Anda di halaman 1dari 19

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017


Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA TERHADAP PRODUK YANG


BELUM BERSERTIFIKASI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
DALAM KAITANNYA TERHADAP HUKUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN (STUDI KASUS UD.HARIS ELEKTRONIK)

Muhammad Fachrudin*, Bambang Eko Turisno, Herni Widanarti


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-Mail: dnkartodimedjo@gmail.com
Abstrak

Standarisasi pada produk merupakan hal yang sangat penting di Indonesia, hal itu
dikarenakan dengan adanya standar dapat menjamin keamanan, keselamatan, dan kesehatan
konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Walaupun tidak semua produk wajib di
standarisasi SNI. TV CRT/tabung merupakan salah satu produk yang wajib di standarisasi. Untuk
itu perlu diketahui bagaimana prosedur dalam mendapatkan sertifikat SNI dan bagaimana bentuk
tanggung jawab pelaku usaha pada produknya yang belum SNI. Apabila pelaku usaha ingin
mendapatkan sertifikasi SNI pada produknya, wajib memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan
oleh pemerintah. Bagi pelaku usaha yang mengedarkan produknya yang tidak bersertifikasi SNI
dibebani dengan tanggung jawab, baik pertanggung jawaban secara pidana atau perdata.

Kata kunci: Standar Nasional Indonesia, Tanggung Jawab, Pelaku Usaha, Konsumen

Abstract

Standardization of the product is very important in Indonesia, it is due to the lack of a


standard can guarantee the security, safety, and health of consumers in consuming a product.
Although not all of the products required in SNI standardization. TV CRT / tube is one product
that must be standardized. For that to know how the procedure in getting the certificate of SNI and
how the responsibilities of business actors on products that have not SNI. If businesses want to get
SNI certification on its products, must meet the requirements that have been determined by the
government. For businesses that distribute products that are not certified SNI burdened with the
responsibility, both liability in criminal or civil.

Keywords: Indonesian National Standard, Responsibility, Business Actors, Consumers

I. PENDAHULUAN apakah produk itu aman digunakan


Produk baik itu barang maupun atau malah sebaliknya.
jasa keberadaannya sangat Konsumen di sini adalah pihak
dibutuhkan dan dapat membantu yang yang berpotensi besar menjadi
manusia dalam meringankan korban akibat tidak adanya
pekerjaan. Selain itu suatu produk standarisasi pada produk yang dibeli
juga memiliki nilai, terutama nilai dan digunakan. Akibat tidak adanya
ekonomi, oleh karena itu produk standarisasi pada produk yang
adalah sebagai obyek jual beli antara digunakan oleh konsumen,
pelaku usaha dengan konsumen. konsumen menderita kerugian, baik
Produk yang dikonsumsi oleh itu kerugian materil maupun
konsumen setidaknya harus kerugian imateril. Hak atas
distandarisasi, yang dapat keamanan dan keselamatan ini
mencirikan karateristik suatu produk, dimaksudkan untuk menjamin
keamanan dan keselamatan

1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

konsumen dalam penggunaan barang a. tidak memenuhi atau tidak sesuai


dan jasa yang diperolehnya sehingga dengan standar yang dipersyaratkan
konsumen dapat terhindar dari dan ketentuan peraturan perundang-
kerugian (fisik mapun psikis) apabila undangan;”
mengkonsumsi suatu produk.1 Apabila pelaku usaha dalam
Dalam konteks perlindungan usahanya melanggar pasal 8 ayat (1)
konsumen, standar merupakan hal UU No.8 Tahun 1999 maka pelaku
yang sangat penting. Dalam UU usaha harus bertanggung jawab
No.8 Tahun 1999 tentang sesuai dengan pasal 19 UU No.8
Perlindungan Konsumen, kewajiban Tahun 1999 tentang Perlindungan
mengenai standar harus dapat Konsumen, salah satuya seperti yang
dijamin oleh setiap pelaku usaha, disebutkan pada ayat (1):
karena hal tersebut merupakan “Pelaku usaha bertanggung
kewajiban pelaku usaha. Seperti jawab memberikan ganti rugi atas
yang tercantum pada pasal 7 huruf kerusakan, pencemaran, dan atau
(d) kerugian konsumen akibat
“menjamin mutu barang dan/atau mengkonsumsi barang dan atau jasa
jasa yang diproduksi dan/atau yang dihasilkan atau
diperdagangkan berdasarkan diperdagangkan”
ketentuan standar mutu barang Tanggung jawab pelaku usaha
dan/atau jasa yang berlaku” harus dijalankan oleh pelaku usaha
Dalam bunyi pasal diatas karena dari situlah pelaku usaha
disebutkan “…barang dan/atau jasa menegakan hak-hak dari konsumen
yang diproduksi dan/atau yang berhak memperoleh
diperdagangkan”, jadi baik itu kenyamanan, keamanan, dan
barang yang diproduksi sendiri keselamatan dalam mengonsumsi
maupun barang yang didatangkan barang atau jasa yang diperjual-
dari luar negeri (impor) wajib belikan oleh pelaku usaha.
hukumnya untuk dijamin standar Di negara-negara Eropa sendiri
mutunya oleh pelaku usaha, sehingga sudah terdapat standarisasi berupa
dapat memberikan kepastian akan logo CE yang merupakan singkatan
keamanan suatu produk yang dari Conformité Europeenne yang
diperjualbelikan kepada konsumen. berarti kesesuaian Eropa. Tanda CE
Selain itu pelaku usaha juga digunakan untuk meyakinkan bahwa
dilarang memperjualbelikan barang produk tersebut aman untuk dipakai.
yang tidak memenuhi standar, hal ini Tanda tersebut diwajibkan untuk
dipertegas dengan bunyi pasal 8 ayat dibubuhkan pada produk-produk
(1) huruf (a) UU No.8 Tahun 1999 tertentu dalam kawasan ekonomi
Tentang Perlindungan Konsumen Eropa. Jika tidak dibubuhkan, maka
sebagai berikut: produk tersebut tidak akan
“Pelaku usaha dilarang memproduksi diperbolehkan beredar di pasaran.
dan/atau memperdagangkan barang Selain logo CE terdapat juga logo
dan/atau jasa yang: RoHS (Restriction of Hazardous
Substances), yang berarti
1
Ahamadi Miru dan Sutarman Yodo, pengurangan kandungan zat-zat
Hukum Perlindungan Konsumen, (Jakarta: berbahaya yang masuk dalam produk
Rajawali Pers 2010), Halaman 41.

