Anda di halaman 1dari 3

Nama : Brintan Samudranis

Kelas : 4K – AKM
Absen : 03
TUGAS ETIKA BISNIS RESUME PERTEMUAN KE – 6
“Contoh Kasus - Perilaku Etis dan Profesi Akuntansi Internasional”

KASUS ETIKA BISNIS "SKANDAL EMISI VOLKSWAGEN"

Skandal emisi Volkswagen terbuka pada September 2015 ketika mereka mengakui
kecurangan dalam tes emisi di Amerika Serikat (AS). Sekitar 600.000 unit di AS dan 11 juta
unit mobil berbahan bakar disel di seluruh dunia yang terkena selama kecurangan itu terjadi
enam tahun. Kasus ini bukan sekadar recall karena cacat komponen. Bahkan Chief
Executive Officer (CEO) Volkswagen saat itu Martin Winterkorn telah mengundurkan diri.
Para pakar otomotif menyebut skandal ini sebagai kegagalan sistemik yang disengaja.
Demikian heboh skandal ini hingga aktor dan aktivis lingkungan hidup Leonardo DiCaprio
hendak membuatkan film tentang hal ini.Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup AS
(Environmental Protection Agency) dan California Air Resources Board menyatakan
Volkswagen menggunakan software yang dirancang untuk mengelabui hasil tes emisi di AS
selama hampir satu dekade. VW juga mengakui bahwa mereka melakukan hal yang sama
untuk 11 juta unit mobil di seluruh dunia.

Kerugian VW sebagai produsen mobil terbesar kedua di dunia ini jika dihitung dari
turunnya nilai saham mencapai US$ 29 miliar. Kepercayaan konsumen AS diduga merosot
tajam. Bahkan Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup AS (Environmental Protection
Agency) menyatakan VW bisa dikenakan penalti US$ 18 miliar. Sedangkan US Department
of Justice akan menggugat perdata hingga US$ 90 miliar dengan perincian penalti US$
37.500 per unit. Diperkirakan para pengguna yang terkena akan juga melakukan class
action lawsuit, sehingga jumlah kerugian VW semakin membengkak. Software ini juga pada
saat yang sama menyalakan komponen khusus yang menurunkan emisi. Namun komponen
tersebut tidak bekerja ketika unit mobil sedang berjalan di jalan raya, sehingga emisi yang
dihasilkan melebihi standar. Mengapa demikian? Tujuannya mungkin meningkatkan
akselerasi, daya tarik, dan hemat bahan bakar. Sampai sekarang, belum jelas komponen
sistem bagian mana yang telah dimodifikasi. Para pakar berpendapat bahwa emisi
berlebihan yang dihasilkan dari kecurangan ini dapat mengakibatkan masalah pernapasan,
seperti emfisema, bronkitis dan sebagainya.

Lalu, tes yang mana yang berhasil mengungkap adanya kecurangan tersebut? Tes di
jalan (on-road testing) di bulan Mei 2014 yang dijalankan di West Virginia University
menarik perhatian California Air Resources Board. Dua model VW dengan spesifikasi mesin
disel 4 silinder dengan turbocharge 2 liter menghasilkan nitrogen oksida 40 kali lipat batas
legal.
Yang menarik, dari kasus skandal emisi VW ini, ternyata ini bukan yang kali pertama
di Amerika Serikat. Di tahun 1970an, Amerika Serikat, VW termasuk salah satu dari
beberapa produsen mobil yang nakal dan tertangkap kecurangannya. Di tahun 1973, VW
terkena dipenalti US$ 120.000 karena menginstalasi alat tertentu yang mematikan sistem
kontrol polusi. Dan ternyata, beberapa dekade kemudian, VW kembali berbuat nakal dan
mengelabui konsumen melalui tes emisi ini. Pelanggaran Undang-undang : Jika dilihat
menurut UUD, VW sudah melanggar beberapa pasal, yaitu :

1. Pasal 4, hak konsumen adalah :

 Ayat 1 : “hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan


dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa”.

 Ayat 3 : “hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur


mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa”.

2. Pasal 7, kewajiban pelaku usaha adalah :

 Ayat 2 : “memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur


mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta
memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan”

3. Pasal 8

 Ayat 1 : “Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau


memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak memenuhi
atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan
ketentuan peraturan perundang-undangan”

 Ayat 4 : “Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran pada


ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang
dan/atau jasa tersebut serta wajib menariknya dari
peredaran”

4. Pasal 19 :

 Ayat 1 : “Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti


rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen
akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan
atau diperdagangkan”
 Ayat 2 : “Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang
dan/atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku”

 Ayat 3 : “Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang


waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi”
Menurut pasal tersebut, PT Nabisco harus memberikan ganti
rugi kepada konsumen karena telah merugikan para konsumen.

Tanggapan :

VW pun telah mempersiapkan provisi US$ 7,3 miliar untuk mengatasi masalah ini.
Bagi setiap unit mobil yang terkena problem ini, akan disediakan US$ 1.000 dengan
perincian US$ 500 untuk perbaikan dan US$ 500 untuk produk VW lainnya. Angka ini jelas
tidak mencukupi, tapi merupakan langkah awal yang menunjukkan itikad baik (good faith)
VW. Selain itu, mereka juga sedang mempertimbangkan untuk buyback alias membeli
kembali unit-unit yang telah terjual. Meskipun, sampai saat ini, belum ada realisasi pasti.
Yang jadi pertanyaan adalah, bagaimana VW bisa melakukan kecurangan itu selama hampir
satu dekade? Jawaban singkat teknisnya: software khusus yang dirancang untuk mendeteksi
bahwa unit mobil sedang dites pengeluaran emisinya akan menyala secara otomatis. Selama
ini, masyarakat mengesankan VW adalah kendaraan praktis, ekonomis, dan bertanggung
jawab. Branding yang mereka lakukan cukup berhasil, namun sayangnya tidak disertai
dengan etika bisnis terbaik. Pelajaran berharga bagi semua bisnis. Perbaiki setiap masalah
yang timbul secepat mungkin. Semakin lama ditunggu, semakin tinggi biaya perbaikan.
Jangan cari-cari masalah dengan mengelabui konsumen karena akhirnya akan ketahuan
juga.

Ingat, kepercayaan konsumen sangat menentukan keberhasilan setiap bisnis.


Produk apapun yang dijual dengan kepercayaan konsumen, niscaya sukses di pasar.
Pelanggaran Prinsip Etika Bisnis yang dilakukan olehVW yaitu Prinsip Kejujuran dimana
perusahaan tidak memberikan peringatan kepada konsumennya mengenai kandungan yang
ada pada produk mereka yang sangat berbahaya untuk kesehatan dan perusahaan juga tidak
memberi tahu. Melakukan apa saja untuk mendapatkan keuntungan pada dasarnya boleh
dilakukan asal tidak merugikan pihak mana pun dan tentu saja pada jalurnya. Disini
perusahaan seharusnya lebih mementingkan keselamatan konsumen yang menggunakan
produknya karena dengan meletakkan keselamatan konsumen diatas kepentingan
perusahaan maka perusahaan itu sendiri akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar
karena kepercayaan / loyalitas konsumen terhadap produk itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai