Anda di halaman 1dari 17

7.

STANDAR K3

7.1. PENDAHULUAN

Telah terjadi pergeseran nilai standar yang signifikan dalam manajemen K3


yang dipacu oleh Organisasi Standar Internasional (=ISO, International
Standart Organization) sejak mereka menetapkan perlu adanya seri ISO
9000 dan ISO 14000. Walaupun seri-seri ISO tersebut tidak mengikat, namun
tidak dapat dipungkiri besarnya keinginan untuk memiliki standar manajemen
K3. Hal tersebut terbukti adanya keinginan untuk membuat ISO 18000
mengenai manajemen K3, sebagaimana ISO 9000 untuk manajemen kualitas
dan ISO 14000 untuk manajemen lingkungan. Ini merupakan tantangan bagi
manajemen K3 mengingat ISO 9000 can ISO 14000 diterapkan diberbagai
sektor industri di seluruh dunia. Menjadi keinginan para manajemen untuk
melakukan bisnis dengan biaya yang efektif dan efisien sesuai dengan
harapan yang dikehendaki konsumen dalam mengimplernentasikan seri-seri
ISO 9000 dan seri-seri ISO 14000.

Mencermati kelahiran ISO 9000 dan ISO 14000 yang begitu rumit dan pelik,
ternyata untuk penerbitan seri ISO 18000 lebih pelik dan rumit. Untuk
membuat standar K3 yang berlaku untuk seluruh dunia bagi berbagai sektor
industri bahkan pada pertemuan di Genewa tahun 1997, hal tersebut
dianggap hampir tidak mungkin. Contohnya, adalah tidak mungkin memiliki
standar yang sama bagi industri pengolahan minyak dan industri kecil
garmen. Namun dapat dirasakan bahwa bagi perusahaan yang telah
menerapkan ISO 9000 dan ISO 14000, mereka tetap berusaha meningkatkan
mutu sehingga sertifikasi yang sudah diperoleh akan tetap mereka miliki.

Biaya yang tinggi dan alokasi waktu telah disediakan agar staf dan karyawan
yang terkait dapat bekerja sesuai standar yang diminta. Pemakai (konsumen)

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 116


sadar dengan sertifikasi ISO 9000 dan ISO 14000 merupakan jaminan bahwa
produk yang mereka pakai terjaga kualitasnya dan mempunyai sifat ramah
terhadap lingkungan.

Namun masih dirasakan kekurangannya oleh pemakai (konsumen) serta


organisasi dunia, seperti ILO akan adanya standar K3 yang dapat berlaku di
seluruh dunia. Memang ILO telah berhasil membuat standar OSH yang
berlaku bagi industri besar maupun kecil, tetapi sosialisasi dan penerapannya
masih perlu dikaji.

7.2. BERBAGAI KEUNTUNGAN STANDAR K3

Kebutuhan terhadap standar keselamatan dan kesehatan kerja merupakan


faktor yang dominan. Negara-negara yang menjual produknya ke negara
maju dihadapkan dengan kemungkinan sekarang atau dimasa mendatang
bahwa perusahaan mereka telah membuktikan bahwa sistem manajemen
mutu mereka telah sesuai dengan standar manajemen international.
Sebenarnya British Standard Industry (BSI) menciptakan manajemen mutu
dalam BS 5750 pada tahun1970.

Badan sertifikasi di Eropa mempersyaratkan pemenuhan ISO 9000 sebelum


suatu produk dinyatakan memenuhi standar. Sebagai contoh, suatu
perusahaan Beton tidak berguna memiliki standar manajemen mutu jika
beton yang dibuat tidak sesuai dengan standar mutu beton. Produk-produk
yang menyangkut unsur-unsur keselamatan yang kritis di Eropa diperlukan
adanya "cap CE", yaitu sebuah tanda yang menyebutkan bahwa produk
tersebut telah lulus semua pengujian yang diharuskan oleh peraturan.