2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

elektronik dan listrik yang dilakukan Indonesia Terhadap 3 (tiga) Produk


diawal siklus produk. Inudstri Elektronika Secara Wajib.
Pemgembangan suatu standar Di dalam perturan tersebut yang
dilakukan melalui 2 (dua) diwajibkan untuk di standarisasi
pendekatan berbeda, yang pertama, adalah pompa air, setrika listrik, TV
berbasis konsensus, yaitu CRT/tabung.
kesepakatan terhadap suatu UD.Haris Elektronik yang
rancangan standar dikalangan para dimiliki oleh bapak Kusrin,
pemangku kepentingan merupakan pelaku usaha yang
(stakeholders). Kedua, berbasis bergerak di bidang perakitan TV
scientific evidence kesepakatan tavung. Pada pertengahan tahun 2015
terhadap suatu rancangan standar usaha Bapak Kusrin sempat berhenti
yang berlandaskan pada pembuktian lantaran terjerat kasus peredaran
secara ilmiah mengacu pada produk TV tabung yang tidak
pedoman tentang pengembangan bersertifikasi SNI. Dalam kasus
SNI. Sedangkan mekanisme tersebut Bapak Kusrin dijerat dengan
standarisasi produk adalah proses pasal 120 ayat (1) jo pasal 53 ayat
menilai apakah suatu produk yang (3) huruf b UU No.3 Tahun 2014
diproduksi telah memenuhi tentang Perindustrian dan/atau pasal
persyaratan yang telah dibuat. Jenis 106 UU No.7 Tahun 2014 tentang
produk apa yang akan di beri Perdagangan dan/atau pasal 62 UU
sertifikasi, di sini produk adalah No.8 Tahun 1999 tentang
objek dari sertifikasi tersebut, bukan Perlindungan Konsumen. Sehingga
perusahaan ataupun manajemen Kusrin divonis dengan hukuman
perusahaan. pidana penjara selama 6 (enam)
Standar Nasional Indonesia (SNI) bulan dengan masa percobaan 1
merupakan standar yang berlaku (satu) tahun dan membayar denda
secara nasional di seluruh wilayah sebesar Rp.2.500.000,00 (dua juta
Indonesia. SNI berlaku untuk semua lima ratus ribu rupiah).
produk baik produk lokal maupun Dari uraian di atas maka
produk impor. Namun dalam industri permasalahan yang dapat disusun
perdagangan terdapat 109 produk antara lain:
yang wijib di sertifikasi SNI, salah 1. Bagaimana prosedur dalam
satu produk tersebut adalah TV mendapatkan standarisasi SNI
CRT/tabung. Kewajiban SNI pada terhadap produk TV tabung?
TV CRT/tabung berdasarkan dengan 2. Bagaimanakah tanggung jawab
Perturan Menteri Perindustrian pelaku usaha UD. Haris
Republik Indonesia No.8/M- Elektronik kepada konsumen atas
IND/PER/8/2010 yang kemudian produk TV tabung yang belum
dirubah dengan Peraturan Menteri bersertifikasi SNI?
Perindustrian Republik Indonesia
No.17/M-IND/PER/2/2012 tentang II. METODE PENELITIAN
Perubahan Atas Perturan Menteri Metode yang digunakan dalam
Perindustrian Republik Indonesia penelitian ini adalah penelitian
No.8/M-IND/PER/8/2010 tentang hukum empiris. Metode pendekatan
Pemberlakuan Standar Nasional empiris ini merupakan istilah lain

3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

yang digunakan dalam penelitian yang dimaksud dengan analisis


hukum sosiologis, dan dapat disebut kualitatif sendiri adalah suatu tata
juga penelitian lapangan. Penelitian cara penelitian yang menghasilkan
sosiologis ini bertitik tolak dari data suatu data deskriptif karena
primer. Penelitian hukum sosiologis penelitian ini dimaksudkan untuk
dapat direalisasikan kepada memberi gambaran yang secara rinci,
penelitian terhadap efektivitas sistematis, dan menyeluruh.5
hukum atau peraturan yang sedang
berlaku ataupun penelitian terhadap III. HASIL PENELITIAN DAN
identifikasi hukum.2 PEMBAHASAN
Spesifikasi penelitian dalam A. Prosedur Sertifikasi Produk
penulisan hukum ini adalah TV CRT/Tabung untuk
deskriptif analitis. Deskriptif analitis Memenuhi Standar Nasional
adalah suatu jenis penelitian yang Indonesia (SNI).
dimaksudkan untuk melukiskan, 1) Sejarah Perkembangan
memaparkan, dan melaporkan suatu Standarisasi di Indonesia.
keadaan obyek atau suatu peristiwa Sejarah perkembangan
sekaligus mengambil suatu standarisasi di Indonesia dibagi
kesimpulan umum tentang objek dari menjadi dua, yaitu pada zaman
penelitian tersebut.3 Suatu penelitian penjajahan Belanda/Jepang, dan
deskriptif analisis dimaksudkan zaman negara Indonesia yang
untuk memberi data seteliti berdaulat. Pada zaman penjajahan
mungkin tentang manusia, keadaan, standar dijadikan sebagai sarana
atau gejala-gejala lainnya dan pendukung kegiatan ekonomi
dilakukan analisis.4 kolonial sehingga dapat berjalan
Dalam penelitian ini peneliti dengan lancer. Pembangunan jalan
mengambil lokasi penelitian di Dinas raya terutama di bagian utara pulau
Perindustrian dan Perdagangan Jawa, pelabuhan, jalan kereta api,
Provinsi Jawa Tengah yang pembukaan areal perkebunan,
beralamat di Jl.Pahlawan No.4 pendirian jaringan irigasi,
Semarang, Jawa Tengah, dan pembangunan pabrik gula dan
UD.Haris Elektronik yang beralamat sebagainya memerlukan kehadiran
di Dusun Wonosari, Desa standar.6 Pada tahun 1923,
Gondangrejo, Kecamatan diterbitkan Ordonansi Tera 1923
Jatikuwung, Kabupaten Karanganyar sebagai upaya penyeragaman alat
Jawa Tengah. ukur, takar, timbang, dan
Dalam metode analisis data yang perlengkapannya (UTTP) yang
digunakan adalah analisis kualitatif, penting bagi perdagangan. Ordonansi
Tera 1923 adalah penggunaan satuan
2
Suratman dan H. Philips Dillah, Metode sistem internasional (SI), yang juga
Penelitian Hukum,(Bandung :Alfabeta)
.Halaman 53.
3 5
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dan Nasution S, Metode Penelitian
Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1991), Kualitatif,(Bandung: Tarsito, 2002),
Halaman.16. Halaman 52.
4 6
Seorjono Soekanto, Pengantar Penelitian Badan Standarisasi Nasional, Pengantar
Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas Standarisasi Edisi Pertama, (Jakarta: Badan
Indonesia, 2005). Halaman. 10. Standarisasi Nasional, 2009), Halaman 9.

4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

disebut Sistem Metrik Modern, di bawah Menteri Negara Riset pada


menggantikan satuan sistem tahun 1973, dan pada tahun 1976
tradisonal seperti elo dan kati. diusulkan pokok-pokok pemikiran
Pergantian Satuan Sistem Metrik pembentukan Sistem Standarisasi
Modern dalam ukuran takaran, Nasional. Tahun 1978 dibentuk
timbangan dann perlengkapan resmi Panitia Persiapan Sistem Standarisasi
berlaku sejak 1 Januari 1938.7 Nasional (PPSSN), dan pada tahun
Pada tahun 1928 di Hindia Belanda 1979 Menterti Negara Riset dan
(Nederlands Indie), atas prakarsa Teknologi mengangkat 28 anggota
KIVI (Koninklijk Instituut van PPSSN yang diketuai oleh
Ingenieurs) didirikan “Stichting Ir.M.Siswosudarmo. Pada tahun
Fonds voor de Normalisatie in 1982 dibentuk Panitia Pembentukan
Nederlands Indie” (Yayasan Dewan Standarisasi Nasional yang
Normalisasi di Hindia Belanda) dan bertugas menyiapkan pembentukan
“Normalisatie Raad” (Dewan Dewan Standarisasi Nasional.
Normalisasi) yang berkedudukan di Pada tahun 1984 Presiden RI
Bandung. Para ahli teknik Belanda menerbitkan Keputusan Presiden
yang kebanyakan adalah insiyur sipil No.20 tahun 1984 juncto Keputusan
mulai menyusun standar untuk bahan Presiden No.7 tahun 1989 tentang
bangunan, alat tranportasi disusul Dewan Standarisasi Nasional dengan
dengan standar instalasi listrik dan tugas pokok menetapkan kebijakan
persyaratan untuk saluran luar. standarisasi, melaksanakan
Selama perang dunia II dan pada koordinasi dan membina kerjasama
masa pendudukan Jepang (1942- di bidang standarisasi nasional. Lalu
1945) dapat dikatakan bahwa pada tahun 1991 diterbitkan
kegiatan standarisasi formal Peraturan Pemerintah No.15 tahun
terhenti.8 Tahun 1951, 6 tahun 1991 tentang Standar Nasional
setelah Indonesia merdeka pada 17 Indonesia dan Keputusan Presiden
Agustus 1945, diadakan perubahan No.12 tahun 1991 tentang
anggaran dasar “Normalisatie Raad” Penyusunan Penerapan dan
dan terbentuklah YDNI (Yayasan Pengawasan Standar Nasional
Dana Normalisasi Indonesia), 4 Indonesia. Kemudian pada tahun
tahun kemudian pada tahun 1955 1997 dibentuklah Badan Standarisasi
YDNI mewakili Indonesia menjadi Nasional (BSN) melalui Keputusan
anggota ISO dan pada tahun 1966 Presiden No.13 tahun 1997.
YDNI mewakili Indonesia menjadi Memasuki tahun 2000 diterbitkan
anggota IEC. Peraturan Pemerintah No.102 tahun
Pemerintah Indonesia 2000 tentang Standarisasi Nasional
menetapkan program Pengembangan menggantikan Peraturan Pemerintaj
Sistem Nasional untuk Standarisasi No.15 tahun 1991 tentang Standar
Nasional Indonesia dan Keputusan
7 Presiden No.12 tahun 1991 tentang
Badan Standarisasi Nasional, Pengantar
Standarisasi Edisi Kedua, (Jakarta: Badan Penyusunan Penerapan dan
Standarisasi Nasional, 2014), Halaman 11. Pengawasan Standar Nasional
8
Badan Standarisasi Nasional, Pengantar Indonesia. Pada tahun 2014 baru
Standarisasi Edisi Pertama, (Jakarta: Badan disahkan dan diundangkan Undang-
Standarisasi Nasional, 2009), Halaman 9-10.

