Anda di halaman 1dari 6

Nama : Brintan Samudranis

Kelas : 4K – AKM
Absen : 03
TUGAS ETIKA BISNIS
“RESUME 2 – LINGKUNGAN & ETIKA BISNIS
(KODE ETIKA PROFESI AKUNTAN INDONESIA)”

ETIKA BISNIS DAN LINGKUNGAN


Etika bisnis adalah  cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup  bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil (fairness), sesuai
dengan hukum yang berlaku (legal) tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun
perusahaan di masyarakat.  Etika bisnis mengatur tentang kebiasaan dan perilaku bisnis yang
jujur dan berintegritas sedangkan lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosio-psikologis.
Etika bisnis berkaitan dengan lingkungan karena bisnis berada dilingkungan. Etika
bisnis dipengaruhi oleh lingkungan dan lingkungan juga dipengaruhi oleh etika bisnis.
Lingkungan disini dibagi menjadi Lingkungan intern dan ekstern.  Lingkungan intern ini
dimungkinkan untuk dikendalikan oleh para pelaku bisnis, sehingga dapat diarahkan sesuai
dengan keinginan perusahaan sedangkan lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada
diluar kegiatan bisnis yang tidak mungkin dapat dikendalikan begitu saja oleh para pelaku
bisnis esuai dengan keinginan perusahaan. pelaku bisnislah yang harus mengikuti ”kemauan”
lingkungan ekstern tersebut, agar kegiatan bisnis bisa ”selamat” dari pengaruh lingkungan
tersebut.
Hubungan etika bisnis dan lingkungan intern merupakan bentuk pengendalian
tindakan atau perilaku bisnis terhadap lingkungan disekitar bisnis. Lingkungan intern
meliputi tenaga kerja, peralatan dan lain-lain. Lingkungan extern yang mempengaruhi etika
dalam bisnis yaitu lingkungan mikro dan lingkungan makro, lingkungan mikro yaitu
pemerintah, pesaing, publik, dan konsumen. Lingkungan makro yaitu demografi, sosial
politik,dan sosial budaya.
Ciri-Ciri Etika Bisnis
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang etika bisnis, perlu
diketahui tentang ciri-ciri etika bisnis. Berikut ini adalah ciri-ciri etika bisnis :
1. Etika Bisnis bukan hanya sebuah konsep. Akan tetapi harus dipraktikkan langsung di
dunia nyata.
2. Etika bisnis bukanlah konsep bisnis modern. Ini berawal dari perkembangan peradaban
manusia. 
3. Etika bisnis membantu dalam mengembangkan martabat pribadi dengan memberikan arti
penting kepada pemangku kepentingan. 
4. Etika bisnis berkaitan dengan aspek humanis.
Tujuan Penerapan Etika Bisnis
Etika bisnis diterapkan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk menghentikan bisnis yang melibatkan praktik perdagangan yang tidak adil seperti
pemasaran gelap, penetapan harga tinggi yang dibuat-buat, pemalsuan, kecurangan dalam
timbangan, menjual produk duplikat dan berbahaya, penimbunan ilegal, dll.
2. Untuk meningkatkan kepercayaan pelanggan dan membantu membangun kepercayaan
tentang kuantitas, kegunaan, keandalan, harga produk, dll. 
3. Bisnis yang memilih praktik tidak etis hanya dapat bertahan dalam jangka pendek dan
gagal dalam jangka panjang. Untuk kelangsungan hidup bisnis, kepatuhan etika adalah
persyaratan wajib.
4. Etika bisnis diperlukan untuk melindungi hak-hak konsumen dan melindungi kepentingan
karyawan dan pemangku kepentingan seperti pemerintah, pemberi pinjaman, pemegang
saham, dealer, dll.
5. Etika bisnis membantu menghasilkan lingkungan kerja yang kooperatif dalam organisasi
yang mengarah pada kelancaran aktivitas fungsional.

