Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PLTA

Untuk memenuhi tugas


Mata kuliah Instalasi tenaga yang dibina oleh Pak Sunaryo

Oleh
Alhdila Rifqi Belly 0851140019
Karunia Dyah Palupi 0851140005
Raden Roro Kartika 0841150032
Satria Jabar Haq 0841150035
Syarif Albar 0841150030

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2009
Kata Pengantar
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang
diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Pembangkit Listrik Tenaga Air
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang PLTA dan
sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah
Pembangkit Listrik
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami
sampaikan :
Ir. Sunaryo, selaku dosen mata kuliah Pembangkit
Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat,

Malang, November 2009


Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Masalah 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi PLTA 2


2.2 Jenis-Jenis PLTA 2
2.3 Komponen komponen dasar PLTA 5
2.4 Desain PLTA 10
2.5 Prinsip Kerja 11
2.6 Pemanfaatan PLTA 15
2.7 Pengembangan Industri Padat 15
Energi
2.8 Pengembangan Industri Padat 16
Energi
2.9 Aspek Gempa 16
2.10 Analisis SWOT 17
2.11 Kelebihan PLTA 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan
bertujuan merubah (konversi) energi potensial air menjadi energi listrik. Pembangkit
tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau
air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi
mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh
dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama
dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air
untuk kerjanya.
Saat ini pengetahuan tentang PLTA sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa
sebagai bekal ilmu ketika akan bekerja di PLTA, dimana para pekerja dituntut untuk
benar benar paham tentang segala sesuatu yg ada di PLTA. Diharapkan dengan
adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami segala sesuatu tentang PLTA.

1.2 Rumusan masalah


Masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi definisi, gambar,
macam macam (klasifikasi), prinsip kerja, pemasangan. Hal hal diluar dari yang
disebutkan tadi tidak akan dibahas dalam makalah ini.

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan
- Untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami tentang PLTA
- Supaya mahasiswa mengerti prinsip kerja PLTA
- Supaya mahasiswa bisa mengoperasikan PLTA

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Potensial Transformer

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin
air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar
barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh
lebih 1 milyar orang. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru
yang dikenal dengan pumped-storage plant .
pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air
dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di
lower reservoir sebelum dibuang disungai.

Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir
sehingga cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.

2.2 Jenis-Jenis PLTA

1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA


PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai
dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengankemiringan (gradient)
yang agak kecil.
Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.
PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,
pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian
hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai
pembangkit listrik.

PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)


Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi
energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.

2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)


Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan listrik
dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.

PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)


Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan
kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan membangkitkan listrik
sesuai dengan beban.
Disamping itu juga dibangun kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu
beban puncak (peaking power plant) dengan suatu waduk yang mempunyai
kapasitas besar yang akan mengatur perubahan air pada waktu beban puncak
sehingga energi yang dihasilkan lebih maksimal.

Pusat listrik jenis waduk (reservoir)


Dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai, sehingga
terbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli sebagai
penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.
PLTA Jenis Pompa (pumped storage)
adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika musim
hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah malam, pada
waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa air yang di hilir ke
hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan kembali air yang dipakai saat beban puncak
dan dipompa ke atas lagi saat beban puncak terlewati.

2.3 Komponen komponen dasar PLTA

1. DAM
Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis
yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan
(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat
berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan
pendek (run-off river with low head dam).
Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir
5000-tahunan. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan
laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga
digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air
yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Sedangkan waduk adalah
kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat
terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara
membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh.

Bendungan Hoover, sebuah bendungan beton lengkung di Black Canyon di Sungai


Colorado. Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian.
Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan
sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai
subtipenya.

Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di
perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan
tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan
menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya
beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas.

Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari
150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium antara 30 -
100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.

Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike,
yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di
sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat
sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari
kebanjiran.

Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air. weir adalah
sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input air.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk
mengurangi dan mengontrol arus soil erosion.