5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

undang No.20 tahun 2014 tentang dengan tujuan utama standarisasi


Standarisasi dan Penilaian adalah melindungi produsen,
Kesesuaian. konsumen, tenaga kerja, dan
2) Gambaran Umum Badan masyarakat dari aspek keamanan,
Standarisasi Nasional (BSN) keselamatan, kesehatan, serta
Badan Standarisasi Nasional pelestarian fungsi lingkungan.9
dibentuk dengan dengan Keputusan Pengaturan fungsi standarisasi secara
Presiden No.13 tahun 1997 yang nasional ini dilakukan dalam rangka
kemudian disempurnakan dengan membangun sistem nasional yang
Keputusan Presiden No.166 tahun mampu mendorong dan
2000 tentang Kedudukan, Tugas, meningkatkan, menjamin
Fungssi, Kewenangan, Susunan mutubarang dan/atau jasa, serta
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga mampu memfasilitasi keberterimaan
Pemerintah Non Departemen, yang produk nasional dalam transaksi
sebagaimana telah diubar beberapa pasar global.
kali dan yang berakhir pada BSN sebgai lembaga non
Keputusan Presiden No.103 tahun depertemen yang berwenang untuk
2001. Merupakan Lembaga untuk mengawasi dan menentukan
Pemerintah Non Departemen dengan kualifikasi dari standar suatu produk
tugas pokok mengembangkan dan memiliki tugas dan fungsi, tugas dan
membina kegiatan standarisasi di fungsi tersebut diatur dalam
Indonesia. Badan ini menggantikan Keputusan Presiden Republik
fungsi dari Dewan Standarisasi Indonesia No.13 tahun 1997 tentang
Nasional (DSN). Dalam Badan Standarisasi Nasional pasal 2
melaksanakan tugasnya Badan yang mengatur tugas BSN adalah
Standarisasi Nasional berpedoman sebagai berikut:
pada Peraturan Pemerintah No.102 1) BSN mempunyai tugas
tahun 2000 tentang Standarisasi membantu presiden dalam
Nasional. menyelenggarakan
Pelaksanaan tugas dan fungsi pengembangan dan pembinaan di
Badan Standarisasi Nasional di bidang standarisasi, sesuai
bidang akreditasi dilakukan oleh dengan peraturan perundang-
Komite Akreditasi Nasional (KAN). undangan yang berlaku;
KAN mempunyai tugas menetapkan 2) Dalam keputusan presiden ini
akreditasi dan memberikan yang dimaksud standarisasi
pertimbangan serta saran kepada adalah metrologi teknik, standar,
BSN dalam menetapkan sistem pengujian, dan mutu.
akreditasi dan sertifikasi. Sedangkan Dikarenakan tugas dan fungsi
pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di Badan Standarisasi Nasional
bidang Standar Nasional untuk bergerak dibidang industri dan
satuan ukur dilakukan oleh Komite perdagangan maka berdasarkan asas
Standar Nasional untuk Satuan Ukur otonomi daerah dan Peraturan
(KSNSU). KSNSU mempunyai Daerah Provinsi Jawa Tengah No.8
tugas memberikan pertimbangan dan tahun 2008 tentang Organisasi dan
saran kepada BSN mengenai standar
nasional untuk satuan ukuran. Sesuai 9
http://bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/43

6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Tata Kerja Dinas daerah Jawa kedepannya terdapat aturan baru


Tengah, maka untuk memudahkan yang mewajibkan produk tersebut
pelaku usaha dalam sertifikasi SNI untuk di sertifikasi SNI. Suatu
produk maka Dinas Perindustrian organisasi/perusahaan dapat
dan Perdagangan Provinsi Jawa menerapkan standar sukarela untuk
Tengah dapat memberi fasilitasi memperbaiki sistem manajemennya
kepada pelaku usaha untuk mengurus agar efektif dan efesien dalam
sertifikasi SNI. Selain itu tugas menggunkan sumber daya, misalnya
Dinas Perindustrian dan Perdagangan dengan menreapkan standar ISO
Provinsi Jawa Tengah adalah 9001. Dengan ISO 9001 perusahaan
mengawasi beredarnya produk yang juga dapat memproduksi produk
beredar dipasar salah satunya produk yang selalu konsisten mutunya
yang tidak memenuhi standar seperti sehingga konsumen/buyer menjadi
yang diatur pada pasal 4 ayat (1) lebih puas dalam memperoleh
Peraturan Menteri Perdagangan produk.10 SNI ISO 9001:2008 yang
No.20 /M-DAG/PER/5/2009 tentang saat ini menjadi acuan penerapan
Ketentuan dan Tata Cara standar bagi sistem manajemen dan
Pengawasan Barang dan/atau Jasa. mutu produk di Indonesia, sebaiknya
Tugas pengawasan tersebut diterapkan dalam organisasi
dilimpahkan melalui pasal 15 perusahaan. Sistem manajemen mutu
Peraturan Menteri Perdagangan yang terdapat dalan SNI ISO
No.20 /M-DAG/PER/5/2009 tentang 9001:2008 adalah cara bagaimana
Ketentuan dan Tata Cara organisasi mengarahkan dan
Pengawasan Barang dan/atau Jasa, mengendalikan kegiatan untuk
kepada Gubernur yang sesuai dengan memenuhi persyaratan pelanggan
wilayah kerjanya, dalam hal ini serta menyediakan perbaikan
dilakukan oleh Dinas Perindustrian penanganan mutu produk.
dan Perdagangan Provinsi Jawa Manfaat dari mengimplementasikan
Tengah. SNI ISO 9001:2008 bagi pelaku
3) Penerapan SNI Secara usaha adalah dengan menerapakan
Sukarela. SNI ISO 9001:2008 pelaku usaha
Penerapan standar sukarela dapat ikut serta dalam tender, karena
adalah penerapan standar yang pada saat ini kepemilikan sertifikat
dilakukan oleh perusahaan atau SNI ISO 9001:2008 merupakan
pelaku usaha secara sukarela syarat utama untuk mengikuti tender.
terhadap produknya walaupun Alasan kepemilikan sertifikat SNI
produk yang akan di standarisasikan ISO 9001:2008 sebagai syarat utama
tersebut belum terdapat aturan dalam keikutsertaan tender adalah
wajibnya. Penerapan SNI secara sebagaimana diketahui, mekanisme
sukarela ini berlaku untuk produk di pembelian jasa maupun barang
luar 109 produk yang wajib di SNI dengan cara tender dilakukan agar
kan. Selama belum ada aturan yang memperoleh rekanan atau supplier
mengatur tentang produk di luar 109
produk yang wajib di SNI-kan, 10
Sunarya Standarisasi Dalam Industri &
produk tersebut tidak masalah untuk Perdagangan Konsep dan Penerapan Dalam
tidak di standarisasi. Kecuali jika Globalisasi, (Jakarta : Papas Sinar Sinanti,
2012) Halaman 67.

