Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP DAN DEFINISI ETIKA BISNIS

DOSEN PENGAMPU :

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
AUSTIN BEIN BERYL JAHRAN SARAGIH
RICHARD JOSUA SIMANULLANG
PARID ALFARIZI
ARIEF PUTRA JOHAVI DAMANIK
MIDIAN AFRIANTO MARBUN

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN AJARAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

MEDAN,10 FEBRUARI 2023

KELOMPOK 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB I......................................................................................................4
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................4
Rumusan Masalah...................................................................................5
Tujuan......................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................6
PEMBAHASAN
Pengertian Etika Bisnis...........................................................................6
Ciri Etika Bisnis......................................................................................8
Manfaat Etika Bisnis...............................................................................16
BAB III....................................................................................................19
PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................19
B.Saran....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Etika bisnis adalah cara untuk berbisnis dan meliputi semua bagian yang berhubungan
dengan perusahaan, masyarakat, dan individu. Peran dari etika bisnis pada sebuah perusahaan
adalah untuk membentuk perilaku karyawan dan pimpinan agar hubungan antara karyawan,
perusahaan, dan berbagai pihak internal dan eksternal lain tetap sehat.

Lebihnya lagi, etika bisnis juga dapat dijadikan pedoman dan standar bagi karyawan dan
manajemen untuk mengerjakan tugas keseharian dengan landasan sikap yang profesional,
transparansi penuh, dan bermoral baik

Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan tidak
menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan harus dalam
keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Setiap tindakan bisnis harus
dilandasi oleh moralitas dan prinsip kebenaran yang disertai dengan tanggung jawab. Dalam
etika bisnis, tindakan bisnis yang dilakukan oleh individu, kelompok atau perusahaan tidak
boleh sampai merugikan orang lain di luar kegiatan bisnis. Etika bisnis dikembangkan oleh
masyarakat di tempat bisnis diadakan. Tujuan penerapan etika bisnis adalah memmudahkan
pencapaian tujuan bisnis. Etika bisnis dilaksanakan dengan menggunakan metode yang
diterima oleh logika dan bersifat estetika. Konsep-konsep etika bisnis mulai diterapkan sejak
awal abad ke-21 Masehi.[1] Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,
norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan
sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Etika bisnis telah diterapkan oleh negara-negara di Eropa sejak munculnya pemikiran
kapitalisme. Landasan pemikiran ini datang dari pemikiran agama khususnya doktrin gereja. Pada
masa kemuculan kapitalis, sedang berlaku beberapa kegiatan untuk membuat suku bunga pada
uang pinjaman. Gereja dan kaum kapitalis melarang kegiatan tersebut, karena pinjaman ini
digunakan untuk keperluan konsumsi bagi masyarakat miskin. Dasar pelarangannya adalah
kegiatan konsumsi merupakan kebutuhan hidup yang tidak dapat berakhir kecuali si peminjam
uang mengalami kematian. Suku bunga akan bertambah terus-menerus selama peminjam masih

4
hidup. Karenanya, gereja dan kaum kapitalis mengadakan kerja sama untuk membuat aturan
kegiatan bisnis yang mempunyai etika

Perusahaan yang menerapkan etika bisnis dapat diketahui melalui prinsip etika bisnis. Dalam
etika bisnis terdapat prinsip-prinsip yang harus dipatuhi yaitu prinsip otonomi, kejujuran,
keadilan, saling menguntungkan dan integritas moral. Prinsip otonomi merupakan kemampuan
seseorang bertindak tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Segala tindakannya berdasarkan pada
kesadaran dirinya sendiri Prinsip kejujuran menekankan sifat terbuka dalam memenuhi syarat-
syarat bisnis. Prinsip keadilan berarti bahwa segala kegaiatan dan penilaian terhadap bisnis harus
diamati secara objektif, rasional, dan penuh tanggung jawab. Prinsip saling menguntungkan
berarti bahwa di dalam bisni tidak ada pihak yang dirugikan. Sedangkan prinsip integritas moral
berkaitan dengan pemenuhan standar moralitas yang berlaku di masyarakat. Tidak terpenuhinya
salah satu prinsip tersebut merupakan pertanda adanya pelanggaran etika bisnis. Prinsip yang
cukup sulit diukur adalah prinsip inegritas moral. Pengukurannya harus menggunakan sudut
pandang moral yang meliputi hati nurani, kaidah emas, dan penilaian umum. Hati nurani
digunakan untuk menentukan pilihan dalam bisnis yang sesuai dengan keinginan pelaku usaha.
Bisnis harus sesuai dengan kepribadian dari pelaku usaha dan tidak boleh bertentangan. Kaidah
emas merupakan tindakan moral yang menghargai orang lain dan tidak menghina orang lain.
Sedangkan penilaian umum berarti bisnis dinilai mempunyai etika ketika dinilai baik oleh
masyarakat

RUMUSAN MASALAH

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi
standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya
sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.

Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu:

Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu,
dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat
sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan
biaya serendah-rendahnya.
Individual Rights Approach: setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak
dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari
apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak
adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun
secara kelompok

TUJUAN

5
Tujuan etika dalam berbisnis dapat di bagi menjadi beberap bagian seperti

1. Meningkatkan kesadaran moral,sehingga pebisnis bukan saja memikirkan keutnungandan


kegiatan operasional, tapi juga nilai dan sikap yang harus dimiliki. Dengan adanya car
aini maka perselisihan dapat dihindarkan.
2. Membuat batasan-batasan bagi para pelaku bisnis, merupakan etika yang harus dimiliki.
Pembatasan inilah yang membuat bisnis dapat berjalan sesuai standard dan menghindari
kecurangan.
3. Meningkatkan relasi yang baik dengan para stake holder. Dengan cara sederhana ini
maka secara tidak langsung hubungan yang terjalin akan awet , dan terjaga.
4. Memberikan motivasi kepada pelaku bisnis untuk dapat meningkatkan kemampuan.
Karena adanya standard yang sudah berlaku, dan harus dipatuhi oleh seluruh pebisnis.

BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN ETIKA BISNIS

Etika bisnis adalah prinsip-prinsip moral yang dijadikan sebagai pedoman atau panduan
untuk bisnis yang sedang dijalankan. Sehingga, seluruh aspek yang berkaitan dengan bisnis
tersebut dapat menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma, dan perilaku
yang adil, baik, sehat, serta professional, baik bagi seluruh orang di dalam perusahaannya,
klien, mitra kerja, pemegang saham, pelanggan dan masyarakat luas. Dalam dunia bisnis,
kita pasti akan mengenal istilah etika bisnis. Banyak orang yang sangat setuju bahwa etika
bisnis memang perlu dimiliki oleh setiap bisnis.

Salah satu prinsip etika bisnis adalah menjadikan bisnis menjadi suatu kegiatan yang beretika,
sehingga dapat berjalan seiring dengan kaidah-kaidah etika, hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam banyak hal, norma-norma dan kaidah etika yang berlaku tidak hanya baik untuk
diterapkan pada bisnis, namun juga membantu kita untuk bertanggung jawab dan berperilaku baik
pada masyarakat. Itulah mengapa etika bisnis dan tanggung jawab sosial selalu berjalan
beriringan.

Selain itu, etika bisnis dan profesi juga memiliki kaitan yang erat satu sama lain. Mengapa
demikian? Karena etika bisnis dapat dijadikan sebagai pedoman yang sama untuk diterapkan pada
individu dalam bekerja dan berperilaku sesuai dengan kaidah norma-norma dan nilai-nilai yang
berlaku di dalam tempat kerjanya. Oleh karena itu, setiap individu yang terjun ke dalam dunia
bisnis atau fokus pada profesinya harus membaca dan memahami makalah etika bisnis serta
materi etika bisnis yang mungkin dimiliki masing-masing organisasi dan perusahaan. Tujuannya
agar individu dapat memahami etika bisnis yang diterapkan tempat kerjanya masing-masing

Menurut Kirk O. Hanson, seorang pakar etika yang sangat terkenal dan juga merangkap sebagai
Direktur Eksekutif di Markkula Center for Applied Ethics menyatakan pendapatnya tentang

6
pengertian etika bisnis. Bagi Hanson, etika bisnis bukan sekedar seperangkat moral yang menjadi
pedoman untuk sebuah bisnis, namun etika bisnis dapat menjadi sebuah studi tentang standar
perilaku bisnis yang mempromosikan kesejahteraan manusia dan kebaikan

Clarence C. Walton berargumen bahwa etika bisnis merupakan serangkaian kriteria yang menilai
tindakan manusia berdasarkan beberapa hal. Di antaranya adalah ekspektasi masyarakat,
persaingan yang adil, tanggung jawab sosial, hubungan masyarakat, iklan, dan sebagainya.

Irham Fahmi Fahmi berpendapat bahwa etika bisnis merupakan aturan-aturan yang menegaskan
suatu bisnis boleh bertindak dan tidak boleh bertindak. Aturan-aturan tersebut bersumber dari
aturan tertulis maupun tidak tertulis. Apabila suatu bisnis melanggar aturan-aturan tersebut, maka
sangsi akan diterima