2. SWITCHYARD

Serandang hubung ialah saluran air yang digunakna untuk mengairkan air yang
berasal dari bendungan. Saluran ini terhubung dengan Gedung sentral. Pada saluran
ini air memiliki energi kinetic yang sangat besar, karena dipenaruhi oleh tekanan air
yang disebabkan ketinggian bendungan. Semakin tinggi bendungan dan semakin
banyak jumlah air, maka semakin besar pula energi kinetic yang dihasilkan.
3. GEDUNG SENTRAL

Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi
kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang digunakan
untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

3.1 TURBIN

Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit
tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis.
Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan
prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pda nozle. Air keluar nozle yang
mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah
kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya
roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air
yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya.
Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah
menjadi energi kecepatan.

Turbin Pelton
Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station.
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan
yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang
disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien.
Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian
sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut
akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan
membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar,
sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter
pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil.
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150
meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.

Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin
turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle
membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin
Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga
menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.

Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki
yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang
merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.
Turbin Zcrossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan
lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi
energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan
memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan
turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan
paralel.

Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya
pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang
bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin
reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.

Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber
air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin
Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara
tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah
yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan
pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur
merupakan pilihan yang tepat.

Turbin Kaplan & Propeller


Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun
dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga
hingga enam sudu.

3.2 Generator Listrik

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrikSebelum hubungan
antara magnet dan listrik ditemukan, generator menggunakan prinsip elektrostatik.
Mesin Wimshurst menggunakan induksi elektrostatik atau "influence". Generator Van
de Graaff menggunakan satu dari dua mekanisme:

* Penyaluran muatan dari elektroda voltase-tinggi


* Muatan yang dibuat oleh efek triboelectric menggunakan pemisahan dua insulator

Generator elektrostatik tidak efisien dan berguna hanya untuk eksperimen saintifik
yang membutuhkan voltase tinggi.

* Generator portabel (pandangan samping)


* Generator portabel (pandangan sudut)

Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial dihasilkan


antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan
magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama berdasarkan efek ini,
menggunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda. Proses
ini menghasilkan arus searah yang kecil.
2.4 Desain PLTA

Rekayasa di bidang PLTA telah berkembang dengan pesat. Ditemukannya turbin-


turbin yang mempunyai efisiensi tinggi, penggunaan pembangkit listrik tenaga
pompa, dan tunnel dalam PLTA banyak mempengaruhi konsep dalam mendesain
PLTA. Secara umum ada 5 tahapan sebelum pembangunan PLTA dapat terwujud.
Tahapan tersebut adalah :

- Studi Pendahuluan (Preliminary Study)

- Studi Kelayakan

- Studi Dampak Lingkungan

- Desain Rinci

- Pembangunan, yang dibagi menjadi 3 tahapan lagi yaitu : persiapan konstruksi,


pekerjaan utama, dan memonitor data hidrologi. Persiapan konstruksi meliputi
pembuatan akses jalan atau memperbaiki jalan yang sudah ada dan mempersiapkan
sumber tenaga untuk keperluan konstruksi. Mulai dari studi pendahuluan sampai
pembangunan diperlukan waktu yang berkisar antara 7 sampai 15 tahun, tergantung
dari besar atau kecilnya proyek. Untuk dapat membuat desain suatu PLTA diperlukan
survey dan studi tentang berbagai aspek.

Survei dan studi yang diperlukan tersebut adalah :

- Survei topografi

- Studi geologi dan fondasi

- Studi meteorologi dan hidrologi

- Penyelidikan material bangunan


- Studi sarana komunikasi

- Studi dampak lingkungan, dan

- Studi tata letak.