Perlu diingat dengan baik bahwa sesungguhnya desakan pasar dan


konsumen saat ini menginginkan adanya standar K3. Hal ini terungkap
selama pertemuan sub komite teknis yang melaporkan perkembangan modul

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 117


standar manajemen lingkungan ISO 14000 memutuskan untuk
mendelegasikan standar keselamatan dan kesehatan kerja kepada komite
lain selain TC 207. Di negara maju, masalah K3 diwajibkan dibawah hukum
dan mengundang resiko dituntut, baik untuk perusahaan maupun untuk
perorangan yang mengabaikannya.

Alasan lain yang mungkin menempatkan standar K3 dikeluarkan dari ISO


14000 adalah karena masalah K3 diinspeksi oleh banyak petugas yang
memiliki otoritas terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja seperti
di Indonesia oleh Depnaker, Depkes, Dep Pertanian, Depperin dan Deptam
dan masih banyak lagi otoritas dari departemen lain.

7.2.1. Tujuan Dari Standar K3

a) Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.


b) Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan.
c) Menggambarkan efektifitas manajemen K3
d) Mengurangi biaya produksi
e) Kompetisi berimbang
f) Meningkatkan kepercayaan mitra kerja
g) Meningkatkan kepercayaan konsumen

7.2.2. Pencegahan Terhadap Terjadinya Kecelakaan

Bagaimana suatu standar dapat ikut berperan dalam pencegahan terjadinya


kecelakaan telah lama dipahami. Contohnya dalam sejarah perkembangan
K3, setelah Revolusi Industri dengan ditemukannya mesin uap. Para petani
di desa masuk ke kota dan bekerja di pabrik. Karena tingkat pendidikan
mereka yang rendah dan latar belakang pekerjaan yang sangat berbeda,
maka pada saat tersebut banyak sekali terjadi kecelakaan dan penyakit.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 118


Beberapa pengusaha yang terpanggil dengan melihat akibat dari
kecelakaan-kecelakaan tersebut, membuat peraturan untuk melindungi
tenaga kerja. Peraturan-peraturan tersebut merupakan standar kerja tertua
di industri.

Sejak itu, lingkungan kerja menjadi lebih baik misalnya peraturan yang
melarang anak-anak untuk bekerja dan wanita untuk bekerja malam,
dengan demikian kecelakaan kerja dapat dihindari.

Pada tahun 1911 di Amerika Serikat diberlakukan Workman Compensation


Law. Pada waktu yang bersamaan diberlakukan juga di Inggris, Belanda
dan Jerman. Workman Compensation Law mengatur kompensasi ganti rugi
korban kecelakaan baik akibat kesalahan pekerja yang bersangkutan
ataupun bukan. Di Indonesia berlaku Undang-undang Keselamatan
(Veilegheids Reglement) tahun 1910 dan saat itu merupakan standar kerja
tertua di Indonesia.

Umumnya kecelakaan kerja yang terjadi diakibatkan oleh faktor penyebab


langsung seperti keadaan lingkungan kerja, mesin dan kelengkapan
peralatan, bahan/material, tidak memenuhi, maka diperlukan acuan dasar,
tolok ukur dan standar kriteria aman mulai dari proses material menjadi
barang dan bahkan sampai pemanfaatannya.
Tolok ukur / kriteria / standar dapat berupa :
peraturan perundangan
standar nasional maupun internasional

Untuk mempermudah menekan kecelakaan secara konsisten, maka disusun


ikhtisar kerangka dasar keselamatan peralatan dan bahan baku serta
bagian-bagian dimana unsur sumber bahaya banyak didapat. Dengan
memperhatikan standar yang berbeda maka faktor keamanan dapat
diprediksi jauh sebelum peralatan dibuat sehingga dapat mencegah

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 119


terjadinya kecelakaan. Semakin canggih peralatan dan teknologi yang
dipakai, peranan K3 semakin penting.

7.2.3. Menunjukkan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundangan

Suatu industri yang secara nyata beroperasi pasti berusaha untuk mematuhi
peraturan perundangan. Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundangan
akan menimbulkan kerugian dengan kemungkinan mengalami tuntutan
bahkan kemungkinan dicabut ijin usahanya.