Manfaat Etika Bisnis


1. Keunggulan Kompetitif
Manfaat pertama etika bisnis ialah meingkatkan keunggulan kompetitif.
Pelanggan menyukai perusahaan yang menjalankan etika bisnis dengan benar. Oleh
karena itu, pelanggaran etika mengurangi pangsa pasar perusahaan, mengurangi
penjualan dan pendapatan yang pada akhirnya berdampak buruk pada laba
perusahaan.

2. Membuat Betah Karyawan


Perusahaan yang mematuhi etika mengembangkan citra merek mereka.
Kondisi ini juga menciptakan lingkungan kerja yang kondusifsehingga karyawan
merasa betah dan nyaman.Dengan mempertahankan karyawan terbaik, akan
berdampak pada keunggulan kompetitif berkelanjutan mereka. Sebaliknya,
pelanggaran etika menyebabkan banyak karyawan resign, perekrutan karyawan
dengan kinerja rata-rata, dan inefisiensi biaya secara keseluruhan.
3. Meningkatkan Investasi
Perusahaan yang mematuhi etika bisnis juga menarik investor. Karena orang-
orang menaruh kepercayaan mereka hanya pada mereka yang menunjukkan integritas,
rasa tanggung jawab, dan yang dapat dipercaya.
4. Moral dan Budaya
Perusahaan yang mematuhi etika juga menciptakan tempat kerja, di mana
karyawan merasa terdorong untuk bekerja. Perusahaan yang taat etika bisnis akan
mengembangkan integritas tinggi dan menjadi bertanggung jawab secara sosial. Dan
semua ini membuat perusahaan semacam mengurangi risiko karyawan tertimpa stres,
gesekan, dan ketidakpuasan. Oleh karena itu, dengan mematuhi etika, perusahaan
mengembangkan budaya kerja positif yang membuat karyawan merasa lebih bahagia
dan menjadi lebih produktif.
5. Memiliki Reputasi yang Baik di Mata Konsumen
Untuk membangun reputasi perusahaan membutuhkan upaya bertahun-tahu
dan butuh waktu singkat untuk menghancurkannya. Perusahaan yang bertanggung
jawab secara etis dapat terhindar dari skandal. Sebaliknya, perusahaan yang enggan
menerapkan ettik bisnis, sangat rentan terkena skandal yang dapat berdampak buruk
pada reputasi perusahaan.
Contoh Etika Bisnis yang benar
1. Datang Tepat Waktu
Dengan datang tepat waktu menunjukkan bahwa Anda mempunyai etika yang baik
karena tidak membuat klien harus menunggu. Terlebih, jika Anda menjadi pihak yang
mengundang klien.
2. Memanggil Nama Klien dengan Benar
Selama pertemuan dengan klien, pastikan untuk menyebut nama dan gelar klien
dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai dan menghormati klien.
3. Salam, Maaf, dan Terima Kasih
Contoh lain dari etika bisnis yang baik adalah tidak ragu untuk menggunakan 3
kalimat sakti yaitu salam untuk menyapa, maaf saat melakukan kesalahan, dan terima
kasih saat menerima bantuan. Selain memperkuat sosialisasi, membudayakan
kebiasaan ini bisa menunjukkan citra perusahaan yang baik kepada pelanggan.
Contoh Etika Bisnis yang Salah
1. Terlambat dan Tidak Rapi
Terlambar menghadiri pertemuan menunjukkan bahwa Anda tidak menghargai
waktu dan klien. Sedangkan berbusana tidak rapi menyiratkan bahwa Anda tidak
profesional dalam bekerja.
2. Spamming
Etika komunikasi harus senantiasa diperhatikan saat Anda berkomunikasi dengan
klien. Jangan sampai Anda melakukan spamming atau menghubungi klien terlalu
sering karena bisa membuat mereka tidak nyaman dan menjauhi merek Anda.