2.5 Prinsip Kerja

Energi Potensial Air pada dam yang memiliki ketinggian

Energi Kinetik Air yang bergerak melalui reservior

Energi Mekanik Putaran pada turbin

Energi Listrik Putaran rotor generator

Sementara prinsip kerja suatu PLTA secara umum adalah menghimpun air dalam
waduk atau bendungan atau kolam tando tahunan yang berfungsi dasar untuk
menampung air dan menaikkan tinggi tekan air (head) yang merupakan potensi air
sungai lalu menyalurkannya ke turbin dalam gedung sentral yang terletak lebih rendah
dari waduk. Selanjutnya turbin menyalurkan energi air ke generator yang akan
mengubahnya menjadi energi listrik.

Prinsip dasar pembangkitan energi PLTA adalah pokok hukum hidrodinamika


persamaan Bernoulliyang merupakan turunan dari hukum kekekalan energi dalam
fluidayang secara matematis adalah P + V2 + gh = konstan, yakni P (pressure)
adalah tekanan, (dibaca: rho) merupakan massa jenis dan V (velocity) adalah
kecepatan aliran, dan g (gravity) yakni gaya gravitasi bumi dan h (height) adalah
tinggi zat cair. Dengan kata lain terdapat hubungan antara tekanan, kecepatan aliran
dan letak (tinggi atau rendah) terhadap aliran air. Sehingga semakin tinggi letak air
maka semakin besar tekanan air yang berefek semakin tingginya kecepatan air untuk
menggerakkan turbin dan energi listrik yang dihasilkan pun semakin besar.

Dalam hubungan dengan reservoir air maka h (height) adalah beda ketinggian antara
muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. Total energi
yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi potensial air.
Adanya udara bertekanan tinggi yang timbul akibat pengisian saluran pelimpah atau
pipa pesat juga diperhitungkan dengan adanya pipa udara atau pipa gelombang yang
diletakkan di ujung saluran pelimpah sebelum pintu masuk pipa pesat. Udara
bertekanan tinggi tersebut dapat merusak turbin bila tidak diserap oleh pipa
gelombang.

Air yang mengalir menuju turbin juga menghasilkan arus balik yang bergelombang
tinggi akibat pengaturan pemasukan air dalam turbin oleh penggerak turbin sehingga
terjadi penolakan sebagian arus air. Arus balik ini dapat memperlambat arus air
menuju turbin dan meningkatkan pukulan tekanan air (over pressure) terhadap
dinding saluran pipa pesat. Dalam kasus seperti ini dibutuhkan tangki gelombang
yang berfungsi sebagai penyangga yang menyerap peningkatan guncangan tekanan
dengan cara menampung arus balik tersebut.

Air yang mengalir melalui pipa-pipa selalu mempunyai head dan tinggi kinetik. Pada
pintu pemasukan ke penggerak turbin (turbine runner), tinggi tekan dapat secara utuh
diubah menjadi tinggi kinetik dalam keadaan tekanan jet air keluar dari satu atau lebih
mulut pipa pemancar (nozzle) dan mengenai sudu-sudu roda. Pada kondisi seperti ini
pancaran jet bebas akan menjadi tekanan atmosfer. Pada jenis turbin Francis yang
digunakan PLTA Cirata yang termasuk turbin tekan atau turbin reaksi dan bekerja
dengan aliran air bertekanan, penggerak turbin langsung mengubah tenaga kinetik dan
tenaga tekanan menjadi tenaga mekanik secara bersamaan.

Turbin-turbin hidrolik berhubungan erat dengan generator. Poros penggerak turbin


berhubungan langsung dengan generator sehingga tenaga mekanik yang diproduksi
dialirkan ke generator yang memiliki kumparan kawat rotor dan stator yang
mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Stator adalah susunan rangka baja
yang dipipihkan sebagai inti magnet dan berbentuk medan magnet yang merupakan
kepala rotor. Dengan berputarnya rotor karena perputaran poros turbin yang
dihubungkan dengan poros generator, energi mekanik dari turbin memasuki medan
magnet dan berubah menjadi energi listrik.

Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoretis diperkirakan sekitar 75.000
MW yang tersebar pada 1.315 lokasi. Tenaga air merupakan salah satu potensi sumber
energi yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh di bawah potensinya.
Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat dikembangkan untuk
pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas cukup besar, yaitu 100 MW ke atas.
Tenaga air dibagi dalam tiga kategori yaitu skala besar, mini, dan mikro. Belum ada
ketentuan secara jelas mengenai pembagian skala tersebut. Tampaknya setiap negara
mempunyai ukuran yang berbeda. Namun, secara umum tenaga air (hidro) skala besar
mempunyai kapasitas diatas 10 MW, mini berkapasitas 200 kW sampai 10 MW, dan
mikro berkapasitas sampai 200 kW.

Pemanfaatan tenaga air skala besar untuk pembangkit tenaga listrik sampai dengan
tahun 2000 mencapai 4.208 MW atau hanya sekitar 5,6% dari potensi yang ada.
Namun, potensi tenaga air yang berada di Pulau Jawa telah dikembangkan secara
optimal, yaitu telah dikembangkan sekitar 2.389 MW atau 53% dari total potensi yang
ada. Sedangkan mini dan mikrohidro, potensinya sekitar 460 MW, dan yang sudah
dimanfaatkan sekitar 64 MW yang pada umumnya dimanfaatkan untuk listrik
perdesaan.

Menurut jenis arusnya, sistem tenaga listrik dikenal dengan sistem arus bolak-balik
(AC) dan sistem arus searah (DC). Pada sistem AC, penaikkan dan penurunan
tegangan, medan magnet putarnya mudah dilakukan. Maka berdasarkan kemudahan
tersebut, hampir di seluruh dunia menggunakan sistem tenaga listrik AC, walaupun
sistem DC juga mulai dikembangkan dengan pertimbanganpertimbangan tertentu.
Sementara sistem AC tidak dapat disimpan, sehingga dalam memenuhi permintaan
konsumen, pusat listrik harus dioperasikan sesuai dengan permintaan konsumen yang
berubah dari waktu ke waktu.
Sistem tenaga listrik dibangkitkan dalam pusatpusat listrik dan disalurkan ke
konsumen melalui jaringan saluran tenaga listrik. Tenaga listrik dibangkitkan dalam
Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya
oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran tegangan tinggi
di Indonesia mem punyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).

Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel
tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel
tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa saluran udara. Kerugian saluran
transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir., kena pohon dan
lainlain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah
tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui
transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut
tegangan distribusi primer.

Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20 kV.
Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara
Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik disalurkan
melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik diturunkan
tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan
380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk
selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui Sambungan
Rumah.

Dalam praktek karena luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan banyak


transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan menjadi
transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar tidak dapat
disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan disambung langsung pada
Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang disambung pada jaringan
Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung.
Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya
melalui alat pembatas daya dan KWH meter. Dari uraian tersebut, dapat dimengerti
bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para
pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat alat
listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik.
Proses penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat Listrik

2.6 Pemanfaatan PLTA

Pemanfaatan PLTA skala besar memerlukan analisis yang rinci tentang


berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut akan dibahas secara garis besar di bawah ini. Di
bawah ini akan dibahas tenetang berbagai macam pemanfaatan PLTA dengan
mengambil contoh pada PLTA di Sungai Membrano.

2.7 Pengembangan Industri Padat Energi

Industri pemula yang dapat dikembangkan sebagai pamacu pertumbuhan di


DAS Mamberamo adalah industri yang padat energi. Beberapa jenis industri mineral
seperti industri aluminium, besi/baja, tembaga dan nikel memiliki potensi untuk
dikembangkan. Industri aluminium meliputi pemrosesan bauksit menjadi alumina dan
pemrosesan alumina menjadi aluminium. Proses reduksi alumina menjadi aluminium
memerlukan energi yang besar yaitu sekitar 80 % dari total kebutuhan energi di
industri aluminium.