Dengan adanya keinginan pasar dan konsumen atas jaminan produk dan
kualitas barang, memaksa industri untuk mematuhi peraturan perundangan
misalnya SMK3, bahkan sesuatu yang tidak mandatory seperti ISO. Dengan
mendapatkan penghargaan, memperoleh sertifikasi memaksa industri untuk
menjaga kepatuhan terhadap peraturan perundangan bila tidak ingin
sertifikasi yang telah diperoleh dicabut.

7.2.4. Menggambarkan Efektifitas Manajemen K3

Manajemen yang efektif menghasilkan bisnis yang berhasil, sangat


dipengaruhi oleh perencanaan yang baik, pendokumentasian seluruh
kegiatan dalam melaksanakan sistem manajemen K3.

Dalam perencanaan perlu diadakan pelatihan terlebih dahulu bagi karyawan


sesuai dengan lingkungannya karena dapat terjadi perubahan lingkungan
kerja setiap saat. Adanya suatu standar sangat menguntungkan karena
dapat diukur secara obyektif kompetensi karyawan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Karena itu standar tersebut harus memenuhi harapan
yang dimaksud. Sehubungan dengan banyaknya varietas keselamatan dan
kesehatan kerja, peraturan perundangan yang dihadapi, masalah dan teknik
manajemen yang harus dihadapi perlu profesionalisme dan harus realistis
membagi waktu dan biaya. Karena itu perlu membuat suatu skala prioritas

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 120


isu dalam menyelesaikan permasalahan yang tidak mungkin dapat
diselesaikan sempurna, sekaligus skala prioritas harus ditinjau lagi setiap
saat.

7.2.5. Mengurangi Biaya Produksi

Pada mulanya untuk mencapai standar yang dimaksud perlu biaya


permulaan yang cukup tinggi. Namun bila standar yang dimaksud dapat
dicapai, akan terjadi penurunan biaya produksi karena kepercayaan yang
diberikan pemakai membuahkan image baik terhadap perusahaan. Nama
baik tersebut akan memberikan dampak positif terhadap biaya karena waktu
dan biaya yang tadinya dikeluarkan untuk mencapai standar dimaksud tidak
dikeluarkan, sebaliknya kepercayaan masyarakat terhadap produksi yang
dihasilkan meningkatkan pendapatan melalui penghematan bahan baku
yang dipakai dan menurunkan-limbah yang dihasilkan. Perusahaan akan
lebih efisien dalam bekerja, karena bekerja dengan filosofi standar
manajemen yang dipakai.

7.2.6. Kompetisi Berimbang

Pada mulanya sebelum standar dimaksud tercapai, banyak biaya


pengeluaran untuk masksud yang tidak jelas. Walaupun itu perusatiaan
sejenis tetapi terdapat perbedaan dalam mengeluarkan biaya produksi.
Dengan tercapainya standar yang dimaksud, biaya yang tidak perlu dapat
ditekan sehingga kompetisi terhadap perusahaan lain dalam biaya produksi
utama berimbang.

7.2.7. Meningkatkan Kepercayaan Mitra Kerja

Didalam bisnis tidak dapat dilakukan sendiri dan perlu kerjasama dengan
mitra kerja meliputi berbagai kepentingan perangkat keras maupun

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 121


perangkat lunak. Kecercayaan mitra kerja terhadap hasil produksi
dipengaruhi oleh standar mutu produk dan sifat ramah terhadap lingkungan.
Tidak jarang bahwa hasil produksi yang tadinya banyak diminati masyarakat
menjadi hancur disebabkan karena hasil produksi dapat menimbulkan
gangguan kesehatan dan kecelakaan.

Kepercayaan terhadap hasil produk ini perlu dijaga dengan melakukan


usaha proaktif dengan mempublikasikan temuan-temuan yang positif yang
selalu mengikuti standar yang dimaksud. Bila mitra kerja diyakinkan
kepercayaannya terhadap hasil produk maka kepercayaan terhadap
perusahaan tersebut menjadi meningkat sesuai harapan perusahaan
bersaing pada situasi global.