Kees Bertens Kees Bertens merupakan salah satu tokoh terkemuka dalam kajian etika di Indonesia.
Menurut Bertens, etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis
Charles Hill dan Gareth Jones Hill dan Jones berpendapat bahwa etika bisnis merupakan suatu ajaran
untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin
perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah
moral yang kompleks
Menurut De George, etika bisnis mencakup empat hal, yaitu: Etika bisnis menyoroti dan menilai apakah
suatu keputusan/tindakan yang diambil dalam dunia bisnis secara moral dapat dibenarkan atau tidak.
Etika bisnis mengkaji apakah perilaku yang dinilai etis pada individu juga dapat berlaku pada organisasi
atau perusahaan bisnis. Selain itu, etika bisnis juga menyoroti tanggung jawab sosial yang dimiliki oleh
perusahaan. Etika bisnis mengkaji moralitas sistem ekonomi secara umum dan khusus. Beberapa contoh
dari sistem ekonomi secara khusus adalah masalah keadilan sosial, hak milik, dan persaingan. Etika bisnis
menyentuh bidang sangat makro, seperti pengelolaan perusahaan multinasional, jaringan konglomerat
internasional, dan lain sebagainya.
Menurut Sumarni , Pengertian Etika bisnis itu terkait dengan masalah penilaian terhadap kegiatan serta
perilaku bisnis yang mengacu pada kebenaran atau juga kejujuran berusaha.
Menurut Bertens Etika bisnis ini lebihluas dari adanya suatu ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan
ini merupakan standar yang lebih tinggi apabiladibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena
di dalamnya kegiatan atauaktivitas bisnis itu seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang mana hal
tersebut tidak diatur oleh ketentuan hukum.

7
CIRI CIRI ETIKA BISNIS

Secara bebas, etika bisnis adalah standart yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Standart itulah
yang dijadikan prinsip-prinsip bisnis atau pedoman serta acuan bagi pelaku bisnis dan para karyawannya
dalam mengambil keputusan untuk menentukan arah bisnis mereka selanjutnya. Dan ciri-ciri bisnis yang
beretika tersebut adalah:
1. Menaati Peratuan

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu
perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam
membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham,
masyarakat. Perusahaan meyakini bahwa prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika.
Artinya, bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati
kaidah-kaidah etika, sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Dengan menjalankan etika bisnis yang baik, sebuah perusahaan bisa mendapat nilai dan
kepercayaan lebih dari masyarakat, negara, dan bahkan kompetitornya. Sebaliknya, apa jadinya
jika sebuah perusahaan melanggar etika dalam berbisnis, jangankan berjangka panjang, bisa jadi
produk yang ditawarkan pun tidak akan laku di pasaran.

Sebagai pebisnis yang baik, kita tidak boleh menghalalkan segala cara untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan. Seperti contoh di atas, misalnya dengan menjelek-jelekan
produk dari perusahaan lain, hal ini sangat dilarang. Penjualan produk kita mungkin terjual
dengan baik, namun produk orang lain bisa saja tidak laku karena omongan kita terhadap target
konsumen yang kita incar.

Sebagai pelaku bisnis, sudah seharusnya kita menerapkan cara berbisnis yang baik dan
benar tanpa melanggar etika bisnis yang telah diterapkan. Masih banyak cara-cara yang baik
dalam berbisnis yang dapat kita lakukan tanpa merugikan pihak mana pun.

Agar pelaku usaha dapat menjalankan bisnis dengan maksimal, penting untuk
mengetahui apa saja contoh pelanggaran dari etika bisnis, di antaranya sebagai berikut :

a. Pelanggaran hukum

Pelanggaran hukum, yaitu sebuah perusahaan yang melakukan PHK namun tidak memberikan
pesangon sama sekali.

b. Pelanggaran kejujuran

8
Pelanggaran Kejujuran, yaitu perusahaan yang dapat dikatakan berhasil terhadap kejujuran agar
mereka tidak memberikan harga yang sejujurnya kepada konsumen serta kualitas-kualitas dari
barang yang ditawarkannya. ada Pelanggaran Empati dan Pelanggaran Transparansi.

Dalam menjalankan sebuah bisnis, setiap pemilik usaha harus menjadi panutan bagi orang lain
yaitu mampu menangani tanggung jawab dan menyadari peluang sesuai dengan tanggung jawab
jabatannya, salah satunya dengan memastikan bisnis dapat berjalan dengan baik sehingga
pelanggaran etika bisnis tidak sampai terjadi.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang berhubungan dengan kemampuan untuk
menjelaskan keputusan yang diambil dan aktivitas yang dilakukan. Intinya konsep akuntabilitas
adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berkewajiban untuk meminta pertanggungjawaban.

Konsep Akuntabilitas biasanya selalu diterapkan sebagai prinsip profesionalisme oleh


seorang akuntan dalam menjalankan tugasnya. Prinsip ini juga harus dipegang erat oleh
perusahaan agar setiap karyawannya dapat menjalankan tugas dengan baik sehingga tujuan
bisnis mudah tercapai.

Sebagian besar perusahaan jasa profesional memiliki sistem berdasarkan konsep


akuntabilitas yang cukup baik untuk perencanaan produksi pendapatan dan pengendalian biaya.
Bahkan sistem pelaporan internal dan kompensasi insentif sering terkait dengan baik dengan
tujuan keuangan perusahaan.

