Anda di halaman 1dari 6

Manajemen Lintas Budaya

Sabila Rachmatunnisa
21217198 / MN 5
0
Model Hofstede
Karya Hofstede adalah salah satu proyek paling mula-mula
yang menggunakan data statistic secara ekstensif untuk
menguji nilai-nilai budaya. Hofstede melakukan survei ke
lebih dari 100 ribu manajer diperusahaan multinasional dari
lima puluh negara dan tiga Kawasan. Setelah melakukan
analisis dengan seksama masing masing negara dan
Kawasan ditandai dengan peringkat 1- 50 dalam
penelitiannya dengan menggunakan empat dimensi nilai
budaya (individualism/kolektivisme, penghindaran
ketidakpastian, jarak kekuasaan, maskulinitas/femininitas)
Model Hofstede
Orientasi Jangka
Maskulinitas Panjang vs
-Femininitas Pendek
Budaya yang
Jarak memiliki peringkat
Maskulinitas pada jangka Panjang
Kekuasaan
Beberapa budaya, umumnya yang tinggi yang
jarak antara orang mengharapkan memungkinkan
Individualisme - Penghindaran orang yang seseorang untuk memiliki karyawan
Ketidakpastian memegang bersikap tegas, yg merefleksikan
Koletivisme
kekuasaan dan org- ambisius, dan etos kerja yg kuat
org yg dipengaruhi kompetitif, dan dan menunjukan
oleh kekuasaan berusaha respell yg besar
Masyarakat Orang-orang dalam
sangat jauh (tinggi), mendapatkan terhadap perbedaan
Individualisme suatu budaya ragu
namun dlm kesuksesan materiil, status. Pada
memandang tujuan- dengan situasi yang
beberapa budaya dan menghormati orientasi jangka
tujuan personal lebih tidak terstruktur,
jarak antara apapun yg besar, pendek tidak
prioritas disbanding tidak jelas, atau
pemegang kuat, cepat. menempatkan
kesetiaan pada tidak dapat
kekuasaan dan org- Femininitas prioritas tinggi pada
kelompok diprediksi yang
org yg dipengaruhi ditunjukan dengan status, berorientasi
Masyarakat mereka sedang
para pemegang nilai nilai atau jangka pendek dan
kolektivisme adalah hadapi. Maka
kekuasaan dekat perilaku ingin mencari
masyarakat yang mereka mencoba
(rendah). interdependensi. keuntungakn dan
mengutamakan untuk menghindari
Simpati terhadap memenuhi
kelompok mereka ambiguitas atau
orang yang tidak kebutuhan mereka
dan percaya bahwa ketidakpastian
bergantung dengan cepat.
kelompok mereka tersebut.
yang telah
menjaganya.
Model Hampden-Turner and Trompenaars
Individualisme vs. Komunitarisme
Individualisme dapat digambarkan dengan
atribut-atribut :”persaingan, kemandirian,
Universalisme vs. Partikularisme kepentingan, pertumbuhan, dan pemenuhan
Dalam dimensi ini adalah apakah sebuah diri sendiri”. Sedangkan komunitarisme
budaya berfokus pada perbedaan menunjukan sikap kerjasama, kepedulian
(Partikularisme) atau pada kesamaan- social, mementingkan kepentingan orang
kesamaan yang ada (Universalisme) lain, kepentingan umum, dan menjaga
warisan sosial

Waktu Berurutan vs. Waktu Sinkron Sfesifik vs. Menyebar


Dimensi ini memberikan wacana tentang Dilema ini berasal dari Reformasi Protestan
bagaimana budaya meamndangdan ketika agama Katolik memelihara budaya
mengelola waktu. Dimensi ini menunjukan difus (kelonggaran), Protestanisme
apakah suatu budaya tertentu memandang memelihara budaya yang sfesifik, verbal dan
waktu sebagai berurutan atau sinkron. bicara jelas.

Arah Internal vs. Arah Luar Pencapaian vs. Anggapan


Arah internal merupakan kebaikan yang Posisi seseorang dalam kehidupan masyarakat
terletak didalam diri setiap kita, sedanglan ditentukan oleh anggapan (atau status), misalnya oleh
arah luar yaitu kebaikan yang terletak di luar latar belakang keluarga atau kekayaan, atau ditentukan
kita.. oleh pencapaian, misalnya seberapa sukses seseorang
dalam hidupnya, keahlian, kecerdasan, dan kerja keras
Model GLOBE

Proyek Globe disusun sekitar tahun 1991 dan diluncurkan pada tahun
1993 dengan tujuan untuk menganalisis praktik-praktik kepemimpinan
dan organisasi di seluruh dunia .

Proyek ini didefinisikan sebagai proyek multi-fase, multi metoda, yang


dihhunkan oleh para peneliti seluruh dunia untuk menguji inter relasi
antara budaya masyarakat, budaya organisasi.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai