MAKALAH
OLEH:
KELOMPOK 3
NAMA :
1.ISMAIL
2.AHMAD ALIEF ABDILLAH
3.SARI BUNGA
4.INDRIANI
KATA PENGANTAR
Pertama -tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridha Allah SWT.
Karena tanpa rahmat & ridohnya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan selesai dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah
ini kami menjelaskan tentang hukum perlindungan konsumen.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen.
Demi tercapainya makalah yang sempurna.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….……………..2
BAB 1 ……………………………………………………………………………………………………………..
BAB 1
4
asas dan kaidah-kaidah hukum yang mengatur hubungan dan masalah antara berbagai pihak
atau satu sama lain berkaitan dengan barang dan/atau jasa di dalam pergaulan hidup.
Awal terbentuknya Undang-Undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen yang disepakati oleh DPR pada (tanggal 30 Maret 1999) dan disahkan Presiden RI
pada tanggal 20 April 1999 (LN No. 42 Tahun 1999). Berbagai usaha dengan memakan
waktu, tenaga dan pikiran yang banyak telah dijalankan berbagai pihak yang berkait dengan
pembentukan hukum dan perlindungan konsumen. Baik dari kalangan pemerintah, lembaga-
lembaga swadaya masyarakat. YLKI, bersama-sama dengan perguruan-perguruan tinggi
yang merasa terpanggil untuk mewujudkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen ini.
Berbagai kegiatan tersebut berbentuk pembahasan ilmiah/non ilmiah, seminar-seminar,
penyusunan naskah-naskah penelitian, pengkajian naskah akademik Rancangan Undang-
Undang (Perlindungan Konsumen).
Kegiatan yang dibahas dalam acara pertemuan tersebut ,yakni:
1. pembahasan masalah Perlindungan Konsumen (dari sudut ekonomi oleh Bakir Hasan
dan dari sudut hukum oleh Az. Nasution) dalam Seminar Kelima Pusat Study Hukum
Dagang Fakultas Hukum Universitas Indonesia (tanggal 15-16 Desember 1975) sampai
dengan penyelesaian akhir Undang-Undang ini pada tanggal20April1999.
2. Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman RI, Penelitian tentang
Perlindungan Konsumen di Indonesia (tahun 1979-1980).
3. BPHN – Departemen Kehakiman, Naskah Akademik Peraturan Perundang-undangan
tentang Perlindungan Konsumen (tahun 1980-1981)
4. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Perlindunga Konsumen Indonesia, suatu
sumbangan pemikiran tentang rancangan Undang-Undang Perlindungan
Konsumen(tahun1981).
5. Departemen Perdagangan RI bekerjasama dengan Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, RUU tentang Perlidungan Konsumen (tahun 1997).
6. DPR RI, RUU Usul Inisiatif DPR tentang Undang-Undang Perlindunga Konsumen
(tahun1998).
7
konsumen dan pelaku usaha dapat memperoleh haknya dan menunaikan kewajibannya
secara seimbang.
3. Asas keseimbangan. Melalui penerapan asas ini, diharapkan kepentingan konsumen,
pelaku usaha serta pemerintah dapat terwujud secara seimbang, tidak ada pihak yang
lebih dilindungi.
4. Asas keamanan dan keselamatan konsumen. Diharapkan penerapan UU PK akan
memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan konsumen dalam penggunaan,
pemakaian, dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5. Asas kepastian hokum. Dimaksudkan agar baik konsumen dan pelaku usaha mentaati
hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen,
serta negara menjamin kepastian hukum.
1.16 PENGERTIAN KONSUMEN DAN
PRODUSEN Pengertian Konsumen :
Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang setelah melalui proses produksi
akan langsung sampai ke tangan pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu
barang dapat tiba di tangan konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen – Pengecer – Pengguna
Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada dua jenis konsumen, yakni :
konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara adalah distributor, agen dan
pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk dipakai, melainkan untuk
diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah konsumen akhir.
Yang dimaksud di dalam UU PK sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena
konsumen akhir memperoleh barang dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali,
melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain
dan makhluk hidup lain.
9
Pengertian Produsen
Produsen adalah setiap orang yang menciptakan atau membuat suatu barang
ataupun jasa untuk dijual kembali sehingga memperoleh keuntungan.
2 PERKEMBANGaN PERLINDUNGAN KONSUMEN
TAHUN 1962 Presiden Amerika Jhon F. Kennedy, menyampaikan pesan dalam
Konggres bahwa ada : 2/3 uang yg dipergunakan dalam kehidupan ekonomi berasal dari
konsumen, disisi lain konsumen banyak dirugikan karena suatu produk barang/ jasa yang
kosumsinya, jarang mendapat kompensasi secara layak, hal tsb memuat ketidakseimbangan
antara konsumen dan pelaku usaha bila dikatkan dengan “hak dan kewajiban“ masing-
masing yang timpang .