Prinsip-prinsip dasar Akuntabilitas :

 Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf


 Pengelolaan organisasi yang memiliki nilai akuntabel
 Merupakan sistem yang menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten menurut aturan
perundang-undangan yang berlaku.
 Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
 Berorientasi pada visi, misi, hasil, dan manfaat yang diperoleh oleh organisasi
 Selalu memegang erat nilai kejujuran, transparan, objektif dan inovatif

3. Responsibilitas
Responsibilitas adalah beban, komitmen atau kewajiban yang dimiliki oleh
anggota masyarakat, sebagai individu atau sebagai anggota kelompok tertentu, di antara
mereka sendiri dan untuk masyarakat itu sendiri.

Ini adalah jenis tanggung jawab berdasarkan ideologi dan aturan internal suatu
entitas. Responsibilitas sosial bisa positif, dalam arti dipaksa untuk bertindak atau
melakukan sesuatu, dan itu juga bisa negatif, mengacu pada berpantang dari bertindak
atau melakukan sesuatu.

9
Responsibilitas sosial perusahaan (CSR), juga dikenal sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan, adalah komitmen dan kontribusi sukarela dan aktif perusahaan untuk
peningkatan sosial-ekonomi dan lingkungan, yang bertujuan terutama untuk
meningkatkan daya saing, nilai dan nilai tambahnya.

Responsibilitas dilihat dari filosofi


Dalam tradisi Kantian, responsibilitas adalah keutamaan individu untuk
memahami secara bebas dan sadar tindakan-tindakan semaksimal mungkin yang dapat
diuniversalkan dari perilaku kita. Di sisi lain, bagi Hans Jonas, tanggung jawab adalah
kebajikan sosial yang dikonfigurasikan dalam bentuk imperatif yang, secara formal
mengikuti imperatif kategoris Kantian, memerintahkan: “bekerja sedemikian rupa
sehingga efek tindakan Anda sesuai dengan keabadian kehidupan manusia yang otentik
di Bumi. ” Kewajiban ini dikenal sebagai prinsip responsibilitas. Menurut Nietzsche,
responsibilitas sangat penting dalam manusia, karena bukan karena alasan ilahi apa yang
terjadi pada kita, itu adalah untuk keputusan kita.

Prinsip Responsibilitas
Kepatuhan yang responsibel dalam pekerjaan manusia kita, apa pun itu, akan
diatur oleh prinsip-prinsip seperti:

o Mengenali dan menanggapi kekhawatiran Anda sendiri dan orang lain.


o Meningkatkan tanpa batas hasil dari waktu ke waktu dan sumber daya sendiri dari
posisi yang Anda miliki.
o Laporan tepat waktu tentang anomali yang dihasilkan secara sukarela atau tidak
sukarela.
o Rencanakan waktu dan bentuk tindakan berbeda yang membentuk kegiatan umum.
o Asumsikan dengan hati-hati konsekuensi yang dihilangkan dari pekerjaan, ekspresi,
dan perasaan dalam diri orang tersebut, lingkungannya, kehidupan orang lain, dan
sumber daya yang diberikan pada posisi yang dianugerahkan.
o Promosikan prinsip dan praktik yang sehat untuk menghasilkan, menangani, dan
menggunakan alat dan bahan yang ditugaskan untuk posisi itu.

4. Transparansi
Transparansi atau keterbukaan dapat berarti semua kebijakan atau keputusan dan
informasi yang berkaitan oleh perusahaan dapat di akses dengan mudah oleh para
pemangku kepentingan di perusahaan tersebut. Kalaupun ada informasi yang
tidak boleh diketahui oleh publik, maka harus ada kriteria yang jelas untuk
informasi tersebut.

Transparansi atau Keterbukaan juga bisa berarti informasi yang cukup berkaitan
dengan kinerja perusahaan tersedia dan disajikan dalam bentuk atau media yang
mudah dipahami pemangku kepentingan perusahaan.

10
Melalui penjelasan tersebut kita dapat mengatakan bahwa transparansi dalam
etika bisnis merupakan salah satu aspek mendasar bagi terwujudnya tujuan
perusahaan. Etika bisnis perusahaan yang baik mensyaratkan adanya keterbukaan,
keterlibatan, dan kemudahan akses bagi pemangku kepentingan perusahaan demi
menaikan nilai perusahaan tersebut. Keterbukaan dan kemudahan mendapatkan
informasi memberikan rasa adil dan aman bagi pemangku kepentingan
perusahaan.

Secara sederhana, Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis
secara adil sesuai dengan hukum yang berlaku, yang aturannya di setujui atau di
sepakati oleh seluruh pemangku kepentingan diantaranya manajemen, karyawan,
maupun vendor.

