Anda di halaman 1dari 3

A.

Product Liability (Tanggung Jawab Produk)


Product Liability adalah sebuah bentuk tanggung jawab hukum dari produsen
(pelaku usaha) yang menghasilkan suatu produk dan dijual kepada konsumen tetapi
produk tersebut mengalami cacat atau rusak sehingga menyebabkan kerusakan atau
kerugian pada pihak konsumen. Pada pasal 19 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen yang
berbunyi “pelaku usaha bertanggung jawab memberi ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan
atau diperdagangkan”.1
Product liability bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen jika
produsen telah melakukan kesalahan seketika setelah konsumen mengalami kerugian
akibat menggunakan produk tersebut dengan membuktikan bahwa kerugian konsumen
timbul akibat kesalahan dalam proses produksi dan sekaligus melahirkan tanggungjawab
produsen (pelaku usaha) untuk memberikan ganti rugi.
Suatu produk dapat disebut cacat (tidak memenuhi tujuan pembuatannya), antara
lain:2
1. Cacat Produk atau Manufaktur yaitu dimana kondisi produk tidak memenuhi
kualitas produk, produk berada di bawah harapan konsumen, produk dapat
membahayakan diri dan harta benda konsumen.
2. Cacat Desain (cacat bentuk), yaitu secara bentuk atau desain produk tidak
memenuhi standar yang semestinya, sehingga dapat merugikan konsumen.
3. Cacat peringatan atau cacat instruksi, yaitu produk tidak dilengkapi informasi
yang berisi peringatan atau instruksi tertentu dalam hal penggunaannya dan
penyimpanannya, sehingga dapat merugikan dan membahayakan konsumen.

1
Pasal 19 ayat (1) Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
2
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlidungan Konsumen (Sinar Grafika 2011) 103-104
B. Strict Liability (Tanggung Jawab Mutlak)
Strict liability atau prinsip tanggung jawab mutlak adalah prinsip tanggung jawab
yang tidak didasarkan pada aspek kesalahan dan hubungan kontrak, tetapi pada cacatnya
produk dan risiko atau kerugian yang diderita konsumen. Tujuan utama dari strict
liability adalah memberikan jaminan atau konsekuensi yang diakibatkan oleh suatu
produk yang menyebabkan kerugian pada konsumen.
Pemberlakuan prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability) di Indonesia belum
bisa diberlakukan untuk semua bidang usaha ataupun terhadap semua produk, tetapi
hanya diberlakukan atas kelompok usaha atau produk tertentu yang dimaksud adalah:
1. Produk yang memiliki Resiko penggunaan.
2. Tingkat kelalaian produsen yang sangat tinggi dalam menentukan standar
maupun kualitas barang.
3. Produk – produk yang dipergunakan secara massal.
4. Produk – produk yang mengandung bahan berbahaya.
5. Produk – produk yang bersentuhan langsung dengan manusia.
6. Kelompok penjual yang termasuk kategori konglomerasi ataupun produsen
berskala besar.
Kategori diatas sebagai kelompok mutlak yang harus dibebankan atas prinsip
tanggung jawab mutlak, karena kelompok tersebut termasuk penjual besar dan telah
memiliki sistem yang baik dalam menjalankan usahanya. Pengecualian ini bukan
merupakan bentuk diskriminasi, tetapi hal tersebut merupakan bentuk apresiasi dan
penghargaan yang harus ditunjukkan oleh penjual besar terhadap konsumennya. Selain
itu, penjual dapat dijadikan contoh atau teladan yang baik bagi para penjual menengah
dan kecil dalam hal taat hukum, standarisasi produk, pelayanan konsumen, tanggung
jawab atas produk dan sebagainya. 3
Bebarapa kasus di Indonesia yang menerapkan prinsip strict liability yang terjadi
pada produk cacat sehingga membuat konsumen mengalami kerugian atau kerusakan
yaitu:
1. Kasus ledakan tabung gas LPG

3
Banu Ariyanto, Hari Purwadi, Emmy Latifah. TANGGUNG JAWAB MUTLAK PENJUAL AKIBAT PRODUK CACAT
TERSEMBUNYI DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DARING (Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana: 2021, hal
107-126)
2. Kasus susu mengandung melamine
3. Kasus kosmetik yang mengandung merkuri
4. Kasus bahan bakar premium bermasalah

Strict liability ini sering juga diidentikan dengan prinsip tanggung jawab absolut
(absolute liability). Pembedaan antara strict liability dengan absolute liability dapat
dilihat dari ada tidaknya hubungan kausalitas antara subjek yang bertangung jawab
dengan kesalahannya, pada strict liability harus ada hubungan kausalitas, sedangkan pada
absolute liability hubungan kausalitas ini tidak selalu ada.

Anda mungkin juga menyukai