AKUNTANSI SEBAGAI PROFESI :


Profesi adalah bidang pekerjaan yang didasarkan kemampuan dan keterampilan untuk
melakukan suatu kegiatan yang memerlukan tingkat pendidikan tertentu, atau pelatihan
tertentu. Sebagai salah satu profesi penting dalam ranah ekonomi, tentu terdapat kode etik
yang harus dipenuhi demi menjaga mutu dan kepercayaan para pengguna jasa. Berdasar pada
keputusan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) etika profesi akuntansi ini
meliputi semua kaidah dan norma yang mengatur hubungan antara akuntan dengan sejawat,
dengan auditor atau klien, ataupun dengan masyarakat.
Prinsip etika ini pun bertujuan untuk memandu para akuntan agar bisa menjalankan
tanggung jawab profesionalnya. Berikut beberapa prinsip etika profesi akuntansi tersebut :

1. Tanggung Jawab Profesi


Dalam menjalankan tanggung jawabnya, seorang akuntan harus senantiasa berpijak
pada pertimbangan moral di setiap kegiatan/aktivitas yang dilakukan. Bagaimanapun,
mereka memiliki tanggung jawab tidak hanya pada pengguna jasa atau klien, tetapi
juga pada rekan sejawat dan masyarakat secara umum. Karenanya, pertimbangan
moral menjadi salah satu cara untuk menjaga kepercayaan dan mutu dari kinerja.
2. Kepentingan Publik
Sama halnya seperti profesi lain, akuntan juga memiliki tanggung jawab pelayanan
kepada publik. Publik di sini dapat diartikan sebagai pihak-pihak yang terlibat secara
langsung dan bergantung pada integritas seorang akuntan. Tak lain, demi terciptanya
stabilitas ekonomi bisnis yang sehat dan efisien. Seperti : pemerintah, klien, investor,
pemberi kredit, atau bahkan masyarakat secara langsung. Karenanya, seorang akuntan
harus selalu bertindak dalam koridor pelayanan publik serta menjaga kepercayaan
mereka.
3. Objektivitas
Selain harus mengedepankan kejujuran, seorang akuntan juga dituntut untuk objektif.
Dalam artian, mereka harus bebas dari berbagai benturan kepentingan yang
berhubungan dengan kewajiban profesionalnya. Etika profesi akuntansi dengan
prinsip objektivitas ini mengharuskan para akuntan untuk bersikap adil, tidak
berprasangka, tidak memihak, tidak di bawah pengaruh salah satu pihak, serta jujur
secara intelektual.
4. Integritas
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, demi menjaga kepercayaan publik seorang
akuntan haruslah dibekali dengan integritas yang tinggi. Dengan integritas ini,
seseorang akan senantiasa memberikan pelayanan dengan jujur tanpa ada unsur
keuntungan pribadi. Karena bagi mereka yang memiliki integritas tinggi, perbedaan
dan kesalahan secara tidak sengaja masih bisa ditoleransi, namun tidak dengan
kecurangan.
5. Kerahasiaan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan,
mereka juga harus mampu memegang prinsip kerahasiaan. Dalam artian, tidak boleh
mengungkapkan informasi pada pihak mana pun, terlebih jika tanpa persetujuan atau
tanpa wewenang secara spesifik. Kecuali, jika memang harus mengungkapkannya
karena kewajiban hukum atau tanggung jawab profesional. Selain itu, juga tidak
dibenarkan untuk menggunakan informasi rahasia tersebut sebagai sarana
mendapatkan keuntungan bagi pribadi maupun pihak ketiga.
6. Standar Teknis
Etika profesi akuntansi yang juga tak kalah penting adalah menjalankan tugas
profesional sesuai dengan standar teknis. Seorang akuntan memiliki kewajiban untuk
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang telah ditetapkan oleh
perundangan-undangan yang relevan, ataupun yang telah dirumuskan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dan Internasional Federation of Accountants.
7. Kompetensi dan Kehati-hatian
Sebagai akuntan profesional, tentu kompetensi menjadi salah satu penjamin mutu dan
kualitas pelayanan. Mereka harus membekali diri dengan etika profesi akuntansi yang
satu ini, agar bisa memberi pelayanan terbaik untuk para pengguna jasa. Karenanya,
seorang akuntan harus selalu bersedia mengasah pengetahuan dan keahlian, serta
bertindak cermat dalam menjalankan jasa profesionalnya.