7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

atau vendor yang terbaik baik dari pada dasarnya adalah bersifat
sisi kualitas, harga dan kecepatan. sukarela, tetapi penerapan SNI secara
Dari sisi penyelenggara tender, wajib pada dasarnya berkaitan
penetapan persyaratan ini dapat dengan kepentingan kesehatan,
membuat proses tender lebih efektif, keamanan, keselamatan, dan
karena hanya perusahaan yang pelestarian fungsi lingkungan (K3L).
benar-benar berkomitmen dalam SNI wajib pada produk diwajibkan
menjalankan dan mengembangkan apabila terdapat di dalam produk
bisnisnya yang dapat mengikuti hukum seperti peraturan mentri,
tender. Di dunia industri manufaktur, khusus dalam industri perdagangan
perusahaan yang ingin memperoleh di Indonesia terdapat 109 produk
sertifikat SNI untuk produk tertentu, yang wajib SNI.
diwajibkan untuk menerapkan sistem 5) Syarat-Syarat Pengajuan SNI
manajemen mutu SNI ISO Pada Produk.
9001:2008 meskipun sertifikatnya Dalam sertifikasi produk, produk
tidak dipersyaratkan. SNI ISO yang diinspeksi/diuji dapat berupa
9001:2008 yang diterapkan secara desain suatu produk yang tentu
baik dan konsisten dapat sertifikasinya menyatakan bahwa
memberikan konstribusi signifikan, dseain tersebut memenuhi
baik terhadap pelanggan, pemilik persyaratan standar/regulasi. Selain
perusahaan, karyawan, maupun desain suatu produk yang harus
masyarakat.11 disertifikasi, mutu/kualitas produk
4) Penerapan SNI Secara Wajib. juga harus disertifikasi. Proses
Penerapan standar secara wajib sertifikasi sendiri dilihat dari proses
atau biasa disebut secara produksi suatu produk, mulai dari
mandatory/compulsory adalah bahan mentah, komponen-
penerapan standar yang diatur komponen, perakitan, hingga sampai
berdasarkan suatu reguliasi yang menjadi barang jadi yang siap
dikeluarkan oleh regulator digunakan. Selain proses produksi
(pemerintah). Penerapan standar ini yang harus disertifikasi, alat-alat
bersifat mengikat, yaitu harus yang menunjang dalam produksi
dipenuhi oleh produsen, pengedar harus disertifikasi juga, dengan
barang/jasa, atau juga pengguna hak disertifikasinya alat-alat yang
standar. Konsekuensi dari penerapan menunjang produksi dapat
standar wajib ini adalah ajan menjadi menghindari kesalahan ukur baik itu
tidak legal bila ada produk yang volume, tekanan, voltase, dan lain
tidak sesuai standar di pasar dan sebagainya. Apabila terdapat
akan terkena sanksi.12 Penerapan SNI kesalahan ukur pada alat-alat
penunjang produksi, dapat
11
Badan Standarisasi Nasional, Sistem menyebabkan produk yang selesai
Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 diproduksi menjadi membahayakan
Penerapan pada Usaha Kecil dan Menengah, dan merugikan bagi konsumen.
(Jakarta: Badan Standarisasi Nasional,
2013), Halaman 63-64. Pelabelan SNI pada suatu produk
12
Sunarya Standarisasi Dalam Industri & merupakan hal yang sangat penting,
Perdagangan Konsep dan Penerapan Dalam dengan adanya label SNI pada suatu
Globalisasi, (Jakarta : Papas Sinar Sinanti, produk dapat dikatakan bahwa
2012) Halaman 74.

8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

produk tersebut telah legal untuk 1) Daftar isian permohonan (LSPro-


diperdagangkan dan telah memenuhi Pustan/STD-02)
kualifikasi keamanan suatu produk 2) Akte perusahaan dan
untuk digunkan oleh konsumen. perubahannya bila ada.
Pemberlakuan SNI secara wajib 3) Izin usaha industri yang sesuai
mempunyai arti bahwa semua lokasi, ruang lingkup dan masa
produk terkait yang beredae di berlaku.
Indonesia harus dibuktikan telah 4) NPWP (bagi pemohon dalam
memenuhi persyaratan SNI. negeri dan importir)
Mekanisme ini dibuktikan dengan 5) Sertifikasi merek/surat
tanda SNI dan kepemilikan sertifikat pendaftaran merek dari Ditjen
SPPT SNI. Namun untuk HAKI (kecuali untuk produk
mendapatkan sertifikasi SNI dan antara dan produk dalam bentuk
pelabelan pada produk diperlukan bulk). Kelas produk dalam
syarat-syarat yang harus dipenuhi sertifikat merek dagang/surat
oleh para pelaku usaha. Syarat-syarat pendaftaran merek dagang harus
tersebut antara lain syarat legalitas sesuai dengan produk yang
yang terdiri dari, tanda daftar dimohonkan SPPT SNI-nya.
perusahaan, SIUP, Surat Ijin Usaha Untuk hak pemegang merek yang
Industri, KTP pelaku usaha, NPWP tidak dimiliki oleh perusahaan
pelaku usaha, dokumen manajemen pemohon SPPT SNI tetapi
ISO terbaru bisa ISO: 9001:2008 dimiliki oleh
atau ISO:9001:2015, akta pendirian perusahaan/perorangan lain harus
perusahaan, membayar biaya menyertakan surat pelimpahan
sertifikasi, melakukan uji produk merek atau surat perjanjian
oleh laboratorium produk TV yang kerjasama dari pemilik merek ke
terakreditasi oleh KAN (Komisi perusahaan pemohon SPPT SNI.
Akreditasi Nasional), dan Merk dari Untuk pemaklon/importir
produk.13 Sealain syarat-syarat menyertakan surat penunjukan
tersebut terdapat juga syarat yang sebagai importir.
harus dipenuhi oleh pelaku usaha 6) Alur proses produksi.
untuk mendapat sertifikasi SNI pada 7) Ilustrasi dan cara pembubuhan
produknya, persyaratannya adalah tanda SNI (sesuai dengan LSPro-
sebagai berikut: Pustan/P-20).
a. Surat permohonan sertifikat 8) Struktur organisasi perusahaan.
produk penggunaan tanda SNI 9) Daftar peralatan
(sesuai contoh surat permohonan inspeksi/pengujiam (LSPro-
SPPT SNI, LSPro-Pustan/DP-02) Pustan/STD-03)
b. Persyaratan administrasi, yang 10) Perjanjian penggunaan SPPT SNI
terdiri: (LSPro-Pustan/STD-107)
c. Persyaratan Sistem Manajemen
13 Mutu, yang terdiri dari:
Wawancara dengan Bapak
Subandi,S.E.,M.M Pembina utama IV/C, 1) Pedoman Mutu.
Penyuluh Perindag Madya, Dinas 2) Daftar dokumentasi sistem
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi manajemen mutu (daftar seluruh
Jawa Tengah. (Waktu wawancara: Kamis, 6 prosedur, instruksi kerja dam
Oktober 2016, pukul 09:23-Selesai)

9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

formulir untuk sistem manajemen teknologi informasi, nuklir, dan lain-


mutu perusahaan). lain. Kegiatan perumusan SNI
3) Kopi sertifikat sistem manajemen tersebut diikuti oleh berbagai unsur
mutu atau pernyataan kesesuaian pihak yang mencerminkan unsur-
(LSPro-Pustan/DP-03) bila: unsur stakeholder, yaitu pemerintah,
a) Menerapkan ISO 9001:2008 produsen, konsumen, cendikiawan,
tanpa sertifikat. lembaga riset.14
b) Sertifikat ISO 9001:2008 tanpa Dalam sertifikasi produk sangat
logo KAN. dimungkinan diberikan lisensi
d. Persyaratan khusus, yang terdiri: penggunaan tanda kesesuaian yang
1) SIPA (Surat Ijin Pengambilan dapat berupa (logo) dari lembaga
Air Tanah) atau yang setara sertifikasi produk yang memberikat
lainnya atau surat keterangan sertifikat atau tanda kesesuaian
kerjasama perusahaan pemohon terhadap standar yang diacu atau
SPPT SNI dengan perusahaan symbol lain yang relevan, misalnya
pemegang SIPA untuk air baku. tanda SNI di Indonesia, SASO di
2) Sertifikat hasil uji air baku Arab Saudi, JIS di Jepang, EC di
terhadap Permenkes Nomor Eropa, dan lain-lain tergantung pada
416/Menkes/PER/IX/1996 (untuk aturan main yang diterbitkan oleh
AMDK). pemilik tanda tersebut.15 Di
3) Kopi laporan atau sertifikat Indonesia sendiri dapat memperoleh
kalibrasi peralatan sertifikasi SNI untuk produk dan
inspeksi/pengujian (untuk penggunaan logo SNI harus melalui
AMDK). alur sertifikasi seperti pada gambar
4) Khusus untuk produk SIR alur berikut:
(Standar Indonesia Rubber)
desertai dengan Tanda Pengenal
Produsesn (TPP).
6) Proses Sertifikasi Produk
Untuk Memenuhi standar
Nasional Indonesia (SNI)
Standar Nasional Indonesia (SNI)
adalah standar yang secara nasional
berlaku di Indonesia. SNI sendiri
dibuat oleh stakeholder Indonesia
sebagai standar nasional hasil
konsensus para pemangku
kepentingan dan ditujukan untuk
menjadi faktor penguat daya saing,
14
pelancar transaksi perdagangan dan Muthi Sophira Hilman & Ellia
pelindung kepentingan umum. Sejak Kristiningrum, Studi Penerapan SNI oleh
pertama kali diterbutkan, SNI sudah Lembaga Penilaian Kesesuaian, (Jurnal
Standarisasi Vol.9 No.2 Tahun 2007),
digunakan dalam lingkungan industri Halaman 64.
dan perdagangan dan telah 15
Sunarya, Standarisasi Dalam Industri &
mencakup semua sektor, seperti Perdagangan Konsep dan Penerapan dalam
kelautan, pertanian, pertambangan, Globalisasi, (Jakarta: Papas Sinar Sinanti,
2012), Halaman 116.

10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Bagan 2 Skema Sertifikasi Tipe 5


Skema sertifikasi tipe 1b
merupakan skema untuk sertifikasi
produk yang menilai hanya
kesesuaian produk per batch
produksi/per-shipment pengiriman,
sehingga tidak diperlukan adanya
audit sistem manajemen, dan
asessmen proses produksi, namun
dengan pengujian atau inspeksi
setiap batch pengiriman dengan
Bagan 1 Alur Kegiatan Sertifikasi Produk sampling yang sesuai mewakili
Pengguna Tanda SNI secara umum produk yang akan disertifikasi.
Selain bagan di atas, terdapat Sertifikat hanya berlaku untuk
bagan lain yang disebut Skema produk dalam batch yang sama,
Sertifikasi tipe 5 dan Skema sedangkan untuk produk lain yang
Sertifikasi tipe 1b. Skema sertifikasi berbeda batch harus dilakukan
tipe 5 ini merupakan skema untuk sertifikasi kembali. Tidak ada
sertifikasi produk yang mekanisme survailen dalam skema
menggabungkan (jika diperlukan) sertifikasi tipe ini.16
antara asessmen proses produksi,
audit sistem manajemen yang
relevan, pengujian serta survailen
berupa pengujian di pabrik ataupun
dipasar, audit sistem manajemen dan
asessemen produksi. Serifikat untuk
tipe 5 ini biasanya berlaku untuk 2-4
tahun, dengan survailen dilakukan
setiap tahun.

Bagan 3 Skema Sertifikasi Tipe 1b

16

http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/7008/
Infografis---Alur-Proses-Sertifikasi-SNI-
pada-Produk#.WA3XoH3pU8K (Waktu
Akses 25 Oktober 2016)

11
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Untuk produk TV CRT/tabung sifatnya sederhana pun tidak luput


prosedur sertifikasi untuk dari pengujian, pengujian pada
memperoleh SNI dilakukan emblem ini dititik beratkan kepada
pengujian terhadap ketahanan fisik ketahanan warna pada emblem TV
dan minimnya friksi antar komponen dengan cara digores berkali-kali,
elektrik dari TV tabung itu sendiri. apabila terjadi pengelupasan dan
Pegujian dilakukan pada komponen warna pada emblem luntur maka
kaca TV, casing TV, peletakan emblem tersebut tidak lolos uji dan
komponen-komponen, emblem perlu diperbaiki. Label penggunan
merek TV, dan label penggunaan dan dan peringatan juga harus diuji,
peringatan pada bagian belakang TV. pengujian dilakukan untuk
Pengujian pada komponen kaca TV memastikan label tidak mudah
dilakukan dengan cara TV diletakan terkelupas dan tulisan pada label
di suatu tempat, kemudian diayunkan penggunaan dan peringatan tidak
bandul yang bagian bawah berupa luntur dan hilang.17
bola baja, bandul tersebut diayunkan B. Tanggung Jawab Pelaku Usaha
kearah TV tepat pada tabung UD. Haris Elektronik Kepada
kacanya hingga pecah. Untuk lolos Konsumen Atas Produk TV
dalam uji ini kaca dari tabung TV Tabung yang Belum
tersebut tidak boleh terpencar sejauh Tersertifikasi SNI.
1,5 meter, apabila melebihi batas 1,5 1) Gambaran Umum Mengenai
meter tersebut maka produk TV UD.Haris Elektronik.
tabung tersebut tidak lolos uji. Bapak Kusrin, yang bernama
Pengujian pada casing TV adalah uji lengkap Muhammad Kusrin adalah
ketahanan dimana casing TV akan di orang dibalik UD.Haris Elektronik.
pukul menggunakan alat semacam Pada tahun 1996 dan 1997 merantau
palu dengan kekuatan tertentu, untuk ke Jakarta untuk bekerja sebagai kuli
lolos dari uji ini casng TV tidak bangunan, pada saat itu Indonesia
boleh pecah maupun rusak. Untuk sedang mengalami krisis moneter,
produk TV dari UD.Haris Elektronik sehingga untuk mendapatkan
pernah gagal dalam uji ini. pekerjaan sebagai kuli bangunan
Kemudian Bapak Kusrin selaku juga sangat sulit. Pada tahun 1998
pemilik melakukan penggantian Bapak Kusrin memutuskan untuk
vendor casing TV, dari yang semula kembali ke kampong halamannya di
vendor di Semarang, Bapak Kusrin Boyolali, dengan membawa bekal
beralih ke vendor yang berada di radio kompo rusak yang ia beli
Surabaya. Pengujian pada peletakan dengan harga Rp.80.000. Radio
komponen-komponen pada TV kompo yang rusak tersebut kemudian
tabung, diuji ddengan cara meletakan ia perbaiki sendiri dan kemudian ia
batang besi elektromagnetik diantara jual dengan harga Rp.200.000, yang
komponen-komponen TV, apabila dengan uang itu beliau membeli
terjadi friksi pada komponen yang pesawat FM, yang digunakan untuk
mengakibatkan konsleting pada berkomunikasi dengan sesama
komponen, maka produk dianggap
17
gagal dan memerlukan perbaikan Wawancara dengan Bapak Kusrin Pemilik
ulang. Emblem merek TV yang UD.Haris Elektronik. Sabtu 15 Oktober
2016, pukul 16:30-selesai.