7.2.8. Meningkatkan Kepercayaan Dan Kepuasan Konsumen

Kunci dan meningkatkan kepercayaan masyarakat adalah apabila


memuaskan konsumen. Kepercayaan masyarakat menurun karena
perusahaan ternyata tidak dapat memenuhi standar K3 yang diharuskan
dan hanya bersandar kepada advertensi dan labelisasi. Dengan menjaga
standar K3 yang dimaksud yang dibuktikan dari usaha pencegahan
kecelakaan yang terjadi dalam pemakaian produk melalui penerangan dan
petunjuk pemakaian yang mudah diikuti dan pengakuan dari badan
sertifikasi bahwa produk tersebut cukup aman dan memenuhi standar K3.

7.3. RUANG LINGKUP STANDAR

7.3.1. Ruang lingkup standar

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 12 tahun 2000 tentang


Standarisasi Nasional mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan
metrologi, teknik, standar pengujian dan mutu.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 122


7.3.2. Tujuan Standarisasi Nasional

a) Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga


kerja dan masyarakat baik untuk keselamatan, kesehatan maupun
pelestarian fungsi lingkungan hidup.
b) Membantu kelancaran perdagangan.
c) Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam perdagangan.

Dalam peraturan Pemerintah yang dimaksud dengan standar adalah


spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan
metoda yang disusun berdasarkan konsesnus semua pihak terkait dengan
memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman
perkembangan masa kini dan masa mendatang untuk memperoleh manfaat
sebesar-besarnya.

Standar Nasional Indonesia yang diberlakukan secara wajib, dikenakan baik


terhadap barang dan jasa produksi dalam negeri maupun terhadap barang
dan jasa impor. Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran dapat
dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksi pidana. Sanksi administratif
sebagaimana dimaksud berupa pencabutan sertifikat produk dan
pencabutan hak penggunaan tanda SNI, pencabutan ijin usaha dan/atau
penarikan barang dari peredaran. Sanksi pidana berupa sanksi pidana
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan potential hazard
yang harus dihadapi, Standar K3 dibagi menjadi :
Standar fisik, misalnya bising, pencahayaan, radiasi meng-ion
standar listrik
Standar kimia, misalnya TLV, gas, cair, dan kimia padat
Standar biologis, misalnya kapasitas paru, standar sanitasi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 123


Berdasarkan Negara Yang Mengeluarkan :
Standar Nasional Indonesia Indonesia
British Standard BS
NIOSH Amerika
OSHA Amerika
DIN Jerman
JIS Japan

Berdasarkan asosiasi:
American Petroleum Institute Amerika
ISO International Standard
ANSI/ASME Amerika

7.3.3. Perkembangan Penyusunan Standar K3

Pada tahun 1986 telah mengembangkan Standar Manajemen Kualitas seri


ISO 9000 kemudian tahun 1996 diluncurkan Sistem Manajemen Lingkungan
seri ISO 14000. Dalam kedua standar tersebut tampak bahwa masalah K3
dicantumkan secara Iangsung atau tidak langsung dalam usaha menjamin
mutu produk tanpa cacat serta terhindarnya masalah lingkungan hidup.
Karena itu masuk akal apabila masalah keselamatan dan kesehatan kerja
perlu dilaksanakan suatu sistem manajemen yang disusun secara
sistematis oleh manajemen sejalan dengan sistem manajemen lain.
Diberbagai negara dunia telah dikembangkan berbagai macam sistem
manajemen K3 disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara atau
perusahaan karena belum disepakati suatu standar internasional (BS 7850)

Komisi-komisi di Eropa telah memutuskan secara eksplisit pada tiap


masalah K3 yang spesifik dan dipublikasikan negara anggota mengadopsi
dengan sedikit perubahan atau tanpa perubahan sama sekali dan

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 124


menjadikannya hukum melalui penerbitan instrumen undang-undang.
Peraturan K3 menuntut suatu pernyataan K3 dan sistem kebijakan dan
mengimplementasikan dalam suatu sistem menyatu dengan kontrol-
kontrolnya dalam sebuah Manual K3 dan dilengkapi dengan SOP.

