Ingin menguasai pasar.
5. Pertentangan antara Nilai-Nilai Perusahaan dengan Perorangan (Business Goals
versus Personal Values)
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Studi Kasus Perusahaan CV.Sinar Maju


2.1.1 Profil Perusahaan CV.Sinar Maju
CV. Sinar Maju merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
bahan-bahan bangunan di bawah pimpinan seorang perempuan bernama Wang
Endang. Perusahaan ini mengalami perkembangan yang pesat dan telah memiliki
3 cabang toko (outlet) yang pada setiap tokonya menjual produk yang spesifik.
Berikut ini ketiga toko serta alamat dari perusahaan CV.Sinar Maju
● TB. Salera, Jl. Puspowarno Raya No. 11A, Semarang

● Salera Keramik, Jl. Puspowarno Selatan II No. 43, Semarang

● Depo Gypsum, Jl. Raya Walisongo

Setiap toko-toko tersebut menjual


produk-produk yang berbeda. TB. Salera melayani penjualan berbagai macam
produk material bangunan baik retail maupun project. Salera keramik melayani
penjualan berbagai jenis keramik dan produk sanitair. Sedangkan Depo Gypsum
menjual produk gypsum dan material-material pendukungnya

CV. Sinar Maju kini telah memiliki banyak pelanggan loyal. Mereka
selalu memberikan pelayanan terbaik tidak hanya dari sisi produk saja namun
yang paling utama adalah layanan mulai dari informasi produk yang jelas dan
detail kepada setiap pelanggan hingga pengiriman barang sampai ditujuan dengan
cepat dan baik. Motto perusahaan CV. Sinar Maju adalah “Menjadi partner dan
solusi bagi konsumen dalam memenuhi seluruh kebutuhan bahan bangunan”

Berikut ini beberapa produk yang disediakan oleh CV. Sinar Maju :

● Baja Ringan
Baja ringan adalah salah satu material bangunan yang biasanya digunakan
untuk konstruksi, terutama pada bagian atap bangunan. Baik itu digunakan untuk
pembangunan rumah, gudang, tempat parkir, pabrik, maupun bangunan lainnya
yang biasa dibuat dalam konstruksi.
Baja ringan ini kebanyakan terbentuk dari bahan dasar campuran antara
seng dan alumunium. Penggunaan baja ringan pun akhirnya mengalami
kemajuan, terutama dalam segi mutu. Sudah semakin banyak produsen Rangka
atap baja ringan yang menyesuaikan pembuatan material ini dengan standar SNI
( Standar Nasional Indonesia ).

Dari segi kualitas, rangka baja ringan ini mempunyai keunggulan yang
lebih dari rangka kayu. Selain dari bobotnya yang lebih ringan, produk ini tidak
dapat memuai ataupun menyusut dan tentunya lebih aman dari serangan rayap
dan perubahan cuaca.
Berikut ini beberapa kelebihan baja ringan :
- Lebih ringan, beban yang harus ditanggung oleh bangunan dan pondasi
dengan menggunakan material ini akan jauh lebih ringan jika
dibandingkan dengan bangunan dan pondasi yang menggunakan kayu atau
beton cor.
- Tahan lama, material rangka atap ini terbuat dari bahan dasar baja dengan
lapisan zinc dan aluminium yang tahan karat.
- Tahan rayap, material ini menggunakan bahan baku bermutu tinggi
menggunakan baja lapis seng aluminium sehingga rayap tidak akan
mendekat.
- Praktis dan hemat, harga dari material ini relatif lebih terjangkau dan
pemasangannya pun praktis dan mudah.
-

● Keramik
CV. Sinar Maju menyediakan berbagai macam koleksi berbagai merk dan
jenis keramik dengan kualitas tinggi serta harga yang terjangkau. CV. Sinar Maju
memudahkan konsumen dalam menentukan jenis yang sesuai dengan kebutuhan
dan juga mempercantik rumah.

● Sanitair

Perusahaan CV. Sinar Maju menyediakan peralatan kamar mandi yang


nyaman dan tentu saja berkualitas serta memiliki desain yang bagus dan modern
untuk memenuhi kebutuhan konsumen saat ini.

● Gypsum

Gypsum merupakan pilihan terbaik saat ini untuk aplikasi plafon baik
sebagai penutup atap maupun sebagai hiasan dengan berbagai bentuk yang
menarik khususnya pada list-list pinggiran.
● Cat

Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu
bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan
mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada
permukaan tersebut.
Perusahaan CV. Sinar Maju menjual berbagai jenis cat bangunan seperti
Catylac, V-tex, No Drop, dan lain-lain yang menjadi kebutuhan bagi orang-orang
khususnya bagi mereka yang sudah bosan dengan warna rumahnya, dinding
rumahnya sudah mulai rembes sehingga membutuhkan cat pelapis dinding yang
tahan rembesan air atau yang biasa kita kenal dengan kata waterproof, dan bagi
mereka yang baru saja membangun rumah.