12
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

pengguna pesawat FM. Dari sering usaha Bapak Kusrin, untuk


berkomunikasi dengan teman sesama melakukan pemeriksaan terhadap
pengguna radio FM, Bapak Kusrin produk TV tabung hasil rakitan
kemudian diajak oleh temannya UD.Haris Elektronik. Dari hasil
untuk membantu reparasi barang- pemeriksaan tersebut Bapak Kusrin
barang elektronik di daerah Boyolali, dinyatakan bersalah karena TV
selama 2 tahun. rakitannya tidak terdapat SNI,
Bapak Kusrin kemudian bertemu sehingga TV dan alat-alat penunjang
teman di daerah Solo, bersama teman produksi di sita oleh kepolisian.
yang ditemuinya di Solo Bapak Ditengah-tengah kasus yang
Kusrin dicarikan tempat untuk dihadapinya Bapak Kusrin tidak
membuka usaha reparasi elektronik. berdiam diri, beliau kemudian
Bekerja di bidang reparasi elektronik dengan berani bertanya kepada
selama 2 tahun, kemudian ada teman atasan dari polisi, bagaimana dan
meminta dibuatkan TV kepada dimana harus melakukan sertifikasi
Bapak Kusrin. Hanya berlatar SNI, usahanya pun tidak sia-sia pada
belakang sebagai tukang reparasi saat itu pimpinan dari polisi turun
elektronik, Bapak Kusrin kemudian langsung dan memberikan nomor
mencari monitor bekas komputer telepon dan lokasi dimana harus
kemudian beliau utak-uatik melakukan sertifikasi SNI
komponen dari motir bekas tersebut produknya. Dengan kasus yang
selama kurang lebih 4 bulan. Utak- masih berjalan beliau mengajukan
atik yang dilakukan selama kurang sertifikasi SNI pada produk TVnya,
lebih 4 bulan tersebut akhirnya sampel dari produk TVnya dibawa
membuahkan hasil, dimana monitor ke Surabaya dan Bandung untuk
bekas sudah tidak terpakai disulap diuji. Selain mengajukan sertifikasi
menjadi TV CRT/tabung. Pada tahun SNI pada produk TVnya Bapak
2012 beliau mengajukan sertifikasi Kusrin juga mengajukan sertifikasi
SNI untuk produknya, saat itu Bapak SNI ISO 9001:2008 seorang diri
Kusrin tidak tahu bagaimana dan tanpa ada fasilitasi atau bimbingan
kemana jika ingin mengurus dari dinas-dinas terkait. Setelah
sertifikasi SNI, berkas yang telah bergelut dengan kasus yang
dimasukan ke dinas terkait pun tidak menjeratnya dan susah payahnya
ada tanggapan. Seiring berjalannya mendapatkan sertifikasi SNI pada
waktu usahanya terus berkembang produk TVnya, akhirnya pada
hingga beliau memiliki 40-50 Februari 2016 Bapak Kusrin berhasil
pegawai yang bekerja di UD.Haris mendapat sertifikasi SNI ISO
Elektronika, pegawai-pegawai dari 9001:2008 dan sertifikasi SNI untuk
Bapak Kusrin kebanyakan belum 3 merek TV hasil rakitannya, dan
mengetahui bagaimana cara merakit mulai beroperasi kembali.18
TV, walaupun begitu dengan sabar 2) Kualifikasi pada Produk TV
Bapak Kusrin mengajari pegawainya CRT/Tabung Agar Memenuhi
satu persatu agar mampu merakit TV Standar.
sendiri tanpa bantuannya.
18
Pada bulan Maret 2015 dari Wawancara dengan Bapak Kusrin Pemilik
pihak kepolisian datang ke tempat UD.Haris Elektronik. Sabtu 15 Oktober
2016, pukul 16:30-selesai.

13
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

TV yang merupakan produk energi elektromagnetik dari


elektronik sudah pasti membutuhkan perangkat lain. Tinghkat imunitas
suber daya listrik untuk beroperasi, harus berada di atas batas yang
perlu diketahui peralatan listrik ditetapkan standar agar memenuhi
selalu mempunyai bagian yang persyaratan. Emisi yang dihasilkan
bertegangan dan bagian yang netral. oleh perangkat elektronika
Selama dipergunakan keberadaan khususnya, yang melalui udara, juga
tegangan listrik dalam peralatan berpengaruh terhadap kesehatan
perlu diperhatikan karena terkait manusia. IEEE Standar C95.1 tahun
dengan keselamatan baik 1995 menyatakan bahwa batas aman
keselamatan operasi peralatan energi elektromagnetik
maupun keselamatan pengguna diperbolehkan hingga 27,5 V/m
peralatan. Untuk itu beberapa hal selama tidak lebih dari 6 menit
mendasar berkaitan dengan peralatan dalam jangka waktu 30 meit untuk
listrik dan elektronika (EE= frekuensi 30-300 MHz dengan
Electrical and Electronic kondisi lingkungan yang tidak dapat
equipment), sebagaimana memasang, dikontrol.20
mengoperasikan serta memelihara Dalam Peraturan Menteri
peralatan tersebut perlu diketahui Perindustrian Nomor 17/M-
agar tidak menimbulkan IND/PER/2/2012 tentang Perubahan
19
kecelakaan. Selain bahaya Atas Peraturan Menteri Perindustrian
Electrical Shock pada TV, pada TV Nomor 84/M-IND/PER/8/2010
berjenis tabung perlu juga Tentang Pemberlakuan Standar
diperhatikan adalah masalah radiasi, Nasional Indonesia Terhadap 3
yaitu TV CRT/tabung harus (Tiga) Produk Industri Elektronik
memenuhi standar EMC Secara Wajib pada pasal 2 ayat (4)
(Electromagnetic Compatibility), mengatur ketentuan suplai listrik
dimana dalam produk harus pada produk TV CRT, dengan bunyi
menggunakan logo EMC yang sebagai berikut:
disebut Egg Mark. Persyaratan EMC “Pesawat TV-CRT sebagaimana
memiliki dua kriteria utama yaitu, dimaksud pada ayat (1) merupakan
emisi dan imunitas. Emisi berarti Pesawat TV-CRT dengan suplai
bahwa energi elektromagnetik yang pengenal tidak melebihi 250 Volt
dihasilkan oleh sebuah perangkat a.c., fase tunggal atau suplai d.c.”
elektronik dapat menyebabkan UD.Hari Elektronik sudah
perangkat lain mengalami penurunan memperoleh sertifikasi SNI dengan
kinerja. Tingkat emisi ini harus nomor SNI 04-6253-2003 karena
berada di bawah batas yang pada saat pengujian produk, produk
ditetapkan standar agar memenuhi TV tabung buatannya telah
persyaratan. Sedangkam imunitas memenuhi kualifikasi yang sudah
merupakan ketahanan suatu ditentukan.
perangkat ketika mendapat pengaruh
20
Wisnu Ananda, Kesesuaian Produk
19
Prihadi Waluyo dan Baina Dulbert T, Televisi di Indonesia Terhadap Standar
Analisis Produk Kelistrikan Terpilih Electromagnetic Compatibility Parameter
Berdasar Tanda SNI dan Tanda Uji Radiated Emmision. (Widyariset. Vol.15
Keselamatan. No.3 2012). Halaman 536