Pada industri besi/baja, proses reduksi besi, peleburan dan pencetakan besi/baja
memerlukan energi yang besar. Biasanya listrik digunakan di tungku listrik yang
memungkinkan dibuat alloy yang memerlukan suhu yang tinggi. Sedangkan di
industri pengolahan tembaga, energi digunakan untuk pembuatan konsentrat tembaga
dan pengambilan logam tembaga dari konsentrat. Pada 7 industri nikel, proses
pengolahan nikel dapat dibagai menjadi dua proses. Proses hidrometalurgi untuk
pengambilan logam dengan proses pelarutan dengan penambahan bahan kimia. Proses
pirometalurgi untuk pengambilan logam dengan cara pemanasan.
2.8. Aspek Ekonomi

Biaya pembangkitan PLTA relatif rendah bila dibandingkan dengan pembangkit


tenaga listrik lainnya. Secara umum biaya investasi bervariasi antara 2.000 - 3.000 US
$/kW. Sedangkan biaya operasi dan perawatan berkisar antara 3 - 15 US $/kW. Biaya
pembangkitan PLTA dapat murah karena :

tidak memerlukan biaya untuk bahan bakar

umur teknis PLTA yang panjang bahkan dapat lebih dari 50 tahun

keandalan yang tinggi sehingga dapat mengurangi jumlah unit cadangan yang
diperlukan, dan

pembangunannya dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada


saat pembangunan.

Untuk keperluan pengembangan PLTA dan industri sangat memerlukan investor


asing. Peran pemerintah diharapkan untuk membangun infrastruktur sedangkan
investor asing untuk pembangunan industri serta PLTA. Biaya yang diperlukan untuk
keperluan tersebut dirangkumkan pada Tabel 3. Total perkiraan biaya untuk tahap
awal antara 12.600 - 26.900 juta dolar Amerika.

2.9 Aspek Gempa

Berdasarkan dara dari Badan Meteorologi dan Geofisika, DAS Mamberamo termasuk
ke dalam jalur gempa tektonik dengan intensitas gempa yang tinggi. Hasil analisis
menunjukkan bahwa episentrum pada umumnya dangkal (< st="on">gaya gempa
biasanya Utara - Selatan sesuai dengan arah 8 tumbukan lempeng, sehingga bangunan
yang memanjang harus diusahakan berarah Timur - Barat. Perencanaan bendungan
sebaiknya dilengkapi dengan anlisis runtuh bendungan (dam break analysis) untuk
mengantisipasi terhadap keselamatan penduduk yang bermukim di bagain hilir
bendungan.
2.10 Analisis SWOT

Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) terdiri atas faktor
internal yang bias dikontrol dan faktor eksternal atau lingkungan yang mungkin sulit
dikontrol. Kedua sisi dianalisis supaya dapat disusun suatu strategi sehingga tercapai
keberhasilan dan mempunyai daya saing. Dari faktor internal bisa diidentifikasi
kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) sedangkan dari faktor eksternal
berupa peluang dan ancaman (opportunity and threat). Berikut ini adalah analisis
SWOT bila pembangunan PLTA dan industri padat energi dibangun di DAS
Mamberamo.

Kekuatan (strength)

- Sumber energi air yang melimpah dengan harga yang relatif murah

- Akses ke bahan baku untuk industri padat energi relatif mudah

Kelemahan (weakness)

- Sumber daya manusia yang masih kurang, baik dalam kualitas maupun kuantitas

- Sumber dana pemerintah yang terbatas

- Kelemahan terhadap akses teknologi

Peluang (opportunity)

- Menghadapi era pasar global maka akan lebih menguntungkan dengan


pembangunan industri

yang dekat dengan sumber energi dan bahan baku.

- Kebijaksanaan pemerintah untuk memajukan wilayah KTI.


- Adanya kemudahan dan insentif bagi investor yang berminat mengembangkan
wilayah KTI

Ancaman (threat)

- Ketergantungan pada pendanaan bersyarat luar negeri

- Tingkat erosi di sepanjang aliran sungai relatif besar.