5. Kejujuran
Tidak jauh berbeda dengan transparansi, kejujuran adalah hal yang sangat
penting untuk dimiliki oleh sebuah perusahaan. Karena dengan kejujuran, sebuah
perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan inilah
yang penting. Karena jika kepercayaan ini tidak ada, apapun produknya, sudah
pasti produk tersebut tidak akan laku terjual.
Kejujuran dalam etika bisnis merupakan nilai yang paling mendasar dalam
mendukung keberhasilan kinerja perusahaan. Kegiatan bisnis akan berhasil jika
dikelola dengan prinsip kejujuran. Baik terhadap karyawan, konsumen, para
pemasok dan pihak-pihak lain yang terkait dengan kegiatan bisnis ini.
5 Alasan Pentingnya Kejujuran dalam Berbisnis
o Tidak Ada Orang yang Mau Dibohongi
Semua orang tidak mau dibohongi. Demikian juga konsumen atau
pelanggan, dan siapapun yang berhubungan dengan bisnis Anda. Mereka
menginginkan kejujuran dari diri Anda.

o Menjaga Nama Baik


Jangan kompromi terhadap pentingnya kejujuran dalam berbisnis. Sekali
saja Anda ketahuan berbohong, tidak hanya satu orang yang tahu, tapi
banyak orang.

Sekarang zamannya internet dan media sosial. Semua informasi baik dan
buruk cepat menyebar ke mana-mana. Orang lain akan menyebarkan
apapun tentang diri Anda dan bisnis Anda.

11
Untuk itu, biarlah nama baik Anda yang menjadi buah bibir masyarakat.
Jangan sampai malah kejelekan yang menyebar dan mencoreng nama baik
yang sudah payah dibentuk.

o Kejujuran Membuat Pelanggan Setia


Jika Anda ingin pelanggan terus melakukan pembelian berulang-ulang,
maka jujurlah dalam berbisnis. Karena selain harga dan kualitas produk,
pelanggan juga melihat integritas.

Kejujuran adalah bagian dari integritas. Pelanggan akan memperhatikan


apakah perkataan dan perbuatan Anda itu sama. Mereka tidak akan
percaya jika Anda cuma manis di bibir, tapi ternyata penuh siasat atau tipu
daya.

o Bisnis Akan Bertahan Lama


Pebisnis yang licik berani berbohong dan menipu banyak orang.
Kebohongan menjadi strateginya untuk meraup keuntungan secara instan
dengan cara yang tidak halal atau benar.

Namun, berbisnis dengan jujur jauh lebih ampuh untuk meraih


keberhasilan. Bisnis Anda akan bertahan lama dan berkembang karena
tetap dipercaya oleh masyarakat.

Sedangkan pebisnis abal-abal akan sulit untuk bertahan. Saat


kebusukannya terbongkar, siapakah yang akan kembali percaya? Dia pun
akan kesulitan untuk memperbaiki citranya.

o Tidak Merugikan Orang Lain


Miliki empati dalam berbisnis. Jika Anda membohongi orang lain demi
kesuksesan, apakah itu cara yang tepat?

Misalnya, pelanggan sudah membayar sejumlah uang untuk mendapatkan


pelayanan atau produk dari Anda. Namun, Anda tak juga memenuhinya.
Padahal, pelanggan tersebut mengumpulkan uang dengan susah payah.

Ingat, merugikan orang lain tidak akan membuat Anda tenang. Tidak
semua orang yang dirugikan akan ikhlas. Jika mereka menuntut, maka
bersiaplah untuk menerima kejatuhan.

Nah, itulah alasan pentingnya kejujuran dalam berbisnis. Jadi,


bangunlah kejujuran sejak awal memulai bisnis. Sehingga kepercayaan

12
juga akan terbentuk semakin kuat dari waktu ke waktu, dan akhirnya Anda
akan lebih mudah dalam meraih kesuksesan.

6. Indenpendensi
7.
Independen merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan audit, dimana
dalam pelaksanaan audit, seorang auditor harus menerapkan lima konsep utama
salah satunya adalah independensi. Namun sebelum lebih jauh membahas tentang
independen, menarik kita cermati tentang independensi itu sendiri. Independensi
merupakan suatu sikap yang netral, tidak memihak atau berpihak kepada yang
lain dan bebas dari pengaruh.

Pada hakikatnya bersikap netral itu merupakan hal yang sangat sulit bahkan
mustahil, dimana ketika kita dihadapkan pada dua pilihan yaitu antara yang benar
dan yang salah, antara kepentingan orang banyak atau kepentingan bisnis, antara
kebijakan/ regulasi pemerintah atau kebijakan perusahaan, antara kepentingan
perusahaan atau kepentingan pihak diluar perusahaan, dll. Maka keberpihakan
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihidari, dalam artian mau atau tidak harus
terjadi keberpihakan.

 Oleh karena itu, independensi adalah suatu sikap yang harus berpihak dan
bukannya netral. Keberpihakan disini adalah berpihak kepada hal-hal yang benar.
Akan tetapi yang menjadi masalah adalah presepsi setiap orang akan kebenaran
ternyata tidak sama. Kemungkinan menurut suatu pihak hal tersebut merupakan
kebenaran, akan tetapi menurut pihak lain hal tersebut merupakan hal yang
kurang benar atau bahkan salah. Selain itu kepentingan yang dianggap lebih besar
biasanya juga dipengaruhi oleh adu otoritas diantara pihak-pihak yang
memperjuangkan kepentingan itu.