14
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

3) Timbulnya tanggung Jawab sebagai pembeli dapat mengajukan


Pelaku Usaha. ganti rugi kepada pelaku usaha.
Tanggung jawab pada pelaku Ganti rugi pada KUHPerdata secara
usaha timbul akibat adanya umum adalah pengembalian uang
perjanjian antara pelaku usaha pembelian, namun ketika UU No.8
dengan konsumen. Dalam perjanjian tahun 1999 tentang Perlindungan
yang dimaksud adalah perjanjian Konsumen terbit ganti rugi tidak
jual-beli. Dalam KUHPerdata hanya terbatas pada pengembalian
perjanjian jual beli diatur dalam uang pembelian, namun juga
pasal 1457, yang berbunyi sebagau penggantian barang dan/atau jasa
berikut: yang sejenis atau setara nilainya,
“jual-beli adalah suatu perjanjian, atau perawatan kesehatan, dan/atau
dengan mana pihak yang satu pemberian santunan.
mengikatkan dirinya untuk 4) Bentuk Tanggung Jawab
menyerahkan suatu kebendaan dan Pelaku Usaha UD.Haris
pihak yang lain untuk membayar Elektronik Kepada Konsumen.
haraga yang telah dijanjikan.” Produsen sebagai pelaku usaha
Setelah perjanjian dibuat mempunyai tugas dan kewajiban
munculah hak dan kewajiban antara untuk ikut serta menciptakan dan
pelaku usaha dengan konsumen. menjaga iklim usaha yang sehat dan
Pasal 1474 KUHPerdata kewajiban menunjang bagi perekonomian
utama dari pelaku usaha adalah nasional secara keseluruhan. Karena
menyerahkan barangnya dan itu, kepada produsen-pelaku usaha
menanggungnya. Menyerahkan dibebankan tanggung jawab atas
barang artinya memindahkan pelaksanaan tugas dan kewajiban itu,
penguasaan atas barang yang dijual yaitu melalui penerapan norma-
dari tangan penjual kepada pembeli. norma hukum, kepatutan, dan
Berbeda dengan UU No.8 tahun menjunjung tinggi kebiasaan yang
1999 tentang Perlindungan berlaku di kalangan dunia usaha.21
Konsumen pengaturan mengenai Agnes M. Toar mengartikan
kewajiban pelaku usaha lebih tanggung jawab produk sebagai
banyak. Dalam hal jual beli antara tanggung jawab para produsen untuk
pelaku usaha dan konsumen ketika produk yang dibawanya ke dalam
sudah mencapai kesepakatan maka peredaran, yang menimbulkan atau
akan segera dilakukan transaksi. menyebabkan kerugian karena cacat
Ketika pelaku usaha menjual yang melekat pada produk tersebut.22
produk yang tidak sesuai dengan Bentuk tanggung jawab yang
ketentuan, maka pelaku usaha diberikan pleh UD.Haris Elketronik
tersebut melakukan wanprestasi kepada konsumen terkait dengan
kepada konsumen. Seperti contoh produk TV tabung, adalah tanggung
barang yang dijual kepada konsumen
tidak sesuai dengan standar mutu, 21
Janus Sidabalok, Hukum Perlindungan
padahal kewajiban atas standar mutu Konsumen di Indonesia, (Bandung: PT.
barang adalah kewajiban dari pelaku Citra Aditya Bakti, 2014), Halaman 80.
22
usaha. Ketika pelaku usaha Agnes M. Toar dalam Shidarta, Hukum
melakukan wanprestasi, konsumen Perlindungan Konsumen Indonesia, (Jakarta:
PT. Grasindo, 2004), Halaman 80.

15
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

jawab produk. Sebelum produk TV


tabung yang di produksi UD. Haris
Elektronik bersertifikasi SNI, Bapak
Kusrin selaku pemilik juga
memberikan garansi selama 1 tahun
bagi produk TV tabung buatannya
yang dijual di kisaran harga 400 ribu
rupiah. Setelah TV tabung buatannya
mendapat sertifikasi SNI pemberian
garansi pun tidak berubah, yaitu Bagan 4 Alur Skema Tanggung Jawab
UD.Haris Elektronik Terhdap Produknya
pemberian garansi selama 1 tahun.
yang Rusak.
Apabila setelah lewat masa garansi Pada UU No.8 tahun 1999
yang diberikan TV tabung tentang Perlindungan Konsumen
mengalami kerusakan konsumen pada pasal 19 disebutkan mengenai
dapat membawa TV tabung ke bentuk tanggung jawab pelaku usaha
UD.Haris Elektronika untuk terhadap produk yang di konsumsi
dilakukan perbaikan. Untuk TV oleh konsumen. Berikut adalah bunyi
tabung yang mengalami kerusakan dari pasal 19 tersebut:
dan masih dalam masa garansi, maka 1) Pelaku usaha bertanggung jawab
TV tabung dapat dibawa ke memberikan ganti rugi atas
distributor/toko tempat dimana kerusakan, pencemaran, dan atau
konsumen membeli produk TV kerugian konsumen akibat
tabung tersebut, dan kemudian mengonsumsi barang dan atau
distributor/toko akan membawa TV jasa yang dihasilkan atau
tabung tersebut ke UD.Haris diperdagangkan.
Elektronik untuk dilakukan 2) Ganti rugi sebagaimana
perbaikan. Apabila produk sduah dimaksud pada ayat (1) dapat
mengalami kerusakan ketika sampai berupa pengembalian uang atau
di tangan distributor atau sampai di penggantian barang dan/atau jasa
toko, maka secara langsung TV yang sejenis atau setara nilainya,
tabung yang rusak akan diganti atau perawatan kesehatan
dengan TV tabung yang baru.23 Alur dan/atau pemberian santunan
dari klaim garansi adalah sebagai yang sesuai dengan ketentuan
berikut: peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Pemebrian ganti rugi
dilaksanakan dalam tenggang
waktu 7 (tujuh) hari setelah
tanggal transaksi.
4) Pemberian ganti rugi
sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) tidak
menghapuskan kemungkinan ada
23
tuntutan pidana berdasarkan
Wawancara dengan Bapak Kusrin Pemilik
UD.Haris Elektronik. Sabtu 15 Oktober
pembuktian lebih lanjut
2016, pukul 16:30-selesai.