2.11 Kelebihan PLTA

PLTA mempunyai kelebihan dibandingkan pembangkit tenaga listrik lainnya.


Beberapa keunggulan PLTA di antaranya :

1. Proses start-upnya cepat (10 15 menit)

2. Sistem pengoperasiannya lebih mudah diatur (pengaturan beban dan frekwens


imudah)

3. Biayap roduksi listriknya murah karena air diperoleh dengan gratis

4. Ramah lingkungan (tidakmenghasilkan polusi)

5. Reservoir air dapat digunakan untuk banyak keperluan; seperti untuk perikanan,
irigasi dan pengendalian banjir

6. Tidak rawan kerusakan (karena bagian-bagian yang bergeraknya dioperasikan


dalam kondisi dingin)

7. Masa guna melebihi 50 tahun dan dapat diperpanjang lagi melalui renovasi kerena
PLTA termasuk jenis energi yang terbarukan.

8. Tingkat efisiensi dapat di atas 90 %.


9. Peran PLTA dalam jaringan listrik disamping untuk substitusi tenaga termal juga
dapat

10. Berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat cepat mengikuti perubahan
beban tanpa harus mengorbankan efisiensi.

Meskipun PLTA mempunyai banyak kelebihan, apabila pertimbangan hanya


didasarkan aspek pertumbuhan semata maka pemanfaatan PLTA di Irian Jaya pada
umumnya dan di Sungai Mamberamo pada khususnya masih akan memerlukan waktu
yang sangat lama. Namun potensi tersebut dapat segera dimanfaatkan bila ada suatu
industri padat energi yang dikembangkan di daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan
kebijaksanaan pemerintah untuk mengembangkan KTI. Keterlibatan pihak swasta
untuk investasi dalam industri padat energi maupun PLTA juga perlu didukung dengan
pemberian kemudahan dan insentif.
BAB III
Penutup

Kesimpulan.
1 PLTA adalah sebuah bentuk implementasi pemanfaatan energi terbarukan, dimana
yang digunakan sebagai penggerak mulanya adalah Air yang mengalir.
2 Prinsip kerja PLTA
Energi Potensial Air pada dam yang memiliki ketinggian

Energi Kinetik Air yang bergerak melalui reservior

Energi Mekanik Putaran pada turbin

Energi Listrik Putaran rotor generator

Ptotal generator = g x h x turbin x generator

3 Jenis PLTA
1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA
PLTA jenis terusan air (water way)
PLTA jenis DAM /bendungan
PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)
2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai
PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)
PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)
Pusat listrik jenis waduk (reservoir)
PLTA Jenis Pompa (pumped storage)
4 Komponen komponen dasar PLTA
1. DAM
Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis
yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan
(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat
berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan
pendek (run-off river with low head dam).
2. SWITCHYARD

3. GEDUNG SENTRAL
Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi
kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang digunakan
untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

3.1 TURBIN

a) Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi
tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi
kecepatan.
Turbin Pelton
Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station.
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan
yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang
disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien.
Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi.
Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari
turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator
sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Turbin Crossflow
Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec
dan head antara 1 s/d 200 m.Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang
yang lebarnya sesuai dengan lebar runner.
b) Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya
pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar
Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar.
Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk
secara tangensial.
Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai
tiga hingga enam sudu.
5 Proses Produksi PLTA
DAM GOVERNOR
INTAKE GATE COOLING SYSTEM
PENSTOCK&SURGE LUBRICATION
TANK SHAFT
INLET VALVE GENERATOR
BY PASS VALVE GENERATOR COOLING
GUIDE VANE SYSTEM
FIX BLADE CONTROL SYSTEM
RUNNER (TURBIN AIR) SWITCH YARD
SERVO MOTOR
6 SWITCH YARD
POWER TRAFO BAND TRAP
CB LIGHT ARRESTER
DS BUSBAR
ES ISOLATOR
PT STEEL STRUCTURE
CT GROUNDING

Anda mungkin juga menyukai