Jika independensi merupakan suatu sikap keberpihakan kepada hal yang benar,
maka yang menjadi pertanyaan adalah maksud dari keberanran di sini seperti
apa?. Dalam hal ini independensi auditor merupakan keberpihakan audit pada
kebenaran yang faktual. Adapun kebenaran factual yang dimaksud disini adalah
kebenaran dengan adanya bukti disertai dengan data yang relevan dan otentik,
serta adanya kapasitas tanggung jawab dari wewenang seseorang yang terukur
dalam organisasi.

8. Empati
Ciri-ciri bisnis beretika lainnya adalah memiliki empati. Empati adalah
sikap bagaimana seseorang memperlakukan orang lain sebagaimana dirinya ingin

13
diperlakukan. Empati ini adalah sikap yang harus ditanamkan sejak bisnis
dimulai. Inilah salah satu fungsi manajemen menurut para ahli yang diharapkan
menjadi motor penggerak. Karena dari manajemen lah sebuah pedoman bisa
dikenal dan diberlakukan seluruh pihak yang terlibat didalam bisnisnya.

Memiliki empati tidak hanya bermanfaat bagi kehidupan pribadi ataupun


sosial, namun juga dapat memberikan keuntungan kompetitif kepada pengusaha
dalam menjalankan bisnis. Hal itu akan lebih memberikan hasil yang maksimal
apabila dibarengi dengan peningkatan kemampuan kita, dalam melihat dunia dari
perspektif yang lebih luas. Selain itu masih ada empat alasan lain mengapa
menumbuhkan empati baiik untuk pengembangan bisnis, diantaranya adalah :

1. Empati dapat meningkatkan penjualan, loyalitas, dan referensi

Sebagai produse dan penjual tentu seorang pengusaha harus tahu dan
mengantisipasi produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Termasuk
memahami perasaan dan kondisi pelanggan saat itu. Misalnya ketika kita harus
melayani pelanggan yang bingung untuk memilih produk atau jasa yang
diberikan, atau komplain dari mereka yang menunjukkan kemarahan dan
kekecewaan. Lalu penumpang yang merasa ketakutan dan ragu karena baru
pertama kali menggunakan pesawat sebagai transportasi. Tentu untuk menghadapi
hal tersebut memerlukan empati yang baik, agar kita bisa menghadapi dan
memecahkan masalah tersebut dengan dengan hati-hati dan baik.

Kemudian empati juga sangat berperan dalam bisnis seperti pada saat kita
harus menarik perhatian para klien, kolega, partner kerja ataupun investor.

2. Produktivitas dan inovasi lebih cepat

Karyawan dengan ketrampilan empati yang kuat juga akan lebih produktif
dan inovatif. Ini berarti jika kita sebagai organisasi ingin meningkatkan efisiensi
dan memperluas pelanggan atau konsumen termasuk ketika akan memecahkan
masalah mereka, kita harus mempekerjakan karyawan dengan soft skill yang kuat.
Contohnya seperti yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun 1998, yang
mulai membenahi diri dengan memfokuskan diri pada perekrutan ilmuwan
komputer terbaik, insinyur perangkat lunak, analis, dan profesional STEM yang
sangat terampil. Guna mendukung hal itu semua mereka perlu mengumpulkan tim
yang sukses, dan untuk itu soft skill sangatlah diperlukan.

Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Google pada tahun 2017 dengan
nama Project Aristotle, menunjukkan bahwa ide-ide baru perusahaan yang paling
penting berasal dari tim karyawan yang menampilkan berbagai keterampilan
termasuk kesetaraan, kedermawanan, keingintahuan terhadap ide-ide, empati, dan

14
kecerdasan emosional. Tim-tim ini mungkin mungkin saja bukan dari orang yang
pintar atau berintelektual yang tinggi, tetapi ketika mereka merasa percaya diri
untuk berbicara dan mengetahui bahwa mereka didengar, maka-maka gagasan-
gagasan hebat akan tercetuskan.

3. Keunggulan kompetitif dan nilai pasar yang lebih besar.

Perusahaan-perusahaan besar dan terkenal tentu mempunyai budaya


empati didalamnya. Memang pada faktanya statistik menunjukkan, empati
menjadi salah satu kunci bagi kesuksesan bisnis daripada sebelumnya.

Menurut The Empathy Index pada 2016 yang diterbitkan oleh perusahaan
konsultan Inggris, The Empathy Business, yang telah melakukan analisis budaya
internal dari 170 perusahaan pada indeks keuangan utama pada 10 perusahaan
teratas pada daftar 2015, menyebutkan bahwa perusahaan tersebut nilainya
meningkat dua kali lebih banyak dan menghasilkan 50 persen lebih banyak
penghasilan yang ditentukan oleh kapitalisasi pasar.