7.3.4. Pendekatan Yang Direkomendasikan

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka untuk


kepentingan mereka dilakukan pendekatan yang pada umumnya sebagai
berikut :

Dibuat suatu daftar peraturan yang terdiri dari dua jenis :

Daftar peraturan yang dapat berdiri sendiri. Berisi semua rincian


secara langsung dalam peraturan (suatu instrumen undang-undang)
atau aturan-aturan tambahan.

Daftar peraturan yang umum sifatnya. (khusus untuk tempat kerja


aman dan peralatan kerja) dan membutuhkan dukungan pedoman
praktek yang rinci dan diungkapkan dalam SOP (Standard
Operational Procedure).

Sebagai contoh bahwa setiap karyawan baru harus dilatih K3 sehingga ybs
dapat mengendalikan diri yang dapat dilihat pada manual standar
pengendalian dan pemantauan. Hasil dari prosedur pelatihan K3
memberikan rasa percaya diri untuk menjadi yang terbaik.

Dengan adanya prosedur dan pelatihaan K3 bagi karyawan baru yang


dikelola dibawah suatu sistem yang terkendali adalah kecil kemungkinan
suatu situasi terjadi akibat kelalaian oleh manajer apabila sistem berjalan
sesuai yang diharapkan. Kelalaian dapat terjadi apabila peraturan dan
kontrol-kontrolnya diabaikan. Kelalaian akan terlihat dari suatu inspeksi.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 125


Untuk mendapat standar K3 perusahaan biasanya sesuai dengan
keperluannya membuat Manual K3, sehingga secara obyektif tujuan K3
dapat diukur keberhasilannya. Prosedur lengkap untuk setiap tugas yang
diatur atau berhubungan dengan undang-undang dapat dimasukkan dalam
SOP. Hal ini merupakan pendekatan agar kelemahan yang muncul dapat
diidentifikasi. Untuk menjawab bahwa keselamatan pekerja tidak dapat
dipisahkan dengan lingkungan kerjanya, sebagai contoh suatu kecelakaan
proses\dapat menimpa pekerja maupun masyarakat dan lingkungan
kerjanya, suatu hal yang sering terjadi pada industri kimia.

Dibawah ini salah satu contoh dari Manual K3 suatu perusahaan sesuai
dengan jenis industri. Manual tersebut dibagi dalam bagian-bagian sebagai
berikut:

Bagian I Administrasi
Tata cara penggunaan Manual K3
Persyaratan peraturan perundangan
Penempatan Manual K3 pada setiap prosedur
Kebijakan K3
Organisasi dan tanggung jawab
Konsultasi dan partisipasi karyawan

Bagian II Prosedur Keselamatan


Tempat kerja
Peralatan kerja
Peralatan APD
Manual penanganan
VDU
Listrik

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 126


P3K
Paparan bahan karsinogen
Paparan bising
Penanganan B3
Rambu keselamatan
Pekerja hamil
Pengumuman Kecelakaan
Analisis tugas
Truk dan forklift
Baterai
Ruang tertutup
Kerja di tempat panas
LPG
Udara bertekanan
Mesin uap dan tekan
K3 untuk kontraktor
K3 untuk tamu perusahaan

Bagian III Kesehatan Karyawan


Pelayanan kesehatan (Medis)
Tes audiometer
Tes mata
Fasilitas kesehatan
Progran pelatihan

Bagian IV Loss control


Audit dan kaji ulang
Tanggap darurat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 127


Prosedur investigasi kecelakaan
Standar yang digunakan
Bagian V Prosedur Operasi Standar (SOP)
Tanggap darurat dan evakuasi
Ijin kerja
Tempat kerja aman
Kebisingan
Peralatan pelindung diri
VDU
Truk dan forkiift
Penanganan dan substansi B3
Bekerja dalam ruang tertutup
Kerja di tempat panas
Rambu K3
Pekerja hamil
Baterai
Udara bertekanan tinggi
Peraiatan panas dan uap
Kontraktor dan tamu
Kelistrikan
Alat pembangkit listrik
Office safety
Pintu otomatis
Bengkel kerja
Pembersihan jendela
Bekerja di tempat tinggi
Tangga
Pemindahan alat / truk muat

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 128


Paparan terhadap karsinogen
Pengelasan
Menara berjalan
Dalam daftar tersebut diatas hanya berupa judul saja yang ditujukan baik
untuk manual maupun SOP sedang isi lengkapnya dapat dilihat pada
referensi.