2.1.2 Implementasi Etika Bisnis pada Perusahaan CV.Sinar Maju


Dalam implementasinya, perusahaan CV. Sinar Maju sudah menerapkan
etika yang baik dalam berbisnis. Hal tersebut dibuktikan dari kepercayaan para
konsumen yang berupa para mandor, tukang-tukang, orang-orang yang ingin
memperbaiki rumahnya, serta para supplier yang terus membeli produk serta
mensupply CV. Sinar Maju.
Pimpinan CV. Sinar Maju selalu mendorong para karyawannya untuk
selalu menerapkan kejujuran, kerjasama, disiplin, serta tanggung jawab. Dengan
kesadaran para karyawan akan hal-hal tersebut, dapat dipastikan pekerjaan dapat
menjadi lebih ringan serta situasi kerja akan menjadi nyaman dan kondusif. Selain
itu, keempat hal tersebut juga dapat memberikan citra atau pandangan (image)
yang baik bagi konsumen dan masyarakat.
CV. Sinar Maju dalam menjalin hubungan dengan relasi bisnis, berusaha
berbisnis secara jujur, tanpa kedok, dan terbuka kepada pelanggan. CV. Sinar
Maju juga memberikan pelayanan yang adil kepada konsumen tanpa melihat
status sosial, ekonomi, budaya, dll karena perusahaan menyadari bahwa setiap
konsumen memiliki hak pelayanan yang sama.
Di dalam perusahaan, pimpinan juga memberikan kewajiban para
karyawan-karyawannya seperti menggunakan jabatan dan wewenangnya dengan
penuh tanggung jawab serta digunakan untuk kepentingan perusahaan atau
bersama dan bukan untuk kepentingan pribadi, ikut serta membangun atau
menciptakan lingkungan kerja yang baik dan kondusif, saling menghargai, saling
bekerjasama, saling menyemangati, dll. Hal-hal tersebut dapat dibuktikan
tercerminkan pada karyawan-karyawan CV. Sinar Maju ketika terdapat karyawan
yang memiliki kekurangan atau tidak mengerti sesuatu, karyawan lain membantu
serta memberikan arahan kepada karyawan tersebut. Selain itu, CV. Sinar Maju
juga turut dalam iuran warga seperti iuran kematian dan iuran-iuran lainnya. Dari
hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa CV. Sinar Maju juga ikut serta membantu
dalam kegiatan masyarakat sekitar.
Jika dilihat dari prinsip-prinsip etis dalam bisnis, CV. Sinar Maju telah
memenuhi 3 standar moral yaitu hak, keadilan serta perhatian.
● Hak
Perusahaan menghargai serta menghormati kebebasan serta kesejahteraan
orang lain (karyawan, masyarakat sekitar, konsumen, dll).
● Keadilan
Perusahaan adil dalam membagikan gaji dengan para karyawannya. Gaji
diberikan sesuai dengan jabatannya masing-masing, tidak ada yang lebih
diistimewakan atau diutamakan.
● Perhatian
Bentuk perhatian perusahaan kepada orang-orang disekitar seperti
memberi iuran untuk warga yang meninggal dunia, mentraktir karyawan,
memberikan uang kepada pengemis / pengamen, dll.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Etika merupakan suatu norma atau aturan yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan tindakan / berperilaku dalam lingkungan masyarakat baik yang baik maupun yang
buruk. Etika dalam bisnis sangat perlu diterapkan guna menciptakan lingkungan kerja yang
kondusif dan menciptakan image perusahaan yang baik di mata konsumen, pemasok, dan
masyarakat. Hal tersebut kemudian akan berdampak baik pula kepada keberlangsungan
perusahaan.
Penerapan etika bisnis di CV. Sinar Maju secara singkat dapat disimpulkan sebagai berikut :
● Pimpinan memberikan pedoman perilaku sebagai panduan bagaimana berperilaku yang
semestinya bagi karyawan-karyawannya.
● Perusahaan ikut serta dalam kegiatan warga seperti iuran, dll.
● Perusahaan memberikan pelayanan yang terbaik, terpercaya, serta tidak membeda-
bedakan konsumen.

Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, penulis akan lebih fokus dan
detail lagi dalam menjelaskan topik di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang
tentunya juga dapat dipertanggung jawabkan.
Saran yang dapat diberikan penulis sebagai berikut :
● dalam menerapkan etika bisnis yang baik, perlu dukungan / dorongan / bimbingan
dari semua divisi, terkait pelaksanaan pedoman perilaku, terutama dari top
management yang menjadi acuan karyawan dalam berperilaku di perusahaan
terkait.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis, Konsep dan Kasus, Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Griffin, Ricky W & Ebert, Ronald J. 2007, Bisnis Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Abuddin, Nata. 2012. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta: Raja Grafindo.
Alfan, Muhammad. 2011. Filsafat Etika Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Buchari, Alma. 1993. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfa Beta.
Reksohadiprodjo, Sukanto dan Gitosudarmo, Indriyo. 1993. Manajemen Produksi Edisi
Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Ali, Hapzi. 2020. Modul Business Ethics & Good Governance. Universitas Mercu Buana Jakarta.
Keraf, A. Sonny. 1991, Etika Bisnis : Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur (Pustaka
Filsafat). Yogyakarta : Kanisius.
Https://softwareaccuratejkt.com/2020/06/28/tujuan-dan-manfaat-etika-
bisnis/#:~:text=Tujuan%20Etika%20Bisnis&text=Dengan%20tujuan%20bagi%20pengus
aha%20adalah,merugikan%20banyak%20pihak%20yang%20terkait.
https://toaz.info-etika-bisnis-di-perusahaan-ptindofood-
pr_cf725084aa990d9003113dc0cc084e45.pdf

Anda mungkin juga menyukai