16
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

mengenai adanya unsur TV tabung. Dalam proses mendapat


kesalahan. sertifikasi memerlukan syarat
5) Ketentuan sebagaimana administratif yang wajib dipenuhi
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat oleh pelaku usaha, selain itu pelaku
(2) tidak berlaku apabila pelaku usaha juga wajib menerapkan sistem
usaha dapat membuktikan bahwa manajemen mutu SNI ISO
kesalahan tersebut merupakan 9001:2008 pada perusahaanya baik
kesalahan konsumen. pada sistem manajemen perusahaan
Dari ketentuan pasal 19 tersebut maupun pada sistem produksi.
UD.Haris Elektronik sebagai Kemudian dalam proses sertifikasi
produsen sudah melaksanakan produk apabila produk jadi maupun
tanggung jawabnya terhadap produk komponennya tidak lulus uji
elektronik berupa TV tabung yang diharuskan memperbaiki, dan tidak
mengalami kerusakan, yaitu perlu mengulang proses dari awal.
memberikan ganti kerugian terhadap Tanggung jawab UD.Haris
produk TV tabung yang rusak berupa Elektronik sebagai pelaku usaha
perbaikan dan penggantian dengan terhadap produk TV tabung miliknya
produk TV tabung yang baru apabila ketika belum mendapat sertifikasi
kerusakan diketahui masih di dalam SNI adalah memberikan garansi pada
toko atau masih berada di tangan produk TV tabung buatannya selama
distributor. Selain menjalankan 1 tahun, dan apabila kerusakan
tanggung jawab produk (Product ditemukan pada saat barang masih
liability), UD.Haris Elektronik berada di distributo/toko maka
selaku produsen juga mengikuti sebagai bentuk tanggung jawab
pertanggung jawaban pidana ketika UD.Haris Elektronik mengganti
produk TV tabung belum produk TV tabung yang rusak
memperoleh sertifikasi SNI. tersebut dengan unit TV tabung yang
baru. Garansi 1 tahun tersebut
IV. KESIMPULAN dimulai ketika TV tabung sudah
Terkait dengan pokok dibeli oleh konsumen, dan aoabila
permasalahan yang telah dirumskan belum 1 tahun TV tabung mangalami
pada bab pendahuluan serta uraian kurusakan maka UD.Haris
pada bab-bab selanjutnya maka dapat Elektronik akan mlakukan perbaikan
ditarik kesimpulan. Bahwasanya pada kerusakan secara cuma-cuma.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Ketika TV tabung buatan UD. Haris
adalah standar yang ditetapkan oleh Elektronik sudah mendapat
pemerintah Indonesia melalui Badan sertifikasi SNI, pihak UD. Haris
Standarisasi Nasional, yang Elektonik tidak melakukan
bertujuan untuk melindungi pelaku perubahan pemberian garansi pada
usaha dalam negeri dari gempuran TV tabung buatanya. Ketentuan yang
produk asing, serta melindungi sama juga berlaku untuk produk TV
konsumen dari bahaya penggunaan tabung yang mengalami kerusakan
produk yang tidak bersertifikasi. ketika berada di distributor/toko.
Dalam industri perdagangan terdapat Dari hal tersebut dapat disimpulkan
109 produk yang wajib disertifikasi prinsip tanggung jawab yang
SNI, termasuk di dalamnya adalah dilakukan oleh UD. Haris Elektronik

17
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

adalah strict liability, dimana UD. Sidabalok, J. (2014). Hukum


Haris Elektronik bertanggung jawab Perlindungan Konsumen di
secara langsung atas kerusakan pada Indonesia. Bandung: PT.CItra
produk TV tabung buatanya baik Aditya Bakti.
ketika berada di tangan Soekanto, S. (2005). Pengantar
distributor/toko maupun sudah Penelitian Hukum. Jakarta:
samapi ditangan konsumen. Penerbit Universitas Indonesia.
Sunarya. (2012). Standarisasi Dalam
V. DAFTA PUSTAKA Industri & Perdagangan Konsep
Buku-buku dan Penerapan dalam
Badan Standarisasi Nasional. (2009). Globalisasi. Jakarta: Papas Sinar
Pengantar Standarisasi Edisi Sinanti.
Pertama. Jakarta: Badan Suratman, & Dillah, P. H. (2012).
Standarisasi Nasional. Metode Penelitian Hukum.
Badan Standarisasi Nasional. (2013). Bandung: Alfabeta.
Sistem Manajemen Mutu SNI Waluyo, B. (1991). Penelitian
ISO 9001:2008 Penerapan pada Hukum dan Praktek. Jakarta:
Usaha Kecil dan Menengah. Sinar Grafika.
Jakarta: Badan Standarisasi Jurnal
Nasional. Ananda, W. (2012). Kesesuaian
Badan Standarisasi Nasional. (2014). Produk Televisi Di Indonesia
Pengantar Standarisasi Edisi Terhadap Standar
Kedua. Jakarta: Badan Electromagnetic Compatibility
Standarisasi Nasional. Parameter Uji Radiated
Celina, T. S. (2009). Hukum Emission. Widyariset, Vol.15
Perlindungan Konsumen. No.3, 536.
Jakarta: Sinar Grafika. Herjanto, E. (2011). Pemberlakuan
Endang, S. W. (2003). Aspek Hukum SNI Secara Wajib di Sektor
Sertifikasi dan Keterkaitannya Industri: Efektivitas dan
dengan Perlindungan Berbagai Aspek Dalam
Konsumen. Bandung: Citra Penerapannya. Jurnal Riset
Aditya Bakti. Industri Vol. V No.2, 122.
Miru, A., & Yodo, S. (2010). Hukum Hilman, M. S., & Kristiningrum, E.
Perlindungan Konsumen (2007). Studi Penerapan SNI
Indonesia. Jakarta: Rajawali oleh Lembaga Penilaian
Pers. Kesesuaian. Jurnal Standarisasi
Nasution, A. (2002). Hukum Vol.9 No.2, 64.
Perlindungan Konsumen Suatu Setyodewati. (2006). Peran
Pengantar. Jakarta: Diadit Pengukuran, Standarisasi,
Media. Pengujian, dan Jaminan Mutu
S.Nasution. (2002). Metode (MTSQ) Dalam Usaha
Penelitian Kualitatif. Bandung: Peningkatan Mutu. Jurnal
Taristo. Standarisasi Vol.8 No.1, 35.
Shidarta. (2004). Hukum Waluyo, P., & T, B. D. (n.d.).
Perlindungan Konsumen Analisi Produk Kelistrikan
Indonesia. Jakarta: PT.Grasindo.

18
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/

Terpilih Berdasar Tanda SNI Peraturan Daerah Provinsi Jawa


dan Tanda Keselamatan. Tengah No.6 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Peraturan Perundang-undangan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. Website
Undang-Undang Republik Indonesia http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bs
No.8 Tahun 1999 tentang n/28
Perlindungan Konsumen. http://kbbi.web.id/main
Undang-Undang Republik Indonesi http://bsn.go.id/main/berita/berita_de
No.3 Tahun 2014 tentang t/3689/Penerapan-SNI-Masih-
Perindustrian. Menemui-
Undang-Undang Republik Indonesia Kendala#.V8eV6Mmdsg4
No.20 tahun 2014 tentang http://www.akari-
Standarisasi dan Penilaian corp.com/artikel/sejarah-
Kesesuaian. kegiatan-standardisasi-di-
Peraturan Pemerintah Republik indonesia/
Indonesia No.102 Tahun 2000 http://www.osscertification.co.id/stan
tentang Standarisasi Nasional. dards/iso9001
Keputusan Presiden No. 13 tahun http://konsultaniso.web.id/sistem-
1997 tentang Badan Standarisasi manajemen-mutu-iso-
Nasional. 90012008/konsultan-
Peraturan Menteri Perindustrian iso/sertifikat-iso-90012008-
Republik Indonesia No.84/M- sebagai-prasyarat-standar-
IND/PER/8/2010 tentang nasional-indonesia-sni/
Pemberlakuan Standar Nasional http://bsn.go.id/main/berita/berita_de
Indonesia Terhadap 3 (tiga) t/7008/Infografis---Alur-Proses-
Produk Industri Elektronika Sertifikasi-SNI-pada-
Secara Wajib. Produk#.WA3XoH3pU8K
Peraturan Menteri Perindustrian http://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bs
Republik Indonesia No.17/M- n/43
IND/PER/2/2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan
Menteri Perindustrian Republik
Indonesia No.84/M-
IND/PER/8/2010 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia Terhadap 3 (tiga)
Produk Industri Elektronika
Secara Wajib.
Peraturan Menteri Perdagangan
No.20/M-DAG/PER/5/2009
tentang Ketentuan dan Tata Cara
Pengawasan Barang dan/atau
Jasa.

19

Anda mungkin juga menyukai