PENUTUP

a) Bahwa standar K3 memang diperlukan untuk mencegah terjadinya :


Pencegahan terhadap terjadinya kecelakaan.
Menunjukkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan.
Menggambarkan efektifitas manajemen K3
Mengurangi biaya produksi
Kompetisi berimbang
Meningkatkan kepercayaan mitra.kerja
Meningkatkan kepercayaan konsumen

b) Karena belum adanya standar baku yang berlaku secara internasional,


maka dianjurkan tiap-tiap industri membuat manual K3, standar engineering
industri dan standard operational procedure (SOP).

c) Standar-standar yang diperlukan dapat diadopsi dari standar :


yang ada dan berlaku, misalnya di Indonesia SNI
yang dibuat oleh asosiasi, misalnya ASTM, ASME
yang dibuat negara lain, misalnya NIOSH, DIN, JIS, BS
d) Standar harus diperbaharui dengan mengikuti perkembangan teknologi dan
manajemen K3 terkini.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 129


Lampiran
LEMBARAN KERJA STANDAR K3
Berikut adalah daftar periksa yang dapat dipergunakan dalam implementasi
STANDAR K3 di perusahaan
Nama perusahaan :
Bidang usaha :
Tahun didirikan :

Assessment Action

TUJUAN YANG HARUS DICAPAI Ya/ Tidak Tingkatan Strategi untuk


memenuhi
A B C D
1. Ketaatan terhadap Peraturan Perundangan
a. Apakah para karyawan dalam
fasilitas kerja mendapat pelatihan
yang berhubungan dengan
peraturan perundangan tentang
Standar K3?
b. Apakah manajemen dan
karyawan mendukung peraturan
perundangan tersebut dalam
kebijakan perusahaan dan praktek di
perusahaan?
c. Apakah fasilitas diperbaharui
terhadap perubahan dan tambahan
dari peraturan perundangan?
d. Apakah fasilitas kerja saudara
memenuhi dan sesuai dengan
"Hazard Communication" dan semua
dokumentasi pelaporan yang
dibutuhkan?

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 130


e. Apakah fasilitas kerja saudara
telah memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan yang
sesuai dengan peraturan
perundangan?

Assessment Action
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI Ya/tidak Tingkatan Strategi untuk
memenuhi
2. Kondisi K3
a. Apakah fasilitas kerja saudara
dilindungi oleh peraturan
perundangan K3? Jika tidak,
peraturan perundangan apa yang
dipakai?
b. Apakah saudara mengetahui lokasi
wilayah Departemen terkait yang
bertanggung jawab terhadap K3?
c. Apakah saudara mengetahui dan
memahami prioritas program
K3 sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku?
d. Apakah semua pintu masuk
gedung/fasilitas kerja dijaga
petugas keamanan atau diberi
label "Pintu Khusus Karyawan"?
e. Apakah tamu perusahaan
diinformasikan peraturan K3
sebelum masuk fasilitas kerja oleh
petugas berwenang?
f. Apakah para karyawan telah dilatih
untuk berpartisipasi dalam
program K3 sesuai peraturan
perundangan yang berlaku?
g. Apakah poster-poster K3 dipajang
sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku?
h. Apakah fasilitas kerja saudara siap
diperiksa oleh inspektur
keselamatan sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku?

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 131


Assessment Action
Strategi untuk
TUJUAN YANG HARUS DICAPAI Ya/tidak Tingkatan
memenuhi
i. Apakah fasilitas kerja saudara
memelihara catatan dan
dokumentasi K3 sesuai dengan
peraturan perundangan yang
berlaku?

j. Apakah ada petugas K3 yang


kompeten menangani
pelanggaran, rekomendasi dan
sangsi hukum.

Keterangan
A: Sangat memenuhi
B : Memenuhi
C : Kurang memenuhi
D : Tidak memenuhi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 132

Anda mungkin juga menyukai