Anda di halaman 1dari 3

KASUS VOLKSWAGEN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko
1. KASUS VOLKSWAGEN
Nama Besar Volkswagen Group sebagai salah satu perusahaan otomotif dunia tercoreng
setelah muncul skandal besar yang menimpanya. Skandal Dieselgate bisa dikatakan sebagai
salah satu kasus terbesar yang pernah menimpa industri otomotif dunia. Pada bulan
September 2015, Perusaahan pembuat mobil asal Jerman Volkswagen AG diketahui
menggunakan perangkat lunak untuk mencurangi uji emisi di Amerika Serikat atas 11 juta
kendaraan Volkswagen dan Audi bermesin disel yang dipasarkan antara tahun 2009 dan
2015. Perangkat lunak tersebut mendeteksi kondisi apakah kendaraan sedang menjalani uji
emisi, lalu menyalakan panel elektronik untuk mengendalikan kinerja mesin dan perangkat
kendali emisi sedemikian rupa sehingga emisi yang dikeluarkan berada dalam jangkauan
batas aman.[1] Hal ini mengakibatkan mobil-mobil tersebut lolos uji EPA (United States
Environmental Protection Agency). Sedangkan pada penggunaan sehari-hari perangkat
kendali emisi tidak bekerja seperti saat uji emisi sehingga mobil keluaran tahun antara tahun
2009 dan 2015 tersebut mengeluarkan hingga 40 kali batas resmi Nitrogen Oksida (NOx).
Tujuan Volkswagen melakukan ini adalah agar meningkatkan akselerasi, daya tarik, dan
hemat bahan bakar tentunya.
Kasus ini melanggar hak hak konsumen dalam etika berbisnis, konsumen seharusnya
mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau
jasa, tetapi justru Volkswagen menghilangkan hak hak tersebut sehingga konsumen tidak
merasa nyaman dan aman saat berkendara. Dalam etika berbisnis, pelaku usaha dilarang
memproduksi barang atau jasa yang tidak sesuai atau nmemenuhi standar yang dipersyaratkan,
dan juga pelaku usaha tidak diperbolehkan memberikanb Informasi yang tidak sesuai dengan
kenyataannya, haruslah jujur dalam pemaparan informasi tentang produk yang ia keluarkan.
Akhirnya kepercayaan konsumen merosot tajam yang menyebabkan saham dari
perusahaan ini turun mencapai US$ 29 miliar. Dan Tentu saja emisi yang dihasilkan dapat
menyebabkan banyak penyakit yang cukup parah bagi orang orang yang terkena dampaknnya.
Seperti masalah pada pernapasan, emfisema, bronchitis dan sebagainya.
Kerugian VW sebagai produsen mobil terbesar kedua di dunia ini jika dihitung dari
turunnya nilai saham mencapai US$ 29 miliar. Kepercayaan konsumen AS diduga merosot tajam.
Bahkan Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup AS (Environmental Protection Agency)
menyatakan VW bisa dikenakan penalti US$ 18 miliar.
Volkswagen mempersiapkan banyak modal untuk mengatasi masalah ini. Hal ini
menunjukkan bahwa Volkswagen menunjukan etikad baik (Good faith) bagi konsumennya.
Selain itu tindakan buyback juga telah diikrarkan dari pihak perusahaan ini sehingga unit unit
yang telah terjual akan dibeli kembali oleh Volkswagen walaupun belum adanya realisasi akan
cara ini. VW pun telah mempersiapkan provisi US$ 7,3 miliar untuk mengatasi masalah ini. Bagi
setiap unit mobil yang terkena problem ini, akan disediakan US$ 1.000 dengan perincian US$
500 untuk perbaikan dan US$ 500 untuk produk VW lainnya. Angka ini jelas tidak mencukupi,
tapi merupakan langkah awal yang menunjukkan itikad baik (good faith) VW.

2. Perusahaan Volkswagen tidak memberikan informasi terkait struktur organisasi.


3. Manajemen Risiko Pada Perusahaan Volkswegen tidak berjalan dengan semestinya karena
disebabkan oleh kelalaian pada perusahaan, diantaranya yaitu sering terjadinya pergantian
pemimpin. Sehingga memperbesar dampak dari resiko yang telah diprediksi dari awal.
4. Pelajaran yang dapat diambil dari kasus ini yaitu kita harus selalu bersikap jujur dan jangan
melakukan kecurangan karena akan berdampak pada diri kita sendiri yaitu akan mengalami
kerugian bukan malah mendapatkan keuntungan

Anda mungkin juga menyukai