4. Memperluas engagement dan kolaborasi.

Jika manajer dan anggota tim mengekspresikan empati terhadap orang


lain, maka masuk akal bahwa perusahaan dengan budaya yang mendorong empati
akan menarik individu yang sangat terlibat. Perusahaan dengan budaya empati
juga memiliki retensi yang lebih baik dan semangat kerja yang lebih tinggi di
antara karyawan.

Ini sangat masuk akal ketika kita mempertimbangkan nilai pekerja saat ini.
Mereka yang berkinerja tinggi memiliki banyak peluang di luar kerja perusahaan.

Selain itu menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Queens School of Business dan Gallup
Organization menunjukkan, kurangnya koneksi dapat mengakibatkan produktivitas dan
profitabilitas yang lebih rendah, sehingga bisa menurunkan keuntungan perusahaan dari waktu
ke waktu.

15
MANFAAT ETIKA BISNIS

Etika bisnis adalah salah satu hal yang sangat penting untuk dimiliki dalam
menjalankan bisnis. Pada saat menjalankan bisnis ataupun suatu tugas diperlukan
adanya rasa tanggung jawab dan sebuah aturan untuk mengatur tindakan-
tindakan yang akan dilakukan.

Hal tersebut menjadi pendorong bagi sebuah bisnis untuk menuju arah yang lebih
baik atau kesuksesan Etika bisnis adalah suatu pengetahuan tentang tata cara ideal dalam
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memerhatikan norma dan moralitas yang berlaku
secara universal.

Ini merupakan aturan tidak tertulis mengenai cara menjalankan bisnis secara adil,
sesuai dengan hukum yang berlaku dan tidak tergantung pada kedudukan individu atau
pun organisasi di masyarakat.

Dalam perusahaan, etika bisnis dapat membentuk suatu nilai, norma dan perilaku
karyawan serta pimpinan untuk menciptakan suasana hubungan yang adil dan sehat baik
itu dengan sesama rekan kerja maupun konsumen. Dari etika bisnis itulah secara tidak
langsung akan mendorong adanya sikap tanggung jawab dalam menjalankan bisnis.

Sehingga segala aktivitas bisnis dapat berjalan dengan baik dan lancar jika etika
bisnis dapat dipegang teguh dan praktiknya diatur oleh perusahaan.

Bagi sebuah perusahaan, etika bisnis merupakan hal penting dalam membangun
kiprah perusahaan. Dalam membangun dan memperluas kiprah perusahaan menjadi lebih
baik, tentunya tidak mudah untuk dilakukan.

Salah satu cara untuk dapat mencapainya adalah dengan menerapkan etika bisnis
dalam perusahaan. Pada artikel kali ini, kami akan membahas beberapa manfaat dari etika
bisnis yang sangat penting untuk membangun sebuah perusahaan yang sukses.
Adapun Manfaat Etika Bisnis Ialah :

1. Memiliki Citra Baik di Mata Pelanggan

Citra atau gambaran yang baik mengenai hasil hubungan perusahaan


dengan pelanggan akan melekat pada perusahaan sebagai prestasi.

16
Prestasi ini akan dikenal oleh masyarakat umum dan calon pelanggan
lainnya sebagai pertimbangan yang menguntungkan. Manfaat dari etika bisnis
salah satunya adalah untuk memperbaiki citra perusahaan ini.

Oleh karena itu, perusahaan yang menerapkan etika bisnis umumnya akan
memiliki citra yang terus membaik dan pelanggan yang terus bertambah.
Perusahaan pun kemudian dapat berkembang dan mencapai target dengan sukses.

2. Perusahaan Menjadi Tepercaya


Perusahaan yang menerapkan etika bisnis akan mendapatkan manfaat
berupa kepercayaan dari pelanggannya.

Manfaat dari etika bisnis akan menunjukkan perusahaan memiliki


kejujuran dan tidak akan membohongi pelanggan. Kepercayaan pelanggan pada
perusahaan pun menjadi semakin meningkat karena perusahaan dinilai sangat
loyal dalam melakukan bisnis dengan pelanggan.

Lebih lanjut, pelanggan pun akan merekomendasikan hasil bisnis dengan


perusahaan yang baik kepada orang lain agar juga memercayakan kebutuhannya
pada perusahaan Anda.

3. Memaksimalkan Keuntungan

Pelanggan yang percaya pada kinerja perusahaan kemudian akan


menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal. Hal ini disebabkan perusahaan
telah menerapkan etika bisnis dan pelanggan telah menaruh kepercayaan penuh
pada kinerja perusahaan.

Masalah-masalah yang umumnya menyebabkan keuangan menjadi


terpakai untuk penyelesaian masalah dapat teratasi, keuntungan pun menjadi lebih
maksimal untuk didapatkan.