ETIKA PROFESI AKUNTAN


Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus
sebagai Akuntan.
Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi empat fase yaitu :
1. Pra Revolusi Industri
2. Masa Revolusi Industri tahun 1900
3. Tahun 1900 – 1930
4. Tahun 1930 – sekarang
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode
etik yang merupakan seperangkat moral – moral dan mengatur tentang etika professional
(Agnes, 1996). Pihak – pihak yang berkepentingan dalam etika profesi adalah akuntan publik,
penyedia informasi akuntansi dan mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di
dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi
kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam
dua kode etik ini yaitu :
1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh
kelalaian baik secara disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional.
2. Kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku
buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).

Namun, pada dunia nyata, pelanggaran atas etika etika yang sudah ditetapkan keraplah
terjadi, berikut beberapa contoh kasus etika profesi akuntansi yang pernah terjadi :
1. Kasus Kredit Macet BRI Cabang Jambi 2010
Kredit Macet Hingga Rp. 52 Miliar, Akuntan Publik Diduga Terlibat. Seorang
akuntan publik yang menyusun laporan keuangan Raden Motor yang bertujuan mendapatkan
hutang atau pinjaman modal senilai Rp. 52 miliar dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang
Jambi pada tahun 2009 diduga terlibat dalam kasus korupsi kredit macet. Terungkapnya hal
ini setelah Kejati Provinsi Jambi mengungkap kasus tersebut pada kredit macet yang
digunakan untuk pengembangan bisnis dibidang otomotif tersebut. Fitri Susanti, yang
merupakan kuasa hukum tersangka Effendi Syam, pegawai BRI Cabang Jambi yang terlibat
kasus tersebut, Selasa [18/5/2010] menyatakan, setelah klien-nya diperiksa dan dicocokkan
keterangannya dengan para saksi-saksi, terungkap adaa dugaan keterlibatan dari Biasa Sitepu
yang adalah sebagai akuntan publik pada kasus ini. Hasil pemeriksaan yang kemudian
dikonfrontir keterangan tersangka dengan para saksi Biasa Sitepu, terungkap ada terjadi
kesalahan dalam pelaporan keuangan perusahaan Raden Motor dalam pengajuan pinjaman
modal ke BRI Cabang Jambi.
Ada 4 aktivitas data pada laporan keuangan tersebut yang tidak disajikan dalam
laporan oleh akuntan publik sehingga terjadi kesalahan dalam proses kreditnya dan
ditemukan dugaan korupsi-nya “Ada 4 aktivitas laporan keuangan Raden Motor yang tidak
dimasukan kedalam laporan keuangan yang diajukan ke Bank BRI, hingga menjadi sebuah
temuan serta kejanggalan dari pihak kejaksaan untuk mengungkap kasus kredit macet ini.”
tegas Fitr. Keterangan serta fakta tsb. terungkap setelah tersangka Effendi Syam, diperiksa
dan dibandingkan keterangannya dengan keterangan saksi Biasa Sitepu yang berperan
sebagai akuntan publik dalam kasus ini di Kejati Jambi. Seharusnya data-data laporan
keuangan Raden Motor yang diajukan harus lengkap, tetapi didalam laporan keuangan yang
diberikan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor ada data-data yang
diduga tidak disajikan dengan seharusnya dan tidak lengkap oleh akuntn publik.
Tersangka Effendi Syam berharap penyidik di Kejati Jambi bisa melaksanakan
pemeriksaan dan mengungkap kasus secara adil dan menetapkan pihak pihak yang juga
terlibat dalam kasus tersebut, sehingga semuanya terungkap. Sementara itu, penyidik
Kejaksaan masih belum mau berkomentar lebih banyak atas temuan tersebut. Kasus kredit
macet itu terungkap, setelah pihak kejaksaan menerima laporan tentang adanya penyalah-
gunaan kredit yang diajukan oleh tersangka Zein Muhamad sebagai pemilik Raden Motor.
Sementara ini pihak Kejati Jambi masih menetapkan 2 tersangka, yaitu Zein Muhamad
sebagai pemilik Raden Motor yang mengajukan kredit dan Effedi Syam dari pihak BRI
cabang jambi sebagai pejabat yang menilai pengajuan sebuah kredit.

Anda mungkin juga menyukai