Kemiskinan merupakan masalah multidimensi karena berkaitan dengan ketidakmampuan akses secara
ekonomi, sosial budaya, politik dan partisipasi dalam masyarakat. Di Indonesia banyak sekali penduduk
yang hidup di bawah garis kemiskinan, salah satu contohnya banyak anak yang putus sekolah karena
keterbatasan biaya, sehingga mutu pendidikan yang ada di Indonesia masih sangat minim. Bentuk-bentuk
kemiskinan yang ada di Indonesia tentunya terjadi karena beberapa factor penyebab, sehingga dibuatlah
beberapa kebijakan dan program pemerintah untuk mengentas kemiskinan yang ada di Indonesia. Tetapi
berbagai kebijakan dan program yang ada dirasakan masih kurang efektif dalam upaya menurunkan
jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, hal ini terbukti dengan adanya kecenderungan
peningkatan jumlah penduduk miskin dari masa ke masa. Tentunya rumusan kebijakan dan program perlu
dibenahi dan dilakukan rumusan kebijakan sesuai dengan pentahapan, dalam merumuskan kebijakan
tersebut harus diperhatikan dan dipahami karakteristik kemiskinan di masing-masing daerah.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
3. Bagaimana dampak kemiskinan terhadap mutu pendidikan di Indonesia?
4. Bagaimana upaya menanggulangi kemiskinan agar pendidikan di Indonesia lebih bermutu?
BAB 2
METODOLOGI
Dalam penulisan karya tulis ilmiah penulis menggunakan metode library riset yaitu mengambil sumber
dari buku-buku yang ada di Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, dan internet yaitu diambil
dari google scholar dan artikel.
BAB 3
Penyebab kemiskinan antara lain menyangkut dimensi sosial, ekonomi, dan budaya yang
terangkum sebagai berikut.
1. Kemiskinan Natural atau Alami
Kemiskinan natural atau alami adalah kemiskinan yang disebabkan karena keterbatasan
kualitas sumberdaya alam maupun sumber daya manusia. Sebagai akibatnya, sistem produksi
beroperasi tidak optimal dengan efesiensinya rendah. Masyarakat atau petani yang tinggal dilahan
kering sulit air nan jauh dari akses informasi (terpencil) umumnya menghasilkan produksi yang
rendah. Situasi bertambah buruk akibat hambatan geografis yang berat sehingga menciptakan
market barrier dan misalokasi dalam investasi, komoditi maupun sumberdaya lainnya.
Ciri penting kemiskinan alami ini antara lain:
Menggunakan teknologi (budidaya pertanian) yang rendah
Tingkat surplus produksi rendah sehingga mentransmisikan kepada rendahnya investasi
Tingkat ekonomi rendah dengan pengeluaran konsumsi untuk pangan di atas 70 persen
3
Kepadatan agraris rendah karena daya dukung lahan lemah
Wilayah mengalami backward process yaitu perpindahan sumberdaya berkualitas ke luar
wilayah
2. Kemiskinan Struktural
Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang secara langsung atau tidak langsung
diakibatkan oleh berbagai kebijakan, peraturan, dan keputusan-keputusan dalam pembangunan.
Kemiskinan umumnya ditandai ketimpangan-ketimpangan antar lain:
Kepemilikan sumber daya
Kesempatan dalam berusaha
Skill
Faktor lainnya yang menyebabkan perolehan pendapatan yang tidak seimbang dan
mengakibatkan struktur sosial yang timpang.
Kemiskinan struktural umumnya dapat dikenali dari transformasi ekonomi yang berjalan tidak
seimbang.
3. Kemiskinan Kultural
Kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang lebih banyak disebabkan sikap individu dalam
masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau budaya yang menjebak dirinya dalam
kemiskinan. Orang tersebut kemungkinan mempunyai ‘culture of poverty’ yang dapat mendorong
lebih jauh ke dalam lingkaran kemiskinan, dengan tanda-tanda misalnya ketidakcakapan bekerja,
tingkat tabungan rendah, dan perilaku hidup boros. Juga adanya sikap nrimo atau pasrah terhadap
lingkungan kemiskinan.
Sejauh ini, masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan di negara-negara berkembang telah
diungkapkan secara luas. Telah di buktikan pula bahwa pendapatan perkapita yang rendah dan
distribusi yang sangat tidak merata akan menghasilak kemiskinan absolut. Kemiskinan absolut adalah
sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar. Suatu generalisasi yang paling sahih (valid) mengenai penduduk miskin adalah
bahwa duapertiga dari mereka bertempat tinggal di daerah pedesaan dan bahwa mereka memiliki
kegiatan di bidang pertanian dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan itu yang berpenghasilan
rendah. Selebihnya dari itu yang merupakan sepertiga penduduk, sebagian ada yang tinggal di
pedesaan dengan usaha jasa kecil-kecilan dan yang lainnya yang bertempat tinggal di pinggiran kota
dengan berbagai mata penceharian seperti, penyapu jalan, dagang kecil-kecilan, jasa kecil-kecilan,
dan usaha kecil-kecilan. Dan rata-rata dari mereka hanya berpendidikan SD dan SMP.
4
3.3 Dampak Kemiskinan Terhadap Mutu Pendidikan di Indonesia
Menurut (Ahmad, 2009), bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan sebuah kebutuhan.
Sama dengan kebutuhan perumahan, sandang, dan pangan. Bahkan, ada bangsa yang terkecil adalah
keluarga, pendidikan merupakan kebutuhan utama. Hampir semua jenjang sekolah Negeri sudah
menjadi lembaga komersialisasi karena tidak lagi berbicara pada persyaratan-persyaratan yang
ditentukan oleh kurikuler, tetapi justru besarnya biaya masuk untuk sekolah. Pada kenyataannya,
pelaksanaan wajib belajar dihalang-halangi, karena untuk masuk sekolah dasar pun kini harus
membayar mahal sehingga masyarakat miskin tidak mungkin dapat membayarnya. Bagi masyarakat
dan orangtua yang kaya, anaknya akan dapat bersekolah di sekolah negeri, sedangkan yang miskin
akan gagal dan tidak bersekolah. Untuk masuk ke sekolah swasta, masyarakat miskin tidak mungkin
mampu membayarnya. Akibatnya, banyak anak bangsa yang tidak akan memperoleh kesempatan
memperoleh pendidikan. Sungguh satu hal yang memperihatinkan. Sebab, pada Negara yang usianya
lebih dari 60 tahun, banyak anak bangsanya yang akan menjadi buta huruf dan tertinggal karena
kemiskinan dan Negeri ini akan tertinggal karena kualitas sumber daya manusianya tidak mampu
bersaing dengan Negara-Negara lain.
Dampak kemiskinan terhadap pendidikan sangat besar. jika kemiskinan tidak segera di atasi maka
untuk mencapai pendidikan yang bermutu sangat sulit, karena di zaman yang modern seperti
sekarang ini persaingan sangat ketat, segala sesuatu membutuhkan sumberdaya yang berkualitas dan
mampu bersaing. Jika tidak maka akan sangat sulit. Bagi masyarakat yang mampu mungkin tidak
masalah, karena mereka memiliki cukup materi untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
dengan berbagai jalan salah satunya dengan kursus. Semua warga negara memiliki hak yang sama
yaitu berhak untuk menuntut ilmu. Tetapi karena kemiskinan hak tersebut kemudian terabaikan. Lebih
ironis lagi, banyak anak-anak yang rela bekerja untuk membantu orang tuanya sehingga waktu belajar
mereka habis di gunakan untuk bekerja.
5
4. Program pemerintah lain yang bertujuan meningkatkan akses masyarakat miskin kepada sumber
permodalan usaha mikro dan kecil, listrik perdesaan, sertifikasi tanah, kredit mikro, dan lain-lain.
Berbagai upaya untuk mengentasakan kemiskinan telah dilakukan oleh pemerintah yang
diaplikasikan dalam wujud kebijakan dan programprogram baik yang bersifat langsung maupun tidak
langsung. Kebijakan bersifat langsung yaitu berupa program yang langsung diberikan kepada
penduduk miskin, contoh; bantuan tunai langsung (BLT), raskin, sedangkan kebijakan tidak
langsung, contoh program Jamkesmas, program IDT, BOS. Walaupun telah dilakukan berbagai
upaya namun kemiskinan tidak dapat dihilangkan seluruhnya, artinya fenomena kemiskinan dengan
mudah dapat dijumpai di hamper seluruh wilayah baik di perkotaan maupun di perdesaan.
Program kemiskinan yang saat ini dilakukan baik yang berasal dari pemerintah maupun non
pemerintah umumnya hanya sementara, artinya program tersebut akan berjalan selama masih ada
anggaran (dana), setelah dana habis maka selesai pula kegiatan program. Dengan kata lain bahwa
program-program kemiskinan yang selama ini dilaksanakan berdasarkan pada pendekatan projek dan
bukan pendekatan program.Tidak heran jika program pengentasan kemiskinan tidak berkelanjutan,
akhirnya angka kemiskinan secara absolut di Indonesia tetap saja tinggi. Tampaknya dalam
merumuskan sebuah kebijakan maupun program yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan di
Indonesia perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan. Misalnya, diawali dengan assesment, dalam
tahap ini dilakukan merumuskan atau mengkatagorikan dimensi-dimensi dan factor penyebab
kemiskinan, analisis kebutuhan dan potensi yang dapat dikembangkan, dan merumuskan bentuk-
bentuk program yang diinginkan oleh penduduk miskin.
Selain itu, dirumuskan pula pihak-pihak yang dapat dilibatkan dalam kegiatan atau program
kemiskinan, serta membuat jadwal pelaksanaannya. Setelah tahap ini selesai, maka dilanjutkan ke
tahap pelaksanaan kegiatan dan diakhiri dengan tahap monitoring dan evaluasi.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu caranya dengan mengatasi masalah
kemiskinan karena faktor utama banyaknya anak-anak yang tidak sekolah adalah karena tidak
adanya biaya. Program-program yang selama ini telah di lakukan agar di laksanakan dengan baik
dan mengawasi pelaksaanaannya dengan cermat serta menidak bagi siapapun yang melakukan
penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan program tersebut tanpa memandang status
6
dan jabatan, serta membuat program-program yang lebih banyak berpihak pada masyarakat
miskin.