4. Memerhatikan Kepentingan Bersama

Terlaksananya etika bisnis dalam perusahaan akan menyebabkan


kepentingan bersama lebih didahulukan dari pada kepentingan individu atau
golongan. Hal ini adalah salah satu manfaat dari etika bisnis yang paling besar,

17
yang mungkin tidak akan pernah dimiliki suatu perusahaan jika tidak menerapkan
etika bisnis secara permanen.

Kepentingan individu atau golongan tertentu dalam suatu perusahaan


seringkali menjadi fokus utama, hal ini merupakan kebiasaan buruk yang
harusnya ditinggalkan karena perusahaan bukan hanya berjalan untuk memenuhi
keinginan dari petingginya tetapi juga kebutuhan seluruh karyawannya.

Oleh karena itu, terapkanlah etika bisnis dan bangunlah perusahaan yang
lebih memerhatikan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan individu.

5. Menjunjung Nilai Moral


Etika bisnis tentu erat kaitannya dengan nilai moral yang melandasi agar suatu
etika dapat terlaksana. Terciptanya perilaku yang menjunjung nilai moral oleh
karyawan dalam perusahaan tentu merupakan keunggulan yang sangat baik untuk
perusahaan itu sendiri.

Karyawan dapat menjadi lebih akrab satu sama lain dan lebih sopan santun dalam
bertutur kata serta bercengkerama. Nilai moral tersebut akan membuat perusahaan
menjadi lebih unggul.

Itulah tadi beberapa manfaat dari etika bisnis yang dapat diperoleh suatu
perusahaan. Memag begitu penting arti etika bisnis untuk keberlangsungan sebuah
perusahaan. Sebagai pelaku bisnis harus memiliki etika bisnis dan tanggung
jawab dalam menjalankan bisnisnya.

Untuk itu pelaku bisnis dapat mulai mempelajari etika bisnis dan cara
menumbuhkan adanya etika saat berbisnis. Harapannya saat meraih kesuksesan
bukan menjadi persoalan yang begitu berat.

Selain menjalankan etika bisnis, perusahaan juga perlu membuat laporan


keuangan yang baik untuk membangun bisnis yang sukses. Laporan keuangan
dapat dibuat secara instan dengan software keuangan perusahaan atau software
akuntansi online Jurnal.

18
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yangmencakup


seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan jugamasyarakat. Etika
Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai,norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubunganyang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham,masyarakat.
Dan pada intinya etika bisnis adalah suatu hal yang penting dan harusdapat
diterapkan didalam menjalankan suatu usaha/bisnis untuk mengetahuibaik dan buruk
keputusan yang diambil dan selalu mempertimbangkan apayang akan siterapkan dengan
tidak mementingkan profit oriented tetapi juga kebermanfaatan bersama.

SARAN
Sebagai mahasiswa yang sudah mengetahui dan memahami keilmuantentang etika
bisnis hendaknya kelak dikemudian hari ketika merintis danmenjalankan suatu bisnis
dapat menerapkan konsep etika bisnis yang sesungguhnya untuk menunjang nilai lebih
dari keilmuan yang diperoleh dandapat mengamalkan secara langsung keilmuan yang
dimiliki. Untuk para pelaku bisnis seharusnya dapat lebih bijak dalam menjalankan
bisnisnya dengan menerapkan etika bisnis yang baik dan benaragar tidak merugikan
pihak lain hanya dikarenakan ketamakan diri yangmengejar keuntungan tanpa
memperhatikan baik buruknya keputusan yang diambil dalam menyikapi suatu
permasalahan yang ada dalam bisnisnya. Sebagai pemerintah Indonesia juga hendaknya
mampu mengontrolsetiap pelaku bisnis agar mampu menerapkan etika bisnis dalam
menjalankanusaha agar angka ketidaketisan pelaku bisnis dapat menurun sehingga tidak
ada lagi ketidaketisan bisnis

19
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/badan-usaha/ciri-ciri-bisnis-yang-beretika

https://pendidikan.co.id/pengertian-etika-bisnis-tujuan-manfaat-prinsip-dan-menurut-ahli/

https://www.kompasiana.com/tuttysudrajad4098/5b35d4b616835f31b1715c87/transparansi-dalam-etika-
bisnis

https://stekom.ac.id/artikel/pentingnya-mengetahui-apa-itu-pelanggaran-etika-bisnis

https://tikanurmalasari.blogspot.com/2011/01/etika-dalam-auditing-independensi.html

https://intipesan.com/empat-alasan-mengapa-empati-baik-untuk-bisnis/#:~:text=Empati%20dapat
%20meningkatkan%20penjualan%2C%20loyalitas%2C%20dan%20referensi%20Sebagai,Termasuk
%20memahami%20perasaan%20dan%20kondisi%20pelanggan%20saat%20itu.

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-manfaat-etika-bisnis-untuk-perusahaan/

https://entrepreneurcamp.id/pentingnya-kejujuran-dalam-berbisnis/

20

Anda mungkin juga menyukai