Maka untuk perhatian masalah ini : sidang umum PBB, pada sidang ke ; 106 tangal 9
April 1985 tentang Perlindungan Konsumen (resolusi 39/248) telah menegaskan 6
kepentingan konsumen yaitu :
Perlindungan terhadap bahaya kesehatan & keamanan
Promosi & perlindungan kepentingan konsumen
Informasi yang cukup terhadap produk
Pendidikan konsumen
Cara-cara ganti rugi yang efektif
Kebebasan membentuk organisasi konsumen
The Economic Law and Improved System Project (ELIPS), yang mengemukan 9
materi rumusan hukum perlindungan konsumen;
Ketidakteraan dalam posisi tawar menawar
Kebebasan berkontrak
Persyarata untuk memberi informasi
Perilaku penjual yang salah dalam perdagangan
Peraturan mutu produk, garansi, keamanan
Akses terhadap kredit
Batas mengakiri jaminan
Harga
10
Pembedaan ini penting krn untuk mengetahui hak dan kewajiban hukum para pihak
sekaligus untuk menentukan pertanggungjawabkan hukumnya, sebab pertanggungjawaban
lahir dari hubungan hukum;
Konsumen yg memiliki kontraktual dapat dilindungi kepentingannya berdasar isi
kontrak tetapi tidak demikian konsumen yg tidak terikat kontraktual dg produsen
Tahap transaksi antara produsen dan konsumen
1. Tahap Pratransaksi. Tahap sebelum adanya perjanjian konsumen yaitu peristiwa yg
terjadi sebelum konsumen memutuskan membeli/memakai peroduk. Konsumen berhak
untuk mengetahui : harga, komposisi, kegunaan,keunggulan, dibanding produklain baik
dari produsen, brosur, iklan, dll. Meski belum masuk tahap transaksi, tahap ini penting
krn dpt mempengaruhi keabsahan dari tahapan transaksi berikutnya.
2. Tahap transaksi (yang sesungguhnya). Setelah mendapat informasi yang cukup
konsumen mengambil keputusan membeli atau tidak, menentukan pilihannya, dan pada
saat inilah lahirlah “ perjanjian “, kesepakatan lahir karena penawaran timbulah
pernyataan kehendak. Dasar hukum Pasal 1320 KUHPerdatan. Dlm tahap ini konsumen
dibiasakan menerima tanda bukti pembelian berupa secarik kertas mengenai barang
dan harganya, hal tersebut sebagai bukti apabila ada perselisihan dikemudian hari.
3. Tahap purna transaksi: Transaksi yg dibuat antara pembeli dan penjual tentunya masih
harus direalisasikan yaitu dilakukan pemenuhan hak dan kewajiban antara keduanya
sesuai dg isi perjanjian, misal : kompensasi kalau produk cacat, garansi, hak-hak
konsumen, kegunaan produk, dll
Hal yang potensia melahirkan konflik yaitu:
1. Produk tidak cocok dg kegunaan/manfaat yg diharapkan konsumen atau mengandung
cacat tersembunyi;
2. Produk menimbulkan gangguan kesehatan, keamanan, dan keselamatan konsumen;
3. Kualitas produk tidak sesuai dengan harga yang dibayarkan biasanya timbul karena
faktor monopoli atau pemalsuan produk.
12
jasa yang dilakukan oleh produsen atau barang dan jasa tersebut tidak sesuai dengan
contoh, mutu, dan komposisi yang semestinya.
Kewajiban Produsen
1) Beretikad baik dalam kegiatan usahanya;
2) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
atau jasa serta memberikan penjelasan, penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan;
3) Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;
4) Menjamin mutu barang atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu dan jasa yang berlaku;
5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji atau mencoba barang dan jasa
yang dibuat atau diperdagangkan;
6) Memberi kompensasi, ganti rugi, atau pengganti atas kerugian akibat penggunaan,
pemakaian, dan pemanfaatan barang atau jasa yang diperdagangkan;
7) Memberi kompensasi ganti rugi atau penggunaan bila barang atau jasa yang diterima
atau dimanfaatkan tidak sesuia dengan perjanjian.
5 RUANG LINGKUP PERLINDUNGAN KONSUMEN
Pengertian Perlindungan Konsumen termaktub dlm Pasal 1 angka 1 UUPK : segala
upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindngan kpd
konsumen
Dengan cara :
meningkatkan harkat & martabat konsumen,
membuka akses informasi barang/jasa &
menumbuhkan sikap pelaku usaha yang jujur & bertanggung jawab
Tujuan yg ingin dicapai dlm perlindungan konsumen ada 3 :
Memberdayakan konsumen dalam memilih, menentukan barang/jasa & menuntu hak-
haknya;
Menciptakpkan sistim perindungan konsumen yang mengandung kepastian hukum,
keterbukaan informasi, & akses untuk mendapatkan informasi;
15
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan.”
Anda tentu memahami bahwa tidak semua barang setelah melalui proses produksi akan langsung
sampai ke tangan pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di tangan
konsumen.